• Tidak ada hasil yang ditemukan

Stabilitas terhadap gaya geser

Dalam dokumen Buku Standar Teknis Embung (Halaman 129-140)

PERENCANAAN BANGUNAN

5.3.6 Stabilitas terhadap gaya geser

Persamaan yang dipakai adalah (KP-02, 1986):

   

ΣH A . c ΣV . f SF   dengan : SF = faktor keamanan, f = koefisien geser,

Σ V = jumlah gaya vertikal (ton), Σ H = jumlah gaya horizontal (ton), c = kohesi (t/m)

A = Luas bidang dasar pondasi (m2)

Table 5.7 Kuat geser tanah lunak

Kosistensi tanah Kuat geser KN/m2

lunak 12,5 – 2,5

Sangat lunak < 12,5

5.3.7 Stabilitas terhadap daya dukung tanah

Persamaan yang dipakai adalah : Eksentrisitas : 2 L V M e 

         

L e L V 6 1 max dengan:

σmax = daya dukung maksimum (t/m2), Σ M = Σ Mh – ΣMv (tm),

Σ V = jumlah gaya-gaya vertikal (ton), σ = daya dukung yang diijinkan (t/m2),

V-24

Tabel 5. 8 Harga-harga perkiraan daya dukung izin

( Sumber : British Standard Code Of Practice CP 2004)

Jenis Daya dukung

kN/m2 Kgf/cm2

1. batu sangat keras

2. batu kapur /batu pasir keras 3. kerikil berkerapatan sedang

atau pasir dan kerikil 4. Pasir berkerapatan sedang 5. lempung kenyal

6. lempung teguh

7. lempung lunak dan lanau

10.000 4.000 200-600 100- 300 150- 300 75 - 150 < 75 100 40 2 – 6 1 – 3 1,5 – 3 0,75 – 1,5 < 0,75

KODE DAS LUAS Km2 HW AWLR ARR CR 1 DAS Bentek 31,54 5 2 DAS Buruan 21,50 5 6 DAS Sokong 42,77 3 1 7 DAS Segara 133,17 2 1 8 DAS Tiupupus 47,30 1 11 DAS Luk 44,20 3 12 DAS Penggolong 5,33 4 14 DAS Sidutan 48,12 5 1 1 16 DAS Lebahpebali 10,01 1 19 DAS Amoramor 60,12 2 24 DAS Rembat 3,38 1 26 DAS Lebak 3,94 1 27 DAS Menangen 8,45 1 37 DAS Koangan 31,09 1 41 DAS Reak 37,63 12 1 49 DAS Putih 55,71 1 1 53 DAS Beburung 88,90 3 56 DAS Belik 7,84 2 57 DAS Mentareng 9,24 1 64 DAS Nangka 32,87 1 1 70 DAS Rajak 17,05 1 71 DAS Sambelia 57,31 1 1 85 DAS Desa 73,11 15 2 87 DAS Kukusan 91,55 34 88 DAS Tojang 40,07 8

89 DAS Geres Serodang 61,88 8

90 DAS Blimbing 141,65 52 1 1

91 DAS Aikampat 102,06 54

92 DAS Menangapaok 12,28 2

93 DAS Moyot 23,97 9 1

94 DAS Palung 128,83 45 1 1 1 96 DAS Rere Penembem 53,88 11 1

97 DAS Pemokong 19,51 14

99 DAS Aruina 5,31 2

102 DAS Temodo 23,92 4

104 DAS Peak 46,72 3

105 DAS Pare Gati 45,69 18 1

106 DAS Supak 14,31 10

110 DAS Bangket Lamin 10,96 1

111 DAS Balak 25,21 1 115 DAS Mawun 14,97 1 130 DAS Bengkang 10,45 1 150 DAS Siung 14,80 1 155 DAS Tembowong 10,33 1 167 DAS Kelep 115,13 6 1 1 171 DAS Babak 222,66 51 4 3 173 DAS Dodokan 578,92 96 2 4 1 177 DAS Ancar 22,78 3 1 178 DAS Jangkok 169,48 12 3 1 195 DAS Meninting 146,91 28 3 1

78 DAS Renggung Perempung 225,05 44 1 1 1 143 DAS Kelongkong Remening 39,96 12

116 DAS Unus (Brenyok) 38,64 5

Total 609 24 17 6

Keterangan :

No Bagian/Bab/ Sub.Bab/

Rincian

Uraian Koreksi/Penyempurnaan

SDA, Kementerian PU, Jakarta, 2013.

CHOW,V.T: Handbook of Applied Hydrology, McGraw-Hill, London, 1964. CHOW,V.T: Open Channel Hydraulics, McGraw-Hill, New York, 1959.

Crippen International LTD. North Vancouver, B.C. Canada: Lombok Island Water Resources Development Phase 1, 1975.

DGWRD, Bina Program : PSA series, 1985.

DGWRD, Roving seminar on conceptual models for operational hydrological forecasting,1982.

DGWRD-DOL : Design Criteria on Irrigation Design, 1980.

DPMA and Institute of Hydrology Wallingford : Flood design manual for Java and Sumatra, 1983.

ESCAP/ECAPE : Planning water resources development, Water Resources Series No.37, 1968.

FAO : Crop water requirements, Irrigation and Drainage paper 24, Rome, 1975. FENCO CONSULTANT LTD : Sumbawa Water Resources Development Planning Study, 1981.

IMAN SUBARKAH, Ir : Hidrologi Untuk Perencanaan Bangunan Air, 1980. JANSSEN, P. P.(Ed): Principles of river enggineering, Pitman, London, 1979. JOESRON LOEBIS, Ir. M.Eng : Banjir Rencana Untuk Bangunan Air, 2008. MANNEN,Th.D.van : Irrigatie in Nederlandsch-Indie, 1931.

MOCK, F. J. Dr : Land capability appraisal, Indonesia Water availability appraisal, 1973.

NEDECO, Jratunseluna basin Development Project : Design Criteria, 1974. NEDECO-DHV Consulting Engineers : Trial Run Training manuals, 1985.

SANTOSH KUMAR GARG : Irrigation Engineering and Hydraulic Structures, 1983.

Projects, 1984.

SOENARNO : Tahapan Perencanaan Teknis Irigasi, 1976.

SUYONO SOSRODARSONO, Ir. & KENSAKU TAKEDA : Hidrologi untuk Pengairan, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 1976.

SUYONO SOSRODARSONO, Ir. & KENSAKU TAKEDA : Bendungan Tipe Urugan, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 1977.

USBR, US Departement of Interior: Canals and related structures, Washington D.C, 1967.

B

Banjir rencana banjir maksimum dengan periode ulang tertentu (misal:

5,10,50,100 tahun), yang diperhitungkan untuk perencanaan suatu konstruksi.

C

Curah hujan efektif bagian dari curah hujan yang efektif untuk suatu proses

hidrologi yang bisa dimanfaatkan, misal: pemakaian air oleh tanaman, pengisian waduk dsb.

D

Daerah aliran sungai (DAS) daerah yang dibatasi bentuk topografi, di mana

seluruh curah hujan di sebelah dalamnya mengalir ke satu sungai.

Debit andalan debit dari suatu sumber air (mis: sungai) yang diharapkan

dapat disadap dengan resiko kegagalan tertentu, misal I kali dalam 5 tahun.

Debit puncak debit yang terbesar pada suatu periode tertentu.

Debit rencana debit untuk perencanaan bangunan atau saluran,Debit

rencana debit untuk perencanaan suatu bangunan air.

E

Evaporasi adalah penguapan.

Evapotranspirasi adalah kehilangan air total akibat penguapan dari muka

tanah dan transpirasi tanaman.

Embung merupakan sistem atau istilah lokal yang ada pada umumnya sudah

dikenal oleh masyarakat Nusa Tenggara Barat di dalam mengelola sumber daya air. Konstruksi embung berupa waduk penampungan yang terbuat dari timbunan tanah ataupun dari pasangan batu yang dipakai sebagai sumber air untuk memberi / suplesi terhadap kebutuhan air irigasi pada areal di bawahnya, dimana pada umumnya sudah dipersiapkan pola tanam tadah hujan (Gora) sehingga dapat diperoleh kontinuitas pemberian air untuk pertumbuhan tanaman dalam menghindari gagal panen.

tenaga listrik atau irigasi (pengairan) atau pengendalian banjir atau perikanan darat atau tujuan lainnya tetapi hanya untuk satu tujuan saja.

Embung serba guna (multipurpose dams) adalah embung yang dibangun

untuk memenuhi beberapa tujuan misalnya : pembangkit tenaga listrik (PLTA) dan irigasi (pengairan), dan lain-lain.

Embung penampung air (storage dams) adalah embung yang digunakan untuk

menyimpan air pada masa surplus dan dipergunakan pada masa kekurangan. Termasuk dalam embung penampung air adalah untuk tujuan rekreasi, perikanan, pengendalian banjir dan lain-lain.

Embung pembelok (diversion dams) adalah embung yang digunakan untuk

meninggikan muka air, biasanya untuk keperluan mengalirkan air kedalam sistem aliran menuju ke tempat yang memerlukan.

Embung penahan (detention dams) adalah embung yang digunakan untuk

memperlambat dan mengusahakan seminimal mungkin efek aliran banjir yang mendadak. Air ditampung secara berkala/sementara, dialirkan melalui pelepasan (outlet). Air ditahan selama mungkin dan dibiarkan meresap didaerah sekitarnya.

F

Faktor resesi (K) adalah perbandingan antara aliran air tanah pada bulan

ke-n deke-ngake-n alirake-n air take-nah pada awal bulake-n tersebut. Faktor resesi alirake-n take-nah dipengaruhi oleh sifat geologi DPS.

Faktor tahanan rembesan faktor pengali panjang jalur rembesan sehubungan

kondisi bentuk pondasi dan jenis tanah.

G

G.F.R. Gross Field Water Requirement, adalah kebutuhan air total (broto) di

sawah dengan mempertimbangkan faktor-faktor pengolahan laban, rembesan, penggunaan konsumtif dan penggantian lapisan air.

Garis kontur garis yang menghubungkan titik-titik yang sama tingginya,

disebut juga garis tinggi.

GFR kebutuhan total air di sawah.

GWF Ground Water Flow, adalah aliran air tanah

Hujan titik curah hujan pada daerah yang terbatas sekitar stasiun hujan. I

Infiltrasi adalah aliran air ke dalam tanah melalui permukaan tanah. J

Jaringan irigasi adalah seluruh bangunan dan saluran irigasi

Jaringan irigasi teknis jaringan yang sudah memisahkan antara sistem

irigasi.pembuang dan jaringan tersier

K

Kantong lumpur bangunan untuk mengendapkan dan menampung lumpur

yang pada waktu tertentu dibilas.

M

Mercu bagian atas dari pelimpah atau tanggul

Morfologi sungai bentuk dan keadaan alur sungai sehubungan dengan

alirannya.

N

N.F.R. Net-Field Water Requirement satuan kebutuhan bersih (netto) air di

sawah, dalam ha1 ini telah diperhitungkan faktor curah hujan efektif.

Neraca air keseimbangan air, membandingkan air yang ada, air hilang dan air

yang dimanfaatkan.

P

Periode ulang suatu periode di mana diharapkan terjadi hujan atau debit

maksimum.

Perkolasi adalah gerakan air dalam tanah dengan arah vertikal ke bawah. Peta geologi adalah peta yang menggambarkan keadaan geologi, dinyatakan

dengan simbol-simbol dan warna tertentu, disertai keterangan seperlunya.

Prasarana (infrastruktur) fasilitas untuk pelayanan masyarakat seperti :

jaringan jalan, irigasi, bangunan umum.

S

Saluran irigasi adalah saluran pembawa air untuk menambah air ke saluran

Dalam dokumen Buku Standar Teknis Embung (Halaman 129-140)

Dokumen terkait