• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN LATIHAN DAYA TAHAN OTOT LENGAN TERHADAP KETERAMPILAN SHOOTING PADA SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DI SMA MUHAMMADIYAH GISTING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN LATIHAN DAYA TAHAN OTOT LENGAN TERHADAP KETERAMPILAN SHOOTING PADA SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DI SMA MUHAMMADIYAH GISTING"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

i ABSTRAK

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN LATIHAN DAYA TAHAN OTOT LENGAN TERHADAP

KETERAMPILAN SHOOTING PADA SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DI

SMA MUHAMMADIYAH GISTING

Oleh SONA HAFIZON

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan kekuatan otot lengan dan latihan daya tahan otot lengan terhadap

keterampilan shooting bola basket. Manfaat dari penelitian ini adalah perbandin gan pengaruh latihan kekuatan otot lengan dan latihan daya tahan otot lengan terhadap keterampilan shooting dalam permainan bola basket pada siswa ekstrakurikuler bola basket di SMA Muhammadiyah Gisting.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa ekstrakurikuler bola basket sebanyak 24 siswa, Sampel yang digunakan sebanyak 24 siswa yang diambil dari seluruh populasi ekstrakurikuler bola basket di SMA Muhammadiyah Gisting, pembagian kelompok berdasarkan “Matched Ordinal Pairing”. Instrumen atau alat yang digunakan adalah Tes Keterampilan Shooting Bola Basket.

Berdasarkan hasil keseluruhan analisis uji pengaruh, dapat di peroleh nilai sebagai berikut yaitu hasil akhir latihan kekuatan otot lengan diperoleh

Nilai t hitung = 8,34 > t tabel = 2,179 maka Ho di tolak, artinya pada tes akhir ada pengaruh yang signifikan dari latihan kekuatan otot lengan terhadap keterampilan shooting dalam basket. Berdasarkan hasil analisis latihan daya tahan otot lengan diperoleh Nilai t hitung = 3,03 > t tabel = 2,179, maka Ho di tolak, artinya pada tes akhir ada pengaruh yang signifikan dari latihan daya tahan otot lengan terhadap keterampilan shooting dalam basket.

(2)

x DAFTAR ISI

Halaman

MOTO……… i

RIWAYAT HIDUP………... ii

SAN WACANA……… iii

DAFTAR ISI………. iv

DAFTAR TABEL... v

1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bola Basket ... 9

B. Teknik Dasar Permainan Bola Basket ... 10

C. Otot lengan ... 11

1. Fungsi Gerak Otot ... 12

2. Diafragma ... 13

3. Macam-Macam otot ... 13

D. prinsip-Prinsip Latihan ... 15

1. over load... 16

2. konsitensi... 16

3. spesifikasi... 16

4.prinsip meningkatkan tuntunan ... 17

5. individualis... 17

(3)

xi

E. Daya Tahan Otot Lengan ... 18

1. Daya Tahan ... 19

2. Jenis-Jenis Daya Tahan ... 19

3. Metode-Meode Latihan Daya Tahan... 20

a. metode waktu lama... 20

b. metode interval... 21

c. metode pertandingan dan metode kontrol... . 21

F. Ekstrakurikuler Olahraga ... 22

G. Kerangka Pikir ... 23

H. Hipotesis ... 24

III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 26

B. Tempat dan waktu penelitian ... 26

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ... 27

D. Instrumen Penelitian ... 28

D. Teknik Analisis Data ... 32

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian ... 37

1. Uji Normalitas ... 37

2. Uji Homogenitas ... 38

3. Uji t ... 38

4. Uji Pengaruh ... 40

B. Deskripsi Data ... 41

1. Kelompok Latihan Kekuatan Otot Lengan ... 41

2. Kelompok Latihan Daya Tahan Otot Lengan ... 42

C. Pengujian Hepotesis ... 43

D. Pembahasan ... 45

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 48

B. Saran ... 48 DAFTAR PUSTAKA

(4)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Uji Normalitas ... 37

2. Uji Homogenitas………... 38

3. Hasil Analisis Uji t……… 39

(5)

vi MOTTO

Di dalam menuntut ilmu hendaknya mempunyai kemauan dan tabah dalam menghadapi segala rintangan dan godaan agar

tercapai apa yang telah dicita-citakan.

Berjalan sampai ke batas, berlayar sampai ke pulau

(6)

iii

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Akor Sitepu, M.Pd ...

Sekretaris : Drs. Wiyono, M.Pd. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Marta Dinata, M.Pd. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003

(7)

iv

PERNYATAAN

Bahwa yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Sona Hafizon

NPM : 0613051048

Tempat Tanggal Lahir : Mesuji, 20 Oktober 1987

Alamat : Kejayaan, Kecamatan Talang Padang, Kabupaten Tanggamus

dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Perbandingan pengaruh

latihan kekuatan otot lengan ( push-up,pull-up ) dan daya tahan otot lengan

( push up,wisrt curl ) terhadap keterampilan shooting pada siswa ekstrakurikuler

bola basket di SMA Muhammadiyah Gisting” adalah benar hasil karya penulis

berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 20 September s.d 30

November 2010. Skripsi ini bukan hasil menjiplak atau pun hasil karya orang

lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya, apabila dikemudian hari

terbukti bahwa skripsi ini hasil jiplakan maka penulis bersedia menerima sanksi

sesuai hukum yang berlaku.

Bandar Lampung, 2011

(8)

v

PERSEMBAHAN

DENGAN MENGUCAP BISSMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Puji syukur ku ucapakan ke hadirat Allah SWT atas semua anugerah yang telah diberikan kepadaku. Karya ini ku persembahkan kepada ayah dan ibu ku yang

telah memberikan kasih sayang dan juga dukungan yang begitu besar sampai sepanjang masa…

Untuk adikku, teman-temanku, yang juga telah memberikan motivasi dan dukungan yang begitu besar

(9)

ii

Judul sekripsi : PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN LATIHAN DAYA TAHAN OTOT LENGAN TERHADAP KETERAMPILAN SHOOTING PADA SISWA EKSTRA KURIKULER BOLA BASKET DI SMA MUHAMMADIYAH GISTING

Nama mahasiswa : Sona Hafizon Nomor pokok mahasiswa : 0613051048

Program studi : Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : keguruan dan ilmu pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Akor Sitepu, M.Pd Drs. Wiyono, M.Pd

NIP. 19501171987031002 NIP. 195701111983031002

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

(10)

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di mesuji, pada tanggal 20 Oktober 1987, sebagai anak pertama

dari tiga bersaudara pasangan Bapak Mursalin dan Ibu Zumrotiroddoah.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis antara lain : Sekolah Dasar (SD)

di SDN 2 Kaca Marga Kec. Cukuh Balak yang diselesaikan tahun 2000. Sekolah

Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SLTP N 1 Talang Padang diselesaikan pada

tahun 2003. Dilanjutkan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah

Gisting diselesaikan pada tahun 2006.

Pada tahun 2006 penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Program Studi Pendidikan Jasmani

dan Kesehatan ditempuh melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru

(SPMB). Pada tahun 2009 penulis melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan

(11)

viii

SANWACANA

Asalamualaikum. Wr. Wb

Puji dan syukur terucap hanya untuk ALLAH SWT karena atas karunia dan izin-Nyalah penulisan skripsi yang berjudul “Perbandingan Pengaruh latihan otot lengan (push up,pull up) dan daya tahan otot lengan (push up,wisrt curl) terhadap kemampuan shooting pada siswa ekstrakurikuler bola basket di SMA Muhammadiyah Gisting” dapat diselesaikan sebagai satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam penulisan skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Akor sitepu, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Pertama atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, waktu, saran dan kritik kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

2. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Kedua sekaligus pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan, waktu, saran dan kritik pada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini, dan tidak bosan-bosannya mendengar keluh kesah penulis.

3. Bapak Drs. Marta Dinata, M.Pd. selaku pembahas atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, waktu, saran dan kritik dalam proses

penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Drs. Usman Adam, M.Pd selaku ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan.

5. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

6. Bapak Drs. Baharudin Risyak, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu

Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 7. Seluruh Dosen Pedidikan Jasmani dan Kesehatan yang telah memberikan

(12)

ix

9. Bapak Drs. wahyudin selaku Kepala SMA Muhammadiyah Gisting yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian pada siswa tahun pelajaran 2010/2011.

10.Bapak Sugito dan Azhari selaku guru Pendidikan Jasmani di SMA Muhammadiyah Gisting yang telah memebantu selama proses penelitian. 11.Seseorang yang amat mendukung dan memotivasi untuk menyelesaikan

karya terbaik ini.

12.Teman-teman seperjuangan angkatan 2006, terima kasih atas kebersamaan selama kita kuliah.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin

Wasalammualaikum. Wr. Wb.

Bandar Lampung, 2011 Penulis

(13)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan via gerak insani

( human movement ) yang dapat berupa aktivitas jasmani, permainan atau

olahraga untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan jasmani bukan saja

mengembangkan dan membangkitkan potensi individu, tetapi juga ada unsur

pembentukan yang mencakup kemampuan fisik, intlektual, emosional, sosial

dan moral-spiritual.

Pendidikan jasmani adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar

sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan

jasmani, kesehatan, dan kebugaran jasmani, kemampuan dan keterampilan,

kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam

rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas

berdasarkan pancasila.

Karena pendidikan jasmani dipandang sangat seterategis dalam pembinaan

kualitas fisik manusia Indonesia, maka dalam Garis Besar Haluan Negara

ditegaskan bahwa pembinaan dan pengembangan olahraga merupakan bagian

dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia yang arahnya pada

(14)

Pendidikan olahraga adalah proses pendidikan yang diarahkan pada

pengenalan dan penguasaan keterampilan suatu cabang olahraga.

Pendidikan olahraga adalah kegiatan yang peduli sekali dengan

pengembangan lebih lanjut pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan

yang diperoleh melalui pendidikan jasmani. Tujuan utama pendidikan

olahraga adalah sosialisasi ke dalam olahraga sehingga anak-anak muda

mampu berpartisipasi dan menikmati kegiatan olahraga. Olahraga yang

popular di masyarakat pada saat ini adalah bola basket.

Bola basket merupakan olahraga permainan yang menggunakan bola besar,

Permainan bola basket juga merupakan salah satu cabang olahraga yang

ada dalam program pendidikan jasmani yang dilaksanakan di

sekolah-sekolah. Melalui pembelajaran bola basket diharapkan akan

meningkatkan kebugaran jasmani, meningkatkan watak disiplin,

kesehatan serta untuk meningkatkan prestasi olahraga bola basket.

Setiap pemain bola basket berpotensi menjadi seorang penembak dari

daerah perimeter yang terampil, para penembak dari daerah perimeter yang

jitu menggunakan lengan, bola, dan posisi tubuh yang konsisten untuk setiap

tembakan luar yang mereka lakukan, setiap tembakan dimulai dari sasaran

tembakan posisi siap tembak dasar, dengan gerak tubuh mirip posisi

tripel-threat.

Untuk mendapatkan posisi tembakan yang berdaya guna

( sasaran tembakan ), kita harus memulainya dengan posisi tubuh yang

(15)

berat badan berpusat pada jantung kaki, jari-jari kaki mengarah ke ring

basket, lutut ditekuk, dan tubuh agak membungkuk mulai dari pinggang.

Ini adalah posisi siap yang bagus untuk menerima umpan, dan untuk

mempersiapkan tembakan perimeter setelah menerima umpan atau setelah

mendribel ke arah lawan.

Tekuk lengan hingga membentuk hurup L atau siku membentuk sudut 90

derajat, aturlah tangan dan pergelangan yang akan melakukan tembakan

pada posisi datar, dan posisikan tangan yang akan menembak di atas bahu

kanan ( untuk menembak dengan tangan kanan ), posisi bola juga penting,

tempatkan bola pada telapak jari tangan yang melakukan tembakan,

posisikan tangan yang tidak melakukan tembakan pada tepi bola untuk

memandu dan menopang bola, arahkan kaki menghadap ke ring basket,

dan luruskan bahu dan kepala sehingga selaras dengan ring basket,

lakukan dan selesaikan tembakan dengan menggunakan lecutan

pergelangan tangan dan gerak mengikuti laju bola yang tepat,

bersiaplah mengikuti tembakanmu dengan melakukan rebound jika

bola tidak masuk ring basket.

Para penembak dari daerah perimeter yang baik memiliki keyakinan

dalam kemampuan menembak, tetapi mereka juga menyadari bahwa

mereka mungkin tidak akan berhasil melakukan lebih dari 50 persen dari

tembakan yang mereka usahakan. Karena itulah, mengikuti tembakan

(16)

offensive rebound adalah dasar penting lain yang harus dilatih dan dikuasai

oleh para penembak garis pertahanan.

Dibandingkan dengan para pemain lainnya di lapangan, penembak

adalah orang yang lebih tahu apakah tembakannya akan masuk ke ring

basket atau tidak, begitu penembak tersebut menyadari bahwa tembakan

yang dilakukan itu akan meleset, dia harus segera bergerak kearah ring

basket, mempersiapkan posisi offensive rebound, dan melakukan

offensive rebound dengan agresif.

Melalui proses belajar mengajar, permainan bola basket disekolah dapat

di laksanakan dalam kegiatan intrakurikuler maupun eksrakurikuler.

Pengenalan dan pembinaan olahraga basket di sekolah-sekolah dilakukan

melalui proses belajar mengajar permainan bola basket, baik buruknya

pembinaan dan pengembangan olahraga bola basket di sekolah-sekolah

tergantung pada mekanisme proses belajar mengajarnya.

Olahraga bola basket di SMA Muhammadiyah Gisting memiliki

peminat yang paling banyak di bandingkan cabang olahraga

ekstakurikuler yang lain, namun dalam latihan masih belum maksimal

sehingga pengalaman dan prestasi bertandingnya masih kurang,

selain itu ketepatan dalam menembak ( shooting ) belum tercapai

secara maksimal, masih banyak siswa yang melakukan tembakan

( shooting ) tidak sampai kering basket, bola tidak mengarah pada

ring basket, hal itu diduga karena masih lemahnya otot lengan

(17)

Berdasarkan permasalahan diatas dan hasil observasi di

SMA Muhammadiyah Gisting penulis tertarik untuk meneliti

beberapa bentuk latihan untuk melatih otot lengan karena dalam

melakukan tembakan ( shooting ) memerlukan kekuatan/power,

latihan tersebut meliputi latihan otot lengan yaitu ( push up,pull up )

dan latihan daya tahan otot lengan ( pus up,wirst curl ) sehingga

setelah melakukan latihan-latihan tersebut siswa mampu melakukan

tembakan ( shooting ) dengan baik, dari latar belakang di atas, penulis

tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

” perbandingan pengaruh latihan kekuatan otot lengan ( pus up,pull up ) dan

daya tahan otot lengan ( push up,wisrt curl ) terhadap

keterampilan shooting pada siswa ekstrakurikuler bola basket

di SMA Muhammadiyah Gisting”.

B. Identifikasi Masalah

1. Masih rendahnya siswa SMA Muhammadiyah Gisting yang belum mampu

menguasai teknik tentang shooting dalam bermain bola basket.

2. Masih kurangnya penguasaan siswa SMA Muhammadiyah Gisting tentang

keterampilan shooting yang baik.

3. Masih kurangnya kekuatan otot lengan pada siswa SMA Muhammadiyah

(18)

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas,

untuk memudahkan penelitian perlu pembatasan yang berdasarkan tujuan dari

penelitian ini, adapun pembatasan masalah tersebut

adalah hanya ingin membandingkan antara latihan otot lengan

( push-up, pull-up ) dan daya tahan otot lengan ( push-up,wisrt curl ) terhadap

keterampilan shooting pada siswa ekstrakurikuler bola basket di SMA

Muhammadiyah Gisting

D. Perumusan Masalah

Sesuai latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka masalah

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah latihan kekuatan otot lengan ( push-up, pull-up ) berpengaruh

terhadap keterampilan shooting pada siswa ekstrakurikuler bola basket di

SMA Muhammadiyah Gisting ?

2. Apakah latihan daya tahan otot lengan ( push-up,wisrt curl ) berpengaruh

terhadap keterampilan shooting pada siswa ekstrakurikuler bola basket di

SMA Muhammadiyah Gisting ?

3. Apakah latihan kekuatan otot lengan ( push-up,pull-up ) dan latihan daya

tahan otot lengan ( push-up,wisrt curl ) berpengaruh terhadap keterampilan

(19)

E. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui pengaruh dari latihan otot lengan

( push-up, pull-up ) terhadap keterampilan shooting pada siswa

ekstrakurikuler bola basket di SMA Muhammadiyah Gisting.

2. Untuk mengetahui pengaruh dari latihan daya tahan otot lengan

( push up,wisrt curl ) terhadap keterampilan shooting pada siswa

ekstrakurikuler bola basket di SMA Muhammadiyah Gisting.

3. Untuk mengetahui pengaruh dari latihan otot lengan (push-up, pull-up) dan

daya latihan tahan otot lengan (push-up,wisrt curl) terhadap keterampilan

shooting pada siswa ekstrakurikuler bola basket di SMA Muhammadiyah

Gisting.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai wawasan dan masukan bagi:

1. Bagi siswa, dengan penelitian ini diharapkan adanya peningkatan

keterampilan shooting dalam permainan bola basket.

2. Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi penelitian sejenis

3. Bagi para pelatih bola basket, diharapkan dapat meningkatkan

pencapaian prestasi yang baik untuk para anak didik.

4. Bagi guru pendidikan jasmani, merupakan inovasi dari pembelajaran

yang dapat meningkatkan rasa percaya diri karna mampu

(20)

G. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah :

a. Tempat penelitian dilaksanakan di SMA Muhammadiyah Gisting

b. Objek penelitian yang di amati adalah perbandingan pengaruh latihan

kekuatan otot lengan ( push-up, pull-up ) dan daya tahan otot lengan

( push up, wisrt curl) terhadap keterampilan shooting pada siswa

ektrakurikuler bola basket di SMA Muhammadiya Gisting.

c. Subjek penelitian yang diamati adalah siswa ekstrakurikuler bola

(21)

9

II TINJAUAN PUSTAKA

A. Bola Basket

Permainan bola basket diciptakan seorang pastor pada tahun 1891, James Naismith

seorang pastor asal Kanada yang mengajar di sebuah fakultas untuk para

mahasiswa profesional di YMCA (sebuah wadah pemuda umat Kristen) di

Springfield, Massachusetts, harus membuat suatu permainan di ruang tertutup untuk

mengisi waktu para siswa pada masa liburan musim dingin di New

England.Terinspirasi dari permainan yang pernah ia mainkan saat kecil di

Ontario,Naismith menciptakan permainan yang sekarang dikenal sebagai bola basket

pada 15 Desember 1891. Naismith menggunakan kotak kayu untuk sasaran tembakan

tersebut, tetapi berhubung waktu percobaan dilakukan yang ada hanya keranjang

(basket) buah persik yang kosong, maka akhirnya keranjang itulah dijadikan sasaran

tembakan. Dari perkataan basket ini kemudian permainan baru yang ditemukan.

James A. Naismith tersebut dinamakan Basketball. Ibrahim A.H (2008:12).

Bola Basket terdiri dari lima orang pemain dalam setiap tim. Dalam setiap tim

terdapat lima orang pemain utama dan lima orang pemain sebagai cadangan yang

menunggu dibangku untuk menunggu giliran menggantikan pemain yang cedera.

Lapangan berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang lapangan antara 20

(22)

keranjang (basket) panjangnya 1,80 m dan lebarnya 1,20 m. Keranjang Basket

berbentuk lingkaran dengan garis tengahnya 45 cm dan jarak lingkaran dengan papan

basket kira-kira 20 cm. Dan bola basket terbuat dari karet yang menggelembung dan

dilapisi sejenis kulit, karet atau sintesis. Keliling bola tidak kurang dari 75 cm

dan tidak lebih dari 78 cm. Jon oliver, (2004:1) Tujuan dari permainan bola basket

adalah mencetak angka dengan memasukkan bola kekeranjang lawan dan mencegah

regu lawan untuk mencetak angka dengan menggunakan teknik dasar yang telah

ditetapkan.

B. Teknik Dasar Permainan Bola Basket

Jon oliver, (2004:8) menyatakan bahwa Dalam permainan bola basket baku, setiap

tim memiliki 5 ( lima ) pemain di lapangan. Tiga angka diberikan untuk setiap bola

masuk yang di cetak dari garis tiga angka, dan satu angka diberikan oleh setiap bola

masuk yang dicetak dari dalam garis tiga angka, dan satu angka diberikan untuk setiap

tembakan bebas. Setiap pertandingan dibagi menjadi 4 quarter yang masing-masing

berlangsung 8 hingga 12 menit atau dibagi menjadi 2 babak yang masing-masing

berlangsung 20 menit. Setiap pemain diizinkan untuk melakukan

sebanyak-banyaknya 5 kesalahan jika seorang pemain dilanggar pada saat

melakukan tembakan, dia diberi dua tembakan bebas

( atau tiga jika saat itu sedang melakukan tembakan tiga angka ).

Bola bisa dibawa maju ke keranjang lawan dengan cara mendribel atau mengumpan.

Jika seorang pemain berhenti mendribel dan kemudian mendribel kembali

( double dribel ), atau telah terhenti mendribel dan jalan lebih dari satu langkah

(23)

pelanggaran, dan bola di berikan kepada tim lawan. Penyerang memiliki batas waktu

baku tertentu untuk membawa bola setelah melewati garis tengah lapangan para

pemain yang melakukan serangan tidak boleh berada “daerah terlarang” lebih dari

tiga detik dalam sekali waktu ( pelanggaran tiga detik ) telah dirancang aturan

waktu baku untuk melakukan tembakan ( waktu tembak ) atau bola harus

diberikan kepada tim lawan.Para pemain bertahan bisa menggunakan

segala jenis pertahanan yang mereka inginkan

( satu lawan satu, zona, kombinasi, tekanan, menjebak, dan sebagainya )

Dalam upaya merebut bola dari tim penyerang. Setiap tim boleh meminta time out

Selama pertandingan. Time out bisa digunakan untuk mengatur permainan,

beristirahat sejenak, berusaha “ membekukan” seorang pemain yang melakukan

tembakan bebas dalam pertandingan yang ketat, atau menghambat bertambahnya skor

oleh lawan dengan menghentikan momentum mereka.

C. Otot lengan

Menurut Hermawan, (2002:22) Otot sendiri merupakan sel-sel otot yang bentuknya

panjang dan ramping, tiap-tiap mempunyai serabut otot dan beberapa otot ini

dikumpulkan menjadi sebuah alat tubuh. Otot merupakan suatu organ / alat yang

penting sekali memungkinkan tubuh dapat bergerak.

Pada dasarnya otot dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu otot polos, otot

jantung, otot rangka. Massa otot manusia kira-kira 40-50% dari massa tubuh, terdiri

dari 40% otot rangka dan 10% otot polos dan otot jantung. Sebuah serabut otot pada

dasarnya adalah satu sel otot, sel yang berbentuk selinder panjang, mempunyai ukuran

garis tengah yang bervariasi antara 10-100 mikron, dengan panjang bisa lebih

(24)

Astrand dalam Rahmat Hermawan, (2004:65), menyatakan bahwa Myofbril yang

terdiri dari filament aktin dan miosin adalah bagian terkecil dari serabut otot. Setiap

serabut otot dikelilingi oleh pembungkus yang dinamakan endomisyum yang

memisahkan tiap sel dengan sel lainnya. Kumpulan serabut otot dibungkus dalam satu

ikatan yang disebut fasikuli. Kumpulan fasikuli-fasikuli tadi dibungkus secara

bersama oleh jaringan pengikat yang disebut perimysium, yaitu lapisan

serabut-serabut kolagen yang elastis. Seluruh jaringan yang diikat dalam perimysium

kemudian dilapisi jaringan yang disebut epimysium. Bentuk epimysium yang ada pada

ujungnya diikat oleh tendon kemudian disebut sebagai otot.

D.

E.

F.

1).Fungsi Gerak Otot

Menurut Rahmat Hermawan, (2006:59) fungsi gerak otot dibagi menjadi 3 yaitu:

a. memelihara sikap dan posisi tubuh

b. pada otot-otot dinding perut berguna untuk menahan rongga perut

c. pada otot-otot dinding pembuluh darah berguna untuk menahan tekanan darah Gambar : 1. Struktur Otot Lengan

(25)

2).Diafragma

Struktur muskulus tendonium yang memisahkan rongga torak dengan rongga

abdomen dan membentuk lantai dari kedua rongga tersebut. Diafragma timbul

dari vertebra lumbalis melalui dua tiang kurvatura dari permukaan dalam

prosesus xipoid dan permukaan dalam dari 6 pasang iga bawah. Dari ke 3 pasang

ini, iga melengkung dan membentuk bagian tendinium di tengah-tengah.

Rahmat Hermawan, (2006:59)

3). Macam-macam Otot

Menurut Rahmat Hermawan, (2006:60) macam-macam otot dibagi

menjadi 3 yaitu:

a. menurut bentuk dan serabutnya, yaitu otot serabut sejajar atau bentuk

kumparan, otot bentuk kipas, otot bersirip dan otot melingkar/spinter.

b. Menurut jumlah kepalanya yaitu berkepala dua ( bicep ), berkepala tiga

( tricep ), dan berkepala empat ( quadricep )

c. Menurut pekerjaannya, yaitu:

1). Otot sinergis, otot dalam melakukan kerjanya secara bersama-sama

2). Otot antagonis, otot dalam melakukan kerjanya berlawanan

3). Otot abduktor, otot yang bekerja menggerakan anggota menjauhi tubuh

4). Otot adduktor, otot yang bekerja mendekati tubuh

5). Otot flexor, otot yang bekerja membengkokkan sendi tulang

atau melipat sendi

6). Otot ekstensor, otot yang bekerja meluruskan kembali sendi tulang kepala

kedudukan semula

(26)

9). Endorotasi, memutar ke dalam

10). Eksorotasi, memutar keluar

11). Dilatasi, memanjangkan otot

12). Kontraksi, memendekkan otot

Dalam IAAF, (1993:71) menyatakan bahwa otot yang banyak digunakan dalam

permainan bola basket salah satunya adalah otot lengan. Terutama pada saat posisi

menembak (shooting) dimana dalam posisi ini sangat dibutuhkan kekuatan dari otot

lengan untuk bisa melesatkan bola ke dalam keranjang dan mencetak angka atau

point. Otot lengan memiliki banyak bagian otot (muscular) dan bagian yamg

terpenting dalam melakukan shooting bola basket yaitu, terdiri dari biceps, triceps,

dan otot lengan bawah.

a. Bisep ( biceps )

Dalam melakukan banyak aktivitas mengangkat, otot bisep yang paling sering

bekerja, dan melambangkan kekuatan. Bisep perlu dilatih dengan sedemikian rupa

agar dapat seimbang dengan trisep. Melatih otot ini membantu menguatkan

gerakan menarik ’puliling’ yang dibutuhkan saat mengangkat bola dan menjaga

kestabilan posisi bola untuk tidak berubah pada saat melakukan shooting bola

basket.

b. Trisep ( triceps )

Berperan untuk membantu latihan lain yang berupa gerakan ”pushing” atau

(27)

bagi olahraga, gerakan meluruskan tangan secara eksplosif yang memerlukan

bantuan kekuatan trisep terlihat dalam olahraga bola basket saat melakukan

shooting, mengoper, mendribel bola dalam bola basket. IAAF, (1993:71)

D. Prinsip-Prinsip Latihan

Depdiknas, (2000:103) Latihan yang baik dan berhasil adalah yang dilakukan secara

teratur, seksama, sistematis, serta berkesinambungan/kontinyu, sepanjang tahun,

dengan pembebanan latihan ( trining load ) yang selalu meningkatkan dan berharap

setiap tahun latihan yang dilakukan secara isidentil atau dilakukan beberapa bulan

menjelang pertandingan saja. Tidak ada artinya sama sekali, hal tersebut dapat

merusak perkembangan atlit dikemudian hari.

Depdiknas, (2000:103) Latihan adalah proses yang sistematis yang harus menganut

prinsip-prinsip latihan tertentu, sehingga organisasi dan mekanisme neuro

physiological atlet akan bertambah baik. Seperti telah disebutkan bahwa latihan

adalah proses yang sistematis dari berlatih secara berulang-ulang dengan kian

menambah jumlah beban atau pekerjaannya.

Dengan berlatih secara sistematis, maka mekanisme neuro physiologis akan

bertambah baik. Gerakan yang mula-mula sukar dilakukan, lambat laun akan

bertambah baik. Gerakan otomatis dan refleksi yang semakin kurang membutuhkan

konstrasi pusat-pusat syaraf dari pada sebelum latihan-latihan tersebut, program

latihan yang baik harus dapat memberikan teknik-teknik latihan tersebut, program

latihan yang baik harus dapat memberikan teknik-teknik latihan yang secara fisiologi

(28)

a. Over Load

Prinsip ini mengatakan bahwa beban latihan yang diberikan kepada atlet haruslah

secara periodic dan progresif ditingkatkan. Kalau beban latihan tidak pernah

ditambah, maka berapa lama pun dan berapa sering pun atlet berlatih, prestasi tak

mungkin akan meningkat. Namun demikian, kalau beban latihan terus menerus

bertambah tanpa ada peluang-peluang untuk istirahat, performanya pun

kemungkinan tidak akan meningkat secara progresif. Karena itu, metodologi

pelatihannya haruslah dengan menganut “ system tangga” ( step type-approach ),

atau sering pula disebut sistem ombak ( wave-like system ). Artinya hari-hari

latihan berat harus senantiasa diselingi dengan hari-hari latihan ringan guna

memungkinkan terjadinya regenerasi organisme tubuh. Harsono, (2004:9)

b. Konsistensi

Depdiknas, (2000:103) Konsistensi adalah keajegan untuk melakukan latihan

dalam dalam waktu yang cukup lama. Untuk mencapai kondisi fisik yang baik

diperlukan latihan setidaknya 3 kali per minggu. Latihan 1 kali per-minggu tidak

akan meningkatkan kualitas fisik, sedangkan latihan 2 kali per-minggu hanya

menghasilkan peningkatan kecil. Sebaliknya latihan 5-6 kali per-minggu tidak

disarankan, karena dapat mengakibatkan kerusakan fungsi.

c. Spesifikasi

Prinsip specificity of training ini mengatakan bahwa manfaat maksimal yang bisa

(29)

tersebut mirip atau merupakan replikasi dari gerakan-gerakan yang dilakukan

dalam olahraga tersebut. Termasuk dalam hal ini metode dan bentuk latihan

kondisi fisiknya, pemain anggar yang ingin melatih power otot tungkai

( otot paha depan ) harus melakukannya dengan bentuk latihan “ lunge” bukan

dengan squat jump, meskipun squat jump adalah latihan untuk power otot paha

depan. Jadi untuk melatih kelompok pun berlaku prinsip spesifik ini. Pedayung

yang berlatih dengan alat rowing ergometer, kontraksi kecepatan mengayuhnya

pun harus menyerupai ( duplicate ) kecepatan mendayung yang sebenarnya. Jadi

jangan terlalu cepat atau terlalu lambat. Harsono, (2004:10)

d. Prinsip meningkatkan tuntunan

Dalam pembebanan latihan, menurut Sugiyanto, (2004:48) menyatakan bahwa

tuntutan ini adalah bahwa beban latihan harus berkelanjutan jika kebugaran umum

dan khusus atlet terus ditingkatkan, beban latihan harus ditingkatkan secara

regular (progressive overload). Rasio latihan adalah kritis. Seorang pelatih harus

menentukan berapa lama pemulihan dibutuhkan dalam suatu sesi dan antar sesi.

e. Individualisme

Tidak ada dua orang atlet yang rupa serta karaktristik fisiologis dan psikologisnya

persis sama. Menurut Harsono, (2004:9) menyatakan bahwa Selalu akan ada

perbedaan dalam kemampuan, adaptasi, dan karaktristik belajarnya. Karena itu

agar latihan bisa menghasilkan hasil yang terbaik bagi setiap individu, prinsip

individualisme harus senantiasa diterapkan dalam latihan. Artinya, beban latihan

harus senantiasa disesuaikan dengan adaptasi,potensi, serta karaktristik spesifik

(30)

Harsono, (2004:11) menyatakan bahwa Perkembangan atlet bergantung pada

pemberian istirahat yang cukup seusai latihan agar regenerasi tubuh dan dampak

latihan ( training effect ) bisa dimaksimalkan. Lamanya masa pemulihan

tergantung dari kelelahan yang dirasakan atlet akibat stimulus/latihan sebelumnya.

E.Daya Tahan Otot Lengan

Daya tahan otot lengan adalah Suatu kelompok otot yang mampu untuk melakukan

kontraksi yang berturut-turut (misalnya pus up dan wirst curl) atau mampu

mempertahankan suatu kontraksi statis untuk waktu yang lama, misalnya

menggantung pada rekstok,

( menahan suatu beban dengan lengan lurus kesamping untuk waktu yang lama),

Menurut Harsono, (2009:13) menyatakan bahwa daya tahan adalah keadaan atau

kondisi tubuh yang mampu untuk berlatih untuk waktu yang lama, tanpa mengalami

kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan latihan tersebut.

Oleh karena itu maka latihan-latihan untuk mengembangkan komponen daya tahan

haruslah sesuai dengan batasan tersebut. Jadi, latihan-latihan yang kita pilih harus

berlangsung untuk waktu yang lama, misalnya lari jarak jauh, renang jarak jauh,

croos-country atau lari lintas alam, Latihan daya tahan adalah latihan di tingkat

aerobik, artinya suplai O2 masih cukup untuk meladeni intensitas latihan yang

(31)

a. Daya tahan ( Endurance )

1). Pengertian

Menurut Harsono, (2004:44) Daya tahan adalah kemampuan untuk melakukan

suatu aktivitas atau latihan dalam waktu yang lama tanpa kelelahan yang

berlebihan setelah melakukan aktivitas tersebut.

Secara sederhana daya tahan dapat diartikan dengan kemampuan

tubuh mengatasi kelelahan. Namun secara definitive daya tahan

merupakan kemampuan organisasi tubuh untuk mengatasi

kelelahan yang disebabkan oleh pembebanan yang berlangsung

relatif lama. Dalam arti lain juga dapat dikatakan bahwa daya tahan

merupakan kemampuan organisasi tubuh untuk melakukan

pembebanan selama mungkin baik secara statis maupun dinamis

tanpa menurunkan kualitas kerja. Depdiknas, (2000:115)

2). Jenis-jenis daya tahan

Dalam Depdiknas, (2000:115) bahwa pada prinsipnya kemampuan daya tahan

berhubungan erat dengan sistem metabolisme energi dalam tubuh, sehingga

pengertian daya tahan selalu dikaitkan sistem energi tubuh. Apabila dikaitkan

dengan sistem metabolisme energi tubuh, maka daya tahan dapat dibedakan atas

daya tahan aerobik dan daya tahan anaerobic.

a. Daya tahan aerobik, adalah kemampuan organisme tubuh mengatasi

kelelahan yang disebabkan pembebanan aerobik yang berlangsung lama.

(32)

jarak jauh,bersepeda,berenang, jarak jauh dan lain sebagainya.

b. Daya tahan anaerobik, adalah kemampuan organisme tubuh mengatasi

kelelahan yang disebabkan pembebanan yang berlangsung secara anaerobik

dengan intensitas tinggi ( 80-100% ). Cirri utama dari kegiatan anaerobik

adalah pelaksanannya berlangsung cepat dan singkat seperti lari 100,200,400

meter, tolak peluru, lompat tinggi, tennis, smas dalam voli dan lain sebagainy

3). Metode-metode latihan daya tahan

a. Metode waktu lama

ciri utama dari metode ini adalah tidak adanya interval ( istrahat ) selama

pembebanan. Kecepatan lari bias konstan dan bias juga berubah-ubah. Lama

pembebanan tergabtung dari kemampuan individu dan kekhususan suatu

cabang olahraga.

Menurut jonath dan krempel dalam Depdiknas, ( 2000:116) bahwa untuk atlet

junior pemula beban di bawah 30 menit, sedangkan untuk atlet junior yang

telah berprestasi dan atlet berprestasi tinggi, lama bebannya berkisar 50 sampai

120 menit ( terutama untuk lari, dayung dan kano )

Metode waktu lama ini dibedakan lagi menjadi atas : 1) metode kontinyu, 2)

metode berganti dan 3) fartlek. Metode kontinyu ditandai dengan kemampuan

mempertahankan kecepatan lari dalam waktu yang lama, dan untuk penentuan

intensitasnya dilihat berdfasarkan denyut nadi antara 150 sampai 170 kali per

(33)

kecepatan lari selama pembebanan. Misalnya lari 30 menit, setiap 100 meter

lari dengan kecepatan 4 meter/detik dan setiap 500 meter lari dengan

kecepatan 5 meter/detik, ini dilakukan berganti-ganti sementara metode daya

tahan di mana pergantian kecepatan lari disesuaikan dengan kebutuhan

individu atlet. Dengan kata lain, atlet yang menentukan kecepatan larinya.

Depdiknas, (2000:116)

b) Metode interval

Depdiknas, (2000:117) Metode ini dilakukan berdasarkan prinsip interval,

yaitu adanya waktu antara ( pemulihan ) di antara pembebanan yang satu

dengan pembebanan berikutnya. Prinsip interval menuntut pergantian yang

terencana antara fase pembebanan dan fase pemulihan. Dan tidak berlaku

pemulihan penuh ( sempurna ). Para ahli mengatakan bahwa pembebanan baru

diberikan bila frekuensi denyut nadi mencapai 120-130/menit.

c) Metode Pertandingan dan Metode Kontrol

Metode ini sebenarnya merupakan uji coba terhadap daya tahan yang

dibutuhkan dalam bertanding/perlombaan. Pengembangan metode ini hanya

ditujukan untuk kemampuan daya tahan yang dibutuhkan dalam pertandingan.

Misalnya untuk pelari, latihan lari yang dilakukan harus berorientasi kepada

jarak lari yang diperlombakan. Dengan kata lain bahwa latihan dengan metode

ini harus diarahkan dan disesuaikan dengan kebutuhan daya tahan dalam

(34)

Sukardi dan Sumiati (1990:98) mengungkapkan kegiatan ekstrakurikuler

merupakan suatu bentuk kegiatan yang dilakukan siswa diluar jam tatap muka,

dilaksanakan baik disekolah maupun diluar sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler

yang dilakukan disekolah maupun diluar sekolah bertujuan agar siswa dapat lebih

memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan, mendorong pembinaan sikap

atau nilai dalam rangka penerapan pengetahuan dan kemampuan yang telah

dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum, yang baik program inti

maupun non inti.

Sedangkan menurut Saputra (1998:6) ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar

jam pelajaran sekolah biasa, yang dilakukan disekolah atau diluar sekolah dengan

tujuan memperluas pengetahuan siswa, mengenai hubungan antara mata pelajaran

dan penyaluran bakat dan minat, serta melengkapi pembinaan manusia seutuhnya.

Dalam pelaksanaan ekstrakurikuler yang dilakukan diluar jam pelajaran sangat

penting ditentukan oleh kondisi lingkungan sekolah dan tersedianya sarana dan

prasarana yang memadai serta adanya pelatih ahli dalam bidang olahraga tersebut,

juga ditentukan adanya penyajian bentuk latihan yang baik, sistematis, dari guru atau

pelatih sehingga akan membantu pencapaian tujuan yang dikehendaki.

Suprapto (1990:9) mengungkapkan bahwa tujuan dari olahraga ekstrakurikuler

adalah meningkatkan pengetahuan siswa yang beraspek kognitif, afektif, dan

psikomotor. Serta meningkatkan bakat dan minat siswa dalam pembinaan pribadi

menuju pembinaan manusia seutuhnya. Dan mengenal hubungan antara yang satu

dengan yang lain, lingkup kegiatan yang dapat mendukung intra dan ekstrakurikuler.

(35)

membina siswa yang telah memiliki prestasi melalui kegiatan ekstrakurikuler yang

diselengarakan di sekolah.

G. Kerangka Pikir

Di dalam latihan banyak melibatkan variable yang kompleks baik internal

maupun eksternal, antara lain motivasi dan ambisi, kualitas dan kuantitas

latihan, volume dan intensitas latihan, serta pengalaman dilapangan Latihan

sendiri merupakan faktor terpenting dalam meningkatkan kemampuan fisik

dan teknik karena didalamnya terdapat prinsip serta asas latihan yang akan

diterapkan dalam latihan. bola basket sendiri terdiri dari suatu gabungan beberapa

gerakan yang kompleks. Hal ini berarti gerakanya terdiri dari gabungan unsur gerak

yang terkoordinasi dengan baik. Oleh karena itu penguasaan gerak yang baik harus

dilakukan sehingga dapat bermain dengan baik. Jika setiap unsur gerak dapat

dikuasai, maka pemain akan dapat dengan mudah mengombinasikan gerakannya

dan dapat mengembangkan dalam berbagai macam gerakan membutuhkan aspek

kekuatan otot bahu, lengan, dan fleksibilitas pergelangan tangan serta koordinasi

gerak tubuh yang harmonis.

Tujuan utama belajar keterampilan gerak adalah untuk meningkatkan

keterampilan gerak yaitu perubahan perilaku yang bersifat psikomotor dan

perubahan penguasaan keterampilan gerak suatu cabang olahraga. Selain

perubahan yang bersifat kognitif dan afektif. untuk dapat bermain bola basket

dengan baik terlebih dahulu menguasai beberapa gerak dasar

(a) Passing (teknik melempar dan menangkap bola),

(b) Dribling (teknik menggiring bola), (c) Shooting (teknik menembak),

(36)

(g) Foot work (teknik pergerakan kaki), bila siswa dapat melakukan shooting

dengan baik dengan cara latihan otot lengan yang dapat menambahkan tenaga

atau power terhadap hasil tembakan ke ring, maka dengan demikian keterampilan

tersebut dapat berpengaruh pada keterampilan shooting pada siswa ekstrakurikuler

bola basket di SMA Muhammadiyah Gisting.

H. Hipotesis

Menurut Arikunto, (2006:71) hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang

bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data

yang terkumpul.

Hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban sementara yang harus di uji lagi

kebenarannya melalui penelitian ilmiah. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ho : Tidak ada pengaruh antara latihan kekuatan otot lengan (push up, pull up) dan

latihan daya tahan otot lengan (push up,wistr curl) terhadap keterampilan

shooting pada siswa ekstrakurikuler bola basket di SMA Muhammadiyah

Gisting.

Ha : Ada pengaruh antara latihan kekuatan otot lengan (push up, pull up) dan latihan

daya tahan otot lengan (push up, wisrt curl) terhadap keterampilan shooting

(37)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Menurut Sukardi, (2003:17) Metodologi penelitian adalah cara yang

dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan, direncanakan oleh para

peneliti untuk memecahkan permasalahan yang hidup dan berguna bagi

masyarakat, maupun bagi peneliti sendiri.

Metode penelitian merupakan strategi umum yang di anut dalam

pengumpulan data dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab

persoalan yang dihadapi Menurut Arikunto, (2006 : 3) penelitian

eksperimen adalah suatupenelitian yang selalu dilakukan dengan maksud

untuk melihat akibat darisuatu perlakuan. Dalam penelitian ini penulis

mengadakan percobaan terhadap sekelompok subjek yang akan dites

kemampuan awalnya (pre-test ) dalam melakukan shooting bola basket.

Setelah diperoleh nilai hasil tes awal, dilakukan ordinal pairing guna

membagi populasi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok latihan otot lengan

dan kelompok latihan daya tahan otot lengan. Kemudian kelompok otot

lengan diberi perlakuan dengan cara latihan otot lengan yaitu melakukan

push up, pull up, dan latihan daya tahan otot lengan diberi perlakuan dengan

(38)

pertemuan akan dilakukan tes keterampilan akhir (post-test ). Gambaran

metode eksperiment :

Keterangan :

R = Random

Pretest = Tes awal shooting

OP = Ordinal Pairing

Kel 1 = Kelompok latihan otot lengan

Kel 2 = Kelompok latihan daya tahan otot lengan

Treatmen A = Latihan (push up,pull up)

Treatmen B = Latihan (push up,wisrt curl)

Postest = Tes akhir shooting

Pembagian kelompok eksperimen didasarkan prestasi keterampilan

melakukan shooting bola basket pada tes awal diranking, kemudian subyek

yang memiliki keterampilan setara dipasang-pasangkan ke dalam kelompok

1 dan kelompok 2. Dengan demikian kedua kelompok tersebut sebelum

diberi perlakuan mempunyai keterampilan yang sama. Apabila pada

akhirnya terdapat perbedaan, maka hal ini disebabkan oleh pengaruh

perlakuan yang diberikan. Adapun pembagian kelompok dalam penelitian

ini dengan cara ordinal pairing sebagai berikut:

Ke2 Treatment B Posttest

R

Pretes

t

OP

(39)

Kelompok Treatmen A Kelompok Treatmen B

Rank 1 Rank 2

Rank 4 Rank 3

Rank 5 Rank 6

dst Rank 7

B. Variabel Penelitian dan Data

1) Variabel penelitian

Menurut Arikunto, (2006:118) Variabel adalah objek penelitian, atau apa

yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam hal ini ada dua

variabel, yaitu : (1) variabel bebas dan (2) variabel terikat

a. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang nilai-nilainya tidak tergantung

pada variabel lainnya yang berguna untuk meramalkan

danmenerangkan nilai variabel yang disimbolkan dengan (x), adapun

variabel bebas dalam penelitian ini adalah latihan otot lengan sebagai

(X1) dan latihan daya tahan otot lengan (X2).

b. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang nilai-nilainya bergantung pada

variabel lainnya dan merupakan variabel yang diterangkan nilainya

dilambangkan dengan (Y). Variabel terikatnya adalah kemampuan

(40)

2) Data

Menurut Arikunto, (2006:118 ) data adalah hasil pencatatan peneliti, baik

yang berupa fakta ataupun angka.Dari sumber SK menteri P dan K No.

0259/U/1977 tanggal 11 juli 1977 disebutkan bahwa data adalah segala

fakta dan angka yang dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi.

Sedangkan impormasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk

suatu keperluan.

Menurut sumber pengambilannya, data dibagi menjadi dua, yaitu data

primer dan data sekunder.

1. Data Primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang

yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang

memerlukannya. Data primer disebut juga data asli atau data baru.

2. Data Sekunder adalah yang diperoleh atau dikumpulkan dari

sumber-sumber yang telah ada. Data tersebut biasanya diperoleh dari

perpustakaan atau dari laporan-laporan peneliti yang terdahulu. Data

sekunder disebut juga data tersedia.

C. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi merupakan sumber data yang sangat penting, karena tanpa

kehadiran populasi penelitian tidak akan berarti serta tidak mungkin

(41)

Menurut Arikunto (2006 : 130) populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

ekstrakurikuler bola basket SMA Muhammadiyah Gisting sebanyak 24

siswa.

b. Sampel

Menurut Arikunto, (2006:134) sampel adalah sebagian atau wakil

populasi yang diteliti. Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik

diambil semua. Sebaliknya jika subjeknya lebih besar dari 100 dapat

diambil antara 10-15% atau 20-25%. Karena siswa tidak lebih dari 100

orang, sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi.

D. Prosedur Penelitian

Sebelum melakukan penelitian dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Mengurus surat izin penelitian.

b. Mempersiapkan alat-alat yang dipergunakan.

c. Mempersiapkan tenaga pembantu.

d. Membagi kelompok dengan urutan ranking dengan menggunakan teknik

ordinal pairing berdasarkan hasil tes awal.

e. Menyusun dan mengkoordinasikan jadwal latihan.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto, (2006:160) instrumen penelitian adalah alat atau pasilitas

(42)

lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan

sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes keterampilan bola

basket yaitu:

a. Tes keterampilan memasukkan bola kekeranjang

1) Pelaksanaan

Siswa berdiri memegang bola basket di bawah ring basket setelah

aba-aba ”YA” teste berusaha memasukkan bola tersebut sebanyak

mungkin ke dalam ring basket dalam waktu 30 detik. Sebelum masuk

ke dalam basket, bola harus terlebih dahulu menyentuh papan basket.

[image:42.595.174.383.394.646.2]

Hanya bola yang sah masuk yang diberi skor.

(43)

2) Tujuan

Tes keterampilan merupakan tes yang mencerminkan keterampilan

siswa-siswa mengenal keterampilan mereka dalam cabang tertentu,

misalnya di cabang bola basket, dengan menggunakan tes

keterampilan kita dapat mengetahui tingkat keterampilan anak didik

kita dalam cabang olahraga, sehingga kita dapat membuat klasifikasi,

dan mengetahui kemajuan hasil latihan dan catatan tentang hasil anak

didik kita, dalam penelitian ini menggunakan tes menembak bola ke

keranjang basket yang bertujuan mengetahui keterampilan shooting

dalam bola basket.

3) Petugas tes

Petugas tes terdiri dari 6 orang yaitu

a. Pemberi aba-aba : 2 orang

b. Pengukur waktu : 2 orang

c. Pencatat hasil : 2 orang

4) Alat dan fasilitas

a. Lapangan bola basket

b. Bola basket

c. Peluit

d. Note book

e. Boelpoin

f. Stopwatch

(44)

5) Penilaian

Tes di berikan waktu 30 detik untuk memasukkan bola kedalam ring

basket sebanyak mungkin. Setiap bola yang masuk diberi nilai

1 ( satu ) sedangkan yang tidak masuk nilai 0 ( nol ) sebelum masuk

ke dalam basket, bola harus terlebih dahulu menyentuh papan basket.

Hanya bola yang sah masuk yang diberi skor.

F. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan di analisis dengan

menggunakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif

dipergunakan untuk menjelaskan, menggambarkan, dan menafsirkan hasil

penelitian dengan menggunakan susunan kata dan kalimat sebagai jawaban

atas permasalahan yang diteliti yaitu perbandingan pengaruh latihan kekuatan

otot lengan (push up, pull up) dan latihan daya tahan otot lengan

(push up, wirst curl) terhadap keterampilan shooting pada siswa

ekstrakurikuler bola basket di SMA Muhammadiyah Gisting. Sedangkan

analisis kuantitatif dipergunakan untuk menggambarkan angka ( persentase )

secara kuantitatif atau jumlah.Teknik analisis data selain uji t, penulis akan

menggunakan rata-rata dan standar deviasi. Tujuan atau kegunaannya adalah

untuk melihat seberapa jauh hasil perlakuan yang mampu melampaui diatas

rata-rata dan dibawah rata-rata dalam persentase.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji untuk melihat apakah data penelitian yang

(45)

pengujian normalitas ini adalah menggunakan uji liliefors. Langkah

pengujiannya mengikuti prosedur Sudjana (1992 : 466) yaitu :

a. Pengamatan

X

1

,

X

2

,...,

X

n dijadikan bilangan baku

Z

1

,

Z

2

,...,

Z

n

dengan menggunakan rumus

S X X Zi  1 2

SD : Simpangan baku

Z : Skor baku

X : Row skor

X : Rata-rata

b. Untuk tiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar

distribusi normal baku. Kemudian di hitung peluang

)

(

)

(

Z

i

P

Z

Z

i

F

c. Selanjutnya dihitung

Z

1

,

Z

2

,...,

Z

n yang lebih kecil atau sama

dengan

Z

i kalau proporsi ini dinyatakan dengan

S

(

Z

i

)

maka

n Z yang Z Z Z banyaknya Z

S n i

i

  .. , ,..., ...

)

( 1 2

d. Hitung selisih

F

(

Z

i

)

S

(

Z

i

)

kemudian tentukan

harga mutlaknya.

e. Ambil harga paling besar di antara harga mutlak selisih

tersebut. Sebutlah harga terbesar ini dengan

L

0. Setelah harga

L

0 ,
(46)

untuk uji Liliefors dengan taraf signifikan 0,05. bila harga

L

0 lebih

kecil (<) dari L tabel maka data yang akan di olah tersebut

berdistribusi normal sedangkan bila

L

0 lebih besar (>) dari L tabel

maka data tersebut tidak berdistribusi normal.

0

L

< L tabel : normal

0

L

> L tabel : normal

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh informasi apakah

kedua kelompok sample memiliki varian yang homogen atau tidak.

Menurut Sudjana, (2002:250) untuk pengujian homogenitas digunakan

rumus sebagai berikut :

Terkecil Varians

Terbesar Varians

F

Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dengan rumus

Dk pembilang : n-1 (untuk varians terbesar)

Dk penyebut : n-1 (untuk varians terkecil)

Taraf signifikan ( 0.05) maka dicari pada tabel F

Didapat dari tabel F

Dengan kriteria pengujian

Jika : F hitung ≥ F tabel tidak homogen

(47)

Pengujian homogenitas ini bila F hitung lebih kecil (<) dari F tabel maka

data tersebut mempunyai varians yang homogen. Tapi sebaliknya bila F

hitung (>) dari F tabel maka kedua kelompok mempunyai varians yang

berbeda.

3. Uji t- tes

Berdasarkan kenormalan atau tidaknya serta homogen atau tidaknya

varians antar kedua kelompok sample maka analisis yang digunakan dapat

di kemukan beberapa alternatif :

a. Untuk menguji pengaruh metode pemelajaran dengan metode

keseluruhan dan metode bagian keterampilan gerak dasar shooting

digunakan uji t dengan sampel berpasangan. Secara matematika rumus

uji t dengan sampel berpasangan adalah sebagai berikut:

t =

Keterangan :

= Rata-rata dari selisih beda

Sb = Simpangan baku

n = Jumlah sampel

b. Data berdistribusi normal dan kedua kelompok mempunyai

varians yang homogen ( 12 ) maka uji t- tes yang

dipergunakan untuk menguji hipotesis penelitian seperti yang

(48)

t hitung = 2 1 1 1 _ 2 _ 1 n n x gab S X X       

2

)

1

(

)

1

(

2 1 2 2 2 2 1 1

n

n

S

x

n

S

x

n

S

gab Keterangan : _ 1

X : Rerata kelompok eksperimen A _

2

X : Rerata kelompok B 1

S : Simpangan baku kelompok eksperimen A

2

S : Simpangan baku kelompok B

1

n : Jumlah sampel kelompok eksperimen A

2

n : Jumlah sampel kelompok kelompok eksperimen B

c. Salah satu data berdistribusi normal dan data yang lain tidak

berdistribusi normal (

) kedua kelompok sampel yang

mempunyai varians yang homogen atau tidak homogen maka rumus

yang digunakan menurut Sudjana (1992 : 241) dalam Surisman (1996):

t hitung =

              2 2 2 1 2 1 2 1 ) ( n S n S X X Keterangan 1

X : Rerata kelompok eksperimen A

2

X : Rerata kelompok eksperimen B

1

S : Simpangan baku kelompok eksperimen A

2

S : Simpangan baku kelompok eksperimen B

1

n : Jumlah sampel kelompok eksperimen A

2

(49)

d. Bila kedua data berdistribusi tidak normal, kedua kelompok sampel

homogen atau tidak, maka rumus yang digunakan seperti yang di

kemukakan Sanafiah Faisal (1982 hal 371) adalah :

2

)

1

(

2

2 1 2 1 2 1

n

n

N

N

N

N

U

Z

2

1

)

1

(

1 2

2

1

N

n

n

R

N

U

2

2

)

1

(

1 2 2

1

N

n

n

R

N

U

Pengujian taraf signifikan perbedaan antara kelompok eksperimen A

dan kelompok eksperimen B adalah bila Z hitung < dari Z tabel

berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok

eksperimen A dan kelompok eksperimen B sebaliknya bila Z hitung >

dari Z tabel berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara

(50)

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam pengambilan data penelitian instrument atau alat ukur penelitian. Untuk

penelitian ini alat ukur yang dipakai adalah tes keterampilan bola basket. Tes

tersebut sudah merupakan tes standar yang baku, sehingga tidak perlu di cari nilai

validitasnya.

A.Hasil Penelitian

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan uji

Liliefort dengan kriteria uji jika nilai L hitung < L tabel, maka data

berdistribusi normal. Hasil normalitas data di sajikan pada tabel 1.

[image:50.595.148.500.553.693.2]

Adapun hasil perhitungan normalitas data disajikan pada tabel berikut:

Tabel 1. Uji Normalitas

Data L hitung L tabel Kesimpulan

Tes Awal Kelompok Kekuatan

Otot Lengan 0.095 0,285 Normal

Tes Akhir Kelompok Kekuatan

Otot Lengan 0,21 0,300 Normal

Tes Awal Kelompok Daya

Tahan Otot Lengan 0,157 0,319 Normal

Tes Akhir Kelompok Daya

(51)

1. Uji Homogenitas

Uji homogenitas untuk melihat apakah kedua kelompok memiliki varians

yang sama, dilakukan dengan cara membandingkan varians terbesar dan

varians terkecil dari masing-masing kelompok, sehingga diperoleh nilai

F hitung dengan kriteria uji, jika nilai F hitung < F tabel tabel maka kedua data

berdisribusi sama atau bersifat homogen. Hasil analisis data homogenitas

[image:51.595.154.486.338.455.2]

Adapun hasil perhitungan homogenitas data disajikan pada tabel berikut:

Tabel 2. Uji Homogenitas

Data F hitung F tabel Kesimpulan

Tes awal kelompok latihan kekuatan otot lengan dan daya tahan otot lengan

1,01 2,82 Homogen

Tes akhir kelompok latihan kekuatan otot lengan dan daya tahan otot lengan

1,003 2,82 Homogen

Pada tabel terlihat bahwa kelompok test awal dan tes akhir shooting bola

basket dengan latihan otot lengan dan latihan daya tahan otot lengan

memiliki nilai F hitung < F tabel dengan demikian kedua kelompok

memiliki varians yang sama (homogen).

2. Uji t

Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas pada kedua

kelompok sampel baik tes awal maupun tes akhir maka dilakukan uji t

untuk mengetahui perbedaan hasil keterampilan shooting dalam basket

(52)
[image:52.595.152.502.112.232.2]

Tabel 3. Hasil analisis uji t

Data t hitung t tabel Kesimpulan

Tes awal kelompok latihan kekuatan otot lengan dan daya tahan otot lengan

0,125 2,069 tidak ada

perbedaan

Post tes kelompok latihan kekuatan otot lengan dan daya tahan otot lengan

2,21 2,069 ada perbedaan

Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan perolehan hasil perhitungan

untuk mencari perbedaan hasil kemampuan shooting dalam basket untuk

tes awal kelompok latihan kekuatan otot lengan dan daya tahan otot lengan

diperoleh nilai t hitung sebesar 0,125 dan nilai t tabel pada taraf signifikan

0,05 atau pada taraf kepercayaan 95% didapat sebesar 2,069. Jika t hitung > t

tabel atau - t hitung < - t tabel berarti ada perbedaan yang singnifikan. Maka

berdasarkan hasil perhitungan penelitian didapat nilai t hitung =0,125 < t tabel

=2,069, artinya pada tes awal tidak ada pengaruh kemampuan shooting

antara kelompok latihan kekuatan otot lengan dan daya tahan otot lengan.

Sedangkan hasil perhitungan tes akhir diperoleh nilai t hitung = 2,21 dengan

nilai t tabel sebesar 2,069. Maka t hitung = 2,21 > t tabel =2,069, artinya ada

pengaruh hasil kemampuan shooting yang signifikan antara kelas

eksperimen yang diberi latihan kekuatan otot lengan dan daya tahan otot

(53)

3. Uji Pengaruh

Uji pengaruh adalah untuk mengetahui pengaruh yang diberikan pada

kelompok sampel terhadap pengusaaan kemampuan shooting dalam

[image:53.595.149.461.233.324.2]

basket. Berikut hasil analisis pengaruh disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 4. Hasil analisis uji pengaruh

Data t hitung t tabel

Uji-t Pengaruh Data Tes latihan otot lengan 8,34 2,179

Uji-t Pengaruh Data Tes latihan daya tahan

otot lengan 3,03 2,179

Hasil analisis pengaruh latihan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan

shooting dalam basket diperoleh jumlah selisih rata-rata sebesar 29 poin,

nilai rata-rata (X) 2,4167, nilai standar deviasi 0,996 dan nilai varians

0,992. Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai t hitung sebesar 8,34 dan

nilai t tabel sebesar 2,179. Jika t hitung > t tabel atau - t hitung < - t tabel berarti

ada pengaruh yang singnifikan. Karena t hitung =8,34 > t tabel = 2,179

artinya ada pengaruh yang signifikan dari latihan kekuatan otot lengan

terhadap keterampilan shooting dalam basket.

Hasil analisis pengaruh latihan daya tahan otot lengan terhadap

kemampuan shooting dalam basket diperoleh jumlah selisih rata-rata 12

poin, nilai rata-rata (X) 1, nilai standar deviasi 1,128 dan nilai varians

1,273. Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai t hitung sebesar 3,03 dan

nilai t tabel sebesar 2,179. Jika t hitung > t tabel atau - t hitung < - t tabel berarti

ada pengaruh yang singnifikan. Karena t hitung = 3,03 > t tabel = 2,179

(54)

artinya ada pengaruh yang signifikan dari latihan daya tahan otot lengan

terhadap kemampuan shooting dalam basket.

B. Deskripsi Data

Deskripsi data dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang penyebaran

data meliputi jumlah, rata-rata, standar deviasi, dan varians pada

masing-masing kelompok yaitu kelompok latihan kekuatan otot lengan dan daya tahan

otot lengan. Jenis data tesebut digunakan untuk menganalisis normalitas data,

homogenitas, uji perbedaan dan uji pengaruh.

1. Kelompok Latihan Otot Lengan

Hasil analisis kelompok eksperimen dengan diberikan perlakuan berupa

[image:54.595.149.503.491.552.2]

latihan kekuatan otot lengan pada tes awal diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 1. Hasil analisis kelompok eksperimen otot lengan

Tes Awal Latihan Otot Lengan

Tes Akhir Latihan Otot Lengan

Jumlah r SD S2 Jumlah r SD S2

111 9,25 3,33 11,11 140 11,67 3,06 9,33

Berdasarkan data pada tabel diatas maka diketahui bahwa tes awal latihan

otot lengan berjumlah 111, setelah diberikan treatmen selama 3 bulan

mengalami peningkatan menjadi 140, dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa latihan otot lengan dapat meningkatkan kemampuan shooting pada

(55)

0 2 4 6 8 10 12

tes awal

tes akhir

rata-rata

standar deviasi

[image:55.595.186.397.100.299.2]

varians

Grafik 1. Kelompok latihan otot lengan

2. Kelompok Latihan Daya Tahan Otot Lengan

Hasil analisis kelompok latihan daya tahan otot lengan pada tes awal

diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 2. Hasil analisis kelompok eksperimen daya tahan otot lengan

Tes Awal

Latihan daya tahan Otot Lengan

Tes Akhir

Latihan daya tahan Otot Lengan

Jumlah r SD S2 Jumlah r SD S2

109 9,08 3,32 10,99 121 10,08 3,06 9,36

Berdasarkan data pada tabel diatas maka diketahui bahwa tes awal latihan

daya tahan otot lengan berjumlah109, setelah diberikan treatmen selama 3

bulan mengalami peningkatan menjadi 121, dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa latihan daya tahan otot lengan dapat meningkatkan

kemampuan shooting pada bola basket.

[image:55.595.148.505.506.568.2]
(56)

0 2 4 6 8 10 12

tes

awal

tes

akhir

rata-rata

standar deviasi

[image:56.595.182.502.121.341.2]

varians

Grafik 2. Kelompok Latihan daya tahan otot lengan

C.Pengujian Hipotesis

Hasil analisis diperoleh nilai t hitung = 2,21 dengan nilai t tabel sebesar 2,069.

Maka t hitung = 2,21> t tabel =2,069, maka tolak Ho artinya pada tes akhir ada

pengaruh kemampuan shooting yang signifikan antara latihan kekuatan otot

lengan dan daya tahan otot lengan.

Hasil analisis latihan kekuatan otot lengan diperoleh nilai t hitung sebesar 8,34

dan nilai t tabel sebesar 2,179. Nilai t hitung = 8,34 > t tabel = 2,179 maka tolak

Ho, artinya pada tes akhir ada pengaruh yang signifikan dari latihan kekuatan

otot lengan terhadap kemampuan shooting bola basket.

Hasil analisis latihan kekuatan otot lengan diperoleh nilai t hitung sebesar 3,03

dan nilai t tabel sebesar 2,179. Nilai t hitung = 3,03 > t tabel = 2,179 maka tolak

(57)

t hitung sebesar 3,03 dan nilai t tabel sebesar 2,179. Nilai t hitung = 3,03 > t tabel =

2,179, maka tolak Ho, artinya pada tes akhir ada pengaruh yang signifikan

dari latihan daya tahan otot lengan terhadap keterampilan shooting dalam

basket.

Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh yang signifikan dari kedua

bentuk latihan tersebut terhadap keterampilan shooting dalam basket yang

ditunjukkan berdasarkan selisih nilai hasil shooting sebelum dan sesudah

pemberian perlakuan pada kelompok eksperimen yang mengalami

peningkatan.

Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh yang signifikan dari kedua

bentuk latihan tersebut terhadap keterampilan shooting dalam basket yang

ditunjukkan berdasarkan selisih nilai hasil shooting sebelum dan sesudah

pemberian perlakuan pada kelompok eksperimen yang mengalami

peningkatan.

a. Perbandingan Pengaruh Latihan Kekuatan Otot Lengan Terhadap Keterampilan Shooting Bola Basket.

Hasil analisis kelompok latihan kekuatan otot lengan diketahui bahwa pada

tes awal latihan kekuatan otot lengan berjumlah 111, setelah diberikan

treatmen selama 3 bulan mengalami peningkatan menjadi 140, dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa latihan kekuatan otot lengan dapat

meningkatkan keterampilan shooting bola basket,

( dapat dilihat pada tabel 5 ).

(58)

b. Perbandingan Pengaruh Latihan Daya Tahan Otot Lengan Terhadap Keterampilan Shooting Bola Basket.

Hasil analisis kelompok latihan daya tahan otot lengan diketahui bahwa

pada tes awal latihan daya tahan otot lengan berjumlah 109, setelah

diberikan treatmen selama 3 bulan mengalami peningkatan menjadi 121,

dengan demikian dapat disimpulkan bahwa latihan daya tahan otot lengan

dapat meningkatkan keterampilan shooting bola basket,

( dapat dilihat pada tabel 6 ).

c. Perbandingan Pengaruh Latihan Kekuatan Otot Lengan Dan Daya Tahan Otot Lengan Terhadap Keterampilan Shooting Bola Basket.

Hasil analisis antara kolompok latihan kekuatan otot lengan dan daya tahan

otot lengan, dimana latihan kekuatan otot lengan pada tes awal diperoleh

111, dan tes akhir 140, sedangkan latihan daya tahan otot lengan diperoleh

109, dan tes akhir 121, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa latihan

kekuatan otot lengan dan daya tahan otot lengan dapat meningkatkan

keterampilan shooting bola basket, ( dapat dilihat pada tabel 5 dan 6 ).

D.Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian dan kegiatan selama penelitian di SMA

Muhammadiyah Gi

Gambar

Gambar : 1. Struktur  Otot Lengan
Gambar : 2. Gambar lapangan untuk tes menembak bola ke keranjang basket
Tabel 1. Uji Normalitas
Tabel 2. Uji Homogenitas
+6

Referensi

Dokumen terkait

Penentuan indeks rigor penyimpanan 6 jam, dilakukan untuk menentukan waktu yang diperlukan pada tiga kondisi ikan saat memasuki fase rigormortis, sesaat setelah ikan mati

3 Dari beberapa hasil penelitian dilaporkan bahwa angka kesembuhan setelah minum obat Artesunat-Amodiakuin (AAQ) pada hari ke-42 adalah 80% dengan gejala

Dapat disimpulkan, sebelum belajar menggunakan model blended learning berbasis moodle 13 siswa mempunyai kemampuan self-regulated learning dalam belajar matematika

Pasal 20 UU Pengampunan Pajak tidak mampu memberikan jaminan perlindungan hukum bagi Wajib Pajak karena tidak menentukan secara jelas apakah terhadap data dan

Hasil penelitian ini diharapkan mampu dijadikan sebagai sarana dalam menambah wawasan dan pengetahuan dalam penelitian yang sama tetapi dengan variabel yang berbeda

Islam merupakan agama yang kompleks yang mengatur tatanan kehidupan pemeluknya dari hidup bahkan sampai mati, setelah kematian bukanlah urusan dunia terhenti

Interaksi jumlah ikan dan konsentrasi zat pengembang memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P&lt;0,01) terhadap kadar air, kadar protein, dan kadar serat, dan

3. Bapak dan Ibu Dosen, Pembimbing dan penguji yang telah membantu, membimbing dan mengarahkan skripsi ini. Sahabat yang seperti keluarga bagiku, Mohamad Asrofi,