• Tidak ada hasil yang ditemukan

Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di MTs Standar kompetensi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) berisi

Dalam dokumen Bab II PELAKSANAAN PRAKTEK IBADAH (Halaman 28-34)

PAI di MTs. Kemampuan ini berorientasi pada perilaku afektif dan psikomotorik dengan dukungan pengetahuan kognitif dalam rangka memperkuat keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Kemampuan-kemampuan yang tercantum dalam komponen kemampuan dasar ini merupakan penjabaran dari kemampuan dasar umum yang harus dicapai di MTs yaitu:

a) Mampu membaca Al-Qur’an surat-surat pilihan sesuai dengan tajwidnya, mengartikan, dan menyalinnya, serta mampu membaca, mengartikan, dan menyalin hadits-hadits pilihan.

b) Beriman kepada Allah SWT. dan lima rukun iman yang lain dengan mengetahui fungsinya serta terefleksi dalam sikap, perilaku, dan akhlak peserta didik dalam dimensi vertikal maupun horizontal.

c) Mampu beribadah dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan syari’at Islam baik ibadah wajib dan ibadah sunnah maupun muamalah.

d) Mampu berakhlak mulia dengan meneladani sifat, sikap, dan kepribadian Rasulullah serta Khulafaur Rasyidin.

e) Mampu mengambil manfat dari sejarah peradaban Islam.

Seperti tergambar dalam kemampuan dasar umum di atas, kemampuan dasar tiap kelas yang tercantum dalam Standar Nasional juga dikelompokkan ke dalam lima unsur pokok mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di MTs, yaitu: Al-Qur’an/Hadits, Keimanan; Akhlak; Fiqih/ Ibadah; dan Tarikh. Dengan demikian ruang lingkup pembahasan pendidikan Agama Islam di MTs terdiri dari lima unsur pokok pembahasan,yaitu:

Al-Qur’an, yaitu membaca Al-Qur’an. Membaca Al-Qur’an tidak sama dengan membaca buku atau membaca Kitab suci lain. Membaca Al-Qur’an adalah suatu ilmu yang mengandung seni, seni baca Al-Qur’an. Al-Qur’an itu adalah wahyu Allah yang dibukukan, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai suatu mukjizat, membacanya merupakan ibadah, sumber utama ajaran Islam dan sebagai pedoman hidup bagi Umat Islam. Karena membacanya bernilai ibadah, maka ilmu yang berkenaan dengan tatacara membaca Al-Qur’an harus dipelajari dan dipahami supaya lebih baik dalam membacanya. Kemampuan dasar mata pelajaran adalah:

(a) Membaca, mengartikan, dan menyalin surat-surat pilihan. (b) Membaca, mengartikan, dan menyalin hadits-hadits pilihan.

(c) Menerapkan hukum bacaan Alif Lam Syamsiyah dan Alif Lam Qomariah, Nun mati/tanwin dan Mim mati.

(d) Menerapkan bacaan qalqalah, tafkhim dan tarqiq, huruf lam dan ra’, serta mad.

(e) Menerapkan hukum bacaan waqof dan idgham.

(f) Mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an dan Hadits dalam kehidupan sehari-hari.

(2) Keimanan

Pengajaran keimanan berarti proses belajar-mengajar tentang berbagai aspek kepercayaan. Dalam hal ini tentu saja kepercayaan menurut ajaran Islam. Dalam mata pelajaran keimanan, pusat atau inti pembahasannya ialah tentang keesaan Allah. Karena itu, ilmu tentang keimanan ini disebut juga “Tauhid”.

Ruang lingkup pengajaran keimanan ini meliputi rukun iman yang enam. Kemampuan dasar mata pelajaran adalah:

(a) Beriman kepada Allah SWT. dan memahami sifat-sifat-Nya.

(b) Beriman kepada Malaikat-malaikat Allah SWT. dan memahami tugas-tugasnya.

(c) Beriman kepada Kitab-kitab Allah SWT. dan memahami arti beriman kepadanya.

(d) Beriman kepada Rasul-rasul Allah SWT. dan memahami arti beriman kepadanya.

(e) Beriman kepada hari akhir dan memahami arti beriman kepadanya. (f) Beriman kepada qadha’ dan qadar Allah SWT. dan memahami arti

beriman kepadanya. (3) Akhlak

Pengajaran akhlak berarti pengajaran tentang bentuk batin seseorang yang kelihatan pada tingkah lakunya. Dalam pelaksanaannya,pengajaran ini berarti proses kegiatan belajar-mengajar dalam mencapai tujuan agar peserta didik berakhlak baik sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam dan masyarakat. Kemampuan dasar mata pelajaran adalah:

(a) Beperilaku dengan sifat-sifat terpuji. (b) Menghindari sifat-sifat tercela. (c) Bertata krama.

(4) Ibadah/Fiqih

Materi pelajaran ibadah seluruhnya terkandung dalam Ilmu fiqh. Oleh karena itu, banyak orang yang mengidentikkan ibadah dengan Fiqh, sehingga

pelajaran Fiqh itulah pelajaran Ibadah. Ini tentu tidak benar, karena pelajaran Fiqh tidak hanya membicarakan ibadah saja, tetapi lebih banyak membicarakan masalah sosial, seperti jual beli, pernikahan, warisan, hukuman, makanan, minuman, pakaian, dan sebagainya. Dalam pengajaran Ibadah ruang lingkup pembahasannya ialah semua rukun Islam yang harus diamalkan. Sedangkan dalam pelajaran Fiqh dibahas berbagai aspek ibadah, seperti bentuknya, macamnya, caranya, waktunya, hukumnya, dan sebagainya. Kemampuan dasar mata pelajaran adalah:

(a) Melakukan thaharah/bersuci. (b) Melakukan shalat wajib.

(c) Melakukan macam-macam sujud. (d) Melakukan shalat Jum’at.

(e) Melakukan shalat jama’ dan qashar. (f) Melakukan macam-macam shalat sunnah. (g) Melakukan puasa.

(h) Melakukan zakat.

(i) Memahami hukum Islam tentang makanan, minuman, dan binatang. (j) Memahami ketentuan aqiqah dan qurban.

(k) Memahami ibadah haji dan umrah. (l) Melakukan shalat janazah.

(m) Memahami tata cara pernikahan. (5) Tarikh

Tarikh Islam disebut juga sejarah Islam. Pengajaran ini sebenarnya pengajaran sejarah yakni sejarah yang berhubungan dengan pertumbuhan dan

perkembangan umat Islam mulai dari awalnya, sampai dengan sekarang. Pengetahuan ini bertujuan untuk mengenal dan mencintai Islam sebagai Agama pedoman hidup. Kemampuan dasar mata pelajaran adalah:

(a) Memahami keadaan masyarakat Makkah sebelum dan sesudah Islam datang.

(b) Memahami keadaan masyarakat Makkah periode Rasulullah SAW. (c) Memahami keadaan masyarakat Madinah sebelum dan sesudah Islam

datang.

(d) Memahami perkembangan Islam pada masa Khulafaur Rasyidin.

g. Ibadah/Fiqih 1) Shalat Wajib

Dalam Kamus Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2008: 565), ibadah berarti: perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Jadi ibadah merupakan segala perbuatan menyembah Allah yang sesuai dengan ajaran Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ibadah murni ada 4 macam, yaitu shalat, puasa, zakat dan haji. Di antara ibadah dalam Islam itu, ibadah shalatlah yang dapat membawa manusia amat dekat dengan Tuhan apabila dilaksanakan dengan penuh penghayatan.

Menurut Marzuki (2012: 92) kata shalat berasal dari bahasa Arab ash-shalah yang berarti doa. Secara mudah dapat dipahami bahwa shalat berisi rangkaian doa. Semua bacaan dalam shalat berupa doa kepada Allah mulai dari doa iftitah (doa pembuka) sampai salam (doa penutup). Menurut istilah syariat

(hukum) Islam shalat berarti serangkaian ibadah yang berupa ucapan dan gerakan yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam dengan syarat dan rukun tertentu. Secara umum shalat ada dua macam, yaitu shalat wajib (shalat fardu) dan shalat sunnah. Di antara shalat wajib tersebut adalah shalat lima waktu sehari semalam, yakni shalat Zhuhur, shalat ‘Ashar, shalat Maghrib, shalat ‘Isya’, dan shalat Subuh. Hukum melaksanakan shalat lima waktu ini adalah fardu ‘ain, artinya setiap umat Islam harus melaksanakan shalat lima waktu itu dan tidak boleh meninggalkannya dalam keadaan bagaimanapun. Meninggalkan shalat termasuk dosa besar.

Dalam dokumen Bab II PELAKSANAAN PRAKTEK IBADAH (Halaman 28-34)