• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 DESKRIPSI MOTIF PERAHU PADA SENI CADAS DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 DESKRIPSI MOTIF PERAHU PADA SENI CADAS DI INDONESIA"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

DESKRIPSI MOTIF PERAHU PADA SENI CADAS DI

INDONESIA

Berdasarkan data foto dan gambar yang dapat dikumpulkan dari hasil penelitian mengenai seni cadas pada situs-situs di Indonesia dan sekitarnya (Sarawak dan Timor Leste) yang dibagi ke dalam delapan kawasan, yang terdiri atas 22 situs dengan 67 motif perahu. Situs-situs seni cadas ini berupa gua, tebing karang, dan bongkahan batuan.

Tabel 3.1. Persebaran motif perahu pada seni cadas di Indonesia dan sekitarnya

No Kawasan Situs No Situs

Jumlah Motif Perahu

1 Pangkep, Sulawesi Selatan 1 Leang Sumpangbita 1

2 Leang Bulu Sipong 2

2 Pulau Muna, Sulawesi

Tenggara

3 Gua Metanduno 7

4 Gua Kobori 3

3 Pulau Flores, Nusa Tenggara

Timur 5 Watu Weti 1

4 Kepulauan Kei, Maluku

Tenggara

6 Tebing Dudumahan, Kei Kecil 4

7 Ceruk Loh Vat, Kei Kecil 1

5 Teluk Berau, Papua Barat

8 Risatot, Arguni 1

9 Sosorra, Furir 9

10 Matutuo/ Pulau Duduru 1

11 Auramo/ Sungai Bedidi 7

12 Gua Siawachwa, Kokas 2

13 Tanjung Abba 1

6 Tutuala, Timor Leste

14 Ili Kerekere 8 15 Lene Hara 1 16 Kurus 1 17 Lene Cece 2 18 Lene Kici 1 19 Sunu Taraleu 3 20 Tebing Tutuala 2

7 Sarawak, Borneo 21 Gua Liang Kain Hitam 2

8 Sangkulirang, Kalimantan

Timur 22 Gua Mardua 7

Pendeskripsian pada gambar dan foto motif perahu dimulai dari kawasan situs dengan penomoran (misalnya 1. . .), selanjutnya situs tempat motif perahu tersebut (misalnya 1.1. .) lalu pada motif perahunya yaitu misalnya, motif 1 di gua Sumpangbita (1.1.1). Setelah itu pendeskripsian mengenai teknik penggambaran

(2)

motif perahu yaitu teknik pahatan, lukisan, atau gambar berupa garis, ragangan (outline), atau isian penuh (solid). Deskripsi pada bentuk motif perahu diawali dengan menggambarkan komponen atribut perahu dan dilanjutkan dengan mendeskripsikan komponen atribut tambahan pada motif perahu. Deskripsi pada motif yaitu motif non-figuratif berupa perahu.

3.1. Kawasan Pangkep, Sulawesi Selatan.

Pada kawasan Pangkep, Sulawesi Tenggara, data motif perahu yang dapat dikumpulkan terdapat pada dua situs, yaitu situs Leang Sumpangbita dan Leang Bulu Sipong. Kawasan ini berdekatan dengan perairan sungai dan tidak jauh dari pesisir pantai.

3.1. Peta Kawasan Situs Pangkep, Sulawesi Selatan (Sumber Foto: Budiman).

(3)

3.1.1. Leang Sumpangbita, Pangkep, Sulawesi Selatan.

Pada situs ini hanya terdapat satu motif yang diperkirakan motif perahu.

3.1.1.1 Motif 1 Leang Sumpangbita.

Teknik : Dilukis secara penuh (solid area) menggunakan warna merah.

Bentuk : Perahu dibuat dengan bentuk melengkung di bagian dasar, pada ujung-ujungnya melancip dan bagian atasnya mendatar horizontal. Bagian lambung perahu merupakan area warna merah. Bagian haluan dan buritan tidak dibedakan penggambarannya.

Motif : Non-figuratif, perahu.

Keterangan: Dasar perahu 2. Lambung perahu

Sumber foto: ©Irwansyah, 2006

2

(4)

3.1.2. Leang Bulu Sipong, Pangkep, Sulawesi Selatan.

Pada situs ini terdapat dua motif yang diperkirakan motif perahu.

3.1.2.1. Motif 1 Leang Bulu Sipong.

Teknik : Perahu dilukis secara penuh (solid area) dengan menggunakan warna merah.

Bentuk : Bagian dasar perahu dibuat melengkung dan bagian atasnya mendatar. Bagian ujung sebelah kanan perahu terdapat linggi berupa garis lengkung ke atas. Figur manusia pertama dilukiskan dalam posisi berdiri menghadap ke depan dengan kedua kakinya digambarkan. Kedua tangan memegang tongkat melintang horizontal yang salah satu ujungnya bercabang tiga. Tongkat tersebut disangga oleh sebuah tongkat yang bertumpu pada bagian atas perahu. Sedangkan figur manusia kedua dilukiskan agak ke tengah perahu dengan posisi berdiri menghadap figur manusia pertama, kedua lengan memegang tongkat vertikal, bagian kaki tidak tampak.

Motif : Non-figuratif, perahu.

2 1 5 4 3 Keterangan: Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Linggi perahu

4. Figur manusia memegang tongkat melintang 5. Figur manusia memegang tongkat vertikal (Sumber gambar: Suprapta, 1996).

(5)

3.1.2.2. Motif 2 Leang Bulu Sipong.

Teknik : Digambar dengan menggunakan warna merah dalam bentuk ragangan (outline).

Bentuk : Bentuk perahu terdiri dari tiga garis bersambung (continuous line) yang menyatu pada kedua ujungnya. Garis yang pertama membentuk bagian atas perahu, garis kedua terdapat di bagian tengah perahu, sedangkan garis ketiga membentuk dasar perahu. Pada bagian isian lambung perahu terdapat 16 garis vertikal yang disusun berpasangan. Terdapat titik-titik yang menyebar di kedua ujung perahu. Di ujung kanan perahu, pada bagian atas, terdapat sepuluh garis lengkung yang mengarah ke atas. Selain itu, di bagian atas kedua ujung-ujung perahu terdapat motif cap tangan. Pada bagian bawah perahu terdapat motif ikan.

Motif : Non-figuratif, perahu. 2 1 3 5 Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Garis-garis lengkung 4. Cap tangan 5. Motif ikan (Sumber gambar: Suprapta, 1996). 4

(6)

3.2. Kawasan Pulau Muna, Sulawesi Tenggara.

Pada kawasan Pulau Muna, Sulawesi Tenggara, data motif perahu yang dapat dikumpulkan terdapat pada dua situs, yaitu situs Gua Metanduno dan Gua Kobori. Kedua situs tersebut terletak di tengah Pulau Muna dengan karakter perairan pesisir dan lautan.

3.2. Peta Kawasan Situs Pulau Muna, Sulawesi Tenggara (diolah kembali dari Kosasih, 1982)

(7)

3.2.1. Gua Metanduno, Pulau Muna, Sulawesi Tenggara.

Pada situs ini terdapat tujuh motif yang diperkirakan motif perahu.

3.2.1.1. Motif 1 Gua Metanduno.

Teknik : Dilukis menggunakan warna cokelat dalam bentuk garis tebal.

Bentuk : Perahu digambarkan dalam bentuk garis melengkung. Figur manusia berbentuk garis vertikal yang menggambarkan badan dan kedua lengan di kanan kirinya. Kepala digambarkan secara penuh (solid). Motif : Non-figuratif, perahu.

1 2 Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Figur manusia Sumber foto: ©Irwansyah, 2006 3

(8)

3.2.1.2. Motif 2 Gua Metanduno.

Teknik : Dilukis dengan warna cokelat dalam bentuk garis tipis.

Bentuk : Bagian badan perahu berupa garis bersambung (continuous line) melengkung yang pada ujung sebelah kanannya terdapat garis yang dibuat hampir tegak lurus terhadap badan perahu. Terdapat dua garis lengkungan (setengah lingkaran) di atas lambung perahu yang membentuk ruang tertutup. Pada lengkungan yang ada di bagian tengah badan perahu, di atasnya terdapat garis vertikal yang bagian ujungnya memiliki garis pendek yang melintang agak miring. Garis vertikal ini membentuk tiang perahu.

Motif : Non-figuratif, perahu.

1 2

2

3 Keterangan : 1. Lambung perahu

2. Linggi 3. Tiang layar Sumber foto:

(9)

3.2.1.3. Motif 3 Gua Metanduno.

Teknik : Dilukis menggunakan warna cokelat dalam bentuk garis tebal.

Bentuk : Perahu dibuat dalam bentuk garis melengkung yang membentuk lambung perahu dengan ujung sebelah kiri lebih tinggi dari ujung sebelah kanan dan dibuat melengkung ke luar. Sedangkan pada ujung sebelah kanan membengkok 90º ke arah luar. Badan dan kepala manusia di atas perahu dibuat penuh (solid) dengan kedua lengannya memegang dayung. Lengan kiri berupa lengkungan garis melewati kepala yang berbentuk lingkaran. Dayung dilukiskan berupa garis vertikal di samping perahu, bagian bawah ujung dayung berbentuk oval.

Motif : Non-figuratif, perahu. 1 2 3 4 5 6 Keterangan : 1. Lambung perahu 2. Badan manusia 3. Kepala manusia 4. Lengan Kiri 5. Pegangan dayung 6. Ujung dayung Sumber foto: ©Irwansyah, 2006

(10)

3.2.1.4. Motif 4 Gua Metanduno.

Teknik : Dilukis menggunakan warna cokelat dengan bentuk garis tebal.

Bentuk : Perahu digambarkan dalam bentuk garis tebal bersambung melengkung, di kedua ujungnya bercabang membentuk linggi. Pada bagian dasar sebelah kiri perahu terdapat kemudi, selain itu terdapat sepuluh dayung berupa garis vertikal yang ujung-ujungnya oval. Di bagian tengah perahu dilukiskan struktur berupa segitiga yang ditopang oleh dua buah tiang di ujung-ujungnya. Terdapat dua figur manusia berupa garis vertikal dengan kepala berbentuk bulat penuh. Kedua figur tersebut di lengan kiri memegang senjata dan di lengan kanan mungkin perisai. Senjata digambarkan berupa garis vertikal sedangkan perisai berbentuk oval penuh (solid).

Motif : Non-figuratif, perahu.

Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Linggi perahu 4. Dayung 5. Kemudi 6. Tempat berteduh 7. Figur manusia Sumber foto: ©Irwansyah, 2006 1 4 2 5 3 3 7 6 7

(11)

3.2.1.5. Motif 5 Gua Metanduno.

Teknik : Dilukis menggunakan warna cokelat berupa ragangan (outline).

Bentuk : Perahu digambarkan dalam bentuk garis bersambung penuh melengkung yang membentuk bagian bawah lambung perahu sedangkan bagian atas perahu berupa garis horizontal. Linggi digambarkan bercabang tiga. Di atas perahu digambarkan empat figur penuh yang mungkin menggambarkan manusia. Pada bagian dasar perahu tidak terdapat dayung.

Motif : Non-figuratif, perahu. 1 2 3 3 4 Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Linggi perahu 4. Figur manusia (Sumber foto: Aksa, 1991)

(12)

3.2.1.6. Motif 6 Gua Metanduno.

Teknik : Dilukis menggunakan warna cokelat dalam bentuk garis tebal.

Bentuk : Badan perahu dilukiskan dengan garis bersambung melengkung yang membentuk lambung perahu, ujung kiri perahu memiliki linggi yang penggambarannya agak buram, namun masih terlihat sisanya yang pada bagian ujungnya terdapat garis menyilang. Pada ujung kanan perahu, pada bagian linggi, terdapat garis-garis silang dan tumpang tindih dengan figur manusia. Dayung pada perahu dilukiskan sudah agak buram di bagian kanan bawah dasar perahu. Terdapat empat figur manusia di atas perahu yang badan dan kedua tangannya dilukiskan dalam bentuk garis silang dan kepala membulat pada bagian atas. Di atas motif perahu ini terdapat lukisan hewan dan figur manusia yang mungkin tidak berhubungan dengan motif perahu.

Motif : Non-figuratif, perahu. 1 3 2 3 5 4 Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Linggi perahu 4. Dayung 5. Figur manusia (Sumber foto: Aksa, 1991)

(13)

3.2.1.7. Motif 7 Gua Metanduno.

Teknik : Dilukis menggunakan warna cokelat dalam bentuk garis tebal.

Bentuk : Bagian lambung perahu berupa garis bersambung melengkung. Linggi pada ujung kiri perahu, berupa garis bercabang dua mengarah ke atas, sedangkan linggi kanan perahu tidak terlihat bercabang. Di bagian dasar perahu terdapat dayung berjumlah sepuluh garis yang ujung-ujungnya lonjong. Di bagian atas perahu dilukiskan figur manusia yang berjumlah sekitar tujuh orang berupa garis-garis vertikal yang ujung-ujungnya berupa bulatan agak lonjong.

Motif : Non-figuratif, perahu.

2 1 3 4 3 Keterangan : 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Linggi perahu 4. Dayung 5. Figur manusia (Sumber foto: Kosasih 1984) 5

(14)

3.2.2. Gua Kobori, Pulau Muna, Sulawesi Tenggara.

Pada situs ini terdapat tiga motif yang diperkirakan motif perahu.

3.2.2.1. Motif 1 Gua Kobori.

Teknik : Dilukis menggunakan warna cokelat dengan garis bersambung penuh (solid area).

Bentuk : Perahu dilukiskan berupa bentuk melengkung penuh (solid area). Pada bagian dasar perahu dilukiskan tiga buah dayung dan sebuah kemudi pada bagian paling kiri. Figur manusia dilukiskan dalam bentuk garis bersambung yang sudah agak buram, diperkirakan jumlahnya empat orang.

Motif : Non-figuratif, perahu.

Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Linggi Perahu 4. Dayung 5. Kemudi 6. Figur manusia

(Sumber foto: Aksa, 1991) 1 4 5 2 3 3 6

(15)

3.2.2.2. Motif 2 Gua Kobori.

Teknik : Dilukis menggunakan warna cokelat dalam bentuk solid.

Bentuk : Lambung perahu dibuat dengan garis bersambung penuh (solid infill). Linggi kiri digambarkan melengkung ke dalam, sedangkan linggi kanan mungkin juga digambarkan melengkung dan bercabang. Pada gambar tidak terlalu jelas karena bersambung dengan figur manusia yang digambarkan dekat linggi kanan. Pada bagian kiri perahu terdapat kemudi yang dilukiskan dalam bentuk garis tebal dengan posisi miring dan berujung oval. Ujung atas kemudi dipegang oleh figur manusia dengan badan yang dilukiskan dalam garis tebal dan bagian kepala berada di bawah layar perahu. Di samping figur manusia terdapat garis-garis yang tidak diketahui menggambarkan apa. Figur manusia di sebelah kanan, struktur tubuhnya digambarkan dengan badan vertikal di atas lambung perahu. Layar berbentuk persegi panjang yang miring ke arah kiri dan pada ruang persegi panjang ini dilukiskan garis-garis.

Motif : Non-figuratif, perahu.

2 1 4 5 3 3 9 7 8 6 Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung Perahu 3. Linggi perahu 4. Dayung 5. Kemudi 6. Tempat berteduh 7. Tiang layar 8. Layar 9. Figur manusia

(16)

3.2.2.3. Motif 3 Gua Kobori.

Teknik : Dilukis menggunakan warna cokelat dalam bentuk solid.

Bentuk : Bagian lambung perahu terdiri dari garis bersambung penuh (solid

infill) melengkung ke atas. Linggi pada ujung kiri perahu dilukiskan

melengkung ke dalam. Sedangkan linggi ujung kanan melancip. Di atas perahu, di sebelah kanan, dilukiskan figur manusia dengan bagian badan berupa garis vertikal tebal, kepala dilukiskan berbentuk bulat dengan isian penuh. Pada bagian tengah perahu digambarkan tiang layar yang dilukiskan vertikal dengan bagian bawah tebal dan semakin menipis di bagian atas. Layar berbentuk persegi panjang yang miring ke arah kiri perahu dan ruang persegi panjang tersebut dihiasi dengan garis-garis. Di bagian kiri layar tampak garis tebal yang mungkin juga menggambarkan manusia. Dua buah garis yang diperkirakan kemudi ganda dilukiskan pada bagian kiri dasar perahu dalam bentuk garis dengan bagian ujung oval.

Motif : Non-figuratif, perahu. 1 2 3 4 5 6 7 Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Linggi perahu 4. Kemudi 5. Tiang layar 6. Layar 7. Figur manusia (Sumber foto: Aksa, 1991)

(17)

3.3. Kawasan Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.

Pada kawasan ini, data motif perahu yang dapat dikumpulkan terdapat pada satu situs, yaitu situs Watuweti. Kawasan ini berdekatan dengan perairan pesisir.

3.3. Peta Kawasan Situs Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. (diambil dari Arifin, 1992)

(18)

3.3.1. Watu weti, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.

Pada situs ini terdapat satu motif yang diperkirakan motif perahu.

3.3.1.1. Motif 1 Watu weti.

Teknik : Pahatan, berupa garis.

Bentuk : Bagian lambungnya dipahatkan mendatar lurus dalam bentuk garis bersambung. Kedua ujung mengarah ke atas dengan kemiringan yang berbeda. Ujung kiri lebih panjang dari pada ujung kanan dan membentuk sudut 45º, sedangkan ujung kanan membentuk sudut hampir 90º.

Motif : Non-figuratif, perahu. 1

Keterangan: 1. Lambung Perahu (Sumber gambar: Verhoeven 1956)

(19)

3.4. Kawasan Kepulauan Kei, Maluku Tenggara.

Pada kawasan ini, data motif perahu yang dapat dikumpulkan terdapat pada dua situs, yaitu Tebing Dudumahan dan Ceruk Loh Vat. Kedua situs berdekatan dengan perairan pesisir dan lautan.

3.4. Peta Kawasan Situs Kepulauan Kei, Maluku Tenggara (diambil dari Ballard, 1988)

(20)

3.4.1. Tebing Dudumahan, Kepulauan Kei, Maluku Tenggara.

Pada situs ini terdapat empat motif yang diperkirakan motif perahu.

3.4.1.1. Motif 1 Tebing Dudumahan, Panil 4.i.

Teknik : Dilukis menggunakan warna hitam dalam bentuk ragangan (outline). Bentuk : Bentuk dasar perahu yang masih terlihat yaitu bagian haluan sampai

ke bagian tengah lambung yang dibuat dengan garis tebal bersambung dan terputus. Bagian dasar tidak jelas, ada bagian-bagian yang digambarkan dengan garis tipis dan membentuk bidang geometris, seperti segi empat. Tiga figur manusia menghadap ke kiri dilukiskan di atas perahu, ketiganya dilukiskan dengan kepala berbentuk relatif bulat dilukis penuh, namun ada yang sudah tidak utuh lagi. Mungkin sudah terkelupas. Rambut digambarkan mengarah ke atas. Anggota tubuh, yaitu lengan kiri berupa garis tipis berbentuk menyiku mengarah ke bawah. Masing-masing figur tampaknya memegang benda yang berbeda. Lengan kanan digambarkan dalam bentuk garis tipis mengarah ke atas. Bagian badan membusung ke depan sedangkan kedua kaki agak tertekuk. Motif : Non-figuratif, perahu.

1 2 3 4 Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Linggi perahu 4. Figur manusia

(Sumber gambar: Ballard, 1988)

(21)

3.4.1.2. Motif 2 Tebing Dudumahan, Panil 6.xi.

Teknik : Dilukis menggunakan warna merah dalam bentuk ragangan (outline). Bentuk : Bentuk bagian dasar perahu berupa garis bersambung melengkung,

kedua ujungnya membentuk linggi yang masing-masing bercabang dua. Bagian lambung berupa ruang tertutup yang di bagian tengah ruang terdapat tiga garis vertikal yang membentuk empat bidang pada lambung perahu. Pada bidang-bidang yang terletak di kedua ujung perahu terdapat garis horizontal di bagian tengahnya. Dayung dilukiskan berupa garis miring dengan ujung oval lancip, menyerupai daun. Sedangkan di bagian kanan atas perahu digambarkan figur manusia dalam bentuk ragangan. Bagian badan berupa dua garis lengkung vertikal, kepala berbentuk lingkaran tertutup dan kedua lengan digambarkan terlipat ke atas. Pada bagian tengah perahu terdapat alat tabuhan yang mempunyai bentuk yang serupa dengan nekara perunggu.

Motif : Non-figuratif, perahu. 1 2 3 4 3 6 5 Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Linggi perahu 4. Dayung 5. Figur manusia 6. Alat tabuhan (Sumber gambar: Ballard, 1988)

(22)

3.4.1.3. Motif 3 Tebing Dudumahan, Panil 2.vi.

Teknik : Dilukis menggunakan warna hitam dengan garis tebal, sapuan penuh (solid infill).

Bentuk : Lambung berupa garis tebal bersambung melengkung ke atas, bagian dasar perahu tidak rata. Terdapat linggidibagian kiri dan kanan ujung perahu. Tidak terdapat dayung atau kemudi. Di atas perahu dilukiskan suatu bentuk yang tidak jelas, mungkin sebagian sudah terkelupas atau rusak sehingga bentuk aslinya tidak dapat dilihat lagi. Motif : Non-figuratif, perahu.

1 2 3 3 4 Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Linggi perahu 4. Bentuk tidak jelas (Sumber gambar: Ballard, 1988)

(23)

3.4.1.4. Motif 4 Tebing Dudumahan, Panil 3.i.

Teknik : Dilukis menggunakan warna hitam dalam bentuk solid penuh (solid

infill)

Bentuk : Lambung perahu berupa garis bersambung penuh (solid infill) melengkung ke atas, sedangkan linggi pada kedua ujung lambung berupa garis tipis yang menyudut ke arah kiri. Di bagian atas perahu terdapat ruang tertutup terdiri dari empat garis vertikal (garis kedua dari kiri lebih tebal dari yang lainnya) yang pada ujung-ujungnya menyatu menjadi bagian dari layar berbentuk segitiga seperti kipas. Terdapat sebuah figur manusia dalam bentuk ragangan penuh di bawah motif perahu yang digambarkan dalam posisi horizontal menghadap ke bawah. Kepalanya dilukiskan dengan lima helai rambut berupa garis vertikal dan digambarkan lebih besar dari badan dan kakinya. Kedua tangan dalam posisi terangkat di depan dan belakang kepala. Tangan yang di depan memegang sesuatu, mungkin tameng. Tangan yang di belakang memegang seperti tongkat yang melengkung yang memiliki dua buah garis yang terhubung ke bagian dasar perahu.

Motif : Non-figuratif, perahu.

5 1 3 2 3 4 Keterangan : 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Linggi perahu 4. Layar 5. Figur manusia

(Sumber gambar: Ballard, 1988)

(24)

3.4.2. Ceruk Loh Vat, Ohoidertawun, Kei Kecil.

Pada situs ini hanya terdapat satu motif yang diperkirakan motif perahu.

3.4.2.1. Motif 1 Ceruk Loh Vat.

Teknik : Digambar menggunakan warna hitam dalam bentuk ragangan (outline).

Bentuk : Lambung perahu dibentuk oleh dua garis melengkung ke atas. Garis yang membentuk dasar perahu lebih tebal dari garis yang membentuk bagian atas perahu. Kedua garis ini menyatu di ujung-ujungnya membentuk linggi. Garis yang membentuk linggi kiri dibuat jauh lebih tebal dari garis yang membentuk bagian badan perahu dan ujungnya bercabang dua. Sedangkan linggi kanan yang juga berupa garis tebal digambarkan vertikal. Di atas perahu digambarkan sejenis genderang berupa dua buah garis vertikal yang di bagian atas melebar ke kanan dan ke kiri membentuk bidang yang lebih lebar. Bagian atas berupa garis mendatar. Pada bagian atas bidang isian genderang ini dibuat garis silang yang ujung-ujung bawahnya ke luar dari bidang isian genderang dan berhenti di bagian atas lambung perahu. Pada kanan genderang terdapat dua buah motif yang menyerupai tanaman daun lidah mertua.

Motif : Non-figuratif, perahu. 1 2 3 3 4 5 Keterangan : 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Linggi perahu 4. Alat tabuhan 5. Bentuk abstrak (Sumber gambar: Sukendar 2002)

(25)

3.5. Kawasan Teluk Berau, Papua Barat.

Pada kawasan ini, data motif perahu yang dapat dikumpulkan terdapat pada enam situs, yaitu situs Risatot, P. Arguni, situs Sosorra, Furir, situs Matutuo/P.Duduru, situs Auramo, Sungai Bedidi, dan situs Tanjung Abba. Beberapa situs berdekatan dengan perairan pesisir dan lautan, sedangkan dua situs berdekatan dengan perairan sungai.

3.5. Peta Kawasan Situs Teluk Berau, Papua Barat (diolah kembali dari Röder, 1959)

(26)

3.5.1. Risatot, Pulau Arguni, Teluk Berau, Papua Barat.

Pada situs ini terdapat satu motif yang diperkirakan motif perahu.

3.5.1.1. Motif 1 Risatot, Pulau Arguni.

Teknik : Dilukis menggunakan warna hitam dalam bentuk garis tebal.

Bentuk : Lambung perahu berupa garis bersambung yang di bagian tengah membentuk sudut 135°. Bagian kiri merupakan buritan dan kanan haluan perahu. Di atas perahu dilukiskan empat figur manusia. Dua figur manusia di sebelah kiri memiliki bagian kepalanya berupa garis bersambung melingkar. Figur paling kanan adalah laki-laki yang dapat dilihat dari bentuk alat kelamin di bagian badannya. Sedangkan dua figur di sebelah kanan memiliki bentuk kepala seperti mata panah yang mengarah ke bawah. Keempat figur manusia ini digambarkan dalam posisi berdiri menghadap ke kanan dengan kedua lengannya memegang dayung yang hampir tegak lurus ke bawah. Dayung digambarkan dalam bentuk garis vertikal yang bagian gagangnya lebih tinggi dari figur manusia dan bagian ujungnya yang berada di bagian bawah dasar perahu berbentuk lojong atau wajik. Seekor ikan dalam bentuk isian penuh digambarkan menghadap ke atas di antara dua dayung di bawah

1 4 6 5 7 8 Keterangan: 1. Lambung perahu 2. Haluan perahu 3. Buritan perahu 4. Dayung

5. Figur manusia laki-laki 6. Figur manusia 7. Ikan

8. Lingkaran

(Sumber gambar: Rőder 1959)

2 3

(27)

buritan. Sebuah motif lingkaran lonjong dilukiskan di atas figur-figur manusia.

Motif : Non-figuratif, perahu.

3.5.2. Sosorra, Furir, Teluk Berau, Papua Barat.

Pada situs ini terdapat sembilan motif yang diperkirakan motif perahu.

3.5.2.1. Motif 1 Sosorra, Furir.

Teknik : Dilukis menggunakan warna hitam dalam bentuk ragangan (outline). Bentuk : Perahu ini digambarkan agak abstrak, tetapi masih dapat dikenali

sebagai bentuk perahu. Bagian dasar perahu berupa garis bersambung melengkung dan menyiku di bagian buritan membentuk sudut 900. Bagian haluan dibentuk oleh garis lengkungan dasar perahu yang bertemu dengan garis bagian atas badan perahu. Garis bagian atas ini lebih tebal di bagian haluan dan menipis serta membentuk garis tipis di bagian tengah perahu. Garis ini tidak bersambung membentuk sudut buritan. Sudut haluan tidak lancip tetapi persegi. Buritan perahu dibentuk oleh dua buah garis yang relatif sejajar: garis bagian dasar dan bagian atas perahu. Ujung buritan berbentuk persegi. Bagian haluan lebih tebal dari bagian buritan. Lambung perahu berupa sekat-sekat ruang. Di bagian tengah lambung perahu terdapat tiang perahu berupa garis vertikal yang

1 5 3 2 4 Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Haluan 4. Buritan 5. Tiang perahu (Sumber gambar : Rőder 1939)

(28)

agak melengkung. Pada bagian tengah tiang terdapat lingkaran terbuka dan pada bagian ujung terdapat garis pendek tegak lurus terhadap tiang perahu yang di atasnya digambarkan garis lengkung mengarah ke atas seperti bulan sabit.

Motif : Non-figuratif, perahu.

3.5.2.2. Motif 2 Sosorra, Furir.

Teknik : Dilukis menggunakan warna hitam dalam bentuk ragangan (outline). Bentuk : Perahu ini digambarkan agak abstrak, tetapi masih dapat dikenali

sebagai bentuk perahu. Bagian lambung dibentuk oleh dua garis melengkung (cembung). Di bagian tengah lambung terdapat dua buah garis berbentuk V. Ujung kiri perahu lebih tinggi dari ujung kanan dan terdapat linggi bercabang tiga yang melengkung ke dalam. Pada bagian kiri lambung perahu terdapat dua bentuk yang menyerupai burung, keduanya menembus dasar perahu. Bentuk menyerupai burung yang pertama berupa garis vertikal yang di ujung atasnya terdapat tonjolan garis ke arah kiri. Bagian tengah garis vertikal dipotong oleh garis melengkung ke arah bawah menyerupai sayap, Bentuk kedua digambarkan lebih tipis dengan bagian kepala berbentuk setengah lingkaran, dan bagian badan berbentuk oval yang

1 2 3 6 7 8 5 4 Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Linggi haluan 4. Buritan 5. Figur manusia 6. Motif burung 1 7. Motif burung 2 8. Motif bulan Sabit (Sumber gambar: Rőder 1939)

(29)

dibelah oleh garis lurus vertikal. Pada bagian lambung kanan perahu terdapat bentuk manusia kangkang berupa garis vertikal yang membentuk badan, bagian kepala di ujung atasnya membulat padat. Di bawah kedua kaki, garis vertikal yang membentuk badan berlanjut dan dilukiskan garis melingkar menyerupai hati. Di atas figur manusia terdapat bentuk bulan sabit.

Motif : Non-figuratif, perahu.

3.5.2.3. Motif 3 Sosorra, Furir.

Teknik : Digambar menggunakan warna hitam dalam bentuk ragangan (outline).

Bentuk : Bagian dasar perahu berupa garis bersambung yang hampir lurus dan ketika mendekati bagian ujung-ujungnya melengkung ke atas dan bertemu dengan garis lurus yang membentuk bagian atas lambung perahu. Di atas perahu dilukiskan dua buah garis vertikal yang letaknya agak berjauhan, yang kanan lebih panjang dari yang kiri dan kedua garis ini merupakan tiang perahu. Di ujung kanan perahu menempel dua garis miring yang satu ke atas dan yang lain ke bawah perahu. Tampaknya garis ini bukan merupakan bagian dari motif perahu. 1 2 Keterangan : 1. Lambung perahu 2. Tiang perahu (Sumber gambar: Rőder 1959)

(30)

Motif : Non-figuratif, perahu.

3.5.2.4. Motif 4 Sosorra, Furir.

Teknik : Dilukiskan menggunakan warna hitam dalam bentuk ragangan (outline).

Bentuk : Bagian dasar perahu berupa garis bersambung yang agak melengkung dan dibagian buritan membentuk sudut 80-900. Haluan tidak memiliki linggi. Di atas perahu dilukiskan empat lingkaran yang ukurannya berbeda. Lingkaran pertama di sebelah kiri berukuran kecil. Lingkaran kedua berukuran lebih besar dan memiliki hiasan di dalamnya berupa garis vertikal yang miring ke kanan dan bentuk binatang melata berupa garis vertikal tipis dengan dua garis pendek bersilangan tegak lurus dengan garis vertikal tersebut. Lingkaran ketiga berukuran kecil dan di tengahnya terdapat garis vertikal yang berupa tiang perahu yang menjulang di atas lingkaran. Pada tiang ini terdapat dua susun garis miring membentuk hiasan duri ikan. Lingkaran keempat merupakan lingkaran yang paling besar di antara lingkaran-lingkaran lainnya dan tidak berhimpit dengan lambung perahu. Pada bagian tengah lingkaran terdapat sebuah garis vertikal yang agak melengkung yang digambarkan dari bagian bawah dasar perahu menembus lingkaran. Garis ini mungkin menggambarkan

2 3 1 4 7 5 6 Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Haluan 4. Buritan 5. Tiang layar 6. Tiang layar tengah 7. Lingkaran

(Sumber gambar: Rőder 1959)

(31)

tiang perahu. Bagian buritan dilukiskan dengan garis melengkung ke atas yang merupakan kelanjutan badan perahu yang pada bagian ujungnya dipotong dengan garis vertikal yang agak miring.

Motif : Non-figuratif, perahu.

3.5.2.5. Motif 5 Sosorra, Furir.

Teknik : Dilukiskan menggunakan warna hitam, garis bersambung dalam bentuk ragangan (outline).

Bentuk : Dasar perahu berupa garis lurus agak tebal yang pada bagian ujung kiri membelok ke atas, membentuk garis hampir tegak lurus, agak tinggi membentuk linggi yang pada ujungnya dihias dengan garis pendek tegak lurus dengan garis linggi dan garis setengah lingkaran di bagian luar di bawah ujung linggi.Ujung kanannya juga melengkung ke atas, tidak terlalu tinggi, membentuk sudut 135º. Ujung dasar perahu ini bertemu dengan garis bagian atas perahu yang relatif horizontal. Ujung kanan ini membentuk bagian papak perahu yang merupakan ciri perahu papan. Tidak jauh dari ujung kanan perahu terdapat dua garis vertikal dan pada bagian bawah garis vertikal tersebut digambarkan tiga buah garis ke arah kiri yang semakin ke ujung semakin tipis. Garis-garis ini bersusun tiga, garis yang paling bawah relatif horizontal, garis yang ditengah agak naik.

1 2 4 3 5 6 Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Linggi haluan 4. Buritan 5. Tiang layar 6. Lingkaran (Sumber gambar: Rőder 1959)

(32)

Keduanya berakhir hampir pada ujung linggi kiri perahu. Sedangkan garis yang paling atas tidak terlalu panjang, berakhir di sekitar bagian tengah perahu Tiang layar berupa garis vertikal yang dihias dengan garis-garis miring yang berlawanan di kiri kanan tiang sedang di ujung atasnya berupa dua bentuk belah ketupat. Terdapat bentuk yang tidak terlalu jelas pada bagian badan perahu berupa dua lingkaran yang berdempetan dan lingkaran-lingkaran yang bersusun ke atas di bagian kiri dan kanan atas perahu. Digambarkan secara abstrak.

Motif : Non-figuratif, perahu.

3.5.2.6a dan 3.5.2.6b. Motif 6a dan motif 6b Sosorra, Furir.

Teknik : Dilukis menggunakan warna hitam dengan garis tipis.

Bentuk : Terdapat dua bentuk perahu: perahu a di bagian atas dan perahu b di bagian bawah. Bentuk perahu a, berupa garis bersambung melengkung, linggi kiri dihias dengan garis ragangan mengikuti alur dasar perahu dengan garis-garis menyekat di dalamnya. Ujung linggi berupa garis miring yang di atasnya dua garis lengkung membentuk ruang tertutup. Di atas kanan perahu dilukiskan garis lengkung melingkar membentuk ruang tertutup, sedangkan ujung linggi kanan

1b 1a 2 4 5 3 Keterangan: 1a. Dasar perahu a 2. Linggi haluan a 3. Linggi buritan a 1b. Dasar perahu b 4. Linggi haluan b 5. Linggi buritan b 6. Bentuk lingkaran. (Sumber gambar: Rőder 1959) 6

(33)

bercabang tiga, kedua ujung-ujungnya melingkar. Sedangkan di bawah linggi haluan terdapat garis bersambung lengkung. Perahu b dilukiskan bagian haluannya melewati lambung perahu a, hiasan di ujung haluan perahu b berupa garis bersambung miring, garis mendatar dengan dua garis melengkung membentuk ruang, lingkaran yang di dalamnya dua garis bersambung. Diatas lambung perahu dilukiskan bentuk segitiga, dua garis melingkar di dalam lingkaran. Sedangkan ujung kanan perahu b berupa garis sambung bercabang dua, salah satu ujungnya berbentuk segitiga dengan dua garis dibawahnya.

Motif : Non-figuratif, perahu.

3.5.2.7. Motif 7 Sosorra, Furir.

Teknik : Dilukis menggunakan warna hitam dengan garis tebal.

Bentuk : Bagian lambung berupa garis tebal bersambung melengkung. Bagian linggi haluan berujung melengkung ke dalam dan terdapat garis pendek melintang di bawah lengkungan tersebut. Di atas perahu terdapat tiang layar dengan garis tebal yang ujungnya berupa lingkaran. Bagian buritan memiliki kemudi tempel dengan garis tipis

Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Linggi haluan 3. Kemudi tempel 4. Kemudi 5. Tiang layar (Sumber gambar: Rőder 1959) 2 5 4 3 1

(34)

dan kemudi berupa lingkaran (solid) dengan 8 garis menempel diluarnya.

Motif : Non-figuratif, perahu.

3.5.2.8. Motif 8 Sosorra, Furir.

Teknik : Dilukis menggunakan warna hitam dengan ragangan (outline).

Bentuk : Perahu di bagian haluan mendatar ke arah lambung perahu dan melengkung di bagian buritan membentuk garis tegak, di atas lambung perahu dilukiskan tiang layar dengan garis vertikal yang di ujungnya terdapat figur manusia (solid), pada badan tiang layar dilukiskan garis miring yang berlawanan. Figur manusia diantara tiang layar dengan buritan, mengarah ke kiri dengan posisi duduk, kepala berbentuk lingkaran tanpa isian. Di atasnya dilukiskan figur manusia kangkang (stick figure). Linggi buritan dilukiskan dengan ujung melengkung, terdapat hiasan berupa garis horizontal yang tegak lurus dan garis lengkung yang ujungnya membulat.

Motif : Non-figuratif, perahu. 7 1 2 3 4 6 8 5 Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Haluan 4. Linggi Buritan 5. Tiang layar 6. Figur manusia 7. Pengemudi

8. Figur manusia kangkang (Sumber gambar: Rőder 1959)

(35)

3.5.3. Matutuo/Pulau Duduru, Teluk Berau, Papua Barat.

Pada situs ini terdapat satu motif yang diperkirakan motif perahu.

3.5.3.1. Motif 1 Matutuo/Pulau Duduru.

Teknik : Digambar menggunakan warna hitam dengan garis tipis.

Bentuk : Bagian lambung berupa garis bersambung melengkung ke atas. Bagian linggi kanan dibentuk oleh garis lambung perahu yang melengkung ke luar. Di atas perahu dilukiskan beberapa garis vertikal dan garis melingkar di bagian tengah perahu. Garis-garis vertikal juga ditemukan di bagian bawah perahu. Sebagian dari garis-garis dan lingkaran ini tampak sudah tidak jelas.

Motif : Non-figuratif, perahu. 1 2 2 Keterangan: 1.Lambung perahu 2. Linggi perahu (Sumber gambar: Rőder 1959)

(36)

3.5.4. Auramo, Sungai Bedidi, Teluk Berau, Papua Barat

Pada situs ini terdapat tujuh motif yang diperkirakan motif perahu.

3.5.4.1. Motif 1 Auramo, Sungai Bedidi.

Teknik : Dilukis menggunakan warna hitam dengan garis bersambung tebal. Bentuk : Bagian dasar perahu dibentuk oleh garis lurus yang di bagian kanan

melengkung ke atas membentuk linggi yang ujungnya membelok ke kiri membentuk sudut 45°. Ujung bagian kiri perahu digambarkan agak kompleks. Tiang perahu dilukiskan berupa garis tipis vertikal di bagian tengah perahu yang ujung bagian atas membelok ke kiri. Di bagian dasar perahu dilukiskan lima dayung yang terlihat jelas bagian-bagiannya berupa garis vertikal dengan ujung berbentuk oval, kecuali dayung yang terletak di ujung kiri, sebagian bentuk ovalnya sudah tidak terlihat. Kelima dayung ini digambarkan tidak proporsional dengan perahu, kelimanya jauh lebih besar dibandingkan perahu. Pada bagian ujung kiri bagian bawah perahu, di samping dayung terdapat dua garis pendek sejajar dengan dayung. Motif : Non-figuratif, perahu.

2 1 3 4 5 3 Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Linggi perahu 4. Tiang perahu 5. Dayung (Sumber gambar: Rőder 1959)

(37)

3.5.4.2. Motif 2 Auramo, Sungai Bedidi.

Teknik : Dilukis menggunakan warna hitam dalam bentuk bentuk ragangan (outline).

Bentuk : Bagian dasar perahu berupa garis bersambung mendatar dan melengkung ke atas pada bagian kanan. Ujungnya bertemu dengan garis yang membentuk bagian atas perahu. Bagian buritan perahu terbentuk oleh garis tegak lurus yang memotong garis bagian dasar dan atas perahu, membentuk bidang persegi pada bagian buritan. Bagian lambung perahu diisi dengan garis mendatar dari arah buritan yang bercabang dua, yang satu melengkung ke atas dan yang lain ke bawah, di bagian haluan. Pada bagian tengah perahu juga terdapat garis-garis cabang yang keluar dari garis mendatar di tengah lambung perahu. Tiang layar berupa garis vertikal tebal di bagian tengah perahu. Di sisi kanan tiang layar terdapat layar berbentuk trapesium yang pada bidang dalam layar dilengkapi dengan dua garis vertikal. Pada bagian kiri tiang layar terdapat dua garis tipis, satu sejajar dengan tiang layar dan yang lainnya, lebih panjang, agak miring.

Motif : Non-figuratif, perahu.

1 2 6 5 4 3 Keterangan : 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Haluan perahu 4. Buritan perahu 5. Tiang layar 6. Layar

(Sumber gambar: Rőder 1959)

(38)

3.5.4.3a dan 5.4.3b. Motif 3a dan Motif 3b Auramo, Sungai Bedidi.

Teknik : Digambar menggunakan warna hitam dengan garis tipis bersambung. Bentuk : Dua buah perahu yang terletak berdampingan. Perahu a terletak di

sebelah kanan perahu b. Lambung perahu a digambarkan dengan garis bersambung mendatar lalu melengkung ke atas pada kedua ujungnya. Tiang layar terletak di bagian tengah perahu berupa garis vertikal yang ujungnya menyiku ke arah kanan. Di samping kiri tiang layar, di atas lambung perahu, terdapat garis vertikal pendek yang ujungnya membelok ke kanan membentuk sudut 45°. Haluan dan buritan berbentuk sama.

Pada Perahu b, bagian lambung perahunya hanya digambarkan separuh, bagian dasar lurus yang kemudian di sebelah kiri membelok ke atas membentuk sudut 2700 yang menjadi linggi perahu. Tiang layar digambarkan berupa garis vertikal setinggi linggi perahu. Sebuah garis bersambung melingkar membentuk ruang tertutup digambarkan di tengah tiang ini membentuk layar. Di antara kedua perahu pada bagian bawah digambarkan garis zigzag dengan orientasi vertikal.

Motif : Non-figuratif, perahu. 1a 3 2 5 4 2 1b 2 Keterangan: 1. Lambung perahu 2. Linggi perahu 3. Tiang layar a 4. Tiang layar b 5. Garis vertikal zigzag (Sumber gambar: Rőder 1959)

(39)

3.5.4.4a dan 5.4.4b. Motif 4a dan Motif 4b Auramo, Sungai Bedidi.

Teknik : Digambar menggunakan warna hitam, garis tipis bersambung penuh. Bentuk : Dua buah perahu yang digambarkan berdampingan. Perahu a terletak

di sebelah kanan dan lebih tinggi dari perahu b yang terletak di sebelah kiri. Bentuk perahu a, berupa garis bersambung yang pada bagian dasar perahu berbentuk lurus, dengan bagian kanan sedikit lebih tinggi dari bagian kiri, yang melengkung ke atas pada kedua sisinya membentuk linggi. Pada ujung kiri, garis ini membelok ke kanan membentuk sudut 90º, sedangkan pada ujung bagian kanan terdapat garis horizontal yang pada bagian kanan lebih tebal dari bagian kiri dan bagian kiri ujungnya agak melengkung ke bawah. Di atas perahu dilukiskan tiga garis vertikal yang merupakan tiang perahu. Garis vertikal yang di tengah paling tinggi dan dilengkapi dengan dua buah lingkaran yang agak melebar ke samping. Sedangkan dua garis vertikal yang lain hanya memiliki satu lingkaran yang agak lonjong. Pada bagian linggi kiri perahu terdapat bentuk segiempat yang membentuk ruang tertutup dan digambarkan dengan garis yang lebih tipis dari garis lambung perahu, garis silang mengisi bagian dalamnya. Di sebelah kiri tiang perahu yang di tengah terdapat garis vertikal yang berlanjut ke bawah perahu dan pada garis tersebut digambarkan lingkaran-lingkaran yang jumlahnya

1a 2a 3a 2b 1b Keterangan: 1a. Dasar perahu a 2a. Linggi perahu a 3a. Tiang perahu 1b. Dasar perahu b 2b. Linggi kiri perahu b 3b. Tiang perahu b (Sumber gambar: Rőder 1959)

(40)

ada tiga, dengan lingkaran yang paling atas paling besar dan bentuknya lonjong, sedangkan lingkaran yang di tengah juga agak lonjong dan terpotong lingkaran yang di atas. Lingkaran yang paling bawah berbentuk bundar.

Perahu b dibentuk oleh sebuah garis yang pada bagian dasar perahu relatif datar dan di bagian kanan melengkung ke atas dan membentuk garis tegak lurus, sedangkan pada bagian kiri garis tersebut naik ke atas membentuk sudut 45º dan di bagian ujungnya membelok ke luar. Pada bagian tengah perahu terdapat garis vertikal yang terletak di tengah sebuah garis melengkung yang hampir membentuk lingkaran. Garis melengkung ini pada bagian kiri ujungnya terdapat pada dasar perahu, sedangkan pada bagian kanan tidak menyentuh dasar perahu.

(41)

3.5.4.5. Motif 5 Auramo, Sungai Bedidi.

Teknik : Digambar menggunakan warna hitam, dalam garis tipis bersambung. Bentuk : Bagian dasar perahu berupa garis bersambung melengkung, kedua

linggi perahu membentuk siku ke arah luar. Di atas lambung perahu dilukiskan empat garis vertikal yang masing-masing di bagian tengahnya terdapat garis bersambung yang melingkar membentuk ruang, kecuali garis vertikal ketiga yang bentuk menyerupai lingkaran terletak di sebelah kanan garis vertikal dan digambarkan agak kompleks. Dua garis vertikal yang terletak di bagian tengah perahu digambarkan di dalam sebuah lingkaran besar. Di bagian kiri linggi perahu dilukiskan bentuk abstrak yang berupa garis vertikal yang bagian bawahnya bersambung dengan dua garis mendatar membentuk ruang tertutup.

Motif : Non-figuratif, perahu.

2 3 1 2 4 Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Linggi perahu 3. Tiang Layar 4. Bentuk Abstrak

(42)

3.5.5. Gua Siawachwa, Kokas, Teluk Berau, Papua Barat.

Pada situs ini terdapat dua motif yang diperkirakan motif perahu.

3.5.5.1. Motif 1 Gua Siawachwa, Kokas.

Teknik : Digambar menggunakan warna hitam dalam bentuk garis bersambung.

Bentuk : Bagian lambung perahu digambarkan berupa garis bersambung melengkung ke atas. Pada lambung perahu bagian kanan, tidak jauh dari ujung linggi, di bagian luar digambarkan sebuah garis pendek tegak lurus dengan lambung perahu yang bagian ujungnya terdapat garis yang relatif sejajar dengan lambung perahu. Di tengah lambung perahu terdapat sebuah garis vertikal yang membentuk tiang layar. Pada bagian atas, di sebelah kanan, menempel pada garis vertikal tersebut terdapat bentuk empat persegi panjang, yang mungkin menggambarkan layar.

Motif : Non-figuratif, perahu. 1 2 4 5 3 6 Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Linggi perahu 4. Linggi perahu 5. Tiang layar 6. Layar

(Sumber gambar: Rőder 1959)

(43)

3.5.5.2. Motif 2 Gua Siawachwa, Kokas.

Teknik : Digambar menggunakan warna hitam dalam bentuk ragangan (outline).

Bentuk : Bagian lambung perahu berupa garis bersambung mendatar di bagian bawah dan membentuk bidang tertutup persegi panjang dengan di kedua sisi tegak. Tiang layar digambarkan dalam bentuk garis vertikal di atas lambung perahu yang pada sisi kiri ujung atasnya terdapat dua garis berjejer tegak lurus terhadap tiang layar. Sedangkan layar dibentuk oleh garis bersambung berupa segitiga yang bagian bawahnya menempel pada lambung perahu. Pada bagian bawah bidang layar yang terletak di sebelah kanan tiang layar digambarkan tiga garis bersambung dalam posisi miring ke arah lambung perahu. Sedangkan pada bagian bawah layar sebelah kiri, pada bagian yang menjorok dari lambung perahu terdapat bentuk persegi yang digambar penuh.

Motif : Non-figuratif, perahu.

2 1 4 3 Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Tiang layar 4. Layar

(Sumber gambar: Rőder 1959)

(44)

3.5.6. Tanjung Abba, Teluk Berau, Papua Barat

Pada situs ini terdapat satu motif yang diperkirakan motif perahu.

3.5.6.1. Motif 1 Tanjung Abba.

Teknik : Digambar menggunakan warna hitam, garis bersambung, dalam bentuk ragangan (outline).

Bentuk : Bagian dasar perahu berupa garis bersambung mendatar, yang pada bagian kanan membelok ke atas, agak menyiku, membentuk sudut 100°. Sedangkan pada bagian kiri, bagian dasar perahu melengkung ke atas dan berbelok ke kanan membentuk lambung perahu. Namun demikian, garis bagian atas lambung perahu tidak digambarkan menyambung sampai ke bagian ujung kanan perahu. Tiga belas garis vertikal dilukiskan pada bagian lambung perahu. Garis bagian atas perahu tidak menutupi bidang antara garis ketiga dan keempat. Demikian pula, antara garis ke delapan sampai ke tiga belas dan berlanjut ke ujung kanan lambung perahu tidak tertutup oleh garis bagian atas lambung perahu.

Motif : Non-figuratif, perahu.

1 3 2 Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Linggi

(45)

3.6. Kawasan Tutuala, Timor Leste

Pada kawasan ini, data motif perahu yang dapat dikumpulkan terdapat pada delapan situs, yaitu situs Ili Kerekere, Lene Hara, Kurus, Lene Cece, Lene Kici, Sunu Taraleu, dan Tebing Tutuala. Situs-situs pada kawasan ini berdekatan dengan perairan pesisir dan lautan.

(46)

3.6.1. Ili Kerekere, Tutuala, Timor Leste

Pada situs ini terdapat delapan motif yang diperkirakan motif perahu.

3.6.1.1. Motif 1 Ili Kerekere.

Teknik : Dilukis menggunakan warna merah dalam bentuk ragangan (outline). Bentuk : Dasar perahu berupa garis bersambung melengkung yang ujung

kanannya bertemu dengan garis bagian atas perahu, sedangkan sebelah kirinya terbuka. Pada bagian lambung terdapat empat garis vertikal. Pada sisi kiri garis vertikal yang paling kiri terdapat bentuk yang tidak jelas.

Motif : Non-figuratif, perahu. 1 2 3 4 Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Haluan perahu 4. Buritan perahu 5. Linggi perahu (Sumber foto: Karina Arifin 2003) 5

(47)

3.6.1.2. Motif 2 Ili Kerekere.

Teknik : Dilukis menggunakan warna hitam dalam bentuk ragangan (outline). Bentuk : Lambung perahu dibuat dengan garis bersambung melengkung.

Linggi kiri berupa garis tegak lurus yang panjang dan semakin ke ujung semakin menipis, sedangkan linggi kanan agak melengkung ke dalam. Di atas perahu dilukiskan figur manusia memegang kemudi dengan posisi berdiri. Layar berbentuk trapesium dengan bagian yang lebih lebar di bagian atas. Pada bagian dalamnya terdapat beberapa garis vertikal. Dayung berupa garis tipis miring dengan ujung persegi yang terletak di bawah dasar perahu.

Motif : Non-figuratif, perahu.

Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Linggi Haluan 4. Buritan Buritan 5. Dayung 6. Layar 7. Tiang Layar 8. Figur manusia

(Sumber foto: O’Connor 2003)

1 2 3 4 6 5 8 7

(48)

3.6.1.3. Motif 3 Ili Kerekere.

Teknik : Dilukis menggunakan warna hitam, dalam bentuk solid.

Bentuk : Lambung perahu berupa area tertutup (solid) dengan garis melengkung pada bagian dasar perahu dan garis mendatar di bagian atas. Linggi haluan berupa lengkungan dengan hiasan yang bentuknya kurang jelas terlihat. Sedangkan linggi buritan berupa garis miring yang ujungnya berhias. Di atas perahu digambarkan struktur dan layar perahu berupa segi empat dengan isian satu garis horizontal di bagian tengah dan empat garis vertikal. Dayung berjumlah empat buah berupa garis miring di bawah perahu dan kemudi dengan garis lebih lebar berada di kanan perahu. Kemungkinan terdapat lima pengemudi di atas perahu, namun gambarnya tidak terlalu jelas.

Motif : Non-figuratif, perahu.

Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Linggi haluan 4. Linggi buritan 5. Dayung 6. Kemudi 7. Layar 8. Struktur

(Sumber foto: O’Connor 2003)

2 1 6 5 4 3 7 8

(49)

3.6.1.4. Motif 4 Ili Kerekere.

Teknik : Dilukis menggunakan warna hitam dalam bentuk ragangan (outline). Bentuk : Lambung perahu dibentuk oleh garis bersambung yang mendatar di

bagian bawah yang tebal yang membentuk bagian dasar perahu dengan garis lurus tipis yang membentuk bagian atas perahu dan melengkung pada kedua ujung menuju linggi perahu. Pada bagian ujung linggi haluan dan buritan terdapat hiasan layar berbentuk persegi panjang yang keduanya mengarah ke kiri. Di atas perahu digambarkan tiang layar yang pada bagian ujungnya terdapat bendera berbentuk empat persegi panjang yang mengarah ke kiri. Tiang layar itu sendiri ditopang oleh empat garis, dua garis di sebelah kiri dan dua garis di sebelah kanan yang membentuk layar. Pada bagian kanan perahu digambarkan kemudi dalam bentuk garis tebal (solid) yang miring ke kanan.

Motif : Non-figuratif, perahu.

Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Linggi haluan 4. Linggi buritan 5. Kemudi 6. Tiang Layar (Sumber foto: O’Connor 2003) 1 2 5 4 3 6

(50)

3.6.1.5. Motif 5 Ili Kerekere.

Teknik : Dilukis menggunakan warna hitam dalam bentuk ragangan(outline). Bentuk : Lambung perahu dibuat dengan garis bersambung dengan bagian

dasar sedikit melengkung dan ujung-ujungnya melengkung ke atas membentuk linggi. Bagian atas lambung dibentuk oleh garis yang relatif rata. Lambung perahu memiliki hiasan berupa bentuk setengah lingkaran, tiga di bagian dasar perahu dan empat di bagian atas. Linggi buritan memiliki hiasan, demikian pula linggi haluan, namun bentuknya tidak jelas. Dayung digambarkan di bagian kiri perahu dengan bagian ujungnya berbentuk segi tiga. Layar dilukiskan memiliki tiang dengan layar berbentuk trapesium terbalik. Di atas perahu dilukiskan dua figur manusia, figur pertama berada antara layar dan buritan, memegang dayung yang berfungsi sebagai kemudi dengan posisi duduk. Sedang figur kedua berada antara layar dan haluan, posisi duduk, kedua lengan di atas kepala memegang suatu benda.

Motif : Non-figuratif, perahu.

Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Haluan 4. Buritan 5. Dayung 6. Layar 7. Figur manusia (Sumber foto: O’Connor 2003) 1 2 3 4 5 6 7

(51)

3.6.1.6. Motif 6 Ili Kerekere.

Teknik : Dilukis menggunakan warna hitam dalam bentuk solid.

Bentuk : Dasar perahu dibentuk oleh sebuah garis melengkung dan bagian atas perahu terbuat dari sebuah garis lurus yang memotong garis melengkung tersebut. Bagian lambung perahu berupa area tertutup (solid), yang di atasnya terdapat garis membentuk bidang empat persegi panjang tanpa isian, kemungkinan berupa layar atau katir. Dayung dilukiskan di bawah lambung perahu dalam bentuk garis bersambung miring yang di ujungnya terdapat bentuk segitiga tanpa isian.

Motif : Non-figuratif, perahu. 3 4 6 1 2 5 Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Linggi haluan 4. Linggi buritan 5. Dayung 6. Layar ? (Sumber foto: O’Connor 2003)

(52)

3.6.1.7. Motif 7 Ili Kerekere.

Teknik : Dilukis menggunakan warna hitam dalam bentuk garis tebal.

Bentuk : Badan perahu berbentuk garis bersambung melengkung. Di atas lambung perahu dilukiskan figur manusia dalam bentuk area tertutup (solid). Dayung dilukiskan lebih besar dan tidak proporsional terhadap perahu dan letaknya di bagian buritan digambarkan dengan garis miring ke arah kiri dasar perahu. Ujung dayung lonjong membentuk ruang tertutup dan padat (solid infill).

Motif : Non-figuratif, perahu.

2 3 4 5 6 1 Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Haluan perahu 4. Buritan perahu 5. Figur manusia 6. Dayung (Sumber foto: O’Connor 2003)

(53)

3.6.1.8. Motif 8 Ili Kerekere.

Teknik : Dilukis menggunakan warna hitam dalam bentuk solid.

Bentuk : Badan perahu digambarkan dalam bentuk penuh (solid area), terdiri dari garis bersambung mendatar di bagian bawah dan melengkung ke atas menuju linggi perahu. Linggi kiri berupa garis tegak lurus yang digambarkan menebal ke arah lambung perahu. Ujungnya melengkung keluar membentuk ukel. Linggi kanan digambarkan lurus. Bentuk yang ditafsirkan sebagai layar dilukiskan di bagian tengah perahu berupa garis lurus sejajar dengan bagian atas lambung perahu. Garis ini pada ujung-ujungnya membentuk garis tegak lurus ke atas yang pada bagian atas masing-masing melengkung keluar dan digambarkan menebal. Figur-figur manusia dilukiskan dengan garis tipis jauh lebih kecil dari perahunya, di atas lambung perahu berupa garis bersambung vertikal, menyilang yang berada di samping kiri dan kanan layar perahu.

Motif : Non-figuratif, perahu.

2 5 4 3 3 1 Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Linggi perahu 4. Layar 5. Figur manusia (Sumber foto: O’Connor 2003) 5

(54)

3.6.2. Lene Hara, Tutuala, Timor Leste.

Pada situs ini hanya terdapat satu motif yang diperkirakan motif perahu.

3.6.2.1. Motif 1 Lene Hara.

Teknik : Dilukis menggunakan warna hitam dalam bentuk ragangan (outline). Bentuk : Dasar perahu berupa garis bersambung yang pada bagian dasar lurus

dan di ujung-ujungnya melengkung ke atas. Bagian linggi haluan berupa garis lengkung vertikal yang ujungnya memiliki hiasan garis-garis lengkung pendek yang bentuknya tidak terlalu jelas terlihat. Bagian ujung kiri dan kanan lambung digambarkan penuh (solid) sedangkan bagian tengahnya berupa ragangan. Di atas bagian tengah ini digambarkan struktur empat persegi panjang yang disekat oleh tiga garis vertikal. Di atas struktur ini, di bagian tengah dilukiskan layar berbentuk trapesium terbalik yang bagian dalamnya dihias dengan dua garis horizontal. Kemudi dilukiskan di bagian bawah linggi buritan berupa garis bersambung melengkung ke kiri.

Motif : Non-figuratif, perahu. 1 7 5 6 4 3 Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Struktur 4. Linggi haluan 5. Linggi buritan 6. Layar 7. Kemudi (Sumber foto: O’Connor 2003) 2

(55)

3.6.3. Kurus, Tutuala, Timor Leste.

Pada situs ini hanya terdapat satu motif yang diperkirakan motif perahu

3.6.3.1. Motif 1 Kurus.

Teknik : Dilukis menggunakan warna hitam dalam bentuk solid.

Bentuk : Lambung perahu digambarkan dalam bentuk solid berupa garis bersambung melengkung. Di atas perahu terdapat struktur empat persegi panjang dengan bagian bawah terbuka (tidak terdapat garis horizontal), kemungkinan berupa layar. Pada bagian dalam struktur ini, digambarkan garis menyilang.

Motif : Non-figuratif, perahu. 3 2 1 Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Layar perahu

(56)

3.6.4. Lene Cece, Tutuala, Timor Leste.

Pada situs ini terdapat dua motif yang diperkirakan motif perahu

3.6.4.1. Motif 1 Lene Cece.

Teknik : Dilukis menggunakan warna hitam dalam bentuk ragangan (outline). Bentuk : Lambung perahu berupa garis bersambung melengkung ke atas

dengan linggi buritan berupa garis tipis vertikal tanpa hiasan. Sedangkan linggi haluan berupa lengkungan garis bersambung tipis yang ujungnya dihias motif burung. Tidak seluruh bagian lambung perahu dilukiskan secara penuh (solid) tetapi terdapat tiga bidang kosong yang salah satunya berisi lima figur manusia. Di atas lambung perahu dilukiskan enam figur manusia dengan ukuran berbeda, berbentuk garis, kedua lengan dilukiskan ke arah atas, bagian kepala mengarah ke kiri, dan posisi kedua kaki ditekuk seperti sedang menari. Salah satu figur manusia memegang garis lengkung yang ujungnya menyatu dengan sudut kanan atas layar. Layar dilukiskan berupa empat garis vertikal yang ujung atasnya mendatar, bagian isian berupa garis-garis mendatar dan membentuk ruang terbuka. Profil perahu menghadap ke kanan.

Motif : Non-figuratif, perahu.

2 3 1 4 6 7 5 Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Bayangan figur manusia 4. Linggi haluan

5. Linggi buritan 6. Figur manusia 7. Layar

(Sumber foto: O’Connor 2003)

(57)

3.6.4.2. Motif 2 Lene Cece.

Teknik : Dilukis menggunakan warna hitam dengan solid.

Bentuk : Bagian lambung berupa garis bersambung melengkung ke atas, linggi buritan berupa garis lengkungan yang ujungnya dibatasi dengan garis mendatar. Sedangkan linggi haluan berupa garis bersambung melengkung yang pada bagian ujungnya terdapat garis pendek tegak lurus dengan garis linggi. Bagian lambung merupakan area tertutup (solid area), namun di bagian tengahnya terdapat ruang terbuka miring. Layar perahu berada di tengah perahu berbentuk segi empat vertikal, sisi vertikalnya terdapat isian segitiga berhadapan. Terdapat tiga figur manusia di atas lambung perahu. Figur manusia pada kanan layar berukuran paling besar. Bentuk tubuh berupa garis vertikal bagian belakang menonjol, kedua lengan menyiku ke atas memegang suatu benda, bagian kepala berupa garis tebal ke arah kiri. Figur kedua di samping kiri layar dilukiskan sedang memegang kemudi, lengan yang lainnya digambarkan menyiku mengarah ke atas dan memegang suatu benda, bagian kepala menghadap ke kiri. Sedangkan figur ketiga berukuran paling kecil dilukiskan bagian kepala menghadap ke kiri, salah satu lengan memegang suatu benda, dan kedua kaki menyiku. Dayung yang berfungsi sebagai kemudi

1 2 3 4 5 6 6 7 Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Linggi haluan 4. Linggi buritan 5. Dayung 6. Figur manusia 7. Layar Sumber foto: O’Connor, 2003.

(58)

dipegang oleh figur kedua, bagian pegangan berupa garis tipis miring melewati lambung perahu, bagian ujungnya (solid).

Motif : Non-figuratif, perahu.

3.6.5. Lene Kici, Tutuala, Timor Leste.

Pada situs ini hanya terdapat satu motif yang diperkirakan motif perahu

3.6.5.1. Motif 1 Lene Kici.

Teknik : Dilukis menggunakan warna hitam dalam bentuk garis tebal.

Bentuk : Lambung perahu berupa garis tebal bersambung melengkung ke atas. Pada bagian ujung linggi buritan terdapat lingkaran (solid) dan garis tipis melengkung. Linggi haluan dihiasi dengan bentuk membulat yang memiliki garis-garis lengkung. Di atas perahu dilukiskan empat figur manusia dan tiang perahu di tengahnya. Figur manusia paling kiri berdiri dengan tangan memegang dayung yang berfungsi sebagai kemudi menghadap ke kanan, pegangan dayung dilukiskan dengan garis vertikal melewati lambung perahu yang ujung bawahnya melengkung ke arah kiri. Figur kedua dilukiskan duduk, bagian badan berupa area tertutup dan kepala berupa lingkaran penuh, salah satu tangan memegang tiang perahu. Tiang perahu dilukiskan berupa dua garis bersambung vertikal dengan tiga garis mendatar yang di antara garis mendatar tersebut terdapat garis menyilang mengisi

3 7 5 6 4 1 2 6 Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Linggi haluan 4. Linggi buritan 5. Dayung 6. Figur manusia 7. Tiang perahu (Sumber foto: O’Connor 2003)

(59)

sekat-sekatnya. Figur ketiga di samping kanan tiang perahu, satu lengannya memegang tiang perahu dan lengan yang lain memegang pinggang, bagian kepala membulat. Sedangkan figur ke empat berada paling kanan yang bagian badannya dilukiskan berupa garis vertikal dan kepala melingkar tanpa isian dengan hiasan di atasnya berupa garis-garis lengkung.

Motif : Non-figuratif, perahu.

3.6.6. Sunu Taraleu, Tutuala, Timor Leste.

Pada situs ini terdapat tiga motif yang diperkirakan motif perahu

3.6.6.1. Motif 1 Sunu Taraleu.

Teknik : Dilukis menggunakan warna hitam dengan ragangan (outline).

Bentuk : Perahu digambarkan berupa garis bersambung mendatar pada bagian dasar perahu dan melengkung ke atas pada kedua ujungnya. Pada lambung perahu terdapat lima ruang segiempat. Di atas perahu dilukiskan empat figur manusia dengan rambut yang mengarah ke bawah, seperti dikuncir. Figur paling kiri memegang dayung, figur kedua berada dalam struktur segiempat (layar?) memanjang vertikal di tengah perahu, figur manusia ke tiga dan keempat berada di antara struktur dan haluan. Dayung di bagian pegangan berupa garis miring

1 2 3 4 5 6 7 7 Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Haluan 4. Buritan 5. Dayung 6. Layar? 7. Figur manusia (Sumber foto: O’Connor 2003)

(60)

dengan bagian ujung bawahnya melebar (solid). Posisi perahu mengarah ke kanan.

Motif : Non-figuratif, perahu.

3.6.6.2. Motif 2 Sunu Taraleu.

Teknik : Dilukis menggunakan warna hitam dalam bentuk penuh (solid infill). Bentuk : Terdapat dua buah perahu. Perahu dibuat melengkung pada bagian

ujung-ujungnya. Pada bagian kiri perahu 1a terdapat figur manusia memegang kemudi dan empat dayung berupa garis pendek yang miring di bawah perahu. Tiga figur manusia memegang senjata dan tameng berdiri di atas perahu. Linggi haluan dan buritan tidak jelas digambarkan. Sedangkan pada perahu 1b terdapat kemudi di bagian buritan dan satu dayung di bawah perahu. Di atas perahu terdapat tiga figur manusia memegang senjata dan tameng.

Motif : Non-figuratif, perahu.

Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Dayung 4. Kemudi 5. Figur manusia (Sumber foto: O’Connor 2003) 2 1a 3 4 5 5 2 4 1b

(61)

3.6.7. Tebing Tutuala, Tutuala, Timor Leste.

Pada situs ini terdapat dua motif yang diperkirakan motif perahu.

3.6.7.1. Motif 1 Tebing Tutuala.

Teknik : Dilukis menggunakan warna hitam dalam bentuk garis tebal.

Bentuk : Bagian lambung perahu dibentuk oleh garis bersambung mendatar dibagian bawah lalu melengkung ke atas pada kedua ujungnya membentuk linggi. Di atas bagian lambung yang mendatar dilukiskan tiang layar dengan bendera di puncaknya dan dua garis miring membentuk layar di bagian bawah bendera.

Motif : Non-figuratif, perahu.

1 2 3 3 6 4 Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Linggi 4. Layar perahu 5. Tiang perahu 6. Bendera (Sumber foto: O’Connor 2003) 5

(62)

3.6.7.2. Motif 2 Tebing Tutuala.

Teknik : Dilukis menggunakan warna hitam dengan garis tebal.

Bentuk : Bagian lambung terpisah (mungkin lukisannya sudah kabur atau rusak), dengan linggi kiri berbentuk garis lengkungan yang ujungnya bercabang dua, dan linggi kanan tidak tampak lagi. Di atas bagian lambung terdapat garis vertikal yang terputus di tengah dan di ujung atasnya terdapat bendera berbentuk persegi yang berkibar ke arah kiri. Di bawah bendera terdapat dua garis miring yang masing-masing mengarah ke kedua ujung perahu membentuk layar.

Motif : Non-figuratif, perahu. 1 3 4 2 Keterangan: 1. Lambung perahu 2. Buritan perahu 3. Tiang layar 4. Bendera (Sumber foto: O’Connor 2003)

(63)

3.7. Kawasan Niah, Sarawak, Malaysia.

Pada kawasan ini, data motif perahu yang dapat dikumpulkan terdapat pada satu situs, yaitu situs Liang Kain Hitam. Kawasan situs ini berdekatan dengan perairan pesisir dan lautan.

(64)

3.7.1. Liang Kain Hitam, Niah, Sarawak, Malaysia.

Pada situs ini, hanya dua motif perahu saja yang dijadikan data dalam skripsi.

3.7.1.1. Motif 1 Liang Kain Hitam.

Teknik : Dilukis menggunakan warna merah solid penuh.

Bentuk : Lambung perahu dibuat solid dan melengkung ke atas di kedua ujungnya. Pada bagian atas perahu terdapat garis-garis tipis pendek vertikal. Bagian linggi kanan ujungnya bercabang, sedangkan ujung linggi kiri terdapat lingkaran konsentrik. Di atas perahu terdapat figur manusia berdiri dengan bagian tubuh dan kepala dilukis penuh, kedua lengan mengarah ke atas.

Motif : Non-figuratif, perahu.

Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Linggi haluan 4. Buritan 5. Figur manusia (Sumber foto: Karina Arifin 2003) 1 3 4 5 2

(65)

3.7.1.2. Motif 2 Liang Kain Hitam.

Teknik : Dilukis menggunakan warna merah solid penuh.

Bentuk : Perahu dibuat melengkung pada bagian dasarnya, bagian linggi kiri membelok ke arah luar. Ujung kanan perahu tidak berlinggi. Di atas lambung perahu dilukiskan sembilan garis vertikal dan di bagian tengahnya tampak figur manusia yang tubuhnya digambarkan dengan dua garis melengkung membentuk bidang tubuh, sedangkan bagian kepala tidak jelas penggambarannya. Lengan kiri mengarah ke bawah sedangkan lengan kanan tidak tampak. Pada bagian ujung kanan terdapat figur yang mungkin menggambarkan manusia (solid). Motif : Non-figuratif, perahu.

Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Linggi haluan 4. Buritan 5. Figur manusia (Sumber foto: Karina Arifin 2003) 1 2 3 4 5 5

(66)

3.8. Kawasan Sangkulirang, Kalimantan Timur.

Pada kawasan ini, data motif perahu yang dapat dikumpulkan terdapat pada satu situs, yaitu situs Gua Mardua. Perairan sungai dan pesisir berdekatan dengan situs Gua Mardua.

(67)

3.8.1. Gua Mardua, Sangkulirang, Kalimantan Timur.

Pada situs ini, terdapat tujuh motif yang diperkirakan motif perahu.

3.8.1.1 Motif 1 Gua Mardua.

Teknik : Penggambaran menggunakan warna hitam dalam bentuk ragangan (outline).

Bentuk : Bagian lambung perahu dibuat melengkung dengan di kedua sisinya tegak. Bagian linggi kanan digambarkan bercabang dua, sedang bagian linggi kiri berupa segitiga (solid). Di atas lambung perahu terdapat dua tiang layar yang digambarkan dengan garis tebal. Dari bagian atas kedua tiang tersebut terentang tali-tali pengikat tiang layar ke arah badan perahu. Di bawah perahu dilukiskan garis-garis miring ke arah kiri.

Motif : Non-figuratif, perahu.

Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Linggi haluan 4. Linggi buritan 5. Tiang layar 6. Bendera

(Sumber foto ©Pindi

Setiawan, 1996) 1 2 4 3 5 6

(68)

3.8.1.2. Motif 2 Gua Mardua.

Teknik : Digambar menggunakan warna hitam dalam bentuk ragangan (outline).

Bentuk : Bagian lambung perahu dibuat melengkung ke atas dan bertemu dengan bagian atas perahu yang relatif horizontal. Haluan tidak berlinggi. Sedang bagian linggi buritan terdapat tambahan garis yang ujungnya membelok ke bawah dengan garis yang lebih tebal. Di atas lambung perahu terdapat dua tiang layar yang digambarkan dengan garis tebal. Dari kedua tiang tersebut terentang tali-tali pengikat tiang layar ke arah badan perahu. Di bawah perahu dilukiskan garis-garis miring ke arah kiri.

Motif : Non-figuratif, perahu.

Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Haluan 4. Linggi buritan 5. Tiang layar

(Sumber foto ©Pindi

Setiawan, 1996) 1 2 3 4 5

(69)

3.8.1.3. Motif 3 Gua Mardua.

Teknik : Digambar menggunakan warna hitam dalam bentuk ragangan (outline).

Bentuk : Bagian dasar perahu dibuat melengkung ke atas dan kedua ujungnya bertemu dengan bagian atas perahu yang lurus. Perahu digambarkan tidak berlinggi. Di atas lambung perahu terdapat tiang layar yang digambarkan berupa garis vertikal yang di kanan kiri bagian ujung atasnya ditorehkan dua garis yang masing-masing mengarah ke kedua ujung perahu membentuk layar segitiga.

Motif : Non-figuratif, perahu.

Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Tiang layar 4. Layar perahu

(Sumber foto ©Pindi

Setiawan, 1996)

1 2

3

(70)

3.8.1.4. Motif 4. Gua Mardua.

Teknik : Digambar menggunakan warna hitam dalam bentuk ragangan (outline).

Bentuk : Bagian dasar perahu dibuat melengkung ke atas. Kedua ujung perahu berlinggi. Di atas lambung perahu terdapat tiang layar berupa garis vertikal dengan tali-tali pengikat tiang layar terentang dari ujung atas tiang layar ke arah badan perahu. Lima figur manusia dilukiskan di atas perahu. Di bawah perahu dilukiskan garis-garis miring ke arah kiri.

Motif : Non-figuratif, perahu.

Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Linggi perahu 4. Tiang layar 5. Figur manusia

(Sumber foto ©Pindi

Setiawan, 1996) 1 2 3 4 3 5

(71)

3.8.1.5. Motif 5 Gua Mardua.

Teknik : Digambar menggunakan warna hitam dalam bentuk ragangan (outline).

Bentuk : Bagian dasar perahu dibuat melengkung ke atas, sedangkan bagian atasnya lurus. Perahu digambarkan agak miring dengan ujung kiri lebih tinggi dari ujung kanan. Kedua ujung perahu berlinggi. Linggi bagian kiri digambarkan membelok ke kiri membentuk garis mendatar kurang lebih sejajar dengan bagian atas perahu. Linggi bagian kanan bercabang dua, satu membentuk garis vertikal miring dan yang lainnya agak datar dan di dengan ujungnya membentuk lingkaran tertutup. Di atas lambung perahu terdapat tiang layar berupa garis vertikal dengan empat tali pengikat tiang layar berupa garis miring berlawanan dari ujung atas tiang layar ke arah badan perahu.

Motif : Non-figuratif, perahu.

Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Linggi perahu 4. Tiang layar

(Sumber foto ©Pindi

Setiawan, 1996) 1 2 4 3 3

(72)

3.8.1.6. Motif 6 Gua Mardua.

Teknik : Digambar menggunakan warna hitam dalam bentuk ragangan (outline).

Bentuk : Bagian lambung perahu dibuat dengan garis melengkung ke atas. Kedua ujung perahu berlinggi. Di atas lambung perahu terdapat tiang layar berupa garis agak miring dengan tali-tali pengikat tiang layar berupa garis miring ke arah badan perahu. Sebuah figur manusia dilukiskan pada bagian kanan perahu dengan sikap tangan mengarah ke bawah. Di bawah perahu, sepanjang dasar perahu, dilukiskan garis-garis miring ke arah kiri

Motif : Non-figuratif, perahu.

Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Linggi 4. Tiang perahu 5. Figur manusia

(Sumber foto ©Pindi

Setiawan, 1996) 1 2 3 5 3 4

(73)

3.8.1.7. Motif 7 Gua Mardua.

Teknik : Digambar menggunakan warna hitam dalam bentuk ragangan (outline).

Bentuk : Bagian dasar perahu dibuat dalam bentuk garis melengkung ke atas dan bagian atas perahu berupa garis horizontal. Kedua ujung perahu tidak berlinggi. Di atas lambung perahu terdapat tiang layar berupa garis vertikal dengan layar segitiga berupa garis miring yang berlawanan mengarah ke badan perahu.

Motif : Non-figuratif, perahu.

Keterangan: 1. Dasar perahu 2. Lambung perahu 3. Tiang layar 4. Layar perahu

(Sumber foto ©Pindi

Setiawan, 1996)

1 2

4 3

Gambar

Tabel 3.1. Persebaran motif perahu pada seni cadas di Indonesia dan sekitarnya
Gambar 4.1. Ilustrasi Bentuk Dasar pada Motif Perahu Seni Cadas di Indonesia
Gambar 4.2. Ilustrasi Tipe Motif Perahu pada Seni Cadas di Indonesia
Abba  5.6.1  3 Li 4  Ke 0 ,TL 1 ,Ly 0  Teluk Berau,

Referensi

Dokumen terkait

Hasil perhitungan data yaitu debit banjir pada segmen 1 sebesar 0,793 m 3 /detik, pada segmen 2 sebesar 1,493 m 3 /detik, pada segmen 3 sebesar 4,490 m 3 /detik, pada segmen 4

Maka dari itu, penelitian yang menunjukkan perbedaan kadar kolesterol total pada penderita sindrom nefrotik sensitif steroid sebelum dan sesudah pengobatan, dalam hal ini

Pengaruh Umur Listing, Leverage, Profitabilitas dan Reputasi Auditor Terhadap Internet Financial Reporting : Pada Perusahaan.. Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek

Pada Tabel 4.2.1 menunjukkan pandangan dari 2 node popular dan 2 node tidak popular terhadap ranking node lain, dimana 4 node tersebut dipilih secara

Fermentasi substrat cair adalah proses fermentasi yang terjadi pada medium yang konsistensinya cair.. Dalam menjalankan fermentasi substrat cair ditentukan oleh sifat-

Maksud dari pelaksanaan pekerjaan PEMBANGUNAN RUMAH DINAS ESELON II, III Dan PREASARANA LINGKUNGAN ini sesuai dengan apa yang telah direncanakan dari sisi kualitas,

Sementara istilah ini memiliki arti sosiologis yang lebih terbatas dengan merujuk pada gaya hidup yang khas dari berbagai kelompok status tertentu, dalam budaya konsumen

Molekul HDL yang relatif kecil dibanding lipoprotein lain dapat melewati sel endotel vascular dan masuk ke dalam jaringan tubuh untuk mengangkut kembali