BAB IV PENCAPAIAN PROGRAM KESEHATAN
3. Status Gizi 22
Status gizi seseorang sangat erat kaitannya dengan permasalahan kesehatan secara umum, karena disamping merupakan faktor predisposisi yang dapat memperparah penyakit infeksi secara langsung, juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan individual. Bahkan status gizi janin yang masih berada dalam kandungan dan bayi yang sedang menyusui sangat dipengaruhi oleh
3.1. Persentase Bayi dengan BBLR
Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) (kurang dari 2.500 gram) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu BBLR karena premature (usia kandungan kurang dari 37 minggu) atau BBLR karena Intra Uterine Growth Retardation (IURG), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang.
Persentase bayi dengan BBLR di Kabupaten Soppeng Tahun 2006 adalah 2,06 % menurun menjadi 2 % pada tahun 2007. Puskesmas yang tertinggi bayi dengan BBLR yaitu Puskesmas Salotungo dengan jumlah 8 kasus dan Puskesmas yang terendah bayi BBLR yaitu pacongkang, Cangadi, Salotungo dan Batu-Batu dengan jumlah kasus masing-masing 0 kasus. Untuk lebih jelasnya lihat grafik berikut:
Gambar 2
Jumlah Kasus BBLR Per Puskesmas Di Kabupaten Soppeng Tahun 2007
4
3.2. Persentase Anak Balita Bawah Garis Merah (BGM)
Persentase Anak Balita Bawah Garis Merah (BGM) di Kabupaten Soppeng Tahun 2006 sebesar 1,53 % meningkat menjadi 3,86 % pada Tahun 2007. Peningkatan angka iini karena kesadaran penduduk untuk membawa anaknya ke sarana pelayanan kesehatan (Posyandu) untuk menimbang anaknya sehingga bisa terdeteksi yang pada akhirnya bisa diantisipasi agar tidak terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) gizi buruk. Kecamatan yang tertinggi jumlah kasus gizi buruk yaitu Kecamatan Donri-Donri sebanyak 24 kasus (26,37 %) sedangkan Kecamatan yang paling terendah jumlah kasus gizi buruknya adalah Kecamatan Ganra dengan jumlah 5 kasus ( 5,49 %).
3.3. Persentase Kecamatan Bebas Rawan Gizi
Kecamatan bebas rawan gizi adalah kecamatan dengan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk < 15 % . Dari laporan pencatatan puskesmas di Kabupaten Soppeng pada tahun 2007 semua Kecamatan yang ada bebas rawan gizi. Jadi Tahun 2007 Kecamatan bebas rawan gizi di Kabupaten Soppeng 100 %. Hal ini disebabkan karena kesadaran masyarakat yang tinggi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan anaknya termasuk keadaan gizinya.
4. Keadaan Lingkungan
4.1. Persentase Rumah Sehat
Persentase Rumah Sehat di Kabupaten Soppeng Tahun 2006 adalah 75,28 % menurun pada Tahun 2007 menjadi 73,35 %. Puskesmas yang tertinggi yaitu Puskesmas Salotungo dengan jumlah 93,09 % dan Puskesmas yang terendah yaitu Puskesmas Sewo dengan 49.60 %. Untuk lebih jelasnya lihat pada grafik berikut :
Gambar 3
Persentase Rumah Sehat Per Puskesmas Di Kabupaten Soppeng
Sumber : Bidang Bina P2L
4.2. Persentase Tempat-Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan Sehat
Berdasarkan laporan dari Puskesmas jumlah tempat umum dan pengelolaan makanan Sehat di Kabupaten Soppeng pada tahun 2007 adalah 457 buah (yang diperiksa hotel, restoran / rumah makan, pasar dan TUPM lainnya), dan yang memenuhi syarat kesehatan adalah 366 buah atau 80.09%. Kecamatan yang tertinggi yang memenuhi syarat TUPMnya adalah Liliriaja sebesar 100%
dan kecamatan terendah yaitu kecamatan Lilirilau dengan 53.85 % . 5. Perilaku Hidup Masyarakat
5.1. Persentase Rumah Tangga Ber- PHBS
Perilaku sehat yang diterapkan oleh keluarga dapat dilihat dari jumlah tatanan rumah tangga yang menerapkan PHBS. Berbagai upaya promosi kesehatan untuk mengubah agar masyarakat berperilaku sehat telah dilakukan melalui kegiatan-kegiatan antara lain pemberdayaan masyarakat untuk menumbuhkan gerakan hidup sehat, kampanye promosi kesehatan dan lain-lain. Di Kabupaten Soppeng Tahun 2006 persentase rumah tangga ber-PHBS adalah 58.16 % meningkat pada tahun 2007 menjadi 88.15 %. Untuk lebih jelasnya lihat grafik berikut:
6. Persentase Posyandu Purnama dan Mandiri
Peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan cukup besar, wujud nyata dari peran sertanya adalah berkembangnya upaya kesehatan bersumber daya masyarakat ( UKBM ), misalnya posyandu, polindes, pos obat desa (POD) dan Pos Usaha Kesehatan Kerja ( UKK ). Di Kabupaten Soppeng, UKBM yang cukup berkembang adalah posyandu. Indikator keberhasilan posyandu diukur dengan strata posyandu yaitu strata purnama dan mandiri.
Persentase posyandu purnama dan mandiri di Kabupaten Soppeng tahun 2006 51,1 % meningkat menjadi 66 % pada tahun 2007. Kecamatan yang
Gambar 4
Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS Per Puskesmas Di Kabupaten Soppeng
Sumber : Bidang Bina P2L
tertinggi Marioriwawo sebesar 90,5 % dan kecamatan terendah Donri-Donri sebesar 24,3 %. Untuk lebih jelasnya lihat grafik berikut berikut ini :
7. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
7.1. Persentase Penduduk yang memanfaatkan Puskesmas
Penduduk yang memanfaatkan puskesmas di Kabupaten Soppeng tahun 2007 sebanyak 124.720 orang yang terdiri dari kunjungan rawat jalan sebanyak 123.414 orang dan kunjungan rawat inap sebanyak 1.306 orang.
Kecamatan yang tertinggi penduduk yang menggunakan Puskesmas yaitu Kecamatan Marioriwawo dengan 22.834 orang Sedangkan yang terendah
Gambar 5
Persentase Posyandu Menurut Strata Di Kabupaten Soppeng
Tahun 2007
Mandiri 0%
Purnama 66%
Pratama 8%
Madya 26%
Sumber : Bidang Bina Kesmas
penduduk yang menggunakan puskesmas yaitu Kecamatan Ganra dengan 6.912 orang. Untuk lebih jelasnya lihat grafik berikut ini :
7.2. Persentase Penduduk yang memanfaatkan Rumah Sakit
Penduduk yang memanfaatkan Rumah Sakit di Kabupaten Soppeng Tahun 2007 sebanyak 36.218 orang yang terdiri dari kunjungan rawat jalan sebanyak 32.045 orang dan kunjungan rawat inap sebanyak 4.173 orang . Untuk lebih jelasnya lihat grafik berikut ini :
Gambar 6
Jumlah Penduduk Yang Memanfaatkan Sarana Puskesmas Di Kabupaten Soppeng
Tahun 2007
124720 123414
1306 0
50000 100000 150000
Kunjungan PKM Rawat Jalan Rawat Inap
Sumber : SP2TP Puskesmas
8. Persentase Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Laboratorium Kesehatan
Kabupaten Soppeng yang mempunyai 1 (Satu) Rumah Sakit dan 16 (enam belas) Puskesmas yang mempunyai Laboratorium sebanyak 17 (tujuh belas) Laboratorium yang terdiri dari 16 (enam belas ) Laboratorium di puskesmas ( Puskesmas TanjongE, Takalala, GoariE, Pacongkang, Cangadi, CabengE, Baringeng, Cakkuridi, Salotungo, Sewo, Malaka, Tajuncu, Leworeng, Panincong, Batu-Batu dan Ganra) dan 1 (satu) di Rumah Sakit. Jadi sarana Kesehatan yang mempunyai kemampuan laboratorium kesehatan adalah 100 %.
Gambar 7
Jumlah Penduduk Yang Memanfaatkan Sarana Rumah Sakit Di Kabupaten Soppeng
Tahun 2007
36218
32045
4173 0
10000 20000 30000 40000
Kunjungan PKM Rawat Jalan Rawat Inap
S b RSUD Ajj E
9. Persentase Rumah Sakit Yang Menyelenggarakan Empat ( 4 ) Pelayanan Spesialis Dasar
Di Rumah Sakit Umum Daerah AjjapangE terdapat 6 (enam) orang Dokter spesialis yaitu spesialis penyakit dalam, bedah, obgyn, anak dan mata. Jadi di Kabupaten Soppeng 100% menyelenggarakan pelayanan spesialis dasar.
10. Persentase Obat Generik Berlogo Dalam Persediaan
Dari 130 jenis obat generik berlogo yang dibutuhkan terdapat 130 jenis obat yang tersedia. Jadi pada tahun 2007 sekitar 100 % obat generik berlogo yang tersedia. Hal ini untuk mengantisipasi kebutuhan enam bulan tahun 2008 sambil menunggu proses pengadaan pada tahun tersebut.
11. Persentase Persalinan Oleh tenaga Kesehatan
Menurut laporan seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kabupaten Soppeng Tahun 2007 sebanyak 3.131 persalinan dan yang ditolong oleh tenaga kesehatan sebanyak 2.988 persalinan atau 95,43 % . Puskesmas tertinggi adalah Puskesmas Pacongkang, Cangadi, CabengE, Malaka, Leworeng dan Ganra masing-masing sebesar 100% dan Puskesmas terendah yaitu Puskesmas GoariE sebesar 76,77% . Untuk lebih jelasnya lihat pada grafik berikut ini :
12. Persentase Desa Yang Mencapai “ Universal Child Immunization “ (UCI)
Dari 70 Desa / Kelurahan di Kabupaten Soppeng untuk Tahun 2007 terdapat 70 Desa/Keluarahan sudah UCI atau 100 %. Hal ini dikarenakan tingginya kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan kesahatan dan Petugas Imunisasi puskesmas dalam melakukan Swepping.
Gambar 8
Persentase pertolongan Persalinan Oleh Nakes Per Puskesmas Di Kabupaten Soppeng
Tahun 2007
86.59 94.64
76.77
100 100 100 94.41 88.27
99.18 95.43 100 98.51 100 93.8796.88 100
0
Sumber : Bidang Bina Kesmas
13. Persentase Desa / Kelurahan KLB yang ditangani < 24 Jam
Dari laporan seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit dilaporkan bahwa dari 7 Kecamatan di Kabupaten Soppeng tidak ditemukan KLB.
14. Persentase Ibu Hamil Yang Mendapat Tablet Fe
Untuk Tahun 2006 dari 3.642 Ibu hamil, yang mendapatkan Fe1 (satu) adalah 3.577 ibu hamil atau 98,22 % dan Tablet Fe3 sebanyak 3.068 ibu hamil atau 84,24 %. Sedangkan pada tahun 2007 dari 3.683 ibu hamil yang mendapat Fe3 sebanyak 3.180 ibu hamil atau sebesar 86,34%. Kecamatan tertinggi yang menggunakan Fe3 adalah Kecamatan Marioriawa sebesar 100% dan Kecamatan terendah yaitu kecamatan Liliriaja sebesar 53,17%. Untuk lebih jelasnya lihat pada grafik berikut ini:
tabel berikut ini :
15. Persentase Bayi yang Mendapat ASI Ekslusif Gambar 9
Persentase Ibu Hamil Yang Mendapatkan Fe-3 Per Kecamatan Di Kabupaten Soppeng
Sumber : Bidang Bina Kesmas
Dari jumlah bayi 5.104 yang ada pada tahun 2006, Yang diberi ASI Ekslusif 3.614 bayi, sedangkan pada tahun 2007 dari 3.481 bayi sebanyak 2.172 bayi yang diberi ASI ekslusif atau 62,40 %. Kecamatan yang tertinggi adalah Kecamatan Lilirilau dengan 83,69 % bayi ASI Ekslusif dan yang paling rendah Kecamatan Lalabata sebesar 35,10 % bayi ASI Eksklusif .
16. Persentase Murid Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah yang mendapat Pemeriksaan Gigi dan Mulut
Untuk Tahun 2007 dari 6.525 jumlah murid SD terdapat 4.055 murid SD yang perlu perawatan. Dari 4.055 murid SD yang perlu perawatan hanya 1.718 yang mendapat perawatan ( 42.4 % ).
17. Persentase Pekerja yang mendapat Pelayanan Kesehatan Kerja
Di Kabupaten Soppeng tahun 2007 jumlah pekerja formal yang mendapat pelayanan kesehatan kerja nihil.
18. Persentase Keluarga Miskin Yang Mendapatkan Pelayanan Kesehatan
Dari 49.677 KK miskin di Kabupaten Soppeng tahun 2007 yang mendapatkan pelayanan kesehatan 28.501 atau 57,37 %. Puskesmas yang tertinggi adalah puskesmas Sewo sebanyak 93,78% dan terendah yang mendapatkan pelayanan kesehatan adalah Puskesmas GoariE sebesar 3,45 %.
Hal ini menandakan bahwa tidak semua Keluarga Miskin yang ada di Kabupaten Soppeng mengalami gangguan kesehatan sehingga hanya 57,37%
penduduk miskin yang menggunakan haknya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara gratis.
19. Rasio Dokter Per - 100.000 penduduk
Jumlah tenaga dokter Tahun 2007 di Puskesmas sebanyak 38 (tiga delapan) orang yang tersebar kesemua puskesmas. Di Rumah Sakit Umum terdapat 14 (empat belas) dokter, Dinas Kesehatan 5 orang dokter. Jadi jumlah dokter di Kabupaten Soppeng pada Tahun 2007 adalah 57 orang dengan rasio 24,87 per 100.000 penduduk, bila dibandingkan dengan target Indonesia sehat 2010 ( 40 per 100.000 Penduduk ) angka ini masih sangat rendah.
20. Rasio Apoteker per 100.000 penduduk
Di Kabupaten Soppeng Tahun 2007 sebanyak 8 orang Apoteker yang tersebar di 16 (enam belas) Puskesmas, Dinas Kesehatan 3 (tiga) orang dan RSUD AjjapangE sebanyak 7 orang Apoteker . Rasio terhadap penduduk adalah 7,85 per 100.000 penduduk (Target IIS 2010 : 10 per 100.000 penduduk).
21. Rasio Bidan per 100.000 penduduk
Di Kabupaten Soppeng Tahun 2007 terdapat 65 orang bidan yang tersebar di Puskesmas dan jaringannya, RSUD AjjapangE a sebanyak 7 bidan dan Dinas Kesehatan 1 orang bidan sebagai tenaga pengelola program Kesehatan Ibu dan Anak. Ratio terhadap penduduk adalah 31,86 per 100.000
penduduk (Target Indikator Indonesia Sehat 2010 : 100 per 100.000 penduduk).
22. Rasio Perawat per 100.000 penduduk
Di Kabupaten Soppeng Tahun 2007 sebanyak 142 orang perawat yang tersebar di Puskesmas dan jaringannya, RSUD AjjapangE sebanyak 70 orang perawat dan Dinas Kesehatan terdapat 1 orang perawat . Rasio terhadap penduduk adalah 92,96 per 100.00 penduduk ( Target Indikator Indonesia Sehat 2010 : 117,5 per 100.000 penduduk).
23. Rasio Ahli Gizi per 100.000 penduduk
Di Kabupaten Soppeng Tahun 2007 terdapat 21 Ahli Gizi yang tersebar di 16 (enam belas) Puskesmas, RSUD AjjapangE sebanyak 9 Ahli Gizi dan Dinas Kesehatan sebanyak 3 orang Ahli Gizi . Rasio terhadap penduduk adalah 14,40 per 100.000 penduduk ( Target Indikator Indonesia Sehat 2010: 22 per 100.000 penduduk ).
24. Rasio Ahli Sanitasi per 100.000 penduduk
Di Kabupaten Soppeng Tahun 2007 terdapat 24 Ahli Sanitasi yang tersebar di 16 (enam belas) Puskesmas, RSUD AjjapangE 3 Ahli Sanitasi dan Dinas Kesehatan terdapat 10 orang Ahli Sanitasi. Rasio terhadap penduduk adalah 16,14 per 100.000 penduduk ( Target Indikator Indonesia Sehat 2010
= 40 per 100.000 penduduk ).
25. Persentase penduduk yang menjadi peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat.
Menurut laporan dari Seksi Promosi dan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat jumlah peserta Asuransi Kesehatan ( PNS ) sebanyak 23.636 jiwa, Kartu Sehat sebanyak 29.297 jiwa, Dana Sehat sebanyak 1.048 jiwa. Jadi total penduduk yang menjadi peserta jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat adalah 53.981 jiwa. Untuk tahun 2008 Pemerintah Propinsi dan Kabupaten bersinergi dalam mensukseskan pengobatan gratis.
26. Persentase Anggaran Kesehatan Daerah APBD Kabupaten
Anggaran Kesehatan Tahun 2006 dari APBD Kabupaten Soppeng sebesar Rp. 16.555.631.126,- atau sekitar 87,13 % dari total anggaran APBD Kabupaten Soppeng Tahun 2006 sebanyak Rp. 19.000.275.126,- , sedangkan pada tahun 2007 anggaran kesehatan yang bersumber dari APBD Kab.
Soppeng sebesar Rp.22.493.378.244,- atau 99.00 % dari total APBD Kab.
Soppeng sebesar Rp. 718.332.189.745,-. Walaupun nilai nominal anggarannya meningkat namun persentase terhadap APBD Kab. Soppeng Tahun 2007 lebih rendah dibandingkan pada tahun 2006.
Untuk lebih jelasnya persentase anggaran kesehatan terhadap total APBD Kabupaten Soppeng dari Tahun 2001 – 2007 dapat dilihat pada grafik berikut ini:
27. Persentase Keluarga yang memiliki Akses terhadap Air Bersih
Di sadari bahwa salah satu kebutuhan pokok masyarakat adalah tersedianya air bersih. Oleh karena itu penyediaan air bersih terus ditingkatkan setiap tahun yang pengadaannya di lakukan oleh pemerintah dan masyarakat sendiri.
Berdasarkan laporan seksi Penyehatan Lingkungan Penduduk Kabupaten Soppeng yang tercakup menggunakan air bersih dari berbagai jenis
Gambar 10
Persentase Anggaran Kesehatan di Kabupaten Soppeng
Tahun 2001 s/d 2007
51.12
62.15
52.75
75.81
99
87.13 96.31
0 20 40 60 80 100 120
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Sumber : Subag Perencanaan & Pelaporan
dari jumlah KK yang ada. Dari jumlah KK yang ada sebanyak 48.771 KK.
Yang tertinggi adalah Pusekesmas TanjongE, Takalala, Cangadi, CabengE, Cakkuridi, Sewo, Leworeng, Batu-Batu dan Ganra sebesar 100 %, sedangkan yang terendah Puskesmas Pacongkang sebesar 19.83 %. Untuk lebih jelasnya lihat pada grafik berikut ini :
28. Persentase Pasangan Usia Subur yang menjadi Akseptor Keluarga Berencana Dari 36.941 Pasangan Usia Subur di Kabupaten Soppeng Tahun 2007 terdapat 3.784 PUS yang menjadi peserta KB Baru ( 10.24% ) dan 25.531 PUS yang menjadi peserta KB Aktif ( 69.11% ).
Dari PUS yang menjadi peserta KB Aktif terdiri dari 5.00 % IUD, 0.70 % MOP/MOW, Implant 5.10 %, Suntik 27.10 %, Pil 59.00 %, Kondom
Gambar 11
Persentase Keluarga Memiliki Akses Air Bersih Per Puskesmas di Kabupaten Soppeng
Sumber : Bidang Bina P2L
3.00 % , PUS yang menjadi KB Baru terdiri dari 4.60 % IUD, 1.00 % MOP/
MOW , 56,00 % Implant, 29.70 % Suntik, 54.20 % Pil dan 4.70 % Kondom, 0.10 % Vagina. Untuk lebih jelasnya lihat pada grafik berikut ini :
Gambar 12
Persentase Peserta KB Aktif Per Kecamatan Di Kabupaten Soppeng
Tahun 2007
76.14 70.96 71.11 68.82
67.43 57.7
62.97
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Marioriwawo
Liliriaja
Lilirilau
Lalabata
Donri-Donri
Marioriawa
Ganra
Sumber : Bidang Bina Kesmas
29. Angka Kecelakaan Lalu Lintas per 100.000 penduduk
Dari 30 jumlah korban kecelakaan Tahun 2007, terdapat 24 orang meninggal, Luka Berat 8 orang , dan Luka Ringan 5 orang. Rasio terhadap penduduk adalah 13.09 per 100.000 penduduk . Kecamatan yang terbanyak korban adalah kecamatan Marioriwawo sebanyak 10 orang, meninggal sebanyak 9 orang dan luka berat sebanyak 1 orang dan Kecamatan yang
30. Persentase Sepuluh Penyakit Terbesar di Kabupaten Soppeng Tahun 2007 Pada tahun 2007 penyakit terbesar di Kab. Soppeng adalah penyakit infeksi pada pernapasan bagian atas (ISPA) yaitu 21.279 kasus dan yang terendah penyakit gangguan gigi dan jaringan penyangga lainnya sebanyak 2.899 kasus . Untuk lebih jelasnya lihat grafik berikut ini :
Gambar 13
Sepuluh (10) Penyakit Terbesar Di Kabupaten Soppeng
Tahun 2007
21279
12450
10744 10269
7549 7103
3977 3544 3391 2899
0 5000 10000 15000 20000 25000
Jumlah
ISPA Peny.lain pd Sal.pernaf.atas Peny.pd sist.otot
Hipertensi Peny.Kulit Alergi Diare
Peny.Kulit Infeksi Asma Peny.Pulpa & Jar. Periapikal G.Gigi & Jar.Peny.Lainnya
Sumber : SP2TP
31. Persentase Anggaran Kesehatan menurut Program Pada Dinas Kesehatan dan Puskesmas
Pada tahun 2007 di Kabupaten Soppeng program yang terbanyak dananya adalah Program Upaya Kesehatan Masyarakat sebesar Rp.
8.816.631.424,- menyusul Program Obat & Perbekalan Kesehatan sebesar Rp.
1.426.751.181,- menyusul Program Pelayanan Administrasi Perkantoran sebesar Rp. 1.149.445.800,- dan yang terendah Program Pengawasan Obat &
Makanan sebesar Rp. 10.685.000,-.
B. CAKUPANSTANDAR PELAYANAN MINIMAL(SPM) BIDANG KESEHATAN 1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
1.1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4)
Pada Tahun 2006 jumlah kunjungan K4 sebanyak 3.001 ibu hamil atau 82,49 % , meningkat pada tahun 2007 sebanyak 3.195 ibu hamil atau 86,75 %. Puskesmas tertinggi adalah Puskesmas Leworeng sebesar 100 % dan paling terendah Puskesmas Pacongkang sebesar 72,11 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut ini :
1.2. Cakupan Pertolongan oleh tenaga kesehatan
Menurut laporan seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kabupaten Soppeng bahwa jumlah persalinan dalam Tahun 2007 sebanyak 3.180 persalinan dan yang ditolong oleh tenaga kesehatan sebanyak 3.032 persalinan atau 95,35 %. Puskesmas yang tertinggi adalah Puskesmas Pacongkang, CabengE dan Leworeng masing-masing sebesar 100 % dan yang terendah Puskesmas GoariE sebesar 80 %.
1.3. Cakupan Ibu Hamil Resti Dirujuk
Jumlah Ibu hamil Resiko tinggi di Kabupaten Soppeng Tahun 2007 sebanyak 948 Ibu hamil, dan yang dirujuk sebanyak 234 ibu hamil atau
Gambar 14
Persentase Cakupan Pemeriksaan Kehamilan ( K4 )
Di Kabupaten Soppeng
Sumber : Bidang Bina Kesmas24,68 %. Yang terbanyak ibu hamil risti adalah di Puskesmas Malaka sebesar 100 % dan yang terendah Puskesmas Batu-Batu 0% bumil risti.
1.4. Cakupan Kunjungan Neonatus
Menurut laporan Seksi Kesehatan Keluarga di Kabupaten Soppeng Tahun 2007 terdapat 3.201 Neonatus yang berkunjung 3.147 neonatus atau 98.31 %. Puskesmas tertinggi adalah Puskesmas Takalala, GoariE, Cangadi, CabengE, Cakkuridi, Salotungo, Sewo,Malaka, Tajuncu, Leworeng, Batu-Batu dan Ganra sebesar 100 % dan Puskesmas terendah adalah Puskesmas Pacongkang sebesar 89,15 %.
1.5. Cakupan Kunjungan Bayi
Menurut laporan seksi Kesehatan Keluarga di Kabupaten Soppeng Tahun 2007 terdapat 3.481 bayi dan yang berkunjung ke sarana pelayanan kesehatan sebanyak 3.271 atau 93,97 %. Puskesmas tertinggi adalah Cangadi, CabengE, Cakkuridi, Salotungo, Malaka, Tajuncu, Leworeng, Batu-Batu dan Ganra dengan jumlah masing-masing sebesar 100 % dan Puskesmas terendah terdapat di Kecamatan Liliriaja yaitu puskesmas Pacongkang sebesar 62.45 %.
1.6. Cakupan Penanganan BBLR
Pada Tahun 2006 terdapat 85 Bayi Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR). Kecamatan terbanyak BBLR adalah Marioriwawo dan kecamatan Lilirilau sebanyak 17 bayi BBLR, menyusul Kecamatan Lalabata sebanyak
15 bayi BBLR dan terendah kasus BBLR-nya adalah Kecamatan Ganra sebanyak 3 kasus BBLR. Semua kasus BBLR tersebut ditangani 100 %.
Sedangkan pada tahun 2007 BBLR ( Berat Badan Lahir Rendah ) terdapat 89 kasus. Kasus terbanyak terdapat di Kec. Marioriwawo sebanyak 26 kasus, menyusul Kec. Lilirilau dengan 31 kasus dan yang terendah terdapat di kec.Liliriaja dengan 0 kasus . Semua kasus BBLR tersebut ditangani 100%.
2. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah
2.1. Cakupan Deteksi Tumbuh Kembang Anak Balita dan Anak Pra Sekolah Pada Tahun 2006 dari 11.942 anak Balita dan Pra Sekolah, yang dideteksi sebanyak 7.228 Anak atau 60,53 %. Sedangkan pada tahun 2007 dari 8.707 jumlah anak balita terdapat 7.666 balita yang dideteksi atau 88,04
%. Persentase tertinggi terdapat di kec. Donri-Donri dan Marioriawa sebesar 100 %, menyusul Kec. Lalabata sebesar 94,05 % dan yang terendah terdapat di Kecamatan Ganra dengan jumlah 51,76 % .
2.2. Cakupan Pemeriksaan Siswa SD dan Pelayanan Kesehatan Remaja
Pada Tahun 2006 dari jumlah siswa sebanyak 21.564 sedangkan yang diperiksa sebanyak 5.143 atau 23,85 %. Persentase yang tertinggi terdapat di Kecamatan Marioriwawo sebesar 52,56 %, menyusul Kecamatan Lalabata sebesar 25,02 % dan yang terendah Kecamatan Marioriawa sebesar 8,01 %. Sedangkan pada tahun 2007 dari 18.547 siswa SD terdapat 4.415
siswa yang diperiksa atau 23,80%. Persentase yang tertinggi terdapat di Kecamatan Marioriwawo sebesar 44,19 %, menyusul Kecamatan Lilirilau sebesar 34,47 % dan yang terendah Kecamatan Ganra sebesar 13,86
%.Angka ini masih jauh dari target nasional sebesar 100% pada tahun 2010.
3. Pelayanan Keluarga Berencana 3.1. Cakupan Peserta KB Aktif
Menurut laporan dari seksi kesehatan keluarga Kabuapten Soppeng Tahun 2006 dari 39.299 Pasangan Usia Subur (PUS) yang menjadi peserta KB Aktif adalah 22.031 PUS atau 56,06 % . Sedangkan pada tahun 2007 dari 36.941 Pasangan Usia Subur terdapat 25.531 PUS atau 69,11 % yang menjadi peserta KB Aktif. Persentase tertinggi terdapat di Puskesmas TanjongE dengan 82,49% dan terendah terdapat di Puskesmas Sewo dengan 30 %.
4. Pelayanan Imunisasi
4.1. Desa / Kelurahan UCI
Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan proksi terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapatkan imunisasi secara lengkap. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut juga tergambarkan besarnya tingkat masyarakat (herd immunity) terhadap penularan PD3I. Dari 70
Desa/Kelurahan di Kabupaten Soppeng pada tahun 2007 terdapat 70 Desa/
Kelurahan yang mencapai UCI atau 100 %.
5. Pelayanan Pengobatan/Perawatan
5.1 Cakupan Rawat Jalan dan Rawat Inap
Jumlah kunjungan rawat jalan di Kabupaten Soppeng Tahun 2006 adalah sebanyak 123.860 kunjungan, yang terbagi atas kunjungan rawat jalan dari puskesmas sebanyak 122.621 kunjungan dan kunjungan rawat inap dari puskesmas sebanyak 1.239 kunjungan. Sedangkan pada tahun 2007 jumlah kunjungan di puskesmas sebanyak 124.720 kunjungan, yang terbagi atas kunjungan rawat jalan sebanyak 123.414 kunjungan dan rawat inap sebanyak 1.306 kunjungan sedangkang Rumah sakit sebanyak 36.218 kunjungan. Yang terdiri dari kunjungan rawat jalan sebanyak 32.045 kunjungan dan kunjungan rawat inap sebanyak 4.173 kunjungan .
6. Pelayanan Kesehatan Jiwa 6.1. Pelayanan Gangguan Jiwa
Jumlah kunjungan gangguan jiwa pada tahun 2006 sebanyak 207 orang atau 0,17 % dari jumlah penduduk. Pada tahun 2007 kunjungan gangguan jiwa sebanyak 170 orang atau 0,14 %. Kasus terbanyak terdapat di Puskesmas Tajuncu sebanyak 45 kasus dan kasus terendah terdapat di puskesmas GoariE, Pacongkang, Cangadi, cakkuridi, Leworeng, Batu-Batu dan Ganra masing-masing 0 kasus.
7. Pemantauan Pertumbuhan Balita
7.1. Balita yang naik berat badannya ( N/D )
Menurut laporan dari seksi Gizi Masyarakat pada tahun 2006, dari 13.673 balita yang ditimbang terdapat 10.641 balita yang naik berat badannya atau 77,82 %. Persentase Puskesmas tertinggi adalah puskesmas Tajuncu sebesar 88,39 % , menyusul puskesmas GoariE sebesar 86,32 % dan puskesmas terendah yaitu puskesmas Malaka sebesar 67,80 %.
Sedangkan pada tahun 2007 dari 12.731 balita yang ditimbang dan balita yang naik berat badannya 10.015 balita atau 78,67 %. Persentase puskesmas yang tertinggi terdapat di puskesmas Batu-Batu dengan 85,92 %, menyusul puskesmas salotungo dengan 84,41 % dan puskesmas terendah yaitu puskesmas Malaka dengan 59,42 %.
7.2. Balita Bawah Garis Merah
Persentase anak Balita Bawah Garis Merah (BGM) di Kabupaten Soppeng Tahun 2006 sebesar 369 atau 2,70 %. Persentase yang tertinggi anak Balita Bawah Garis Merah (BGM) adalah puskesmas Leworeng sebesar 5,39% menyusul puskesmas Takalala sebesar 4,18 % dan puskesmas terendah adalah puskesmas TanjongE sebesar 0,65%. Sedangkan pada tahun 2007 terdapat 492 Balita Bawah Garis Merah (BGM) atau 3,86 %.
Persentase Puskesmas yang tertinggi BGM-nya adalah puskesmas Leworeng
dengan 22,75 % menyusul puskesmas Malaka dengan 7,97 % dan puskesmas yang terendah yaitu puskesmas TanjongE 1,38 %.
8. Pelayanan Gizi
8.1. Cakupan balita mendapat vitamin A 2 kali per tahun
Persentase balita mendapat vitamin A 2 kali per tahun di Kabupaten Soppeng Tahun 2006 adalah 15.235 balita atau 92,73 %, menurun pada tahun 2007 menjadi 14.184 atau 92,79 %. Persentase tertinggi adalah di puskesmas Malaka sebesar 100 % dan persentase terendah terdapat di puskesmas Leworeng dengan 27,43 %.
8.2. Cakupan Ibu hamil mendapat 90 tablet Fe.
Pada tahun 2006 dari 3.487 ibu hamil yang mendapat tablet Fe 90 tablet hanya i2.867 ibu hamil atau 82,22 %, meningkat pada tahun 2007 jumlah bumil 3.683 ibu hamil yang mendapatkan Fe 90 tablet hanya 3.669 sebesar 99,62 %. Persentase tertinggi adalah Puskesmas Takalala, Sewo dan Malaka masing-masing dengan jumlah 100 % sedangkan persentase yang terendah adalah Puskesmas Baringeng dengan jumlah 74,78 %. Hal ini terkait dengan pengetahuan ibu hamil yang masih rendah tentang resiko melahirkan dan kegunaan tablet Fe tersebut. Ada mitos di masyarakat bahwa jika minum tablet Fe bisa mengakibatkan darah yang banyak pada saat melahirhan ( terjadi perdarahan ) dan mengakibatkan kepala bayi besar yang
Pada tahun 2006 dari 3.487 ibu hamil yang mendapat tablet Fe 90 tablet hanya i2.867 ibu hamil atau 82,22 %, meningkat pada tahun 2007 jumlah bumil 3.683 ibu hamil yang mendapatkan Fe 90 tablet hanya 3.669 sebesar 99,62 %. Persentase tertinggi adalah Puskesmas Takalala, Sewo dan Malaka masing-masing dengan jumlah 100 % sedangkan persentase yang terendah adalah Puskesmas Baringeng dengan jumlah 74,78 %. Hal ini terkait dengan pengetahuan ibu hamil yang masih rendah tentang resiko melahirkan dan kegunaan tablet Fe tersebut. Ada mitos di masyarakat bahwa jika minum tablet Fe bisa mengakibatkan darah yang banyak pada saat melahirhan ( terjadi perdarahan ) dan mengakibatkan kepala bayi besar yang