No Dokumen 197/FIK.3/B/2019 No Revisi 02 Halaman 1/2 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit 04-09-2019
Ditetapkan
Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan pemasangan kateter dengan benar Tujuan khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tujuan pemasangan kateter
2. Menjelaskan tahapan prosedur pemasangan kateter 3. Menerapkan pemasangan kateter secara benar Pengertian
Kateterisasi adalah memasukkan selang plastik atau selang karet melalui uretra ke dalam kandung kemih.
Tujuan
1. Kateter memungkinkan mengalirkan urine yang berkelanjutan pada klien yang tidak mampu mengontrol perkemihan atau klien yang mengalami obstruksi.
2. Sebagai alat untuk mengkaji haluaran urine per jam pada klien dengan status hemodinamika tidak stabil.
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
1 Waktu terakhir kali klien berkemih
2 Kondisi patologis yang dapat merusak jalan masuk kateter (mis; pembesaran prostat)
3 Usia
4 Tingkat kesadaran atau tahap perkembangan klien. 5 Alergi
7 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
• Gangguan eliminasi urin : Inkontinensia urinarius (fungsional, overflow, stress)
• Gangguan eliminasi urin : Retensi urinarius Fase pre interaksi
8 Mencuci tangan 9 Mempersiapkan alat
• Sarung tangan steril. • Sarung tangan bersih. • Kom berisi air hangat. • Duk steril.
• Perlak.
• Selimut mandi.
• Kateter folley sesuai ukuran, dewasa : 14 – 22 F, Pria 18 – 20 F, Wanita 14 – 16 F, anak 8 – 10 F (1 F : 0,33mm).
• Urine bag dan gantungannya. • gel.
• Kasa steril • Bola kapas.
• Pinset anatomis steril.
• Bengkok ( 2 untuk kateter sementara). • Spuit ukuran 10cc atau 50cc.
• NaCl 0,9% atau aquades steril (20-30cc). • Plester dan gunting
Fase Orientasi
10 Memberi salam dan menyapa nama klien 11 Memperkenalkan diri
12 Melakukan kontrak
13 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan 14 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan 15 Meminta ijin melakukan tindakan
16 Membaca basmalah dan memasang tirai/penutup
17 Menggunakan sarung tangan bersih 18 Memasang perlak di bawah bokong klien 19 Mengatur posisi klien
a. Wanita : bantu untuk mengambil posisi dorsal rekumben (telentang dengan lutut di tekuk) dengan merelaksasikan paha sehingga tungkai dapat di topang bantal.
b. Pria : bantu untuk mengambil posisi dengan paha sedikit di abduksi.
20 Menyelimuti klien
a. Wanita : selimuti klien dengan selimut mandi.Mulai dari dada sampai paha. Tinggikan gaun di atas panggul.
b. Pria : selimuti badan bagian atas dengan selimut mandi dan tutupi ektremitas bagian bawah dengan selimut klien sehingga hanya bagian genetalia yang terpajan.
21 Memberikan perawatan perineum dengan air hangat dan bola kapas sekali hapus
a. Wanita : dengan tangan non dominan buka labia dengan ibu jari dan jari telunjuk, dengan tangan dominan, ambil bola kapas yang sudah terendam air hangat dengan pinset dan memulai membersihkan genitalia dari arah depan ke belakang, klitoris ke anus.
b. Pria : pegang batang penis dengan tangan non dominan, sedangkan tangan dominan mulai membersihkan penis mulai dari meatus menggunakan gerakan melingkar ke arah bawah batang penis menggunakan pinset, dan mengulangi proses ini selama 3 kali
22 Memberi lampu penerangan yang difokuskan ke daerah perianal, bila perlu
23 Meletakkan bola kapas yang sudah terpakai ke dalam bengkok, kemudian ambil bengkok, lepas dan buang sarung tangan
24 Membuka peralatan kateterisasi dan kateter
26 Membuka bagian depan bungkus kateter (hati-hati kateter jangan tersentuh dengan tangan tidak steril)
27 Mengenakan sarung tangan steril 28 Memasang duk steril
a. Wanita : tempatkan duk di atas perlak di antara paha klien.
b. Pria : tempatkan duk di atas paha tepat di bawah penis
29 Mengambil kateter dibagian yang steril dan Mengoleskan gel di sepanjang sisi ujung kateter
30 Mengambil kateter dengan tangan dominan dan mulai memasukkan
a. Kateter Sementara
1) Wanita : buka labia dengan ibu jari dan jari telunjuk labia bagian meatus, minta klien menarik nafas, masukkan sekitar 5 sampai 7,5 cm pada orang dewasa dan 2,5 cm pada anak atau sampai urine keluar.
2) Pria : tinggikan penis dengan tangan non dominan, masukkan kateter 17,5 sampai 22,5 cm pada orang dewasa, 5 sampai 7,5 cm pada anak kecil atau sampai urine keluar.
b. Kateter Menetap : masukkan lagi kateter sepanjang 2,5 – 5 cm, jangan dipaksakan bila ada tahanan. 31 Untuk kateter sementara: kumpulkan spesimen urin sesuai
kebutuhan dengan memegang pangkal kateter di tangan yang dominan di atas wadah spesimen. Dengan tangan dominan, tekuk kateter untuk menghentikan sementara aliran urin dan kemudian lepaskan kateter untuk memungkinkan sisa urine di dalam kandung kemih keluar ke dalam wadah pengumpul spesimen. Tutup wadah spesimen dan letakkan di pinggir untuk di beri label. Biarkan kandung kemih benar-benar kosong dengan menampungnya pada bengkok, lepaskan kateter sekali pakai. Tarik kateter dengan perlahan dan lembut sampai terlepas.
32 Untuk kateter menetap : masukkan cairan ke pangkal kateter tempat injeksi cairan, setelah cairan sudah dimasukkan sesuai takaran kemudian tarik perlahan untuk merasakan adanya tahanan; sambungkan pangkal kateter ke selang penampung dan kantung drainase jika belum disambungkan. 33 Memfiksasi kateter
a. Wanita :paha bagian dalam, jangan terlalu kencang/tegang.
b. Pria : abdomen bagian bawah atau di puncak paha dengan posisi penis mengarah ke abdomen
Tempatkan kantung pada posisi tergantung 34 Mengangkat perlak/pengalas
35 Mengganti selimut mandi dengan selimut klien Fase Terminasi
36 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman 37 Mengumpulkan dan membersihkan alat
38 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan 39 Membaca hamdalah
40 Mengevaluasi respon klien 41 Memberi reinforcement positif
42 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
43 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
Evaluasi
44 Kontrol tanda-tanda vital sesudah pemasangan dan kesadaran klien
43 Palpasi kandung kemih dan tanyakan rasa tidak nyaman yang timbul
44 Kontrol posisi kateter, drainage urine ke urine bag 45 Observasi karakteristik dan jumlah urin yang keluar Dokumentasi
47 Waktu pemasangan, konsistensi, warna, bau, dan jumlah urin
48 Reaksi klien pada saat pemasangan kateter
49 Tipe, ukuran kateter, jumlah cairan yang digunakan untuk membuat balon