PERBANDINGAN ANTARA METODE LATIHAN NEURAL ACTIVATION DENGAN METODE PIRAMIDA TERBALIK TERHADAP PENINGKATAN
POWER OTOT LENGAN ATLET UKM HOKI UPI SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Oleh :
Fariz Jazmi 1000355
JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Oleh, Fariz Jazmi
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga di Fakultas Pendidikan
Olahraga dan Kesehatan
vi DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR ii
UCAPAN TERIMAKASIH iii
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR LAMPIRAN xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian 1
B. Identifikasi Masalah 6
C. Rumusan Masalah 6
D. Tujuan Penelitian 6
E. Manfaat Penelitian 7
F. Struktur Organisasi Skripsi 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Pustaka
1. Hakikat Latihan 9
2. Kajian Fisiologik 10
a. Prinsip Latihan Over Load (Beban Lebih) 10
b. Prinsip Individualis 11
c. Prinsip Perkembangan Menyeluruh 11
vii
e. Prinsip Spesialisasi 12
f. Prinsip Reversibilitas (Reversibility) 12
3. Kajian Psikologik 13
a. Prinsip Perencanaan dan Penggunaan Sistem (Planning Use
System) 14
b. Prinsip Pertahapan (Periodezation) 14
c. Prinsip Visual (Visual Persentation) 14
5. Kajian Kemampuan Kondisi Fisik 15
6. Kajian Metode Latihan 18
a. Metode Neural Activation 18
b. Metode Piramida Terbalik 19
7. Kajian Kemampuan Kekuatan dan Kecepatan Otot (Power) 20
a. Kekuatan dan Kecepatan 20
b. Power 21
8. Kajian Bentuk latihan dan program latihan 21
a. Bentuk Latihan 21
b. Program Latihan 21
9. Kajian Power Otot Lengan dalam Permainan Hoki 22
10.Kajian Permainan Hoki 23
a. The Hit (Memukul Bola) 25
b. The Push (Mendorong Bola) 25
viii
d. The Dribble 26
e. The Flick 26
f. The Scoop 27
B. Kerangka Pemikiran
1. Pengaruh Metode Latihan Neural Activation terhadap Peningkatan Power
Otot Lengan 27
2. Pengaruh Metode Latihan Piramida Terbalikterhadap Peningkatan Power
Otot Lengan 28
3. Perbandingan Metode Latihan Neural Activation dengan Metode Piramida
Terbalik terhadap Peningkatan Power Otot Lengan 28
C. Hipotesis 30
G. Proses Pengembangan Instrumen 39
H. Teknik Pengumpulan data 41
1. Tes Awal 42
2. Pelaksanaan Eksperimen 42
3. Tes Akhir 43
ix
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Dan Pembahasan 47
B. Diskusi Penemuan 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 57
B. Saran 57
DAFTAR PUSTAKA 59
i Fariz Jazmi, 2014
ABSTRAK
PERBANDINGAN ANTARA METODE LATIHAN NEURAL ACTIVATION DENGAN METODE PIRAMIDA TERBALIK TERHADAP
PENINGKATAN POWER OTOT LENGAN ATLET UKM HOKI UPI
Dosen Pembimbing : Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd. Drs. Dudung Hasanudin Ch.
Fariz Jazmi* 2014
Metode neural activation adalah metode yang digunakan untuk meningkatkan kekuatan maksimal otot tanpa menambah besar otot tersebut. Sedangkan metode piramida terbalik adalah intensitas rendah repetisi banyak hingga sampai repetisi 1 berubah menjadi intensitas tinggi repetisi sedikit. Penelitian ini berisi mengenai perbandingan metode manakah yang paling signifikan untuk peningkatan power otot lengan. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dari latihan power otot lengan menggunakan metode neral activation pada kelompok satu dan menggunakan metode piramida terbalik pada kelompok dua terhadappeningkatan power otot lengan pada atlet UKM Hoki UPI seperti yang sudah dijelaskan pada bab III dan IV, maka penulis akan menarik garis besar dan menyimpulkan dari hasil penelitian ini sebagai berikut:
Metode latihan neural activation memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan power otot lengan atlet UKM Hoki UPI.
Metode latihan piramida terbalik memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan power otot lengan atlet UKM Hoki UPI
ii Fariz Jazmi, 2014
*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Angkatan 2010
1
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penelitian
Latihan kondisi fisik di era modern seperti ini sangatlah bervariasi
dalam pencapaian prestasi yang terbaik dengan banyaknya perkembangan
metode dan bentuk latihan yang sangat banyak. Tujuan latihan yang hanya
untuk mecapai prestasi yang baik saja belum cukup karena atlet pasti akan
mengalami penurunan kondisi fisik yang dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang salah satunya adalah usia. Seperti yang dikemukakan oleh Dikdik Zafar
Sidik (2011: 1) adalah :
Latihan olahraga dalam pengertian modern selalu dikaitkan dengan usaha untuk :
1. Meningkatkan prestasi menuju puncak 2. Mempertahankan presatasi puncak lebih lama 3. Memperlambat mundurnya prestasi
Oleh karena itu, penting bagi pelatih untuk menyusun program latihan
bagi atletnya yang tepat secara disusun dan juga sistematis agar atlet bisa
seperti pada kondisi ketiga komponen diatas.
Latihan yang disusun dan sistematis yang pelatih berikan pada atletnya
pastilah sesuai dengan kebutuhan atlet dalam cabang olahraga yang
ditekuninya, walaupun bebeda-beda cabang olahraganya perlu diketahui
faktor-faktor penting dalam latihan fisik menurut Harsono (1988: 100) adalah “..daya
tahan kardiovaskular, daya tahan kekuatan, kekuatan otot (strenght),
kelentukan (felksibility), kecepatan, stamina, kelincahan (agility), power”.
Berbicara power yaitu komponen penting dalam cabang olahraga
apapun yang bersifat eksflosif dan cepat ada lemparan, tolakan, pukulan dan
juga ada awalan seperti yang dikemukankan oleh Harsono (2001:27) “power
adalah kekuatan otot dan kecepatan otot menjadi kemampuan untuk
strength adalah kekuatan yang cepat dengan bentuk latihan yang sesuai dengan
kebutuhan kita agar bisa digunakan pada saat pencapaian bertanding dalam
suatu cabang olahraga.
Dalam suatu pertandingan atau dalam latihan atlet UKM Hoki UPI ini
sering terlihat kurang sempurna melakukan teknik push dan hit atau menembak
ke gawang lawan dengan cepat dan kuat, padahal sebelumnya seluruh atlet
sering melakukan latihan untuk meningkatkan kemampuan untuk menembak
ke gawang lawan dalam berbagai kondisi baik dinamis maupun statis dengan
menggunakan stik juga bola dilapangan, tambahan latihan dengan wight
training untuk otot-otot yang mendominasi banyak digunakan dalam
permainan hoki itu sendiri sudah dilaksanakan dengan metode yang bervariasi.
Maka, disini penulis akan meneliti dua metode yang berbeda yang memiliki
karakter yang berbeda untuk meningkatkan kemampuan otot dalam
mengerahkan kekuatan maksimalnya dalam waktu yang sangat cepat.
Dalam Harsono (1988:200) “power terutama penting untuk cabang -cabang olahraga dimana atlet harus mengerahkan tenaga yang eksplosif”. Seiring dengan karakteristik permainan hoki, baik tungkai, pinggul, dan bahu
sebagai penunjang tumpuan dan bagian lengan ini harus memiliki kemampuan memukul “hit” dan mendorong “push” dengan kuat dan cepat. Maka dari itu penulis mencantumkan idenya untuk meneliti bagian power otot lengan pada
atlet UKM Hoki UPI.
Sering kita lihat manusia dengan massa otot yang sangat besar dan
berbentuk besar, apakah mereka bisa melakukan gerakan cepat dan kuat dalam
melakukan pukulan menembak “hit” menggunakan stik hoki? Pastinya belum
tentu bisa, karena otot yang besar dan memiliki bentuk besar itu belum tentu
dilatih untuk menghasilkan tenaga yang kuat dan cepat melainkan hanya
dibentuk untuk keindahan dan kekuatan saja. Olahraga hoki ini tidak
terkonsentrasi pada lengan namum otot yang mendominasi dalam olahraga ini
banyak pada bagian lengan sehingga apabila bentuk lengannya memiliki otot
3
sendiri apakah tidak menggangu dalam atlet itu bermain? Metode neural
activation adalah metode yang digunakan untuk meningkatkan kekuatan
maksimal otot tanpa menambah besar otot tersebut. Sehingga atlet memiliki
kekuatan dan kecepatan otot pada bagian lengannya namun secara bentuk otot
tersebut tidak memiliki diameter yang besar. Atau lebih tepatnya lagi metode
neural activation ini sering disebut NAM (neural activation method) secara
fungsi metode ini tidak akan mengakibatkan terjadinya penambahan massa otot
terutama dibagian serabut otot muscle fibre.
Metode, suatu jalan atau proses menuju suatu tujuan dengan cara yang
berbeda-beda, metode piramida terbalik adalah pengembangan dari metode
piramida tentunya memiliki tujuan untuk meningkatkan kekuatan seseorang,
hanya saja dalam penelitian ini yang diteliti ialah metode piramida terbalik
dengan mengutamakan gerakan latihannya secara eksplosif, metode ini diteliti
karena mampu meningkatkan kemampuan kekuatan otot dan bisa menambah
besar otot yang dilatihnya. Hanya saja yang akan diteliti bukan besar kecilnya
otot hasil latihan melainkan pengaruh terhadap peningkatan power otot itu
sendiri.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan, menggambarkan,
dan menyimpulkan data guna memecahkan suatu masalah melalui cara-cara
tertentu yang sesuai dengan prosedur penelitian. Lalu mengapa dalam
penelitian ini metode latihan piramida terbalik dan metode neural activation
yang diteliti? Jawabannya adalah untuk mengetahui mana yang lebih efektif,
efisien, dan relevan. Maksudnya, metode yang digunakan harus mempunyai
nilai positif pada setiap perubahan sesuai tujuan yang diharapkan dan tepat
guna, dengan dapat menghasilkan hasil penelitian yang maksimal. Metode
latihan tersebut haruslah tepat digunakan untuk meneliti objek yang akan
diteliti, sehingga tidak terjadi penyimpangan pada tujuan yang ingin digapai.
Latihan dengan irama cepat intensitas beban 30% - 80% jumlah
pengulangan atau repetisi 4 - 6 kali dilakukan beberapa set dalam suatu bentuk
poweritu sendiri. Metode neural activation menurut Dikdik Zafar Sidik (2011:
32) adalah :
Metode yang digunakan untuk meningkatkan kekuatan maksimal otot tanpa menambah besar otot tersebut, metode neural activation memiliki ciri-ciri yaitu:
1. Intensitas tinggi lebih dari 80% 2. Repetisi sedikit (4 repetisi) 3. Gerakan kontraksi cepat.
Metode piramida terbalik adalah metode yang menjembatani atlet untuk
meningkatkan kemampuan kekuatan otot dan kecepatan otot dalam suatu
bentuk latihan, seperti yang dikemukakan oleh Dikdik Zafar Sidik (2011: 36)
dalam gambar yang dijelaskan bahwa:
Metode piramida terbalik yaitu volume rendah repetisi banyak contoh volume 80% repetisi 4, volume 90% repetisi 2, volume 95% repetisi 1 dan piramida kedua seperti : volume 95% repetisi 1, volume 90% repetisi 2, dst.
Power bagian penting yang perlu dilatih oleh pelatih pada cabang
olahraga yang digelutinya salah satu cabang olahraga yang akan diteliti oleh
penulis yaitu olahraga hoki dimana dalam olahraga hoki ini ada bagian-bagian
dari bentuk tekniknya yang bersifat eksflosif sehingga pelatih memberikan
bentuk latihan otot sesuai dengan dominasi otot cabang olahraganya dan juga
dengan metode yang bervariasi. Olahraga hoki merupakan salah satu cabang
olahraga permainan bola kecil yang dimainkan menggunakan alat seperti stik
hoki, dan leg guard untuk penjaga gawangnya, olahraga hoki terbagi dua ada
yang dimainkan di indoor dan outdoor atau yang lebih dikenal dengan hoki
field keduanya memiliki karakteristik yang sama, baik dalam peraturan
permainan maupun teknik dasar yang digunakan. Dalam permainan hoki field
terdapat teknik dasar yang harus dikuasai diantaranya keterampilan push
(mendorong bola), hit (memukul bola), stop (menahan bola), dribble
(menggiring bola), flick (mencungkil bola), jab (menjangkau bola), tackle
5
sangatlah penting untuk dapat dikuasai agar mempermudah atlet dalam
bermain hoki, selain itu pula pemahaman terhadap peraturan permainan
sangatlah penting untuk dapat dipahami atlet karena peraturan permainan
merupakan acuan dalam bermain hoki sehingga atlet diharapkan mampu
bermain dengan baik.
Pada dasarnya olahraga haruslah diprogram dan disusun secara
sistematis, maka dari itu setiap cabang olahraga berbeda-beda bentuk
latihannya, karena dominan fungsi tubuh yang digunakannya haruslah sesuai
dengan spesifikasi cabang olahraga yang digelutinya. Dalam olahraga hoki,
saat permainan berlangsung manakala pemain menyerang menembak bola
dengan kekuatan penuh, disitulah hasil dari bentuk latihan sebelumnya yang
atlet tersebut lakukan digunakan secara maksimal. banyaknya teknik pada
olahraga hoki ini didominasi penuh oleh otot bagian lengan serta tungakai
sebagai tumpuan untuk berlari, berjalan, dan posisi jaga (stance). Mengapa
dikatakan dominasi otot banyak pada baigian lengan, karena teknik push, hit,
scoop, flick seluruhnya menggunakan bagian tubuh lengan dengan bantuan dari
otot bahu juga fleksibilitas sendi pinggul.
Metode latihan yang berbeda ini menjadi acuan untuk penulis sebagai
dasar penulisan penelitian ini yang secara kasat mata permainan hoki ini
menggunakan stik dipegang oleh tangan dan seluruh kegiatannya juga
pergerakannya tidak luput dari pegangan stik namun sesungguhanya dibalik
semua itu kecepatan menembak, kecepatan mengumpan tidak akan berhasil
dan tidak akan sesuai keinginan apabila tanpa dilatih, power dihasilkan dari
latihan yang sesuai dengan dominasi otot yang digunakan dalam suatu cabang
olahraga salah satunya yaitu hoki, pada bagian lengan ini menjadi titik fokus
penulis dalam penelitian ini. Dalam suatu bentuk latihan metode apakah yang
lebih baik yang bisa digunakan dalam peningkatan power otot lengan anatara
neural activation dengan metode piramida terbalik pada atlet UKM Hoki UPI.
Latihan power otot lengan bisa dilakukan dengan beberapa bentuk
bench press, biceps extention, triceps extention, dan wirst curl Dengan metode
yang berbeda-beda, pelatih tentunya harus bisa memilih metode mana yang
cocok dan sesuai untuk atletnya agar meraih hasil yang diharpakan sesuai
target yang pelatih tentukan. Bentuk latihan tersebut bisa bermanfaat jika
digunakan untuk peningkatan power otot lengan pada atlet UKM Hoki UPI.
Berdasarkan uraian diatas penulis bermaksud meneliti : Perbandingan
Antara Metode Latihan Neural Activation dengan Metode Piramida Terbalik
Terhadap Peningkatan Power Otot Lengan pada Atlet UKM Hoki UPI.
B.Identifikasi Masalah Penelitian
Agar penelitian tidak terlalu luas, peneliti berupaya membuat batasan
penelitian sebagai berikut :
1. Yang diteliti hanya perbandingan metode latihan power otot lengan antara
metode neural activation dengan metode piramida terbalik pada atlet UKM
hoki UPI.
2. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perbandingan antara metode
latihan neural activation dengan metode piramida terbalik.
3. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah peningkatan power otot lengan
pada atlet UKM Hoki UPI.
4. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet atlet UKM Hoki UPI, dan sampel
dalam penelitian ini adalah atlet atlet UKM Hoki UPI.
C.Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan
masalah penelitian sebagai berikut :
Metode manakah yang memiliki hasil signifikan dan yang lebih memberikan
kontribusi setelah melakukan latihan pada otot lengan antara motode neural
activation dengan metode piramida terbalik terhadap peningkatan power otot
lengan pada atlet UKM Hoki UPI?
7
Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang diajukan, maka
penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang metode manakah
yang berpengaruh signifikan dan yang memberikan kontribusi dalam bentuk
latihan pada otot lengan yang bisa meningkatan power otot lengan pada atlet
UKM Hoki UPI.
E.Manfaat Penelitian
1. Secara teoretis
Hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberi bahan masukan dan
tambahan informasi ilmiah bagi atlet, pelatih dan pembinaan olahraga hoki,
khususnya berkenaan dengan metode manakah yang signifikan dan yang
memberikan kontribusi setelah melakukan latihan pada otot lengan antara
motode neural activation dengan piramida terbalik pada atlet UKM Hoki
UPI.
2. Secara praktis
Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai acuan bagi atlet dan pelatih
tentang hasil dari perbandingan antara metode latihan neural activation
dengan metode piramida terbalik terhadap peningkatan power otot lengan
pada atlet UKM Hoki UPI.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan
selanjutnya, maka berikut rencana penulis untuk membuat kerangka penulisan
yang akan diuraikan berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan : meliputi latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
dan struktur organisasi. Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Berfikir, dan
Hipotesis Pemikiran : dalam kajian pustaka berisi teori-teori yang berhubungan
dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu tentang, hakikat latihan, kajian
fisik, kajian metode latihan, kajian kemampuan kekuatan dan kecepatan otot
(power), kajian bentuk latihan dan program latihan, kajian power otot lengan
dalam permaianan hoki, kajian permainan hoki, dalam kerangka berfikir berisi
tentang pengaruh metode latihan neural activation terhadap peningkatan power
otot lengan, pengaruh metode latihan piramida terbalik terhadap peningkatan
power otot lengan, perbandingan metode latihan neural activation dengan
metode piramida terbalik terhadap peningkatan power otot lengan, dalam
hipotesis penelitian berisi tentang jawaban sementara tentang penelitian yang
akan diteliti. Bab III Metode Penelitian : membahas mengenai lokasi dan
subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian,
program latihan, definisi oprasional, instrumen penelitian, proses
pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data. Bab IV
Hasil Penelitian : Berisi pengelolaan data atau analisis data, dan pembahasan
atau analisis temuan. Bab V Kesimpulan dan Saran : membahas kesimpulan
31 BAB III
METODE PENELITIAN
A.Lokasi, Populai, dan Sampel 1. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian bertempat di pelataran Gymnasium dan tempat
latihan beban kampus UPI, Bandung.
2. Populasi Penelitian
Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu atau
obyek yang merupakan sifat-sifat umum. Sedangkan menurut Arikunto
(2010:173) “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Berdasarkan
penelitian tersebut, maka populasi merupakan keseluruhan elemen yang ada
dalam penelitian yang akan dilakukan.
Sesuai dengan kutipan di atas maka penulis dapat menyimpulkan yang
dimaksud dengan populasi adalah sekumpulan unsur yang akan diteliti, seperti
sekumpulan individu, sekumpulan orang-orang, dan sekumpulan unsur lainnya.
Dari sekumpulan unsur tersebut diharapkan akan memperoleh informasi yang
dapat memecahkan masalah penelitian. Populasi di sini ada 16 orang atlet
UKM hoki UPI.
3. Sampel Penelitian
Penarikan sampel dari populasi untuk mewakili populasi disebabkan
untuk mengangkat kesimpulan sebagai suatu yang berlaku bagi populasi.
Arikunto (2010:174) mengatakan bahwa “sampel adalah bagian atau wakil dari populasi yang diteliti”.
Dalam penelitian ini atlet putra UKM Hoki UPI sebanyak 16 orang dan
dibagi menjadi dua kelompok dengan jumlah yang sama rata masing-masing
kelompok 8 orang. Penulis mengambil sampel dengan menggunakan teknik
mengambil orang-orang yang dipilih langsung oleh penulis menurut spesifikasi
dan kriteria yang dibutuhkan oleh penulis, seperti yang diungkapkan oleh
Nasution (2011:98) “purposive sampling dilakukan dengan mengambil
orang-orang yang terpilih betul oleh peneliti menurut ciri-ciri spesifik yang dimiliki
oleh sampel itu”.
Dengan demikian sampel penelitian disini adalah atlet putra UKM hoki
UPI yang berjumlah 16 orang dan dibentuk menjadi dua kelompok.
B.Desain Penelitian
Desain atau rancangan penelitian yang digunakan adalah control group
pretest postes. Dalam rancangan ini digunakan dua kelompok subjek.
Pertama-tama dilakukan pengukuran dengan dua kelompok, lalu dikenakan perlakuan
yang berbeda untuk angka waktu tertentu, kemudian dilakukan pengukuran
untuk kedua kalinya. Rancangan penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut :
Tabel 3.1
Desain Penelitian (sumber Arikunto: 2010:125)
(control group pretest postes)
pola : Pretest Perlakuan Postes Desain
O1 X1 O2
O3 X2 O4
Keterangan:
O1 & O3 : Tes Awal.
X1 : Perlakuan 1.
X2 : Perlakuan 2.
33
Berdasarkan desain penelitian yang akan digunakan maka, dapat dibuat
langkah-langkah penelitian yaitu, sebagai berikut :
Populasi
Sampel
TES Awal : Tes power TES Awal : Tes power
lengan kelompok 1 lengan kelompok 2
Kelompok Perlakuan Kelompok Perlakuan
Metode neural activation Metode piramida terbalik
TES Akhir : Tes Power TES Akhir : Tes Power
lengan kelompok 1 lengan kelompok 2
Pengolahan data dan analisi data
Kesimpulan
Gambar 3.1
Skema tersebut dapat penulis jelaskan sebagai berikut :
1. Langkah pertama menentukan populasi yang akan digunakan untuk
melakukan penelitian.
2. Kemudian setelah menetukan populasi dari populasi itu di ambil sampel
dengan teknik total sampling secara acak dan subjek yang akan diteliti
dijadikan dua kelompok.
3. Setelah sampel terpilih diberikan test awal pada dua kelompok yang
berbeda untuk melihat kemampuan awal power otot lengan subjek, lalu
hasil di susun dari mulai yang tertinggi sampai yang terendah.
4. Setelah pengambilan data awal kedua kelompok subjek menjalani kegiatan
eksperimen dengan diberikan treatment atau perlakuan yang berbeda
dengan bentuk latihan yang sama.
5. Setelah subjek dari dua kelompok yang berbeda menjalani kegiatan
eksperimen dengan diberikan bentuk latihan treatment yang sama namun
dengan metode yang berbeda selama 16 kali pertemuan, kemudian
pengambilan data kembali dengan melakukan tes akhir kepada subjek
yang ada di dua kelompok yang berbeda.
6. Berdasarkan data-data yang diperoleh maka dilakukan pengolahan dan
anlisis data sehingga hasilnya dapat ditafsirkan.
7. Sebagai langkah akhir yaitu dengan membuat kesimpulan yang didasarkan
hasil pengolahan data.
C.Metode Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan suatu metode. Metode
adalah cara utama yang dipergunakan dalam mencapai suatu tujuan. Sedangkan
35
sesuatu atau mencari jawaban penelitian tersebut. Arikunto (2010:203)
menjelaskan “Metode adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitiannya”. Maka dari itu dalam suatu penelitian harus menggunakan metode yang sesuai dengan permasalahan dan ruang lingkup
penelitian.
Banyak metode yang digunakan peneliti dalam mengadakan penelitian
suatu masalah, Sedangkan metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini
adalah metode eksperimen. Mengenai metode eksperimen Arikunto (2010:9)
mengungkapkan bahwa “Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari
hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara faktor yang sengaja
ditimbulkan oleh peneliti dengan mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor
yang menggangu”. Sedangkan menurut Sugiyono (2012:72) mengungkapkan
bahwa “Eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan
untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi
yang terkendalikan”.
Dari beberapa definisi di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa
eksperimen adalah suatu metode yang bisa digunakan dalam melakukan
penelitian untuk mencari hasil perbandingan dengan memberikan perlakuan
pada dua kelompok yang berbeda perlakuannya.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode eksperimen karena
dalam penelitian ini ada satu variabel bebas yaitu perbandingan antara metode
latihan neural activation dengan metode piramida terbalik yang akan
dicobakan pada bentu-bentu latihan yang telah ditentukan dalam program
latihan untuk meningkatkan kemampuan power otot lengan sehingga dari
kedua metode tersebut dapat dijadikan referensi bahawa untuk meningkatkan
kemampuan power otot lengan adalah dengan salahsatu metode yang penulis
teliti saat ini dan satu variabel terikat dalam penelitian ini yaitu peningkatan
power otot lengan pada atlet UKM Hoki UPI, dan juga terdapat pemberian
memberikan latihan menggunakan bentuk latihan bagian lengan yang sama
pada dua kelompok dengan metode yang berbeda berbeda .
Beberapa yang harus diperhatikan dalam penelitian ini adalah :
1. Kelompok sampel pada awal eksperimen harus berangkat dari kondisi dan
keterampilan yang sama/seimbang.
2. Perlakuan dalam masa eksperimen terhadap sampel harus sama dari awal
sampai akhir.
3. Alat ukur yang digunakan pada tes awal dan tes akhir harus sama.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas, maka diharapkan data
yang dikumpulkan memberikan gambaran yang objektif dari kelompok sampel
tersebut mengenai aspek-aspek yang diukur.
D.Program Latihan
Sebelum memberikan program latihan peneliti terlebih dahulu membuat
program latihan. Dalam membuat program latihan peneliti melakukan analisi
kebutuhan meningkatkan kemampuan power otot lengan dalam penelitian ini
seluruh sampel dihitung pada penentuan RM (Repetisi Maksimal) sehingga
setiap sampel memiliki program latihan yang sama namun intensitas serta
volume latihan bisa berbeda-berda tergantung dari hasil RM sampel tersebut.
Dari hasil penentuan RM masing-masing sampel dari kedua kelompok
diberi materi program latihan pada exercise atau bentu latihan yang sama
namun metode yang digunakan oleh kedua kelompok sampel berbeda,
sehingga pada setiap pertemuannya mengalami peningkatan volume latihan.
Rencana Pembebanan Latihan pada metode neural activation setiap sesi latihan
37
Gambar 3.2
Rencana Pembebanan Latihan pada metode neural activation
Pada metode neural activation repetisi sedikit hanya 4 – 5 repetisi
volume > 75%-80% bisa meningkat dan menurun sesuai dengan program
latihanya
Rencana Pembebanan Latihan pada metode piramida terbalik setiap sesi latihan
95% 95%
90% 2 rep 2rep 90% 80% 3 rep 3 rep 80%
5 rep 5 rep
Gambar 3.3
Rencana Pembebanan Latihan
Pada metode piramida terbalik volume mengikuti jumlah repetisi begitu
juga sebaliknya apabila dimulai dari volume 60% berarti repetisinya 8, volume
70% repetisinya 6 hingga seperti gambar diatas
E.Definisi Operasional
Pejelasan tentang apa yang dikemukakan oleh para ahli tentang suatu
istilah yang dibaca oleh sesorang terkadang menimbulkan penafsiran
seseorang sering berbeda-beda, sehingga bisa menimbulkan suatu kekeliruan
dan kesalahan penafsiran istilah-istilah dalam penelitian ini, oleh karena itu
1. Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti cara atau
jalan yang ditempuh, sehubungan dengan upaya latihan, maka metode
menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi
sasaran bentuk latihan yang bersangkutan.Fungsi metode berarti sebagai alat
untuk mencapai tujuan, atau bagaimana cara melakukan atau membuat
sesuatu. Jadi metode latihan merupakan cara yang dilakukan oleh seorang
pelatih kepada atletnya saat melatih. Dikutip dari situs
http://id.m.wikipedia.org/metode.
2. Menurut dikdik Zafar Sidik (2011: 32) menyebutkan bahwa metode neural
activation adalah metode yang digunakan untuk meningkatkan kekuatan
maksimal otot tanpa menambah besar otot tersebut.
3. Menurut harsono (1988: 198) Metode piramida adalah metode dengan
beban set 1 ringan, kemudian pada set-set berikutnya makin lama makin
berat. Biasanya jumlah set dalam system piramid dibatasi sampai 5 set,
istirahat dalam setiap set adalah 3 – 5 menit.
4. Menurut dikdik Zafar Sidik (2011: 36) dalam gambar yang dijelaskan
bahwa metode piramida terbalik yaitu piramida terbalik pertama volume
rendah repetisi banyak contoh volume 80% repetisi 4, volume 90% repetisi
2, volume 95% repetisi 1 dan piramida kedua seperti : volume 95% repetisi
1, volume 90% repetisi 2, dst.
5. Power, yaitu kekuatan otot dan kecepatan otot menjadi kemampuan untuk
mengerahkan force maximal dalam waktu yang amat cepat. Harsono, (2001:
27). Menurut harsono (1988: 176) Power adalah hasil dari kekuatan dan
kecepatan.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian menurut Arikunto (2010:203) “Instrumen
penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data”. Dalam memperoleh data dalam suatu penelitian diperlukan instrumen atau alat ukur yang kegunaanya untuk mengetahui
39
Nurhasan dan Dudung Hasanudin Ch. (2013:5) mengungkapkan bahwa
“Dalam prosespengukuran membutuhkan alat ukur”, maka dari itu dengan alat
ukur kita akan mendapatkan data yang merupakan hasil pengukuran.
Dalam memilih suatu test yang akan digunakan untuk menjadi alat ukur
yang baik harus berpedoman pada beberapa macam kriteria yang telah
disepakati oleh para ahli, karena dengan adanya kriteria ini dapat memberikan
petunjuk dalam memilih tes untuk alat ukur yang akan digunkan. Menurut
Sukardi (2003:138) mengemukakan “Tes merupakan prosedur sistematik di
mana individual yang dites direpresentasikan dengan suatu set stimuli jawaban
mereka yang dapat menunjukan kedalam angka”.
Adapun kriteria untuk memilih test yang baik meliputi validitas,
realibilitas, objektifitas, mudah dilaksanakan, ekonomi dan norma. Namun
yang paling penting dari faktor tersebut adalah validitas, realibilitas dan
obyektifitas yang merupakan kriteria teknis.
Instrumen ini dapat dianggap cocok apabila memenuhi kriteria atau
standarisasi perhitungan konfisien korelasi seperti yang diungkapka Mathews
yang dikutip dari Tes Pengukuran Pendidikan Jasmani karangan Nurhasan dan
Dudung Hasanudin Ch. (2013:48) adalah :
r : 0,90 - 0,99 berarti sempurna r : 0,80 - 0,89 berarti cukup r : 0,70 – 0,79 berarti sedang r : 0,60 – 0,69 berarti kurang
r : dibawah 0,59 berarti kurang sekali
Dalam rangka memperoleh data yang akurat maka penulis melakukan
tes untuk mengetahui kemampuan awal dan kemampuan akhir sampel dalam
hal kemampuan kemampuan power otot lengan atlet. Alat ukur yang digunakan
adalah tes power otot lengan two hand medicine ball put . Tes ini memiliki
validitas sebesar 0,77 dan realibilitas 0,81 dan kriteria tes pelengkap yang
cocok dengan apa yang akan diteliti.
Setelah menentukan instrumen yang akan digunakan seperti yang telah
dijabarkan sebelumnya, maka peneliti melakukan pengembangan instrumen.
Instrumen yang telah ditentukan sebelumnya oleh penulis adalah two hand
medicine ball put karena memiliki validitas 0,77 dan realibilitas 0,81.
Two hand medicine ball put juga memiliki tingkat kesukaran yang
cukup untuk menjadi suatu alat ukur karena two hand medicine ball put
memiliki kriteria melakukan lemparan atau tolakan menggunakan lengan
terhadap bola medicine sejauh mungkin tanpa di bantu gerakan lain atau
perubahan posisi awal.
Two hand medicine ball put
Gambar 3.4
(sumber: www.google.com, 2014)
41
Gambar 3.5
(sumber: www.google.com, 2014)
Adapun pelaksanaan tes Two hand medicine ball put sebagai berikut :
subjek duduk di kursi dengan kaki tidak melayang juga tidak menjadi tumpuan
utama sebagai penunjang gerakan pada lengan, berat bola medicine seberat 6
pound atau 3 kg sesuai dengan apa yang di ungkapkan oleh Nurhasan dan
Dudung Hasanudin Ch. (2013 : 192) :
“alat/fasilitas adalah bola medicine seberat 6 pound (3kg). Cara pelaksanaan orang duduk tegak dikursi, sambil kedua tangan memegang bola medicine sehingga bola tersebut menyentuh dada. Kemudian kedua tangan mendorong bola tersebut kedepan sejauh mungkin. Sebelum orang coba mendorong bola medicine, seutas tali dilingkarkan pada dada orang coba dan ditarik kebelakang, sehingga badan bersandar pada kursi. Hal ini untuk mencegah agar orang coba pada waktu mendorong tidak dibantu oleh gerakan badan kedepan. Orang coba diberi kesempatan sebanyak 3 (tiga kali) percobaan. Penetuan skornya adalah jarak tolakan yang terjauh dari 3 (tiga) percobaan, yang diukur mulai dari tepi luar kursi sampai batas/tanda dimana bola medicine tersebut jatuh. Jarak diukur dengan cm.”
Dari uraian diatas penelitian dapat dilakukan apabila telah ada alat
pengukur jarak dan ada bola medicine untuk dilaksanakannya penelitian oleh
sampel.
H.Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data sangat penting dalam sebuah penelitian
untuk memgetahui hasil akhir yang diperoleh banyak teknik pengumpulan data
yang bisa di pakai oleh seorang peneliti yang sesuai dengan masalah yang
ditelitinya, disini penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan
melakukan test.
Test terstandar menjadi acuan untuk penulis karena tes tersetandar
terstandar sudah dicantumkan: petunjuk pelaksanaan, waktu yang dibutuhkan,
bahan yang tercakup dan hal-hal lain, misalnya validitas dan realibilitas”.
Lebih jelasnya penulis menggunakan teknik tes, yang dimaksud tes
disini adalah dengan melakukan tes praktek dalam pengumpulan data kepada
subjek yang akan diteliti. Teknik pengumpulan data ini sangat cocok untuk
digunakan peneliti karena sesuai dengan permasalahn yang sedang diteliti. Test
dalam teknik pengambilan data ini adalah dengan melakukan test awal kepada
subjek lalu diberikan perlakuan kepada subjek, setelah selesai diberikan
perlakuan kemudian mengambil data kembali dengan melakukan test akhir.
Langkah-langkah Pengumpulan data dengan teknik tes ini yaitu :
1. Tes Awal
Tes awal dilakukan pada pertemuan pertama, mengenai teknis
pelaksanaannya dijelaskan sebagai berikut :
a. Tes yang digunakan adalah tes power otot lengan Two hand medicine ball
put .
b. Sebelum test dilaksanakan, penulis terlebih dahulu mempersiapkan tempat
test dan alat-alat yang akan digunakan.
c. Setelah tempat test siap selanjutnya menjelaskan tentang pelaksanaan test
yaitu melakukan test power otot lengan pada dua kelompok sampel dengan
menggunakan test two hand medicine ball put
d. Tester melakukan tes sebanyak tiga kali dan diambil jarak yang terbaik atau
terjauh.
2. Pelaksanaan Eksperimen
Pelaksanaan eksperimen ini berlangsung selama 18 kali pertemuan, 2
kali pertemuan untuk tes awal dan tes akhir lalu 16 kali pertemuan pemberian
perlakuan kepada masing-masing sampel kelompok yang berbeda, dilaksanaan
43
jumat pada pukul 15.00 – 18.00. Pada setiap latihan kelompok- kelompok
sampel melaksanakan program latihan dengan menggunakan metode latiahn
neural activation dan metode piramida terbalik, dengan tetap menggunakan
prinsip beban berlebih atau overlaod. Sebelum latihan inti dimulai, setiap
subjek melakukan peregangan otot-otot dengan melakukan peregangan statis
dan pergangan dinamis. Selanjutnya subjek melakukan bentuk-bentuk latihan
yang telah penulis tentukan untuk bagian lengan, metode-metode yang
diterapkan pada penelitian ini sesuai dengan program latihan yang telah di buat
peneliti dengan pembebanan dan metode latihan yang berbeda mengacu pada
prinsip latihan power. Gerakan dalam tiap melakukan latihan adalah maksimal
dan pemberian istirahat antar set adalah 3-5 menit yaitu tester baru melakukan
kembali setelah waktu istirahat selesai.
3. Tes Akhir
Setelah pelaksanaan eksperimen atau perlakuan berakhir, maka
dilakukan kembali penggambilan data yang terakhir dengan menggunakan test
power otot lengan seperti yang dilakukan pada tes awal. Lalu setelah data
terkumpul tindakan selanjutnya adalah melakukan pengolahan data dan analisis
data agar memporoleh penafsiran yang tepat sesuai dengan permasalahan yang
sedang di teliti.
I. Analisi Data
Data yang diperoleh dari hasil pengetesan merupakn skor yang mentah
dan harus diolah menggunakan rumus-rumus statistika agar data dapat di
tafsirkan, sehingga dapat dilakuakn penarikan kesimpulan dengan benar.
Dalam pengolahan data penulis menggunakan beberapa rumus
statistika yaitu menggunakan rumus :
1. Mencari rata-rata masing-masing variabel, yaitu dengan rumus:
X
=
(Nurhasan et al, 2008:24)
= Skor rata-rata yang dicari
= Jumlah skor yang diperoleh N = Jumlah sample
2. Menghitung simpangan baku, menurut Nurhasan et al (2008:39) :
S
=
Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah: S = Simpangan baku yang dicari
n = Jumlah sampel
= Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata
3. Pengujian Homogenitas
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut
mempunyai kemampuan tes awal dan tes akhir yang sama atau tidak. Rumus
yang digunakan adalah sebagai berikut:
F
Keterangan F= Homogenitas yang dicari
Dengan criteria tolak Ho jika F ≥ F1/2 α (V1, V2). Adapun F1/2 α (V1, V2) di dapat
dari daftar distribusi F dengan peluang α dan dk (V1, V2) masing-masing
kedua kelompok tersebut homogeny apabila Fhitung lebih kecil dari Ftabel.
Sedangkan apabila kedua kelompok tersebut Fhitung lebih besar dari Ftabel adalah
tidak homogen
4. Uji Normalitas
Menguji normalitas data menggunakan uji Liliefors. Prosedur yang
digunakan adalah:
a. Penggunaan X1, X2,...Xn dijadikan bilangan baku dengan menggunakan
rumus :
45
b. Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal
baku kemudian hitung peluang.
F (Z1) = P (Z ≤ Z1)
c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, .. Zn yang lebih kecil atau sama
dengan Z1 jika proporsi ini dinyatakan oleh S (Z1) maka,
d. Hitung selisih antara F(Z1) – S(Z1) dan tentukan harga mutlaknya.
e. Ambilah harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih
tersebut. Sebutlah Lo ini dengan nilai kritis L yang diambil dari table
tarf yang dipilih. Krisis L yang diambil dari normalitas Liliefors adalah:
o Hipotesis tolak apabila Lo > Ltabel Kesimpulan adalah populasi
berdistribusi tidak normal
o Hipotesis diterima apabila Lo < Ltabel kesimpulan adalah populasi
berdistribusi normal.
5. Uji Kesamaan Dua Rata-rata (Skor Berpasangan)
Rumus
Batas penerimaan dan penolakan hipotesis :
1- ½ 0,05
0,975
dk : = n1-1
= 8-1 = 7
6. Uji Signifikansi Perbedaan Dua Rata-rata Satu Pihak
Uji t Rumus
Kriteria Penolakan dan Penerimaan Hipotesis:
- Terima hipotesis jika thitung t1-0,05
- Tolak hipotesis jika thitung t1-0,05
Batas penerimaan dan penolakan hipotesis
1 –α
1- (0,05)
47
dk = n1 + n2-2
= 8 + 8 -2
=14
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dari latihan power otot
lengan menggunakan metode neral activation pada kelompok satu dan
menggunakan metode piramida terbalik pada kelompok dua terhadap peningkatan
power otot lengan pada atlet UKM Hoki UPI seperti yang sudah dijelaskan pada
bab III dan IV, maka penulis menarik garis besar dan menyimpulkan dari hasil
penelitian ini sebagai berikut:
Metode latihan neural activation memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap peningkatan power otot lengan atlet UKM Hoki UPI. Sedangkan metode
latihan piramida terbalik juga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
peningkatan power otot lengan atlet UKM Hoki UPI
Berdasarkan dari analisis data yang dilakukan oleh penulis, menghasilkan
data yang membuktikan terdapat perbedaan yang signifikan antara metode latihan
neural activation dengan metode latihan piramida terbalik yaitu bahwa metode
latihan neural activation memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan
metode latihan piramida terbalik terhadap peningkatan power otot lengan atlet
UKM Hoki UPI.
B.Saran
Atas dasar hasil penelitian ini, maka saran-saran yang dapat dikemukakan
adalah sebagai berikut:
1. Bagi para pembina dan pelatih olahraga hoki dalam proses latihan bisa
58
metode neural activation untuk meningkatkan kemampuan power otot lengan.
Untuk para pelatih juga penulis menyarankan agar lebih meperhatikan kondisi
dan kebutuhan cabang olahraga dalam pembuatan program latihan agar dapat
disusun sesuai kebutuhan dan tujuan yang akan dicapai.
2. Penulis menyarankan kepada UKM Hoki UPI untuk menggali ilmu-ilmu yang
dapat dijadikan sebagai penunjang keberhasilan dalam melatih. Hal ini tentu
bertujuan untuk lebih memberikan suatu kontribusi terhadap pengembangan
dan kemajuan cabang olahraga hoki di tingkat universitas terutama di Indonesia
khususnya atlet UKM Hoki UPI. Berkaitan dengan penelitian yang penulis
lakukan, sebaiknya diadakan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang
59
Fariz Jazmi, 2014
Perbandingan Antara Metode Latihan Neural Activation Dengan Metode Piramida Terbalik DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Bompa, Tudor O., 1999, Periodization Training for Sports ; Program for peak
strenght in 35 sports. Human kinetics.
Cholil, Dudung Hasanudin. 2010, Jurnal Kepelatihan Olahraga,FPOK, UPI,
Volume 2, No 1 Juni 2010.
Giriwijoyo, Santoso, dan Sidik, Dikdik Zafar. 2010, Ilmu Faal Olahraga
(Fisiologi Olahraga) ; Fungsi Tubuh Manusia pada Olahraga untuk
Kesehatan dan untuk Prestasi, edisi 8, Bandung : Buku Ajar Jurusan
Kepelatihan Olahraga, FPOK, UPI.
Harsono. 1988, Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching, Albany,
New York.
Harsono. 2001, Latihan Kondisi Fisik, Bandung.
Hermanu, Entang. 2011, Jurnal Kepelatihan Olahraga, FPOK, UPI, Volume 3 No
1. Juni 2011.
Nasution, S., 2011, Metode research: Penelitian Ilmiah, Jakarta: Bumi Aksara.
Nurhasan., Cholil, Dudung Hasanudin, dan Hidayah, Nidaul. 2008, Modul Mata
Kuliah Statistika, PKO, FPOK, UPI.
Nurhasan dan Cholil, Dudung Hasanudin. 2013, Modul Tes dan Pengukuran
Keolahragaan,FPOK, UPI: Red Point.
Pasurney, Paulus. 1994, strength and Conditioning Training. Canberra.
Sidik, Dikdik Zafar. 2011. Pembinaan Kondisi Fisik, Bandung: buku materi
perkuliahan dan tugas.
Sidik, Dikdik Zafar. 2014, Prinsip-Prinsip Latihan Dalam Olahraga Prestasi.
Sugiyono. 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD.
60
Fariz Jazmi, 2014
Sukardi. 2003, Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya,
Jakarta : P.T. Bumi Aksara.
Supriyatna, Aming,2008, Pembelajaran Permainan Hoki, FPOK, UPI.
Supriyatna, Aming, dkk., TIM Pengajar Hoki PJKR, 2012, Pembelajaran
Permainan Hoki.
Universitas Pendidikan Indonesia. 2013. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
Bandung: UPI.
Wein, Horst (1979) ,The Sciences of Hockey. Polham Books, London.
Sumber dari Internet:
http://coachiwan.wordpress.com/ diakses 2014
http://dwifatmawati-megarezky.blogspot.com/ diakses 2014
http://id.m.wikipedia.org/metode/ diakses 2014
http://www.fieldhockey.com/ diakses 2014