• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOURCE OF ESTIMATION UNCERTAINTY (continued)

Pertimbangan (lanjutan) Judgments (continued)

Penyisihan atas Kerugian Penurunan Nilai Piutang Plasma

Allowance for Impairment Losses on Plasma Receivables

Seperti dijelaskan dalam Catatan 2, piutang plasma merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan

untuk pengembangan perkebunan plasma.

Kelompok Usaha mengevaluasi kelebihan atas akumulasi biaya pengembangan atas pendanaan dari bank dan jumlah yang disepakati oleh petani plasma. Dalam hal tersebut, Kelompok Usaha mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, untuk mencatat penyisihan kerugian atas penurunan nilai piutang plasma. Provisi ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika terdapat tambahan informasi yang diterima. Nilai tercatat atas piutang plasma Kelompok Usaha sebelum penyisihan kerugian penurunan nilai pada tanggal 31 Maret 2013 adalah sebesar Rp824.481 (31 Desember 2012: Rp747.527). Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 38.

As explained in Note 2, plasma receivables represent advances made for the costs to develop plasma plantations. The Group evaluates the excess of accumulated development costs over the bank’s funding and amount agreed by the plasma farmers. In these cases, the Group uses judgment, based on available facts and circumstances, to record provision for impairment losses on plasma receivables. These provisions are re-evaluated and adjusted as additional information is received. The carrying amount of the Group’s plasma receivables before allowance for impairment losses as of March 31, 2013 was Rp824,481 (December 31, 2012: Rp747,527). Further details are disclosed in Note 38.

Tagihan dan Keberatan atas Hasil Pemeriksaan Pajak

Claims for Tax Refund and Tax Assessments Under Appeal

Berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku saat ini, manajemen mempertimbangkan apakah jumlah yang tercatat dalam akun tagihan pajak penghasilan dapat dipulihkan dan direstitusi oleh Kantor Pajak. Nilai tercatat atas tagihan dan keberatan atas hasil pemeriksaan pajak Kelompok Usaha pada tanggal 31 Maret 2013 adalah sebesar Rp518.037 (31 Desember 2012: Rp517.471).

Based on tax regulations currently enacted, the management judges if the amounts recorded under “Claims for Tax Refund” account are recoverable and refundable from the Tax Office. The carrying amount of the Group’s claims for tax refund and tax assessments under appeal as of March 31, 2013 was Rp518,037 (December 31, 2012: Rp517,471).

Estimasi dan Asumsi Estimates and Assumptions

Asumsi utama terkait masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk periode berikutnya, diungkapkan di bawah ini. Kelompok Usaha mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan konsolidasian disusun. Situasi saat ini dan asumsi mengenai perkembangan di masa depan dapat

The key assumptions concerning the future and other key sources of estimation uncertainty at the reporting date that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial period are disclosed below. The Group bases its assumptions and estimates on parameters

available when the consolidated financial

statements were prepared. Existing circumstances and assumptions about future developments may change due to market changes or circumstances

Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Estimates and Assumptions (continued) Penyisihan atas Kerugian Penurunan Nilai Piutang

Usaha- Evaluasi Kolektif

Allowance for Impairment Losses on Trade Receivables - Collective Assessments

Bila Kelompok Usaha memutuskan bahwa tidak terdapat bukti obyektif atas penurunan nilai pada evaluasi individual atas piutang usaha, baik yang nilainya signifikan maupun tidak, Kelompok Usaha menyertakannya dalam kelompok piutang usaha dengan karakteristiknya risiko kredit yang serupa dan melakukan evaluasi kolektif atas penurunan nilai. Karakteristik yang dipilih mempengaruhi estimasi arus kas masa depan atas kelompok piutang usaha tersebut karena merupakan indikasi bagi kemampuan pelanggan untuk melunasi jumlah terutang.

If the Group determines that no objective evidence of impairment exists for an individually assessed trade receivables, whether significant or not, it includes the trade receivables in a group of

financial assets with similar credit risk

characteristics and collectively assesses them for impairment. The characteristics chosen are relevant to the estimation of future cash flows for groups of such trade receivables by being indicative of the customers’ ability to pay all amounts due.

Arus kas masa depan pada kelompok piutang usaha yang dievaluasi secara kolektif untuk

penurunan nilai diestimasi berdasarkan

pengalaman kerugian historis bagi piutang usaha dengan karakteristik risiko kredit yang serupa dengan piutang usaha pada kelompok tersebut.

Future cash flows in a group of trade receivables that are collectively evaluated for impairment are estimated on the basis of historical loss experience for the trade receivables with credit risk characteristics similar to those in the group.

Pensiun dan Imbalan Kerja Pension and Employee Benefits

Penentuan biaya pensiun dan liabilitas imbalan kerja Kelompok Usaha bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaria independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto tahunan, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan, umur pensiun, tingkat cacat tahunan dan referensi tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Kelompok Usaha langsung diakui dalam laba atau rugi pada saat terjadinya.

The determination of the Group’s cost for pension and employee benefits liabilities depends on its selection of certain assumptions used by the independent actuary in calculating such amounts. Those assumptions include among others, annual discount rates, future annual salary increase rate, annual rate, retirement age, and disability rate and mortality rate reference. Actual results that differ from the Group’s assumptions are recognized immediately in profit or loss when they occur. Sementara Kelompok Usaha berkeyakinan bahwa

asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau

perubahan signifikan dalam asumsi yang

ditetapkan Kelompok Usaha dapat mempengaruhi secara material liabilitas diestimasi atas pensiun dan imbalan kerja dan beban imbalan kerja neto. Nilai tercatat liabilitas diestimasi imbalan kerja Kelompok Usaha pada tanggal 31 Maret 2013 adalah sebesar Rp2.396.301 (31 Desember 2012: Rp2.292.691). Penjelasan lebih rinci diungkapkan

While the Group believes that its assumptions are reasonable and appropriate, significant differences in the Group’s actual results or significant changes in the Group’s assumptions may materially affect its estimated liabilities for pension and employee benefits and net employee benefits expense. The carrying amount of the Group’s estimated liabilities for employee benefits as of March 31, 2013 was Rp2,396,301 (December 31, 2012: Rp2,292,691). Further details are disclosed in Note 23.

3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN (lanjutan)

3. SOURCE OF ESTIMATION UNCERTAINTY (continued)

Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Estimates and Assumptions (continued)

Penyusutan Aset Tetap Depreciation of Fixed Assets

Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi masa manfaat ekonominya.

The costs of fixed assets are depreciated on a straight-line method over their estimated useful lives.

Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 3 sampai dengan 40 tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri di mana Kelompok Usaha menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomi dan nilai sisa aset, dan karenanya beban penyusutan masa depan dapat direvisi. Nilai tercatat neto aset tetap Kelompok Usaha pada tanggal 31 Maret 2013 adalah sebesar Rp16.215.444 (31 Desember 2012: Rp15.775.741).

Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam

Catatan 14.

Management properly estimates the useful lives of these fixed assets to be within 3 to 40 years. These are common life expectancies applied in the industries where the Group conducts its businesses. Changes in the expected level of usage and technological development could impact the economic useful lives and the residual values of these assets, and therefore future depreciation charges could be revised. The net carrying amount of the Group’s fixed assets as of March 31, 2013 was Rp16,215,444 (December 31, 2012: Rp15,775,741). Further details are disclosed in Note 14.

Instrumen Keuangan Financial Instruments

Kelompok Usaha mencatat aset keuangan tertentu pada nilai wajar, yang mengharuskan penggunaan

estimasi akuntansi. Sementara komponen

signifikan dalam pengukuran nilai wajar ditentukan menggunakan bukti obyektif yang dapat diverifikasi, jumlah perubahan nilai wajar dapat berbeda bila

Kelompok Usaha menggunakan metodologi

penilaian yang berbeda. Perubahan nilai wajar aset keuangan tersebut dapat mempengaruhi secara langsung laba atau rugi Kelompok Usaha. Nilai tercatat aset keuangan-tersedia untuk dijual pada nilai wajar dalam laporan perubahan posisi

keuangan konsolidasian pada tanggal

31 Maret 2013 adalah sebesar Rp669.118 (31 Desember 2012: Rp552.726) (Catatan 36).

The Group carries certain financial assets at fair values, which requires the use of accounting estimates. While significant components of fair value measurement were determined using verifiable objective evidences, the amount of changes in fair values would differ if the Group utilized different valuation methodology. Any changes in fair values of these financial assets would affect directly the Group’s profit or loss. The carrying amount of AFS’ financial assets carried at fair values in the consolidated statement of financial position as of March 31, 2013 was Rp669.118 (December 31, 2012: Rp552,726) (Note 36).

Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Estimates and Assumptions (continued)

Pajak Penghasilan dan Pajak Pertambahan Nilai Income Tax and Value-added Tax

Estimasi signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan maupun pengkreditan PPN Masukan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak terakhir tidak pasti dalam kegiatan usaha normal. Kelompok Usaha mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan.

Significant estimation is involved in determining provision for corporate income tax and in determining creditable VAT. In there are certain transactions and computation for which the ultimate tax determination is uncertain during the ordinary course of business. The Group recognizes liabilities for expected corporate income tax issues based on estimates of whether additional corporate income tax will be due.

Nilai tercatat bersih liabilitas pajak penghasilan badan pada tanggal 31 Maret 2013 adalah sebesar Rp309.309 (31 Desember 2012: Rp228.402). Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 21.

The net carrying amount of corporate income tax liabilities as of March 31, 2013 was Rp309,309 (December 31, 2012: Rp228,402). Further details are disclosed in Note 21.

Aset Pajak Tangguhan Deferred Tax Assets

Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan rugi fiskal yang belum digunakan sepanjang besar kemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan rugi fiskal tersebut dapat digunakan. Estimasi signifikan oleh manajemen disyaratkan dalam menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan dan tingkat penghasilan kena pajak dan strategi perencanaan pajak masa depan.

Deferred tax assets are recognized for all deductible temporary differences and unused tax losses to the extent that it is probable that taxable income will be available against which deductible temporary differences and unused tax losses can be utilized. Significant management estimates are required to determine the amount of deferred tax assets that can be recognized, based upon the likely timing and the level of future taxable income together with future tax planning strategies. Pada tanggal 31 Maret 2013, Kelompok Usaha

memiliki rugi fiskal yang dapat dikompensasi dengan pendapatan kena pajak di masa depan, sampai dengan lima tahun sejak rugi fiskal tersebut terjadi sebesar Rp2.423.550 (31 Desember 2012: Rp2.226.940). Rugi fiskal tersebut terkait kepada Entitas Anak yang sebagian besar tanaman perkebunannya masih belum menghasilkan atau baru mulai menghasilkan, belum daluwarsa dan tidak dapat digunakan untuk disalinghapuskan dengan penghasilan kena pajak entitas lain dalam Kelompok Usaha. Jika Kelompok Usaha dapat mengakui seluruh aset pajak tangguhan yang tidak diakui, saldo laba akan meningkat sebesar Rp84.284 untuk periode yang berakhir pada

As of March 31, 2013, the Group has tax losses carry forwards amounting to Rp2,423,550 (December 31, 2012: Rp2,226,940), which may be utilized against future taxable income for five years since the tax losses occurred. These tax losses relate to Subsidiaries where most of the plantations are still in immature stage or just started to mature, are not yet expired and may not be used to offset taxable income elsewhere in the Group. If the Group was able to recognize all unrecognized deferred tax assets on tax losses carry forwards, retained earnings would be increased by Rp84,284 for the period ended March 31, 2012 (December 31, 2012: Rp94,781).

3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN (lanjutan)

3. SOURCE OF ESTIMATION UNCERTAINTY (continued)

Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Estimates and Assumptions (continued)

Penyisihan atas Penurunan Nilai Pasar dan Keusangan Persediaan

Allowance for Decline in Market Values and Obsolescence of Inventories

Penyisihan atas penurunan nilai pasar dan keusangan persediaan diestimasi berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas kepada, kondisi fisik persediaan yang dimiliki, harga jual pasar, estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang timbul untuk penjualan. Provisi dievaluasi kembali dan disesuaikan jika terdapat tambahan informasi yang yang mempengaruhi jumlah yang diestimasi. Nilai tercatat neto persediaan Kelompok Usaha pada

tanggal 31 Maret 2013 adalah sebesar

Rp6.935.807 (31 Desember 2012: Rp7.782.594).

Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam

Catatan 8.

Allowance for decline in market values and obsolescence of inventories is estimated based on the best available facts and circumstances, including but not limited to, the inventories’ own physical conditions, their market selling prices, estimated costs of completion and estimated costs to be incurred for their sales. The provision is re- evaluated and adjusted as additional information received affects the amount estimated. The net carrying amount of the Group’s inventories as of March 31, 2013 was Rp6,935,807 (December 31, 2012: Rp7,782,594). Further details are disclosed in Note 8.

Penurunan Nilai Aset Non-keuangan Impairment of Non-financial Assets

Penurunan nilai timbul saat nilai tercatat aset atau

UPK melebihi nilai terpulihkannya, yang

merupakan jumlah yang lebih besar antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya. Perhitungan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual didasarkan pada data yang tersedia dari transaksi penjualan yang mengikat yang dibuat dalam transaksi normal atas aset serupa atau harga pasar yang dapat diamati dikurangi dengan biaya tambahan yang dapat diatribusikan dengan pelepasan aset. Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan neto didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset.

An impairment exists when the carrying amount of an asset or CGU exceeds its recoverable amount, which is the higher of its fair value less costs to sell and its value in use. The fair value less costs to sell calculation is based on available data from binding sales transactions in an arm’s length transaction of similar assets or observable market prices less incremental costs for disposing of the asset. In assessing the value in use, the estimated net future cash flows are discounted to their present value using a pre-tax discount rate that reflects current market assessments of the time value of money and the specific risks to the asset.

Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga penawaran pasar terakhir, jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi tersebut, Kelompok Usaha menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-perhitungan ini dipadukan dengan penilaian berganda atau indikator nilai wajar yang tersedia. Perhitungan nilai pakai

didasarkan pada model arus kas yang

In determining fair value less costs to sell, recent market transactions are taken into account, if available. If no such transactions can be identified, an appropriate valuation model is used to determine the fair value of the assets. These calculations are corroborated by valuation multiples or other available fair value indicators. The value in use calculation is based on a discounted cash flow model.

Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Estimates and Assumptions (continued)

Penurunan Nilai Aset Non-keuangan (lanjutan) Impairment of Non-financial Assets (continued)

Proyeksi arus kas tidak termasuk aktivitas restrukturisasi yang belum ada perikatannya atau investasi signifikan di masa depan yang akan meningkatkan kinerja dari UPK yang diuji. Jumlah terpulihkan paling sensitif terhadap tingkat diskonto yang digunakan untuk model arus kas yang didiskontokan seperti halnya dengan arus kas masuk masa depan yang diharapkan dan tingkat

pertumbuhan yang digunakan untuk tujuan

ekstrapolasi, dimana asumsi utama yang

digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan UPK, masing-masing dijelaskan lebih rinci dalam Catatan 15.

The future cash flow projection does not include restructuring activities that the Group is not yet committed to or significant future investments that will enhance the asset’s performance of the CGU being tested. The recoverable amount is most sensitive to the discount rate used for the discounted cash flow model as well as the expected future cash inflows and the growth rate used for extrapolation purposes, which are the key assumptions used to determine the recoverable amount for the different CGU, are further explained in Note 15.

Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat indikasi atas kemungkinan penurunan nilai potensial atas aset tetap, tanaman perkebunan,

goodwill dan aset tidak berwujud yang disajikan

pada laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012.

Management believes that there is no indication of potential impairment in values of fixed assets, plantations, goodwill and intangible asset presented in the consolidated statements of financial position as of March 31, 2013 and December 31, 2012.

Nilai tercatat aset tetap, tanaman perkebunan,

goodwill dan aset tidak berwujud Kelompok Usaha

pada tanggal 31 Maret 2013 adalah Rp29.154.119 (31 Desember 2012: Rp28.641.489).

The carrying amount of the Group’s fixed assets, plantations, goodwill and intangible asset as of March 31, 2013 was Rp29,154,119 (December 31, 2012: Rp28,641,489).

Biaya Pembongkaran Aset Dismantling Cost

Kelompok Usaha mencadangkan biaya timbul untuk pembongkaran atas tanah yang disewa berdasarkan kewajiban yang bersifat legal ataupun konstruktif. Hal ini membutuhkan estimasi beban untuk menyelesaikan kewajiban tersebut pada saat akhir periode pelaporan, dihitung berdasarkan

tingkat diskonto sebelum pajak yang

mencerminkan kondisi pasar terkini atas nilai waktu dari uang dan resiko tertentu dari liabilitas tersebut. Nilai tercatat liabilitas diestimasi atas biaya pembongkaran aset tetap Kelompok Usaha pada tangal 31 Maret 2013 adalah Rp94.586 (31 Desember 2012: Rp92.037). Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 14.

The Group provides for the cost of restoring a rented land where a legal or constructive obligation exists. This requires an estimation of the cost to restore the land based on the best estimate of the expenditure required to settle the obligation as at the end of the reporting date, discounted using a pre-tax discount rate that reflects the current market assessment of the time value of money and risks specific to the liability. The carrying amount of the Group’s estimated liabilities for assets dismantling costs as of March 31, 2013 was Rp94,586 (December 31, 2012: Rp92,037). Further details are disclosed in Note 14.

3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN (lanjutan)

3. SOURCE OF ESTIMATION UNCERTAINTY (continued)

Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Estimates and Assumptions (continued)

Amortisasi Aset tidak Berwujud Amortization of Intangible Asset

Kelompok Usaha mengestimasi umur manfaat merek-merek yang berhubungan dengan berbagai produk susu. Estimasi umur manfaat merek-merek tersebut ditelaah setiap tahun dan diperbaharui jika terjadi perbedaan perkiraan dari estimasi awal dikarenakan perubahan situasi pasar atau batasan lainnya. Namun, terdapat kemungkinan hasil operasi masa yang akan datang terpengaruh secara material oleh perubahan estimasi yang terjadi dikarenakan perubahan faktor-faktor yang disebutkan di atas. Jumlah dan waktu biaya yang dicatat untuk setiap periode akan dipengaruhi oleh perubahan pada faktor-faktor dan keadaan. Penurunan estimasi masa manfaat ekonomi merek-

merek Kelompok Usaha akan menambah

pencatatan beban amortisasi dan mengurangi nilai aset tidak berwujud.

The Group estimates the useful life of the brands for its various milk products. The estimated useful life of the brands is reviewed annually and is updated if expectations differ from previous estimates due to changes in market situations or other limits. It is possible, however, that future results of operations could be materially affected by changes in estimates brought about by changes in the factors mentioned above. The amounts and timing of recorded expenses for any period would be affected by changes in these factors and circumstances. A reduction in the estimated useful life of the Group’s brands would increase its

Dokumen terkait