• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR GAMBAR

IV. PETA SOSIAL KOMUNITAS

Lokasi

Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau terletak di daerah aliran sungai Kahayan Propinsi Kalimantan Tengah. Secara geografis, Kecamatan Kahayan Kuala terletak di sebelah timur sungai Kahayan dan terletak pada ketinggian 0,30 m dari permukaan laut dengan kondisi tofografi daerah pesisir pantai atau daerah pasang surut yang memang sangat cocok untuk perkebunan kelapa. Karena letaknya yang berada di daerah pesisir pantai maka udara di Kecamatan Kahayan Kuala terasa sedikit agak panas dengan suhu udara berkisar antara 20 sampai 30 derajad celcius.

Sebagai Daerah Aliran Sungai (DAS) penduduk kecamatan memanfaatkan aliran sungai sebagai sarana transportasi, industri bagi pabrik penggilingan padi sehingga limbah bisa langsung menjadi makanan bagi ikan–ikan dan hewan yang hidup di sungai, sungai juga dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitarnya untuk kehidupan sehari-hari rumah tangga seperti mandi, mencuci. Termasuk bantaran sungai yang dimanfaatkan sebagai tempat tinggal penduduk yang berbentuk panggung, berderet sejajar arah aliran sungai memanjang dari hulu ke hilir.

Alat transportasi yang digunakan penduduk untuk mencari nafkah atau pergi ke kebun atau ke desa lain, kecamatan maupun ke Kota Kabupaten antara lain motor boat, perahu dan kapal-kapal kecil, jalan darat ada hanya bisa dijalani pada musim kemarau, sedang di musim penghujan jalanan lewat darat becek dan berlumpur sehingga mayoritas penduduk lebih senang lewat jalan sungai.

Aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal berupa berkebun, berladang, mencari ikan, berburu, dan menebang kayu hutan untuk memenuhi bahan bakar mengolah makanan mereka. Aktivitas selain berkebun kelapa dilakukan disela-sela waktu berkebun kelapa.

Pola kehidupan masyarakat bertumpu pada usaha kebun kelapa, apabila musim kemarau buah kelapa dapat dipanen banyak karena pada musim hujan pohon kelapa lebat buahnya tapi belum dapat dipanen karena kekeringan buah lambat sehingga masa panen dengan kecepatan matang terjadi pada musim kemarau.

Pengaruh harga pada musim panas dengan musim penghujan juga berbeda Harga butiran kelapa pada musim panen di musim kemarau murah karena buah

kelapa melimpah sehingga petani ingin mengolah buah menjadi bahan olahan yang dapat meningkatkan nilai jual dibanding jika dijual dalam buah butiran.

Dari gambaran peta sosial diatas petani sangat antusias ketika ada program dari Dinas Perkebunan untuk mengolah buah kelapa butiran menjadi bahan baku minyak VCO dengan harapan nilai jual hasil produksi lebih menguntungkan petani. Pemerintah juga menganjurkan agar petani membuat kelompok agar mudah mengkoordinirnya timbul inisiatif dari Dinas Perkebunan untuk mengajak petani kelapa untuk mendirikan asosiasi petani kelapa yang diadakan pertama kali pada tahun 2002 di Jakarta, karena program ini belum direncanakan secara optimal atau berupa program dadakan maka pengurus kelembagaan dipilih sifatnya sementara asal ada saja guna memenuhi permintaan lembaga yang ada diatas atau dinas pusat.

Guna mencapai hasil dan tujuan yang diharapkan petani maka perlu adanya kelembagaan bagi petani yang kuat, dan dikelola secara profesional, untuk itu SDM petani juga perlu dipersiapkan agar potensi lokal dengan hasil kebun yang melimpah dapat dioptimalkan modal sosialnya untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan permintaan pasar sehingga peningkatan harga jual hasil olahan dapat diwujudkan dan tujuan akhirnya adalah petani kelapa sejahtera, mampu mengolah hasil panen dengan teknologi tepat guna, dengan pengetahuan ketrampilan yang memadai, mampu berubah secara sadar dari dalam dirinya guna mencapai tujuan yang lebih baik,

tentunya hal ini dapat terwujud jika stakeholder sebagai unsur pelaksana

pembangunan perkebunan aktif bekerja sama memajukan petani. Tabel 3 : Peruntukan Lahan di Kecamatan Kahayan Kuala Tahun 2005

No Penggunaan Tanah Luas (Ha) Persentase (%)

1 Pemukiman dan Perkebunan 92.4000 80

2 Perkantoran / Perindustrian 11.550 10

3 Prasarana Umum Lainnya

• Sekolah 5.775 5

• Tempat Peribadatan 3.000 3

• Tempat Olah Raga 2.775 2

Jumlah 115.500 100

20

Kependudukan

Secara administrasi Kecamatan Kahayan Kuala yang termasuk wilayah administrasi Kabupaten Pulang Pisau. Luas wilayah Kecamatan Kahayan Kuala lebih kurang 115.500 ha yang terdiri 16 RW dan 48 RT dan dihuni oleh 7.090 penduduk laki-laki dan 7.020 penduduk perempuan, sehingga jumlah keseluruhan penduduk adalah 14.110 jiwa sedangkan jumlah kepala keluarga adalah 4.151 KK.

Tabel 4: Jumlah Penduduk Kecamatan Kahayan Kuala Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2006 No Golongan Umur (Tahun) Laki-laki (Jiwa) Perempuan (Jiwa) Jumlah (Jiwa) 1 0 – 4 23 19 42 2 5 – 9 45 32 77 3 10 – 14 54 57 111 4 15 – 19 92 82 174 5 20 – 24 96 79 175 6 25 – 29 81 86 167 7 30 – 34 64 69 133 8 35 – 39 76 83 159 9 40 – 44 52 59 111 10 45 – 49 48 54 104 11 50 – 54 35 26 77 12 55 – 59 20 22 42 13 60 – 64 15 10 25 14 65 + 8 6 14 Jumlah 709 702 1.411

Jika digambarkan dengan grafik dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2 : Grafik Piramida Penduduk Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau Kalimatan Tengah

(Sumber : Monografi Kecamatan Kahayan Kuala)

Berdasarkan data di atas, maka jumlah usia produktif dari 15–64 adalah 1.167 orang sementara sisanya 244 tidak produktif. Jika golongan umur 15–64 tahun dipandang sebagai usia usia produktif, maka rasio beban tanggungan adalah 244. Ini berarti setiap 1.000 orang yang produktif menanggung 244 orang yang tidak produktif. Hal ini menunjukan bahwa rasio beban tanggungan di Kecamatan Kahayan Kuala tidak begitu besar, karena jumlah penduduk yang digolongkan bukan usia produktif lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah penduduk usia produktif.

Jumlah penduduk Kecamatan Kahayan Kuala umumnya berdomisili di sekitar DAS Kahayan Kuala, tersebar di 8 buah desa. Dari jumlah penduduk 1.411 jiwa laki-laki dan perempuan profesi terbanyak sebagai petani kebun kelapa dengan jumlah 1.167 usia produktif ada 9720 sebagai petani kebun kelapa.

Luas pemilikan lahan yang di usahakan rata-rata 2,47 ha (jumlah luas lahan 115.500 ha dibagi jumlah penduduk sebagai petani kelapa 9.720 jiwa) Jumlah petani kelapa yang memiliki lahan dari pemberian orang tua sebanyak 28 % dari

-100 -50 0 50 100 0 – 4 5 – 9 10 – 14 15 – 19 20 – 24 25 – 29 30 – 34 35 – 39 40 – 44 45 – 49 50 – 54 55 – 59 60 – 64 65 + Perempuan Laki-laki

22 keseluruhan jumlah penduduk laki-laki 7.090 jiwa, mereka adalah generasi muda yang pemilikan lahanya diperoleh sebagai modal awal atau bekal memulai hidup berumah tangga yang diberikan oleh orang tuanya, karena belum mampu membeli lahan sendiri.

Penduduk usia muda yang mendapat lahan sebagai modal hidup berumah tangga dan tergolong dalam usia 20-24 tahun sebanyak 960 jiwa, usia 25-29 dengan jumlah 810 jiwa, usia 30-34 sebanyak 640 jiwa

Penggarapan lahan masih dilakukan secara tradisional termasuk peralatan pertanian yang digunakan. Akibatnya produktivitas usaha perkebunan yang dikelola masih tergolong rendah. Untuk itu petani sangat membutuhkan manajemen kelembagaan perkebunan yang dapat meningkatkan ilmu pengetahuan perkebunan dan kepemilikan teknologi yang lebih modern agar usaha produktivitas perkebunan meningkat, maka penguatan kelembagaan perkebunan kelapa yang profesional seperti APKI perlu mendapat dukungan semua pihak terkait.

Tabel 5 : Peruntukan Lahan di Kecamatan Kahayan Kuala Tahun 2005

No Penggunaan Tanah Luas (Ha) Persentase (%)

1 Pemukiman dan Perkebunan 92.400 80

2 Perkantoran / Perindustrian 11.550 10

3 Prasarana Umum Lainnya

• Sekolah 5.775 5

• Tempat Peribadatan 3.000 3

• Tempat Olah Raga 2.775 2

Jumlah 115.500 100

(Sumber : Buku Profil Kecamatan Kahayan Kuala Tahun 2005)

Komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 6 : Komposisi Penduduk Kecamatan Kahayan Kuala Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2006

No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase / %

1 2 3 4 5 6 7 Belum Tamat SD Tidak Tamat SD Tamat SD SLTP SLTA Akademi/Sarjana Muda Sarjana 290 21 375 320 310 55 40 20 1 26 22 21 3 2 Jumlah 1411 100

Tabel 6 menunjukan bahwa tingkat pendidikan penduduk sudah tinggi, dimana jumlah penduduk yang menyelesaikan pendidikan SLTA 21%. Namun kesadaran untuk mengembangkan potensi pengetahuan, ketrampilan dan pemahaman penduduk masih belum maksimal. Hal ini terjadi karena pengaruh pendidikan agama yang menekankan pada prinsip menerima apa yang ada sebagai tanda syukur sebagai dasar dalam kehidupan menjadikan penduduk disini kurang berkembang baik dari sisi ketrampilan dan pembangunan kerjasama antar stakeholder yang menyebabkan penduduk tetap hanya bisa bekerja berkebun berdasar pada ketrampilan yang diajarkan secara turun temurun hal ini sebagai indikator rendahnya pendapatan petani.

Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan–kekuatan yang menambah dan kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Secara terus-menerus penduduk akan dipengaruhi oleh jumlah bayi yang lahir (menambah jumlah penduduk) tetapi secara bersamaan pula akan dikurangi oleh jumlah kematian yang terjadi pada semua golongan umur sementara itu migrasi juga berperan dalam menambah dan mengurangi jumlah penduduk baik migrasi masuk maupun migrasi keluar.

Perubahan jumlah penduduk yang terjadi di Kecamatan Kahayan Kuala baik angka kelahiran, angka kematian, maupun gerak penduduk, dalam arti perpindahan penduduk yang datang dan pergi tidak menunjukan yang berarti, karena perubahannya hanya dalam jumlah yang relatif kecil.

Berdasarkan data profil kecamatan tahun 2005 menunjukan angka kelahiran hanya 1.200 orang, angka kematian 700 orang, yang sebagian besar terjadi karena faktor usia lanjut. Hal ini juga sesuai dengan piramida yang mengerucut ke atas yang menunjukan menurunnya jumlah usia tua diwilayah ini. Sementara jumlah penduduk masuk 270 orang dan jumlah penduduk keluar 350 orang jadi pertimbangan antara penduduk masuk dan penduduk keluar tidak seimbang, hal ini berpengaruh pada komposisi penduduk.

24

Kondisi Perekonomian

Mata pencaharian pokok penduduk Kecamatan Kahayan Kuala heterogen, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 7 : Komposisi Penduduk Kecamatan Kahayan Kuala Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2006

No Mata Pencaharian Jumlah Persentase / %

1 2 3 4 5 6 Petani

Pegawai Negeri Sipil ABRI Pegawai Swasta Pedagang Pertukangan 9.720 330 80 290 275 105 90 3,06 0,74 2,69 2,54 0,97 Jumlah 10.800 100

(Sumber Laporan Penduduk Desa Bahaur Tahun 2006)

Tabel 7 di atas menunjukkan bahwa mayoritas penduduk Kecamatan Kahayan Kuala mempunyai mata pencaharian pokok sebagai petani baik pertanian padi maupun kelapa, sedangkan dibidang perdagangan sangat sedikit, dikarenakan pola perekonomian sejak tahun 1928 adalah perkebunan kelapa. Hal ini menjadikan penduduk setempat terbiasa mengandalkan kehidupannya dari usaha turun-temurun yaitu bercocok tanam padi dan berkebun kelapa.

Sebagaimana Daerah Aliran Sungai (DAS) di Sungai Kahayan dimanfaatkan penduduk khususnya para petani untuk usaha pertanian, perkebunan. Namun, usaha tani perkebunan dan perladangan lainnya dikelola dengan cara tradisional, kelembagaan perkebunan juga lemah sehingga produktifitas usaha tani yang dihasilkan masih tergolong rendah. Seperti halnya usaha perkebunan yang dikembangkan lewat wadah kelembagaan APKI masih tergolong masih rendah, mengingat pengetahuan pengurus rendah aktivitas pembinaan usaha perkebunan yang dilakukan APKI juga belum mendapat dukungan dari penyuluh pertanian sehingga belum memberikan hasil yang memuaskan. APKI sebagai satu-satu wadah kelompok usaha tani kelapa, namun rendahnya aktivitas para pengurus kelompok, menyebabkan fungsi assosiasi tani kelapa belum bisa dimanfaatkan secara optimal. Disamping itu jauhnya jangkauan wilayah kerja penyuluh, menyebabkan kehadiran penyuluh dalam kelompok tani masih sangat jarang. Demikian halnya dukungan kelembagaan APKI untuk memperoleh layanan informasi maupun kebutuhan

perkebunan masih sangat terbatas sehingga informasi untuk memajukan usaha perkebunan rendah penguasaan materi pengetahuan tentang perkebunan masih terbatas menyebabkan SDM petani rendah.

Untuk itu perlu penguatan kelembagaan perkebunan perlu dikuatkan dengan bantuan pemerintah daerah bersama-sama masyarakat untuk mewujudkan pelatihan meningkatkan pengetahuan kelompok tani, pelatihan manajemen kelembagaan dan penguatan penggunaan alat teknologi tepat guna, termasuk perbaikan sarana dan prasarana transportasi dan komunikasi antar kelompok tani sebagai modal sosial yang menghubungkan antar anggota dan pengurus APKI Kecamatan dan Kabupaten dengan harapan transfer informasi pengetahuan dan kerjasama mudah memajukan APKI.

Aspek pendorong petani kelapa adalah perhatian dari dinas terkait yang diperintahkan oleh Bapak Bupati Pulang Pisau untuk mempertaruhkan jabatannya jika tidak mampu memajukan komunitas lokal untuk memperbaiki taraf hidup petani melalui peningkatan produktifitas ekonomi lokal sehingga diharapkan kekhasan lokal benar-benar menjadi peluang produktivitas petani. Kekhasan lokal menjadi perhatian pemerintah daerah untuk menentukan model pengembangan ekonomi lokal yang bagaimana yang dapat dikembangkan melalui penguatan kapasitas kelembagaan APKI pemerintah setempat dan melalui dinas terkait berusaha meningkatkan pengetahuan manajemen pengurus usaha tani, pengetahuan ketrampilan anggota APKI dengan mendatangkan pelatih Produktivitas Kelapa menjadi VCO dari Yogyakarta guna memajukan SDM petani, peningkatan pengetahuan sikap dan tindakan kerjasama dan kejujuran petani dalam pengelolaan usaha perkebunan kelapa yang lebih baik.

Struktur Komunitas

Struktur komunitas sosial masyarakat dapat ditinjau dari beberapa aspek, seperti di bawah ini :

1. Pelapisan Sosial

Seperti lazimnya suatu komunitas di Kecamatan Kahayan Kuala dapat terjadi pelapisan sosial. Pelapisan sosial di Kecamatan Kahayan Kuala dapat terlihat secara fisik maupun secara non fisik seperti kelompok-kelompok orang yang

26 membentuk lapisan karena alasan-alasan tertentu, baik disengaja maupun tidak disengaja.

2. Unsur Utama Pelapisan Sosial

Pelapisan-pelapisan sosial yang ada di dalam masyarakat umumnya hampir sama dengan pelapisan sosial masyarakat lainnya yaitu didasarkan pada :

a. Kekayaan yang dimiliki b. Pendidikan formal

c. Keaktifan dalam kegiatan kemasyarakatan/keagamaan

d. Pekerjaan e. Suku/ras

f. Ideology/agama

Lapisan petani yang memiliki kekayaan hanya beberapa orang saja biasanya terlihat dari kepemilikan kebun yang banyak, rumah yang bagus dan punya kendaraan air dan darat. Lapisan ini biasanya melekat pada pengusaha kelapa yang maju, sedangkan bagi komunitas yang memiliki pendidikan formal yang tinggi biasanya bisa diterima di kalangan lapisan karena kewibawaan dari status pendidikan yang disandangnya. Bagi komunitas yang aktif di lingkungan kegiatan kecamatan sebagai jembatan bagi lapisan bawah dan lapisan atas, sehingga penghubung antar lapisan biasanya diperankan oleh mereka yang aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.

Masalah-masalah sosial yang timbul bisa segera diatasi karena sifat toleransi, kerja sama, saling membantu terwujud dalam kegiatan masyarakat yang sudah terbina dari kakek nenek mereka, apalagi peran tokoh agama yang selalu menjaga suasana kesejukan di desa, hal ini mudah dibina karena latar belakang pekerjaan yang sama yaitu petani kelapa. Agama sama hanya memeluk agama yang satu yaitu Islam. Suku/ras berasal dari satu suku yaitu suku Banjar yang asalnya dari perpindahan nenek kakek yang terdahulu dari daerah Kalimantan Selatan pindah ke daerah Kalimantan Tengah, dimana Kecamatan Kahayan Kuala mayoritas dari suku ras yang sama satu keturunan yang beranak pihak dengan proses perkawinan yang masih satu daerah asal yaitu suku Banjar. Sehingga interaksi sosial mereka tetap berjalan sesuai dengan norma-norma yang berlaku.

Gambar 3 : Pelapisan Sosial di Kecamatan Kahayan Kuala

Jika dilihat dari gambar struktur pelapisan masyarakat petani ada pada posisi terbawah hal ini sesuai dengan kondisi kesejahteraan petani kelapa dimana faktor pendapatan petani yang tidak menentu dikarenakan hasil panen petani masih dihargai murah dan petani belum bisa memproduksi hasil usaha pertanian yang diminta oleh pasar karena faktor kelembagaan yang lemah, pengetahuan individu petani yang kebanyakan hanya lulusan SD, juga faktor modal sosial yaitu kepercayaan dan kerjasama yang lemah antar petani untuk bersama-sama memajukan produktifitas hasil usaha melalui APKI. Petani menaruh harapan agar mampu menjembatani memecahkan masalah yang ada dalam internal petani, untuk itu penguatan organisasi, peningkatan SDM petani dan meingkatkan modal sosial petani menjadi faktor penentu keberhasilan peningkatan pendapatan petani.

Melalui kelembagaan yang kuat maka manejemen usaha produktifitas dapat ditingkatkan untuk jaringan pasar bertambah luas, penetapan harga produksi bisa lebih tinggi dari pada dijual secara butiran. Adanya pelatihan ketrampilan pengolahan buah kelapa menjadi hasil olahan baik itu VCO atau produk ikutannya berupa Briket dan Smoke Oil merupakan strategi untuk meningkatkan SDM petani agar tidak hanya menjual hasil kelapa dengan harga yang murah karena sempit

Tokoh Masyarakat Pegawai, Pedagang Petani 1. Tingkat Pendidikan Tinggi

2. Aktivitas Sosial Tinggi

3. Agamanya kuat 1. Modal besar 2. Rumah bagus 3. Punya kendaraan 4. Usaha berjalan 1. Ekonomi menunggu hasil panen 2. Hidup sederhana 3. Rumah sederhana

28 pengetahuannya bahwa buah kelapa jika telah diproses dapat menghasilkan usaha yang dinanti oleh pasar global karena produk VCO dapat menjadi obat yang sangat mahal harganya jika dikonsumsi oleh konsumen mendunia. Hal ini tidak mungkin terwujud apabila modal kepercayaan sesama pengurus dan anggota APKI tidak ditingkatkan. Untuk meningkatkannya perlu kerjasama yang utuh dari berbagai pihak terkait.

Lembaga Kemasyarakatan

Kelembagaan sosial merupakan suatu kompleks atau sistem peraturan- peraturan dan adat istiadat yang mempertahankan nilai-nilai yang penting (Soekanto 2000:199). Kelembagaan sosial memiliki tujuan mengatur antar hubungan yang diadakan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang paling penting.

Kelembagaan dapat dipandang sebagai bentuk kelompok sosial yang terdiri dari kumpulan orang yang memiliki tujuan tertentu dan dapat dipandang pula sebagai organisasi sosial yang konkrit. Selain itu, kelembagaan juga dapat dipandang sebagai sistem peraturan dan adat istiadat yang mempertahankan nilai-nilai yang penting. Dengan demikian, kelembagaan sosial berfungsi untuk memberikan pedoman bagi anggota masyarakat untuk bertingkah laku, menjaga keutuhan masyarakat dan memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan pengendalian sosial (social control). Kelembagaan merupakan sistem pengawasan masyarakat terhadap tingkah laku anggota-anggotanya.

Di Kecamatan Kahayan Kuala selain telah dibentuk lembaga formal seperti Lembaga Pemberdayaan Masyarakat, juga muncul lembaga kemasyarakatan yang terbentuk atas inisiatif dari warga masyarakat itu sendiri maupun inisiatif pihak luar dalam rangka pemberdayaan masyarakat.

Kelembagaan yang ada di Kecamatan Kahayan Kuala antara lain:

1. Kelembagaan kegotongroyongan, seperti pada kegiatan gotong royong

membersihkan kebun kelapa secara bergantian dengan sistem balas atau bergantian, membangun langgar, membangun pesantren, membangun jalan lingkungan, membersihkan sungai sebagai sarana mencari ikan dan membangun rumah petani yang baru bisa membangun secara sederhana dari bahan kayu.

2. Kelembagaan kekerabatan, seperti pelamaran, pernikahan, perceraian dan sebagainya. Pengendalian sosial dilaksanakan agar perilaku individu sesuai dengan harapan komunitas yang dilakukan secara turun temurun melalui keluarga inti dan keluarga terdekat.

3. Kelembagaan ekonomi, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan akan mata

pencaharian hidup, produksi dan distribusi sumber-sumber ekonomi seperti pasar, koperasi, pabrik kopra, dan kelompok usaha dalam APKI. Jadi berkaitan dengan mata pencaharian petani seperti bekerja dibidang perkebunan kelapa, PNS, pegawai swasta, pedagang, buruh tani, nelayan.

4. Kelembagaan pendidikan, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi agar

manusia menjadi anggota masyarakat yang berguna, seperti Taman Kanak-Kanak (3 buah), Taman Pendidikan Al-Qur’an (6 buah), SD (12 buah), MIN (1 buah), SLTP (1 buah), MTs (3 buah), SMU (1 buah), MA (1 buah), SMK (1 buah), dan Perguruan Tinggi Islam (1 buah). Komunitas petani miskin hanya memanfaatkan kelembagaan TPA, SD, MIN, dan sebagian kecil SLTP dan MTs untuk memenuhi kebutuhan pendidikannya. Hal ini disebabkan terbatasnya dana untuk membiayai pendidikan anaknya pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Beban hidup yang lebih berat menjadikan mereka lebih senang jika anaknya tidak melanjutkan sekolah tetapi membantu orang tuanya di kebun.

5. Kelembagaan Keagamaan, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk

berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa seperti selamatan, pantangan dan cara-cara beribadah menurut ajaran agama Islam yang dianut oleh sebagian besar warga Kecamatan Kahayan Kuala. Jadi dalam hal ini digunakan norma-norma agama untuk memelihara tingkah laku individu dalam masyarakat. Kelembagaan masyarakat yang berwujud meliputi 16 buah masjid, 7 musholla, 1 buah pesantren.

6. Kelembagaan politik, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam

mengatur hidup berkelompok, seperti Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) dan pemerintah Kecamatan Kahayan Kuala.

30

7. Kelembagaan somatik bertujuan untuk memenuhi kebutuhan jasmaniah manusia,

seperti pemeliharaan kesehatan (posyandu, balai pengobatan, salon, dan lain- lain).

Di setiap RT ada kelompok pengajian yang secara rutin melakukan kegiatannya sekali seminggu. Arisan itu dinamakan Arisan Yasinan, Arisan Dibaan, dari kelompok arisan ini bisa tercermin rasa kesatuan untuk berkumpul, dan biasanya didalam arisan juga ada pesan ulama, tokoh agama yang diberikan dalam mengisi waktu arisan selain mengaji bersama, dan yang patut ditiru tidak ada peserta arisan yang tidak membayar secara tepat waktu, sehingga uang arisan yang diharap- harapkan anggota bisa diterima dengan uang pas, hal ini bisa terwujud di desa ini karena pengaruh tokoh agama dalam mewujudkan rasa amanat dan tanggungjawab bagi peserta sudah diamalkan dalam kehidupan sehari-hari

Kelembagaan sosial selain yang tidak berwujud seperti kelembagaan kekerabatan, ada pula kelembagaan yang berwujud yang dapat berbentuk kelompok sosial dan organisasi di Kecamatan Kahayan Kuala sebagai berikut:

No Jenis Kelembagaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Dewan Keluarga Masjid (DKM)

Karang Taruna ”Pemuda Tinggiran” Pemerintahan Kecamatan

MUI Bahaur

APKI (Asosiasi Petani Kelapa Indonesia) Posyandu

Yayasan Pesantren Hidayatullah Koperasi warga setia

(Sumber : Daftar Isian Potensi Kecamatan Kahayan Kuala, 2005)

Jaringan kelembagaan yang ada dengan kelembagaan lain di luar komunitas petani kelapa masih relatif kurang, artinya masih terbatasnya pembentukan jaringan kelembagaan yang dapat dimanfaatkan oleh komunitas melalui pertukaran informasi, pengalaman dan pengetahuan. Salah satunya dapat dilihat dari kelembagaan yang dapat dimanfaatkan oleh komunitas petani kelapa, seperti : APKI (Asosiasi Petani Kelapa Indonesia) sebagai wadah berhimpunnya petani kelapa untuk mengatasi masalah yang dihadapi petani kelapa secara bersama-sama. Sampai saat ini belum mampu memperluas hasil produksi petani seperti yang diminati pasar seperti produk

kimia yang dihasilkan oleh kelapa sebagai bahan baku sabun, sampho, VCO dan lain-lain. Sehingga jejaring dengan kelembagaan lain di luar komunitas secara memadai berdasarkan prinsip kesetaraan, keadilan, dan sinergi.

Kelembagaan sosial yang didalamnya berisi seperangkat norma atau tata kelakuan yang mengatur antar hubungan, maka dalam masyarakat akan terjadi proses

assosiatif atau disassosiatif. Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan tokoh masyarakat dapat dipahami bahwa masyarakat Desa Bahaur mempunyai hubungan asosiatif yang tinggi terutama pada kompleks perumahan petani. Hal ini bisa dilihat dari pelaksanaan nilai-nilai gotong royong yang masih tetap terpelihara dengan baik, misalnya apabila ada orang meninggal, ada petani hajatan gotong royong dalam