No. Dokumen SOP/Kep/Dasar/004 No. Revisi 00 Halaman 1/7 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Tanggal terbit 7 September 2015 Ditetapkan oleh Ketua Prodi Keperawatan
Mustriwi, S.Kep., Ners.
Mayor Ckm (K) NRP.11960028590773
PENGERTIAN Melatih klien untuk berjalan menggunakan alat bantu (kruk, walker, dan tongkat)
TUJUAN
1. Memfasilitasi mobilitas dan aktivitas klien
2. Meningkatkan harga diri dengan mengurangi ketergantungan 3. Mengurangi stres fisik pada sendi penahan berat badan dan
cedera skeletal
PROSEDUR
Membantu Klien Menggunakan Tongkat Persiapan Alat
Tongkat dengan ujung berlapis karet
F. Tahap Pre Interaksi
4. Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien 5. Siapkan alat–alat dan privasi ruangan
6. Cuci tangan
G. Tahap Orientasi
3. Berikan salam, panggil klien dengan namanya.
4. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien/keluarga.
H. Tahap Kerja
6. Minta klien untuk memegang tongkat pada sisi tubuh yang lebih kuat.
7. Atur posisi ujung tongkat standar (dan ujung terdekat tongkat yang lain) sekitar 15 cm ke arah samping luas dan 15 cm di depan kaki yang terdekat, sehingga siku agak fleksi 8. Jika klien memerlukan sanggaan maksimal, instruksikan klien untuk bergerak sebagai
berikut:
a. Gerakkan tongkat ke arah depan sekitar 30 cm, atau sejauh yang dapat dilakukan klien tetapi tetap merasa nyaman, sementara berat badan bertumpu pada kedua tungkai. b. Gerakkan tungkai yang lemah ke arah tongkat sementara berat badan badan
bertumpuh pada tungkai yang lebih kuat.
c. Gerakkan tungkai yang kuat sehingga berada di depan tongkat dan tungkai yang lemah. Ulangi ketiga langkah di atas.
9. Pada saat klien telah lebih kuat dan membutuhkan sedikit sanggaan, instruksikan klien untuk mengikuti langkah-langkah berikut:
a. Gerakkan tongkat dan tungkai yang lemah ke depan secara bersamaan, sementara berat badan bertumpu pada tungkai yang lebih kuat.
b. Gerakkan tungkai yang lebih kuat ke depan sementara berat badan bertumpu pada tungkai yang lemah dan tongkat
10. Pastikan keamanan klien.
b. Ajak klien berjalan selama waktu atau jarak yang telah ditetapkan dalam rencana keperawatan
c. Jika klien kehilangan keseimbangan atau kekuatannya dan tidak segera pulih, masukkan tangan perawat ke ketiak klien, dan ambil jarak berdiri yang luas untuk mendapatkan dasar tumpuan yang baik. Sandarkan klien pada pinggul anda sampai bantuan tiba, atau rendahkan badan perawat dan turunan klien secara perlahan ke lantai.
I. Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan klien 2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya. 4. Akhiri kegiatan
5. Cuci tangan
J. Dokumentasi
Catat hasil perawatan di dalam catatan keperawatan. Dokumentasikan kemajuan klien dalam catatan klien dengan menggunakan formulir atau daftar tilik disertai dengan catatan narasi jika diperlukan. Jelaskan juga mengenai jarak ambulasi dan kesulitan yang dialami klien.
Membantu Klien Menggunakan Kruk Persiapan Alat
1. Kruk berukuran tepat
2. Sabuk pengaman (sabuk untuk pengaman saat berjalan) 3. Sepatu
4. Kacamata atau lensa kontak jika digunakan
A. Tahap Pre Interaksi
1. Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien 2. Siapkan alat–alat dan privasi ruangan
3. Cuci tangan
B. Tahap Orientasi
1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya.
2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien/keluarga.
C. Tahap Kerja
1. Pastikan panjang kruk sudah tepat
Mengukur klien untuk menentukan kruk yang tepat:
Ketika perawat mengukur klien untuk menentukan kruk aksila yang tepat, hal terpenting adalah memperoleh panjang kruk yang tepat serta penempatan penyangga tangan yang tepat. Ada 2 metode untuk mengukur panjang kruk:
a. Klien berbaring pada posisi supine, sementara perawat mengukur jarak lipatan aksila anterior ke satu titik di 10 cm lateral tumit
b. Klien berdiri tegak dan atur posisi ujung kruk 5 cm di depan dan 15 cm di samping kaki. Pada bahu yang ditopang kruk, perawat harus memastikan adanya jara antara aksila dan kruk minimal 3 jari atau 2,5-5 cm.
Untuk menentukan letak penyangga tangan yang tepat:
a. Klien berdiri tegak lurus dan berat badan bertumpu pada peyanggga tangan di kruk b. Perawat mengukur sudut fleksi siku. Sudut tersebut sekitar 30º
2. Bantu klien mengambil posisi segitiga, posisi dasar berdiri menggunakan kruk sebelum mulai berjalan.
a. Minta klien untuk berdiri dan meletakkan kedua ujung kruk 15 cm di depan kaki dan 15 cm ke samping luar.
b. Pastikan jarak kedua kaki klien agak berjauhan. Orang yang tinggi memerlukan dasar tumpuan yang lebih lebar daripada orang yang pendek.
c. Pastikan postur tubuh klien dalam posisi tegak, yaitu lutut dan pinggul ekstensi, punggung lurus, dan kepala tegak lurus. Usahakan agar posisi bahu tidak membungkuk sehingga tidak ada beban yang bertumpu pada aksila. Siku hendaknya diregangkan secukupnya sehingga memungkinkan berat badan bertumpu pada tangan.
d. Perawat hendaknya berdiri di belakang klien dan pada sisi bagian yang lemah.
e. Jika klien tidak dapat berdiri dengan stabil (goyah), pasang sabuk pemindah di pinggang klien, dan pegang sabuk tersebut dari atas bukan bawah.
3. Ajarkan klien cara berjalan dengan menggunakan kruk:
Cara jalan alternatif 4 titik
Merupakan cara yang paling dasar dan paling aman, memberikan minimal 3 penyangga setiap saat, namun cara ini membutuhkan koordinasi. Dapat dipergunakan ketika berjalan di keramaian karena tidak memerlukan ruang yang besar. Kedua tungkai klien harus mampu menjadi tumpuan sejumlah berat badan klien.
Minta klien untuk:
a. Menggerakkan kruk sebelah kanan ke depan pada jarak yang sesuai (mis. 10-15 cm) b. Menggerakkan tungkai kiri ke depan, sebaiknya sejajar dengan kruk.
c. Menggerakkan kruk kiri ke depan d. Menggerakkan kaki kanan ke depan.
Gaya berjalan tiga titik
Majukan keduakruk dan ekstrimitas yang terkena pada saat yang bersamaan, kemudian majukan ekstrimitas yang tidak terkena.
Gaya berjalan dua titik
Majukan kruk kanan dan kiri bersamaan, kemudian kaki kiri dan kruk kanan bersamaan.
Mengayun selama berjalan
Majukan kedua kruk pada saat yang bersamaan dan ayunkan tubuh ke depan sampai sejajar kruk atau melewati posisi kruk.
Menaiki dan menuruni tangga:
Instruksikan klien untuk menaiki tangga dengan didahului oleh kaki yang tidak terkena, kemudian dilanjutkan dengan kruk dan kaki yang terkena secara bersamaan. Menuruni tangga dilakukan dengan cara sebaliknya: didahului oleh kruk dan kaki yang terkena kemudian diikuti oleh tungkai yang tidak terkena. Ingat: “Naik dengan yang kaki yang baik, turun dengan kaki yang sakit.”
Berpindah dari duduk ke berdiri:
a. Letakkan kedua kruk di tangan pada sisi yang terkena (memegang kedua kruk bersamaan dan seimbang.
b. Tekan dasar penyangga yang stabil (tempat tidur yang terkunci, lengan atau alas tempat duduk) dengan tangan yang bebas, bebankan berat badan pada kaki yang terkuat, dan angkat tubuh.
c. Berdiri dengan punggung lurus, tahan berat badan pada kik yang terkuat dan pada kruk.
Berpindah dari berdiri ke duduk
a. Bergerak mundur secara perlahan sampai bagian belakang kaki bawah menyentuh tempat tidur atau pusat kursi.
b. Pegang kruk bersamaan di tangan pada sisi yang tidak terkena.
c. Mulai turun ke kursi atau tempat tidur dengan punggung lurus, menggunakan kruk dan tungkai terkuat sebagai penopang.
d. Saat cukup dekat, secara perlahan pegang lengan kursi dan selesaikan perpindahan.
4. Pantau demonstrasi ulang oleh klien dan bantu klien melakukan praktik sampai ia mampu berjalan menggunakan kruk dengan baik. Berikan pujian dan penguatan. Kuatkan untuk melakukan istirahat antara periode aktivitas, bantu klien sesuai kebutuhan, ke posisi yang nyaman.
D. Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan klien 2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya. 4. Akhiri kegiatan
5. Cuci tangan
E. Dokumentasi
Catat hasil perawatan di dalam catatan keperawatan.
Pola gaya berjalan yang digunakan
Tinggi kruk
Kemantapan gaya berjalan dan jumlah bantuan yang dibutuhkan
Jarak jalanan yang dilalui klien
Toleransi klien terhadap prosedur dan tingkat kenyamanan
Pendidikan kesehatan yang diajarkan pada klien dan demontrasi ulang yang dilakukan oleh klien, kebutuhan klien untuk pembelajaran tambahan.
Membantu Klien Menggunakan Walker Persiapan Alat
Walker
A. Tahap Pre Interaksi
2. Siapkan alat–alat dan privasi ruangan 3. Cuci tangan
B. Tahap Orientasi
1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya.
2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien/keluarga.
C. Tahap Kerja
1. Klien yang membutuhkan bantuan maksimal:
a. Gerakkan walker ke depan kira-kira 15 cm sementara berat badan bertumpu pada kedua tungkai
b. Kemudian, gerakkan kaki kanan hingga mendekati walker sementara beerat badan dibebankan pada tungkai kiri dan kedua lengan
c. Selanjutnya gerakkan kaki kiri hingga mendekatai kaki kanan sementara berat badan bertumpu pada tungkai kanan dan kedua lengan
2. Jika salah satu tungkai klien lemah:
a. Gerakkan walker dan tungkai yang lemah ke depan secara bersamaan sekitar 15 cm sementara berat badan bertumpu pada tungkai yang kuat.
b. Gerakkan tungkai yang lebih kuat ke depan sementara berat badan bertumpu pada tungkai yang lemah dan kedua lengan.
D. Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan klien 2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya. 4. Akhiri kegiatan
5. Cuci tangan
E. Dokumentasi
Catat hasil perawatan di dalam catatan keperawatan.
Pola gaya berjalan yang digunakan
Kemantapan gaya berjalan dan jumlah bantuan yang dibutuhkan
Jarak jalanan yang dilalui klien
Toleransi klien terhadap prosedur dan tingkat kenyamanan
Pendidikan kesehatan yang diajarkan pada klien dan demontrasi ulang yang dilakukan oleh klien, kebutuhan klien untuk pembelajaran tambahan.
UNIT TERKAIT 1. Ketua Program Studi Keperawatan
2. Koordinator Pelaksana Kegiatan Prodi Keperawatan Poltekkes RS dr Soepraoen Malang
3. Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes RS dr Sepraoen Malang
REFERENSI Berman, A., Snyder, S., Kozier, B., Erb, G. 2009. Kozier & Erb Buku
Ajar Praktik Keperawatan Klinis Edisi 5. Jakarta: EGC.
Potter, P.A. dan Perry, A.G. 2006. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik Edisi 4 Volume 2.
Jakarta: EGC
Temple, J.S. dan Johnson, J.Y. 2010. Buku Saku Prosedur Klinis