• Tidak ada hasil yang ditemukan

Stainless Steel 304

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 21-27)

Stainless Steel merupakan salah satu jenis baja telah banyak digunakan dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Stainless steel banyak menawarkan proteksi fisik yang sangat bagus, mudah dibentuk, dekoratif serta dapat didaur ulang tanpa harus mengurangi kualitas senyawa penyusunnya. Campuran stainless steel mengandung senyawa kromium dengan presentase sedikitnya 11% yang cukup untuk dapat membentuk suatu lapisan pasif pada permukaan baja (Ojahan, 2017) Stainless steel memiliki sifat tidak mudah terkorosi seperti logam baja yang lain. Stainless steel berbeda dari baja biasa dari kandungan kromnya. Baja karbon akan terkorosi ketika diekspos pada udara yang lembab. Besi oksida yang terbentuk bersifat aktif dan akan mempercepat korosi dengan adanya pembentukan oksida besi yang lebih banyak lagi. Stainless steel memiliki persentase jumlah krom yang memadahi sehingga akan membentuk suatu lapisan pasif kromium oksida yang akan mencegah terjadinya korosi lebih lanjut (Sumarji, 2011).

Menurut Sumarji (2011), ada berbagai macam jenis dari stainless steel.

Ketika nikel ditambahkan sebagai campuran, maka stainless steel akan berkurang kegetasannya pada suhu rendah. Apabila diinginkan sifat mekanik yang lebih kuat dan keras, maka dibutuhkan penambahan karbon. Salah satu jenis stainless steel

yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah stainless steel tipe 304.

Stainless steel tipe 304 merupakan jenis baja tahan karat yang serbaguna. Stainless steel tipe 304 ini banyak digunakan dalam dunia industri maupun skala kecil.

Penggunaannya antara lain untuk: tanki dan container untuk berbagai macam cairan dan padatan, peralatan pertambangan, kimia, makanan, dan industri farmasi.

Pada penelitian ini kenapa memilih bahan stainless steel 304 Stainless Steel merupakan salah satu jenis baja telah banyak digunakan dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dalam Penggunaannya antara lain untuk: tanki dan container untuk berbagai macam cairan dan padatan, peralatan pertambangan, kimia, makanan, dan industri farmasi.

2.8.1 Pengelasan Dessimilar

Proses pengelasan logam berbeda (dissimilar metal welding) kebanyakan digunakan dalam bidang- bidang industri, seperti: pabrik semen, pusat pembangkit listrik, bidang transportasi, pabrik kimia, dan bidang industri lainnya yang membutuhkan proses pengelasan logam berbeda. pengelasan logam berbeda adalah suatu proses pengelasan yang dilakukan pada dua jenis logam atau paduan logam yang berbeda. Pengelasan logam berbeda (Dessimilar Metal Welding) merupakan perkembangan dari teknologi las modern akibat dari kebutuhan akan penyambungan matrial – matrial yang memiliki jenis logam yang berbeda (parekke at al.,2014).

Pada penelitian ini pengelasan dissimilar mengunakan kedua matrial berbeda yaitu stainless Steel 304 yang mana lebih keras dan baja A 36 dengan matrial baja

karbon rendah. Disini saya mencoba memadukan bahan tahan karat dengan baja berkarat.

2.8.2 Karakteristik Stainless Steel 304

Stainless steel tipe 304 merupakan salah satu jenis stainless steel yang banyak dipakai pada dunia industri. Hal ini dikarena stainless steel tipe 304 memiliki sifat mekanik yang cukup kuat, tahan terhadap korosi, mampu mencegah kontaminasi dan mudah dibersihkan (Ojahan, 2017). Bentuk stainless steel tipe 304 dapat dilihat pada Gambar 2.17

Gambar 2.15 Stainless steel tipe 304 (Sumber : Sandra, 2013)

Sumarji (2011) mengemukakan bahwa beberapa sifat mekanik yang dimiliki stainless steel tipe 304 diantaranya adalah kekuatan tarik 646 Mpa, yield strength 270 Mpa, elongation 50%, dan kekerasan 82 HRB. Penggunaan stainless steel tipe 304 meningkat secara signifikan seperti alat kesehatan, kaleng pengemas makanan dan minuman, mesin produksi pengolah makanan dan minuman, bidang automotif serta peralatan rumah tangga bahkan fasilitas-fasilitas umum maupun bidang konstruksi (Ojahan, 2017).

Karakteristik lain dari stainless steel tipe 304 yang menguntungkan adalah berpenampilan menarik (attractive), tahan korosi (corrosion resistance), berkekuatan tinggi (high strength) dan rendah perawatan (low maintenance).

Pemilihan bahan dalam penelitian ini dipilih stainless steel 304 tujuannya dalam hal ini untuk mengimbangi laju korosi.

Alasan dari penelitian ini untuk memilih bahan penelitian Stainless steel 304 karena banyak, murah dan mudah diperoleh dipasaran, sedangkan kelemahan stainless steel 304 adalah ketahanan korosi dan kekerasan stainless steel 304 lebih rendah daripada stainless steel 316L.

2.8.3 Komposisi Kimia Stainless Steel 304

Stainless steel 304 mengandung sedikitnya 16 % kromium dan 6 % nikel, dan dikombinasikan dengan paling banyak 0,08% karbon. Penambahan unsur-unsur tertentu dalam paduan stainless steel tipe 304 memiliki tujuan untuk mendapatkan sifat-sifat yang diinginkan (Mulyaningsih et al., 2014). Sumarji (2011) menambahkan stainless steel tipe 304 merupakan jenis baja tahan karat austenitic stainless steel yang memiliki komposisi 0.042%C, 1.19%Mn, 0.034%P, 0.006%S, 0.049%Si, 18.24%Cr, 8.15%Ni, dan sisanya Fe. Komposisi kimia stainless steel tipe 304 dapat dilihat pada Tabel 2.4

Tabel 2.5 Komposisi kimia stainless steel tipe 304

Unsur Minimum (% berat) Maksimum (% berat)

C 0,08 0,08

Si 1,00 1,00

Mn 2,00 2,02

Ni 8,00 10,50

Cr 18,00 20,00

(Sumber : Setiawan & Sungkono, 2017)

Berdasarkan Tabel 2.4 Chromium (Cr) merupakan elemen yang paling penting dalam stainless steel tipe 304. Keberadaan elemen ini yang menyebabkan stainless steel menjadi tahan terhadap korosi. Walaupun demikian kondisi lingkungan tetap menjadi penyebab kerusakan lapisan pelindung tersebut. Tetapi

jika lapisan pelindung sudah tidak lagi terbentuk, maka korosi akan terjadi (Mulyaningsih et al., 2014). Korosi terjadi akibat adanya oksida logam tersebut tidak akan terbentuk pada pH rendah (Harmami & Wardhani, 2014)

2.9 Baja A 36

Baja ASTM A36, yang juga dikenal sebagai SS400 JIS 3101, di ASME Kode Bagian II-A spesifikasi JIS dari pelat baja untuk konstruksi umum termasuk dalam kategori SA-36. Di JIS (Standar Industri Jepang) “SS” singkatan dari baja struktural (structural steel) dan e400 yang mirip dengan AISI 1018. Pelat kapal mild steel A-36 adalah salah satu baja canai panas struktural yang paling umum digunakan. Tipikal material baja karbon khas, harganya relatif murah, sangat bagus di las dan di machining dan material baja SS400 dapat mengalami berbagai perlakuan panas. Baja A36 pelat umumnya disebut dengan pelat mild steel (MS).

Untuk pelat ukuran 5 x 20 kaki (feet) sering juga disebut dengan pelat kapal, karena banyak digunakan untuk industri perkapalan. Baja A36 memiliki unsur-unsur C 0,25% - 0,290%, Cu 0,20%, Fe 98%, Mn 1,03%, P 0,04%, Si 0,28%, S 0,050%, dan juga memiliki titik leleh pada suhu 1430 C° (Tanjung, F.A., Jufri, M., &

Saifullah, 2018).

Pada penelitian ini kenapa saya memilih baja A 36 sebagai bahan pengujian karena baja A 36 ini sangat sering dipakai dalam kontruksi karena harganya yang murah dan sering digunakan.

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 21-27)

Dokumen terkait