BAGIAN I
BAB 2
STATISTIK PERDAGANGAN DALAM NEGERI
2.1. Arti dan Kegunaan Data
Perdagangan merupakan faktor penting guna merangsang pertumbuhan ekonomi. Perdagangan memperbesar kapasitas konsumsi suatu negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber yang langka dan pasar-pasar internasional yang potensial untuk berbagai produk yang hasilnya merupakan bekal utama yang jika tidak tersedia negara-negara miskin tidak akan mampu mengembangkan kegiatan dan kehidupan perekonomian nasionalnya. Perdagangan membantu semua warga negara dalam menjalankan usaha-usaha pembangunan mereka melalui promosi serta pengutamaan sektor-sektor ekonomi yang mengandung keuntungan komperatif (Todaro, 2000).
Kegiatan perdagangan, baik perdagangan dalam negeri maupun perdagangan luar negeri, mempunyai peran yang sangat penting dalam perekonomian suatu negara tidak terkecuali Indonesia. Keduanya saling menopang dalam menggerakan perekonomian nasional yang berujung pada peningkatan pendapatan nasional. Dengan demikian maka meski kinerja ekspor
Indonesia diproyeksikan melambat, bahkan sejumlah kalangan dan pengamat ekonomi menilai defisit neraca pembayaran akan masih mengancam hingga 3 – 5 tahun mendatang (2016 – 2018), perekonomian Indonesia masih akan tetap kokoh karena adanya kegiatan perdagangan dalam negeri. Kegiatan perdagangan dalam negeri laksana pilar utama pertumbuhan ekonomi nasional di kala ancaman ekses krisis global yang tak kunjung pulih (Gita Wirjawan, Menteri Perdagangan dalam konferensi pers bulanan di kantor Kemendag).
perdagangan memiliki kontribusi penting dalam pertumbuhan perekonomian saat ini. Karenanya, seraya tetap berupaya meningkatkan ekspor, perdagangan dalam negeri harus diperhatikan agar kita tidak terlalu bergantung pada ekonomi dunia. “Kebijakan dan strategi kita menyangkut perekonomian tidak hanya berorientasi pada ekspor, artinya perdagangan dalam negeri juga memiliki peran penting,” Sejalan dengan apa yang telah disampaikan oleh Presiden Yudhoyono, Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa pun kembali mengingatkan tentang pentingnya membangun pasar domestik dalam rangka menunjang perekonomian dalam negeri sehingga kebal terhadap goncangan ekonomi global. “Ekspor akan turun, dan di sisi lain market kita besar, sehingga pasar domestik akan dijadikan incaran pasar impor,”
Menyikapi hal tersebut, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (Ditjen PDN) Gunaryo sangat optimis untuk terus mengoptimalkan kinerja per-dagangan dalam negeri pada tahun 2013 ini. Yakni dengan memperkuat dan meningkatkan sejumlah prestasi kegiatan dan program Ditjen PDN yang selama ini telah dilakukan, yaitu peningkatan daya saing dan akses pasar UMKM Nasio-nal, peningkatan penggunaan produk dalam negeri, penciptaan iklim investasi yang makin baik, dan perbaikan sarana distribusi dan logistik dalam rangka men-dukung pembangunan sistem logistik nasional.
Upaya memperkuat pasar domestik ini dinilai banyak pihak sebagai langkah yang sangat tepat menyusul meningkatnya jumlah kelas menengah dan pertumbuhan daya beli masyarakat Indonesia. Dilaporkan, jumlah kelas menengah
Indonesia tahun 2012 telah menembus 150 juta jiwa lebih. Dari sisi ekonomi, kenaikan jumlah kelas menengah ini akan mendorong terjadinya peningkatan angka konsumsi Indonesia yang diharapkan berkontribusi besar terhadap dinamisnya pergerakan perdagangan di dalam negeri.
Proyeksi bakal meningkatnya angka konsumsi tersebut tentu saja memunculkan optimisme tersendiri di kalangan para pelaku bisnis dalam negeri. Beberapa perusahaan nasional terlihat juga makin ekspansif melakukan berbagai terobosan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi domestik. Bahkan, sejumlah
perusahaan berani memasang target pertumbuhan yang cukup tinggi di tahun 2013 ini. Fenomena itu terjadi karena fakta di lapangan menunjukkan adanya gairah be-lanja konsumen Indonesia yang cukup tinggi selama beberapa tahun terakhir. Hal ini bisa dilihat secara kasat mata dari munculnya mal-mal baru di sejumlah per-kotaan dan adanya tren masyarakat yang menjadikan pusat perbelanjaan tak hanya sebagai pusat belanja tapi juga pusat rekreasi keluarga. (dikutip dari situs resmi Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan RI)
Peran dan pentingnya kegiatan perdagangan dalam negeri bagi pemerintah dalam menggerakkan perekonomian Indonesia tidak akan pernah berhasil tanpa didukung oleh data dan informasi yang akurat dan tepat waktu. Dengan demikian, data dan informasi tentang perdagangan dalam negeri yang dihasilkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menjadi sangat penting. Data statistik di bidang perdagangan dalam negeri sangat diperlukan bukan saja oleh pemerintah tetapi juga oleh pemangku kepentingan ( stakeholders) lain termasuk para akademisi.
Pemerintah menggunakan data statistik perdagangan dalam negeri antara lain untuk penyusunan kebijakan tata niaga dari suatu komoditi tertentu, monitoring ketersediaan pasokan bahan makanan dan komoditi lain yang distribusinya sering bermasalah, bahan untuk penyusunan model pemantauan distribusi pangan, misalnya cabai merah dan bawang merah dan sistem monitoring hortikultura (sistem informasi hortikultura).
Pentingnya data statistik perdagangan dalam negeri juga dikemukakan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ketika menjelaskan arti penting perdagangan dalam negeri di tengah-tengah krisis perekonomian global yang belum menunjukkan tanda-tanda usai. Hal itu ditegaskan oleh Presiden Yudhoyono saat membuka rapat kabinet terbatas di Kementerian Perindustrian,"Kebijakan dan strategi kita menyangkut perekonomian tidak hanya berorientasi pada ekspor, artinya perdagangan dalam negeri juga memiliki peran penting," katanya. Selanjutnya Presiden mengatakan bahwa di tengah krisis global yang masih terus berlangsung sampai sekarang ini, ternyata perdagangan dalam
ini dengan bentangan geografis dan besarnya penduduk yang kita miliki tidak boleh diabaikan," katanya sekalipun selama masih ada ruang dan potensi untuk
tumbuh maka upaya untuk meningkatkan ekspor tetap harus dijalankan.
Bagi pemangku kepentingan ( stakeholders) non pemerintah, data statistik perdagangan dalam negeri ini antara lain bisa digunakan untuk penyusunan pola penjualan produksi, pola distribusi perdagangan, peta wilayah penjualan produksi, peta wilayah distribusi perdagangan dan penghitungan marjin perdagangan dan transportasi (trade and transport margin). Selanjutnya, akademisi bisa memanfaatkan data statistik perdagangan dalam negeri untuk berbagai keperluan analisis, antara lain misalnya analisis pola distribusi dan integrasi pasar untuk suatu komoditi tertentu, dan berbagai analisis lainnya.
2.2. Ruang Lingkup dan Cakupan
Data statistik perdagangan dalam negeri yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) mencakup perdagangan besar dan perdagangan eceran. Untuk lebih jelasnya ruang lingkup dan cakupan kegiatan perdagangan dalam negeri adalah sebagai berikut :
a. Perdagangan Besar
i. Perdagangan Besar Dalam Negeri ii. Perdagangan Besar Ekspor
iii. Perdagangan Besar Impor b. Perdagangan Eceran
i. Pedagang Eceran di Toko/Kios, termasuk di toko modern seperti hypermarket, supermarket, mini market, department store, dan sejenisnya.
ii. Pedagang Eceran Kaki Lima di Los, Koridor/ Emperan Toko. iii. Pedagang Eceran Keliling
Perdagangan
adalah kegiatan penjualan kembali (tanpa perubahan teknis) barang baru maupun bekas. meliputi: penjualan mobil dan sepeda motor, serta penjualan eceran bahan
bakar kendaraan, perdagangan besar dalam negeri, perdagangan eceran, perdagangan ekspor, dan perdagangan impor.
Perdagangan Besar Dalam Negeri
adalah kegiatan penjualan kembali yang pada umumnya dalam partai besar kepada pedagang eceran, perusahaan industri, kantor, rumah sakit, rumah makan, akomodasi, atau kepada pedagang besar lainnya, atau kegiatan sebagai agen/distributor atau perantara dalam pembelian/ penjualan barang dagangan dari/kepada orang atau perusahaan sejenis di dalam negeri.
Pedagang Besar Ekspor (Eksportir)
adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan (ekspor) dalam wilayah hukum NKRI, baik sendiri maupun secara bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam bidang ekonomi yang mendapat pengakuan sebagai eksportir terdaftar dari Menteri Perdagangan melalui Dirjen Perdagangan Luar Negeri (Buku Kebijakan Umum Bidang Ekspor, Departemen Perdagangan RI, 2008).
Pedagang Besar Impor (Importir)
adalah perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan impor atau memasukkan barang ke dalam Daerah Pabean Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan ruang udara di atasn ya, serta tempat-tempat tertentu di zona ekonomi eksklusif dan landas kontinen. Importir yang dicakup pada penelitian ini adalah yang memiliki Angka Pengenal Importir Umum/API-U.
(Buku Kebijakan Umum Bidang Impor, Departemen Perdagangan RI, 2008).
Perdagangan Eceran (retailer )
Kegiatan penjualan yang pada umumnya dalam partai kecil oleh toko, toko serba ada (toserba), kios, tempat penjualan melalui pesanan, penjaja dan penjual
masyarakat umum untuk penggunaan atau konsumsi perorangan atau rumahtangga.
Hypermarket
adalah sarana/tempat usaha untuk melakukan penjualan barang-barang kebutuhan rumahtangga termasuk sembilan bahan pokok secara eceran langsung kepada konsumen akhir. Didalamnya terdiri dari pasar swalayan, toko serba ada yang menyatu dalam satu bangunan dan pengelolaannya dilakukan secara tunggal serta memiliki luas lantai usahanya lebih dari 4.000 m2 dan paling besar (maksimal) 8.000 m2. Seperti: Hypermart, Carrefour, Giant, The Club Store, dan lain-lain.
Supermarket
adalah sarana/tempat usaha untuk melakukan penjualan barang-barang kebutuhan rumahtangga termasuk kebutuhan sembako secara eceran dan langsung kepada konsumen akhir dengan cara swalayan yang luas lantainya maksimal 4.000 m2. Seperti: Hero Supermarket, Tip Top, dan lain-lain.
Mini Swalayan/Mini Market
adalah sarana/tempat usaha untuk melakukan penjualan barang-barang kebutuhan sehari-hari secara eceran dan langsung kepada konsumen akhir dengan cara swalayan yang luas lantai usahanya paling besar 200 m2. Seperti: Alfa Mart, Indomaret, dan lain-lain.
2.3. Metode Pengumpulan Data a. Sumber Data
Data statistik perdagangan dalam negeri dikumpulkan atau diperoleh melalui 3 (tiga) sumber yaitu Sensus, Survei dan Kompilasi. Data yang berasal dari sensus diintegrasikan dengan pelaksanaan kegiatan Sensus Ekonomi, yang terakhir adalah Sensus Ekonomi 2006. Sensus Ekonomi 2006 (SE06) merupakan sensus ekonomi ketiga setelah dua sensus sebelumnya yaitu pada tahun 1986 dan 1996. Dalam kegiatan Sensus Ekonomi (SE06) unit penelitiannya adalah perusahaan/usaha perdagangan
Di samping melalui sensus ekonomi, data statistik perdagangan dalam negeri juga diperoleh melalui kegiatan survei dengan unit penelitian adalah perusahaan/ usaha perdagangan dengan skala usaha disesuaikan dengan tujuan masing-masing survei. Sementara itu data statistik perdagangan dalam negeri ada juga yang diperoleh melalui kompilasi data administrasi dari instansi terkait,
seperti dari Asosiasi dan KADIN,
b. Pengumpulan Data Dari Kegiatan Rutin
Data statistik perdagangan dalam negeri yang dikumpulkan melalui kegiatan rutin yang dilakukan oleh Subdirektorat Statistik Perdagangan Dalam Negeri (Statistik PDN) Badan Pusat Statistik adalah melalui kegiatan :
i. Survei Usaha Terintegrasi (SUSI) untuk perusahaan PND (Perusahaan Non Direktori) dan Usaha Rumah Tangga, digunakan sebagai pendekatan Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
ii. SUSI 2006 dan 2007 integrasi dengan Sensus Ekonomi 2006 (SE06), di SE06 disebut Usaha Mikro dan Kecil (UMK)
iii. Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi, 2009 di 15 Provinsi yaitu Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kalimantan Selatan (Kalsel), Kalimantan Timur (Kaltim), Sulawesi Utara (Sulut), Sulawesi Selatan (Sulsel), Maluku dan Papua.
c. Pengumpulan Data Dari Kegiatan Ad Hoc
Data statistik perdagangan dalam negeri yang dikumpulkan melalui kegiatan Ad Hoc yang dilakukan oleh Subdirektorat Statistik Perdagangan Dalam Negeri (Statistik PDN) Badan Pusat Statistik adalah melalui kegiatan :
i. Survei Pola Perdagangan Komoditi 1997 di Provinsi DKI J akarta dan Jawa Tengah
iv. Survei Tenaga Kerja Asing 2003
v. Survei Jejaring Perusahaan/ Usaha 2009
Berikut adalah salah satu contoh kegiatan survei yang pernah dilakukan oleh Subdirektorat Perdagangan Dalam Negeri yaitu Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi, 2009 di 15 Provinsi.
Latar Belakang Survei
Selama ini BPS sudah lama meneliti tentang data harga barang/komoditi, tetapi data tentang distribusinya belum ada yang meneliti. Untuk itu BPS sejak tahun 2009 telah melakukan Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi.
Data distribusi perdagangan sangat penting untuk dijadikan acuan berbagai hal diantaranya untuk mengetahui kenapa tiba-tiba suatu barang menghilang dari pasaran, kenapa harga barang di suatu tempat mahal. Bagaimana pola
distribusinya?
Diharapkan data dari survei ini bisa digunakan sebagai upaya untuk mendapatkan gambaran pola distribusi perdagangan dalam negeri dan dapat dibangun sistem pola distribusi perdagangan yang lebih baik.
Tujuan Survei
1. Mendapatkan Pola Penjualan Produksi. 2. Mendapatkan Pola Distribusi Perdagangan. 3. Mendapatkan Peta Wilayah Penjualan Produksi. 4. Mendapatkan Peta Wilayah Distribusi Perdagangan.
5. Memperoleh data tentang Trade and Transport Margin (TTM ) mulai tingkat pedagang besar sampai dengan pedagang eceran.
Cakupan Provinsi
Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi 2009 dilaksanakan di 15 Provinsi (59 Kab/Kota) yaitu Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Maluku dan Papua.
Cakupan Komoditi
Ban mobil, ban sepeda motor, tepung terigu, beras, minyak goreng, gula pasir, garam, kedelai, cabe merah, bawang merah, ikan segar, daging sapi, daging ayam ras, pupuk, besi beton, dan semen (sampel:12.490).
Penentuan komoditi dalam survei ini adalah komoditi strategis, yaitu komoditi-komoditi yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Komoditi yang dalam SBH paling banyak dikonsumsi b. Komoditi yang dalam pembentukan inflasi cukup berperan
c. Komoditi yang dalam pembentukan PDB mempunyai kontribusi cukup besar terhadap kebutuhan masyarakat
Kuesioner yang digunakan a. VPDP10 - PEDAGANG b. VPDP10 - PRODUSEN
2.4. Jenis Data
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa data dan informasi yang dihasilkan oleh Subdirektorat Perdagangan Dalam Negeri merupakan hasil integrasi dengan kegiatan Sensus Ekonomi dan Survei yang bersifat rutin maupun Ad Hoc. Dengan demikian maka jenis data dan informasi yang dihasilkan oleh Subdirektorat Statistik Perdagangan Dalam Negeri adalah sebagai berikut ini :
Hasil Integrasi dengan Sensus Ekonomi :
a. Banyaknya perusahaan perdagangan menurut provinsi dan klasifikasi lapangan usaha
b. Banyaknya tenaga kerja perusahaan perdagangan menurut provinsi dan klasifikasi lapangan usaha
c. Banyaknya perusahaan perdagangan menurut provinsi dan lokasi usaha d. Banyaknya perusahaan perdagangan menurut provinsi dan status badan
hukum
f. Banyaknya perusahaan perdagangan menurut klasifikasi lapangan usaha dan kelompok banyaknya pekerja
g. Banyaknya perusahaan perdagangan menurut provinsi dan jaringan usaha h. Banyaknya perusahaan perdagangan menurut klasifikasi lapangan usaha
dan jaringan usaha
i. Banyaknya perusahaan perdagangan menurut provinsi dan tahun mulai beroperasi secara komersial
j. Banyaknya perusahaan perdagangan menurut klasifikasi lapangan usaha dan mulai beroperasi secara komersial
k. Karakteristik perusahaan/usaha perdagangan skala mikro dan kecil l. Karakteristik perusahaan/usaha perdagangan skala menengah dan b esar Hasil Survei Pola Distribusi Perdagangan
a. Peta Distribusi Perdagangan dari 16 Komoditi yang diteliti di 15 Provinsi b. Peta Distribusi Produksi dari Komoditi yang diteliti di beberapa Provinsi
c. Peta Sentra 16 Komoditi yang diteliti di 15 Provinsi
d. Pola Distribusi Produksi dari Komoditi yang diteliti di beberapa provinsi e. Pola Distribusi Perdagangan dari 16 Komoditi yang di teliti di 15 Provinsi f. Nilai penjualan (omset)
Contoh Peta yang dihasilkan
Gambar 2.1.
Peta Sentra Produksi beras
Papua Kalimantan Sumatera Utara Sumatera Barat Sumatera Lampung Banten Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Bali NTB NTT Sulawesi Selatan Maluku
Gambar 2.2
Peta Distribusi Produksi Beras di Jawa Tengah
Gambar 2.3.
Peta Distribusi Perdagangan Beras di Jawa Tengah
Kota Kota Surabaya
Demak
Kota Semarang
Jakarta Timur Bandung Karawang Kota Kendal Batang Kota Semarang Temanggun
Gambar 2.4.
Pola Distribusi Perdagangan Beras di Jawa Tengah
2.5 Metode Analisa data
Berdasarkan data dan informasi yang dihasilkan oleh Subdirektorat Perdagangan Dalam Negeri di Badan Pusat Statistik (BPS) maka ada banyak cara atau metode yang bisa dilakukan untuk menganalisa data tersebut, antara lain yang paling sederhana :
a. Konsentrasi Pasar ( Market Concentration) yaitu untuk menganalisa keberadaan suatu komoditi tertentu di pasar dalam negeri, misalnya cabai merah penjualan terbanyak terkonsentrasi di mana dan bisa disebutkan apakah di provinsi atau kabupaten dan bahkan di tingkat wilayah yang lebih rendah lagi. Selanjutnya bisa dipetakan untuk beberapa komoditi unggulan atau komoditi yang dianggap strategis. b. Analisa Permintaan dan Penawaran ( Demand and Supply
Analysis) yaitu untuk menganalisa berapa banyak permintaan terhadap suatu barang atau komoditi dan sekaligus bisa dianalisa apakah pasokan (supply) nya mencukupi. Berdasarkan analisa permintaan dan
Agen Pedagang Eceran Industri Pengolahan Konsumen Akhir Grosir Kegiatan Usaha Lainnya Distributor Pedagang Pengumpul (beras) Produsen
penawaran
penawaran selanjutnya selanjutnya dapat dapat dilakukan dilakukan analisa analisa lebih lebih lanjut lanjut tentangtentang elastisitas masing-masing
elastisitas masing-masing komoditi yang diperdagangkkomoditi yang diperdagangkan.an. c.
c. Analisa Asal dan Tujuan Barang (Analisa Asal dan Tujuan Barang ( Origin and Destination AnalysisOrigin and Destination Analysis)) yaitu
yaitu untuk menuntuk menganalisa dari ganalisa dari mana asal mana asal dan tujuan dan tujuan barang ybarang yangang diperdagangkan. Dengan analisa ini akan terlihat jelas pola konsumsi, diperdagangkan. Dengan analisa ini akan terlihat jelas pola konsumsi, pola
pola perdagangperdagangan an dan dan sekaligus sekaligus potensi potensi atau atau kemampuan kemampuan suatusuatu wilayah tertentu dalam memasok (
wilayah tertentu dalam memasok ( supply supply) barang yang dibutuhkan) barang yang dibutuhkan oleh masyarakat, baik di wilayahnya sendiri maupun ke wilayah lain di oleh masyarakat, baik di wilayahnya sendiri maupun ke wilayah lain di luar wilayahnya sendiri.
luar wilayahnya sendiri. d.
d. Analisa Marjin Perdagangan dan Transportasi (Analisa Marjin Perdagangan dan Transportasi (Trade andTrade and Transport Margin Analysis
Transport Margin Analysis)) yaitu untuk menganalisa berapa besaryaitu untuk menganalisa berapa besar keuntungan yang diperoleh dari kegiatan perdagangan yang telah keuntungan yang diperoleh dari kegiatan perdagangan yang telah dilakukan dan sekaligus kemampuan menutup biaya transportasi yang dilakukan dan sekaligus kemampuan menutup biaya transportasi yang telah terjadi dalam proses
telah terjadi dalam proses perdagangperdagangan barang tersebut.an barang tersebut. e.
e. Pemetaan ( Mapping Pemetaan ( Mapping )) yaitu melakukan analisa dengan menggunakanyaitu melakukan analisa dengan menggunakan peta, baik peta
peta, baik peta sentra produksi, peta distribusentra produksi, peta distribusi produksi, peta distribusisi produksi, peta distribusi perdagangan, peta pola di
perdagangan, peta pola distribusi perdagangan, dan stribusi perdagangan, dan sebagainya.sebagainya. f.
f. Berbagai analisa lainnya,Berbagai analisa lainnya, yaitu analisa-analisa di luar yang telahyaitu analisa-analisa di luar yang telah disebutkan di atas yang terkait dengan penggunaan data dan informasi disebutkan di atas yang terkait dengan penggunaan data dan informasi perdagangan dala
BAB 3
BAB 3
STATISTIK PERDAGANGAN LUAR NEGERI
STATISTIK PERDAGANGAN LUAR NEGERI
3.1.
3.1. Arti dan Kegunaan DataArti dan Kegunaan Data
Dalam era globalisasi seperti sekarang ini yang ditengarai dengan adanya Dalam era globalisasi seperti sekarang ini yang ditengarai dengan adanya keterbukaan ekonomi, keterkaitan atau ketergantungan, dan persaingan yang keterbukaan ekonomi, keterkaitan atau ketergantungan, dan persaingan yang semakin ketat, kegiatan ekspor dan impor yang merupakan bagian dari semakin ketat, kegiatan ekspor dan impor yang merupakan bagian dari perdagang
perdagangan an internasional internasional menjadi menjadi semakin semakin penting. penting. Globalisasi Globalisasi juga juga dapatdapat diartikan sebagai upaya yang berkelanjutan untuk memadukan perekonomian diartikan sebagai upaya yang berkelanjutan untuk memadukan perekonomian suatu negara ke dalam perekonomian global termasuk kegiatan ekspor dan impor. suatu negara ke dalam perekonomian global termasuk kegiatan ekspor dan impor. Dalam kaitannya dengan kegiatan perdagangan ekspor dan impor saat ini Dalam kaitannya dengan kegiatan perdagangan ekspor dan impor saat ini selanjutnya dunia sedang mengarah kepada konsep liberalisasi perdagangan. selanjutnya dunia sedang mengarah kepada konsep liberalisasi perdagangan. Artinya setiap negara melakukan perdagangan ekspor dan impor antar negara Artinya setiap negara melakukan perdagangan ekspor dan impor antar negara tanpa ada hambatan pajak, tarif atau kuota. Selanjutnya jika ini disepakati oleh tanpa ada hambatan pajak, tarif atau kuota. Selanjutnya jika ini disepakati oleh masyarakat dunia berarti akan terjadi integrasi ekonomi dalam bidang masyarakat dunia berarti akan terjadi integrasi ekonomi dalam bidang perdagang
perdagangan an antar antar negara. negara. Ekspor dEkspor dan an impor akan impor akan terjadi terjadi antara antara suatu suatu kelompokkelompok negara dengan kelompok negara lainnya.
negara dengan kelompok negara lainnya.
Semua negara, baik negara maju maupun negara sedang berkembang Semua negara, baik negara maju maupun negara sedang berkembang (NSB) masih mempunyai ketergantungan pada kegiatan perdagangan (NSB) masih mempunyai ketergantungan pada kegiatan perdagangan internasional. Oleh karena nya wajar bila para ekonom sering mengartikan internasional. Oleh karena nya wajar bila para ekonom sering mengartikan perdagang
perdagangan an internasional internasional sebagai sebagai engine engine of of growth growth atau atau mesin mesin pertumbuhan.pertumbuhan. Kegiatan ekspor impor ikut berkontribusi pada perubahan distribusi pendapatan Kegiatan ekspor impor ikut berkontribusi pada perubahan distribusi pendapatan dan kekayaan dalam suatu negara dan antara satu negara dengan negara-negara dan kekayaan dalam suatu negara dan antara satu negara dengan negara-negara lainnya. Perdagangan internasional itu merupakan suatu kekuatan yang lainnya. Perdagangan internasional itu merupakan suatu kekuatan yang mempunyai kecendrungan menciptakan pemerataan kesejahteraan baik di tingkat mempunyai kecendrungan menciptakan pemerataan kesejahteraan baik di tingkat nasional
nasional maupun maupun internasional. internasional. Hal Hal ini sini sangat diangat dimungkinkan mungkinkan mengingat mengingat hasilhasil yang diperoleh dari aktifitas e
yang diperoleh dari aktifitas ekspor dan impor dapat kspor dan impor dapat menggambarkan kemampuanmenggambarkan kemampuan suatu perekonomian dalam menghasilkan pendapatan yang sesungguhnya yang