• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III AWAL BERDIRI DAN BERKEMBANGNYA USAHA BATU

4.1. Sosial

23

.

4.1. Sosial

Kehidupan sosial manusia dipengaruhi oleh kedudukan dan peran mereka dalam masyarakat.Begitu pula interaksi berdampak pada hubungan sosial individu dengan sesamanya. Hubungan sosial dapat terjadi dengan berbagai kepentingan atau didasari pada sebuah latar belakang yang sederhana, seperti komunikasi, bercakap-cakap adalah sangat penting bagi manusia sebagi makhluk sosial, biasa terjadi dua atau lebih individu yang bertemu, baik saling mengenal maupun tidak akan terlibat dalam sebuah topik pembicaraan. Seperti sudah kebiasaan, dimana saja manusia akan berinteraksi dengan sesamanya. Interaksi dengan tujuan ekonomi juga dapat terjadi

22

Philip Kristanto, Ekologi Industri, (Surabaya: Penerbit Andi, 2000). Hlm.5.

23

60

karena lewat aktivitas sosial dan sebaliknya. Interaksi sebagai kegiatan sosial dapat memicu konflik.

Setiap komunikasi masyarakat akan selalu mempunyai norma-norma sesuai dengan tradisi masyarakat itu sendiri. Tanpa adanya sebuah norma ataupun auran-aturan maka masyarakat akan cenderung anarkis terhadap masyarakat lainnya. Norma adalah sebuah nilai yang diyakini masyarakat untuk dipatuhi dari kesepakatan-kesepakatan yang terjadi antara masyarakat itu sendiri. Adapun system kekerabatan yang tumbuh antara sesama pengusaha batu bata dan pengusaha batu bata dengan masyarakat lainnya selalu berdasarkan adat istiadat yang ada di masyarakat Batak Toba.

Adat istiadat yang dimaksud yaitu Dalihan Natolu24

Penduduk Desa Sigaol Marbun berasal dari latarbelakang yang sama, sehingga tradisi-tradisi mufakat, gotong royong dan kearifan lokal yang lain sudah dilakukan oleh masyarakat sejak adanya Desa Sigaol Marbun dan hal tersebut secara , yaitusomba

marhula-hula, manat mardongan tubu, elek marboru tetap menjadi aturan yang ditaati dan

dipegang teguh oleh masyarakat Desa Sigaol Marbun. Artinya adalah bahwa disetiap kehidupan bermasyarakat ada kedudukan yang harus di hormati sesuai dengan predikat yang ada, karena konsep dalihan natolu tersebut sudah mencakup keseluruhan konsep dari adat-istiadat masyarakat bata yang ada.

24

Dalihan Natolu adalah bagian dari kelengkapan hidup yang mengikat Hubungan Sosial dalam Adat Istiadat Budaya Batak Toba.

61

efektif dapat menghindarkan adanya benturan-benturan antar kelompok masyarakat. Dengan adanya usaha batu bata di Desa Sigaol Marbun yaitu mengakibatkan asap ataupun polusi bagi masyarakat Desa Sigaol Marbun.

4.2. Pendidikan

Pendidikan sangat penting bagi masa depan anak-anak. Pendidikan merupakan salah satu faktor untuk mencapai tingkat kemajuan serta faktor untuk mendapat kehidupan yang lebih layak. Pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat merupakan hal yang penting yang harus diperhatikan.

Pendidikan ini juga merupakan suatu konsumsi yang sangat erat hubungannya dengan lingkungan sosial dan sudah merupakan tuntutan jaman. Pendidikan biasanya bisa didapatkan dimana saja. Baik itu pendidikan non formal maupun pendidikan formal.Manfaat pendidikan sangatlah banyak mulai dari mempersiapkan diri untuk mencari nafkah, mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi maupun kepentingan masyarakat, melestarikan kebudayaan dan lain-lain.

Adanya idealisme yang tinggi bagi orang batak untuk mencari jati diri yang lebih tinggi yaitu hagabeon, hasangapon dan hamoraon (kebahagiaan, harga diri, ataupun kekuasaan dan kekayaan). Bagi orang Batak idealisme ini tidak terlepas dari peran penting pendidikan sebagai jalan untuk mencari jati diri.

62

Harapan dan keinginan yang tinggi dari para pengusaha batu bata yang ada di Desa Sigaol Marbun ini yaitu untuk menyekolahkan anaknya dan hal ini tidak terlepas juga dari motto orang batak yaitu “anakkon hi do hamoraon di au” yang artinya anaknya lah yang paling berharga bagi orang tuanya atau anaknya lah yang menjadi kekayaan bagi orang tua.

Pendidikan yang dimaksud dalam pemikiran masyarakat Desa Sigaol Marbun bukanlah pengalaman yang mereka dapat dalam menjalani hidup.Dibalik semua itu, masyarakat Desa Sigaol Marbun menginginkan anak-anaknya mendapat pendidikan formal dari instansi pemerintahan.

Bagi para pengusaha batu bata yang ada di Desa Sigaol Marbun, motivasi untuk menyekolahkan aak-anak mereka mulai dari SD sampai SMA bahkan keperguruan tinggi merupakan kewajiban setiap keluarga. Kesadaran akan pendidikan dalam diri masyarakat Desa Sigaol Marbun sudah ada sejak dahulu. Akan tetapi akibat pendapatan yang sangat minim sehingga banyak masyarakat yang tidak mampu membiayai sekolah anak mereka sehingga anak-anak mereka hanya disekolahan sebatas SMP (Sekolah Menengah Pertama) bahkan ada yang tidak tamat SD (Sekolah Dasar). Dan jika sudah menyelesaikan sekolah Menengah Pertama (SMP) suda bisa mengambil langsung seorang mentari ataupun bidan desa25

25

Wawancara dengan Risma Simanjuntak di Desa Sigaol Marbun 13 Juli 2015. .

63

Untuk pendidikan, minat para orang tua di Desa Sigaol Marbun untuk menyekolahkan anaknya semakin terwujud dengan adanya tingkat pendapatan masyarakat yang lebih baik. Dengan adanya usaha batu bata di Desa Sigaol Marbun, masyarakat sudah bisa menyekolahkan anaknya ke tingkat SMA bahkan sudah banyak yang menyekolahkan anaknya sampai keperguruan tinggi. Para orangtua mengharapkan anaknya kelak tidak sama nasibnya dengan mereka.

Sebelum adanya usaha batu bata di Desa Sigaol Marbun ini tingkat pendidikan mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) relatif masih rendah. Hal ini disebabkan masih sangat rendahnya kesadaran akan pentingnya arti pendidikan.

Pada tahun1980 di Desa Sigaol Marbun masih satu buah Sekolah Dasar yaitu SD Impres Kobun No 17.Sedangkan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) ada di pusat kecamatan dan harus menempuh jarak sekitar 5 kilometer dan bahkan sampai 15 kilometer. Dan sebagian besar ditempuh dengan berjalan kaki atau naik sepeda, sedangkan yang lain memilih tinggal di tempat kos atau tinggal ditempat sanak saudara26

Masyarakat beranggapan bahwa dengan pendidikan yang tinggi bisa lebih mudah untuk mendapatkan pekerjan yang layak, serta kehidupan mereka tidak lagi sebagai petani.Masyarakat juga mengharapkan kelak anak mereka tidak lagi sebagai

.

26

64

petani dan juga sebagai pekerja batu bata dan tidak menahan panas matahari dan dinginnya air hujan. Hal inilah yang membuat masyarakat Desa Sigaol Marbun berusaha keras untuk menyekolahkan anak-anak mereka. Mereka rela menguras tenaga serta pikiran supaya mereka bisa menyekolahkan anak-anak mereka sampai keperguruan tinggi.

Tabel 7 Sarana Prasarana Sekolah di Desa Sigaol Marbun Kecamatan Palipi

No SEKOLAH JUMLAH GEDUNG JUMLAH GURU JUMLAH SISWA 1 SD 1 8 110 2 SLTP 3 SLTA 4 SMK

65

Tabel 8. Indikator Pendidikan di Desa Sigaol Marbun

Indikator Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah Tidak sekolah 145 178 323 SD 36 37 73 SMTP 38 43 81 SMTA 33 47 80 Diploma/Sarjana 20 17 37

Sumber: Rencana Pembangunan Jangka Menegah Desa Sigaol Marbun Tahun 2003.

Dokumen terkait