• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.7 Standar Operasional Prosedur Budidaya Anggrek Tanah

3. Pelaksanaan kegiatan SL GAP-SOP berlangsung secara periodik (mingguan atau dua mingguan) ataupun periode tertentu/sesuai fenologi tanaman (sebanyak 13–20 kali pertemuan).

4. Materi/kurikulum yang dibahas selama kegiatan berlangsung terdiri dari : (1) Test balot box (test awal dan test akhir); (2) Materi pokok yang terdiri dari pengamatan control point tahapan GAP-SOP, pembahasan control point, penggambaran hasil pengamatan dan hasil diskusi sub kelompok, presentasi pleno dan pengambilan keputusan/kesepakatan, pencatatan; (3) Pengamatan agroekosistem petak studi; dan (4) Topik khusus sesuai dengan kebutuhan.

2.7 Standar Operasional Prosedur Budidaya Anggrek Tanah

Anggrek termasuk famili Orchidaceae, suatu famili yang sangat besar dan sangat bervariasi yang memiliki sekitar 800 genus dan tidak kurang dari 30.000 spesies (Gunawan, 2008:5).

Anggrek Terrestria atau anggrek tanah hidup di tanah dengan akar-akarnya didalam tanah. Akar-akar ini disebut akar tanah yang biasanya tebal berdaging, keluar dari bonggol tanaman. Walaupun disebut anggrek tanah, namun dalam pembudidayaan, mereka lebih menyukai tanah yang berhumus seperti keadaan tempat tumbuh dialam bebas. (Gunadi,1985:22).

Anggrek Semi Terristria adalah tipe anggrek yang hidup atau biasa ditanam diatas tanah dan juga dinamakan anggrek tanah. Sepanjang batang anggrek-anggrek ini banyak tumbuh akar udara, dan akar yang tumbuh dekat tanah akan masuk ke lapisan permukaan tanah atau melata saja dipermukaan tanah. Dalam

26 pembudidayaan, anggrek ini dapat ditanam dalam bak panjang atau parit buatan yang diisi batu-batu, pecahan genteng (Gunadi,1985:23).

Anggrek Terrestria dan Semi Terrestria biasa dengan kebasahan atau suasana lembab, maka mereka menyukai air sepanjang tahun dengan tingkat kelembaban yang tinggi. Cara budidaya anggrek tanah berbeda dengan anggrek penumpang yang biasanya menumpang di pepohonan dengan suasana basah atau kering menurut musim. (Gunadi,1985:24).

Menurut Direktorat Budidaya dan Pascapanen Florikultura (2011:3) bahwa SOP budidaya anggrek tanah adalah pedoman dalam melaksanakan budidaya termasuk panen dan pascapanen yang baik dan benar sehingga meningkatkan kualitas, keamanan produk, lingkungan serta petani. Ruang lingkup SOP budidaya anggrek tanah meliputi: (1) Penetapan lokasi (2) Penyiapan lahan (3) Penyiapan bedengan (4) Pemasangan penopang (5) Penyiapan benih bermutu (6) Penanaman (7) Penyiapan media tanam (8) Pengairan (9) Pemupukan (10) Penyulaman (11) Sanitasi kebun (12) Perlindungan tanaman (13) Panen (14) Peremajaan tanaman (15) Pasca panen (16) Pencatatan.

Berikut ini cara budidaya anggrek tanah yang dikumpulkan dari beberapa sumber dan disesuaikan dengan lingkup SOP budidaya anggrek tanah mulai dari penetapan lokasi, penyiapan lahan, penanaman, pemupukan, sampai dengan panen dan pascapanen bunga potong anggrek.

27

2.7.1 Penetapan Lokasi

Menyediakan lokasi sebagai lahan usaha, sesuai dengan persyaratan pertumbuhan tumbuh tanaman. Anggrek terrestrial yaitu anggrek yang tumbuh di tanah dan membutuhkan cahaya matahari langsung 70-100 % dengan suhu siang berkisar antara 19-38 oC dan suhu malam berkisar 18-21 oC.

Angin dan curah hujan tidak terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman anggrek. Ketinggian yang cocok bagi budidaya tanaman anggrek yaitu pada ketinggian 0-650 m dpl. Tanaman anggrek cocok ditanam pada daerah dengan kelembaban udara disiang hari 65-70 % (Istiati,2009:6).

2.7.2 Penyiapan Lahan

Pada saat penyiapan lahan hal-hal yang perlu dilakukan meliputi pembersihan lahan, pembuatan saluran drainase, pembuatan instalasi air, dan pembuatan terasering (bila perlu).

Lahan perlu dibersihkan dari tumbuhan liar (gulma) agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman anggrek. Agar lahan tidak becek maka perlu dibuat saluran drainase dengan ukuran tinggi 30 cm x lebar 40 cm x panjang sesuai ukuran lahan. Untuk memenuhi kebutuhan air tanaman anggrek maka pada saat penyiapan lahan perlu dibuat instalasi air seperti sumur, pompa air, dan selang untuk menjangkau seluruh bagian kebun.

2.7.3 Penyiapan Bedengan

Media tanam dalam tanah dengan sistim bak-bak tanam. Bak terbuat dari batu bata merah panjang 2 m lebar 40 cm dan tinggi bak 2 lapis batu bata merah. Pembuatan bak diatas tanah untuk menghindari dari kebecekan, dengan cara tanah

28 digali sedalam 10-20 cm kemudian diberi batu bata ukuran 40 cm x 2 m dan jarak antara pembatas dengan yang lain 3 cm (Istiati,2009:13).

2.7.4 Pemasangan Penyangga

Tiang penyangga dibuat 4 buah yang ditancapkan kedalam tanah dengan ketinggian masing-masing 1,5 m. Antara tiang satu dangan tiang lainnya dihubungkan dengan kayu sehingga keempat tiang tersebut menjadi satu rangkaian (Istiati,2009:14).

2.7.5 Penyiapan Media Tanam

Media tanam untuk anggrek Terrestria adalah pupuk kompos, sekam, pupuk kandang, dan serat pakis. Sedangkan media tanam untuk anggrek semi terrestria adalah pecahan genteng yang agak besar, pupuk kandang, sekam, dan serutan kayu (Istiati,2009:6).

Media tumbuh untuk anggrek tanah merupakan campuran dengan perbandingan yang sama, terdiri dari serutan kayu, kompos, pupuk kandang yang sudah matang. Setelah dicampur merata, media ini diisikan kedalam bedengan dengan terlebih dahulu dasar bedengan diberi lapisan yang porous dari pecahan genting atau batu bata setebal 5-10 cm tergantung pada ketinggian bedengannya (Gunawan, 2008:32).

2.7.6 Penyiapan Benih Bermutu

Bibit anggrek yang baik, sehat, dan unggul mempunyai beberapa ciri, yaitu: bentuk batang kuat, pertumbuhan pesat, daun subur, bunga lebat dan indah (Istiati,2009:9).

29

2.7.7 Penanaman

Anggrek tanah dapat ditanam dalam bak kayu panjang atau dibedengan tanah yang telah diberi pembatas dua baris genting yang diletakan dengan posisi berdiri. Lebar bedengan kira-kira 30 cm (Gunawan, 2008:31).

Cara menanam anggrek tanah yang monopodial ditempatkan dibedengan kemudian diikatkan pada bambu penopang dengan tali. jarak antar tanaman tergantung pada jenisnya. Pedoman untuk mengatur jarak antar tanaman ini adalah daun dari dua tanaman tidak saling menutupi, tetapi hanya bersinggungan (Gunawan, 2008:32).

2.7.8 Pengairan

Sumber air untuk tanaman anggrek dapat berasal dari air ledeng, air sumur, air hujan, air sungai. Yang perlu diperhatikan adalah pH air yang baik yaitu sekitar 5,6-6 dan air yang baik untuk penyiraman adalah air yang steril yang tidak mengandung bakteri/jamur yang bisa mengganggu tanaman anggrek (Istiati,2009:17).

Cara pemberian air yang baik adalah melalui nozzle penyemprot. Dengan alat ini, butiran air dapat diatur yang halus sehingga tidak menghanyutkan media tumbuh atau merusak bunga dan batang. Air disemprotkan ke media, batang, dan daun tanaman hingga basah (Gunawan, 2008:40).

2.7.9 Pemupukan

Pupuk kandang yang biasanya digunakan adalah kotoran ayam. Cara pemberian pupuk kandang adalah dengan menaburkan disekitar tanaman. Sedangkan pupuk cair diberikan dengan cara disemprotkan keseluruh bagian

30 tanaman anggrek. Pemupukan tanaman anggrek lebih baik dilakukan pada waktu pagi hari atau sore hari pada sekitar pukul 05.00 sore (Istiati,2009:17).

Pupuk majemuk untuk anggrek dianjurkan yang mengandung 10% N, 4% P, 6% K. Pupuk umumnya diberikan dalam bentuk larutan, jumlahnya 1 g / 10 liter air dan digunakan untuk penyiraman seminggu sekali. Selain melalui akar, tanaman anggrek juga menyerap hara melalui daun. Dengan demikian, pemupukan dapat diberikan melalui daun. (Gunawan, 2008:37).

2.7.10 Penyulaman

Kegiatan penyulaman dilakukan seawal mungkin dengan cara mengganti bibit yang mati dengan bibit yang baru. Penyulaman dilakukan sampai tanaman berumur 1-2 bulan agar pertumbuhan tanaman asli dengan tanaman sulaman tidak berbeda jauh.

2.7.11 Sanitasi Kebun

Kebersihan kebun anggrek harus senantiasa diperhatikan. Sedapat mungkin dihindarkan tanaman pengganggu (gulma) yang tumbuh disekeliling tanaman karna dapat menjadi sarang bagi hama maupun penyakit. Setelah dicabut sebaiknya tanaman pengganggu (gulma) dibakar, jangan di tumpuk (Gunawan, 2008:56).

2.7.12 Perlindungan Tanaman

Hindarkan pemberian air yang berlebihan, terutama dimusim hujan. Ganti media tumbuh secara berkala. Semprotkan fungisida dan insektisida satu bulan sekali, tanpa menunggu serangan menghebat. Jangan selalu memakai satu jenis insektisida terus menerus karna dapat menimbulkan kekebalan. Sebaiknya

31 semprotkan pestisida pada pagi hari. Potonglah bagian-bagian yang sakit dengan pisau steril (Gunawan, 2008:57).

Waktu penyemprotan pestisida, obat-obatan sebaiknya dilakukan pada pagi hari dan sore hari sekitar pukul 05.00 sore. Penyemprotan bagi tanaman anggrek sehat dilakukan rutin kurang lebih 3 bulan sekali sedangkan untuk tanaman anggrek yang terserang hama perlu dilakukan penyemprotan seminggu sekali (Istiati,2009:19).

2.7.13 Panen

Umumnya tanaman anggrek dewasa berbunga setelah 1-2 bulan ditanam. Tangkai bunga yang dihasilkan sekitar 2 tangkai dengan jumlah kuntum sebanyak 20-25 kuntum pertangkai. Pemotongan dilakukan pada jarak 2 cm dari pangkal tangkai bunga dengan menggunakan alat potong yang bersih. Untuk bunga potong dipilih tangkai yang kuntumnya paling banyak sudah mekar (kuncup tersisa 1-3 kuntum).

2.7.14 Peremajaan Tanaman

Cara perbanyakan untuk anggrek Terestrial adalah dengan cara stek. Cara perbanyakan dilakukan dengan memotong bagian batang yang masih hidup. Panjang stek dianjurkan antara 30-50 cm (Gunawan, 2008:75).

2.7.15 Pasca Panen

Bunga dipilih yang bagus, tidak terkena penyakit ataupun luka. Selanjutnya bunga dikelompokan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan tingkat kesegaran atau ukuran bunga (Istiati,2009).

32 Agar bunga tetap segar perlu adanya pengawetan dengan tujuan agar penurunan mutu lebih lambat. Usaha pengawetan bunga dilakukan dengan cara penempatan bunga dalam larutan pengawet atau air hangat (38-43 derajat C) selama 2 jam (Istiati,2009:32).

2.7.16 Pencatatan

Mencatat setiap tindakan dan perlakuan pada masing-masing aktivitas produksi, mulai dari kondisi lingkungan, penetapan lokasi, produksi, panen sampai pasca panen agar dapat dapat ditelusuri tingkat kebenarannya.

Dokumen terkait