• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sosorra, Furir, Teluk Berau, Papua Barat

3.5. Kawasan Teluk Berau, Papua Barat

3.5.2. Sosorra, Furir, Teluk Berau, Papua Barat

Pada situs ini terdapat sembilan motif yang diperkirakan motif perahu.

3.5.2.1. Motif 1 Sosorra, Furir.

Teknik : Dilukis menggunakan warna hitam dalam bentuk ragangan (outline). Bentuk : Perahu ini digambarkan agak abstrak, tetapi masih dapat dikenali

sebagai bentuk perahu. Bagian dasar perahu berupa garis bersambung melengkung dan menyiku di bagian buritan membentuk sudut 900. Bagian haluan dibentuk oleh garis lengkungan dasar perahu yang bertemu dengan garis bagian atas badan perahu. Garis bagian atas ini lebih tebal di bagian haluan dan menipis serta membentuk garis tipis di bagian tengah perahu. Garis ini tidak bersambung membentuk sudut buritan. Sudut haluan tidak lancip tetapi persegi. Buritan perahu dibentuk oleh dua buah garis yang relatif sejajar: garis bagian dasar dan bagian atas perahu. Ujung buritan berbentuk persegi. Bagian haluan lebih tebal dari bagian buritan. Lambung perahu berupa sekat-sekat ruang. Di bagian tengah lambung perahu terdapat tiang perahu berupa garis vertikal yang

1 5 3 2 4 Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Haluan 4. Buritan 5. Tiang perahu (Sumber gambar : Rőder 1939)

agak melengkung. Pada bagian tengah tiang terdapat lingkaran terbuka dan pada bagian ujung terdapat garis pendek tegak lurus terhadap tiang perahu yang di atasnya digambarkan garis lengkung mengarah ke atas seperti bulan sabit.

Motif : Non-figuratif, perahu.

3.5.2.2. Motif 2 Sosorra, Furir.

Teknik : Dilukis menggunakan warna hitam dalam bentuk ragangan (outline). Bentuk : Perahu ini digambarkan agak abstrak, tetapi masih dapat dikenali

sebagai bentuk perahu. Bagian lambung dibentuk oleh dua garis melengkung (cembung). Di bagian tengah lambung terdapat dua buah garis berbentuk V. Ujung kiri perahu lebih tinggi dari ujung kanan dan terdapat linggi bercabang tiga yang melengkung ke dalam. Pada bagian kiri lambung perahu terdapat dua bentuk yang menyerupai burung, keduanya menembus dasar perahu. Bentuk menyerupai burung yang pertama berupa garis vertikal yang di ujung atasnya terdapat tonjolan garis ke arah kiri. Bagian tengah garis vertikal dipotong oleh garis melengkung ke arah bawah menyerupai sayap, Bentuk kedua digambarkan lebih tipis dengan bagian kepala berbentuk setengah lingkaran, dan bagian badan berbentuk oval yang

1 2 3 6 7 8 5 4 Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Linggi haluan 4. Buritan 5. Figur manusia 6. Motif burung 1 7. Motif burung 2 8. Motif bulan Sabit (Sumber gambar: Rőder 1939)

dibelah oleh garis lurus vertikal. Pada bagian lambung kanan perahu terdapat bentuk manusia kangkang berupa garis vertikal yang membentuk badan, bagian kepala di ujung atasnya membulat padat. Di bawah kedua kaki, garis vertikal yang membentuk badan berlanjut dan dilukiskan garis melingkar menyerupai hati. Di atas figur manusia terdapat bentuk bulan sabit.

Motif : Non-figuratif, perahu.

3.5.2.3. Motif 3 Sosorra, Furir.

Teknik : Digambar menggunakan warna hitam dalam bentuk ragangan (outline).

Bentuk : Bagian dasar perahu berupa garis bersambung yang hampir lurus dan ketika mendekati bagian ujung-ujungnya melengkung ke atas dan bertemu dengan garis lurus yang membentuk bagian atas lambung perahu. Di atas perahu dilukiskan dua buah garis vertikal yang letaknya agak berjauhan, yang kanan lebih panjang dari yang kiri dan kedua garis ini merupakan tiang perahu. Di ujung kanan perahu menempel dua garis miring yang satu ke atas dan yang lain ke bawah perahu. Tampaknya garis ini bukan merupakan bagian dari motif perahu. 1 2 Keterangan : 1. Lambung perahu 2. Tiang perahu (Sumber gambar: Rőder 1959)

Motif : Non-figuratif, perahu.

3.5.2.4. Motif 4 Sosorra, Furir.

Teknik : Dilukiskan menggunakan warna hitam dalam bentuk ragangan (outline).

Bentuk : Bagian dasar perahu berupa garis bersambung yang agak melengkung dan dibagian buritan membentuk sudut 80-900. Haluan tidak memiliki linggi. Di atas perahu dilukiskan empat lingkaran yang ukurannya berbeda. Lingkaran pertama di sebelah kiri berukuran kecil. Lingkaran kedua berukuran lebih besar dan memiliki hiasan di dalamnya berupa garis vertikal yang miring ke kanan dan bentuk binatang melata berupa garis vertikal tipis dengan dua garis pendek bersilangan tegak lurus dengan garis vertikal tersebut. Lingkaran ketiga berukuran kecil dan di tengahnya terdapat garis vertikal yang berupa tiang perahu yang menjulang di atas lingkaran. Pada tiang ini terdapat dua susun garis miring membentuk hiasan duri ikan. Lingkaran keempat merupakan lingkaran yang paling besar di antara lingkaran-lingkaran lainnya dan tidak berhimpit dengan lambung perahu. Pada bagian tengah lingkaran terdapat sebuah garis vertikal yang agak melengkung yang digambarkan dari bagian bawah dasar perahu menembus lingkaran. Garis ini mungkin menggambarkan

2 3 1 4 7 5 6 Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Haluan 4. Buritan 5. Tiang layar 6. Tiang layar tengah 7. Lingkaran

(Sumber gambar: Rőder 1959)

tiang perahu. Bagian buritan dilukiskan dengan garis melengkung ke atas yang merupakan kelanjutan badan perahu yang pada bagian ujungnya dipotong dengan garis vertikal yang agak miring.

Motif : Non-figuratif, perahu.

3.5.2.5. Motif 5 Sosorra, Furir.

Teknik : Dilukiskan menggunakan warna hitam, garis bersambung dalam bentuk ragangan (outline).

Bentuk : Dasar perahu berupa garis lurus agak tebal yang pada bagian ujung kiri membelok ke atas, membentuk garis hampir tegak lurus, agak tinggi membentuk linggi yang pada ujungnya dihias dengan garis pendek tegak lurus dengan garis linggi dan garis setengah lingkaran di bagian luar di bawah ujung linggi.Ujung kanannya juga melengkung ke atas, tidak terlalu tinggi, membentuk sudut 135º. Ujung dasar perahu ini bertemu dengan garis bagian atas perahu yang relatif horizontal. Ujung kanan ini membentuk bagian papak perahu yang merupakan ciri perahu papan. Tidak jauh dari ujung kanan perahu terdapat dua garis vertikal dan pada bagian bawah garis vertikal tersebut digambarkan tiga buah garis ke arah kiri yang semakin ke ujung semakin tipis. Garis-garis ini bersusun tiga, garis yang paling bawah relatif horizontal, garis yang ditengah agak naik.

1 2 4 3 5 6 Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Linggi haluan 4. Buritan 5. Tiang layar 6. Lingkaran (Sumber gambar: Rőder 1959)

Keduanya berakhir hampir pada ujung linggi kiri perahu. Sedangkan garis yang paling atas tidak terlalu panjang, berakhir di sekitar bagian tengah perahu Tiang layar berupa garis vertikal yang dihias dengan garis-garis miring yang berlawanan di kiri kanan tiang sedang di ujung atasnya berupa dua bentuk belah ketupat. Terdapat bentuk yang tidak terlalu jelas pada bagian badan perahu berupa dua lingkaran yang berdempetan dan lingkaran-lingkaran yang bersusun ke atas di bagian kiri dan kanan atas perahu. Digambarkan secara abstrak.

Motif : Non-figuratif, perahu.

3.5.2.6a dan 3.5.2.6b. Motif 6a dan motif 6b Sosorra, Furir.

Teknik : Dilukis menggunakan warna hitam dengan garis tipis.

Bentuk : Terdapat dua bentuk perahu: perahu a di bagian atas dan perahu b di bagian bawah. Bentuk perahu a, berupa garis bersambung melengkung, linggi kiri dihias dengan garis ragangan mengikuti alur dasar perahu dengan garis-garis menyekat di dalamnya. Ujung linggi berupa garis miring yang di atasnya dua garis lengkung membentuk ruang tertutup. Di atas kanan perahu dilukiskan garis lengkung melingkar membentuk ruang tertutup, sedangkan ujung linggi kanan

1b 1a 2 4 5 3 Keterangan: 1a. Dasar perahu a 2. Linggi haluan a 3. Linggi buritan a 1b. Dasar perahu b 4. Linggi haluan b 5. Linggi buritan b 6. Bentuk lingkaran. (Sumber gambar: Rőder 1959) 6

bercabang tiga, kedua ujung-ujungnya melingkar. Sedangkan di bawah linggi haluan terdapat garis bersambung lengkung. Perahu b dilukiskan bagian haluannya melewati lambung perahu a, hiasan di ujung haluan perahu b berupa garis bersambung miring, garis mendatar dengan dua garis melengkung membentuk ruang, lingkaran yang di dalamnya dua garis bersambung. Diatas lambung perahu dilukiskan bentuk segitiga, dua garis melingkar di dalam lingkaran. Sedangkan ujung kanan perahu b berupa garis sambung bercabang dua, salah satu ujungnya berbentuk segitiga dengan dua garis dibawahnya.

Motif : Non-figuratif, perahu.

3.5.2.7. Motif 7 Sosorra, Furir.

Teknik : Dilukis menggunakan warna hitam dengan garis tebal.

Bentuk : Bagian lambung berupa garis tebal bersambung melengkung. Bagian linggi haluan berujung melengkung ke dalam dan terdapat garis pendek melintang di bawah lengkungan tersebut. Di atas perahu terdapat tiang layar dengan garis tebal yang ujungnya berupa lingkaran. Bagian buritan memiliki kemudi tempel dengan garis tipis

Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Linggi haluan 3. Kemudi tempel 4. Kemudi 5. Tiang layar (Sumber gambar: Rőder 1959) 2 5 4 3 1

dan kemudi berupa lingkaran (solid) dengan 8 garis menempel diluarnya.

Motif : Non-figuratif, perahu.

3.5.2.8. Motif 8 Sosorra, Furir.

Teknik : Dilukis menggunakan warna hitam dengan ragangan (outline).

Bentuk : Perahu di bagian haluan mendatar ke arah lambung perahu dan melengkung di bagian buritan membentuk garis tegak, di atas lambung perahu dilukiskan tiang layar dengan garis vertikal yang di ujungnya terdapat figur manusia (solid), pada badan tiang layar dilukiskan garis miring yang berlawanan. Figur manusia diantara tiang layar dengan buritan, mengarah ke kiri dengan posisi duduk, kepala berbentuk lingkaran tanpa isian. Di atasnya dilukiskan figur manusia kangkang (stick figure). Linggi buritan dilukiskan dengan ujung melengkung, terdapat hiasan berupa garis horizontal yang tegak lurus dan garis lengkung yang ujungnya membulat.

Motif : Non-figuratif, perahu. 7 1 2 3 4 6 8 5 Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Haluan 4. Linggi Buritan 5. Tiang layar 6. Figur manusia 7. Pengemudi

8. Figur manusia kangkang (Sumber gambar: Rőder 1959)

Dokumen terkait