i ABSTRAK
PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN LATIHAN DAYA TAHAN OTOT LENGAN TERHADAP
KETERAMPILAN SHOOTING PADA SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DI
SMA MUHAMMADIYAH GISTING
Oleh SONA HAFIZON
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan kekuatan otot lengan dan latihan daya tahan otot lengan terhadap
keterampilan shooting bola basket. Manfaat dari penelitian ini adalah perbandin gan pengaruh latihan kekuatan otot lengan dan latihan daya tahan otot lengan terhadap keterampilan shooting dalam permainan bola basket pada siswa ekstrakurikuler bola basket di SMA Muhammadiyah Gisting.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa ekstrakurikuler bola basket sebanyak 24 siswa, Sampel yang digunakan sebanyak 24 siswa yang diambil dari seluruh populasi ekstrakurikuler bola basket di SMA Muhammadiyah Gisting, pembagian kelompok berdasarkan “Matched Ordinal Pairing”. Instrumen atau alat yang digunakan adalah Tes Keterampilan Shooting Bola Basket.
Berdasarkan hasil keseluruhan analisis uji pengaruh, dapat di peroleh nilai sebagai berikut yaitu hasil akhir latihan kekuatan otot lengan diperoleh
Nilai t hitung = 8,34 > t tabel = 2,179 maka Ho di tolak, artinya pada tes akhir ada pengaruh yang signifikan dari latihan kekuatan otot lengan terhadap keterampilan shooting dalam basket. Berdasarkan hasil analisis latihan daya tahan otot lengan diperoleh Nilai t hitung = 3,03 > t tabel = 2,179, maka Ho di tolak, artinya pada tes akhir ada pengaruh yang signifikan dari latihan daya tahan otot lengan terhadap keterampilan shooting dalam basket.
x DAFTAR ISI
Halaman
MOTO……… i
RIWAYAT HIDUP………... ii
SAN WACANA……… iii
DAFTAR ISI………. iv
DAFTAR TABEL... v
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Pembatasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 7
G. Ruang Lingkup Penelitian ... 8
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bola Basket ... 9
B. Teknik Dasar Permainan Bola Basket ... 10
C. Otot lengan ... 11
1. Fungsi Gerak Otot ... 12
2. Diafragma ... 13
3. Macam-Macam otot ... 13
D. prinsip-Prinsip Latihan ... 15
1. over load... 16
2. konsitensi... 16
3. spesifikasi... 16
4.prinsip meningkatkan tuntunan ... 17
5. individualis... 17
xi
E. Daya Tahan Otot Lengan ... 18
1. Daya Tahan ... 19
2. Jenis-Jenis Daya Tahan ... 19
3. Metode-Meode Latihan Daya Tahan... 20
a. metode waktu lama... 20
b. metode interval... 21
c. metode pertandingan dan metode kontrol... . 21
F. Ekstrakurikuler Olahraga ... 22
G. Kerangka Pikir ... 23
H. Hipotesis ... 24
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 26
B. Tempat dan waktu penelitian ... 26
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ... 27
D. Instrumen Penelitian ... 28
D. Teknik Analisis Data ... 32
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian ... 37
1. Uji Normalitas ... 37
2. Uji Homogenitas ... 38
3. Uji t ... 38
4. Uji Pengaruh ... 40
B. Deskripsi Data ... 41
1. Kelompok Latihan Kekuatan Otot Lengan ... 41
2. Kelompok Latihan Daya Tahan Otot Lengan ... 42
C. Pengujian Hepotesis ... 43
D. Pembahasan ... 45
V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 48
B. Saran ... 48 DAFTAR PUSTAKA
xii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Uji Normalitas ... 37
2. Uji Homogenitas………... 38
3. Hasil Analisis Uji t……… 39
vi MOTTO
Di dalam menuntut ilmu hendaknya mempunyai kemauan dan tabah dalam menghadapi segala rintangan dan godaan agar
tercapai apa yang telah dicita-citakan.
Berjalan sampai ke batas, berlayar sampai ke pulau
iii
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Akor Sitepu, M.Pd ...
Sekretaris : Drs. Wiyono, M.Pd. ...
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Marta Dinata, M.Pd. ...
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003
iv
PERNYATAAN
Bahwa yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Sona Hafizon
NPM : 0613051048
Tempat Tanggal Lahir : Mesuji, 20 Oktober 1987
Alamat : Kejayaan, Kecamatan Talang Padang, Kabupaten Tanggamus
dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Perbandingan pengaruh
latihan kekuatan otot lengan ( push-up,pull-up ) dan daya tahan otot lengan
( push up,wisrt curl ) terhadap keterampilan shooting pada siswa ekstrakurikuler
bola basket di SMA Muhammadiyah Gisting” adalah benar hasil karya penulis
berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 20 September s.d 30
November 2010. Skripsi ini bukan hasil menjiplak atau pun hasil karya orang
lain.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya, apabila dikemudian hari
terbukti bahwa skripsi ini hasil jiplakan maka penulis bersedia menerima sanksi
sesuai hukum yang berlaku.
Bandar Lampung, 2011
v
PERSEMBAHAN
DENGAN MENGUCAP BISSMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Puji syukur ku ucapakan ke hadirat Allah SWT atas semua anugerah yang telah diberikan kepadaku. Karya ini ku persembahkan kepada ayah dan ibu ku yang
telah memberikan kasih sayang dan juga dukungan yang begitu besar sampai sepanjang masa…
Untuk adikku, teman-temanku, yang juga telah memberikan motivasi dan dukungan yang begitu besar
ii
Judul sekripsi : PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN LATIHAN DAYA TAHAN OTOT LENGAN TERHADAP KETERAMPILAN SHOOTING PADA SISWA EKSTRA KURIKULER BOLA BASKET DI SMA MUHAMMADIYAH GISTING
Nama mahasiswa : Sona Hafizon Nomor pokok mahasiswa : 0613051048
Program studi : Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : keguruan dan ilmu pendidikan
MENYETUJUI 1. Komisi pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Akor Sitepu, M.Pd Drs. Wiyono, M.Pd
NIP. 19501171987031002 NIP. 195701111983031002
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
vii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di mesuji, pada tanggal 20 Oktober 1987, sebagai anak pertama
dari tiga bersaudara pasangan Bapak Mursalin dan Ibu Zumrotiroddoah.
Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis antara lain : Sekolah Dasar (SD)
di SDN 2 Kaca Marga Kec. Cukuh Balak yang diselesaikan tahun 2000. Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SLTP N 1 Talang Padang diselesaikan pada
tahun 2003. Dilanjutkan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah
Gisting diselesaikan pada tahun 2006.
Pada tahun 2006 penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Program Studi Pendidikan Jasmani
dan Kesehatan ditempuh melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru
(SPMB). Pada tahun 2009 penulis melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan
viii
SANWACANA
Asalamualaikum. Wr. Wb
Puji dan syukur terucap hanya untuk ALLAH SWT karena atas karunia dan izin-Nyalah penulisan skripsi yang berjudul “Perbandingan Pengaruh latihan otot lengan (push up,pull up) dan daya tahan otot lengan (push up,wisrt curl) terhadap kemampuan shooting pada siswa ekstrakurikuler bola basket di SMA Muhammadiyah Gisting” dapat diselesaikan sebagai satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.
Dalam penulisan skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Akor sitepu, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Pertama atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, waktu, saran dan kritik kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.
2. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Kedua sekaligus pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan, waktu, saran dan kritik pada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini, dan tidak bosan-bosannya mendengar keluh kesah penulis.
3. Bapak Drs. Marta Dinata, M.Pd. selaku pembahas atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, waktu, saran dan kritik dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Drs. Usman Adam, M.Pd selaku ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan.
5. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
6. Bapak Drs. Baharudin Risyak, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu
Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 7. Seluruh Dosen Pedidikan Jasmani dan Kesehatan yang telah memberikan
ix
9. Bapak Drs. wahyudin selaku Kepala SMA Muhammadiyah Gisting yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian pada siswa tahun pelajaran 2010/2011.
10.Bapak Sugito dan Azhari selaku guru Pendidikan Jasmani di SMA Muhammadiyah Gisting yang telah memebantu selama proses penelitian. 11.Seseorang yang amat mendukung dan memotivasi untuk menyelesaikan
karya terbaik ini.
12.Teman-teman seperjuangan angkatan 2006, terima kasih atas kebersamaan selama kita kuliah.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin
Wasalammualaikum. Wr. Wb.
Bandar Lampung, 2011 Penulis
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan via gerak insani
( human movement ) yang dapat berupa aktivitas jasmani, permainan atau
olahraga untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan jasmani bukan saja
mengembangkan dan membangkitkan potensi individu, tetapi juga ada unsur
pembentukan yang mencakup kemampuan fisik, intlektual, emosional, sosial
dan moral-spiritual.
Pendidikan jasmani adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar
sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan
jasmani, kesehatan, dan kebugaran jasmani, kemampuan dan keterampilan,
kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam
rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas
berdasarkan pancasila.
Karena pendidikan jasmani dipandang sangat seterategis dalam pembinaan
kualitas fisik manusia Indonesia, maka dalam Garis Besar Haluan Negara
ditegaskan bahwa pembinaan dan pengembangan olahraga merupakan bagian
dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia yang arahnya pada
Pendidikan olahraga adalah proses pendidikan yang diarahkan pada
pengenalan dan penguasaan keterampilan suatu cabang olahraga.
Pendidikan olahraga adalah kegiatan yang peduli sekali dengan
pengembangan lebih lanjut pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan
yang diperoleh melalui pendidikan jasmani. Tujuan utama pendidikan
olahraga adalah sosialisasi ke dalam olahraga sehingga anak-anak muda
mampu berpartisipasi dan menikmati kegiatan olahraga. Olahraga yang
popular di masyarakat pada saat ini adalah bola basket.
Bola basket merupakan olahraga permainan yang menggunakan bola besar,
Permainan bola basket juga merupakan salah satu cabang olahraga yang
ada dalam program pendidikan jasmani yang dilaksanakan di
sekolah-sekolah. Melalui pembelajaran bola basket diharapkan akan
meningkatkan kebugaran jasmani, meningkatkan watak disiplin,
kesehatan serta untuk meningkatkan prestasi olahraga bola basket.
Setiap pemain bola basket berpotensi menjadi seorang penembak dari
daerah perimeter yang terampil, para penembak dari daerah perimeter yang
jitu menggunakan lengan, bola, dan posisi tubuh yang konsisten untuk setiap
tembakan luar yang mereka lakukan, setiap tembakan dimulai dari sasaran
tembakan posisi siap tembak dasar, dengan gerak tubuh mirip posisi
tripel-threat.
Untuk mendapatkan posisi tembakan yang berdaya guna
( sasaran tembakan ), kita harus memulainya dengan posisi tubuh yang
berat badan berpusat pada jantung kaki, jari-jari kaki mengarah ke ring
basket, lutut ditekuk, dan tubuh agak membungkuk mulai dari pinggang.
Ini adalah posisi siap yang bagus untuk menerima umpan, dan untuk
mempersiapkan tembakan perimeter setelah menerima umpan atau setelah
mendribel ke arah lawan.
Tekuk lengan hingga membentuk hurup L atau siku membentuk sudut 90
derajat, aturlah tangan dan pergelangan yang akan melakukan tembakan
pada posisi datar, dan posisikan tangan yang akan menembak di atas bahu
kanan ( untuk menembak dengan tangan kanan ), posisi bola juga penting,
tempatkan bola pada telapak jari tangan yang melakukan tembakan,
posisikan tangan yang tidak melakukan tembakan pada tepi bola untuk
memandu dan menopang bola, arahkan kaki menghadap ke ring basket,
dan luruskan bahu dan kepala sehingga selaras dengan ring basket,
lakukan dan selesaikan tembakan dengan menggunakan lecutan
pergelangan tangan dan gerak mengikuti laju bola yang tepat,
bersiaplah mengikuti tembakanmu dengan melakukan rebound jika
bola tidak masuk ring basket.
Para penembak dari daerah perimeter yang baik memiliki keyakinan
dalam kemampuan menembak, tetapi mereka juga menyadari bahwa
mereka mungkin tidak akan berhasil melakukan lebih dari 50 persen dari
tembakan yang mereka usahakan. Karena itulah, mengikuti tembakan
offensive rebound adalah dasar penting lain yang harus dilatih dan dikuasai
oleh para penembak garis pertahanan.
Dibandingkan dengan para pemain lainnya di lapangan, penembak
adalah orang yang lebih tahu apakah tembakannya akan masuk ke ring
basket atau tidak, begitu penembak tersebut menyadari bahwa tembakan
yang dilakukan itu akan meleset, dia harus segera bergerak kearah ring
basket, mempersiapkan posisi offensive rebound, dan melakukan
offensive rebound dengan agresif.
Melalui proses belajar mengajar, permainan bola basket disekolah dapat
di laksanakan dalam kegiatan intrakurikuler maupun eksrakurikuler.
Pengenalan dan pembinaan olahraga basket di sekolah-sekolah dilakukan
melalui proses belajar mengajar permainan bola basket, baik buruknya
pembinaan dan pengembangan olahraga bola basket di sekolah-sekolah
tergantung pada mekanisme proses belajar mengajarnya.
Olahraga bola basket di SMA Muhammadiyah Gisting memiliki
peminat yang paling banyak di bandingkan cabang olahraga
ekstakurikuler yang lain, namun dalam latihan masih belum maksimal
sehingga pengalaman dan prestasi bertandingnya masih kurang,
selain itu ketepatan dalam menembak ( shooting ) belum tercapai
secara maksimal, masih banyak siswa yang melakukan tembakan
( shooting ) tidak sampai kering basket, bola tidak mengarah pada
ring basket, hal itu diduga karena masih lemahnya otot lengan
Berdasarkan permasalahan diatas dan hasil observasi di
SMA Muhammadiyah Gisting penulis tertarik untuk meneliti
beberapa bentuk latihan untuk melatih otot lengan karena dalam
melakukan tembakan ( shooting ) memerlukan kekuatan/power,
latihan tersebut meliputi latihan otot lengan yaitu ( push up,pull up )
dan latihan daya tahan otot lengan ( pus up,wirst curl ) sehingga
setelah melakukan latihan-latihan tersebut siswa mampu melakukan
tembakan ( shooting ) dengan baik, dari latar belakang di atas, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
” perbandingan pengaruh latihan kekuatan otot lengan ( pus up,pull up ) dan
daya tahan otot lengan ( push up,wisrt curl ) terhadap
keterampilan shooting pada siswa ekstrakurikuler bola basket
di SMA Muhammadiyah Gisting”.
B. Identifikasi Masalah
1. Masih rendahnya siswa SMA Muhammadiyah Gisting yang belum mampu
menguasai teknik tentang shooting dalam bermain bola basket.
2. Masih kurangnya penguasaan siswa SMA Muhammadiyah Gisting tentang
keterampilan shooting yang baik.
3. Masih kurangnya kekuatan otot lengan pada siswa SMA Muhammadiyah
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas,
untuk memudahkan penelitian perlu pembatasan yang berdasarkan tujuan dari
penelitian ini, adapun pembatasan masalah tersebut
adalah hanya ingin membandingkan antara latihan otot lengan
( push-up, pull-up ) dan daya tahan otot lengan ( push-up,wisrt curl ) terhadap
keterampilan shooting pada siswa ekstrakurikuler bola basket di SMA
Muhammadiyah Gisting
D. Perumusan Masalah
Sesuai latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka masalah
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah latihan kekuatan otot lengan ( push-up, pull-up ) berpengaruh
terhadap keterampilan shooting pada siswa ekstrakurikuler bola basket di
SMA Muhammadiyah Gisting ?
2. Apakah latihan daya tahan otot lengan ( push-up,wisrt curl ) berpengaruh
terhadap keterampilan shooting pada siswa ekstrakurikuler bola basket di
SMA Muhammadiyah Gisting ?
3. Apakah latihan kekuatan otot lengan ( push-up,pull-up ) dan latihan daya
tahan otot lengan ( push-up,wisrt curl ) berpengaruh terhadap keterampilan
E. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui pengaruh dari latihan otot lengan
( push-up, pull-up ) terhadap keterampilan shooting pada siswa
ekstrakurikuler bola basket di SMA Muhammadiyah Gisting.
2. Untuk mengetahui pengaruh dari latihan daya tahan otot lengan
( push up,wisrt curl ) terhadap keterampilan shooting pada siswa
ekstrakurikuler bola basket di SMA Muhammadiyah Gisting.
3. Untuk mengetahui pengaruh dari latihan otot lengan (push-up, pull-up) dan
daya latihan tahan otot lengan (push-up,wisrt curl) terhadap keterampilan
shooting pada siswa ekstrakurikuler bola basket di SMA Muhammadiyah
Gisting.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai wawasan dan masukan bagi:
1. Bagi siswa, dengan penelitian ini diharapkan adanya peningkatan
keterampilan shooting dalam permainan bola basket.
2. Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi penelitian sejenis
3. Bagi para pelatih bola basket, diharapkan dapat meningkatkan
pencapaian prestasi yang baik untuk para anak didik.
4. Bagi guru pendidikan jasmani, merupakan inovasi dari pembelajaran
yang dapat meningkatkan rasa percaya diri karna mampu
G. Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah :
a. Tempat penelitian dilaksanakan di SMA Muhammadiyah Gisting
b. Objek penelitian yang di amati adalah perbandingan pengaruh latihan
kekuatan otot lengan ( push-up, pull-up ) dan daya tahan otot lengan
( push up, wisrt curl) terhadap keterampilan shooting pada siswa
ektrakurikuler bola basket di SMA Muhammadiya Gisting.
c. Subjek penelitian yang diamati adalah siswa ekstrakurikuler bola
9
II TINJAUAN PUSTAKA
A. Bola Basket
Permainan bola basket diciptakan seorang pastor pada tahun 1891, James Naismith
seorang pastor asal Kanada yang mengajar di sebuah fakultas untuk para
mahasiswa profesional di YMCA (sebuah wadah pemuda umat Kristen) di
Springfield, Massachusetts, harus membuat suatu permainan di ruang tertutup untuk
mengisi waktu para siswa pada masa liburan musim dingin di New
England.Terinspirasi dari permainan yang pernah ia mainkan saat kecil di
Ontario,Naismith menciptakan permainan yang sekarang dikenal sebagai bola basket
pada 15 Desember 1891. Naismith menggunakan kotak kayu untuk sasaran tembakan
tersebut, tetapi berhubung waktu percobaan dilakukan yang ada hanya keranjang
(basket) buah persik yang kosong, maka akhirnya keranjang itulah dijadikan sasaran
tembakan. Dari perkataan basket ini kemudian permainan baru yang ditemukan.
James A. Naismith tersebut dinamakan Basketball. Ibrahim A.H (2008:12).
Bola Basket terdiri dari lima orang pemain dalam setiap tim. Dalam setiap tim
terdapat lima orang pemain utama dan lima orang pemain sebagai cadangan yang
menunggu dibangku untuk menunggu giliran menggantikan pemain yang cedera.
Lapangan berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang lapangan antara 20
keranjang (basket) panjangnya 1,80 m dan lebarnya 1,20 m. Keranjang Basket
berbentuk lingkaran dengan garis tengahnya 45 cm dan jarak lingkaran dengan papan
basket kira-kira 20 cm. Dan bola basket terbuat dari karet yang menggelembung dan
dilapisi sejenis kulit, karet atau sintesis. Keliling bola tidak kurang dari 75 cm
dan tidak lebih dari 78 cm. Jon oliver, (2004:1) Tujuan dari permainan bola basket
adalah mencetak angka dengan memasukkan bola kekeranjang lawan dan mencegah
regu lawan untuk mencetak angka dengan menggunakan teknik dasar yang telah
ditetapkan.
B. Teknik Dasar Permainan Bola Basket
Jon oliver, (2004:8) menyatakan bahwa Dalam permainan bola basket baku, setiap
tim memiliki 5 ( lima ) pemain di lapangan. Tiga angka diberikan untuk setiap bola
masuk yang di cetak dari garis tiga angka, dan satu angka diberikan oleh setiap bola
masuk yang dicetak dari dalam garis tiga angka, dan satu angka diberikan untuk setiap
tembakan bebas. Setiap pertandingan dibagi menjadi 4 quarter yang masing-masing
berlangsung 8 hingga 12 menit atau dibagi menjadi 2 babak yang masing-masing
berlangsung 20 menit. Setiap pemain diizinkan untuk melakukan
sebanyak-banyaknya 5 kesalahan jika seorang pemain dilanggar pada saat
melakukan tembakan, dia diberi dua tembakan bebas
( atau tiga jika saat itu sedang melakukan tembakan tiga angka ).
Bola bisa dibawa maju ke keranjang lawan dengan cara mendribel atau mengumpan.
Jika seorang pemain berhenti mendribel dan kemudian mendribel kembali
( double dribel ), atau telah terhenti mendribel dan jalan lebih dari satu langkah
pelanggaran, dan bola di berikan kepada tim lawan. Penyerang memiliki batas waktu
baku tertentu untuk membawa bola setelah melewati garis tengah lapangan para
pemain yang melakukan serangan tidak boleh berada “daerah terlarang” lebih dari
tiga detik dalam sekali waktu ( pelanggaran tiga detik ) telah dirancang aturan
waktu baku untuk melakukan tembakan ( waktu tembak ) atau bola harus
diberikan kepada tim lawan.Para pemain bertahan bisa menggunakan
segala jenis pertahanan yang mereka inginkan
( satu lawan satu, zona, kombinasi, tekanan, menjebak, dan sebagainya )
Dalam upaya merebut bola dari tim penyerang. Setiap tim boleh meminta time out
Selama pertandingan. Time out bisa digunakan untuk mengatur permainan,
beristirahat sejenak, berusaha “ membekukan” seorang pemain yang melakukan
tembakan bebas dalam pertandingan yang ketat, atau menghambat bertambahnya skor
oleh lawan dengan menghentikan momentum mereka.
C. Otot lengan
Menurut Hermawan, (2002:22) Otot sendiri merupakan sel-sel otot yang bentuknya
panjang dan ramping, tiap-tiap mempunyai serabut otot dan beberapa otot ini
dikumpulkan menjadi sebuah alat tubuh. Otot merupakan suatu organ / alat yang
penting sekali memungkinkan tubuh dapat bergerak.
Pada dasarnya otot dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu otot polos, otot
jantung, otot rangka. Massa otot manusia kira-kira 40-50% dari massa tubuh, terdiri
dari 40% otot rangka dan 10% otot polos dan otot jantung. Sebuah serabut otot pada
dasarnya adalah satu sel otot, sel yang berbentuk selinder panjang, mempunyai ukuran
garis tengah yang bervariasi antara 10-100 mikron, dengan panjang bisa lebih
Astrand dalam Rahmat Hermawan, (2004:65), menyatakan bahwa Myofbril yang
terdiri dari filament aktin dan miosin adalah bagian terkecil dari serabut otot. Setiap
serabut otot dikelilingi oleh pembungkus yang dinamakan endomisyum yang
memisahkan tiap sel dengan sel lainnya. Kumpulan serabut otot dibungkus dalam satu
ikatan yang disebut fasikuli. Kumpulan fasikuli-fasikuli tadi dibungkus secara
bersama oleh jaringan pengikat yang disebut perimysium, yaitu lapisan
serabut-serabut kolagen yang elastis. Seluruh jaringan yang diikat dalam perimysium
kemudian dilapisi jaringan yang disebut epimysium. Bentuk epimysium yang ada pada
ujungnya diikat oleh tendon kemudian disebut sebagai otot.
D.
E.
F.
1).Fungsi Gerak Otot
Menurut Rahmat Hermawan, (2006:59) fungsi gerak otot dibagi menjadi 3 yaitu:
a. memelihara sikap dan posisi tubuh
b. pada otot-otot dinding perut berguna untuk menahan rongga perut
c. pada otot-otot dinding pembuluh darah berguna untuk menahan tekanan darah Gambar : 1. Struktur Otot Lengan
2).Diafragma
Struktur muskulus tendonium yang memisahkan rongga torak dengan rongga
abdomen dan membentuk lantai dari kedua rongga tersebut. Diafragma timbul
dari vertebra lumbalis melalui dua tiang kurvatura dari permukaan dalam
prosesus xipoid dan permukaan dalam dari 6 pasang iga bawah. Dari ke 3 pasang
ini, iga melengkung dan membentuk bagian tendinium di tengah-tengah.
Rahmat Hermawan, (2006:59)
3). Macam-macam Otot
Menurut Rahmat Hermawan, (2006:60) macam-macam otot dibagi
menjadi 3 yaitu:
a. menurut bentuk dan serabutnya, yaitu otot serabut sejajar atau bentuk
kumparan, otot bentuk kipas, otot bersirip dan otot melingkar/spinter.
b. Menurut jumlah kepalanya yaitu berkepala dua ( bicep ), berkepala tiga
( tricep ), dan berkepala empat ( quadricep )
c. Menurut pekerjaannya, yaitu:
1). Otot sinergis, otot dalam melakukan kerjanya secara bersama-sama
2). Otot antagonis, otot dalam melakukan kerjanya berlawanan
3). Otot abduktor, otot yang bekerja menggerakan anggota menjauhi tubuh
4). Otot adduktor, otot yang bekerja mendekati tubuh
5). Otot flexor, otot yang bekerja membengkokkan sendi tulang
atau melipat sendi
6). Otot ekstensor, otot yang bekerja meluruskan kembali sendi tulang kepala
kedudukan semula
9). Endorotasi, memutar ke dalam
10). Eksorotasi, memutar keluar
11). Dilatasi, memanjangkan otot
12). Kontraksi, memendekkan otot
Dalam IAAF, (1993:71) menyatakan bahwa otot yang banyak digunakan dalam
permainan bola basket salah satunya adalah otot lengan. Terutama pada saat posisi
menembak (shooting) dimana dalam posisi ini sangat dibutuhkan kekuatan dari otot
lengan untuk bisa melesatkan bola ke dalam keranjang dan mencetak angka atau
point. Otot lengan memiliki banyak bagian otot (muscular) dan bagian yamg
terpenting dalam melakukan shooting bola basket yaitu, terdiri dari biceps, triceps,
dan otot lengan bawah.
a. Bisep ( biceps )
Dalam melakukan banyak aktivitas mengangkat, otot bisep yang paling sering
bekerja, dan melambangkan kekuatan. Bisep perlu dilatih dengan sedemikian rupa
agar dapat seimbang dengan trisep. Melatih otot ini membantu menguatkan
gerakan menarik ’puliling’ yang dibutuhkan saat mengangkat bola dan menjaga
kestabilan posisi bola untuk tidak berubah pada saat melakukan shooting bola
basket.
b. Trisep ( triceps )
Berperan untuk membantu latihan lain yang berupa gerakan ”pushing” atau
bagi olahraga, gerakan meluruskan tangan secara eksplosif yang memerlukan
bantuan kekuatan trisep terlihat dalam olahraga bola basket saat melakukan
shooting, mengoper, mendribel bola dalam bola basket. IAAF, (1993:71)
D. Prinsip-Prinsip Latihan
Depdiknas, (2000:103) Latihan yang baik dan berhasil adalah yang dilakukan secara
teratur, seksama, sistematis, serta berkesinambungan/kontinyu, sepanjang tahun,
dengan pembebanan latihan ( trining load ) yang selalu meningkatkan dan berharap
setiap tahun latihan yang dilakukan secara isidentil atau dilakukan beberapa bulan
menjelang pertandingan saja. Tidak ada artinya sama sekali, hal tersebut dapat
merusak perkembangan atlit dikemudian hari.
Depdiknas, (2000:103) Latihan adalah proses yang sistematis yang harus menganut
prinsip-prinsip latihan tertentu, sehingga organisasi dan mekanisme neuro
physiological atlet akan bertambah baik. Seperti telah disebutkan bahwa latihan
adalah proses yang sistematis dari berlatih secara berulang-ulang dengan kian
menambah jumlah beban atau pekerjaannya.
Dengan berlatih secara sistematis, maka mekanisme neuro physiologis akan
bertambah baik. Gerakan yang mula-mula sukar dilakukan, lambat laun akan
bertambah baik. Gerakan otomatis dan refleksi yang semakin kurang membutuhkan
konstrasi pusat-pusat syaraf dari pada sebelum latihan-latihan tersebut, program
latihan yang baik harus dapat memberikan teknik-teknik latihan tersebut, program
latihan yang baik harus dapat memberikan teknik-teknik latihan yang secara fisiologi
a. Over Load
Prinsip ini mengatakan bahwa beban latihan yang diberikan kepada atlet haruslah
secara periodic dan progresif ditingkatkan. Kalau beban latihan tidak pernah
ditambah, maka berapa lama pun dan berapa sering pun atlet berlatih, prestasi tak
mungkin akan meningkat. Namun demikian, kalau beban latihan terus menerus
bertambah tanpa ada peluang-peluang untuk istirahat, performanya pun
kemungkinan tidak akan meningkat secara progresif. Karena itu, metodologi
pelatihannya haruslah dengan menganut “ system tangga” ( step type-approach ),
atau sering pula disebut sistem ombak ( wave-like system ). Artinya hari-hari
latihan berat harus senantiasa diselingi dengan hari-hari latihan ringan guna
memungkinkan terjadinya regenerasi organisme tubuh. Harsono, (2004:9)
b. Konsistensi
Depdiknas, (2000:103) Konsistensi adalah keajegan untuk melakukan latihan
dalam dalam waktu yang cukup lama. Untuk mencapai kondisi fisik yang baik
diperlukan latihan setidaknya 3 kali per minggu. Latihan 1 kali per-minggu tidak
akan meningkatkan kualitas fisik, sedangkan latihan 2 kali per-minggu hanya
menghasilkan peningkatan kecil. Sebaliknya latihan 5-6 kali per-minggu tidak
disarankan, karena dapat mengakibatkan kerusakan fungsi.
c. Spesifikasi
Prinsip specificity of training ini mengatakan bahwa manfaat maksimal yang bisa
tersebut mirip atau merupakan replikasi dari gerakan-gerakan yang dilakukan
dalam olahraga tersebut. Termasuk dalam hal ini metode dan bentuk latihan
kondisi fisiknya, pemain anggar yang ingin melatih power otot tungkai
( otot paha depan ) harus melakukannya dengan bentuk latihan “ lunge” bukan
dengan squat jump, meskipun squat jump adalah latihan untuk power otot paha
depan. Jadi untuk melatih kelompok pun berlaku prinsip spesifik ini. Pedayung
yang berlatih dengan alat rowing ergometer, kontraksi kecepatan mengayuhnya
pun harus menyerupai ( duplicate ) kecepatan mendayung yang sebenarnya. Jadi
jangan terlalu cepat atau terlalu lambat. Harsono, (2004:10)
d. Prinsip meningkatkan tuntunan
Dalam pembebanan latihan, menurut Sugiyanto, (2004:48) menyatakan bahwa
tuntutan ini adalah bahwa beban latihan harus berkelanjutan jika kebugaran umum
dan khusus atlet terus ditingkatkan, beban latihan harus ditingkatkan secara
regular (progressive overload). Rasio latihan adalah kritis. Seorang pelatih harus
menentukan berapa lama pemulihan dibutuhkan dalam suatu sesi dan antar sesi.
e. Individualisme
Tidak ada dua orang atlet yang rupa serta karaktristik fisiologis dan psikologisnya
persis sama. Menurut Harsono, (2004:9) menyatakan bahwa Selalu akan ada
perbedaan dalam kemampuan, adaptasi, dan karaktristik belajarnya. Karena itu
agar latihan bisa menghasilkan hasil yang terbaik bagi setiap individu, prinsip
individualisme harus senantiasa diterapkan dalam latihan. Artinya, beban latihan
harus senantiasa disesuaikan dengan adaptasi,potensi, serta karaktristik spesifik
Harsono, (2004:11) menyatakan bahwa Perkembangan atlet bergantung pada
pemberian istirahat yang cukup seusai latihan agar regenerasi tubuh dan dampak
latihan ( training effect ) bisa dimaksimalkan. Lamanya masa pemulihan
tergantung dari kelelahan yang dirasakan atlet akibat stimulus/latihan sebelumnya.
E.Daya Tahan Otot Lengan
Daya tahan otot lengan adalah Suatu kelompok otot yang mampu untuk melakukan
kontraksi yang berturut-turut (misalnya pus up dan wirst curl) atau mampu
mempertahankan suatu kontraksi statis untuk waktu yang lama, misalnya
menggantung pada rekstok,
( menahan suatu beban dengan lengan lurus kesamping untuk waktu yang lama),
Menurut Harsono, (2009:13) menyatakan bahwa daya tahan adalah keadaan atau
kondisi tubuh yang mampu untuk berlatih untuk waktu yang lama, tanpa mengalami
kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan latihan tersebut.
Oleh karena itu maka latihan-latihan untuk mengembangkan komponen daya tahan
haruslah sesuai dengan batasan tersebut. Jadi, latihan-latihan yang kita pilih harus
berlangsung untuk waktu yang lama, misalnya lari jarak jauh, renang jarak jauh,
croos-country atau lari lintas alam, Latihan daya tahan adalah latihan di tingkat
aerobik, artinya suplai O2 masih cukup untuk meladeni intensitas latihan yang
a. Daya tahan ( Endurance )
1). Pengertian
Menurut Harsono, (2004:44) Daya tahan adalah kemampuan untuk melakukan
suatu aktivitas atau latihan dalam waktu yang lama tanpa kelelahan yang
berlebihan setelah melakukan aktivitas tersebut.
Secara sederhana daya tahan dapat diartikan dengan kemampuan
tubuh mengatasi kelelahan. Namun secara definitive daya tahan
merupakan kemampuan organisasi tubuh untuk mengatasi
kelelahan yang disebabkan oleh pembebanan yang berlangsung
relatif lama. Dalam arti lain juga dapat dikatakan bahwa daya tahan
merupakan kemampuan organisasi tubuh untuk melakukan
pembebanan selama mungkin baik secara statis maupun dinamis
tanpa menurunkan kualitas kerja. Depdiknas, (2000:115)
2). Jenis-jenis daya tahan
Dalam Depdiknas, (2000:115) bahwa pada prinsipnya kemampuan daya tahan
berhubungan erat dengan sistem metabolisme energi dalam tubuh, sehingga
pengertian daya tahan selalu dikaitkan sistem energi tubuh. Apabila dikaitkan
dengan sistem metabolisme energi tubuh, maka daya tahan dapat dibedakan atas
daya tahan aerobik dan daya tahan anaerobic.
a. Daya tahan aerobik, adalah kemampuan organisme tubuh mengatasi
kelelahan yang disebabkan pembebanan aerobik yang berlangsung lama.
jarak jauh,bersepeda,berenang, jarak jauh dan lain sebagainya.
b. Daya tahan anaerobik, adalah kemampuan organisme tubuh mengatasi
kelelahan yang disebabkan pembebanan yang berlangsung secara anaerobik
dengan intensitas tinggi ( 80-100% ). Cirri utama dari kegiatan anaerobik
adalah pelaksanannya berlangsung cepat dan singkat seperti lari 100,200,400
meter, tolak peluru, lompat tinggi, tennis, smas dalam voli dan lain sebagainy
3). Metode-metode latihan daya tahan
a. Metode waktu lama
ciri utama dari metode ini adalah tidak adanya interval ( istrahat ) selama
pembebanan. Kecepatan lari bias konstan dan bias juga berubah-ubah. Lama
pembebanan tergabtung dari kemampuan individu dan kekhususan suatu
cabang olahraga.
Menurut jonath dan krempel dalam Depdiknas, ( 2000:116) bahwa untuk atlet
junior pemula beban di bawah 30 menit, sedangkan untuk atlet junior yang
telah berprestasi dan atlet berprestasi tinggi, lama bebannya berkisar 50 sampai
120 menit ( terutama untuk lari, dayung dan kano )
Metode waktu lama ini dibedakan lagi menjadi atas : 1) metode kontinyu, 2)
metode berganti dan 3) fartlek. Metode kontinyu ditandai dengan kemampuan
mempertahankan kecepatan lari dalam waktu yang lama, dan untuk penentuan
intensitasnya dilihat berdfasarkan denyut nadi antara 150 sampai 170 kali per
kecepatan lari selama pembebanan. Misalnya lari 30 menit, setiap 100 meter
lari dengan kecepatan 4 meter/detik dan setiap 500 meter lari dengan
kecepatan 5 meter/detik, ini dilakukan berganti-ganti sementara metode daya
tahan di mana pergantian kecepatan lari disesuaikan dengan kebutuhan
individu atlet. Dengan kata lain, atlet yang menentukan kecepatan larinya.
Depdiknas, (2000:116)
b) Metode interval
Depdiknas, (2000:117) Metode ini dilakukan berdasarkan prinsip interval,
yaitu adanya waktu antara ( pemulihan ) di antara pembebanan yang satu
dengan pembebanan berikutnya. Prinsip interval menuntut pergantian yang
terencana antara fase pembebanan dan fase pemulihan. Dan tidak berlaku
pemulihan penuh ( sempurna ). Para ahli mengatakan bahwa pembebanan baru
diberikan bila frekuensi denyut nadi mencapai 120-130/menit.
c) Metode Pertandingan dan Metode Kontrol
Metode ini sebenarnya merupakan uji coba terhadap daya tahan yang
dibutuhkan dalam bertanding/perlombaan. Pengembangan metode ini hanya
ditujukan untuk kemampuan daya tahan yang dibutuhkan dalam pertandingan.
Misalnya untuk pelari, latihan lari yang dilakukan harus berorientasi kepada
jarak lari yang diperlombakan. Dengan kata lain bahwa latihan dengan metode
ini harus diarahkan dan disesuaikan dengan kebutuhan daya tahan dalam
Sukardi dan Sumiati (1990:98) mengungkapkan kegiatan ekstrakurikuler
merupakan suatu bentuk kegiatan yang dilakukan siswa diluar jam tatap muka,
dilaksanakan baik disekolah maupun diluar sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler
yang dilakukan disekolah maupun diluar sekolah bertujuan agar siswa dapat lebih
memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan, mendorong pembinaan sikap
atau nilai dalam rangka penerapan pengetahuan dan kemampuan yang telah
dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum, yang baik program inti
maupun non inti.
Sedangkan menurut Saputra (1998:6) ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar
jam pelajaran sekolah biasa, yang dilakukan disekolah atau diluar sekolah dengan
tujuan memperluas pengetahuan siswa, mengenai hubungan antara mata pelajaran
dan penyaluran bakat dan minat, serta melengkapi pembinaan manusia seutuhnya.
Dalam pelaksanaan ekstrakurikuler yang dilakukan diluar jam pelajaran sangat
penting ditentukan oleh kondisi lingkungan sekolah dan tersedianya sarana dan
prasarana yang memadai serta adanya pelatih ahli dalam bidang olahraga tersebut,
juga ditentukan adanya penyajian bentuk latihan yang baik, sistematis, dari guru atau
pelatih sehingga akan membantu pencapaian tujuan yang dikehendaki.
Suprapto (1990:9) mengungkapkan bahwa tujuan dari olahraga ekstrakurikuler
adalah meningkatkan pengetahuan siswa yang beraspek kognitif, afektif, dan
psikomotor. Serta meningkatkan bakat dan minat siswa dalam pembinaan pribadi
menuju pembinaan manusia seutuhnya. Dan mengenal hubungan antara yang satu
dengan yang lain, lingkup kegiatan yang dapat mendukung intra dan ekstrakurikuler.
membina siswa yang telah memiliki prestasi melalui kegiatan ekstrakurikuler yang
diselengarakan di sekolah.
G. Kerangka Pikir
Di dalam latihan banyak melibatkan variable yang kompleks baik internal
maupun eksternal, antara lain motivasi dan ambisi, kualitas dan kuantitas
latihan, volume dan intensitas latihan, serta pengalaman dilapangan Latihan
sendiri merupakan faktor terpenting dalam meningkatkan kemampuan fisik
dan teknik karena didalamnya terdapat prinsip serta asas latihan yang akan
diterapkan dalam latihan. bola basket sendiri terdiri dari suatu gabungan beberapa
gerakan yang kompleks. Hal ini berarti gerakanya terdiri dari gabungan unsur gerak
yang terkoordinasi dengan baik. Oleh karena itu penguasaan gerak yang baik harus
dilakukan sehingga dapat bermain dengan baik. Jika setiap unsur gerak dapat
dikuasai, maka pemain akan dapat dengan mudah mengombinasikan gerakannya
dan dapat mengembangkan dalam berbagai macam gerakan membutuhkan aspek
kekuatan otot bahu, lengan, dan fleksibilitas pergelangan tangan serta koordinasi
gerak tubuh yang harmonis.
Tujuan utama belajar keterampilan gerak adalah untuk meningkatkan
keterampilan gerak yaitu perubahan perilaku yang bersifat psikomotor dan
perubahan penguasaan keterampilan gerak suatu cabang olahraga. Selain
perubahan yang bersifat kognitif dan afektif. untuk dapat bermain bola basket
dengan baik terlebih dahulu menguasai beberapa gerak dasar
(a) Passing (teknik melempar dan menangkap bola),
(b) Dribling (teknik menggiring bola), (c) Shooting (teknik menembak),
(g) Foot work (teknik pergerakan kaki), bila siswa dapat melakukan shooting
dengan baik dengan cara latihan otot lengan yang dapat menambahkan tenaga
atau power terhadap hasil tembakan ke ring, maka dengan demikian keterampilan
tersebut dapat berpengaruh pada keterampilan shooting pada siswa ekstrakurikuler
bola basket di SMA Muhammadiyah Gisting.
H. Hipotesis
Menurut Arikunto, (2006:71) hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang
bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data
yang terkumpul.
Hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban sementara yang harus di uji lagi
kebenarannya melalui penelitian ilmiah. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Ho : Tidak ada pengaruh antara latihan kekuatan otot lengan (push up, pull up) dan
latihan daya tahan otot lengan (push up,wistr curl) terhadap keterampilan
shooting pada siswa ekstrakurikuler bola basket di SMA Muhammadiyah
Gisting.
Ha : Ada pengaruh antara latihan kekuatan otot lengan (push up, pull up) dan latihan
daya tahan otot lengan (push up, wisrt curl) terhadap keterampilan shooting
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Menurut Sukardi, (2003:17) Metodologi penelitian adalah cara yang
dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan, direncanakan oleh para
peneliti untuk memecahkan permasalahan yang hidup dan berguna bagi
masyarakat, maupun bagi peneliti sendiri.
Metode penelitian merupakan strategi umum yang di anut dalam
pengumpulan data dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab
persoalan yang dihadapi Menurut Arikunto, (2006 : 3) penelitian
eksperimen adalah suatupenelitian yang selalu dilakukan dengan maksud
untuk melihat akibat darisuatu perlakuan. Dalam penelitian ini penulis
mengadakan percobaan terhadap sekelompok subjek yang akan dites
kemampuan awalnya (pre-test ) dalam melakukan shooting bola basket.
Setelah diperoleh nilai hasil tes awal, dilakukan ordinal pairing guna
membagi populasi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok latihan otot lengan
dan kelompok latihan daya tahan otot lengan. Kemudian kelompok otot
lengan diberi perlakuan dengan cara latihan otot lengan yaitu melakukan
push up, pull up, dan latihan daya tahan otot lengan diberi perlakuan dengan
pertemuan akan dilakukan tes keterampilan akhir (post-test ). Gambaran
metode eksperiment :
Keterangan :
R = Random
Pretest = Tes awal shooting
OP = Ordinal Pairing
Kel 1 = Kelompok latihan otot lengan
Kel 2 = Kelompok latihan daya tahan otot lengan
Treatmen A = Latihan (push up,pull up)
Treatmen B = Latihan (push up,wisrt curl)
Postest = Tes akhir shooting
Pembagian kelompok eksperimen didasarkan prestasi keterampilan
melakukan shooting bola basket pada tes awal diranking, kemudian subyek
yang memiliki keterampilan setara dipasang-pasangkan ke dalam kelompok
1 dan kelompok 2. Dengan demikian kedua kelompok tersebut sebelum
diberi perlakuan mempunyai keterampilan yang sama. Apabila pada
akhirnya terdapat perbedaan, maka hal ini disebabkan oleh pengaruh
perlakuan yang diberikan. Adapun pembagian kelompok dalam penelitian
ini dengan cara ordinal pairing sebagai berikut:
Ke2 Treatment B Posttest
R
Pretest
OP
Kelompok Treatmen A Kelompok Treatmen B
Rank 1 Rank 2
Rank 4 Rank 3
Rank 5 Rank 6
dst Rank 7
B. Variabel Penelitian dan Data
1) Variabel penelitian
Menurut Arikunto, (2006:118) Variabel adalah objek penelitian, atau apa
yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam hal ini ada dua
variabel, yaitu : (1) variabel bebas dan (2) variabel terikat
a. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang nilai-nilainya tidak tergantung
pada variabel lainnya yang berguna untuk meramalkan
danmenerangkan nilai variabel yang disimbolkan dengan (x), adapun
variabel bebas dalam penelitian ini adalah latihan otot lengan sebagai
(X1) dan latihan daya tahan otot lengan (X2).
b. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang nilai-nilainya bergantung pada
variabel lainnya dan merupakan variabel yang diterangkan nilainya
dilambangkan dengan (Y). Variabel terikatnya adalah kemampuan
2) Data
Menurut Arikunto, (2006:118 ) data adalah hasil pencatatan peneliti, baik
yang berupa fakta ataupun angka.Dari sumber SK menteri P dan K No.
0259/U/1977 tanggal 11 juli 1977 disebutkan bahwa data adalah segala
fakta dan angka yang dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi.
Sedangkan impormasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk
suatu keperluan.
Menurut sumber pengambilannya, data dibagi menjadi dua, yaitu data
primer dan data sekunder.
1. Data Primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang
yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang
memerlukannya. Data primer disebut juga data asli atau data baru.
2. Data Sekunder adalah yang diperoleh atau dikumpulkan dari
sumber-sumber yang telah ada. Data tersebut biasanya diperoleh dari
perpustakaan atau dari laporan-laporan peneliti yang terdahulu. Data
sekunder disebut juga data tersedia.
C. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi merupakan sumber data yang sangat penting, karena tanpa
kehadiran populasi penelitian tidak akan berarti serta tidak mungkin
Menurut Arikunto (2006 : 130) populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
ekstrakurikuler bola basket SMA Muhammadiyah Gisting sebanyak 24
siswa.
b. Sampel
Menurut Arikunto, (2006:134) sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti. Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik
diambil semua. Sebaliknya jika subjeknya lebih besar dari 100 dapat
diambil antara 10-15% atau 20-25%. Karena siswa tidak lebih dari 100
orang, sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi.
D. Prosedur Penelitian
Sebelum melakukan penelitian dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Mengurus surat izin penelitian.
b. Mempersiapkan alat-alat yang dipergunakan.
c. Mempersiapkan tenaga pembantu.
d. Membagi kelompok dengan urutan ranking dengan menggunakan teknik
ordinal pairing berdasarkan hasil tes awal.
e. Menyusun dan mengkoordinasikan jadwal latihan.
E. Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto, (2006:160) instrumen penelitian adalah alat atau pasilitas
lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan
sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes keterampilan bola
basket yaitu:
a. Tes keterampilan memasukkan bola kekeranjang
1) Pelaksanaan
Siswa berdiri memegang bola basket di bawah ring basket setelah
aba-aba ”YA” teste berusaha memasukkan bola tersebut sebanyak
mungkin ke dalam ring basket dalam waktu 30 detik. Sebelum masuk
ke dalam basket, bola harus terlebih dahulu menyentuh papan basket.
[image:42.595.174.383.394.646.2]Hanya bola yang sah masuk yang diberi skor.
2) Tujuan
Tes keterampilan merupakan tes yang mencerminkan keterampilan
siswa-siswa mengenal keterampilan mereka dalam cabang tertentu,
misalnya di cabang bola basket, dengan menggunakan tes
keterampilan kita dapat mengetahui tingkat keterampilan anak didik
kita dalam cabang olahraga, sehingga kita dapat membuat klasifikasi,
dan mengetahui kemajuan hasil latihan dan catatan tentang hasil anak
didik kita, dalam penelitian ini menggunakan tes menembak bola ke
keranjang basket yang bertujuan mengetahui keterampilan shooting
dalam bola basket.
3) Petugas tes
Petugas tes terdiri dari 6 orang yaitu
a. Pemberi aba-aba : 2 orang
b. Pengukur waktu : 2 orang
c. Pencatat hasil : 2 orang
4) Alat dan fasilitas
a. Lapangan bola basket
b. Bola basket
c. Peluit
d. Note book
e. Boelpoin
f. Stopwatch
5) Penilaian
Tes di berikan waktu 30 detik untuk memasukkan bola kedalam ring
basket sebanyak mungkin. Setiap bola yang masuk diberi nilai
1 ( satu ) sedangkan yang tidak masuk nilai 0 ( nol ) sebelum masuk
ke dalam basket, bola harus terlebih dahulu menyentuh papan basket.
Hanya bola yang sah masuk yang diberi skor.
F. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan di analisis dengan
menggunakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif
dipergunakan untuk menjelaskan, menggambarkan, dan menafsirkan hasil
penelitian dengan menggunakan susunan kata dan kalimat sebagai jawaban
atas permasalahan yang diteliti yaitu perbandingan pengaruh latihan kekuatan
otot lengan (push up, pull up) dan latihan daya tahan otot lengan
(push up, wirst curl) terhadap keterampilan shooting pada siswa
ekstrakurikuler bola basket di SMA Muhammadiyah Gisting. Sedangkan
analisis kuantitatif dipergunakan untuk menggambarkan angka ( persentase )
secara kuantitatif atau jumlah.Teknik analisis data selain uji t, penulis akan
menggunakan rata-rata dan standar deviasi. Tujuan atau kegunaannya adalah
untuk melihat seberapa jauh hasil perlakuan yang mampu melampaui diatas
rata-rata dan dibawah rata-rata dalam persentase.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji untuk melihat apakah data penelitian yang
pengujian normalitas ini adalah menggunakan uji liliefors. Langkah
pengujiannya mengikuti prosedur Sudjana (1992 : 466) yaitu :
a. Pengamatan
X
1,
X
2,...,
X
n dijadikan bilangan bakuZ
1,
Z
2,...,
Z
ndengan menggunakan rumus
S X X Zi 1 2
SD : Simpangan baku
Z : Skor baku
X : Row skor
X : Rata-rata
b. Untuk tiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar
distribusi normal baku. Kemudian di hitung peluang
)
(
)
(
Z
iP
Z
Z
iF
c. Selanjutnya dihitung
Z
1,
Z
2,...,
Z
n yang lebih kecil atau samadengan
Z
i kalau proporsi ini dinyatakan denganS
(
Z
i)
makan Z yang Z Z Z banyaknya Z
S n i
i
.. , ,..., ...
)
( 1 2
d. Hitung selisih
F
(
Z
i)
S
(
Z
i)
kemudian tentukanharga mutlaknya.
e. Ambil harga paling besar di antara harga mutlak selisih
tersebut. Sebutlah harga terbesar ini dengan
L
0. Setelah hargaL
0 ,untuk uji Liliefors dengan taraf signifikan 0,05. bila harga
L
0 lebihkecil (<) dari L tabel maka data yang akan di olah tersebut
berdistribusi normal sedangkan bila
L
0 lebih besar (>) dari L tabelmaka data tersebut tidak berdistribusi normal.
0
L
< L tabel : normal0
L
> L tabel : normal2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh informasi apakah
kedua kelompok sample memiliki varian yang homogen atau tidak.
Menurut Sudjana, (2002:250) untuk pengujian homogenitas digunakan
rumus sebagai berikut :
Terkecil Varians
Terbesar Varians
F
Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dengan rumus
Dk pembilang : n-1 (untuk varians terbesar)
Dk penyebut : n-1 (untuk varians terkecil)
Taraf signifikan ( 0.05) maka dicari pada tabel F
Didapat dari tabel F
Dengan kriteria pengujian
Jika : F hitung ≥ F tabel tidak homogen
Pengujian homogenitas ini bila F hitung lebih kecil (<) dari F tabel maka
data tersebut mempunyai varians yang homogen. Tapi sebaliknya bila F
hitung (>) dari F tabel maka kedua kelompok mempunyai varians yang
berbeda.
3. Uji t- tes
Berdasarkan kenormalan atau tidaknya serta homogen atau tidaknya
varians antar kedua kelompok sample maka analisis yang digunakan dapat
di kemukan beberapa alternatif :
a. Untuk menguji pengaruh metode pemelajaran dengan metode
keseluruhan dan metode bagian keterampilan gerak dasar shooting
digunakan uji t dengan sampel berpasangan. Secara matematika rumus
uji t dengan sampel berpasangan adalah sebagai berikut:
t =
Keterangan :
= Rata-rata dari selisih beda
Sb = Simpangan baku
n = Jumlah sampel
b. Data berdistribusi normal dan kedua kelompok mempunyai
varians yang homogen ( 12 ) maka uji t- tes yang
dipergunakan untuk menguji hipotesis penelitian seperti yang
t hitung = 2 1 1 1 _ 2 _ 1 n n x gab S X X
2
)
1
(
)
1
(
2 1 2 2 2 2 1 1
n
n
S
x
n
S
x
n
S
gab Keterangan : _ 1X : Rerata kelompok eksperimen A _
2
X : Rerata kelompok B 1
S : Simpangan baku kelompok eksperimen A
2
S : Simpangan baku kelompok B
1
n : Jumlah sampel kelompok eksperimen A
2
n : Jumlah sampel kelompok kelompok eksperimen B
c. Salah satu data berdistribusi normal dan data yang lain tidak
berdistribusi normal (
) kedua kelompok sampel yangmempunyai varians yang homogen atau tidak homogen maka rumus
yang digunakan menurut Sudjana (1992 : 241) dalam Surisman (1996):
t hitung =
2 2 2 1 2 1 2 1 ) ( n S n S X X Keterangan 1
X : Rerata kelompok eksperimen A
2
X : Rerata kelompok eksperimen B
1
S : Simpangan baku kelompok eksperimen A
2
S : Simpangan baku kelompok eksperimen B
1
n : Jumlah sampel kelompok eksperimen A
2
d. Bila kedua data berdistribusi tidak normal, kedua kelompok sampel
homogen atau tidak, maka rumus yang digunakan seperti yang di
kemukakan Sanafiah Faisal (1982 hal 371) adalah :
2
)
1
(
2
2 1 2 1 2 1
n
n
N
N
N
N
U
Z
2
1
)
1
(
1 22
1
N
n
n
R
N
U
2
2
)
1
(
1 2 21
N
n
n
R
N
U
Pengujian taraf signifikan perbedaan antara kelompok eksperimen A
dan kelompok eksperimen B adalah bila Z hitung < dari Z tabel
berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok
eksperimen A dan kelompok eksperimen B sebaliknya bila Z hitung >
dari Z tabel berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam pengambilan data penelitian instrument atau alat ukur penelitian. Untuk
penelitian ini alat ukur yang dipakai adalah tes keterampilan bola basket. Tes
tersebut sudah merupakan tes standar yang baku, sehingga tidak perlu di cari nilai
validitasnya.
A.Hasil Penelitian
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan uji
Liliefort dengan kriteria uji jika nilai L hitung < L tabel, maka data
berdistribusi normal. Hasil normalitas data di sajikan pada tabel 1.
[image:50.595.148.500.553.693.2]Adapun hasil perhitungan normalitas data disajikan pada tabel berikut:
Tabel 1. Uji Normalitas
Data L hitung L tabel Kesimpulan
Tes Awal Kelompok Kekuatan
Otot Lengan 0.095 0,285 Normal
Tes Akhir Kelompok Kekuatan
Otot Lengan 0,21 0,300 Normal
Tes Awal Kelompok Daya
Tahan Otot Lengan 0,157 0,319 Normal
Tes Akhir Kelompok Daya
1. Uji Homogenitas
Uji homogenitas untuk melihat apakah kedua kelompok memiliki varians
yang sama, dilakukan dengan cara membandingkan varians terbesar dan
varians terkecil dari masing-masing kelompok, sehingga diperoleh nilai
F hitung dengan kriteria uji, jika nilai F hitung < F tabel tabel maka kedua data
berdisribusi sama atau bersifat homogen. Hasil analisis data homogenitas
[image:51.595.154.486.338.455.2]Adapun hasil perhitungan homogenitas data disajikan pada tabel berikut:
Tabel 2. Uji Homogenitas
Data F hitung F tabel Kesimpulan
Tes awal kelompok latihan kekuatan otot lengan dan daya tahan otot lengan
1,01 2,82 Homogen
Tes akhir kelompok latihan kekuatan otot lengan dan daya tahan otot lengan
1,003 2,82 Homogen
Pada tabel terlihat bahwa kelompok test awal dan tes akhir shooting bola
basket dengan latihan otot lengan dan latihan daya tahan otot lengan
memiliki nilai F hitung < F tabel dengan demikian kedua kelompok
memiliki varians yang sama (homogen).
2. Uji t
Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas pada kedua
kelompok sampel baik tes awal maupun tes akhir maka dilakukan uji t
untuk mengetahui perbedaan hasil keterampilan shooting dalam basket
Tabel 3. Hasil analisis uji t
Data t hitung t tabel Kesimpulan
Tes awal kelompok latihan kekuatan otot lengan dan daya tahan otot lengan
0,125 2,069 tidak ada
perbedaan
Post tes kelompok latihan kekuatan otot lengan dan daya tahan otot lengan
2,21 2,069 ada perbedaan
Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan perolehan hasil perhitungan
untuk mencari perbedaan hasil kemampuan shooting dalam basket untuk
tes awal kelompok latihan kekuatan otot lengan dan daya tahan otot lengan
diperoleh nilai t hitung sebesar 0,125 dan nilai t tabel pada taraf signifikan
0,05 atau pada taraf kepercayaan 95% didapat sebesar 2,069. Jika t hitung > t
tabel atau - t hitung < - t tabel berarti ada perbedaan yang singnifikan. Maka
berdasarkan hasil perhitungan penelitian didapat nilai t hitung =0,125 < t tabel
=2,069, artinya pada tes awal tidak ada pengaruh kemampuan shooting
antara kelompok latihan kekuatan otot lengan dan daya tahan otot lengan.
Sedangkan hasil perhitungan tes akhir diperoleh nilai t hitung = 2,21 dengan
nilai t tabel sebesar 2,069. Maka t hitung = 2,21 > t tabel =2,069, artinya ada
pengaruh hasil kemampuan shooting yang signifikan antara kelas
eksperimen yang diberi latihan kekuatan otot lengan dan daya tahan otot
3. Uji Pengaruh
Uji pengaruh adalah untuk mengetahui pengaruh yang diberikan pada
kelompok sampel terhadap pengusaaan kemampuan shooting dalam
[image:53.595.149.461.233.324.2]basket. Berikut hasil analisis pengaruh disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 4. Hasil analisis uji pengaruh
Data t hitung t tabel
Uji-t Pengaruh Data Tes latihan otot lengan 8,34 2,179
Uji-t Pengaruh Data Tes latihan daya tahan
otot lengan 3,03 2,179
Hasil analisis pengaruh latihan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan
shooting dalam basket diperoleh jumlah selisih rata-rata sebesar 29 poin,
nilai rata-rata (X) 2,4167, nilai standar deviasi 0,996 dan nilai varians
0,992. Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai t hitung sebesar 8,34 dan
nilai t tabel sebesar 2,179. Jika t hitung > t tabel atau - t hitung < - t tabel berarti
ada pengaruh yang singnifikan. Karena t hitung =8,34 > t tabel = 2,179
artinya ada pengaruh yang signifikan dari latihan kekuatan otot lengan
terhadap keterampilan shooting dalam basket.
Hasil analisis pengaruh latihan daya tahan otot lengan terhadap
kemampuan shooting dalam basket diperoleh jumlah selisih rata-rata 12
poin, nilai rata-rata (X) 1, nilai standar deviasi 1,128 dan nilai varians
1,273. Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai t hitung sebesar 3,03 dan
nilai t tabel sebesar 2,179. Jika t hitung > t tabel atau - t hitung < - t tabel berarti
ada pengaruh yang singnifikan. Karena t hitung = 3,03 > t tabel = 2,179
artinya ada pengaruh yang signifikan dari latihan daya tahan otot lengan
terhadap kemampuan shooting dalam basket.
B. Deskripsi Data
Deskripsi data dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang penyebaran
data meliputi jumlah, rata-rata, standar deviasi, dan varians pada
masing-masing kelompok yaitu kelompok latihan kekuatan otot lengan dan daya tahan
otot lengan. Jenis data tesebut digunakan untuk menganalisis normalitas data,
homogenitas, uji perbedaan dan uji pengaruh.
1. Kelompok Latihan Otot Lengan
Hasil analisis kelompok eksperimen dengan diberikan perlakuan berupa
[image:54.595.149.503.491.552.2]latihan kekuatan otot lengan pada tes awal diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil analisis kelompok eksperimen otot lengan
Tes Awal Latihan Otot Lengan
Tes Akhir Latihan Otot Lengan
Jumlah r SD S2 Jumlah r SD S2
111 9,25 3,33 11,11 140 11,67 3,06 9,33
Berdasarkan data pada tabel diatas maka diketahui bahwa tes awal latihan
otot lengan berjumlah 111, setelah diberikan treatmen selama 3 bulan
mengalami peningkatan menjadi 140, dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa latihan otot lengan dapat meningkatkan kemampuan shooting pada
0 2 4 6 8 10 12
tes awal
tes akhir
rata-rata
standar deviasi
[image:55.595.186.397.100.299.2]varians
Grafik 1. Kelompok latihan otot lengan
2. Kelompok Latihan Daya Tahan Otot Lengan
Hasil analisis kelompok latihan daya tahan otot lengan pada tes awal
diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 2. Hasil analisis kelompok eksperimen daya tahan otot lengan
Tes Awal
Latihan daya tahan Otot Lengan
Tes Akhir
Latihan daya tahan Otot Lengan
Jumlah r SD S2 Jumlah r SD S2
109 9,08 3,32 10,99 121 10,08 3,06 9,36
Berdasarkan data pada tabel diatas maka diketahui bahwa tes awal latihan
daya tahan otot lengan berjumlah109, setelah diberikan treatmen selama 3
bulan mengalami peningkatan menjadi 121, dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa latihan daya tahan otot lengan dapat meningkatkan
kemampuan shooting pada bola basket.
[image:55.595.148.505.506.568.2]0 2 4 6 8 10 12
tes
awal
tes
akhir
rata-rata
standar deviasi
[image:56.595.182.502.121.341.2]varians
Grafik 2. Kelompok Latihan daya tahan otot lengan
C.Pengujian Hipotesis
Hasil analisis diperoleh nilai t hitung = 2,21 dengan nilai t tabel sebesar 2,069.
Maka t hitung = 2,21> t tabel =2,069, maka tolak Ho artinya pada tes akhir ada
pengaruh kemampuan shooting yang signifikan antara latihan kekuatan otot
lengan dan daya tahan otot lengan.
Hasil analisis latihan kekuatan otot lengan diperoleh nilai t hitung sebesar 8,34
dan nilai t tabel sebesar 2,179. Nilai t hitung = 8,34 > t tabel = 2,179 maka tolak
Ho, artinya pada tes akhir ada pengaruh yang signifikan dari latihan kekuatan
otot lengan terhadap kemampuan shooting bola basket.
Hasil analisis latihan kekuatan otot lengan diperoleh nilai t hitung sebesar 3,03
dan nilai t tabel sebesar 2,179. Nilai t hitung = 3,03 > t tabel = 2,179 maka tolak
t hitung sebesar 3,03 dan nilai t tabel sebesar 2,179. Nilai t hitung = 3,03 > t tabel =
2,179, maka tolak Ho, artinya pada tes akhir ada pengaruh yang signifikan
dari latihan daya tahan otot lengan terhadap keterampilan shooting dalam
basket.
Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh yang signifikan dari kedua
bentuk latihan tersebut terhadap keterampilan shooting dalam basket yang
ditunjukkan berdasarkan selisih nilai hasil shooting sebelum dan sesudah
pemberian perlakuan pada kelompok eksperimen yang mengalami
peningkatan.
Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh yang signifikan dari kedua
bentuk latihan tersebut terhadap keterampilan shooting dalam basket yang
ditunjukkan berdasarkan selisih nilai hasil shooting sebelum dan sesudah
pemberian perlakuan pada kelompok eksperimen yang mengalami
peningkatan.
a. Perbandingan Pengaruh Latihan Kekuatan Otot Lengan Terhadap Keterampilan Shooting Bola Basket.
Hasil analisis kelompok latihan kekuatan otot lengan diketahui bahwa pada
tes awal latihan kekuatan otot lengan berjumlah 111, setelah diberikan
treatmen selama 3 bulan mengalami peningkatan menjadi 140, dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa latihan kekuatan otot lengan dapat
meningkatkan keterampilan shooting bola basket,
( dapat dilihat pada tabel 5 ).
b. Perbandingan Pengaruh Latihan Daya Tahan Otot Lengan Terhadap Keterampilan Shooting Bola Basket.
Hasil analisis kelompok latihan daya tahan otot lengan diketahui bahwa
pada tes awal latihan daya tahan otot lengan berjumlah 109, setelah
diberikan treatmen selama 3 bulan mengalami peningkatan menjadi 121,
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa latihan daya tahan otot lengan
dapat meningkatkan keterampilan shooting bola basket,
( dapat dilihat pada tabel 6 ).
c. Perbandingan Pengaruh Latihan Kekuatan Otot Lengan Dan Daya Tahan Otot Lengan Terhadap Keterampilan Shooting Bola Basket.
Hasil analisis antara kolompok latihan kekuatan otot lengan dan daya tahan
otot lengan, dimana latihan kekuatan otot lengan pada tes awal diperoleh
111, dan tes akhir 140, sedangkan latihan daya tahan otot lengan diperoleh
109, dan tes akhir 121, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa latihan
kekuatan otot lengan dan daya tahan otot lengan dapat meningkatkan
keterampilan shooting bola basket, ( dapat dilihat pada tabel 5 dan 6 ).
D.Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dan kegiatan selama penelitian di SMA
Muhammadiyah Gi