• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.2 Analisis dan Pembahasan .1 Statistik Deskriptif .1 Statistik Deskriptif

4.2.4 Statistik Deskriptif Economic Performance

dengan metode purposive sampling. Environmental disclosure diukur menggunakan checklist berdasarkan item disclosure yang telah disampaikan dalam laporan tahunan. Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa nilai maximum sebesar 83,33000, Hal ini menunjukkan bahwa environmental disclosure perusahaan yang paling lengkap dilaporkan oleh PT. Holcim Indonesia, Tbk, yang telah menerbitkan pengukapan lingkungan 5 item.Indeks environmental disclosure paling tidak lengkap dilaporkan oleh PT. Kabelindo Murni, Tbk,yaitu sebesar 16,67000 atau 1 butir pengungkapan. hal ini menunjukkan bahwa hanya terdapat satu perusahaan yang mendapat peringkat rendah atau kinerja lingkungan yang rendah dari perusahaan sampel yang menyampaikan environmental disclosure dalam laporan tahunan perusahaan. Hal ini juga mengindikasikan bahwa perusahaan sampel tersebut masih kurang peduli terhadap environmental disclosure.

4.2.4 Statistik Deskriptif Economic Performance

Dari tabel 4.1 dapat dilihat indeks economic performance perusahaan yang dijadikan sampel rata-ratanya adalah 2065,057. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja ekonomi perusahaan yang paling tinggi adalah dilakukan olehPT Kimia Farma, Tbk selama tahun 2011-2013. Sedangkan kinerja ekonomi perusahaan yang paling rendah dilakukan oleh PT. Kabelindo Murni, Tbk, pada tahun2011-2013 yaitu sebesar 2,020000.

49 4.3 Hasil Pengujian Hipotesis

4.3.1 Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian analisis regresi linier berganda terlebih dahulu melakukan uji dengan asumsi klasik,

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa niai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas

0 2 4 6 8 10 12 14 -0.0002 -0.0000 0.0002

Series: Standardized Residuals Sample 2011 2013 Observations 30 Mean 1.01e-15 Median -1.20e-05 Maximum 0.000249 Minimum -0.000271 Std. Dev. 0.000127 Skewness -0.236986 Kurtosis 3.850777 Jarque-Bera 1.185590 Probability 0.552780

50 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai probability signifikan pada 0,552780 > 0,05 hal ini berarti H0 diterima yang berarti data residual terdistribusi secara normal, dengan demikian data memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Untuk mengetahui apakah terjadi multikolinearitas dapat dilihat dari nilai yang terdapat pada masing-masing variabel seperti terlihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3

Hasil Uji Multikolinieritas

EP EVD EVP

1.000000 -0.330569 -0.330579 -0.330569 1.000000 1.000000 -0.330579 1.000000 1.000000

Sumber: eviews7, data diolah

dari output di atas menunjukkan bahwa, tidak terdapat variabel yang memiliki nilai dibawah dari 0,8 sehingga dapat disimpulkan tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebasnya (independen) dan tidak terjadi multikolinearitas dalam model regresi.

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau apakah data periode sebelumnya mempengaruhi data yang ada pada periode sekarang. Untuk menguji autokorelasi dapat diketahui melalui uji Durbin-Watson (DW), hasil pengujiannya adalah sebagai berikut:

51 Tabel 4.4

Pengambilan Keputusan Pada Uji Autokorelasi

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0<d<dl Tidak ada autokorelasi positif Tidak dapat disimpulkan dl≤d≤du

Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4-dl<d<4 Tidak ada autokorelasi negatif Tidak dapat disimpulkan 4-dl≤d≤4

Tidak ada autokorelasi positif dan

negatif Tidak ditolak

Du<d<4-du

Sumber : Sugiyono

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokerelasi Nilai Durbin Watson Keterangan

2,144459 Tidak Ada Autokorelasi

Sumber: eviews7, data diolah

Berdasarkan hasil estimasi diperoleh nilai DW hitung sebesar 2,144459. Sedangkan pada tingkat signifikansi 5%, k=2 dan n=30 diperoleh nilai dl dan nilai du sebesar 1.2837 dan 1.5666. Berdasarkan nilai DW tabel, maka dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi pada model regresi diatas.

Model persamaan regresi didalam penelitian ini secara matematis dapat dilihat sebagai berikut:

EPit = �0 + 1ED��+�1EC��

Melalui hasil estimasi dengan software eviews 7 dihasilkan model persamaan regresi dalam penelitian ini, model tersebut yakni:

52 Tabel 4.6

Hasil Estimasi Regresi

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.000166 7.09E-05 -2.338185 0.0270 EVD 0.060004 1.20E-06 50075.36 0.0000 EP -2.02E-09 3.54E-09 -0.570121 0.5733

EVP�� = -0,000166+ 0,060004EVD��+ -2,02EP��

Analisis PeranEnvironmental Performanceterhadap Environmental Disclosure dan Economic Performance melalui Regresi Data Panel

Analisis panel data digunakan untuk melihat pengaruh Environmental Performance terhadap Environmental disclosure dan economic performance dalam perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Estimasi ini dilakukan dengan menggunakan program software Eviews 7 dan metode panel data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model efek acak (Random Effect Model). Pemilihan REM ini diasumsikan bahwa ada perbedaan intersep untuk setiap individu dan intersep tersebut merupakan variabel random. Sehingga dalam model ini terdapat dua komponen residual, yaitu residual secara menyeluruh, yang merupakan kombinasi time series dan cross section, dan residual secara individu yang merupakan karakteristik random dari observasi unit ke-i dan tetap sepanjang waktu.Dasar statistik pemilihan REM yang digunakan untuk mengestimasi Environmental Performance yaitu Uji Hausman. Berdasarkan hasil uji Hausman pada Lampiran 8, maka didapatkan nilai statistik Hausman sebesar 0,593562 dengan nilai probabilitas

53 sebesar 0,7432> α maka H0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode ini cocok digunakan dalam penelitian ini.

1. Pengujian secara parsial (uji t)

Berdasarkan pada Tabel 4.6 Variabel environmental disclosuremempunyai nilai t hitungsebesar 50075,36 yang berarti variabel environmental dislosure berpengaruh positif terhadap environmental performancedan signifikan karena nilai sig sebesar 0,0000lebih kecil dari αsebesar 5%.

Berdasarkan pada Tabel 4.6 Variabel economic performancemempunyai nilai t hitung sebesar-0,570121 yang berarti variabel economic performanceberpengaruh negatifterhadap environmental performance namun tidak signifikan karena nilai sig sebesar 0,5733 lebih besar dari αsebesar 5%.

2. Pengujian secara simultan

Berdasarkan pada Lampiran 11, diperoleh nilai F hitung sebesar 1,41E+09dengan probabilitas F sebesar 0,000000 lebih kecil dari α5%, sehingga

secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara variabelenvironmentalperformance terhadap environmental disclosure dan economicperformance.

3. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai satu (0 ≤ R² ≥ 1). Jika R² semakin besar

54 besar terhadap variabel dependen. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan sebaliknya.

Berdasarkan Lampiran 11 dapat dilihat bahwa nilai R-Square (R2) atau koefisien determinasi sebesar 1,00000 berarti hubungan antara variabelindependen environmental disclosure dan economic performance terhadap environmental performancesebesar 100 persen. Artinya hubungannya variabel independen terhadap variabel dependen sangatkuat.

4.4 Pembahasan

H1: Environmental Performance berpengaruh positif terhadap environmental disclosure.

Berdasarkan hasil pengujian regresi dengan variabel dependen yaitu environmental performance, menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari variabel independen dengan arah pengaruh yang positif. Hal tersebut berdasarkan pada taraf signifikasi dari uji parsial yang berada dibawah yaitu 0,0000 < 0,05. Perilaku variabel Environmental Disclosure tersebut ternyata merupakansalah satu faktor yang menentukan tingginya Environmental Performance perusahaanyang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Dari sektor industri Manufaktur, perusahaan dengan kode SMCB memiliki Environmental Disclosure tertinggi dari tahun 2011-2013 hal ini membuktikan bahwa perusahaan tersebut selalu memperhatikan kinerja lingkungan perusahaannya sehingga menjadikan perusahaan berpeluang besar untuk memberikan pengungkapan mengenai kinerja lingkungannya karena dapat menjadi

55 good news bagi perusahaan dan para investor,sedangkan perusahaan dengan kode KBLM yang memilikiEnvironmental Disclosure terendah pada tahun 2011-2013, ini membuktikan bahwa perusahaan tersebut belum mempunyai kemauan untuk memperbaiki kinerja perusahaannya karena tidak melakukan pengungkapan dalam annual reportnya.

Perusahaan yang mengungkapkan tingkat environmental disclosure denganbaik maka semakin memiliki transparansi pengungkapan yang bagus.Environmental Disclosure ini sejalan dengan stakeholder theory yang menyatakan

bahwa semua stakeholder mempunyai hak memperoleh informasi mengenai aktivitas perusahaan yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan mereka. Sesuai dengan teori stakeholder pula besarnya informasi keuangan lingkungan yang diungkapkan perusahaan akan berpengaruh terhadap stakeholder sehinggaberakibat pada harga saham dan mempengaruhi return tahunan perusahaan.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Suratno, Darsono, Mutmainah, (2007) yang menyatakan environmental performance berpengaruh secara positif signifikan terhadap environmental disclosure, tetapi hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Angraini (2008) yang menyatakan Environmental performance tidak berpengaruh signifikan terhadap environmental disclosure tapi berpengaruh positif signifikan terhadap return saham.

H2 : Environmental Performance berpengaruh positif terhadap Economic Performance.

56 Berdasarkan hasil pengujian regresi secara simultan dengan variabel dependen yaitu environmental performance terhadap variabel independen economic performancemenunjukkan adanya pengaruh yang signifikan. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai probabilitas F sebesar 0,000000 lebih kecil dari α 5%. Dalam penelitian ini, pengukuran environmental performance dilakukanberdasarkan hasil penilaian PROPER oleh Kementrian Lingkungan Hidup. Telahbanyak perusahaan yang tergabung dalam program PROPER, dari data yangdiperoleh jumlah perusahaan yang mengikuti PROPER terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Ini menunjukkan bahwa penaatan perusahaan cukup baik karena sebagian besarperusahaan telah memenuhi persyaratan dalam pengelolaan lingkungan. Perilaku variabel Environmental Performance tersebut ternyata merupakansalah satu faktor yang menentukan tingginya Economic Performance perusahaanyang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Dari sektor industri manufaktur perusahaan dengan kode SMCB yang memiliki peringkat proper emas tahun 2011 dan 2013 memiliki Economic Performance yang tinggi, sementara perusahaan dengan kode ICBP yang memiliki peringkat proper biru pada tahun yang sama memilikiEconomic Performance yang tidak cukup baik.

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin besar andil perusahaandi dalam kegiatan lingkungan, maka semakin baik pula image perusahaan di matastakeholder maupun penggunaannual report. Dengan adanya image positiftersebut, maka akan dapat menarik perhatian dari para investormaupunmasyarakat pengguna laporan keuangan. Sehingga pasar akan

57 merespon secarapositif melalui fluktuasi harga saham yang diikuti oleh meningkatnya returnsaham perusahaan yang secara relatif merupakan cerminan pencapaian economicperformance.(anggilia,2012)

Selain itu, perusahaan dengan tingkat environmental performance yang tinggimemiliki nilai jangka panjang yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaanyang memiliki tingkat environmental performance yang rendah.

Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh wibisono (2011) yang berpendapat bahwaenvironmental performance dan environmental disclosure berpengaruh negatif tetapi tidaksignifikan terhadap economic performance, sedangkan secara simultan environmental performance dan environmental disclosure tidak berpengaruh signifikan terhadap economic performancetetapi penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh sudaryanto (2011) yang mempunyai pendapat bahwa kinerja lingkungan berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja finansial perusahaan.

Dokumen terkait