• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Analisis data

3. Uji Statistik

Uji statistik disini digunakan untuk melihat tingkat ketepatan atau keakuratan dari suatu fungsi atau persamaan atau menaksir dari data yang kita analisa (Bawono 2006:88).

a. Uji T-test (uji secara parsial)

Uji ini digunakan untuk melihat tingkat signifikansi variabel independen mempengaruhi variebel dependen secara individu atau sendiri-sendiri. Pengujian ini dilakukan secara parsial atau individu, dengan menggunakan uji t statistik untuk masing-masing variabel bebas, dengan tingkat kepercayaan tertentu (Bawono :2006:89).

Langkah-langkah pengujiannya: 1) Menentukan hipotesis

H0: β1 = 0, = artinya variabel independen (Xi) tidak berpengaruh tehadap variabel dependen (Y).

H0: β1 ≠ 0, = artinya variabel independen (Xi) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y).

2) Menentukan t tabel

Untuk menentukan t tabel dengan menggunakan tingkat α 5% dan derajat kebebasan (dk) = n – 1 – k.

Dimana: n : jumlah data

k : jumlah variabel yang dipakai 3) Pengambilan keputusan

Jika t hitung < t tabel maka HO diterima, artinya tidak

ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen.

Jika t hitung ≥ t tabel maka HO ditolak, artinya ada

pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen.

b. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) pada intinya adalah untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol (0) dan satu (1). Nilai R2 yang kecil (0) berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Sedangkan nilai yang mendekati satu (1) berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghazali 2013: 97).

c. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk menganalisis data yang bersifat multivariate, analisis ini digunakan untuk meramakalkan nilai variabel dependen dengan variabel independen yang lebih dari satu. Persamaan regresi berganda dapat berupa sebagia berikut :

Y = βo+ β1X1+ β2X2 +β3X3+ β4X4+ e

Keterangan :

Y = minat terhadap pembiayaan murabahah X1 = inovasi produk

X2 = kualitas layanan

X3 = pendapatan

X4 = persepsi

β1, β2, β3, β4 = Nilai Koofesien Regresi

e = kesalahan (Error)

H. ALAT ANALISIS

Penelitian kali ini adalah merupakan data kuantitatif dimana data dapat dinyatakan dalam bentuk angka, maka akan mudah untuk diaplikasikan ke dalam olah data SPSS forwindows versi 23. SPSS merupakan sebuah program komputer statistik yang berfungsi untuk

membantu dalam memproses data data statistik secara tepat dan cepat, serta menghasilkan berbagai output yang dikehendaki oleh para pengambil keputusan.

Statistik dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengumpulkan data, meringkas atau menyajikan data kemudian menganalisis data dengan menggunakan metode tertentu, dan menginterprestasikan hasil dari analisis tertentu. Dalam penghitungan statistik statistik, alat yang sering digunakan adalah olah data SPSS

forwindows. Program olah data SPS forwindows ini sangat membantu dalam proses pngolahan data, sehingga hasil olah data yang dicapai juga dapat dipertanggung jawabkan dan terpercaya.

62

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Bank Tabungan Negara Syariah

Bank BTN Syariah merupakan Unit Usaha Syariah (UUS) dari PT Bank Tabungan Negara (persero) yang menjalankan bisnis dengan prinsip syariah. Tujuan dari pendirian UUS Bank BTN adalah untuk memenuhi kebutuhan nasabah akan produk dan layanan perbankan sesuai prinsip syariah dan memberi manfaat yang setara, seimbang dan dalam pemenuhan kepentingan nasabah.

Bank BTN Syariah sebagai bagian dari Bank BTN yang merupakan Bank BUMN, menjalankan fungsi intermediasi dengan menghimpun dana masyarakat melalui produk-produk giro, tabungan, dan deposito, dan menyalurkan kembali ke sektor riil melalui berbagai produk pembiayaan KPR, multiguna, investasi, dan modal kerja. Pengembangan unit syariah di Bank BTN ini dimaksud untuk mendukung kebijakan pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional terutama pembiayaan rumah.

Bank BTN Syariah mulai beroperasi pada tanggal 14 Februari 2005 melalui pembukaan Kantor Cabang Syariah pertama di Jakarta. Jaringan UUS Bank BTN sampai dengan saat ini telah memiliki jaringan yang tersebar di seluruh Indonesia dengan jumlah 22 Kantor Cabang Syariah,

21 Kantor Cabang Pembantu Syariah, dan 240 Kantor Layanan Syariah (btn.co.id).

2. Visi dan Misi

Adapun Visi-Misi, Slogan dan Nilai-Nilai Perusahaan pada Bank BTN Kantor Cabang Syariah (KCS) Semarang sebagai berikut :

a. Visi

Menjadi Strategic Business Unit BTN yang sehat dan terkemuka dalam penyediaan jasa keuangan syariah dan mengutamakan kemaslahatan bersama.

b. Misi

1) Mendukung pencapaian sasaran laba usaha BTN.

2) Memberikan pelayanan jasa keuangan syariah yang unggul dalam pembiayaan perumahan dan produk serta jasa keuangan syariah terkait sehingga dapat memberikan kepuasan bagi nasabah dan memperoleh pangsa pasar yang diharapkan.

3) Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah sehingga dapat meningkatkan ketahanan BTN dalam menghadapi perubahan lingkungan usaha serta meningkatkan shareholders value.

4) Memberi keseimbangan dalam pemenuhan kepentingan segenap

stakeholders serta memberikan ketentraman pada karyawan dan nasabah.

yaitu Maju dan Sejahtera Bersama.

d. Nilai-Nilai Perusahaan Bank Tabungan Negara Syariah

Nilai dasar budaya dan perilaku utama Bank Tabungan Negara Syariah: 1) Pelayanan Prima

a) Ramah sopan dan bersahabat. b) Peduli proaktif dan cepat tanggap. 2) Inovasi

a) Berinisiatif melakukan penyempurnaan. b) Berorientasi menciptakan nilai tambah. c) Keteladanan

d) Menjadi contoh dalam berperilaku baik dan benar. e) Memotivasi penerapan nilai-nilai budaya kerja. 3) Profesionalisme

a) Kompeten dan bertanggungjawab. b) Bekerja cerdas dan tuntas.

4) Integritas

a) Konsisten dan disiplin. b) Jujur berdedikasi. 5) Kerjasama

a) Tulus dan terbuka.

b) Saling percaya dan menghargai. c) menghargai.

Setiap perusahaan senantiasa dilengkapi dengan lambang perusahaan. Lambang mempunyai arti penting karena lambang merupakan identitas bagi setiap perusahaan. Adapun lambang perusahaan Bank Tabungan Negara Syariah terlihat pada Logo BTN mengambil pola segi enam.

Gambar 4. 1

Logo BTN Syariah

Pola ini mengambil bentuk Sarang Lebah, yang menyiratkan adanya kegiatan menabung pada masyarakat, sebagaimana halnya lebah yang selalu menyimpan madu perolehannya. Dengan lambang ini, BTN melaksanakan pembagunan nasional dengan mengerahkan dana masyarakat berbentuk tabungan. Pola ini juga menyiratkan "Atap Rumah" yang menjadi citra dan misi utama BTN, sebagai pelaksana KPR bagi masyarakat. Bentuk Logo dengan huruf kecil melambangkan sikap ramah dan rendah hati. Ramah terhadap semua segmen bisnis yang dimasuki, menunjukkan keinginan yang besar untuk melayani dengan rendah hati (Customer Focus). Warna Huruf Biru Tua Biru melambangkan rasa nyaman, tenang, menyejukkan, warna ini umumnya dipakai oleh institusi di bidang jasa. Warisan luhur, stabilitas (Command, memimpin) dan serius (Respect) serta

tahan uji (Reliable). Dasar pondasi yang kuat, berhubungan dengan kesetiaan, hal yang dapat dipercaya, kehormatan yang tinggi (Trust, Integrity). Simbol dari spesialis (Professionalism).

Bentuk Gelombang Emas Cair Gelombang emas cair sebagai simbol dari kekayaan finansial di Asia. Lengkungan emas sebagai metamorphosa dari sifat Agile, Progresif, Pandangan ke depan. (Excellence), fleksibilitas serta ketangguhan atas segala kemungkinan yang akan datang. Warna Kuning Emas (kuning ke arah orange). Warna logam mulia (emas) menunjukkan keagungan, kemuliaan, kemakmuran, kekayaan sehingga menjadikan kita merasa tajam perhatiannya (warna yang menarik perhatian orang), aktif, kreatif dan meriah, warna spiritual dan melambangkan hal yang luar biasa warna ini juga ramah, menyenangkan dan nyaman. Warna ini diterima sebagai warna riang, membuat perasaan Anda bahwa masa depan lebih baik, cemerlang dan menyala-nyala.

3. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Semarang telah menunjukkan garis wewenang dan garis tanggung jawab secara sederhana, fleksibel dan tegas sehingga mencerminkan pemisahan fungsi dengan jelas. Dalam organisasi jenis ini kesatuan perintah tetap dipertahankan, maksudnya adalah atasan memiliki bawahan dan bawahan tersebut hanya menerima perintah dari atasan serta harus mempertanggungjawabkan pelaksanaan pekerjaan

tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat deperhatikan gambar struktur organisasi Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Semarang di bawah ini :

Gambar 4. 2 Struktur organisasi

B. Deskripsi Data Responden

Setiap responden memiliki karakteristik yang berbeda. Untuk itu perlu dilakukan pengelompokan dengan karakteristik tertentu. Adapun

Brand Manager Pudi Djunaedi DBM Bussines Ferry Depriza NP.6184 DBM Suporting Pramono Budiprakoso NP.4290

Mortgage & customer (Financing unit) Muflih Shoiful Ridwan

NP.6738

Operating Unit Head Sunarto NP.1903

Comercial, Small & Medium (Financing Unit) Financing Administration & Documen Unit Customer & Comercial (Funding Unit) Yunne Sely O Palupi

NP. 6194

Accounting Control Unit Chandra Ristiana

NP.6235

Collection & Workout Unit

Ayesha Ismail NP.9056

karakteristik yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, usia dan profesi. Berikut pengelompokan responden berdasarkan kuisioner yang disebar.

1. Usia Responden

Tabel 4. 1

Deskripsi Responden Berdasarkan Usia Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid <20 tahun 2 2,0 2,0 2,0 21-30 tahun 63 63,0 63,0 65,0 31-40 tahun 25 25,0 25,0 90,0 >40 tahun 10 10,0 10,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

Sumber: Data primer diolah, 2018.

Berdasarkan tabel diatas maka deskripsi profil responden menurut usia, menunjukkan bahwa usia responden yang terbesar dalam penelitian ini adalah 21-30 tahun yakni sebesar 63 orang dengan persentase 63%, kemudian, responden yang berusia 31-40 tahun sebanyak 25 orang atau sebesar 25%, responden dengan usia >40 tahun sebanyak 10 orang atau dengan persentase sebesar 10% dan responden yang paling kecil adalah responden yang berusia <20 tahun sebanyak 2 orang atau dengan persentase 2%.

2. Jenis Kelamin Responden

Tabel 4. 2

Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Laki-laki 53 53,0 53,0 53,0 Perempuan 47 47,0 47,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

Sumber : data primer diolah, 2018.

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa antara responden laki laki dan perempuan hampir seimbang yakni responden laki laki dengan jumlah sebesar 53 orang atau 53% sedangkan responden perempuan sebesar 47 orang atau sebesar 47%.

3. Pendidikan Responden

Tabel 4. 3

Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid SD/Sederajat 1 1,0 1,0 1,0 SMP/Sederajat 4 4,0 4,0 5,0 SMA/Sederajat 42 42,0 42,0 47,0 D3/Sederajat 15 15,0 15,0 62,0 S1/S2/S3 38 38,0 38,0 100,0 Total 100 100,0 100,0

Sumber : data primer diolah, 2018.

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nasabah pembiayaan pada BTN Syariah KC Semarang didominasi oleh responden dengan latar belakang pendidikan SMA/Sederajat, yaitu

sebanyak 42 orang atau 42%, kemudian responden dengan latar belakang pendidikan SMP/Sederajat sebanyak 4 orang atau 4%, responden dengan latar belakang pendidikan D3/Sederajat sebesar 15 orang atau 15%, responden dengan latar belakang pendidikan S1/S2/S3 sebanyak 38 orang atau 38%, dan yang paling sedikit adalah respponden dengan latar belakang SD/Sederajat yaitu sebanyak 1 orang atau hanya 1%.

C. Analisis data

1. Uji validitas dan uji reliabilitas a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengungkapkan apakah pertanyaan dalam kuesioner tersebut sahih atau tidak (Bawono 2006:68). Uji validitas ini dilakukan dengan komputer program SPSS (statistical packagefor social science). Uji validitas mempunyai kriteria sebagai berikut, apabila r hitung > dari r tabel (pada taraf signifikansi a=0,05) maka dapat dikatakan kuisioner tersebut valid. Apabila r hitung < dari r tabel (pada taraf signifikansi a=0,05), maka dapat dikatakan kuisioner tersebut tidak valid.

Tabel 4. 4 Uji validitas

Variabel Item Correted item total correlation

Keterangan Inovasi produk Butir 1 ,833** Valid

Butir 2 ,844** Valid

Butir 4 ,806** Valid Kualitas layanan Butir 1 ,753** Valid

Butir 2 ,715** Valid

Butir 3 ,621** Valid

Butir 4 ,558** Valid

Butir 5 ,777** Valid

Persepsi Butir 1 ,877** Valid

Butir 2 ,662** Valid Butir 3 ,668** Valid Butir 4 ,681** Valid Butir 5 ,606** Valid Butir 6 ,520** Valid Butir 7 ,779** Valid

Minat Butir 1 ,697** Valid

Butir 2 ,772** Valid

Butir 3 ,854** Valid

Sumber : data primer diolah, 2018.

Berdasarkan tabel diatas, diketahui semua pertanyaan yang digunakan dalam kuisioner adalah valid, semua item pertanyaan dalam berbintang dua menunjukkan signifikan pada level 1% sehingga tidak ada item yang dihapus dan semua item pertanyaan dapat digunakan ada keseluruhan model pengujian.

b. Uji reliabilitas

Uji reliabilitas adalah menguji data yang diperoleh sebagai misal hasil dari jawaban kuesioner tersebut itu handal atau reliable, andai kata jawaban responden tersebut konsisten dari waktu ke waktu (Bawono 2006:63). Pengujian reliabilitas terhadap seluruh

pertanyaan pada penelitian ini akan menggunakan rumus koefisiensi Cronbach Alpha. Nilai Crobach Alpha dalam penelitian ini akan digunakan nilai 0,06 dengan asumsi bahwa daftar pertanyaan yang diuji akan dikatakan reliable bila nilai Cronbach Alpha >0,60. Sehingga data tersebut bisa dikatakan reliable untuk pengukuran dan meneliti selanjutnya.

Tabel 4. 5 Uji Reliabilitas

Sumber : data primer yang diolah, 2018.

Hasil uji reliabilitas diatas menunjukkan nilai inovasi produk 0,810 berarti item pada variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur karena lebih besar dari nilai cronbach alpha 0,60. Nilai kualitas layanan sebesar 0,723 berarti item pada variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur karena lebih besar dari nilai cronchalpha 0,60. Nilai persepsi sebesar 0,818 berarti item pada variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur karena lebih besar dari nilai cronchalpha 0,60. Nilai minat sebesar 0,667 sebesar berarti item pada variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur karena lebih besar dari nilai cronch alpha 0,60. Hal ini

Variabel Cronbach Alpha Keterangan

Inovasi produk ,810 Reliabel

Kualitas layanan ,723 Reliabel

Persepsi ,818 Reliabel

dapat disimpulkan bahwa semua item pada masing masing variabel layak digunakan sebagai alat ukur karena nilai cronch alpha >0,60.

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan statistik parametris. Penggunaan statistik parametris mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Oleh karena itu sebelum pengujian hipotesis dilakukan, maka terlebih dahulu akan dilakukan pengujian normalitas data (Sugiyono,2015:241). Dan teknik yang digunakan dalam menguji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov Smirnov dan aplikasi yang digunakan untuk membantu analisis tersebut dengan SPSS.

Tabel 4. 6

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 100

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 1,17073897

Most Extreme Differences Absolute ,056

Positive ,039

Negative -,056

Test Statistic ,056

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber : data primer diolah, 2018.

Berdasarkan table diatas terlihat Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,20 dengan probabilitas > 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa data yang digunakan adalah data yang berdistribusi normal, karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05 (0,20>0,05).

b. Uji Linieritas

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) mempunyai hubungan yang linier atau tidak. Antara variabel independen dan dependen dikatakan berpengaruh linier jika kenaikan skor pada variabel independen diikuti oleh kenaikan variabel dependen. Uji yang digunakan untuk mengetahui linier atau tidaknya yaitu dengan menggunakan uji F dan dengan bantuan SPSS.

Tabel 4. 7 Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,019a ,000 -,042 1,19491850

a. Predictors: (Constant), P2, PD2, i2, KL2

Sumber : data primer diolah, 2018.

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil dari X2 adalah n*R2 = 100*,000 = 0 maka X2 hitung lebih kecil dari X tabel, maka model persamaan regresi linier adalah benar .X2 tabel adalah 118,7520 dengan tingkat signifikan 5% dan df = 95.

c. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar variabel bebas (X). Uji multikolinieritas juga bertujuan untuk menghindari bias pada proses pengambilan kesimpulan pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel

Tabel 4. 8 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 2,795 1,483 1,885 ,062 INOVASI PRODUK -,049 ,061 -,078 -,791 ,431 ,291 3,435 KUALITAS LAYANAN ,250 ,069 ,410 3,624 ,000 ,220 4,545 PENDAPATAN -,032 ,051 -,033 -,620 ,536 ,988 1,012 PERSEPSI ,232 ,051 ,540 4,561 ,000 ,202 4,960

e. Dependent Variable: MINAT

bebas terhadap variabel terikat. Apabila uji multikolinieritas terpenuhi maka uji regresi linier ganda dapat digunakan. Untuk menguji uji multikolinieritas yaitu dapat menggunakan uji VIF

(Variance Inflation Factor) dan dengan bantuan SPSS

a). Dari tabel coefficients pada kolom collinearity statististics, kita dapat melihat nilai tolerance dan VIF, disitu tampak bahwa variabel inovasi produk, kualitas layanan, pendapatan dan persepsi semuanya lolos dari gejala multikolinearitas.

b). Pada tabel coefficient correlation, kita bisa melihat matrik kolerasi, dari keempat variabel independen yang kita pakai, yang korelasinya cukup besar adalah hubungan antara variabel pendapatan dengan kualitas layanan yang nilainya sebesar 0,089 atau sebesar 8,9%. tetapi karena antara variabel pendapatan dan kualitas layanan masih dibawah 73% maka bisa dikatakan, bahwa variabel independen yang kita pakai tidak ada yang memiliki gejala mltikolinearitas.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2013: 139). Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat menggunakan metode uji white, yaitu

meregres residual kuadrat (U²t) dengan variabel independen, variabel independen kuadrat dan perkalian (interaksi) variabel independen. Model regresi yang baik adalah yang tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.

Pengambilan keputusan didapatkan dari nilai R² untuk menghitung c², dimana c² = n x R². Jika nilai c² hitung < c² tabel maka dapat disimpulkan tidak adanya heteroskedastisitas (Ghozali, 2013: 143). Tabel 4. 9 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1,113 1,114 ,999 ,320 INOVASI PRODUK ,035 ,046 ,141 ,756 ,452 KUALITAS LAYANAN -,085 ,052 -,353 -1,643 ,104 PENDAPATA N -,023 ,038 -,061 -,601 ,550 PERSEPSI ,018 ,038 ,104 ,466 ,642

a. Dependent Variable: LNU2I

Sumber : data primer diolah, 2018.

Karena koefisiensi parameter ß1, ß2, ß3, ß4, ß5, dari persamaan regresi tersebut tersebut tidak signifikan secara statistik ini ditunjukkan nilai t-test < dari T-tabel (1,2905), hal ini menunjukkan bahwa dalam data model empiris yang diestimasi terdapat homokedasticitas, dan dengan kata lain model yang kita pakai tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

3. Uji Statistik

Uji statistik disini digunakan untuk melihat tingkat ketepatan atau keakuratan dari suatu fungsi atau persamaan atau menaksir dari data yang kita analisa (Bawono 2006:88).

a. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) pada intinya adalah untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol (0) dan satu (1). Nilai R2 yang kecil (0) berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Sedangkan nilai yang mendekati satu (1) berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghazali 2013: 97).

Tabel 4. 10 Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,856a ,732 ,721 1,19513

a. Predictors: (Constant), PERSEPSI, PENDAPATAN, INOVASI PRODUK, KUALITAS LAYANAN

Sumber : data primer diolah, 2018.

Hasil pada tabel diatas menunjukkan bahwa koefisiensi korelasi (R) sebesar 0,856 yang berarti bahwa terdapat hubungan yang kuat dan positif antara variabel independen terhadap variabel

dependen karena nilai R mendekati angka 1. Sedangkan koefisiensi variabel dependen (R2) sebesar 0,732 ini artinya bahwa kontribusi variabel independen hanya menjelaskan atau mampu mempengaruhi variabel dependen sebesar 73,2%, sedangkan sisanya yang 26,8% dipengaruhi variabel lain dilar model.

b. Uji 𝑻𝒕𝒆𝒔(uji secara parsial)

Uji ini digunakan untuk melihat tingkat signifikansi variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen secara individu atau sendiri-sendiri. Pengujian ini dilakukan secara parsial atau individu, dengan menggunakan uji t statistik untuk masing-masing variabel bebas, dengan tingkat kepercayaan tertentu (Bawono :2006:89). Tabel 4. 11 coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 2,795 1,483 1,885 ,062 INOVASI PRODUK -,049 ,061 -,078 -,791 ,431 KUALITAS LAYANAN ,250 ,069 ,410 3,624 ,000 PENDAPAT AN -,032 ,051 -,033 -,620 ,536 PERSEPSI ,232 ,051 ,540 4,561 ,000

a. Dependent Variable: MINAT

Sumber : data primer diolah, 2018.

1) Variabel inovasi produk (X1) dengan t hitung sebesar -0,791

dan nilai signifikasi 0,431 dimana t hitung lebih kecil dari t tabel, dimana nilai sig pada variabel inovasi produk > 0,05

maka dapat dikatakan bahwa inovasi produk (X1) secara

empiris berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap minat nasabah pada pembiayaan murabahah (Y).

2) Variabel kualitas layanan (X2) dengan t hitung sebesar 3,624

dan nilai signifikasi 0,000 dimana t hitung lebih besar dari t tabel, dimana nilai sig pada variabel kualitas layanan< 0,05 maka dapat dikatakan bahwa kualitas layanan (X2) secara

empiris berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat nasabah pada pembiayaan murabahah (Y).

3) Variabel pendapatan (X3) dengan t hitung sebesar -0,620 dan

nilai signifikasi 0,536 dimana t hitung lebih besar dari t tabel, dimana nilai sig pada variabel pendapatan > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa pendapatan (X3) secara empiris berpengaruh

negatif dan tidak signifikan terhadap minat nasabah pada pembiayaan murabahah (Y).

4) Variabel persepsi (X4) dengan t hitung sebesar 4,561 dan nilai

signifikasi 0,000 dimana t hitung lebih besar dari t tabel, dimana nilai sig pada variabel kualitas layanan < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa persepsi (X4) secara empiris

berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat nasabah pada pembiayaan murabahah (Y).

Analisis regresi berganda digunakan untuk menganalisis data yang bersifat multivariate, analisis ini digunakan untuk meramakalkan nilai variabel dependen dengan variabel independen yang lebih dari satu. Persamaan regresi berganda dapat berupa sebagia berikut :

Y = βo+ β1X1 + β2X2 +β3X3 + β4X4 + e Keterangan :

Y = minat terhadap pembiayaan murabahah X1 = inovasi produk

X2 = kualitas layanan

X3 = pendapatan

X4 = persepsi

β1, β2, .... = Nilai Koofesien Regresi

e = kesalahan (Error) Tabel 4. 12 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 2,795 1,483 1,885 ,062 INOVASI PRODUK -,049 ,061 -,078 -,791 ,431 KUALITAS LAYANAN ,250 ,069 ,410 3,624 ,000 PENDAPATAN -,032 ,051 -,033 -,620 ,536 PERSEPSI ,232 ,051 ,540 4,561 ,000

a. Dependent Variable: MINAT

Berdasarkan output data spss diatas, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :

Y = 2,795 - 0,049*X1 + 0,250*X2 - 0,032*X3 + 0,232*X4 + 0.10

Dari persamaan tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa : 3. Nilai konstanta (ß0) = 2,795 diartikan bahwa ketika variabel X1,

X2, X3,dan X4 konstan atau tidak ada atau sebesar 0, makan Y

akan mengalami peningkatan sebesar 2,795 dengan asumsi

ceteris paribus.

4. Nilai koefisien regresi inovasi produk (X1) sebesar -,049

artinya jika variabel X1 mengalami peningkatan satu satuan

sedangkan x2, x3, daN x4 konstan atau tidak ada atau sebesar 0, maka Y akan mengalami penurunan sebesar -,049 dengan asumsi ceteris paribus.

5. Koefisiensi regresi kualitas layanan (X2) sebesar 0,250 artinya

jika variabel X2 mengalami peningkatan satu satuan dengan X1,

X3, dan X4 konstan atau tidak ada atau sebesar 0, maka Y akan

mengalami peningkatan sebesar 0,250 dengan asumsi ceteris paribus.

6. Koefisiensi regresi pendapatan (X3) sebesar -0,32 artinya jika

variael X3 mengalami peningkatan satu satuan dengan X1, X2

mengalami penurunan sebesar -0,32 dengan asumsi ceteris paribus.

7. Koefisiensi regresi persepsi (X4) sebesar 0,232 artinya jika

variabel X4 mengalami peningkatan satu satuan dengan X1, X2,

dan X3 konstan atau tidak ada atau sebesar 0, maka Y akan

mengalami peningkatan sebesar 0,232 dengan asumsi ceteris paribus.

Dokumen terkait