• Tidak ada hasil yang ditemukan

Spesifikasi ini bertujuan untuk memberikan kriteria perencanaan persampahan untuk kota sedang dan kota

Dalam dokumen 4.1 Rencana Pengembangan Permukiman (Halaman 141-144)

4.5 Rencana Investasi Sub Bidang Drainase

4.5.1 Petunjuk Umum Sistem Drainase Perkotaan

4.5.1.1 Umum

Tujuan dari penyusunan rencana pembangunan sub bidang drainase adalah untuk memberikan suatu manual yang dapat memberikan arahan khususnya bagi Pemerintah Kabupaten Maybrat dan juga pihak lain yang berkepentingan dalam pengelolaan/penataan sistem drainase. Sehingga pada akhirnya dapat diwujudkan suatu sistem drainase yang terintegrasi dan dengan kualitas pelayanan yang memadai.

Acuan yang dapat dipakai adalah Kepmen PU No. 239/KPTS/1987 tentang fungsi utama saluran drainase sebagai drainase wilayah dan sebagai pengendali banjir.

Sistem drainase tidak dapat berdiri sendiri dan selalu berhubungan dengan sektor infrastruktur lainnya seperti pengembangan daerah, air limbah, perumahan dan tata bangunan serta jalan kota. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

 Perencanaan sistem drainase harus mendukung skenario pengembangan dan pembangunan wilyah, serta terpadu rencana pengembangan prasaran lainnya.

 Perencanaan sistem drainase harus mempertimbangkan pengembangan infrastruktur air limbah, karena faktanya menunjukan bahwa saluran air limbah kebanyakan masih bercampur dengan sistem pembuangan air hujan.

 Perencaaan sistem drainase harus dikoordinasikan dengan rencana pengembangan perumahan, terutama alam kaitannya dengan perencanaan sistem jaringan dan kapasitas prasarana.

 Perencanaan drainase yang menjadi satu kesatuan dengan jaringan jalan harus disinkronkan dengsn sistem jaringan drainase yang sudah direncanakan oleh institusi atau lembaga pengelola jaringan drainase.

Secara pasti dapat dikatakan bahwa penyelesaian masalah drainase (banjir) disuatu kawasan selain memfokoskan pada penyelesaian masalah kawasan internal, juga tidak terlepas dari penyelesaian masalah kawasan eksternal, terutama menyangkut aspek-aspek yang terkait secara langsung dengan permasalahan drainase di Kawasan studi. Dengan demikian disadari sepenuhnya bahwa untuk membebaskan suatu wilayah dari banjir adalah merupakan usaha atau kegiatan yang bersifat lintas sektoral dan lintas wilayah. Tanpa adaanya koordinasi dan sinkronisasi penganganan, maka

kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara parsial oleh masing-masing instansi atau wilayah pemerintahan tidak akan menghasilkan out-put yang optimal.

Sebagai bahan pengantar topic ini adalah uraian berikut. Studi tentang banjir akan selalu berhubungan dengan debit banjir dan kapasitas pelayanan system(pembuang) dan pemahaman mengenai daur hidrologi. Dari daur hidrologi dipahamio secara jelas hubungan antara bebrbagai komponen dari simpanan air (“water storege”) dan aliran air (“water movement”). Dalam perjalanan butiran-butiran air hujan akan mengalami penguapan, peresapan kedalam tanah, dan sisanya akan mengalir langsung ke sungai terdekat. Komposisinya dapat disederhanakan menjadi :

H = E + p + Qo Dimana :

H = Hujan E = Penguapan p = Peresapan

Qo = Aliran permukaan menuju sungai

Dari rumus diatas terlihat bahwa debit sungai akibat hujan secara langsung adalah sebesar Qo sedangkan p sebagian akan menjadi air tanah (Qį) dan sebagian aklan menjadi air bawa permukaan (Qį) secara berangsur-angsur Qį dan Qį keluar menuju sungai. Ketiga komponen aliran air (Qo Qį dan Qį) akan membentuk suatu kesatuan disungai yang disebut larian (Runoff) dari sebuah daerah aliran.

Besarnya resapan akan sangat tergantung pada kondisi lahan atau area tangkapam hujan. Jika lahan yang ada merupakan kawasan yang baik untuk peresapan air (hutan atau kawasan “Green Belt”), maka nilai Qo menjadi kecil sehingga tidak terjadi peningkatan kapasitas secara mendadak dan dalam kuantitas yang sangat tinggi pada sungai. Tetapi jika area resapan rusaak atau berubah fungsi menjadi area permukiman, maka nilai Qo menjadi sangat besar, dan akibatnya akan menjadi luapan atau banjir pada sungai karena sengai tersebut harus menanmpung debit yang sangat besar dalam periode yang singkat. Dari gambaran diatas terlihat jelas fungsi daerah resapan untuk penanggulangan banjir yaitu untuk mengatur besarnya aliran permukaan menuju sungai akibat hujan. Dalam konteks studi drainase dimana salah satu permasalahan adalah adanya genangan (banjir),

kebijakan pengendalian kawasan dihulu yang menjadi daerah resapan air, maka dapat dipastikan bahwa sistem yang disediakan tidak akan mempu menampung beban yang ada. Contoh di atas adalah salah satu aspek. Aspek kebijakan yang dituntut tidak terbatas pada masalah tersebut. Masih banyak aspek lain seperti kebijakan kependudukan dan lain sebagainya dari kawasan eksternal yang harus disinkronkan dan dikoordinasikan secara seksama.

4.5.1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah Drainase ini adalah untuk mendukung dan membantu Pemerintah Kabupaten Maybrat dalam menyusun pola kebijakan pengelolaan pengembangan sistem drainase antara lain :

 Membuat rencana jangka menengah (5 tahun) mengenai Pengembangan Sistem Drainase Perkotaan di Kabupaten Maybrat

 Menyiapkan Outline Sistem Drainase Perkotaan di Kabupaten Maybrat sesuai dengan perkembangan yang terjadi saat ini dan yang akan datang.

 Menyiapkan Rencana Pengembangan Sistem Drainase Perkotaan di Kabupaten Maybrat Tujuan dari kegiatan ini adalah dapat digunakan oleh Pemerintah Kabupaten Maybrat sebagai acuan untuk membangun dan mengelola prasarana dan sarana drainase.

4.5.1.3 Arah Kebijakan Penanganan Drainase

Jaringan saluran drainase sekunder dan tersier di Kabupaten Maybrat tersebar di kawasan terbangun, yakni terletak pada sepanjang kiri kanan. Walaupun demikian masih banyak wilayah yang belum memiliki sistem saluran ini dan pengeringan/pematusan air hujan dan buangan rumah tangga dilakukan dengan sistem peresapan ke tanah secara langsung. Secara keseluruhan bangunan saluran drainase yang ada di Kabupaten Maybrat masih berupa saluran non teknis atau berupa tanah yang digali dengan kedalaman 10 — 20 cm. Dari sistem sekunder dan tersier ini langsung berhubungan dengan sungai/laut sebagai sistem penyaluran pembuangan

menampung air hujan, sehingga bila musim hujan tiba bahaya banjir dapat dikendalikan dan kalau musim kemarau tiba tidak sulit mendapatkan cadangan air dan mempunyai out come kesehatan masyarakat meningkat.

4.5.1.4 Isu-Isu Strategis dan Permasalahan

 Kecenderungan Perubahan lklim

Ibu Kota Kabupaten Maybrat adalah Kota Ayamaru dimana secara topografi mempunyai ketinggian dibawah 100 m dari permukaan laut. lklim di Kabupaten Maybrat adalah tropis lembab dan mempunyai suhu rata-rat 27°C sedangkan data jumlah curah hujan tahunan mencapai 2.319 mm dengan rata-rata hujan 280 mm perbulan. Dari data topografi permukaan air laut pasang lebih tinggi dari claratan clan dari data curah hujan di atas Kabupaten orong mempunyai kemungkinan bahaya banjir yang cukup tinggi.

 Belum adanya Ketegasan Fungsi Sisitem Drainase

Drainase yang ada di Kabupaten Maybrat saat ini berfungsi sebagai pematusan air hujan saja dan belum sebagai pembuangan air limbah dapur clan cuci (grey

water). Sistem drainase yang terbangun saat ini masih setempat-setempat clan belum

terbangun semuanya sehingga sistem drainase yang ada belum bisa berfungsi sebagaimana mestinya.

 Kelengkapan Perangkat Peraturan

Belum adanya keterlibatan, koordinasi dan peran serta instansi lain yang bertanggung jawab terhadap utilitas yang ada.

Belum adanya peraturan daerah yang mengatur tentang kedudukan clan status clan tanggung jawab tentang drainase

4.5.1.5 Kebijakan, Program dan Kegiatan Pengelolaan Drainase Dalam Rencana

Kabupaten Maybrat

dapat dikendalikan dan kalau musim kemar au tiba tidak sulit mendapatkan cadangan air dan mempunyai out come kesehatan masyarakat meningkat.

 Program Pembinaan Pengelolaan Sistem Drainase Target :

Peningkatan NSPM sistem Drainase dan pengembangan perangkat pengaturan di daerah.

Peningkatan peran, fungsi dan kinerja lembaga/institusi pengelola dan SDM

 P r o g r a m p e n g e m b a n g a n p r o g r a m d a n p e r e n c a n a a n pembangunan sistem drainase

Target : Peningkatan penyusunan PJM dan master plan sektor drainase di kabupaten

 Program pengembangan pembangunan sistem draina se perkotaan. Target :

Peningkatan sistem drainase dalam mengurangi wilayah genangan di perkotaan

Dalam dokumen 4.1 Rencana Pengembangan Permukiman (Halaman 141-144)