• Tidak ada hasil yang ditemukan

Spesifikasi Umum Proyek

B. Proses Tenun Ikat Air Brush

5. Pengelolaan Pertenunan Setia Cap Cili

2.7 Spesifikasi Umum Proyek

Berdasarkan studi objek sejenis yang telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya maka dapat ditarik spesifikasi umum dalam perencanaan Industri Tenun Ikat.

2.7.1 Pemahaman

Industri Tenun Ikat merupakan suatu usaha yang bergerak di bidang industri kerajinan yang mengolah benang menjadi kain. Dalam produksi ini dibutuhkan bahan berupa benang sutera. Di dalam pengolahan benang menjadi kain dilakukan beberapa proses agar benang tersebut bisa menjadi selembar kain yang memiliki nilai yang tinggi. Setelah jadi, kain akan dipapemerkan di dalam galeri dan siap dipasarkan kepada konsumen.

2.7.2 Fungsi

Fungsi dari Industri Tenun Ikat ini terdiri dari fungsi utama dan fungsi penunjang.

a. Fungsi Utama

Industri Tenun Ikat memiliki fungsi utama sebagai fasilitas untuk memproduksi kain tenun ikat dengan memproses benang yang masih kasar yang mengalami banyak proses hingga menjadi kain yang bernilai tinggi dan siap dipasarkan.

b. Fungsi Penunjang

Fungsi penunjang yang ditawarkan oleh Industri Tenun Ikat adalah adanya galeri yang memamerkan kain hasil produksi dan konsumen dapat langsung membelinya disini. Selain itu juga, industri ini juga menawarkan pelatihan bagi yang ingin menambah kemampuannya di bidang tenun. Dan pengunjung dapat melihat langsung proses pembuatan kain tenun ikat secara gratis tanpa dipungut biaya apapun.

SEMINAR TUGAS AKHIR 55 2.7.3 Tujuan dan Sasaran

Tujuan dan sasaran dari Industri Tenun Ikat ini adalah untuk meningkatkan hasil produksi dan mengembangkan sumber daya manusia agar menghasilkan kain tenun ikat yang inovatif dan memiliki kualitas baik, sehingga mampu menambah keuntungan di bidang ekonomi.

Sasaran dari Industri Tenun Ikat ini adalah masyarakat sekitar dan wisatawan daerah Bali, baik dari domestik maupun internasional yang menyukai budaya Bali yaitu Kerajinan Tenun Ikat. Tidak hanya itu, kain Tenun Ikat ini akan dipasarkan ke pasar internasional, pasar nasional, maupun pasar lokal yang ada disini.

2.7.4 Bahan Baku yang Digunakan

Di dalam sebuah industri kerajinan, tentunya industri tekstil, bahan baku utama yang digunakan adalah benang. Di dalam pembuatan tenun ikat ini, benang utama yang digunakan adalah benang sutera. Untuk membuat tenun ikat endek dibutuhkan benang sutera dengan berbagai warna yang sudah mengalami pencelupan. Dan untuk tenun ikat songket benang yang digunakan, yaitu benang sutera ditambah dengan benang emas dan benang perak. Benang emas dan benang perak inilah yang nantinya mencirikan kain songket. Jadi baha baku utama yang digunakan di dalam industri, yaitu benang sutera, benang emas, dan benang perak.

2.7.5 Hasil Industri Tenun Ikat

Produksi yang dihasilkan adalah hasil olahan benang menjadi kain tenun ikat. Jenis kain tenun ikat yang diproduksi adalah kain endek, kain songket, dan kain gringsing, dengan berbagai macam motif. Tidak hanya itu, industri ini juga siap melayani desainer yang memiliki desain kain sendiri yang ingin dikerjakan disini.

2.7.6 Jadwal Operasional Industri Tenun Ikat

Jadwal operasional dari Industri Tenun Ikat ini dibagi menjadi dua yaitu jadwal operasional untuk pekerja Industri dan pegawai Galeri.

a. Pusat Produksi Kain Tenun Ikat

Jadwal operasional dilakukan mulai dari hari senin hingga hari sabtu pada pukul 08.00 sampai 17.00 WITA. Jam istirahat diberikan selama 60 menit pada pukul 12.00 hingga 13.00 WITA.

SEMINAR TUGAS AKHIR 56 b. Galeri/Ruang Pameran Kain

Jadwal operasional galeri yang ada di dalam industri dibuka sepanjang hari mulai dari pukul 09.00 hingga 21.00 WITA. Pada Galeri ini diberlakukan sistem shift, yaitu pergantian pegawai pada jam 16.00 WITA. Jam istirahat diberikan selama 30 menit, shift pagi pada pukul 12.30 hingga 13.00 WITA dan shift siang pada pukul 18.30 hingga 19.00 WITA. Diberlakukan pula hari libur pada tanggal merah sesuai kalender. Untuk libur hari raya, setiap agama akan diberikan waktu untuk libur hari raya.

2.7.7 Sistem Pengolahan Produk

Secara umum proses pengolahan benang menjadi kain tenun ikat adalah sebagai berikut :

1. Pengelosan

Penggulungan benang ke dalam kelosan untuk mempermudah di dalam proses pemidangan.

2. Pemidangan

Benang yang sudah dikelos di tata ke dalam penamplik/pemidangan dengan tujuan perhitungan benang dan mempermudah pengisian motif .

3. Pengikatan

Proses pengikatan menggunakan tali rapia sesuai dengan motif yang telah di tentukan/menyesuaikan dengan pesanan.

4. Pencelupan Untuk Lungsi Dan Pakan

Setelah proses pengikatan selesai, di lakukan proses pencelupan untuk warna dasar/sesuaikan dengan persyaratan pelanggan.

5. Penganihan (Untuk Lungsi)

Lakukan proses pemindahan benang dari kelosan ke dalam suatu alat yang di sebut molen dengan tujuan perhitungan benang sesuai dengan panjang atau lebarnya kain yang akan kita produksi (seperti yang lazim adalah 3600 helai benang).

6. Pencoletan Untuk Pakan

Apabila benang yang sudah di celup dasar sudah kering, lalu ikatan di buka terlebih dahulu, kemudian dilakukan pencoletan/pengisian warna (disesuaikan dengan warna yang diinginkan/motif yang di tentukan). Setelah semua terisi warna lalu di jemur sampai kering. 7. Pengobatan/Fixasi

SEMINAR TUGAS AKHIR 57

Sesudah kering, Siapkan baskom dan air bersih sebanyak 2 liter, masukkan pixanol 150 gr, aduk sampai larut. Masukkan benang hasil coletan yang sudah kering kedalam baskom, rendam selama 5 menit sambil diaduk, ngkat benang, cuci dengan air bersih, jemur sampai kering.

8. Pengginciran

Benang yang sudah kering tadi di tata dengan cara menggulung ke dalam suatu alat pengginciran, tujuannya untuk mempermudah dalam tahap pemaletan.

9. Pemaletan

Benang yang sudah selesai di gincir, kemudian di gulung lagi ke dalam palet agar memudahkan memasukan benang ke dalam sekoci, untuk selanjutnya ditenun.

10. Pencucukkan

Siapkan benang lungsi yang sudah di bum, pasang bum pada posisinya, ambil ujung benang yang ada di bum, kemudian masukkan ke guun dengan cara; satu orang memberi umpan benang, orang lainnya mengkait benang dan memasukkan ke dalam guun sampai benang habis. Lakukan pencucukkan di sisir dengan cara yang sama.

11. Penenunan

Pasang benang pakan yang sudah dipalet ke dalam sekoci, pasang sekoci di bedag tenun, periksa posisi sekoci dengan cara menenun, lakukan penenunan. Selama penenunan lakukan pengendalian/pengecekan terhadap kemungkinan putus benang lungsi dan pakan dengan cara mengamati selama proses penenunan. Hasil tenunan (kain) di lepas dari gulungan kain, kemudian di periksa kesesuaiannya.

2.7.8 Alat – Alat yang Digunakan

Alat–alat yang digunakan selama kegiatan produksi di Industri Tenun Ikat ini adalah Alat Tenun Bukan Mesin, alat mesin pengolahan benang. Selain itu, dalam proses produksi juga diperlukan alat penunjang, diantaranya baskom (untuk pewarnaan benang), dan jemuran kayu untuk menjemur benang setelah diwarna.

2.7.9 Sistem Pengelolaan Industri Tenun Ikat

Pengelolaan Industri Tenun Ikat ini membentuk badan organisasi swasta yang terdiri atas bagian produksi, personalia, pemasaran, administrasi serta keuangan. Pembagian pekerjaan dari Industri Tenun Ikat ini dapat dikatakan sederhana karena masih tergolong dalam industri menengah dengan pekerja yang berkisar ±80 orang.

SEMINAR TUGAS AKHIR 58 2.7.10 Fasilitas Industri Tenun Ikat

Secara umum fasilitas yang disediakan pada Industri Tenun Ikat ini terdiri atas:

a. Fasilitas Utama

1. Ruang Tenun (ATBM) 2. Ruang Pengolahan Benang 3. Ruang Pembuatan Desain 4. Ruang Pengikatan Desain 5. Ruang Pewarnaan

6. Gudang Bahan Baku 7. Gudang Hasil Produksi

b. Fasilitas Penunjang

1. Ruang Pameran Kain Tenun Ikat 2. Ruang Pelatihan

3. Lobi

4. Ruang Pengelola 5. Gedung Serba Guna 6. Cafeteria

7. Ruang Pagelaran Busana 8. Atm Centre

9. Toilet 10. Parkir 11. Ruang MEP 12. Gudang

Dokumen terkait