BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan modal sendiri perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari tahun 2005 - 2007. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan modal sendiri, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah basic earning power, debt to equity ratio, plowback ratio, interest and tax rate
dan return on investment. Analisis deskriptif dari masing-masing variabel dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 5.1. Statistik Deskriptif Basic Earning Power (BEP) Tahun Deskripsi 2005 2006 2007 Rata – Rata 16.50 10.66 14.42 Std Dev 24.64965 13.4184 19.82451 Maximum 134.44 62.97 96.57 Minimum -37.50 -25.46 -12.39
Tabel 5.1. diatas menunjukkan bahwa rata–rata rasio kemampuan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta didalam memanfaatkan assetnya untuk menghasilkan keuntungan (profit) pada tahun 2005 sebesar 16,50%, standar deviasi 24,65% dengan Nilai maximum 134,44% dan minimum -37,50%. Rata–rata rasio kemampuan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta didalam
memanfaatkan assetnya untuk menghasilkan keuntungan (profit) pada tahun 2006 sebesar 10,66%, standar deviasi 13,42% dengan Nilai maximum -62,67 % dan minimum -25,46%. Rata–rata rasio kemampuan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta didalam memanfaatkan assetnya untuk menghasilkan keuntungan (profit) pada tahun 2007 sebesar 14,42%, standar deviasi 19,83% dengan Nilai maximum 96,57% dan minimum -12,39%. Deskripsi ini menunjukkan bahwa Rata– rata kemampuan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta didalam memanfaatkan assetnya untuk menghasilkan keuntungan (profit) dari tahun 2005 – 2007 yang diinterpretasikan melalui rasio basic earning power masih tergolong rendah dan berfluktuasi.
Statistik deskriptif bagian dari modal sendiri perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari tahun 2005 – 2007 dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang diinterpretasikan melalui debt to equity ratio, seperti ditunjukkan pada Tabel di bawah ini.
Tabel 5.2. Statistik Deskriptif Debt to Equity Ratio Tahun Deskripsi 2005 2006 2007 Rata – Rata 244.34 137.43 439.58 Std Dev 636.1522 914.4624 2882.123 Maximum 5,079.80 5,879.42 25,494.69 Minimum -1,026.32 -5,264.13 -893.68
Tabel 5.2. diatas menunjukkan bahwa rata – rata bagian dari modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang pada tahun 2005 sebesar 244,34%, standar deviasi sebesar 636,15% dengan nilai maksimum sebesar 5.079,80% dan minimum -
1.026,32%. Rata – rata bagian dari modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang pada tahun 2006 sebesar 137,43%, standar deviasi sebesar 914,46% dengan nilai maksimum sebesar 5.879,42% dan minimum -5.264,13%. Adapun rata – rata bagian dari modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang pada tahun 2007 sebesar 439,58%, standar deviasi sebesar 2.882,12% dengan nilai maksimum 25.494,69% dan minimum sebesar -893,68%. Deskripsi ini menunjukkan bahwa secara rata – rata rasio bagian dari modal sendiri perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari tahun 2005 – 2007 dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang berada di atas ambang insolvable.
Statistik deskriptif plowback ratio atau tingkat keuntungan yang tidak dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari tahun 2005 – 2007 ditunjukkan pada Tabel di bawah ini.
Tabel 5.3. Statistik Deskriptif Plowback Ratio Tahun Deskriptif 2005 2006 2007 Rata – Rata 3.39 2.02 4.50 Std Dev 30.77424 5.546652 21.4551 Maximum 247.96 37.92 185.43 Minimum -101.56 -4.56 -3.72
Tabel 5.3. diatas menunjukkan bahwa rata-rata tingkat keuntungan yang tidak dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2005 sebesar 3.39%, standar deviasi sebesar 30,77% dengan nilai maksimum sebesar 247,96% dan minimum -101,56%. Rata – rata
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2006 sebesar 2,02%, standar deviasi sebesar 5,55% dengan nilai maksimum sebesar 37,92% dan terendah -4,56%. Adapun rata – rata tingkat keuntungan yang tidak dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2007 sebesar 4,50%, standar deviasi sebesar 21,46% dengan nilai maksimum sebesar 185,43% dan terendah -3,72%. Indikator ini menggambarkan bahwa perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari 2005 – 2007 lebih besar mengaloksikan laba sebagai equity daripada membagikannya kepada pemegang saham dalam bentuk deviden.
Statistik deskriptif Interest and Rate Tax atau rasio pembayaran kewajiban perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari tahun 2005-2007 kepada kreditur dalam bentuk bunga dan kepada pemerintah dalam bentuk pajak ditunjukkan pada Tabel di bawah ini.
Tabel 5.4. Statistik Deskriptif Interest and Tax Rate Tahun Deskriptif 2005 2006 2007 Rata – Rata 90.04 -1,185.74 -9,814.99 Std Dev 160.499 109917.67 77974.9814 Maximum 663.17 634,895.46 1,653.36 Minimum -465.89 -726,116.03 -685,176.30
Tabel 5.4. diatas menunjukkan rata – rata rasio pembayaran kewajiban perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2005 kepada kreditur dalam bentuk bunga dan kepada pemerintah dalam bentuk pajak sebesar 90.04%, standar deviasi 160,50% dengan nilai maksimum sebesar 663,17% dan
minimum sebesar -465.89%. Rata – rata rasio pembayaran kewajiban perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2006 kepada kreditur dalam bentuk bunga dan kepada pemerintah dalam bentuk pajak sebesar -1.185,74%, standar deviasi 109.917,67% dengan nilai maksimum sebesar 634.895,46% dan minimum sebesar -726.116%. Rata – rata rasio pembayaran kewajiban perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2007 kepada kreditur dalam bentuk bunga dan kepada pemerintah dalam bentuk pajak sebesar -9.814,99%, standar deviasi 77.974,98% dengan nilai maksimum sebesar 1.653,36% dan minimum sebesar -685.176,30%. Indikator ini menggambarkan bahwa interest rate and tax rate
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari tahun 2005 – 2007 cukup tinggi sebagai dampak tingginya debt perusahaan. Tidak hanya perusahaan yang laba dibebankan bunga dan pajak, melainkan juga perusahaan yang menderita rugi, sehingga pada tahun 2006 dan 2007 ditemukan interest rate and tax rate negatif.
Statistik deskriptif return on investment atau kemampuan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari tahun 2005-2007 mengembalikan investasi yang ditanamkan berdasarkan laba bersih yang diperoleh perusahaan ditunjukkan pada Tabel di bawah ini.
Tabel 5.5. Statistik Deskriptif Return on Investment Tahun Deskriptif 2005 2006 2007 Rata – Rata 5.27 3.83 7.10 Std Dev 16.0697 10.3886 14.6837 Maximum 96.94 37.22 62.16 Minimum -39.25 -36.97 -32.81
Tabel 5.5. diatas menunjukkan rata – rata kemampuan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta mengembalikan investasi yang ditanamkan berdasarkan laba bersih yang diperoleh perusahaan pada tahun 2005 sebesar 5,27%, standar deviasi 16,07% dengan nilai maksimum 96,94% dan minimum -39,25%. Rata– rata kemampuan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta mengembalikan investasi yang ditanamkan berdasarkan laba bersih yang diperoleh perusahaan pada tahun 2006 sebesar 3,83%, standar deviasi 10,39% dengan nilai maksimum 37,22% dan minimum -36,97%. Rata–rata kemampuan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta mengembalikan investasi yang ditanamkan berdasarkan laba bersih yang diperoleh perusahaan pada tahun 2007 sebesar 7,10%, standar deviasi 14,68% dengan nilai maksimum 62,16% dan minimum -32,81%. Indikator di atas menggambarkan bahwa kemampuan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari tahun 2005-2007 mengembalikan investasi yang ditanamkan berdasarkan laba bersih yang diperoleh perusahaan tarus meningkat, namun masih relatif rendah.
Statistik deskriptif pertumbuhan modal sendiri perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari tahun 2005-2007 ditunjukkan pada Tabel dibawah ini.
Tabel 5.6. Statistik Deskriptif Pertumbuhan Modal Sendiri Tahun Deskriptif 2005 2006 2007 Rata – Rata 12.22 34.09 -3.20 Std Dev 76.05836 117.5531 230.2737 Maximum 396.29 875.78 777.69 Minimum -287.58 -122.70 -1,356.52
Tabel 5.6. diatas menunjukkan modal sendiri perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2005, secara rata – rata mengalami peningkatan (bertumbuh) sebesar 12,22%, standar deviasi 76,06%, nilai tertinggi sebesar 396,29% dan terendah -287,58%. Modal sendiri perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2006, secara rata – rata mengalami peningkatan (bertumbuh) sebesar 34,09%, standar deviasi 117,55%, nilai tertinggi sebesar 875,78% dan terendah -122,70%. Modal sendiri perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2007, secara rata – rata mengalami penurunan (tidak bertumbuh) sebesar -3,20%, standar deviasi 230,27%, nilai tertinggi sebesar 777,69% dan terendah -1.356,52%.
5.1.2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas
Hasil uji multikolinearitas ditunjukkan pada Tabel berikut ini.
Tabel 5.7. Hasil Uji Multikolinearitas Nilai
Variabel Penelitian
Tolerance VIF
Kriteria
Basic Earning Power (X1) Debt to Equity Ratio (X2) Plowback Ratio (X3) Interest and Tax Rate (X4) Return on Investment (X5) 0.663 0.971 0.990 0.988 0.651 1.508 1.030 1.010 1.012 1.537
Bebas Asumsi Multikolinearitas Bebas Asumsi Multikolinearitas Bebas Asumsi Multikolinearitas Bebas Asumsi Multikolinearitas Bebas Asumsi Multikolinearitas
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai tolerance dari kelima Variabel bebas dalam penelitian ini <1.0 dan nilai Variance Inflation Faktor (VIF) > 1.0, artinya keseluruhan Variabel bebas dalam penelitian ini terbebas dari asumsi klasik multikolinieritas.
b. Uji Autokorelasi
Hasil uji autokorealsi ditunjukkan melalui gambar berikut ini.
Autokorelasi (+)
0 dl du (4-du) 4-dl 4
Autokorelasi (-) Ho diterima (no serial
correlation)
2.129
Gambar di atas menunjukkan bahwa nilai DW tabel dengan n=79; k = 5; 5% sebesar 1.77 < dari DW hitung 2.129. Dengan demikian variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terbebas dari asumsi autokorelasi.
c. Uji Heteroskedastisitas
Hasil uji heteroskedastisitas ditunjukkan melalui grafik scatterplot berikut ini.
5.0 2.5 0.0 -2.5 -5.0 -7.5 -10.0
Regression Studentized Residual 12 9 6 3 0 -3 R e gressio n Standardiz ed Predicte d Value
Gambar 5.2. Hasil Uji Heterokedastisitas
Gambar 5.2. di atas menunjukkan bahwa nilai prediksi variabel terkait (ZPRED=pertumbuhan modal sendiri) dengan residualnya (SRESID= basic earning power, debt to equity ratio, plowback ratio, tax and interest rate, return on investmen) memiliki pola bergelombang, melebar, kemudian menyempit. Hasil uji heterokedastisitas dengan menggunakan uji Glesjer ditunjukkan pada tabel berikut
Tabel 5.8. Hasil Uji Heterokedastisitas
Nilai Variabel Penelitian
thitung (Abs) t tabel
Kriteria
Basic Earning Power (X1) Debt to Equity Ratio (X2) Plowback Ratio (X3) Interest and Tax Rate (X4) Return on Investment (X5) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 1.993 1.993 1.993 1.993 1.993
Tidak terjadi heterokedastisitas Tidak terjadi heterokedastisitas Tidak terjadi heterokedastisitas Tidak terjadi heterokedastisitas Tidak terjadi heterokedastisitas
Berdasarkan kedual hasil uji di atas, maka dapat dinyatakan bahwa keseluruhan variabel penelitian dalam penelitian ini terbebas dari asumsi heterokedastisitas
d. Uji Normalitas Data
Hasil uji normalitas ditunjukan melalui tabel berikut :
Tabel 5.9. Hasil Uji Normalitas
Variabel Penelitian Nilai Skewness Zskewness
Basic earning power (X1) Debt to equity ratio (X2) Plowback Ratio (X3) Interest and Tax Ratio (X4) Return on Investment (X5) Pertumbuhan Modal Sendiri (Y)
2.024 12.386 8.206 -4.018 1.578 -3.634 7.30 44.65 29.58 -14.48 5.68 -13.10 Tabel 5.9. di atas menunjukkan variabel basic earning power, debt to equity ratio, plowback ratio, dan return on investment memiliki sebaran data tidak normal, yaitu Zskewness > Ztabel 1,96, sedangkan interest and tax ratio dan pertumbuhan modal sendiri memiliki sebaran data normal, yaitu Z skewness < Z hitung 1,96.
5.1.3. Model Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan model regresi linier berganda. Pemodelan analisis data dalam penelitian ini didasarkan output SPSS seperti ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Tabel 5.10. Hasil Uji Hipotesis
Nilai R = 0.396a Nilai F hitung = 8.456
Nilai R2 = 0.156 Nilai Sig. F hitung = 0.000
Nilai Adjusted R2 = 0.138
Nilai SEE = 144.55
Nilai Constant t = -9.397
Nilai Betha Basic Earning Power = 0.547 t hitung =0.936 t hitung = 0.350
Nilai Betha Debt to Equity Ratio = -0.001 t hitung = -0.158 t hitung = 0.874
Nilai Betha Plowback Ratio = 2.592 t hitung =5.944 t hitung = 0.000
Nilai Betha Interest and Tax Rate = -1.1E-05 t hitung =-0.087 t hitung = 0.931
Nilai Betha Return on Investment = -1.448 t hitung = 1.719 t hitung = 0.087
Berdasarkan tabel di atas dirumuskan model penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut :
Y = -9.397 +0.547BEP – 0.001DER + 2.592PR -1.1E-05ITR -1.448ROI+ 144.55
Model di atas menginterpretasikan :
1. Betha Pertumbuhan modal sendiri perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta Tahun 2005 – 2007, yaitu sebesar -939.70%, artinya pertumbuhan modal sendiri perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta Tahun 2005 – 2007 memiliki nilai koefisien regresi sebesar - 939.70%.
2. Basic earning power berpengaruh terhadap pertumbuhan modal sendiri perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta Tahun 2005 – 2007, yaitu sebesar 54.70%, artinya setiap pertambahan 1 basic earning power
akan menambah nilai koefisien regresi pertumbuhan modal sendiri sebesar 0.547.
3. Debt to equity ratio berpengaruh terhadap pertumbuhan modal sendiri perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta Tahun 2005 – 2007, yaitu sebesar -0.1%, artinya artinya setiap pertambahan 1 debt equity ratio akan menurunkan nilai koefisien regresi pertumbuhan modal sendiri sebesar 0.001.
4. Plowback ratio berpengaruh terhadap pertumbuhan modal sendiri perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta Tahun 2005 – 2007, yaitu sebesar 259,20%, artinya setiap pertambahan 1 basic earning power akan menambah nilai koefisien regresi pertumbuhan modal sendiri sebesar 2.592. 5. Interest and tax rate berpengaruh terhadap pertumbuhan modal sendiri
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta Tahun 2005 – 2007, yaitu sebesar -0.00011%, artinya setiap pertambahan 1 Interest and tax rate akan menurunkan nilai koefisien regresi pertumbuhan modal sendiri sebesar 0.0000011.
6. Return on investment berpengaruh terhadap pertumbuhan modal sendiri perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta Tahun 2005 – 2007, yaitu sebesar -144.80%, artinya setiap pertambahan 1 return on investment akan menurunkan nilai koefisien regresi pertumbuhan modal sendiri sebesar 1.448.