BAB IV HASIL PENELITIAN
B. Pembahasan dan Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum (Sugiyono, 2013, hal. 147).
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), maksimum, minimum, standar
deviasi, dan deviasi. Pengujian ini dilakukan agar bisa mempermudah dalam
memahami variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian (Ghozali, 2013, hal. 19). Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data mengenai discretionary accrualterhadap Nilai Perusahaan dengan Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial, dan Kualitas Auditor sebagai Moderating Variable. Penelitian ini menggunakan SPSS sebagai alat pengujian statistik deskriptif.
2. Uji Asumsi Klasik
Adapun uji data yang dilakukan dengan uji asumsi klasik sebagai berikut:
a. Uji normalitas
Tujuan dilakukannya uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah populasi data distribusi normal atau tidak. Bila data berdistribusi normal, maka dapat digunakan uji statistik berjenis parametrik. Sedangkan bila data tidak berdistribusi normal, maka digunakan uji statistik nonparametrik (Siregar, 2015, hal. 153).
Normalitas data digunakan untuk mengetahui data penelitian masing-masing variabel terikat, bebas, dan moderator yaitu Nilai Perusahaan, Discretionary Accrual, Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial, dan Kualitas Auditor apakah berdistribusi normal atau tidak. Penelitian ini menggunakan SPSS sebagai alat pengujian. One Sample Kolmogorov-Smirnov Test dalam SPSS berfungsi untuk menguji harga yang diobservasi dengan distribusi normal. Data dikatakan berdistribusi normal apabila hasil pengujian
49
menunjukkan nilai signifikansi untuk seluruh variabel lebih besar dari 0,05 (Priyatno, 2013, hal. 42).
b. Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas diperlukan untuk menguji apakah terdapat ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Model regresi yang baik adalah yang tidak terdapat masalah heteroskedastisitas (Priyatno, 2013, hal. 55). Penelitian ini menggunakan uji Glejser dalam SPSS untuk menguji ada atau tidaknya masalah heteroskedastisitas.
c. Uji autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (Zulfikar, 2016, hal. 223). Penelitian ini menggunakan uji Durbin Watson dalam SPSS untuk menguji ada atau tidaknya masalah autokorelasi.
3. Uji Hipotesis
Hipotesis yang telah diajukan diuji dengan metode pengujian sebagai berikut:
a. MRA (Moderated Regression Analysis)
Moderated Regression Analysis (MRA) merupakan “aplikasi
khusus regresi berganda linear dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalan dua atau lebih variabel
independen)”. Tujuan dari analisis moderasi adalah untuk mengetahui
apakah variabel moderasi akan memperkuat atau memperlemah hubungan antar variabel independen dan dependen. Pada penelitian ini, MRA digunakan untuk mengetahui pengaruh Discretionary Accrual terhadap Nilai Perusahaan dengan Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial, dan Kualitas Auditor sebagai moderating variable. Model persamaan MRA yang akan diuji adalah sebagai berikut:
1) Qit = a + b1DAit + b2KOM_INDit + b3KOM_INDit *DAit 2) Qit = a + b1DAit + b2KEP_MANit + b3KEP_MANit * DAit
3) Qit = a + b1DAit + b2KAit + b3KA * DAit Keterangan: Q = Nilai Perusahaan a = Konstanta b = Koefisien Regresi DA = Discretionary Accrual
KOM_IND = Komisaris Independen KEP_MAN = Kepemilikan Manajerial
KA = Kualitas Auditor
b. Analisis Regresi Sederhana
Model analisis yang digunakan adalah analisis regresi sederhana. Regresi sederhana adalah “regresi yang digunakan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh variabel bebas (X) dengan satu variabel tergantung (Y)” (Priyatno, 2013, hal. 130). Pada penelitian ini, regresi sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh Discretionary
Accrual terhadap Nilai Perusahaan dengan persamaan sebagai berikut:
Qit = a + b1DAit Keterangan: Q = Nilai Perusahaan a = Konstanta b = Koefisien Regresi DA = Discretionary Accrual c. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi atau R square adalah koefisien yang menyatakan kekuatan pengaruh variabel independen (Discretionary
Accrual) secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Nilai
Perusahaan). Hasil perhitungan R square berupa perubahan variabel independen sebesar satu-satuan akan mempengaruhi perubahan variabel dependen sebesar satu-satuan.
52 BAB IV
HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian
Data yang digunakan merupakan data keuangan yang didapatkan dari laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur di situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id untuk periode 2015-2019. Proses pengumpulan hingga pemilihan data dilakukan pada bulan September-Desember 2020. Populasi merupakan seluruh perusahaan yang termasuk dalam sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2015-2019. Populasi penelitian dalam hal ini sebanyak 178 perusahaan. Metode pemilihan sampel menggunakan purposive sampling. Berdasarkan kriteria, diperoleh sampel penelitian sebanyak 38 perusahaan dan periode yang digunakan selama 5 tahun, sehingga data dalam penelitian ini berjumlah 190 data.
Pada penelitian ini 3 varibel yaitu, variabel bebas (Discretionary
Accrual) yang diukur dengan model modifikasi Jones, variabel terikat (Nilai
Perusahaan) yang diukur dengan Tobin’s Q, dan variabel moderating (Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial dan Kualitas Auditor).
Tabel 4. 1
Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur tahun 2015-2019
NO Kode
Perusahaan
Nama Perusahaan
1 MLIA Mulia Industrido
2 ALKA Alaska Industrindo
3 ALMI Alumindo Light Metol Industri
4 BAJA Sarana Central Bajatama
5 BTON Beton Jaya Manunggal
6 CTBN Citra Turbindo
7 GDST Gunawan Dianjaya Steel
8 INAI Indal Aluminium Industry
53
10 TBMS Tembaga Mulia Semanan
11 BRPT Barito Pasific
12 DPNS Duta Pertiwi Nusantara
13 SRSN Indo Acitama
14 UNIC Unggul Indah Cahaya
15 APLI Asiaplast Industries
16 BRNA Berlina
17 KDSI Kedawung Setia Industrial
18 AMIN Ateliers Mecaniques D’Indonesia 19 ASII Astra International
20 GJTL Gajah Tunggal
21 INDS Indospring
22 MASA Multistrada Arah Sarana 23 SSTM Sunson Textile Manufacturer 24 TFCO Tifico Fiber Indonesia
25 TRIS Trisula International
26 IKBI Sumi Indo Kabel
27 SCCO Supreme Cable Manufacturing and Commerce
28 VOKS Vaksel Electric
29 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia
30 INDF Indofood Sukses Makmur
31 PSDN Prashida Aneka Niaga
32 SKLT Sekar Laut
33 WIIM Wismilak Inti Makmur
34 PYFA Pyridam Farma
35 KINO Kino Indonesia
36 TCID Mandom Indonesia
37 KICI Kedauang Indah Can
38 LMPI Langgeng Makmur Industry
B. Pembahasan dan Analisis Data 1. Statistik Deskriptif
Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel yaitu Nilai Perusahaan (Q) sebagai variabel dependen,Discretionary Accrual(DA) sebagai variabel independen, dan variabel moderasi yang terdiri dari Komisaris Independen (KOM_IND), Kepemilikan Manajerial (KEP_MAN), dan Kualitas Auditor (KA). Analisis deskriptif digunakan untuk penggambaran tentang statistic data seperti min, max, mean, dan standar deviasi yang diolah menggunakan IBM SPSS Statistic 22 adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 2
Hasil Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Q 190 -,101755 1,935590 ,66284588 ,413305753 EM 190 -,834765 ,539053 ,18155655 ,157502787 KOM_IND 190 ,250 ,666 ,38632 ,074234 KEP_MAN 190 ,000014 ,739182 ,11975665 ,197599740 KA 190 ,00 1,00 ,3895 ,48892 Valid N (listwise) 190
Sumber: Data Olahan Menggunakan SPSS 22, 2020 a. Nilai Perusahaan (Q)
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui besarnya Nilai Perusahaan berkisar antara -0,1017553 sampai dengan 1,935590 dengan nilai mean (rata-rata) 0,66284588dan standar deviasi 0,413305753. Perusahaan yang memiliki nilai perusahaan terendah dalam penelitian ini adalah BTON pada tahun 2017 sebesar -0,1017553 sedangkan perusahaan dengan Nilai Perusahaan tertinggi adalah CTBN pada tahun 2016 dengan nilai Tobin’s Q sebesar 1,935590.
b. Discretionary Accrual
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui besarnya
Discretionary Accrual berkisaran antara -0,834765 sampai 0,539053
dengan nilai mean (rata-rata) sebesar 0,18155655dan standar deviasi 0,157502787. Perusahaan yang memiliki nilai Discretionary
55
Accrualterendah dalam penelitian ini adalah ALKA pada tahun 2018
dengan nilai diskresi akrual sebesar -0,834765, sedangkan perusahaan dengan nilai Discretionary Accrual tertinggi dalam penelitian ini adalah BRPT pada tahun 2018 dengan nilai diskresi akrual sebesar 0,539053.
c. Komisaris Independen
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui besarnya Komisaris Independen berkisar antara 0,25 sampai 0,666, dengan nilai mean (rata-rata) sebesar 0,38632 dan standar deviasi 0,074234. Nilai mean sebesar 0,38632memiliki arti bahwa rata-rata tingkat kepemimpinan Komisaris Independen di suatu perusahaan sebesar 38,63%. Perusahaan yang memiliki tingkat Komisaris Independen terendah dalam penelitian ini adalah INAI pada tahun 2017 dengan nilai sebesar 0,25, sedangkan perusahaan dengan Komisaris Independen tertinggi adalah KINO pada tahun 2015 dengan nilai sebesar 0,67.
d. Kepemilikan Manajerial
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui besarnya Kepemilikan Manajerial berkisar antara 0,000014 sampai 0,739182, dengan nilai mean (rata-rata) sebesar 0,11975665, dan standar deviasi 0,197599740. Nilai mean sebesar 0,1198 memiliki arti bahwa rata-rata kepemilikan pihak manajer atas saham di suatu perusahaan adalah sebesar 11,98%. Perusahaan yang memiliki nilai Kepemilikan Manajerial terendah dalam penelitian ini adalah CTBN dengan nilai sebesar 0,000014, sedangkan perusahaan dengan Kepemilikan Manajerial tertinggi adalah BAJA dengan nilai sebesar 0,739182. e. Kualitas Auditor
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui besarnya Kualitas Auditor berkisar antara 0,00 sampai 1, dengan nilai mean (rata-rata) sebesar 0,3895 dan standar deviasi 0,48892. Perusahaan yang memiliki Kualitas Auditor 0 dalam penelitian ini adalah perusahaan yang
menggunakan jasa KAP non-Big Four, seperti ALKA, ALMI, BAJA, BTON, GDST, INAI, LMSH, DPNS, SRSN, BRNA, KDSI, AMIN, INDS, SSTM, TRIS, SCCO, VOKS, SKLT, WIIM, PYFA, KINO, KICI, LMPI, sedangkan perusahaan dengan nilai Kualitas Auditor 1 adalah perusahaan yang menggunakan jasa KAP Big Four seperti MLIA, CTBN, TBMS, BRPT, UNIC, APLI, ASII, GJTL, MASA, TFCO, IKBI, CEKA, INDF, PSDN, TCID.