• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOSIALISASI P3LD DI DESA RIDING KECAMATAN PAMPANGAN KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

C. Alat dan Bahan

V. SOSIALISASI P3LD DI DESA RIDING KECAMATAN PAMPANGAN KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

A. Persiapan

Berbeda dengan pelaksanaan sosialisasi di Ujung Tanjung, proses persiapan sosialisasi P3LD di desa Riding tidak diawali dengan pemberangkatan tim persiapan. Untuk pelaksanaan kegiatan di desa ini Pokja-Perencanaan dan Pengelolaan lahan secara partisipatif Ogan Komering Ilir menyampaikan informasi pelaksanaan kegiatan sosialisasi kepada pemerintahan desa Riding ketika melakukan kunjungan sekaligus pembentukan Komite Pengarah P3LD di Ujung Tanjung pada 17-18 Desember 2004.

Dalam pertemuan singkat tersebut dibicarakan beberapa hal diantaranya mengenai kepastian keterwakilan peserta, lokasi pertemuan yang memadai serta setting pertemuan.

Pertemuan ini menghasilkan kesepakatan tentang jadwal sosialisasi P3LD setelah terlebih dahulu mempertimbangan kondisi dan aktivitas masyarakat, maka diputuskan dilaksanakan pada Selasa, 21 Desember 2004, pukul 13.00 WIB.

B. Materi

Materi Sosialisasi Perencanaan Partisipatif Penatagunaan Lahan Desa (P3LD) yang disampaikan kepada masyarakat desa Riding meliputi; 1) Pengertian P3LD, 2) Mengapa P3LD diperlukan, 3) Mengapa P3LD dilakukan di tingkatan desa, 4) Tujuan pelaksanaan P3LD, 5) Dasar hukum pelaksanaan P3LD, 6) Siapa yang merancang P3LD, 7) Bagaimana melakukan P3LD, 8) Alur pelaksanaan P3LD dan 9) Dampak positif P3LD dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan.

C. Alat dan Bahan

Untuk lebih mempermudah penyampaian informasi tentang P3LD kepada masyarakat desa Riding maka pada sosialisasi ini digunakan beberapa alat bantu

berupa media sosilaisasi yang terdiri dari: 1) Flipchart materi P3LD, 2) Flipchart ilustrasi / gambar tentang P3LD, 3) Peta sketsa Desa Riding dan

4) Hand-out materi P3LD.

Alat bantu lainnya yang juga digunakan adalah kertas metaplan, kertas plano, alat tulis dan papan metaplan serta perlengkapan pendukung lainnya.

D. Proses

Sosialisasi P3LD di Desa Riding berlangsung dari pukul 13.00-17.00 WIB dengan

susunan acara sebagai berikut: 1) Pembukaan dan sambutan kepala desa, 2) Sosialisasi P3LD, 3) Diskusi seputar P3LD, 4) Penyusunan kriteria calon

Komite Pengarah P3LD dan 5) Penutup.

Dalam pelaksanaan kegiatan ini tim sosialisasi P3LD yang telah berbagi tugas, melaksanakan peran dan tanggungjawab masing-masing seperti yang tercantum pada tabel berikut:

Tabel 8. Tim Sosialisasi P3LD di desa Riding

No. Nama Tugas dan Peranan Instansi 1 Suyoto Moderator Disbun OKI 2 Dendi Satria Buana Fasilitator SSFFMP

3 Ade Indriyani Zuchri Fasilitator SSFFMP 4 Amir Hamzah Narasumber P3LD LSM 5 Najamuddin Narasumber P3LD Distan OKI 6 Siti Hawariyun Notulensi Konsorsium NGO

Penyampaian materi sosialisasi P3LD kepada masyarakat Riding dilakukan secara bergantian oleh tim sosialisasi. Untuk pertama kali tampil, Amir Hamzah dan Najamudin menjelaskan materi sesuai dengan hand-out yang dibagikan kepada peserta, yang dikaitkan dengan kondisi terkini masyarakat Riding. Supaya lebih mudah dipahami, tim juga menggunakan ilustrasi berupa gambar-gambar yang menjelaskan proses P3LD di tingkat desa.

Setelah penyampaian materi sosialisasi, dilakukan diskusi seputar P3LD, proses ini dipandu langsung oleh moderator. Dalam diskusi ini masyarakat diberikan kesempatan untuk bertanya secara detail tentang informasi P3LD yang telah disampaikan tim sosialisasi. Tidak hanya issu seputar P3LD, beberapa pertanyaan yang diajukan juga berkenaan dengan status dan permasalahan kepemilikan lahan di desa Riding.

Penentuan kriteria calon Komite Pengarah P3LD desa Riding dilakukan secara partisipatif, dengan memberikan kewenangan sepenuhnya kepada peserta untuk menetapkan dan memutuskan sendiri persyaratan umum dan khusus untuk calon Komite Pengarah P3LD, proses ini dipandu oleh Ade Indriyani Zuchri dari SSFFMP.

Pada sesi akhir sosialisasi P3LD dibicarakan rencana tindak lanjut kegiatan berkaitan dengan pembentukan Komite Pengarah P3LD untuk desa Riding. Melalui proses musyawarah disepakati bahwa pemilihan Komite Pengarah P3LD akan dilakukan pada tanggal 4 Januari 2005, dengan catatan bagi setiap dusun mulai mengidentifikasi calon yang akan duduk dalam kepengurusan Komite Pengarah P3LD.

E. Hasil

Sosialisasi P3LD yang dilakukan di desa Riding secara umum telah menjelaskan kepada masyarakat mengenai perlunya perencanaan partipatif dalam penatagunaan lahan/ruang yang ada di desa. Selain itu, masyarakat juga diinformasikan suatu model formulasi dalam penyusunan rencana pembangunan di kawasan pedesaan.

Hal lain yang juga dirasakan manfaatnya bagi masyarakat Riding adalah menyangkut kejelasan dan wewenang desa dan masyarakat dalam mengatur penggunaan ruang desanya. Dasar hukum yang dsampaikan dalam sosialisasi ini tidak saja sebagai upaya untuk memperkuat P3LD dari sisi hukum sekaligus juga memberikan jawaban atas keragu-raguan masyarakat dalam menggunakan haknya untuk turut berperan dalam perencanaan ruang dan pembangunan desa.

Secara umum, masyarakat Riding yang mengikuti sosialisasi P3LD mulai merenungkan manfaat dari perencanaan ruang desa. Mereka merasa perencanaan penatagunaan lahan desa memang diperlukan, terutama untuk kepentingan keberlanjutan pengelolaan sumber daya alam. Dan, mereka juga sadar bahwa penerapan P3LD merupakan sebuah solusi untuk permasalahan penggunaan lahan desa.

Metode penyusunan P3LD secara partisipatif yang menasbihkan pemberian wewenang sepenuhnya kepada masyarakat untuk menyusun rencana tata guna lahan desa juga dapat menjadi pijakan terbangunnya sikap demokrasi di kalangan masyarakat desa. Terbangunnya sikap demokrasi masyarakat melalui penatagunaan lahan desa ini juga perlahan-lahan dapat memupus sikap pragmatisme dan apatisme masyarakat dalam melihat diri, masyarakat serta lingkungan sekitarnya.

F. Permasalahan

Proses sosialisasi secara umum berjalan dengan lancar dan partisipatif. Keterwakilan gender juga tercermin dalam pertemuan desa untuk sosialisasi P3LD di desa Riding ini. Paling tidak, hal ini dapat dibuktikan dengan tingkat kehadiran perempuan dalam sosialisasi P3LD ini yang mencapai 30 persent.

Sama seperti di desa Ujung Tanjung, permasalahan yang dirasakan adalah menyangkut komposisi tim sosialisasi. Karena, beberapa anggota Pokja-perencanaan dan pengendalian penggunaan lahan Ogan Komering Ilir yang berasal dari dinas/instansi terkait tidak ikut serta dalam kegiatan ini.

Hal lain yang diakibatkan ketidakhadiran dinas/instansi dalam forum sosialisasi P3LD ini adalah tidak terungkapnya secara jelas persoalan status kepemilikan lahan desa yang ada di dusun 3 desa Riding, terkait dengan keinginan masyarakat untuk mengelola lahan di areal tersebut. Tanpa ada penjelasan dari dinas/instansi

yang berkompeten menangani hal ini, ke depan dikhawatirkan persoalan ini akan memicu konflik lahan yang meluas.

Kompleksnya persoalan status lahan ini, juga dimungkinkan karena letak desa Riding yang berada di pinggiran kawasan huta Negara, serta kemungkinan akan adanya investor sawit yang berniat menanamkan modalnya di sana. Hal lain yang juga patut mendapatkan prioritas untuk diselesaikan adalah adanya ribuan hektar lahan kosong di daerah lebak yang selama ini menjadi “pusat api”, karena minimal lima tahun sekali sering dijadikan masyarakat sebagai areal padi sonor. G. Rencana Tindak Lanjut

Sebagai bentuk rencana tindak lanjut (RTL) yang akan dilakukan sehubungan dengan P3LD ini adalah membentuk Komite Pengarah P3LD. Untuk desa Riding pembentukan Komite Pengarah P3LD ini akan dilakukan pada tanggal 4 Januari 2005, pukul 14.00 WIB sampai dengan selesai. Untuk memecahkan berbegai persoalan perencanaan tata guna lahan desa yang ada di desa Riding, ke depan diharapkan dinas/instansi yang terdaftar dalam Pokja perencanaan dan pengelolaan lahan secara partisipatif OKI dapat berperan serta dan dilibatkan secara langsung pada kegiatan-kegiatan di lapangan.

H. Dokumentasi

Gambar 1.

Sambutan Kepala Desa Riding terhadap pelaksanaan sosialisasi P3LD.

“ Kegiatan sosialisasi P3LD mendapat respon yang baik di Desa Riding, hal ini terlihat dari keterlibatan pemerintahan desa dan partisipasi masyarakat “.

Gambar 2. Pokja-Perencanaan dan Pengendalian Penggunaan Lahan mensosialisasikan P3LD di Desa Riding.

“ Sosialisasi P3LD disampaikan dengan menggunakan flipchart media sosialisasi “.

Gambar 3.

Penggunaan flipchart ilustrasi P3LD dalam proses sosialisasi.

Gambar 5.

Pelibatan kelompok perempuan dalam kegiatan sosialisasi P3LD di Desa Riding.

“ Persentase keterlibatan peserta perempuan dalam sosialisai P3LD di Desa Ridingmencapai 30 %. “.

Gambar 5. Penggunaan hand-out materi P3LD.

“ Masing-masing peserta sosialisasi P3LD di bekali dengan hand-out dengan harapan dapat menyebarluaskan informasi P3LD kepada masyarakat lainnya “.

Gambar 6.

Diskusi tentang P3LD dan Permasalahan Penggunaan Lahan di Desa Riding.

Kesimpulan pelaksanaan kegiatan sosialisasi Perencanaan Partisipatif Penatagunaan Lahan Desa yang telah dilakukan di lima desa prioritas adalah sebagai berikut;

1. Proses; Proses sosialisasi Perencanaan Partisipatif Penatagunaan Lahan Desa yang dilakukan di lima desa prioritas secara umum berjalan dengan baik. Penggunaan media sosialisasi berupa; 1) flip chart materi P3LD, 2) flip chart ilustrasi gambar proses P3LD, 3) sketsa desa dan 4) hand-out materi P3LD sangat membantu masyarakat dalam memahami informasi seputar P3LD.

2. Respon Pemerintahan Desa dan Masyarakat; Kegiatan sosialisasi P3LD yang dilakukan di lima desa prioritas secara umum mendapat respon dan dukungan yang positif dari masyarakat dan pemerintahan desa. Jika susun peringkat desa pelaksanaan sosialisasi P3LD berdasarkan besarnya respon dan partisipasi masyarakat dan pemerintahan desa adalah sebagai berikut; 1) Riding, 2) Talang Lubuk, 3) Muara Medak, 4) Ujung Tanjung dan 5) Mangsang.

3. Permasalahan Desa menyangkut Penatagunaan Lahan; Melalui diskusi dengan masyarakat di ke lima desa prioritas diketahui bahwa mayoritas desa mempunyai masalah berupa; 1) batas wilayah administrasi desa dengan desa sempadan, 2) masalah yang berhubungan dengan status lahan, 3) masalah teknis dalam pemanfaatan lahan rawa dan sektor perkebunan.

4. Harapan-harapan; Pada umumnya masyarakat di lima desa prioritas sangat mengharapkan keberadaan South Sumatra Forest Fire Management Project dan Multi Stakeholder Forum yang ada di tiga kabupaten prioritas bisa banyak berperan dalam memfasilitasi upaya resolusi konflik menyangkut batas administrasi wilayah desa dan status peruntukan lahan terutama kawasan hutan.

Dokumen terkait