KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga Profil Kesehatan yang merupakan informasi tentang kondisi kesehatan Kabupaten Soppeng Tahun 2007, yang mencakup derajat kesehatan, upaya pelayanan kesehatan dan sumber daya kesehatan termasuk keadaan umum dan lingkungan, data kependudukan dan sosial ekonomi dapat diselesaikan.
Profil kesehatan ini akan menjadi bahan yang sangat berharga dalam perencanaan pembangunan khususnya pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten Soppeng, disamping itu penyajian yang teratur akan bermanfaat pula bagi peningkatan dan pengembangan sunber daya kesehatan dalam melihat bagaimana pentingnya arti dan fungsi data dan informasi kesehatan dalam proses pengambilan keputusan di tingkat Kabupaten, Kecamatan dan Puskesmas.
Profil kesehatan diharapkan dapat terbit secara berkesinambungan setiap tahun sehingga kita dapat melihat gambaran situasi dan kondisi pembangunan kesehatan di Kabupaten Soppeng serta dapat dimanfaatkan oleh seluruh jajaran kesehatan termasuk lintas sektor di Kabupaten Soppeng sebagai bahan rujukan untuk berbagai keperluan.
Semoga Allah SWT senantiasa memberi petunjuk dan Ridho-Nya kepada kita selain dalam upaya meningkatkan pembangunan bidang kesehatan agar kita dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal sehingga Kabupaten Soppeng dapat menjadi Kabupaten Sehat yang pada akhirnya Indonesia Sehat 2010 dapat kita wujudkan.
Watansoppeng, 2008.
Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Soppeng,
dr. H. Sofyan Syamsuddin, M.Kes
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG A. Letak Astronomi, Administratif dan Geomorfologis. 4 B. Demografi 5 C. Keadaan Wilayah Administrasi 6
D. Keadaan Ekonomi 7
E. Pendidikan 10
BAB III PROGRAM KESEHATAN KABUPATEN SOPPENG A. Tujuan 12 B. Sasaran 12 C. Standar Pelayanan Minimal (SPM) 13
BAB IV PENCAPAIAN PROGRAM KESEHATAN MENUJU KABUPATEN SEHAT A. Indikator Kabupaten Sehat 18
1. Mortalitas 18
2. Morbiditas 20
3. Status Gizi 22 4. Keadaan Lingkungan 25
5. Perilaku Hidup Masyarakat 25
6. Posyandu Purnama dan Mandiri 27 7. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan 28 8. Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Laboratorium 30 Kesehatan
9. Rumah Sakit Yang Menyelenggarakan Empat ( 4 ) 31 Pelayanan Spesialis Dasar
10. Obat Generik Berlogo dalam Persediaan 31 11. Persalinan oleh Tenaga Kesehatan 31 12. Desa yang Mencapai Universal Child Imunization 32 13. Desa / Kelurahan KLB yang ditangani < 24 Jam 33 14. Ibu Hamil Yang Mendapat Tablet Fe 33
15. ASI Eksklusif 34
16. Murid Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah 34 yang mendapat Pemeriksaan Gigi dan Mulut
17. Pekerja yang mendapat Pelayanan Kesehatan Kerja 34 18. Keluarga Miskin yang Mendapatkan Pelayanan 34 Kesehatan
19. Rasio Dokter Per - 100.000 penduduk 35 20. Rasio Dokter Per - 100.000 penduduk 35 21. Rasio Bidan per 100.000 penduduk 36 22. Rasio Perawat per 100.000 penduduk 36 23. Rasio Ahli Gizi per 100.000 penduduk 36 24. Rasio Saniatsi per 100.000 penduduk 36 25. Penduduk yang menjadi Peserta Jaminan 37 Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
26. Anggaran Kesehatan Daerah APBD Kabupaten 37 27. Keluarga yang memiliki Akses terhadap Air Bersih 38 28. Pasangan Usia Subur yang Menjadi Akseptor KB 39 29. Kecelakaan Lalu Lintas per 100.000 penduduk 40 30. Sepuluh Penyalit Terbesar di Kabupaten Soppeng 41 Tahun 2007.
31. Anggaran Kesehatan Menurut Program pada Dinas 42 Kesehatan dan Puskesmas
B. CakupanStandar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang 42 Kesehatan
1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak 42 2. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah 45 3. Pelayanan Keluarga Berencana 46
4. Pelayanan Imunisasi 46
5. Pelayanan Pengobatan / Perawatan 47
6. Pelayanan Kesehatan Jiwa 47
7. Pemantauan Pertumbuhan Balita 48
8. Pelayanan Gizi 49
9. Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergenci Dasar 50 Dan Komprehensif
10. Pelayanan Gawat Darurat 51
11. Penyelenggaraan Penyelidikan Epidemiologi dan 51 Penanggulangan KLB
12. Pencegahan dan Pemberantasan Polio 52 13. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit TB Paru 52 14. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit ISPA 53 15. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit HIV-AIDS 53 16. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit DBD 54 17. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Diare 54 18. Pelayanan Kesehatan Lingkungan 55 19. Pelayanan Pengendalian Vektor 56 20. Pelayanan Hygiene Sanitasi di Temapt-Tempat Umum 56
21. Penyuluhan Perilaku Sehat 57
22. Penyuluhan P3 NAPZA 59
23. Pelayanan Penyediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan 60 24. Penyelenggaraan Pembiayaan untuk Pelayanan 61 Kesehatan Perorangan
25. Indikator Pelayanan Rumah Sakit AjapangE 62
C. Pelayanan Wajib Lainnya 63 1. Cakupan Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut dan 63 Usia Lanjut
2. Penderita Malaria di obati 64 3. Penderita Kusta yang selesai berobat (RFT Rate) 64
BAB V KESIMPULAN 65
A. Kesimpulan 65
B. Saran 66
DAFTAR TABEL
Halaman 1.
2.
3.
4.
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
: Jumlah Penduduk di rinci menurut Kecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2005 sampai Tahun 2007.
: Luas Areal dan Banyaknya Desa serta Kelurahan dirinci per Kecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
: PDRB Atas Dasar Harga Berlaku, Konstan di Kabupaten Soppeng Tahun 2001 samapi dengan Tahun 2003.
: PDRB Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Soppeng Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2001 samapi dengan Tahun 2003.
5
6
8
9
DAFTAR GAMBAR
Halaman 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 5
Gambar 6
Gambar 7
Gambar 8
Gambar 9
Gambar 10
Gambar 11
Gambar 12
Gambar 13
Gambar 14
: Jumlah Kasus TB Paru (+) Menurut Puskesmas di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
: Jumlah Kasus BBLR Per Puskesmas di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
: Persentase Rumah Sehat Per Puskesmas di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
: Persentase Rumah Tangga Ber PHBS Per Puskesmas di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
: Persentase Posyandu Menurut Strata di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
: Jumlah Penduduk Yang Memanfaatkan Sarana Puskesmas di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
: Jumlah Penduduk Yang Memanfaatkan Sarana Rumah Sakit di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
: Persentase Pertolongan Persalinan Oleh Nakes Per Puskesmas di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
: Persentase Ibu Hamil yang Mendapatkan Fe 3 Per Kecamatan di Kanupaten Soppeng Tahun 2007.
: Persentase Anggaran Kesehatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2001 Sampai dengan Tahun 2007.
: Persentase Keluarga Memiliki Akses Air Bersih Per Puskesmas di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
: Persentase Peserta KB Aktif Per Kecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
: Sepuluh Penyakit Terbesar di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
: Persentase Cakupan Pemeriksaan Kehamilan (K4) di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
21
23
25
27
28
29
30
32
33
38
39
40
41
43
15.
16.
Gambar 15
Gambar 16
: Persentase Institusi Yang dibina Kesehatan
Lingkungannya Per Puskesmas di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
: Persentase Tempat-Tempat Umum Memenuhi Syarat Kesehatan Per Puskesmas di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
55
57
DAFTAR LAMPIRAN IIS
1. Tabel A.1 : Luas Wilayah, Jumlah Desa, Jumlah Penduduk, jumlah Rumah Tangga dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
2. Tabel A.3 : Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
3. Tabel A.5 : Jumlah kelahiran dan kematian bayi dan balita menurut kecamatan di Kabupaten Soppeng tahun 2007.
4. Tabel A.6 : Jumlah kematian Ibu maternal menurut kecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
5. Tabel B : Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Pemyakit menular menurut kecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
6. Tabel C : Jumlah Kecamatan Rawan Gizi dan Status Gizi Bayi dan Balita menurut kecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
7. Tabel D.1 : Persentase Rumah Sehat menurut kecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
8. Tabel B.2 : Persentase Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat menurut kecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
9. Tabel E.1 : Persentase Rumah Tanggga Berprilaku Hidup Bersih Sehat menurut kecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
10. Tabel E.2 : Jumlah dan Persentase Posyandu menurut strata menurut kecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
11. Tabel F.1 : Jumlah Penduduk yang memanfaatkan Sarana Puskesmas dan Rumah Sakit menurut kecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
12. Tabel F.2 : Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan menurut kemampuan Labkes dan memiliki 4 spesialis dasar di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
13. Tabel F.5 : Jumlah dan Persentase Jenis Obat Generik tersedia di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
15. Tabel G.1 : Persentase Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan menurut kecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
16. Tabel G.2 : Persentase Cakupan Desa/Kelurahan UCI menurut kecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
17. Tabel G.3 : Jumlah dan Persentase Desa/Kelurahan terkene KLB yang ditangani < 24 jam menurut kecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
18. Tabel G.3a : Jumlah penderita dan kematian CRF, KLB menurut jenis KLB, jumlah kecamatan dan jumlah desa yang terserang di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
19. Tabel G.4 : Jumlah Ibu Hamil yang mendapatkan pelayanan Fe1, Fe3, Imunisasi, TT1 dan TT2 menurut kecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
20. Tabel G.5 : Jumlah Bayi yang diber ASI Ekslusif menurut kecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
21. Tabel G.6 : Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut menurut kecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
22. Tabel G.7 : Persentase Pelayanan Kesehatan Kerja pada pekerja Formal menurut kecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
23. Tabel G.8 : Persentase keluarga miskin mendapat pelayanan kesehatan menurut kecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
24. Tabel H.1 : Persebaran Tenaga Keseahatan menurut Unit Kerja di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
25. Tabel H.2 : Jumlah tenaga kesehatan disarana pelayanan kesehatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
26. Tabel H.3 : Jumlah tenaga medis disarana kesehatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
27. Tabel H.4 : Jumlah tenaga kefarmasian dan gizi disarana kesehatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
28. Tabel H.5 : Jumlah tenaga keperawatan disarana kesehatan di Kabupaten
29. Tabel H.6 : Jumlah tenaga kesehatan masyarakat dan sanitasi disarana kesehatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
30. Tabel H.7 : Jumlah tenaga tehisi medis disarana keseahatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
31. Tabel H.8 : Penduduk peserta jaminan pemeliharaan kesehatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
32. Tabel H.9 : Anggaran kesehatan Kabupaten/Kota di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
33. Tabel J.1 : Persentase Keluarga memiliki akses air bersih menurut kecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
34. Tabel J.2 : Jumlah PUS, peserta KB, Peserta Kb baru dan KB aktif menurut kecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
35. Tabel J.2a : Jumlah peserta Kb Aktif menurut jenis kontrasepsi di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
36. Tabel J.2b : Pelayanan KB baru menurut kecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
37. Tabel J.3 : Jumlah kejadian kecelakaan lalu linta dan rasio korban luka dan meninggal terhadap jumlah penduduk di perinci menurut
kecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
38. Tabel J.4 : Persentase penduduk berumur 10 tahun keatas yang melek huruf menurut kecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
DAFTAR LAMPIRAN SPM 1.
2.
3.
4.
5
6
7
8
9
10
11
12
Tabel 2a1
Tabel 2a2
Tabel 2b
Tabel C
Tabel 2d
Tabel 2ef
Tabel 2g
Tabel 2h
Tabel 2i1
Tabel 2i2
Tabel 2j
Tabel 2k :
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4, Ibu Hamil Resti dan Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2007
Cakupan Kunjungan Neonatus, Bayi dan Bayi BBLR yang Ditangani Setiap Kecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2007 Cakupan Deteksi Tumbuh Kembang Anak Balita, Pemeriksaan Siswa SD dan Pelayanan Kesehatan remaja di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
Cakupan Peserta Kb Aktif menurut Kecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
Persentase Cakupan Desa/Kelurahan UCI menurut Kecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
Jumlah Kinjungan Rawat jalan, Rawat Inap, Pelayanan Gangguan Jiwa di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
Persentase Balita yang naik Berat Badannya dan Balita Bawah Garis Merah di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
Cakupan Bayi, Balita dan Bumil yang mendapat pelayanan kesehatan menurut Kecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
Persentase Akses ketersediaan darah untuk Bumil dan Neonatus yang dirujuk di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
Jumlah dan Persentase Ibu Hamil dan Noenatal Resiko Tinggi / Kompilkasi ditangani menurut Kecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
Persentase Sarana Kesehatan dengan kemampuan Gawat Darurat di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
Persentase Desa/Kelurahan dengan KLB yang ditangani <24 jam dan Kecamatan bebas rawan gizi di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
Tabel 2opq
Tabel 2r
Tabel 2s
Tabel 2t
Tabel 2u1
Tabel 2u2
Tabel 2u3
Tabel 2u4
Tabel 2v
Tabel 2y
Tabel 2z
Tabel 3a
Tabel 3b
Tabel 3c
Tabel 3d :
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
HIV-AIDS di tangani, Infeksi Manular Seksual di obati dan DBD di tangani, Diare ditangani di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
Persentase Institusi yang dibina kesehatan lingkungannya di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
Persentase Rumah/Bangunan yang diperiksa jentik nyamuk, Persentase Rumah/Bangunan yang bebas jentik nyanuk Aedes menurut Kecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
Persentase Tempat Umum Sehat menurut Kecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
Persentase Rumah Tangga Sehat menurut Kecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
Jumlah Bayi yang diberi Asi Ekslusif di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
Persentase Desa/Kelurahan dengan Garam Beryodium yang baik di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
Jumlah dan Persentase Posyandu menurut Kecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
Penyuluhan, Pencegahan, penaggulangan dan penyalahgunaan Napza di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
Cakupan Jaminan Pemeliharaan kesehatan Pra Bayar di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
Cakupan Pelayanan Keseahatan Keluarga Miskin dan JPKM Gakin di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
Persentase Pelayanan Kesehatan Kerja pada Pekerja Formal di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
Cakupan Pelayanan Kesehaan Pra Usila dan Usila di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
Cakupan Wanita Usia Subur mendapat kapsul yodium di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
Persentase donor darah diskrining terhadap HIV-AIDS di
29
30
31
32
33
34
35
Tabel 3e
Tabel 3g
Tabel Imunisasi Tabel PD3I
Tabel Sanitasi Dasar Tabel Sarana Kesehatan Tabel Indikator Pel.RS
:
:
:
:
:
:
Persentase penderita malaria diobati di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
Kasus penyahkit Filaria ditangani di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
Persentase cakupan imunisasi bayi menurut Kecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
Jumlah Kasus dan angka kesakitan penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi menurut Kecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
Keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar menurut Kecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
Jumlah sarana pelayana kesehatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
Indikator Pelayanan Rumah Sakit AjjapangE di Kabupaten Soppeng Tahun 2007.
BAB I
PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan perlu direncanakan secara komprehensif, dalam perencanaan tersebut diperlukan informasi yang berkualitas dan tepat waktu, hal ini penting dalam upaya menanggulangi masalah kesehatan. Untuk meningkatkan manajemen pembangunan kesehatan, maka sistem informasi perlu dikembangkan dalam rangka mendukung kelancaran proses manajemen institusi kesehatan pemerintah di berbagai jenjang administrasi termasuk kabupaten.
peningkatan penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan dinyatakan bahwa pengelolaan upaya kesehatan pokok dan upaya kesehatan pendukung dilakukan melalui sistem informasi kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Pembangunan Nasional, karena kesehatan menyentuh hampir semua aspek kehidupan manusia. Oleh karena itu, pembangunan kesehatan sangat terkait dan dipengaruhi oleh aspek demografi/kependudukan, keadaan dan perkembangan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun biologis. Keberhasilan pembangunan kesehatan dapat dilihat pada beberapa indikator yang digunakan untuk memantau perkembangan derajat kesehatan seperti angka kesakitan, angka kematian dan status gizi masyarakat.
Disamping itu, permasalahan kesehatan yang dihadapi berubah secara perlahan dan terasa semakin kompleks. Hal ini ditandai dengan terjadinya transisi demografi dan epidemiologi sebagai dampak dari pembangunan nasional secara menyeluruh antara lain keadaan perubahan sosial, tingkat pendidikan, keadaan ekonomi dan perubahan kondisi
lingkungan serta pengaruh globalisasi. Disatu pihak penyakit degeneratif sudah meningkat akibat bertambahnya usia harapan hidup, sementara itu penyakit menularpun masih harus ditanggulangi ditambah dengan munculnya ancaman berbagai penyakit seperti HIV/AIDS dan flu burung yang memerlukan perhatian khusus. Disamping itu Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk beberapa penyakit menular masih sering terjadi.
Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan secara lebih intensif, berkesinambungan dan merata serta ditunjang oleh informasi kesehatan yang akurat dan tepat waktu, maka diharapkan derajat kesehatan masyarakat yang telah dicapai tersebut dapat semakin meningkat dan menjangkau keseluruh lapisan masyarakat di Kabupaten Soppeng.
Profil kesehatan Kabupaten Soppeng disusun dengan maksud memberikan gambaran situasi pembangunan kesehatan dan hasil-hasilnya secara menyeluruh dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan yang dicapai selama Tahun 2007. Secara Sistematis Profil Kesehatan ini menyajikan gambaran tentang :
BAB I : Pendahuluan
Pada bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan profil kesehatan dan sistematika dari penyajiannya.
BAB II : Gambaran Umum
Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Soppeng.
Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan.
.
BAB III : Program Kesehatan Kabupaten Soppeng.
Bab ini berisi uraian tentang program pokok yang direncanakan oleh Kabupaten Soppeng menuju Kabupaten Sehat. Untuk masing-masing program dijelaskan tujuan, sasaran,dan target yang hendak dicapai di tahun yang bersangkutan. Pada Bab ini dibahas pula uraian upaya / kegiatan yang dilakukan ditahun tersebut untuk mencapai target.
BAB IV : Pencapaian Program Kesehatan Menuju Kabupaten Sehat
Bab ini menguraikan tentang apa saja yang telah dicapai selama satu tahun, kemudian dibandingkan dengan target indikator yang telah ditetapkan baik dalam indikator Kabupaten Sehat maupun kinerja SPM bidang kesehatan . Sajian Bab ini mencakup informasi tentang pencapaian Kabupaten Sehat serta hasil pelaksanaan standar pelayanan minimal bidang kesehatan, antara lain meliputi gambaran Derajat Kesehatan, Keadaan Lingkungan, Keadaan Perilaku Masyarakat, Upaya Kesehatan dan Manajemen Kesehatan.
BAB V : Kesimpulan
Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari profil kesehatan Kabupaten Soppeng di Tahun 2006. Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka menuju Kabupaten Sehat.
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. LETAK ASTRONOMI, ADMINISTRATIF DAN GEOMORFOLOGIS.
Kabupaten Soppeng yang ibukotanya Watansoppeng terletak antara 040 060 LS dan 040 320 Lintang Selatan dan 1190 420 180 BTdan 1200 060 130 Bujur Timur, yang berbatasan dengan :
Di sebelah Utara : Dengan Kabupaten Kabupaten Sidrap.
Di sebelah Selatan : Dengan Kabupaten Bone
Di sebelah Timur : Dengan Kabupaten Bone dan Wajo Di sebelah Barat : Dengan Kabupaten Barru
Luas wilayah Kabupaten Soppeng yang terletak di depresiasi sungai Walanae yang terdiri dari daratan dan perbukitan. Daratan luasnya ± 700 Km2 berada pada ketinggian rata-rata ± 60 meter diatas permukaan laut. Perbukitan yang luasnya ± 800 Km2 berada pada ketinggian rata-rata ± 60 meter diatas permukaan laut. Ibukota Kabupaten Soppeng yaitu Watansoppeng berada pada ketinggian ± 120 meter diatas permukaan laut. Secara administrasi Pemerintahan terbagi menjadi 7 Kecamatan dengan 49 desa dan 21 kelurahan. Tempratur Kabupaten Soppeng berada pada suhu antara 240 - 300 C. Keadaan angin berada pada kecepatan lemah sampai sedang dengan curah hujan berada pada intensitas 90,54 MM dan 9,9 hari hujan/bulan.
B. DEMOGRAFI
Jumlah penduduk Kabupaten Soppeng Tahun 2007 tercatat sebanyak 229.126 jiwa yang terdiri dari laki-laki 107.800 jiwa, perempuan 121.326 jiwa dan tersebar di 7 (tujuh) Kecamatan, dengan jumlah penduduk terbesar yakni 44.732 jiwa (19,52%) mendiami Kecamatan Marioriwawo dan jumlah penduduk yang terkecil yakni 11.616 jiwa (5,06%) mendiami Kecamatan Ganra.
Kepadatan penduduk di Kabupaten Soppeng pada tahun 2007 telah mencapai 153 jiwa per km2 . Kecamatan Liliriaja adalah Kecamatan terpadat dengan tingkat kepadatannya 256 jiwa / Km2 dan paling rendah adalah kecamatan Marioriawa yaitu 88 jiwa per km2.
Tabel 1.
Jumlah Penduduk Dirinci Menurut Kecamatan Di Kabupaten Soppeng Tahun 2005 s/d 2007
Jumlah Penduduk N0. Kecamatan
Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007
1 Marioriwawo 44.815 44.614 44.732
2 Liliriaja 38.038 35.130 34.790
3 Lilirilau 40.510 40.905 41.333
4 Lalabata 43.288 43.692 43.282
5 Donri-Donri 24.351 24.747 25.084
6 Marioriawa 27.851 27.915 28.289
7 Ganra 11.660 11.634 11.616
Jumlah 230.813 228.637 229.126
Sumber : BPS Kabupaten Soppeng
Persebaran penduduk pada 7 (tujuh) Wilayah kecamatan tidak merata, hal tersebut disebabkan karena luas wilayah setiap kecamatan tidak sama. Kecamatan Ganra yang terkecil luas wilayahnya mempunyai jumlah penduduk 5,06 %, sedangkan Kecamatan Marioriawa yang terluas wilayahnya mempunyai jumlah penduduk 12,34 % dari seluruh penduduk Kabupaten Soppeng.
C. KEADAAN WILAYAH ADMINISTRASI
Luas wilayah Kabupaten Soppeng tercatat 1.500 Km2, Kabupaten Soppeng pada Tahun 2007 telah meliputi 7 (tujuh) Kecamatan, 49 Desa dan 21 Kelurahan. Kecamatan Marioriwawo (300 km2) dan Kecamatan Marioriawa (320 km2) merupakan dua kecamatan terluas dari total luas wilayah Kabupaten Soppeng.
Tabel 2.
Luas Areal dan Banyaknya Desa serta Kelurahan Dirinci per Kecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2007
NO Kecamatan Luas ( km2 ) Desa/Kelurahan
1 Marioriwawo 300 13
2 Liliriaja 136 12
3 Lilirilau 187 12
4 Lalabata 287 10
5 Donri-Donri 222 9
6 Marioriawa 320 10
7 Ganra 57 4
Jumlah 1.500 70
Sumber: Dinas Kependudukan, Capil dan Nakertrans
Kabupaten Soppeng terdiri dari 7 (tujuh) kecamatan, 70 (tujuh puluh) desa/kelurahan yang semuanya merupakan desa defenitif. Dari 70 desa/kelurahan tersebut terdapat 21 ( dua puluh satu ) kelurahan sudah termasuk dalam klasifikasi daerah perkotaan atau sudah dalam bentuk kelurahan. Ke-dua puluh satu kelurahan tersebut adalah Kelurahan TettikenraraE, Labessi di Kecamatan Marioriwawo, Kelurahan Galung, Appanang, JennaE di Kecamatan Liliriaja, Kelurahan Pajalesang, Cabenge, Macanre, Ujung di Kecamatan Lilirilau, Kelurahan Botto, Lemba, Lalabata Rilau, Bila, Lapajung, Ompo, Salokaraja di Kecamatan Lalabata, Kelurahan Attang Salo, Manorang Salo, Batu- Batu, Limpomajang dan Kaca di Kecamatan Marioriawa, Kecamatan Marioriwawo merupakan kecamatan dengan jumlah desa/kelurahan terbanyak, yaitu 13 desa/kelurahan.
Sedangkan Kecamatan Ganra merupakan kecamatan yang paling sedikit jumlah desanya, yaitu 4 desa.
D. KEADAAN EKONOMI.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu pencerminan kemajuan ekonomi suatu daerah, yang didefenisikan sebagai keseluruhan nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dalam satu tahun di wilayah tersebut.
Besar kecilnya Produk Domestik Bruto (PDRB) suatu daerah sangat tergantung pada potensi sumber ekonomi yang dimiliki.
Berdasarkan hasil perhitungan PDRB Tahun 2003, nilai PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Soppeng telah mencapai 976.599,99 juta rupiah. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2005-, nilainya sebesar 299.539,18 juta rupiah.
Tabel 3.
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku, Konstan Kabupaten Soppeng
Tahun 2001 s/d 2003 ( Juta Rp. )
Tahun PDRB Atas Harga Berlaku PDRB Atas Harga Konstan
2001 778.956,93 273.893,20
2002 885.759,25 286.514,07
2003 976.599,99 299.539,18 Sumber: Soppeng Dalam Angka Tahun 2004/2005
Disamping pertumbuhan ekonomi , indikator lainnya yang dapat menunjukkan karakteristik dan infrastruktur perekonomian suatu daerah adalah PDRB ( Pertumbuhan Domestik Regional Bruto ). Produk Domestik Bruto merupakan salah satu pencerminan kemajuan ekonomi suatu daerah, yang didefenisikan sebagai keseluruhan nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dalam waktu satu tahun.
Struktur ekonomi bisa memberikan gambaran masing-masing sektor dalam pembentukan total PDRB suatu daerah. Semakin besar persentase suatu sektor semakin besar pula pengaruh sektor tersebut dalam perekonomian daerah. Struktur ekonomi di Kabupaten Soppeng masih didominasi oleh sektor pertanian. Pada Tahun 2003 sektor ini memberikan sumbangan terbesar terhadap pembentukan PDRB Kabupaten soppeng yaitu sebesar 54,03% , kemudian diikuti oleh sektor Jasa sebesar 12,66 %.
Tabel 4
PDRB Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Soppeng Atas Dasar Harga BerlakuTahun 2001 s/d 2003
dalam jutaan rupiah NO
Lapangan
Usaha 2001 2002 2003
1 Pertanian 420.204,22 493.680,89 527.703,30
2 Pertambangan dan Penggalian
4.062,73 4.243,91 4.401,49
3 Industri Pengelolaan
58.390,90 64.599,71 70.040,35
4 Listrik, Gas dan air bersih
5.805,43 7.059,29 9.430,85
5 Bangunan 42.410,43 44.972,52 46.581,81
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran
71.236,59 8.900,43 95.137,77
7 Angkutan dan komunikasi
44.503,97 49.225,20 53.931,79
8 Keuangan,
Persewaan dan Jasa Perusahaan
34.311,52 37.876,59 45.655,72
9 Jasa-jasa 98.031,36 103.186,38 123.716,91
PDRB 778.956,93 885.729,25 976.599,99
Sumber: Soppeng Dalam Angka Tahun 2004/2005
E. PENDIDIKAN
Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan suatu negara adalah tersedianya sumber daya manuasi yang berkualitas. Merujuk pada amanat UUD 1945 beserta amandemennya (pasal 31 ayat 2), maka melalui jalur pendidikan pemerintah secara konsisten berupaya meningkatkan SDM penduduk Indonesia. Program Wajib Belajar 9 tahun, Gerakan Nasional Orang Tua Asuh ( GNOTA), dan berbagai program pendukung lainnya adalah bagian dari upaya pemerintah mempercepat peningkatan kualitas SDM, yang pada akhirnya akan menciptakan SDM yang tangguh, yang siap bersaing di era globalisasi. Peningkatan SDM sekarang ini lebih difokuskan pada pemberian kesempatan seluas-luasnya kepada penduduk untuk menempuh pendidikan, terutama penduduk kelompok usia sekolah ( umur 7 – 24 tahun ).
Ketersediaan fasilitas pendidikan baik sarana maupun prasarana akan sangat mempengaruhi upaya peningkatan mutu pendidikan. Sekolah Dasar di Kabupaten Soppeng Tahun 2007 yang terdiri dari sekolah negeri dan swasta seluruhnya berjumlah 55 sekolah dengan menampung 2.283 murid.
Sekolah Menengah Pertama seluruhnya sebanyak 33 buah, total murid 7.518 dengan 819 guru. Sekolah Menengah Umum terdiri 12 SMU Negeri 3.886 murid.
BAB III
PROGRAM KESEHATAN KABUPATEN SOPPENG
Pembangunan Kesehatan yang telah dilaksanakan selama ini telah berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara bermakna walaupun masih dijumpai berbagai masalah dan hambatan. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah nilai kebenaran dan aturan pokok sebagai landasan untuk berpikir atau bertindak dalam pembangunan kesehatan. Dengan dasar inilah yang digunakan dalam penyusunan visi, misi dan strategi sebagai petunjuk pelaksanaan pembangunan kesehatan.
Dalam era desentralisasi bidang kesehatan, kabupaten mempunyai kewenangan dalam perencanaan program kesehatan yang menjadi kebutuhan daerah dengan berbasis pada data dengan tidak mengabaikan kemampuan daerah. Pembangunan di Kabupaten Soppeng menempatkan sektor kesehatan menjadi prioritas ketiga setelah sektor pertanian dan pendidikan. Hal ini yang mendukung pelaksanaan program kesehatan di Kabupaten Soppeng .
Pembangunan kesehatan di Kabupaten Soppeng tidak terlepas dari Rencana Pembangunan Kesehatan Tahun 2005 – 2009 Departemen Kesehatan Republik Indonesia yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1468/menkes/SK/XII/2006. Dan tentunya mengacu pada VISI dan MISI Kabupaten Soppeng , yang selanjutnya dijabarkan menjadi Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2005 – 2010, dimana didalamnya telah di tetapkan tujuan, sasaran, program dan kegiatan serta target tahun 2007 sebagai berikut :
A. TUJUAN
Tujuan merupakan hasil yang dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai lima tahun yang menggambarkan arah strategis organisasi dan digunakan untuk meletakkan kerangka prioritas dengan menfokuskan arah semua program dan aktifitas organisasi pada pencapaian misi.
Adapun tujuan strategis yang ditetapkan adalah sebagai berikut : 1. Menurunkan angka kesakitan dan kejadian penyakit;
2. Meningkatkan promosi kesehatan dan pembinaan peran serta masyarakat;
3. Meningkatkan kualitas perencanaan kesehatan dan Sistem Informasi Kesehatan;
4. Meningkatkan derajat kesehatan ibu, anak, usila serta gizi masyarakat;
5. Meningkatkan kualitas penyehatan lingkungan;
6. Meningkatkan kualitas pengelolaan manajemen sarana dan prasarana kesehatan;
7. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan;
8. Meningkatkan akreditasi dan perizinan sarana pelayanan kesehatan;
9. Meningkatkan pengamanan dan ketersediaan obat serta perbekalan kesehatan;
10. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin.
B. SASARAN
Sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Kabupaten Soppeng Tahun 2005 – 2010 sebagai berikut :
1. Terbentuknya masyarakat dengan perilaku hidup bersih sehat dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam upaya kesehatan;
2. Meningkatnya derajat kesehatan Ibu, Anak,Usila serta Gizi Masyarakat;
3. Peningkatan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau;
4. Terbentuk Lingkungan yang sehat;
5. Penyakit menular tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat;
6. Peningkatan Kualitas Manajemen Kesehatan C. STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM).
Target Standar Pelayanan Minimal (SPM) sektor kesehatan tahun 2007 sebagai berikut:
1. Program Pelayanan Kesehatan Ibu & Anak a. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 (89%)
b. Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (84%)
c. Ibu hamil resiko tinggi yang dirujuk ( 60%) d. Cakupan kunjungan neonatus (78%)
e. Cakupan kunjungan bayi (78%)
f. Cakupan bayi BBLR yang ditangani (100%)
2. Program Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah
a. Cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita & pra sekolah (75%) b. Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD & setingkat oleh tenaga kesehatan
atau tenaga terlatih (guru UKS atau dokter kecil) (85%) c. Cakupan pelayanan kesehatan remaja (25%)
3. Program Pelayanan Keluarga Berencana a. Cakupan peserta KB aktif (68%) 4. Program Pelayanan Imunisasi
a. Desa UCI / Keluraha UCI (85%) 5. Program Pelayanan Pengobatan/Perawatan
a. Cakupan Rawat Jalan (15%) b. Cakupan Rawat Inap (1,5%) 6. Program Pelayanan Kesehatan Jiwa
a. Cakupan Pelayanan gangguan jiwa disarana pelayanan kesehatan umum (10%)
7. Program Pemantauan Pertumbuhan Balita
a. Cakupan Balita yang naik berat badannya (N/D) (70%) b. Cakupan balita bawah garis merah (<15)
8. Cakupan Pelayanan Gizi
a. Cakupan balita mandapat kapsul vitamin A 2 kali per tahun (85%) b. Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe (80%)
c. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi BGM dari keluarga miskin (95%)
d. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan (100%)
9. Program Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar & Komprehensif a. Persentase akses terhadap ketersediaan darah dan komponen yang aman untuk
menangani rujukan ibu hamil dan neonatus (70%)
b. Cakupan Ibu hamil resiko tinggi / komplikasi yang tertangani (65%) c. Cakupan Neonatus resiko tinggi / komplikasi yang tertangani (65%) 10. Program Pelayanan Gawat Darurat
a. Cakupan sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan gawat darurat yang dapat diakses masyarakat (55%)
11. Program Penyelenggaraan Penyelidikan Epidemiologi dan Penaggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan Gizi Buruk
a. Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang ditangani <24 jam (85%) b. Cakupan Kecamatan bebas rawan gizi (70%)
12. Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Polio
a. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk <15 Tahun (>=1%) 13. Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit TB Paru
a. Cakupan kesembuhan penderita TBC BTA (+) (>85%) 14. Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit ISPA
a. Cakupan balita dengan pneumonia yang ditangani (100%) 15. Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit HIV-AIDS
a. Cakupan klien yang mendapatkan penanganan HIV-AIDS (100%) b. Cakupan Infeksi menular seksual yang diobati (100%)
16. Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
a. Cakupan penderita DBD yang ditangani (80%) 17. Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Diare
a. Cakupan balita dengan diare yang ditangani (85%) 18. Program Pelayanan Kesehatan Lingkungan
a. Cakupan Institusi yang dibina (52%) 19. Program Pelayanan Pengendalian Vektor
a. Cakupan rumah/bangunan bebas jentik nyamuk aedes (>95%) 20. Program Pelayanan hygiene Sanitasi di TTU
a. Cakupan Tempat umum yang memenuhi syarat (55%) 21. Program Penyuluhan Perilaku Sehat
a. Cakupan rumah tangga sehat (60%)
b. Cakupan bayi yang mendapat ASI Ekslusif (60%)
c. Cakupan Desa dengan garam beryodium yang baik (80%) d. Cakupan Posyandu Purnama dan Mandiri (31%)
22. Program Penyuluhan P3 NAPZA berbasis masyarakat
a. Cakupan upaya penyuluhan P3 NAPZA oleh petugas kesehatan (10%) 23. Program Pelayanan Penyediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan
a. Cakupan ketersediaan obat sesuai kebutuhan (90%) b. Cakupan Pengadaan Obat Esensial (100%)
c. Cakupan Pengadaan Obat Generik (100%) 24. Program Palayanan panggunaan Obat Generik a. Cakupan Penulisa resep Obat generik (85%)
25. Program Penyelenggaraan Pembiayaan Untuk Pelayanan Kesehatan Perorangan a. Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan para bayar (40%)
26. Program Penyelenggaraan Pembiayaan Untuk Gakin dan Masyarakat Rentan a. Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan Gakin dan Masyarakat Rentan
(100%)
27. Program Pelayanan yang Di Laksanakan Sesuai Kebutuhan (Untuk Daerah Tertentu)
a. Cakupan Pelayanan Kesehatan Para Usila dan Usia Lanjut (46%) b. Cakupan penderita malaria yang diobati (100%)
c. Cakupan kusta yang selesai berobat (RFT rate) (>87%)
BAB IV
PENCAPAIAN PROGRAM KESEHATAN MENUJU KABUPATEN SEHAT
Menurut konsep H.L. Bloom bahwa tingkat derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu keturunan, pelayanan kesehatan, perilaku masyarakat dan lingkungan, baik lingkungan fisik, biologis dan sosial budaya. Pada Bab ini akan menggambarkan lebih rinci tentang pencapaian Kabupaten Sehat dan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang kesehatan Kabupaten Soppeng .
Sejalan dengan Pengertian Indonesia Sehat, Kabupaten Sehat adalah Kabupaten yang penduduknya hidup dalam lingkungan yang sehat, mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat, mampu menyediakan, memilih, mendapatkan dan memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, sehingga memiliki derajat kesehatan yang tinggi.
A. INDIKATOR KABUPATEN SEHAT 1. Mortalitas
1.1. Angka Kematian Bayi
Jumlah kematian bayi di Kabupaten Soppeng Tahun 2006 adalah 19 orang dari 2.845 kelahiran hidup atau 6,68 per 1.000 Kelahiran Hidup , meningkat pada tahun 2007 menjadi 31 orang dari 3.481 kelahiran hidup atau 8,91 per 1.000 kelahiran hidup. Kecamatan Lalabata mempunyai angka kematian bayi yang tertinggi yaitu 10 bayi mati dari 641 kelahiran hidup,
hidup. Angka Kematian Bayi ( AKB ) di Kabupaten Soppeng dibawah target nasional yaitu (26 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2010). Namun demikian terjadi peningkatan angka ini dibandingkan pada tahun 2006, diasumsikan angka ini meningkat karena pencatatan yang semakin baik dari pengelola program kesehatan ibu dan anak.
1.2. Angka Kematian Balita
Angka kematian balita ( 1-5 ) tahun adalah kematian anak umur 1-5 tahun per 1.000 anak. Angka ini menggambarkan permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi, penyakit menular dan kecelakaan. Indikator ini juga menggambarkan kesejahteraan sosial, dalam artian sangat dipengaruhi oleh kemiskinan. Angka kematian balita di Kabupaten Soppeng tahun 2006 sebanyak 12 orang dari 24.725 balita, pada tahun 2007 tercatat kematian balita sebanyak 14 orang dari 15.286 balita yang ada atau 0,91 per 1.000 balita.
1.3. Angka Kematian Ibu ( AKI )
Angka kematian ibu di Kabupaten soppeng belum bisa diukur karena jumlah kelahiran hidup masih ribuan (belum mencapai angka ratusan ribu) . Angka Kematian Ibu ini berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan
kesehatan waktu ibu melahirkan dan masa nifas. Jumlah kematian ibu melahirkan di Kabupaten Soppeng Tahun 2006 sebanyak 8 orang dari 2.845 kelahiran hidup dan pada Tahun 2007 terjadi penurunan kematian ibu bersalin sebanyak 1 orang dan kematian ibu nifas 0 kasus dari 2.845 kelahiran hidup.
2. Morbiditas 2.1.Angka Kesakitan Malaria
Angka kesakitan Penyakit Malaria Klinis di Kabupaten Soppeng Tahun 2006 sebesar 1.414 kasus sedangkan pada tahun 2007 menjadi 842 kasus. Kecamatan yang tertinggi adalah Kecamatan Marioriwawo dengan 797 kasus, menyusul Kecamatan Lilirilau dengan 41 kasus sedangkan yang terendah Kecamatan Donri-Donri dengan sebanyak 4 kasus.
2.2.Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA + (Positif )
Angka kesakitan penyakit TB Paru dengan BTA (+) di Kabupaten Soppeng Tahun 2006 sebesar 278 kasus ( 121,59 per 100.000 penduduk), menurun menjadi 160 kasus Tahun 2007 (69,83 per 100.000 penduduk ).
Puskesmas yang tertinggi adalah Cangadi dengan jumlah 32 kasus dan Puskesmas yang terendah yaitu Pacongkang dan Tajuncu dengan jumlah 0 kasus. Berdasarkan hasil laporan dari seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P) dari 160 kasus dengan BTA +, sembuh sebanyak 106 kasus, jelasnya pada grafik berikut:.
2.3. Prevalensi HIV ( Persentase kasus terhadap penduduk beresiko )
Upaya pelayanan dalam rangka pemberantasan penyakit HIV/AIDS di samping ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan juga diarahkan pada upaya pencegahan yang dlakukan melalui skrining HIV/AIDS terhadap darah donor dan upaya pemantauan dan pengobatan penderita penyakit menular seksual (PMS). Untuk tahun 2007 di Kabupaten Soppeng tidak ditemukan kasus HIV/AIDS.
Gambar 1
Jumlah Kasus TB Paru (+) Menurut Puskesmas Kabupaten Soppeng Tahun 2007
11 15
4 0
32
8 13 11
7 7 9 0
4 3 23
13
0 5 10 15 20 25 30 35
Tanj ong
E Takalala
GoariE Pacongkang
Cangadi CabengE
Baring eng Cakku
ridi Salotungo
Sewo Malaka
Tajunc u
Lew oreng
Panincong Batu-
BatuGanra Sumber : Seksi P2P Dinkes Kab. Soppeng
2.4. Angka Acute Flaccid Paralysis (AFP) pada anak usia < 15 Tahun per 100.000 penduduk.
Angka Kesakitan Penyakit AFP di Kabupaten Soppeng Tahun 2006 dan tahun 2007 tidak ditemukan .
2.5.Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD)
Adalah penyakit yang sifatnya akut dan disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan dari penderita kepada orang sehat lainnya dengan perantaraan vektor (Aedes aegypti).
Jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Soppeng Tahun 2006 sebanyak 3 penderita (1,31 per 100.000 penduduk), sedangkan pada Tahun 2007 sebanyak 9 penderita (3,92 per 100.000 penduduk), Kecamatan yang tertinggi adalah Kecamatan Lalabata dengan jumlah 6 kasus, menyusul Kecamatan Donri-Donri sebanyak 2 kasus dan Kecamatan Liliriaja dengan jumlah 1 kasus . Untuk lebih jelasnya lihat tabel B pada lampiran tabel IIS.
3. Status Gizi
Status gizi seseorang sangat erat kaitannya dengan permasalahan kesehatan secara umum, karena disamping merupakan faktor predisposisi yang dapat memperparah penyakit infeksi secara langsung, juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan individual. Bahkan status gizi janin yang masih berada dalam kandungan dan bayi yang sedang menyusui sangat dipengaruhi oleh
3.1. Persentase Bayi dengan BBLR
Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) (kurang dari 2.500 gram) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu BBLR karena premature (usia kandungan kurang dari 37 minggu) atau BBLR karena Intra Uterine Growth Retardation (IURG), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang.
Persentase bayi dengan BBLR di Kabupaten Soppeng Tahun 2006 adalah 2,06 % menurun menjadi 2 % pada tahun 2007. Puskesmas yang tertinggi bayi dengan BBLR yaitu Puskesmas Salotungo dengan jumlah 8 kasus dan Puskesmas yang terendah bayi BBLR yaitu pacongkang, Cangadi, Salotungo dan Batu-Batu dengan jumlah kasus masing-masing 0 kasus. Untuk lebih jelasnya lihat grafik berikut:
Gambar 2
Jumlah Kasus BBLR Per Puskesmas Di Kabupaten Soppeng Tahun 2007
4 5
1 0 0
1 6
8
0 1 1
4 3
2 0
3
0 1 2 3 4 5 6 7 8
3.2. Persentase Anak Balita Bawah Garis Merah (BGM)
Persentase Anak Balita Bawah Garis Merah (BGM) di Kabupaten Soppeng Tahun 2006 sebesar 1,53 % meningkat menjadi 3,86 % pada Tahun 2007. Peningkatan angka iini karena kesadaran penduduk untuk membawa anaknya ke sarana pelayanan kesehatan (Posyandu) untuk menimbang anaknya sehingga bisa terdeteksi yang pada akhirnya bisa diantisipasi agar tidak terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) gizi buruk. Kecamatan yang tertinggi jumlah kasus gizi buruk yaitu Kecamatan Donri-Donri sebanyak 24 kasus (26,37 %) sedangkan Kecamatan yang paling terendah jumlah kasus gizi buruknya adalah Kecamatan Ganra dengan jumlah 5 kasus ( 5,49 %).
3.3. Persentase Kecamatan Bebas Rawan Gizi
Kecamatan bebas rawan gizi adalah kecamatan dengan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk < 15 % . Dari laporan pencatatan puskesmas di Kabupaten Soppeng pada tahun 2007 semua Kecamatan yang ada bebas rawan gizi. Jadi Tahun 2007 Kecamatan bebas rawan gizi di Kabupaten Soppeng 100 %. Hal ini disebabkan karena kesadaran masyarakat yang tinggi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan anaknya termasuk keadaan gizinya.
4. Keadaan Lingkungan
4.1. Persentase Rumah Sehat
Persentase Rumah Sehat di Kabupaten Soppeng Tahun 2006 adalah 75,28 % menurun pada Tahun 2007 menjadi 73,35 %. Puskesmas yang tertinggi yaitu Puskesmas Salotungo dengan jumlah 93,09 % dan Puskesmas yang terendah yaitu Puskesmas Sewo dengan 49.60 %. Untuk lebih jelasnya lihat pada grafik berikut :
Gambar 3
Persentase Rumah Sehat Per Puskesmas Di Kabupaten Soppeng
Tahun 2007
84.46 69.4
87.32 84.16
68.68
52.19 82.26
88.9393.09
49.6 72.75
60.29 50.73
81.44 66.36
75.11
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
TanjongE Tak
alala GoariE
Pacongkang Cangadi
CabengE Baringeng
Cakku ridi Salotungo
Sewo Malaka
Tajuncu Leworeng
Panincong Batu-Batu
Gan ra
Sumber : Bidang Bina P2L
4.2. Persentase Tempat-Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan Sehat
Berdasarkan laporan dari Puskesmas jumlah tempat umum dan pengelolaan makanan Sehat di Kabupaten Soppeng pada tahun 2007 adalah 457 buah (yang diperiksa hotel, restoran / rumah makan, pasar dan TUPM lainnya), dan yang memenuhi syarat kesehatan adalah 366 buah atau 80.09%. Kecamatan yang tertinggi yang memenuhi syarat TUPMnya adalah Liliriaja sebesar 100%
dan kecamatan terendah yaitu kecamatan Lilirilau dengan 53.85 % . 5. Perilaku Hidup Masyarakat
5.1. Persentase Rumah Tangga Ber- PHBS
Perilaku sehat yang diterapkan oleh keluarga dapat dilihat dari jumlah tatanan rumah tangga yang menerapkan PHBS. Berbagai upaya promosi kesehatan untuk mengubah agar masyarakat berperilaku sehat telah dilakukan melalui kegiatan-kegiatan antara lain pemberdayaan masyarakat untuk menumbuhkan gerakan hidup sehat, kampanye promosi kesehatan dan lain-lain. Di Kabupaten Soppeng Tahun 2006 persentase rumah tangga ber- PHBS adalah 58.16 % meningkat pada tahun 2007 menjadi 88.15 %. Untuk lebih jelasnya lihat grafik berikut:
6. Persentase Posyandu Purnama dan Mandiri
Peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan cukup besar, wujud nyata dari peran sertanya adalah berkembangnya upaya kesehatan bersumber daya masyarakat ( UKBM ), misalnya posyandu, polindes, pos obat desa (POD) dan Pos Usaha Kesehatan Kerja ( UKK ). Di Kabupaten Soppeng, UKBM yang cukup berkembang adalah posyandu. Indikator keberhasilan posyandu diukur dengan strata posyandu yaitu strata purnama dan mandiri.
Persentase posyandu purnama dan mandiri di Kabupaten Soppeng tahun 2006 51,1 % meningkat menjadi 66 % pada tahun 2007. Kecamatan yang
Gambar 4
Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS Per Puskesmas Di Kabupaten Soppeng
Tahun 2007
98.03
94.05 94.39 91.12
100 96.25
45.56
88.9392.69 98.57
80.39 97.19
95.4599.85 100 84.86
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
TanjongE Takalala
GoariE Pacongkan
g Canga
di Caben
gE Baringeng
Cakku ridi Salotungo
Sew o
Malaka Tajuncu
Lew oreng
Panincong Bat
u-Batu Gan
ra
Sumber : Bidang Bina P2L
tertinggi Marioriwawo sebesar 90,5 % dan kecamatan terendah Donri-Donri sebesar 24,3 %. Untuk lebih jelasnya lihat grafik berikut berikut ini :
7. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
7.1. Persentase Penduduk yang memanfaatkan Puskesmas
Penduduk yang memanfaatkan puskesmas di Kabupaten Soppeng tahun 2007 sebanyak 124.720 orang yang terdiri dari kunjungan rawat jalan sebanyak 123.414 orang dan kunjungan rawat inap sebanyak 1.306 orang.
Kecamatan yang tertinggi penduduk yang menggunakan Puskesmas yaitu Kecamatan Marioriwawo dengan 22.834 orang Sedangkan yang terendah
Gambar 5
Persentase Posyandu Menurut Strata Di Kabupaten Soppeng
Tahun 2007
Mandiri 0%
Purnama 66%
Pratama 8%
Madya 26%
Sumber : Bidang Bina Kesmas
penduduk yang menggunakan puskesmas yaitu Kecamatan Ganra dengan 6.912 orang. Untuk lebih jelasnya lihat grafik berikut ini :
7.2. Persentase Penduduk yang memanfaatkan Rumah Sakit
Penduduk yang memanfaatkan Rumah Sakit di Kabupaten Soppeng Tahun 2007 sebanyak 36.218 orang yang terdiri dari kunjungan rawat jalan sebanyak 32.045 orang dan kunjungan rawat inap sebanyak 4.173 orang . Untuk lebih jelasnya lihat grafik berikut ini :
Gambar 6
Jumlah Penduduk Yang Memanfaatkan Sarana Puskesmas Di Kabupaten Soppeng
Tahun 2007
124720 123414
1306 0
50000 100000 150000
Kunjungan PKM Rawat Jalan Rawat Inap
Sumber : SP2TP Puskesmas
8. Persentase Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Laboratorium Kesehatan
Kabupaten Soppeng yang mempunyai 1 (Satu) Rumah Sakit dan 16 (enam belas) Puskesmas yang mempunyai Laboratorium sebanyak 17 (tujuh belas) Laboratorium yang terdiri dari 16 (enam belas ) Laboratorium di puskesmas ( Puskesmas TanjongE, Takalala, GoariE, Pacongkang, Cangadi, CabengE, Baringeng, Cakkuridi, Salotungo, Sewo, Malaka, Tajuncu, Leworeng, Panincong, Batu-Batu dan Ganra) dan 1 (satu) di Rumah Sakit. Jadi sarana Kesehatan yang mempunyai kemampuan laboratorium kesehatan adalah 100 %.
Gambar 7
Jumlah Penduduk Yang Memanfaatkan Sarana Rumah Sakit Di Kabupaten Soppeng
Tahun 2007
36218
32045
4173 0
10000 20000 30000 40000
Kunjungan PKM Rawat Jalan Rawat Inap
S b RSUD Ajj E
9. Persentase Rumah Sakit Yang Menyelenggarakan Empat ( 4 ) Pelayanan Spesialis Dasar
Di Rumah Sakit Umum Daerah AjjapangE terdapat 6 (enam) orang Dokter spesialis yaitu spesialis penyakit dalam, bedah, obgyn, anak dan mata. Jadi di Kabupaten Soppeng 100% menyelenggarakan pelayanan spesialis dasar.
10. Persentase Obat Generik Berlogo Dalam Persediaan
Dari 130 jenis obat generik berlogo yang dibutuhkan terdapat 130 jenis obat yang tersedia. Jadi pada tahun 2007 sekitar 100 % obat generik berlogo yang tersedia. Hal ini untuk mengantisipasi kebutuhan enam bulan tahun 2008 sambil menunggu proses pengadaan pada tahun tersebut.
11. Persentase Persalinan Oleh tenaga Kesehatan
Menurut laporan seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kabupaten Soppeng Tahun 2007 sebanyak 3.131 persalinan dan yang ditolong oleh tenaga kesehatan sebanyak 2.988 persalinan atau 95,43 % . Puskesmas tertinggi adalah Puskesmas Pacongkang, Cangadi, CabengE, Malaka, Leworeng dan Ganra masing- masing sebesar 100% dan Puskesmas terendah yaitu Puskesmas GoariE sebesar 76,77% . Untuk lebih jelasnya lihat pada grafik berikut ini :
12. Persentase Desa Yang Mencapai “ Universal Child Immunization “ (UCI)
Dari 70 Desa / Kelurahan di Kabupaten Soppeng untuk Tahun 2007 terdapat 70 Desa/Keluarahan sudah UCI atau 100 %. Hal ini dikarenakan tingginya kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan kesahatan dan Petugas Imunisasi puskesmas dalam melakukan Swepping.
Gambar 8
Persentase pertolongan Persalinan Oleh Nakes Per Puskesmas Di Kabupaten Soppeng
Tahun 2007
86.59 94.64
76.77
100 100 100 94.41 88.27
99.18 95.43 100 98.51 100 93.8796.88 100
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Tanjong E
Takalala GoariE
Pacongkang Cangadi
CabengE Bar
ingeng Cakkuridi
Salotungo Sewo
Mal aka
Tajuncu Leworeng
Panincong Batu-Batu
Ganra
Sumber : Bidang Bina Kesmas
13. Persentase Desa / Kelurahan KLB yang ditangani < 24 Jam
Dari laporan seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit dilaporkan bahwa dari 7 Kecamatan di Kabupaten Soppeng tidak ditemukan KLB.
14. Persentase Ibu Hamil Yang Mendapat Tablet Fe
Untuk Tahun 2006 dari 3.642 Ibu hamil, yang mendapatkan Fe1 (satu) adalah 3.577 ibu hamil atau 98,22 % dan Tablet Fe3 sebanyak 3.068 ibu hamil atau 84,24 %. Sedangkan pada tahun 2007 dari 3.683 ibu hamil yang mendapat Fe3 sebanyak 3.180 ibu hamil atau sebesar 86,34%. Kecamatan tertinggi yang menggunakan Fe3 adalah Kecamatan Marioriawa sebesar 100% dan Kecamatan terendah yaitu kecamatan Liliriaja sebesar 53,17%. Untuk lebih jelasnya lihat pada grafik berikut ini:
tabel berikut ini :
15. Persentase Bayi yang Mendapat ASI Ekslusif Gambar 9
Persentase Ibu Hamil Yang Mendapatkan Fe-3 Per Kecamatan Di Kabupaten Soppeng
Tahun 2007
95.75
53.17
86.41 92.06 97.08
100 89.02
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Marior iwawo
Liliriaja
Lilirilau
Lalaba ta
Donri-Do nri
Marior iaw
a
Ganra
Sumber : Bidang Bina Kesmas
Dari jumlah bayi 5.104 yang ada pada tahun 2006, Yang diberi ASI Ekslusif 3.614 bayi, sedangkan pada tahun 2007 dari 3.481 bayi sebanyak 2.172 bayi yang diberi ASI ekslusif atau 62,40 %. Kecamatan yang tertinggi adalah Kecamatan Lilirilau dengan 83,69 % bayi ASI Ekslusif dan yang paling rendah Kecamatan Lalabata sebesar 35,10 % bayi ASI Eksklusif .
16. Persentase Murid Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah yang mendapat Pemeriksaan Gigi dan Mulut
Untuk Tahun 2007 dari 6.525 jumlah murid SD terdapat 4.055 murid SD yang perlu perawatan. Dari 4.055 murid SD yang perlu perawatan hanya 1.718 yang mendapat perawatan ( 42.4 % ).
17. Persentase Pekerja yang mendapat Pelayanan Kesehatan Kerja
Di Kabupaten Soppeng tahun 2007 jumlah pekerja formal yang mendapat pelayanan kesehatan kerja nihil.
18. Persentase Keluarga Miskin Yang Mendapatkan Pelayanan Kesehatan
Dari 49.677 KK miskin di Kabupaten Soppeng tahun 2007 yang mendapatkan pelayanan kesehatan 28.501 atau 57,37 %. Puskesmas yang tertinggi adalah puskesmas Sewo sebanyak 93,78% dan terendah yang mendapatkan pelayanan kesehatan adalah Puskesmas GoariE sebesar 3,45 %.
Hal ini menandakan bahwa tidak semua Keluarga Miskin yang ada di Kabupaten Soppeng mengalami gangguan kesehatan sehingga hanya 57,37%
penduduk miskin yang menggunakan haknya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara gratis.
19. Rasio Dokter Per - 100.000 penduduk
Jumlah tenaga dokter Tahun 2007 di Puskesmas sebanyak 38 (tiga delapan) orang yang tersebar kesemua puskesmas. Di Rumah Sakit Umum terdapat 14 (empat belas) dokter, Dinas Kesehatan 5 orang dokter. Jadi jumlah dokter di Kabupaten Soppeng pada Tahun 2007 adalah 57 orang dengan rasio 24,87 per 100.000 penduduk, bila dibandingkan dengan target Indonesia sehat 2010 ( 40 per 100.000 Penduduk ) angka ini masih sangat rendah.
20. Rasio Apoteker per 100.000 penduduk
Di Kabupaten Soppeng Tahun 2007 sebanyak 8 orang Apoteker yang tersebar di 16 (enam belas) Puskesmas, Dinas Kesehatan 3 (tiga) orang dan RSUD AjjapangE sebanyak 7 orang Apoteker . Rasio terhadap penduduk adalah 7,85 per 100.000 penduduk (Target IIS 2010 : 10 per 100.000 penduduk).
21. Rasio Bidan per 100.000 penduduk
Di Kabupaten Soppeng Tahun 2007 terdapat 65 orang bidan yang tersebar di Puskesmas dan jaringannya, RSUD AjjapangE a sebanyak 7 bidan dan Dinas Kesehatan 1 orang bidan sebagai tenaga pengelola program Kesehatan Ibu dan Anak. Ratio terhadap penduduk adalah 31,86 per 100.000
penduduk (Target Indikator Indonesia Sehat 2010 : 100 per 100.000 penduduk).
22. Rasio Perawat per 100.000 penduduk
Di Kabupaten Soppeng Tahun 2007 sebanyak 142 orang perawat yang tersebar di Puskesmas dan jaringannya, RSUD AjjapangE sebanyak 70 orang perawat dan Dinas Kesehatan terdapat 1 orang perawat . Rasio terhadap penduduk adalah 92,96 per 100.00 penduduk ( Target Indikator Indonesia Sehat 2010 : 117,5 per 100.000 penduduk).
23. Rasio Ahli Gizi per 100.000 penduduk
Di Kabupaten Soppeng Tahun 2007 terdapat 21 Ahli Gizi yang tersebar di 16 (enam belas) Puskesmas, RSUD AjjapangE sebanyak 9 Ahli Gizi dan Dinas Kesehatan sebanyak 3 orang Ahli Gizi . Rasio terhadap penduduk adalah 14,40 per 100.000 penduduk ( Target Indikator Indonesia Sehat 2010: 22 per 100.000 penduduk ).
24. Rasio Ahli Sanitasi per 100.000 penduduk
Di Kabupaten Soppeng Tahun 2007 terdapat 24 Ahli Sanitasi yang tersebar di 16 (enam belas) Puskesmas, RSUD AjjapangE 3 Ahli Sanitasi dan Dinas Kesehatan terdapat 10 orang Ahli Sanitasi. Rasio terhadap penduduk adalah 16,14 per 100.000 penduduk ( Target Indikator Indonesia Sehat 2010
= 40 per 100.000 penduduk ).
25. Persentase penduduk yang menjadi peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat.
Menurut laporan dari Seksi Promosi dan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat jumlah peserta Asuransi Kesehatan ( PNS ) sebanyak 23.636 jiwa, Kartu Sehat sebanyak 29.297 jiwa, Dana Sehat sebanyak 1.048 jiwa. Jadi total penduduk yang menjadi peserta jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat adalah 53.981 jiwa. Untuk tahun 2008 Pemerintah Propinsi dan Kabupaten bersinergi dalam mensukseskan pengobatan gratis.
26. Persentase Anggaran Kesehatan Daerah APBD Kabupaten
Anggaran Kesehatan Tahun 2006 dari APBD Kabupaten Soppeng sebesar Rp. 16.555.631.126,- atau sekitar 87,13 % dari total anggaran APBD Kabupaten Soppeng Tahun 2006 sebanyak Rp. 19.000.275.126,- , sedangkan pada tahun 2007 anggaran kesehatan yang bersumber dari APBD Kab.
Soppeng sebesar Rp.22.493.378.244,- atau 99.00 % dari total APBD Kab.
Soppeng sebesar Rp. 718.332.189.745,-. Walaupun nilai nominal anggarannya meningkat namun persentase terhadap APBD Kab. Soppeng Tahun 2007 lebih rendah dibandingkan pada tahun 2006.
Untuk lebih jelasnya persentase anggaran kesehatan terhadap total APBD Kabupaten Soppeng dari Tahun 2001 – 2007 dapat dilihat pada grafik berikut ini: