• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Cara Transportasi

2.4.1 Standarisasi Kendaraan Transportasi Pasien

Menurut Kepmenkes No. 143/Menkes-Kesos/SK/II/2001 tentang Standarisasi Kendaraan Pelayanan Medik, jenis kendaraan pelayanan medik meliputi (Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia, 2001):

1. Ambulans Transportasi

Ambulans ini dipakai untuk penderita yang tidak memerlukan perawatan khusus/tindakan darurat untuk menyelamatkan nyawa dan diperkirakan tidak akan timbul kegawatan selama dalam perjalanan. Berikut ini merupakan persyaratan – persyaratan teknis yang harus terpenuhi:

a. Kendaraan roda empat atau lebih dengan peredam getaran yang lunak. b. Warna kendaraan putih.

c. Sirene 1(satu) atau 2(dua) nada.

d. Lampu rotator berwarna biru terletak di tengah atas kendaraan. e. Antara dinding dan lantai tidak bersudut dan lantainya landai. f. Dilengkapi dengan sabuk pengaman untuk penderita dan petugas. g. Buku petunjuk pemeliharaan alat – alat berbahasa Indonesia. h. Radio komunikasi/telepon genggam di ruangan pengemudi. i. Ruangan penderita mempunyai akses langsung dengan tempat

pengemudi.

j. Tempat duduk bagi petugas dan keluarga di ruangan penderita.

k. Ruangan penderita cukup luas untuk sekurang-kurangnya 1(satu) tandu. l. Gantungan infus terletak sekurang-kurangnya 20 cm di atas tempat

penderita.

m. Tempat sambungan listrik khusus untuk 12 Volt DC di ruang penderita. n. Lampu ruangan secukupnya dan bukan neon.

o. Lemari untuk obat dan peralatan. p. Tempat kereta dorong penderita.

r. Persiapan alat medis berupa tabung oksigen dengan peralatannya, alat penghisap 12 Volt DC, serta peralatan medis pertolongan pertama pada kegawatdaruratan lain seperti pengukur tekanan darah, obat – obatan sederhana, dan cairan infus secukupnya.

s. Persiapan petugas yang terdiri dari 1(satu) orang pengemudi dengan kemampuan Bantuan Hidup Dasar (BHD) dan komunikasi, serta 1(satu) orang perawat dengan kemampuan pertolongan pertama pada

kegawatdaruratan.

Berikut ini merupakan tata tertib yang perlu dipatuhi selama transportasi menggunakan ambulans ini:

A. Sewaktu menuju tempat penderita boleh menggunakan sirene dan lampu rotator.

B. Pada saat mengangkut penderita hanya boleh menggunakan lampu rotator.

C. Semua peraturan lalu lintas harus dipatuhi.

D. Kecepatan kendaraan maksimum adalah 40 km/jam di jalan biasa dan 80 km/jam di jalan bebas hambatan.

E. Petugas membuat /mengisi laporan kendaraan penderita selama 6(enam) jam transportasi, yang disebut dengan lembar catatan penderita yang mencakup identitas, waktu, dan keadaan penderita.

F. Petugas memakai seragam dengan identitas yang jelas. 2. Ambulans Gawat Darurat

Ambulans ini digunakan dengan tujuan pertolongan gawat darurat pra-rumah sakit, pengangkutan penderita gawat darurat yang sudah stabil dari lokasi kejadian ke tempat tindakan definitif/rumah sakit, serta sebagai kendaraan transportasi rujukan.Berikut ini merupakan persyaratan – persyaratan teknis yang harus terpenuhi:

a. Kendaraan roda empat atau lebih dengan peredam getaran lunak. b. Warna kendaraan kuning muda.

c. Sirene 1(satu) atau 2(dua) nada

d. Lampu rotator berwarna biru terletak di tengah atas kendaraan. e. Tanda pengenal dengan mencantumkan 118 dan tanda gawat

darurat/emergensi di bagian depan, belakang, samping kanan dan kiri kendaraan, dilengkapi dengan AC, alat pengatur di ruangan pengemudi. f. Pintu belakang dapat dibuka ke arah atas.

g. Buku petunjuk pemeliharaan alat – alat berbahasa Indonesia. h. Radio komunikasi/telepon genggam di ruangan pengemudi. i. Dilengkapi dengan sabuk pengaman untuk penderita dan petugas. j. Ruangan penderita cukup luas untuk sekurang-kurangnya 2(dua) tandu.

Tandu yang dimaksud yang dapat dilipat.

k. Tempat duduk yang dapat diatur/dilipat bagi petugas di ruangan penderita(“Captain’s Seat”).

l. Ruangan penderita cukup tinggi sehingga infus dapat menetes dengan baik.

m. Gantungan infus terletak sekurang-kurangnya 90 cm di atas tempat penderita.

n. Lampu ruangan secukupnya dan bukan lampu neon. Lampu yang dimaksud dapat bergerak, dapat dilipat dan spotlight untuk menerangi penderita.

o. Lemari untuk obat dan peralatan.

p. Air bersih 20 liter dan penampungan air limbah (otomatis). q. Lemari es/freezer.

r. Tempat sambungan listrik khusus untuk 12 Volt DC di ruangan penderita.

s. Tempat kereta dorong pasien 2(dua) buah. t. Meja yang dapat dilipat.

u. Dipersiapkan untuk dapat membawa inkubator transport. v. Peta setempat

w. Perlengkapan medis berupa tabung oksigen dengan peralatan untuk 2(dua) orang, peralatan medis pertolongan pertama kegawatdaruratan,

peralatan resusitasi manual/otomatis lengkap bagi orang dewasa, anak/bayi, alat penghisap manual dan listrik 12 Volt DC, alat

monitor/diagnostik untuk anak dan dewasa, alat monitor jantung dan pernafasan, alat defibrilator untuk anak dan sewasa, set bedah minor, obat – obatan gawat darurat dan cairan infus secukupnya, etonox, kantung mayat, dan sarung tangan disposable.

x. Persiapan petugas yang terdiri dari 1(satu) orang pengemudi dengan kemampuan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan dan

komunikasi, 1(satu) orang perawat, dan 1(satu) orang dokter masing - masing dengan kemampuan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan.

Secara umum, tata tertib yang perlu dipatuhi selama transportasi menggunakan ambulans jenis ini sama dengan tata tertib penggunaan ambulans transportasi.

3. Ambulans Rumah Sakit Lapangan

Dalam keadaan sehari – hari, ambulans ini dipakai untuk melaksanakan fungsi ambulans gawat darurat. Bila diperlukan, dapat digabungkan dengan ambulans – ambulans sejenis dan ambulans pelayanan medik bergerak membentuk sebuah rumah sakit lapangan. Berikut ini merupakan persyaratan – persyaratan teknis yang harus terpenuhi:

a. Kendaraan roda empat atau lebih dengan peredam getaran lunak. b. Warna kendaraan kuning muda.

c. Sirene 1(satu) atau 2(dua) nada.

d. Lampu rotator berwarna biru terletak di tengah atas kendaraan. e. Tanda pengenal dengan mencantumkan 118 dan tanda gawat

darurat/emergensi di bagian depan, belakang, samping kanan dan kiri kendaraan, dilengkapi dengan AC, alat pengatur di ruangan pengemudi. f. Pintu belakang dapat dibuka ke arah atas.

g. Buku petunjuk pemeliharaan alat – alat berbahasa Indonesia. h. Radio komunikasi/telepon genggam di ruangan pengemudi.

i. Dilengkapi dengan sabuk pengaman untuk penderita dan petugas. j. Ruangan penderita cukup luas untuk sekurang-kurangnya 2(dua) tandu.

Tandu yang dimaksud yang dapat dilipat.

k. Tempat duduk yang dapat diatur/dilipat bagi petugas di ruangan penderita(“Captain’s Seat”).

l. Ruangan penderita cukup tinggi sehingga infus dapat menetes dengan baik.

m. Gantungan infus terletak sekurang-kurangnya 90 cm di atas tempat penderita.

n. Lampu ruangan secukupnya dan bukan lampu neon. Lampu yang dimaksud dapat bergerak, dapat dilipat dan spotlight untuk menerangi penderita.

o. Lemari untuk obat dan peralatan.

p. Air bersih 20 liter dan penampungan air limbah (otomatis). q. Lemari es/freezer.

r. Tempat sambungan listrik khusus untuk 12 Volt DC di ruangan penderita.

s. Tempat kereta dorong pasien 2(dua) buah. t. Meja yang dapat dilipat.

u. Dipersiapkan untuk dapat membawa inkubator transport. v. Tenda lapangan lengkap.

w. Perlengkapan medis berupa tabung oksigen dengan peralatan untuk 2(dua) orang, peralatan medis pertolongan pertama kegawatdaruratan, peralatan resusitasi manual/otomatis lengkap bagi orang dewasa, anak/bayi, alat penghisap manual dan listrik 12 Volt DC, alat

monitor/diagnostik untuk anak dan dewasa, alat monitor jantung (EKG) dan pernafasan, set bedah minor, obat – obatan gawat darurat dan cairan infus secukupnya, kantong mayat, dan sarung tangan disposable.

x. Persiapan petugas yang terdiri dari 1(satu) orang pengemudi dengan kemampuan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan dan komunikasi, 1(satu) orang perawat, dan 1(satu) orang dokter gawat

darurat (tergantung keadaan) masing - masing dengan kemampuan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan.

Secara umum, tata tertib yang perlu dipatuhi selama transportasi menggunakan ambulans jenis ini sama dengan tata tertib penggunaan ambulans transportasi.

4. Ambulans Pelayanan Medik Bergerak

Ambulans ini dipergunakan untuk pelaksanaan upaya pelayanan medik di lapangan dan dapat dipergunakan sebagai ambulans

transportasi. Berikut ini merupakan persyaratan – persyaratan teknis yang harus terpenuhi:

a. Kendaraan roda empat atau lebih dengan peredam getaran yang lunak, berbentuk kontainer yang berfungsi sebagai poliklinik.

b. Warna kendaraan kuning muda. c. Sirene 1(satu) atau 2(dua) nada.

d. Lampu rotator berwarna biru terletak di tengah atas kendaraan.

e. Ruangan kerja yang cukup luas untuk tujuan penggunaannya dan cukup tinggi sehingga petugas dapat berdiri tegak untuk bekerja dan cairan infus dapat menetes dengan baik.

f. Dilengkapi dengan AC, alat pengatur di ruangan pengemudi. g. Dilengkapi dengan sabuk pengaman untuk penderita dan petugas. h. Radio komunikasi/telepon genggam di ruangan pengemudi. i. Tempat duduk sesuai keperluan di ruangan kerja.

j. Tempat tidur/tandu yang dilipat bagi sekurang – kurangnya 1(satu) penderita.

k. Lampu ruangan secukupnya dan 2(dua) buah lampu sorot bergerak dan dapat dilipat.

l. Tempat sambungan listrik khusus untuk 12 Volt DC. m. Generator 220 Volt DC dengan peralatannya. n. Meja kerja yang dapat dilipat .

p. Peta lokasi.

q. Persiapan alat medis berupa tabung oksigen dengan peralatannya, peralatan resusitasi lengkap untuk dewasa dan anak, peralatan medis pertolongan pertama kegawatdaruratan dan cairan infus secukupnya, serta peralatan upaya pelayanan medis sesuai tujuan penggunaan kendaraan.

r. Persiapan petugas yang terdiri dari 1(satu) orang pengemudi dengan kemampuan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan dan

komunikasi, 1(satu) orang perawat (jumlah sesuai kebutuhan),petugas paramedis lain sesuai kebutuhan dan 1(satu) orang dokter masing - masing dengan kemampuan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan.

Secara umum, tata tertib yang perlu dipatuhi selama transportasi menggunakan ambulans jenis ini sama dengan tata tertib penggunaan ambulans transportasi.

5. Ambulans Gawat Darurat Sepeda Motor

Ambulans ini digunakan untuk pertolongan gawat darurat pra-rumah sakit. Berikut ini merupakan persyaratan – persyaratan teknis yang harus terpenuhi:

a. Kendaraan roda dua.

b. Warna kendaraan kuning muda. c. Tempat duduk untuk 2(dua) orang. d. Sirene 1(satu) atau 2(dua) nada. e. Radio komunikasi/telepon genggam.

f. Tanda pengenal (spot light) dengan mencantumkan 118 dan tanda gawat darurat/emergensi di bagian depan dan belakang.

g. Silinder > 150 cc.

h. Helm, jaket dengan identitas terbuat dari bahan yang memendarkan cahaya (scotch light).

j. Persiapan alat medis berupa tabung oksigen dan regulator, EKG monitor dan defibrilator, kotak darurat/emergensi, alat – alat pertolongan luka. k. Persiapan petugas yang terdiri dari 2(dua) orang perawat/paramedis

dengan kemampuan pertolongan pertama kegawatdaruratan. Berikut ini merupakan tata tertib yang perlu dipatuhi selama transportasi menggunakan ambulans ini:

a. Petugas memakai seragam dengan identitas yang jelas. b. Lembar catatan penderita.

6. Ambulans Pengangkut Jenazah

Ambulans ini digunakan untuk mengangkut jenazah. Berikut ini merupakan persyaratan – persyaratan teknis yang harus terpenuhi: a. Kendaraan roda empat atau lebih.

b. Warna kendaraan hitam.

c. Sirene 1(satu) atau 2(dua) nada.

d. Lampu rotator berwarna biru terletak di tengah atas kendaraan. e. Dilengkapi dengan sabuk pengaman untuk peti jenazah.

f. Dapat mengangkut 1(satu) peti jenazah.

g. Ruangan jenazah terpisah dengan ruangan pengemudi.

h. Tempat duduk lipat bagi sekurang – kurangnya 4(empat) orang di ruangan jenazah.

i. Tanda pengenal kereta jenazah dari bahan yang memantulkan cahaya. j. Gantungan karangan bunga di depan, samping kiri dan kanan kendaraan. k. Persiapan petugas yang terdiri dari 1(satu) orang pengemudi dan petugas

pengawal jenazah sesuai kebutuhan.

Berikut ini merupakan tata tertib yang perlu dipatuhi selama transportasi menggunakan ambulans ini:

a. Sirene hanya boleh digunakan pada waktu bergerak dalam iringan jenazah (konvoi) dengan menaati peraturan lalu lintas tentang konvoi). b. Bilamana tidak membentuk iringan, hanya boleh mempergunakan lampu

rotator.

c. Kecepatan maksimum di jalan biasa adalah 40 km/jam dan di jalan bebas hambatan 80 km/jam.

d. Semua peraturan lalu lintas harus ditaati. 7. Ambulans Udara

Berikut ini merupakan persyaratan – persyaratan teknis yang harus terpenuhi:

a. Heli kecil :

a. Persiapan perlengkapan medis berupa 2 buah tandu, 1 buah vacum matres, 1 buah keranjang tandu, defibrilator/EKG monitor, pulsemeter, kotak respirator, alat dan obat resusitasim suction, pneumatic (inflattable) splints, kotak obat – obatan (syok luka bakar, keracunan, perdarahan, dan lain-lain) termasuk infus dan alat infus, kotak pendingin untuk

korban/bag – bag korban, dan kantong mayat.

b. Persiapan perlengkapan non medis berupa baterai, ear protector, pemadam kebakaran, radio komunikasi, dan piroteknik.

c. Persiapan personil sebanyak 3(tiga) orang terdiri dari pilot yang mendapat latihan lengkap, dokter umum yang memiliki kemampuan pertolongan pertama kegawatdaruratan, serta pembantu medis (paramedis, orang awam yang telah mendapatkan pelatihan untuk pertolongan pertama kegawatdaruratan) dan mempunyai pengetahuan tentang lapangan.

b. Heli besar : Jenisnya sama dengan di atas hanya jumlah ditambah. a. Persiapan personil terdiri dari pilot dibantu co-pilot, winchman, radar

operator/navigator, dan pembantu medis (jumlah disesuaikan). c. Pesawat Fixed Wing : tergantung jenis pesawat (minimal seperti heli

Berikut ini merupakan persyaratan teknis untuk penggunaan pesawat sebagai ambulans udara :

a. Noise level (bising di permukaan). b. Vibrasi akibat gerakan rotor. c. Temperatur dalam kabin. d. Sebaiknya twin engine.

e. Perlu juga diperhatikan fasilitas kendaraan (lapangan terbang, helipad), dan jarak yang harus ditempuh. Untuk helikopter bila berjarak maksimal 200 – 300 km. Lebih dari jarak itu harus menggunakan pesawat fixed wing.

Dokumen terkait