• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

D. Saran

4.9 Uji Statistik t

sigifikansi dibawah 0,05. Variabel independen boardind dengan nilai probabilitas signifikan sebesar 0,20. Variabel independen boarsize dengan nilai probabilitas signifikan sebesar 0,013. Variabel independen ia dengan nilai probabilitas signifikan sebesar 0,020. Variabel kontrol lnassets dengan nilai probabilitas signifikan sebesar 0, 000.

Sedangkan, terdapat tiga variabel yang memiliki nilai signifikansi diatas 0,05. Variabel independen acind dengan nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,452. Variabel independen acsize dengan nilai probabilitas signifikan sebesar 0,442. Variabel independen acmeet dengan nilai probabilitas signifikan sebesar 0,136. Sehingga dikatakan bahwa ketiga variabel tersebut tidak mempunyai pengaruh terhadap fee audit eksternal.

Berdasarkan Tabel 4.9, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Keterangan :

Y = logaritma natural dari fee audit (lnfees)

Y = -5,484 + 1,544X1 + 0,175X2 - 0,798X3 + 0,206X4 + 0,018X5 -0,885X6 + 0,934X7

X1 = prosentase total komisaris independen terhadap total dewan komisaris (boardind)

X2 = jumlah anggota dewan komisaris (boardsize)

X3 = prosentase total komite audit diluar komisaris independen terhadap total komite audit (acind)

X4 = jumlah anggota komite audit per tahun buku (acsize) X5 = jumlah intensitas pertemuan komite audit (acmeet) X6 = keberadaan fungsi internal audit (ia)

X7 = logaritma natural dari total aset perusahaan (lnassets) Pada persamaan regresi diatas menunjukkan bahwa nilai konstanta sebesar -5,484. Hal ini dapat diartikan bahwa variabel fee audit eksternal tanpa dipengaruhi oleh variabel independen akan bernilai -5,484.

Koefisien regresi boardind sebesar 1,544, menyatakan bahwa setiap penambahan dewan komisaris yang lebih independen dalam perusahaan, maka dapat meningkatkan jumlah fee audit eksternal yang diterima auditor eksternal. Koefisien regresi boardsize sebesar 0,175, menyatakan bahwa setiap penambahan anggota dewan komisaris sehingga ukuran dewan menjadi lebih besar, maka dapat meningkatkan fee audit eksternal yang diterima auditor eksternal. Koefisien regresi ia sebesar -0,885, menyatakan bahwa setiap penambahan internal audit dalam perusahaan, maka mengakibatkan penurunan fee audit eksternal ketika audit eksternal bergantung pada

pekerjaan audit internal. Koefisien regresi lnassets sebesar 0,934, menyatakan bahwa setiap penambahan aset yang dimilki perusahaan, maka mengakibatkan fee audit eksternal yang lebih tinggi.

Berdasarkan koefisien beta regresi pada Tabel 4.9 dapat disimpulkan bahwa variabel boardind memiliki pengaruh yang paling besar dengan koefisien beta regresi sebesar 1,544, diikuti variabel lnassets sebesar 0,934, variabel ia sebesar -0,885, dan variabel boardsize dengan koefisien beta regresi sebesar 0,175.

Dari hasil Uji – t dapat dilakukan pembahasan hipotesis yang diajukan sebagai berikut:

a. H1 = Independensi dewaan komisaris berpengaruh positif terhadap fee audit eksternal.

Berdasarkan Uji – t diperoleh hasil bahwa variabel boardind berpengaruh positif dengan koefisien regresi sebesar 1,544 dan signifikan sebesar 0,020. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka secara parsial variabel boardind berpengaruh positif signifikan terhadap fee audit. Dengan demikian dikatakan bahwa hipotesis diterima.

Hasil penelitian tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Dillian (2007), yang menunjukkan bahwa komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap fee audit eksternal. Penelitian tersebut berhipotesis tingginya independensi berhubungan dengan fee audit yang rendah. Namun, bertentangan

dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa independensi dewan tidak berpengaruh signifikan terhadap fee audit eksternal.

Sedangkan, hasil penelitian menunjukkan bahwa independensi komisaris berpengaruh positif signifikan terhadap fee audit. Hasil ini mendukung penelitian sebelumnya yaitu Hamid dan Abdullah (2012), Lifschutz et, al., (2010), Goodwin Stewart dan Kent (2006) dan Yatim et, al., (2006). Penelitian tersebut membuktikan bahwa dewan komisaris yang independen akan menuntut kualitas yang lebih tinggi dari auditor eksternal, sehingga menyebabkan fee audit yang lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dengan struktur governance yang kuat cenderung mencari jasa audit dengan kualitas yang lebih tinggi untuk melindungi nama baik perusahaan dan melindungi kekayaan pemegang saham. Kualitas audit yang tinggi menuntut fee audit yang lebih tinggi pula.

Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa keberadaan komisaris independensi dalam perusahaan dimaksudkan untuk menciptakan iklim yang lebih obyektif, independen, menjaga keterbukaan serta mampu memberikan keseimbangan antara kepentingan pemegang saham mayoritas dan perlindungan terhadap kepentingan pemegang saham minoritas.

b. Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap fee audit eksternal.

Berdasarkan Uji – t diperoleh hasil bahwa boardsize berpengaruh positif dengan koefisien regresi sebesar 0,175 dengan tingkat signifikansi 0,013. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka secara parsial variabel boardsize berpengaruh positif signifikan terhadap variabel fee audit. Dengan demikian dikatakan bahwa hipotesis diterima.

Hasil penelitian tidak mendukung penelitian sebelumnya oleh Yatim et, al., (2006) dan Dillian (2007). Hasil penelitian menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh signifikan terhadap fee audit eksternal. Hasil penelitian ini tidak mendukung perspektif berbasis risiko dari jasa audit, yaitu tata kelola perusahaan mengurangi fee audit eksternal. Hasil penelitian konsisten dengan pendekatan permintaan jasa audit, dimana perusahaan dengan tata kelola yang baik menuntut kualitas audit yang lebih tinggi sehingga lebih tinggi fee audit eksternal.

Namun, hasil penelitian ini mendukung penelitian Hamid dan Abdullah (2012) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara ukuran dewan terhadap fee audit eksternal untuk perusahaan pemerintahan GLCs. Beasley (1996) dalam Hamid dan Abdullah (2012) menemukan bahwa dewan yang lebih besar dianggap kurang efektif dalam memantau proses pelaporan

keuangan dan mengakibatkan auditor eksternal menilai lingkungan pengendalian dalam perusahaan lemah, sehingga dikenakan fee audit eksternal yang lebih tinggi.

Hal tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa jumlah anggota komisaris yang tepat bergantung pada sektor industri perusahaan tersebut, karena akan turut menentukan jenis kompetensi yang sebaiknya dimiliki oleh dewan komisaris secara keseluruhan. Ukuran dewan komisaris yang besar akan dapat membuat proses mencari kesepakatan dan proses membuat keputusan menjadi sulit, membutuhkan waktu yang lama dan bertele-tele. Keterbatasan ini perlu diperhatikan dalam menentukan jumlah dewan komisaris.

c. Independensi komite audit berpengaruh positif terhadap fee audit eksternal.

Berdasarkan Uji – t diperoleh hasil bahwa acind berpengaruh negatif dengan koefisien regresi -0,798 dengan tingkat signifikansi 0,452. Karena tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05, maka secara parsial variabel acind tidak berpengaruh signifikan. Dengan demikian dikatakan bahwa hipotesis ditolak.

Dengan demikian, hasil tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Abbot et, al.,(2003) dan Dillian (2007). Penelitian mereka menemukan bahwa independensi komite audit berpengaruh

positif signifikan terhadap fee audit eksternal. Selama meninjau program audit dan hasilnya, independen komite audit dapat menuntut memperluas ruang lingkup audit dalam rangka untuk menghindari kesalahan penyajian keuangan. Hal ini pada akhirnya mengakibatkan fee audit yang lebih tinggi.

Namun, hasil penelitian mendukung penelitian Goodwin Stewart dan Kent (2006), Singh-Newby (2010), dan Wibowo dan Rohman (2013). Hasil penelitian mereka menemukan bahwa independensi komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap fee audit eksternal. Menurut Wibowo dan Rohman (2013) tidak berpengaruh dikarenakan keseluruhan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menetapkan hanya satu dewan komisaris independensi yang berada dalam komite audit dan menjabat sebagai ketua komite audit. Hal ini disebabkan adanya surat edaran dari Bursa Efek Indonesia perihal keanggotaan komite audit yang mengatur bahwa anggota komite audit yang berasal dari komisaris maksimum hanya satu orang dan harus merupakan komisaris independen perusahaan, sehingga tidak terdapat variasi.

Hal tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa keberadaan komite audit dalam perusahaan telah diatur dalam peraturan Bapepam mewajibkan perusahaan publik untuk membentuk suatu komite audit yang beranggotakan paling sedikit tiga orang dan diketuai oleh komisaris independen.

d. Ukuran komite audit berpengaruh negatif terhadap fee audit eksternal.

Berdasarkan Uji – t diperoleh hasil bahwa variabel acsize berpengaruh positif dengan koefisien regresi sebesar 0,206 dengan signifikansi sebesar 0,442. Karena tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05, maka secara parsial variabel acsize berpengaruh positif tidak signifikan. Dengan demikian dikatakan bahwa hipotesis ditolak.

Sedangkan, hasil penelitian tidak mendukung penelitian Dillan (2007) yang menemukan bahwa ukuran komite audit berpengaruh positif signifikan terhadap fee audit eksternal. Selain itu, hasil penelitian tidak konsisten dengan rekomendasi oleh Blue Ribbon Committee (1999). Rekomendasi tersebut sehubungan dengan ukuran komite audit, penelitian ini berpendapat bahwa komite audit yang lebih besar cenderung untuk meningkatkan kualitas pelaporan keuangan, sehingga fee audit eksternal lebih rendah.

Namun, hasil menunjukkan bahwa ukuran komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap fee audit eksternal. Jumlah anggota komite audit tidak berpengaruh signifikan dikarenakan hampir keseluruhan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia telah mempunyai komite audit. Hal ini disebabkan karena adanya regulasi yang dikeluarkan oleh BAPEPAM melalui

Surat Edaran BAPEPAM SE-03/PM/2000 tanggal 5 Mei 2000 serta peraturan yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Jakarta melalui peraturan KEP-339/BEJ/07-2001 yang mengharuskan perusahaan- perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta untuk memiliki komite audit.

Menurut Hay et, al., (2008) sejak komite audit menjadi persyaratan bagi perusahaan-perusahaan yang terdaftar di New Zealand Stock Exchange, variabel penelitian komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap fee audit eksternal. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Yatim et, al., (2006) yang menunjukkan bahwa ukuran komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap fee audit eksternal.

e. Intensitas pertemuan komite audit berpengaruh negatif terhadap fee audit eksternal.

Berdasarkan Uji – t diperoleh hasil bahwa variabel acmeet berpengaruh positif dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,018 dengan tingkat signifikansi 0,136. Karena tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05, maka variabel acmeet tidak berpengaruh signifikan terhadap fee audit eksternal. Dengan demikian dikatakan bahwa hipotesis ditolak.

Hasil penelitian tidak mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yatim et, al., (2006), Goodwin Stewart dan Kent

(2006), Dillian (2007) dan Lifschutz et, al., (2010). Hasil penelitian mereka menemukan bahwa frekuensi pertemuan komite audit berpengaruh positif signifikan terhadap fee audit eksternal. Hal ini konsisten dengan permintaan peningkatan kualitas audit oleh komite audit, dimana perusahaan dengan struktur governance yang baik memiliki permintaan kualitas audit yang lebih tinggi, sehingga meningkatkan fee audit eksternal.

Sedangkan, hasil penelitian menunjukkan intensitas pertemuan komite audit tidak berpengaruh terhadap fee audit eksternal mendukung penelitian sebelumnya oleh Abbot et, al., (2003), dan Wibowo dan Rohman (2013). Huang (2004) menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara kualitas audit dengan intensitas pertemuan komite audit mapun ukuran komite audit. Kualitas audit hanya dipengaruhi oleh keahlian komite audit. Dengan demikian maka intensitas pertemuan komite audit tidak berpengaruh pula terhadap fee audit eksternal.

f. Keberadaan fungsi audit internal berpengaruh positif terhadap fee audit eksternal.

Berdasarkan Uji – t diperoleh bahwa variabel ia berpengaruh negatif dengan koefisien regresi sebesar -0,885 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,020. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka variabel ia berpengaruh negatif signifikan terhadap

fee audit eksternal. Dengan demikian dikatakan bahwa hipotesis ditolak.

Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Singh dan Newby (2010) dan Hay et, al., (2010). Hasil penelitian menemukan bahwa langkah-langkah audit internal, tata kelola perusahaan dan konsentrasi kepemilikan semua berpengaruh positif signifikan terhadap fee audit, sesuai dengan penjelasan bahwa pengendalian internal saling melengkapi. Entitas menganggap audit internal dan eksternal saling melengkapi sebagai sebuah sarana untuk meningkatkan tingkat pengawasan.

Hasil tersebut berrtentangan dengan hasil penelitian ini, yang menunjukkan adanya pengaruh negatif signifikan antara keberadaan fungsi audit internal terhadap fee audit. Hasil penelitian Felix et, al., (2001) menemukan hubungan negatif antara kontribusi internal audit dan fee audit eksternal yang menunjukkan bahwa audit internal dianggap sebagai pengganti untuk audit eksternal dengan pengurangan fee audit ketika audit eksternal bergantung pada pekerjaan audit internal. Penurunan fee mungkin karena rendahnya penilaian risiko audit yang dihasilkan dari audit internal sehingga auditor eksternal tidak memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengaudit yang berpengaruh terhadap berkurangnya fee auditor eksteral.

Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa manajemen harus merancang pengendalian internal yang efektif, ini dimaksudkan agar manajemen dapat mengurangi biaya audit. Jika auditor menilai pengendalian baik atau sempurna dan penetapan risiko pengendalian rendah, maka para auditor akan mempersempit scope pemeriksaan audit pada waktu melakukan substantive test.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur governance (jumlah komisaris independensi, ukuran dewan komisaris, independensi komite audit, ukuran komite audit dan intensitas pertemuan komite audit) dan internal control terhadap fee audit eksternal. Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan program Stantistical Package for Social Science (SPSS) Ver. 19. Data sampel perusahaan sebanyak 93 pengamatan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2009-2011.

Hasil pengujian dan pembahasan pada bagian sebelumnya dapat diringkas sebagai berikut:

1. Pengaruh independensi dewan komisaris, ukuran dewan komisaris, independensi komite audit, ukuran komite audit, intensitas pertemuan komite audit dan internal control terhadap fee audit eksternal, sebagai berikut:

a. Berdasarkan hasil uji regresi berganda menunjukkan bahwa independensi dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap fee audit eksternal.. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Hamid dan Abdullah (2012), Lifschutz et. al., (2010), Goodwin Stewart dan Kent (2006) dan Yatim et. al., (2006).

b. Berdasarkan hasil uji regresi berganda menunjukkan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap fee audit eksternal. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Hamid dan Abdullah (2012).

c. Berdasarkan hasil uji regresi berganda menunjukkan bahwa independensi komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap fee audit eksternal. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Goodwin Stewart dan Kent (2006), Singh dan Newby (2010), Abbot et. al., (2003) dan Dillan (2007).

d. Berdasarkan hasil uji regresi berganda menunjukkan bahwa ukuran komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap fee audit eksternal. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Dillan (2007).

e. Berdasarkan hasil uji berganda menunjukkan bahwa intensitas pertemuan komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap fee audit eksternal. Penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Yatim et. al., (2006), Goodwin Stewart dan Kent (2006), Dillian (2007) dan Lifschutz et. al.,(2010).

f. Berdasarkan hasil uji regresi berganda menunjukkan bahwa keberadaan fungsi audit internal berpengaruh signifikan terhadap fee audit eksternal. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Hay et. al., (2008) dan Singh dan Newby (2010).

2. Berdasarkan hasil uji regresi berganda juga ditemukan bahwa variabel independen yang paling dominan mempengaruhi terhadap fee audit eksternal adalah variabel boardind (independensi komisaris), variabel lnassets (ukuran perusahaan), variabel ia (keberadaan fungsi internal audit) dan variabel boardsize (ukuran dewan komisaris). Hal tersebut ditunjukkan oleh koefisien regresi beta dalam tabel uji statistik t.

B. Implikasi

Hasil penelitian memberikan implikasi terhadap berbagai pihak. Bagi perusahaan, mengetahui adanya pengaruh yang signifikan antara independensi dewan komisaris dan ukuran dewan komisaris terhadap fee audit eksternal. Jika perusahaan memiliki proporsi independen dalam dewan komisaris yang lebih tinggi akan menjadikan peranan dewan komisaris semakin efketif dalam melakukan fungsi pengawasan terhadap pengelolaan perusahaan, karena dianggap semakin independen. Oleh karena itu, diharapkan bahwa proporsi independen dalam dewan yang lebih tinggi akan menghasilkan fee audit yang lebih tinggi untuk menjaga objektivitas dan reliabilitas dari laporan keuangan.

Jika perusahaan memiliki ukuran dewan komisaris yang lebih besar dianggap kurang efektif dalam memantau pelaporan keuangan. Sehingga penilaian audit lebih diperlukan dan waktu audit yang dibutuhkan lebih lama yang berakibat fee audit yang tinggi. Perusahaan harus tetap menjaga tata kelola perusahaan dengan baik secara efisien dan efektif guna mencapai

tujuan perusahaan dan diharapkan nilai perusahaan akan dinilai dengan baik oleh investor.

Internal control yang diukur dengan keberadaan fungsi audit internal menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap fee audit eksternal. Dalam pelaksanaannya, internal control dapat dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan dengan membentuk suatu divisi audit internal untuk melakukan pengawasan dan pengendalian perusahaan. Jika perusahaan membentuk struktur pengendalian internal dalam divisi audit internal akan berguna untuk melindungi harta milik kekayaan perusahaan, menilai kecermatan dan keandalan data akuntansi, serta ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah dibuat.

Bagi Kantor Akuntan Publik (KAP), sebagai bahan evaluasi untuk menjalankan pekerjaan audit dengan professional dan menjaga sikap independensinya agar menghasilkan laporan audit yang berkualitas. Sikap independensi seorang auditor eksternal dapat terpengaruh akibat fee audit yang diterima dari perusahaan. Auditor eksternal dilarang untuk menerima keuntungan lain selain pembayaran honorarium yang patut diterima. KAP harus menyadari bahwa posisinya sebagai pihak ketiga yang menjembatani dan dipercayakan oleh investor dan pihak lainnya untuk memberikan keyakinan akan integritas laporan keuangan yang dihasilkan oleh manajemen.

C. Keterbatasan

Penelitian ini memiliki keterbatasan yang mungkin dapat melemahkan hasil penelitian. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Populasi penelitian hanya menggunakan perusahan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009-2011.

2. Kesulitan dalam mengobservasi kualitas pengendlaian internal perusahaan, maka penelitian ini menggunakan data keberadaan fungsi audit internal untuk memberikan nilai pada variabel IA sebagai proksi dari pengendalian internal.

3. Karena keterbatasan data tentang fee audit, maka dalam penelitian ini diterapkan penggunaan data professional fees untuk memberikan nilai pada variabel fee audit.

D. Saran

Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan mengenai beberapa hal diantaranya:

1. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memperpanjang periode penelitian misalnya selama jangka waktu 4 atau 5 tahun.

2. Mengembangkan instrumen pengukuran untuk menghitung kualitas pengendalian internal perusahaan atas perusahaan – perusahaan publik di Indonesia, misalnya jumlah anggota audit internal.

3. Pengukuran terhadap variabel fee audit pada penelitian mendatang sebaiknya menggunaka perusahan-perusahaan yang mencantumkan data tentang fee audit daripada data mengenai professional fees dalam laporan keuangannya sehingga lebih menggambarkan fee audit.

DAFTAR PUSTAKA

Asikin, Bachtiar.“Pengaruh Sikap Profesionalisme Internal Auditor terhadap Peranan Internal Auditor dalam Pengungkapan Temuan Audit”, Jurnal Bisnis, Manajemen dan Ekonomi, Volume 7 Nomor 3 Februari 2008. Astuti, Dewi Saptantinah Puji. “Peran Internal Audit dan Komite Audit dalam

Mewujudkan Good Corporate Governance”. Jurnal Akuntansi dan

Sistem Teknologi Informasi Vol.8. No. 1. April 2010.

Boediono, Gideon SB. “Kualitas Laba Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba Dengan Menggunakan Analisis Jalur”, Solo, Simposium Nasional Akuntansi 15-16 September. 2005.

Boynton, William.C., Raymond N. Johnson, Walter G. Kell.

Modern Auditing:Assurance Services and The Integrity of Financial Reporting”, (terjemahan edisi ketujuh). Erlangga: Jakarta. 2001.

Cadburry Committee. “Report on the Financial Aspects of Corporate Governance”,Gee and Company Limited, London, 1992.

Darmawati, Deni, Khomsiyah dan Rika Gelar Rahayu. “Hubungan Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia 8 (Jan): 65-81, 2005.

Desender, KA, Crespi, R, Garcia-Cestona, MA dan Aguilera, RV.“Board characteristics and audit fees: Why ownership structure matters?”, Working paper, 2009.

Dillian, CML.“How a company’s level of corporate governance effects external audit fees?”, Degree thesis, Hong Kong Baptist University, Hong Kong, 2007.

Fathurrachman, Tb. Aman.“Pengaruh Internal Audit terhadap Efektivitas Pengendalian Intern Kas Pada Industri Tekstil Di Rancaekkek Kabupaten

Bandung”, Percikan Volume 91 Edisi Agustus 2008.

Felix, W. L. Jr, A.A. Gramling, dan M.J. Maletta. “The contribution of internal audit as a determinant of external audit fees and factors influencing this contribution”, Journal of Accounting Research 39, 513-534, 2001.

FCGI.“Peranan Dewan Komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan

Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan)”, Jilid II, FCGI, Edisi

ke-2, 2001.

Goodwin-Stewart, J. and Kent, P. (n.d.).“The relation between external audit fees,

audit committee characteristics and internal audit”, Accounting and

Finance (in press).

Ghozali Imam.“Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 19”, Edisi 5 Cetakan V, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2011.

Gusnardi.“Analisis Faktor Audit Internal dan Pengaruhnya terhadap

Pelaksanaan Good Corporate Governance”, Ekuitas Vol. 12 No.3

September 2008: Hal. 353-372, 2008.

Halim Abdul. “Auditing Dasar-Dasa Audit Laporan Keuangan”, Edisi Keempat Cetakan Pertama, Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta, 2008.

Hamid Masdiah Abdul, Abdullah Azizah.“Influence of Corporate Governance on Audit and Non-Audit Fees: Malaysian Evidence”. Journal Business and Policy Research Vol.7. No.3. September 2012 Special Issue. Pp. 140-158, 2012.

Hay, David., R. Knechel dan Helen Ling.“Evidence on the Impact of Internal

Control and Corporate Governance on Audit Fees”,InternationalJournal

of Auditing, No. 12, h. 9-24. 2008.

Herawaty, Netty. “Pengaruh Pengendalian Intern Dan Lamanya Waktu Audit

terhadap Fee Audit”, Jurnal Penelitian Universitas Jambi Sari Humaniora

Volume, 13 Nomor 1, Hal. 07-12 Januari-Juni 2011.

Hikmah, Chairina dan Rahmayanti.“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan Corporate Governance dalam Laporan Tahunan

Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”, Banda

Aceh. Simposium Nasional Akuntansi XIV Aceh, 2011.

Http://apauditing.blogspot.com/2009/10/tugas-2-ump-2009.html, diakses 25 Juni 2013.

Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-103/MBU. 2002. (http://www.bumn.go.id/wpcontent/fbumn/0000234ekepmen_Kep_103_ta hun_2002.pdf), diakses 20 Juni 2012.

Kusumastuti, Sari., Supatmi, dan Sastra, Perdana.“Pengaruh Board Diversity

terhadap Nilai Perusahaan dalam Perspektif Corporate Governance”,

Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Vol.9, No.2 November, 2007.

Lifschutz, Shilo., Jacobi, Arie., and Feldshtein, Shlomit.“Corporate Governance Characteristics and External Audit Fees: A Study of Large Public

Companies In Israel”, International Journal of Business and Management

Vol. 5 No. 3. 2010.

Mulyadi, Puradiredja, Kanaka. Auditing, Jilid I, Edisi keenam, Salemba Empat: Jakarta, 2002.

Nasution, Marihot., dan Setiawan, Doddy.“Pengaruh Corporate Governance

terhadap Manajemen Laba Di Industri Perbankan Indonesia”, Makassar.

Simposium Nasional Akuntansi 26-28 Juli, 2007.

Pratolo, Suryo.“Good Corporate Governance Dan Kinerja BUMN Di Indonesia Aspek Audit Manajemen Dan Pengendalian Intern Sebagai Variabel

Eksogen Serta Tinjauannya Pada Jenis Perusahaan”, Makassar.

Dokumen terkait