• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Derajat Stres dan Performance Pada Karyawati Bank X Kota Bandung Yang Telah Menikah.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Antara Derajat Stres dan Performance Pada Karyawati Bank X Kota Bandung Yang Telah Menikah."

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan antara derajat stres dan

produktivitas kerja pada karyawan wanita di Bank “X” Bandung yang telah menikah.

Pemilihan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan sampel dalam penelitian

ini berjumlah 34 orang. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

rancangan penelitian korelasional. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini

berupa kuesioner derajat stres yang terdiri dari 95 item dan kuesioner produktivitas

kerja yang terdiri dari 27 item. Alat ukur derajat stres disusun oleh peneliti sendiri

berdasarkan teori derajat stres dari Tom Cox dan alat ukur produktivitas kerja disusun

oleh peneliti berdasarkan teori Schermerhorn. Data yang diperoleh diolah dengan

program SPSS 15.0.

Berdasarkan uji validitas dengan constract validity dan reliabilitas dengan

alpha cronbach diperoleh 81 item derajat stres yang diterima dengan validitas alat ukur

derajat stres berkisar antara 0.306-0.752, dengan reliabilitas sebesar 0.946 sedangkan

untuk alat ukur produktivitas kerja 26 item diterima dan validitas alat ukur produktivitas

berkisar antara 0.320-0.720, dengan reliabilitas sebesar 0.879. Berdasarkan pengolahan

data secara statistik, maka didapat koefisien korelasi sebesar – 0.696 pada taraf

signifikansi 0.01. Kesimpulan yang diperoleh adalah terdapat hubungan negatif antara

derajat stres dan produktivitas kerja pada karyawan wanita di Bank ”X” yang telah

menikah.

(2)

DAFTAR ISI

Abstrak

i

Kata pengantar

ii

Daftar isi

iv

BAB I. PENDAHULUAN

1

1.1.

Latar Belakang Masalah

1

1.2.

Identifikasi

Masalah

10

1.3.

Maksud

dan

Tujuan

Penelitian

11

1.3.1.

Maksud

Penelitian

11

1.3.2.

Tujuan

Penelitian

11

1.4.

Kegunaan

Penelitian

11

1.4.1.

Kegunaan

Teoritis

11

1.4.2.

Kegunaan

Praktis

11

1.5.

Kerangka Pemikiran 12

1.6.

Asumsi

Penelitian 21

1.7.

Hipotesis

Penelitian

21

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Stres

23

2.1.1.

Pengertian

Stres 23

(3)

2.1.3.

Klasifikasi

Stres 30

2.1.4.

Penilaian

Kognitif

33

2.1.5. Stres Dalam Konteks Hubungan Individu Dengan

35

Masyarakat

2.1.6.

Efek

Stres

37

2.2.

Performance

38

2.2.1.

Pengertian

Performance 38

2.2.3.

Penilaian

Performance

37

2.2.4.

Job

Performance 39

2.3. Perkembangan Masa Dewasa Awal dan Madya

40

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Rancangan dan Prosedur Penelitian 43

3.2.1. Variabel Penelitian 44

3.2.2. Definisi Operasional 44

3.2.2.1. Derajat Stres 44

3.2.2.2. Performance

46

3.3. Alat Ukur

46

(4)

3.3.2. Alat Ukur Performance Kerja

53

3.3.2.1. Jenis Alat Ukur

53

3.3.2.2. Prosedur pengisian

55

3.3.1.3. Sistem Penilaian

56

3.3.3. Data Pribadi dan Data penunjang

57

3.3.4. Pengujian Alat Ukur

57

3.3.4.1. Uji Validitas

57

3.3.4.2. Uji Reliabilitas

58

3.4. Populasi Sasaran dan Teknik Sampling

60

3.4.1. Populasi Sasaran

60

3.4.2. Teknik Penarikan Sampel

60

3.4.2. Karakteristik Populasi

61

3.5. Teknik Analisis Data

61

3.6. Hipotesis Statistik

63

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Responden

64

4.1.1. Gambaran Responden Berdasarkan Usia

64

4.1.2. Persentase Responden Berdasarkan Latar Belakang

65

Pendidikan

4.1.3. Persentase Responden Berdasarkan Jumlah Anak

65

4.2. Hasil Penelitian

67

(5)

4.2.4. Hasil Skor Performance

67

4.2.5. Tabulasi Silang Derajat Stres dan Performance

68

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian

68

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

72

5.1. Kesimpulan

72

5.2. Saran

73

5.2.1. Saran Untuk Penelitian Selanjutnya

73

5.2.2. Saran Guna Laksana Penelitian

73

DAFTAR PUSTAKA

75

(6)

DAFTAR BAGAN

1.1.

Bagan

Kerangka

Pikir

19

(7)

DAFTAR TABEL

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

(9)

LAMPIRAN 1

(10)

Alat Ukur Derajat Stres, Produktivitas Kerja dan Data Penunjang

Petunjuk Pengisian:

Pada halaman berikut ini terdapat pernyataan-pernyataan mengenai keadaan saudara terhadap pekerjaan dan peran saudaraf sebagai wanita yang telah menikah dan bekerja. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama dan silahkan saudara memberikan tanda (√) di kolom yang sudah tersedia untuk setiap pernyataan sesuai dengan keadaan saudara yang sebenarnya.

Kemungkinan jawaban yang tersedia adalah sebagai berikut: SS =Sangat sering dialami

S =Sering dialami J =Jarang dialami TP =Tidak pernah dialami

(11)

No Pernyataan SS S J TP

1 Saya gelisah saat bekerja di kantor karna pekerjaan rumahtangga belum tertangani di rumah 2 Saya mencemaskan pekerjaan rumah yang belum

selesai dan anak-anak di rumah ketika bekerja di kantor

3 Saya ingin merusak atau membanting barang-barang yang ada di sekeliling saya bila pekerjaan terasa begitu berat

4 Saya mengomel dan bertindak kasar pada rekan kerja juga anak-anak di rumah yang menuntut saya mengerjakan semuanya

5 Saya menghindari banyak berbicara dengan rekan kerja saat mengalami masalah di rumah

6 Saya merasa bosan dengan tugas yang harus saya kerjakan setiap hari

7 Saya sangat bersedih jika tidak dapat hadir pada acara-acara tertentu karena pekerjaan kantor dan rumah yang menumpuk

8 Saya merasa lemas ketika pulang kerja

9 Saya frustrasi terhadap masalah yang sedang saya hadapi

10 Saya menyesal tidak dapat bersama suami dan anak saya berlibur karena sibuk dengan pekejaan kantor

11 Saya merasa malu telah menjadi wanita yang bekerja untuk menghidupi keluarga

12 Saya sudah kehilangan kesabaran karena tuntutan orang-orang disekitar saya

13 Saya sabar menyelesaikan pekerjaan kantor dan rumah yang menumpuk

14 Saya mudah marah saat sedang menghadapi masalah di rumah dan di kantor

15 Saya mudah tersinggung saat pekerjaan saya banyak yang terbengkalai

16 Saya menjadi wanita pemurung saat beban pekerjaan rumah dan kantor serasa menumpuk 17 Saya terlihat ceria saat mengerjakan pekerjaan di

(12)

No Pernyataan SS S J TP

18 Orang-orang di sekitar saya mengatakan saya terlihat percaya diri

19 Masalah yang saya hadapi tidak membuat saya kaku dalam bekerja

20 Saya tetap tenang saat menghadapi masalah yang rumit

21 Saya merasa kesepian

22 Saya merasa dikelilingi oleh orang-orang yang menyukai dan memperhatikan saya

23 Saya membuat banyak kesalahan di dalam rumah 24 Saya membuat banyak kesalahan di kantor

25 Saya memakai obat-obatan untuk menenangkan pikiran saya

26 Saya meminum obat agar dapat tidur nyenyak 27 Saya membentak jika marah

28 Saya menangis berjam-jam jika sedang menghadapi permasalahan

29 Saya menjadi banyak makan jika merasakan beban berat

30 Saya sering mengemil makanan kecil walaupun sudah sangat kenyang jika saya merasa tertekan 31 Saya tidak nafsu makan bila merasakan beban

berat

32 Saya minum alkohol bila sedang mengalami masalah

33 Saya meroko bila sedang mengalami masalah 34 Saya berteriak-teriak atau menjerit-jerit saat itu

juga bila sedang memikirkan masalah saya 35 Saya ingin memukul atau menghancurkan

barang-barang saya bila sedang menghadapi masalah 36 Saya tidak ingin tertawa tetapi lingkungan dan

keadaan memaksa saya untuk tertawa

37 Saya merasa badan saya gemetar saat sedang mengalami banyak masalah

38 Saya sulit mengambil keputusan saat menghadapi masalah

39 Saya kurang konsentrasi terhadap pekerjaan bila ada keluarga yang sakit

40 Pertengkaran dengan suami membuat saya susah konsentrasi

41 Saya lupa harus mengerjakan apa saat menghadapi banyak masalah di kantor dan keluarga

42 Saya merasa sensitif apabila orang lain mengkritik saya

(13)

membanding-bandingkan saya dengan orang lain

No Pernyataan SS S J TP

44 Saya keras kepala dan kaku saat orang disekitar saya banyak menuntut

45 Saya merasa tekanan darah saya meningkat 46 Saya menjadi lebih gemuk akhir-akhir ini 47 Saya merasa mungkin saya menderita diabetes 48 Saya merasa denyut jantung berdebar-debar

kencang saat pekerjaan saya menumpuk

49 Saya merasa haus saat harus mengerjakan banyak pekerjaan

50 Bibir saya pecah-pecah saat pekerjaan begitu menumpuk dan terasa membebani

51 Saya merasa keringat bercucuran saat mulai beraktivitas

52 Saya merasa mata berkunang-kunang setelah sehari penuh mengerjakan pekerjaan di kantor dan di rumah

53 Saya merasa sesak nafas saat pekerjaan saya tidak kunjung terselesaikan

54 Saya merasakan badan saya panas-dingin 55 Saya merasakan tenggorokan saya sakit 56 Kaki dan tangan saya sering kesemutan 57 Asma saya kambuh

58 Dada dan punggung saya terasa nyeri sepulang kerja dari kantor

59 Saya merasa seperti terkena serangan jantung 60 Saya tidak dapat menahan buang air kecil

61 Saya mengalami pusing dan terasa sakit kepala berdenyut-denyut

62 Saya mengalami migren (sakit kepala sebelah) 63 Saya mengalami mimpi buruk

64 Saya tidak dapat tidur

65 Saya merasa sakit, tetapi dokter mengatakan penyakit itu tidak ada

66 Saya merasa kadar gula saya naik

67 Kulit saya seperti gatal atau timbul bintik merah 68 Muncul jerawat pada muka saya

69 Saya berhubungan seksual dengan terpaksa karena kelelahan

70 Saya mendapatkan kepuasan didalam berhubungan seksual dengan suami saya

71 Akhir-akhir ini saya rajin masuk kerja

72 Saya mengalami kesulitan dalam berelasi dengan bawahan saya

73 Saya merasa kesulitan dalam bekerja sama dengan rekan kerja saya

(14)

No Pernyataan SS S J TP

75 Selama di kantor saya melakukan kesalahan-kesalahan

76 Saya mampu bekerja dengan cepat, kadang dengan sangat lambat

77 Saya tidak suka dengan suasana kerja di kantor 78 Jadwal kerja saya memberatkan

79 Saya merasa tidak puas terhadap hasil kerja saya 80 Saya berencana untuk pindah kerja

(15)

Alat Ukur Produktivitas Kerja

Petunjuk pengisian:

Pada halaman berikut ini terdapat pertanyaan-pertanyaan mengenai keadaan saudara terhadap pekerjaan dan perasaan saudara. Bacalah setiap pertanyaan dengan seksama dan silahkan saudara memberikan tanda (√) di kolom yang sudah tersedia untuk setiap pernyataan sesuai dengan keadaan saudara yang sebenarnya.

Kemungkinan jawaban yang tersedia adalah sebagai berikut: SS =Sangat sesuai

CS =Cukup sesuai KS =Kurang sesuai TS =Tidak sesuai

(16)

No Pernyataan SS CS KS TS

1 Saya telah beberapa kali tidak masuk kerja dalam 3 bulan terahir

2 Saya telah beberapa kali meninggalkan tempat kerja saat jam kerja bekum berahir tanpa pemberitahuan dalam 3 bulan terahir

3 Saya telah beberapa kali pulang kerja lebih awal tanpa seijin atasan dalam 3 bulan terahir

4 Saya telah beberapa kali mendapat teguran dari atasan karena kesalahan yang saya buat dalam bekerja dalam 3 bulan terahir

5 Saya lembur ±3 hari dalam seminggu karena pekerjaan saya banyak yang belum terselesaikan

6 Kehadiran saya selama 3 bulan terahir 100%

7 Saya memahami dan menguasai apa yang menjadi tugas saya di tempat kerja

8 Saya mematuhi ketentuan/peraturan di tempat saya bekerja 9 Saya bekerja dengan sungguh-sungguh dan tekun

10 Saya tidak mampu mengambil keputusan yang tepat saat menghadapi kesulitan dalam bekerja

11 Bila saya terpaksa harus membawa pekerjaan kantor ke rumah, saya akan menyelesaikannya segera dan membawanya keesokan harinya

12 Saya membuat ide-ide baru untuk menyelesaikan pekerjaan saya

13 Saya memanfaatkan waktu kerja dikantor seefektif mungkin hingga seluruh pekerjaaan saya selesai tepat waktu dan saya tidak perlu lembur

14 Saya sering menyelesaikan pekerjaan kantor tidak tepat waktu dan hasilnya kurang teliti dan rapi

15 Saya kurang dapat bekerjasama dengan rekan kerja dan divisi lain untuk menyelesaikan masalah dalam pekerjaan 16 Saya kurang mampu menyesuaikan diri dengan cepat

apabila saya dimutasi ke Bank cabang lainnya

17 Saya merasa kurang mampu menjalin komunikasi dengan rekan kerja dan atasan

18 Saya kurang dapat mengikuti budaya kerja perusahaan 19 Saya dapat menunjukkan sikap kerja yang diinginkan

perusahaan

20 Saya mampu bersikap terhadap rekan kerja dalam situasi formal

21 Saya mampu bersikap terhadap atasan dalam situasi formal

22 Saya kurang dapat menunjukkan loyalitas dan dedikasi pada perusahaan

23 Saya sering menyemangati diri agar semangat bekerja 24 Saya sering menyemangati rekan kerja agar semangat

(17)

25 Teguran dari atasan atas pekerjaan saya membuat saya patah semangat

(18)

Data Penunjang

Nama (Inisial) :

Usia : tahun Pendidikan terakhir :

Jumlah anak :

Petunjuk pengisian:

Berilah tanda (X) pada jawaban yang paling sesuai dengan diri saudara. Jika saudara memilih jawaban ”lain-lain”, mohon dituliskan jawaban saudara disampingnya. Untuk pernyataan isian, isilah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan keadaan diri saudara secara singkat dan jelas. Jika sudah selesai, periksalah kembali agar tidak ada yang terlewatkan.

Pertanyaan

1. Seberapa sering orang-orang disekitar saudara memberikan dukungan saat saudara menghadapi kesulitan dalam pekerjaan...

a. Sering memberikan dukungan

b. Kadang-kadang memberikan dukungan c. Jarang memberikan dukungan

d. Tidak pernah memberikan dukungan

2. Yang cukup berperan mengatasi kesulitan saya... a. Diri sendiri

b. Orang lain

3. Pandangan saudara mengenai kegagalan yang dialami dalam mengerjakan pekerjaan saudara membuat saudara...

a.Membuat semakin giat berusaha agar kemudian hari tidak gagal lagi b.Membuat saya tidak percaya diri karena sering gagal

c.Membuat saya tertekan dan menghambat saya dalam pekerjaan lainnya d.Lain-lainnya...

4. Seberapa sering saudara menerima kritikan atas kegagalan saudara? a. Sering sekali

(19)

d. Jarang sekali

5. Sejauh mana kondisi fisik yang sakit mempengaruhi saudara dalam bekerja? a. Menghambat semangat kerja

b. Tidak berpengaruh apapun 6. Suasana hati (mood):

a. Mempengaruhi kinerja saudara b.Tidak mempengaruhi kinerja saudara 7. Keluarga ...saudara dalam bekerja a. Mendukung

b. Kadang mendukung kadang tidak c. Tidak mendukung

8. Menurut saudara, tuntutan peran yang diinginkan orang-orang disekitar saudara a. Jelas dan sebagian besar dapat saya penuhi

b. Jelas namun hanya sebagian kecil yang dapat saya penuhi c. Kurang jelas dan membuat saya bingung

9. Pekerjaan yang harus saya kerjakan setiap hari di tempat kerja dan di rumah……

a. Sebagian besar dapat saya selesaikan dengan baik b. Cukup dapat saya selesaikan walaupun terkadang tidak c. Menumpuk hingga banyak yang terbengkalai

10. Harapan yang diinginkan orang-orang disekitar saya.... a. Dapat saya penuhi

(20)

LAMPIRAN 2

(21)

Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Derajat Stres

No. Item Validitas Kesimpulan

1 0.427 Diterima

2 0.543 Diterima

3 0.490 Diterima

4 0.379 Diterima 5 0.141 Ditolak

6 0.464 Diterima

7 0.555 Diterima

8 -0.035 Ditolak

9 0.557 Diterima 10 -0.174 Ditolak 11 0.541 Diterima

12 0.225 Ditolak

13 0.454 Diterima

14 0.044 Ditolak

15 0.444 Diterima 16 0.276 Ditolak 17 0.323 Diterima

18 0.069 Ditolak

19 0.496 Diterima

20 0.483 Diterima 21 0.650 Diterima 22 0.618 Diterima

23 0.539 Diterima

24 0.428 Diterima

25 0.222 Ditolak

26 0.488 Diterima 27 0.060 Ditolak 28 0.328 Diterima

29 0.278 Ditolak

30 0.442 Diterima

31 0.592 Diterima

32 0.328 Diterima 33 0.596 Diterima

34 0.334 Diterima

35 0.417 Diterima

36 0.368 Diterima

37 0.488 Diterima 38 0.441 Diterima 39 0.642 Diterima

40 0.591 Diterima

41 0.308 Diterima

42 0.261 Ditolak

(22)

45 0.312 Diterima

46 -0.080 Ditolak 47 0.451 Diterima

48 0.321 Diterima

49 0.317 Diterima

50 0.688 Diterima

51 0.618 Diterima 52 0.469 Diterima 53 0.680 Diterima

54 0.752 Diterima

55 0.272 Ditolak

56 0.443 Diterima

57 0.380 Diterima 58 0.563 Diterima

59 0.306 Diterima

60 0.312 Diterima

61 0.328 Diterima

62 0.333 Diterima 63 0.627 Diterima 64 0.600 Diterima

65 0.379 Diterima

66 0.406 Diterima

67 0.318 Diterima

68 0.401 Diterima 69 0.330 Diterima

70 0.744 Diterima

71 0.511 Diterima

72 0.429 Diterima

73 0.526 Diterima 74 0.559 Diterima 75 0.718 Diterima

76 0.532 Diterima

77 0.320 Diterima

78 0.717 Diterima

79 0.551 Diterima 80 0.489 Diterima 81 0.396 Diterima

82 0.334 Diterima

83 0.346 Diterima

84 0.329 Diterima 85 0.359 Diterima 86 0.432 Diterima

87 0.364 Diterima

88 0.306 Diterima

89 0.334 Diterima

(23)

93 0.644 Diterima

94 0.317 Diterima 95 0.311 Diterima Berdasarkan SPSS 15

Reliability Statistics

.946 81

Cronbach's

Alpha N of Items

Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Produktivitas Kerja

No. Item Validitas Kesimpulan

1 0.641 Diterima

2 0.321 Diterima

3 0.350 Diterima 4 0.378 Diterima

5 0.353 Diterima

6 0.495 Diterima

7 0.561 Diterima

8 0.593 Diterima

9 0.697 Diterima 10 0.384 Diterima 11 0.545 Diterima

12 0.439 Diterima

13 0.450 Diterima

14 0.596 Diterima 15 0.718 Diterima 16 0.426 Diterima

17 0.720 Diterima

18 0.641 Diterima

19 0.585 Diterima 20 0.574 Diterima 21 0.608 Diterima

22 0.535 Diterima

23 0.474 Diterima

24 0.151 Ditolak

25 0.541 Diterima

26 0.320 Diterima 27 0.627 Diterima

(24)

Reliability Statistics

.879 26

Cronbach's

(25)

LAMPIRAN 4

(26)

L 4.1 Tabulasi Silang Antara Tuntutan Peran dan Derajat Stres

Derajat Stres Tinggi Rendah

Tuntutan peran yang diinginkan orang-orang di sekitar

Jelas dan sebagian besar dapat dipenuhi

0 0%

27 84.37% Jelas namun hanya

sebagian kecil yang dapat dipenuhi

2 100%

1 3.12% Kurang jelas dan

membuat saya bingung

0 0%

4 12.5%

Total 2

100%

32 100%

L 4.2 Tabulasi Silang Harapan Yang Diinginkan Lingkungan sosial dan Derajat

Stres

Derajat Stres Tinggi Rendah

Harapan yang

diinginkan oleh orang-orang disekitar saya

Yakin dapat saya penuhi

0 0%

29 90.62% Cukup yakin dapat

saya penuhi

2 100%

3 3.37% Kurang yakin dapat

saya penuhi

0 0%

0 0%

Total 2

100%

32 100%

L 4.3 Tabulasi Silang Kesanggupan Menyelesaikan pekerjaan dan Derajat Stres

Derajat Stres Tinggi Rendah

Pekerjaan yang harus saya kerjakan setiap hari di tempat kerja dan di rumah

Sebagian besar dapat saya selesaikan dengan baik

0 0%

25 78.12% Cukup dapat saya

selesaikan walaupun terkadang tidak 1 50% 3 9.37% Menumpuk sehingga banyak yang terbengkalai 1 50% 4 12.5%

Total 2

100%

(27)

LAMPIRAN 5

(28)

SEJARAH PT. X

Bank X berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank milik pemerintah yaitu Bank DN, Bank BD, Bank EII dan Bank PI bergabung menjadi Bank X. Keempat bank tersebut telah turut membentuk riwayat perkembangan perbankan di Indonesia dimana sejarahnya berawal pada lebih dari 140 tahun yang lalu.

Pada saat ini, berkat kerja keras lebih dari 21.000 karyawan yang tersebar di 909 kantor cabang dan didukung oleh anak perusahaan yang bergerak di bidang investment banking, perbankan syariah serta bancassurance, Bank X menyediakan solusi keuangan yang menyeluruh bagi perusahaan swasta maupun milik Negara, komersiil, usaha kecil dan mikro serta nasabah consumer.

Pada tanggal 14 Juli 2003, Pemerintah Indonesia melakukan divestasi sebesar 20% atas kepemilikan saham di Bank X melalui penawaran umum perdana (IPO). Selanjutnya pada tanggal 11 Maret 2004, Pemerintah Republik Indonesia melakukan divestasi lanjutan atas 10% kepemilikan di Bank X.

(29)

struktur permodalan yang kokoh dengan Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio-CAR) sebesar 23,7% pada akhir tahun 2005, jauh diatas ketentuan minimum Bank Indonesia sebesar 8%.

Tantangan ke Depan

Dengan kinerja keuangan yang semakin membaik dan keberhasilan berbagai program transformasi bisnis dalam beberapa tahun terakhir, Bank X bertekad untuk memasuki tahapan strategis menjadi salah satu Bank terkemuka di kawasan regional Asia Tenggara (Regional Champion Bank). Visi strategis tersebut diawali dengan tahapan mengembangkan kekuatan di semua segmen nasabah untuk menjadi universal bank yang mendominasi pasar perbankan domestik (Domestic Power House), dengan fokus pada pertumbuhan segmen consumer dan commercial.

Dengan menguasai pasar Indonesia sebagai fastest growing market di Asia Tenggara, Bank X berada dalam posisi lebih menguntungkan dibanding pesaing pesaing regional.

Visi: :

Bank terpercaya pilihan anda

Misi :

• Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar

• Mengembangkan sumber daya manusia professional

• Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder

• Melaksanakan manajemen terbuka

(30)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Abad 20 merupakan titik tolak dimana wanita mulai mengambil posisi dan

peranan yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan yaitu di dunia kerja khususnya

pada bidang-bidang pekerjaan yang sebelumnya jarang diminati oleh wanita.

Wanita tidak lagi dipandang sebagai makhluk lemah walaupun supremasi pria

kelihatannya belum berakhir. Wanita adalah makhluk yang mampu mengerjakan

tugas-tugas pria. Dalam banyak kesempatan di luar rumah posisi wanita dalam

bidang pekerjaan atau karier semakin banyak menentukan bahkan mampu

melampaui peranan pria

(http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0310/20/swara/629095.htm).

Dewasa ini banyak wanita yang bekerja di luar rumah. Ada tiga alasan

utama yang menyebabkan wanita yang telah menikah memilih menjadi wanita

karier. Pertama adalah karena pendidikan yang telah diperoleh oleh seorang

wanita, yang perlu dimanfaatkan dalam kehidupan. Sebab kedua yang mendorong

wanita keluar dari rumah untuk bekerja adalah tekanan keperluan hidup.

Merupakan suatu hal yang biasa pada saat ini untuk mengatakan bahwa

pendapatan yang hanya datang dari pihak suami kurang mencukupi sebuah

keluarga untuk menjalani kehidupan mereka. Ketiga adalah karena adanya

perubahan dan kemajuan zaman di mana kaum wanita dapat melakukan pekerjaan

(31)

2

Universitas Kristen Maranatha wanita. Oleh sebab itu, wanita secara sukarela mengambil keputusan untuk keluar

rumah bekerja guna mendapatkan pendapatan lebih bagi keluarganya untuk

memastikan keluarganya berada dalam keadaan yang sejahtera (wanita takut

sukses.com).

Wanita bekerja (apabila telah menikah) akan menghadapi konflik peran

sebagai karyawati sekaligus ibu rumah tangga. Berdasarkan penelitian pada tahun

1999 yang dilakukan oleh Dra. Evi Sylvia Soetomo Psi., sebanyak 4,6% dari 63

wanita bekerja di bank menyatakan bahwa apapun jabatan yang diduduki wanita

kerja menikah, beban untuk menyelaraskan kewajiban domestik di keluarga

dengan pekerjaan masih terasa. Di Indonesia, penelitian mengenai masalah bagi

wanita yang telah menikah dan bekerja juga telah dilakukan antara lain oleh

kelompok Studi Wanita FISIP Universitas Indonesia. Hasil penelitian ini antara

lain menunjukkan bahwa ibu yang bekerja lebih banyak menghadapi masalah

daripada ibu yang tidak bekerja (http://digital.lib.itb.ac.id/search.php).

Dari berbagai bidang pekerjaan yang ditekuni oleh banyak wanita,

perbankan merupakan salah satu dunia kerja yang menarik. Selain bidang

pekerjaan yang ada di dalamnya banyak diminati oleh wanita, rutinitasnya baik

meliputi cara kerja maupun jam kerja memberikan pengaruh yang berbeda-beda

pada diri masing-masing wanita. Menurut hasil wawancara dengan salah seorang

karyawati Bank X Pusat, tenaga kerja wanita cukup banyak mengisi dunia

perbankan karena selain lebih teliti dan tekun di dalam bekerja juga lebih unggul

(32)

3

Universitas Kristen Maranatha sehingga banyak karyawati di bank yang menempati posisi sebagai Teller,

Customer Service dan Operator telepon.

Bank X merupakan salah satu perusahaan swasta dengan cabang

pembantu yang cukup banyak di Bandung dan merupakan salah satu perusahaan

swasta yang kompetitif serta telah diakui mampu bersaing dan memberikan

pelayanan yang baik

serta telah banyak mendapatkan penghargaan yang patut dibanggakan. Selain itu

bank X juga telah turut ambil bagian menjadi sponsor beberapa kegiatan olahraga

nasional yang diselenggarakan di Indonesia. Karna hal itulah bank X terus

berupaya mengembangkan diri menjadi lebih maju di era persaigan global saat ini,

salah satunya dengan terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan

terus meningkatkan performance pelayanan pegawainya kepada masyarakat yang

menjadi nasabah bank. Salah satu target peningkatan performance tersebut yakni

karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah.

Setiap hari Senin hingga Jumat, semua pekerja Bank X tidak terkecuali

karyawatinya harus hadir pada pukul 08.00 WIB dan pulang kerja pada pukul

17.00 WIB. Hampir pada semua bagian, puncak kesibukan akan meningkat pada

saat akan istirahat makan siang, yakni pukul 11.00 WIB sampai pukul 13.00 WIB.

Pada jam-jam demikian, banyak nasabah yang datang ke bank untuk bertransaksi,

sehingga karyawati yang bekerja pada bagian teller, front office tidak dapat

meninggalkan pekerjaannya pada jam-jam itu. Demikian juga dengan karyawati

yang bekerja sebagai Operator telepon, dan Officer, pada pukul 11.00 WIB

(33)

4

Universitas Kristen Maranatha dan menerima telepon, sehingga mereka biasanya terlambat keluar untuk

beristirahat makan siang dari pukul 12.00-13.00 WIB. Beberapa di antara mereka

makan siang di meja kerjanya sambil bekerja.

Saat waktu kerja selesai pada pukul 17.00 WIB, tidak semua karyawan

dapat pulang segera ke rumahnya karena bila ada pekerjaan yang belum

terselesaikan seringkali mereka kerja lembur. Waktu kerja lembur biasanya selesai

pada pukul 20.00 WIB, namun kadangkala waktu pulang kerja bisa hingga pukul

22.00 WIB

karena bagi jabatan Officer seringkali diadakan rapat sepulang kerja atau

terkadang pada hari Sabtu yang bagi pekerja lain adalah hari libur. Bila waktu

lembur tidak memungkinkan maka biasanya pekerjaan yang belum terselesaikan

dibawa ke rumah.

Mutasi/perpindahan pegawai rutin dilakukan kepada setiap pegawai setiap

1-3 bulan sekali, tergantung kebijakan perusahaan kepada setiap karyawan.

Biasanya mutasi dilakukan ke bank cabang lain yang masih berada di satu kota

bahkan hingga ke luar kota. Hal-hal tersebut dirasakan cukup memberatkan bagi

karyawati yang di rumahnya masih harus mengerjakan pekerjaan rumahtangga

sendiri, yakni yang biasanya tidak menggunakan jasa pembantu dan suami sama

atau lebih sibuk dari dirinya dalam bekerja sehingga tidak dapat membantu

mengurus anak-anak di rumah. Pada umumnya bila karyawati yang telah menikah

dimutasikan ke bank cabang luar kota, suami dan anak-anak keberatan. Karena hal

itulah biasanya perusahaan batal melakukan mutasi ke luar kota bagi pada

(34)

5

Universitas Kristen Maranatha Pada umumnya karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah

merasakan ketidakmampuan menyeimbangkan porsi pekerjaan rumah dan kantor

yang harus diselesaikan sebagai tuntutan yang menimbulkan konflik. Tuntutan

yang mengakibatkan konflik pada karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah

menikah tersebut dapat menimbulkan stres. Lazarus (1984) menyebutkan tuntutan

adalah sesuatu yang jika tidak terpenuhi akan menimbulkan konsekuensi yang

tidak menyenangkan bagi individu dan stres merupakan bentuk interaksi antara

individu sebagai tuntutan yang membebani dan melampaui kemampuan (sumber

daya) yang dimilikinya.

Saat karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah lebih banyak

menghabiskan waktu di kantor karena tuntutan pekerjaan, tugas sebagai

ibu rumah tangga menjadi kurang terperhatikan, karena saat pulang kantor

biasanya mereka merasa lelah dan ingin beristirahat. Belum lagi ditambah bila

pekerjaan kantor yang belum terselesaikan mereka bawa pulang ke rumah dan

harus dibawa keesokan harinya dalam keadaan telah selesai. Sebaliknya bila

karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah lebih mementingkan

peran sebagai ibu rumahtangga dan kurang memperhatikan kualitas dan kuantitas

kerjanya di kantor maka performancenya akan menurun.

Dari wawancara Manager Personalia Bank X, terungkap keluhan yang

seringkali diajukan atasan kepada karyawati yang telah menikah adalah mereka

memiliki ruang gerak yang terbatas sehingga tidak dapat dimutasikan ke luar

daerah yang jauh dari keluarganya. Selain itu terkadang pekerjaan kantor yang

(35)

6

Universitas Kristen Maranatha karyawan pria hal tersebut sering juga terjadi. Alasan yang biasa dikemukakan

karyawati yang telah menikah bila terlambat atau tidak masuk kerja adalah karena

anaknya sakit atau tidak ada pembantu yang mengurus rumah.

Berikut ini adalah jawaban kuesioner yang dibagikan kepada 10 orang

karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah. Ketika ditanya mengenai

tuntutan diri dalam bekerja: 6 orang (60 %) karyawati yang telah menikah

menyatakan tuntutannya tinggi, hal tersebut seringkali membuat mereka cemas

akan melakukan kesalahan ketika bekerja. Sisanya 4 orang (40%) menyatakan

tuntutannya untuk bekerja cukup.

Pendapat karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah

mengenai tuntutan tugas di tempat kerja, 4 orang (40%) menyatakan tuntutan

kerjanya mudah

namun tuntutan tugasnya banyak selain itu mereka mengatakan bahwa kadang

timbul rasa jenuh terhadap pekerjaan. 3 orang (30%) menyatakan tugasnya mudah

dan sedikit tuntutan tugasnya. Sisanya 3 orang (30%) menyatakan tugasnya sukar

dan banyak tuntutan tugasnya sehingga saat sedang jenuh bekerja mereka jadi

tidak bersemangat dan pekerjaan mereka jadi tidak optimal. Misalkan saja mereka

jadi tidak banyak berkomunikasi saat menyerahkan laporan ke atasan.

Pendapat karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah

mengenai apakah anak-anak mendukungnya bekerja di luar rumah, 7 orang (70%)

menyatakan mendukung dan membiarkan bekerja, 3 orang (30%) menyatakan

kurang mendukung tetapi membiarkan bekerja. Selanjutnya jawaban karyawati

(36)

7

Universitas Kristen Maranatha mendukungnya bekerja di luar rumah, 10 orang (100%) menyatakan mendukung

dan membiarkan bekerja.

Pendapat karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah

mengenai peran sebagai ibu rumahtangga, 5 orang (50%) menyatakan sangat

menyenangkan dan 5 orang (50 %) menjawab cukup menyenangkan. Kemudian

selanjutnya pertanyaan tentang bagaimana perasaan saat bekerja bila sedang

menghadapi masalah dalam keluarga, 6 orang (60%) menyatakan bekerja dengan

senang hati dan penuh kesadaran dan 4 orang (40%) menyatakan bekerja dengan

terpaksa (setengah hati).

Pendapat karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah tentang

apakah mempengaruhi pekerjaan di kantor apabila sedang mengalami masalah

keluarga, 10 orang (100%) menyatakan berpengaruh dan cukup mengganggu

pekerjaan. Pertanyaan selanjutnya tentang bagaimana pembagian waktu antara

keluarga dan pekerjaan, 10 orang (100%) menyatakan dalam sehari waktu lebih

banyak digunakan untuk bekerja di kantor dan waktu bekerja di rumah sangat

terbatas namun tidak menjadi masalah karena anak-anak ada yang mengurus di

rumah dan semua pekerjaan rumah masih cukup tertangani.

Keterangan karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah

tentang pekerjaan kantor yang dibawa ke rumah, 4 orang (40%) menyatakan

pekerjaan yang dibawa ke rumah dapat diselesaikan dan dibawa keesokan harinya.

3 orang (30%) menyatakan pekerjaan kantor yang dibawa ke rumah selesai namun

melebihi jangka waktu yang telah ditetapkan. Sisanya 3 orang (30%) menyatakan

(37)

8

Universitas Kristen Maranatha Keterangan karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah

mengenai apa yang dilakukan sepulang kerja, 4 orang (40%) menyatakan

beristirahat sebentar, membersihkan diri, makan sambil mengurus anak-anak dan

suami. 3 orang (30%) menyatakan beristirahat sebentar, membersihkan diri,

menyiapkan makanan dan mengurus anak-anak dan suami, 2 orang (2%)

menyatakan beristirahat sebentar, membersihkan diri, makan lalu mengurus

anak-anak dan suami. Sisanya 1 orang (10%) menyatakan beristirahat sebentar,

membersihkan diri, makan, menemani anak-anak dan suami namun tidak

mengerjakan pekerjaan rumah karena telah dilakukan oleh pembantu.

Keterangan karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah

tentang hal yang membuat tidak masuk kerja atau terlambat datang kerja, 8 orang

(80%) menyatakan jika anak dan suami sakit tidak masuk atau terlambat kerja

namun bila diri sendiri sakit akan memaksakan kerja bila tidak terlalu parah

sakitnya dan 2 orang (20%) menyatakan tidak masuk kerja atau terlambat bila

anak, suami atau diri sendiri sakit dan jika ada urusan keluarga. Selanjutnya

pertanyaan tentang jumlah ketidakhadiran dengan tidak memberikan surat ijin

pada pihak Bank dalam 3 bulan

terahir, 6 orang (60%) menyatakan tidak pernah absen selama 3 bulan terahir

tanpa pemberitahuan dan 4 orang (40%) menyatakan 1 kali tidak memberitahu

tidak masuk kerja dalam 3 bulan terahir.

Keterangan karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah

tentang meninggalkan tempat kerja tanpa pemberitahuan atasan, 8 orang (80%)

(38)

9

Universitas Kristen Maranatha (20%) menyatakan kekurangan jam kerja 30 menit-4 jam kerja dalam 3 bulan

terahir. Selanjutnya mengenai pulang lebih cepat dengan meninggalkan waktu

kerja tanpa seijin atasan dalam 3 bulan terahir, 6 orang (60%) menyatakan pulang

kerja lebih lambat > 6 menit, 3 orang (30%) menyatakan pulang kerja lebih

sampai 5 menit dan 1 orang (10%) pulang cepat tanpa ijin atasan antara 1-30

menit.

Keterangan karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah

mengenai terlambat datang kerja tanpa seijin atasan dalam 3 bulan terahir, 9 orang

(90%) menyatakan selalu hadir tepat waktu dan 1 orang (10%) menyatakan

pernah terlambat lebih dari 3 jam. Selanjutnya mengenai surat peringatan atas

kinerja selama 3 bulan terahir, 10 orang (10%) menyatakan tidak pernah

mendapat surat peringatan.

Keterangan karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah

mengenai mengenai jam lembur kerja dalam 3 bulan terahir, 5 orang (50%)

menyatakan tidak pernah lembur kerja karena bisa menggunakan waktu kerja di

kantor dengan efektif dan 5 orang (50%) menyatakan lembur kerja antara 0-50

jam. Selanjutnya tentang kehadiran kerja selama 3 bulan terahir, 6 orang (60%)

menyatakan 100% hadir kerja, 2 orang (20%) menyatakan ± 95% hadir kerja

sisanya 2 orang (20%) menyatakan ± 85% hadir kerja.

Dari pertanyaan-pertanyaan yang dijaring terhadap 10 karyawati yang

telah

menikah di bank X melalui kuesioner tersebut, sebanyak 4 orang (40%) derajat

(39)

10

Universitas Kristen Maranatha dan performancenya tinggi, 2 orang (20%) derajat stresnya rendah dan

performancenya tinggi dan sisanya 1 orang (10%) derajat stresnya rendah dan

performancenya rendah.

Hasil presentase tersebut menunjukan pada umumnya karyawati Bank “X”

Kota Bandung yang telah menikah yang mengalami derajat stres tinggi akan

mengalami penurunan performance walaupun yang terlihat pada survei awal ini

adalah penurunan performance secara kualitatif, dan karyawati yang mengalami

stres rendah performancenya tinggi. Namun dari 10 orang karyawati Bank “X”

Kota Bandung yang telah menikah ditemukan juga yang mengalami derajat stres

tinggi namun performancenya juga tinggi dan yang derajat stresnya rendah

performancenya juga rendah.

Berdasarkan uraian dan fakta yang terjadi di bank X kota Bandung, maka

dapat dikatakan terdapat ketidakjelasan mengenai derajat stres dan performance

pada karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah. Oleh karena itu

maka peneliti merasa tertarik untuk mengetahui hubungan derajat stres dan

performance pada karyawati Bank ”X” kota Bandung yang telah menikah.

I.2. Identifikasi Masalah

Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah:

Apakah terdapat hubungan antara derajat stres dengan performance pada

(40)

11

Universitas Kristen Maranatha I.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

I.3.1. Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk melihat derajat hubungan antara derajat stres

dengan performance pada karyawan di Bank "X" Kota Bandung yang telah

menikah.

I.3.2. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran lebih rinci mengenai

derajat stres dengan performance pada karyawati di Bank "X" Kota Bandung yang

telah menikah beserta dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

I.4. Kegunaan Penelitian

I.4.1. Kegunaan Teoretis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai hubungan

derajat stres dan performance pada karyawati Bank “X” Kota Bandung

yang telah menikah dan memperkaya bidang ilmu psikologi industri dan

organisasi.

b. Dapat menjadi bahan informasi bagi peneliti yang akan meneliti lebih

lanjut mengenai hubungan derajat stres dan performance.

I.4.2. Kegunaan praktis

a. Penelitian ini diharapkan memberikan informasi bagi karyawati yang telah

(41)

12

Universitas Kristen Maranatha bagimana hubungan hal tersebut dengan performance mereka, sehingga

menjadi informasi untuk pemahaman diri mereka guna mengatasi stres

peran ganda yang mereka alami sehari-hari sehingga potensi yang

dimilikinya dapat

dioptimalkan dalam bekerja di rumah dan diluar rumah.

b. Memberikan informasi kepada HRD Bank X mengenai hubungan antara

derajat stres dengan performance pada karyawati yang telah menikah

sehingga dapat melakukan usaha untuk meminimalkan atau mengatasi

stres pada karyawati yang telah menikah.

1.5. Kerangka Pikir

Di jaman sekarang ini, menjadi wanita karier sekaligus ibu rumah tangga

yang berperan sebagai istri dan ibu dari anak-anak merupakan suatu nilai lebih

bagi seorang wanita dewasa. Ditinjau dari sudut perkembangan, masa dewasa

awal merupakan masa penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan yang baru

serta harapan sosial yang baru. Seorang wanita dewasa yang telah menikah

diharapkan dapat memainkan perannya yang baru, yaitu peran sebagai istri dan

ibu, serta mengembangkan sikap, keinginan dan nilai baru sesuai dengan

tugasnya. Penyesuaian diri ini menjadikan periode ini sebagai suatu periode

khusus dan tersulit dalam rentang kehidupan (Santrock;2002).

Masa penyesuaian diri dalam bidang kehidupan ini berada pada tahap

(42)

13

Universitas Kristen Maranatha dan dewasa akhir. Masa dewasa awal merupakan periode perkembangan yang

berlangsung selama 10 tahun, yang dimulai pada usia 20 dan berakhir pada usia

30an (Santrock;2002). Hal itu merupakan waktu saat membangun diri dan

kemandirian secara ekonomi, perkembangan ekonomi dan bagi beberapa orang

merupakan masa memilih pasangan hidup, belajar untuk hidup bersama seseorang

dalam keintiman, memulai kehidupan keluarga dan kemudian memiliki dan

merawat anak. Khususnya

di negara yang masih menganut nilai-nilai ketimuran yang kental, wanita yang

telah menikah yang berperan sebagai seorang ibu dan istri lebih dituntut untuk

mengabdi pada suami dan keluarganya dan tidak terlalu dituntut untuk dapat

berhasil dalam bidang karier di luar rumah, demikian juga dengan karyawan

wanita di Bank X yang telah menikah. Dalam kehidupan berumahtangga, pada

umumnya anak lebih bergantung kepada ibunya daripada ayahnya, selain itu

masyarakat dengan budaya ketimuran pada umumnya masih lebih menghargai

wanita yang mengabdi mengurus keluarganya daripada yang berhasil dalam

bidang karier namun dinilai tidak berhasil dalam mengurus keluarga (suami dan

anaknya). Tuntutan dari peran tersebut menambah tanggungjawab yang harus

dipenuhi dalam perannya sebagai seorang ibu rumah tangga sekaligus karyawan

wanita.

Selanjutnya adalah tahap perkembangan dewasa madya yang merupakan

periode perkembangan yang dimulai pada usia 35 sampai 45 tahun dan masih

memungkinkan di usia 50 tahunan. Saat itu merupakan waktu untuk

(43)

14

Universitas Kristen Maranatha membimbing generasi penerusnya untuk lebih kompeten, menjadi individu yang

matang; serta mencapai dan memelihara kepuasan dalam pekerjaan / karier

(Santrock;2002). Karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah

memilih peran menjadi wanita karier selain menjadi ibu rumah tangga karena

mereka ingin memperoleh kepuasan dalam menyalurkan pengetahuan yang

dimilikinya disamping untuk mencari nafkah dan membantu suami memenuhi

kebutuhan rumahtangganya. Dalam dunia kerja karyawati di Bank X yang telah

mneikah juga mengharapkan perkembangan dalam jenjang karier mereka, yang

berupa kenaikan jabatan atau mungkin pengalaman kerja pada bidang lain yang

menarik minatnya. Hal-hal tersebut merupakan sarana

pengembangan dirinya dalam lingkungan sosialnya. Selain itu karyawati

Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah pada tahap perkembangan dewasa

madya memiliki tugas membimbing dan memberi arahan pada generasi di

bawahnya, yaitu anak-anaknya di rumah atau bawahannya di tempat kerja.

Di tempat kerja, karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah

harus memenuhi tuntutan pekerjaannya seperti bekerja sesuai dengan jam kerja

yang telah ditetapkan, menampilkan performance yang baik sesuai tuntutan

jabatannya, menjalani lembur untuk menyelesaikan pekerjaan dan bila ingin

memperoleh kenaikan jabatan harus dapat mempromosikan dirinya. Di rumah,

peran karyawati yang telah menikah sebagai seorang istri dan ibu bertanggung

jawab untuk mengurus segala keperluan rumahtangganya, seperti mengerjakan

pekerjaan rumah, mengatur anggaran rumahtangga, memperhatikan kebutuhan

(44)

15

Universitas Kristen Maranatha mungkin memanfaatkan jasa pembantu rumahtangga namun pekerjaan rumah

tangga tersebut sebagian besar masih harus ditangani karyawati Bank “X” Kota

Bandung yang telah menikah di rumahnya. Bila tuntutan dari kedua peran tersebut

ada yang tidak terpenuhi, maka akan memberikan konsekuensi yang tidak

menyenangkan bagi karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah.

Tuntutan adalah sesuatu yang jika tidak dipenuhi akan menimbulkan konsekuensi

yang tidak menyenangkan bagi individu dan stres merupakan bentuk interaksi

antara individu dengan lingkungannya yang dinilai oleh individu sebagai tuntutan

yang membebani dan melampaui kemampuan (sumber daya) yang dimilikinya

(Lazarus & Folkman 1984).

Tuntutan kerja di Bank dan tuntutan sebagai ibu rumahtangga ini harus

dapat dipenuhi oleh karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah. Hal

yang

menjadi stresor pada diri karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah

adalah: Social demand (tuntutan sosial), Role Ambiguity (ketidakjelasan peran)

dan Overload, yaitu beban kerja yang terlalu banyak (Lazarus;1984). Social

Demand dapat menimbulkan konflik dalam diri. Konflik dalam menjalankan

peran terjadi apabila seseorang menghadapi tuntutan atau harapan tertentu yang

dalam upaya pemenuhannya membuat individu tidak mungkin dapat memenuhi

tuntutan harapan yang lain (Kahn, 1980; Lazarus, 1948). Hal ini dapat terjadi pada

karyawati di Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah, misalnya ketika

karyawati yang telah menikah sedang bersama keluarganya di rumah pada hari

(45)

16

Universitas Kristen Maranatha tidak terduga tersebut merupakan tuntutan sosial yang tidak dapat dihindarkan.

Situasi tersebut dapat menimbulkan stres bagi karyawati di Bank “X” Kota

Bandung yang telah menikah.

Role ambiguity yakni ketidakjelasan individu tentang peran apa yang

diharapkan darinya. Karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah

merasa bingung peran mana yang harus diutamakan olehnya, karena ia bekerja

untuk memenuhi kebutuhan rumahtangganya membantu suami dan juga untuk

kepentingan keluarganya namun di sisi lain hal tersebut mengurangi waktunya

untuk mengurus dan memperhatikan keluarga. Ketidakjelasan peran mana yang

diharapkan darinya tersebut membuat kebingungan bagi karyawati Bank “X” Kota

Bandung yang telah menikah, sehingga dapat menjadi situasi yang menimbulkan

stres.

Overload, terjadi bila karyawati yang telah menikah memiliki sangat

banyak tugas di kantor dan di rumahnya yang belum terselesaikan. Misalnya

ketika karyawati di Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah berangkat kerja,

ia tidak dapat bekerja di kantor dengan tenang karena pekerjaan di rumahnya

masih menumpuk dan

belum terselesaikan, hal tersebut dapat menjadi situasi yang menimbulkan stres.

Ada karyawati yang mampu bertahan dalam situasi stres tertentu namun

ada juga yang tidak mampu bertahan. Tinggi rendahnya stres yang dihayati setiap

individu dapat berbeda-beda, dipengaruhi oleh penilaian terhadap masalah dan

(46)

17

Universitas Kristen Maranatha dinamakan sebagai penilaian kognitif. Penilaian kognitif adalah suatu proses

evaluatif yang menjelaskan terjadinya stres sebagai akibat dari interaksi antara

manusia dan lingkungannya. (Lazarus 1984)

Penilaian kognitif dibedakan atas penilaian primer dan penilaian sekunder.

Penilaian kognitif diawali dengan proses Penilaian Primer (Frimary Appraisal).

Proses yang terjadi pada penilaian primer dapat menghasilkan tiga kemungkinan

kategori penilaian, yaitu tidak relevan, positif~tidak bermasalah, dan penilaian

yang menimbulkan stres (Lazarus & Folkman 1984). Kategori tidak relevan,

yaitu: jika suatu stimulus atau situasi yang terjadi dirasakan oleh karyawati di

Bank “X” Kota Bandung yang btelah menikah tidak berpengaruh pada

kesejahteraan dirinya sehingga dapat diabaikan. Misalkan bila waktu kerja lembur

dinilai tidak memberatkan bagi karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah

menikah karena anak-anak dan suaminya mau turut membantunya menyelesaikan

pekerjaan rumahtangga.

Kategori penilaian positif ~ tidak berbahaya, yaitu : jika suatu stimulus

atau situasi yang terjadi dihayati karyawati di Bank “X” Kota Bandung yang telah

menikah sebagai hal yang positif dan dianggap dapat meningkatkan kesejahteraan

individu. Misalnya kerja lembur dinilai sebagai tambahan jam kerja yang dapat

digunakan untuk meyelesaikan pekerjaan yang belum selesai, sehingga dapat

memberikan hasil kerja yang memuaskan atasan dan mendapat kesempatan

promosi

(47)

18

Universitas Kristen Maranatha Kategori penilaian yang menimbulkan stres, yaitu : jika suatu stimulus atau

situasi yang terjadi pada karyawati di Bank “X” Kota Bandung yang telah

menikah menimbulkan makna gangguan, kerugian perasaan kehilangan, ancaman

dan tantangan bagi individu. Misalkan karyawati Bank “X” Kota Bandung yang

telah menikah menilai kerja lembur sebagai situasi yang menekan dan

membuatnya harus mengesampingkan tanggungjawab untuk mengurus

rumahtangga.

Tahap selanjutnya dari penilaian kognitif adalah Penilaian Sekunder

(Secondary Appraisal). Proses ini digunakan untuk menentukan apa yang dapat

atau harus dilakukan terhadap suatu situasi. Misalkan karyawati Bank “X” Kota

Bandung yang telah menikah memanfaatkan beberapa hari untuk lembur agar

pada hari-hari kerja berikutnya ia dapat pulang lebih cepat dan mengurus

keluarganya (Lazarus & Folkman;1984).

Derajat stres yang dirasakan oleh karyawati Bank “X” Kota Bandung yang

telah menikah karena penilaian kognitifnya akan terlihat melalui reaksi efek stres

yang dapat dikelompokkan dalam berbagai bentuk. Terdapat enam efek stres yang

dapat dialami oleh karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah, yaitu:

efek subjektif seperti kecemasan, kegugupan. Kedua adalah efek tingkah laku,

seperti pada karyawati yang merokok saat menghadapi masalah. Ketiga adalah

efek kognitif seperti sulit konsentrasi. Keempat adalah perubahan fisiologis

seperti peningkatan tekanan darah., meningkatnya denyut jantung dan keringat

(48)

19

Universitas Kristen Maranatha Efek yang keenam adalah efek kesehatan seperti insomnia dan migren (Tom

Cox,1978).

Perbedaan variasi penilaian kognitif pada karyawati Bank “X” Kota

Bandung

yang telah menikah terhadap tuntutan peran gandanya sebagai karyawati

dan ibu rumahtangga memberikan efek derajat stres yang berlainan. Karyawati

Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah yang menilai tuntutan peran sebagai

karyawati harus lebih diutamakan akan berusaha menunjukkan kualitas kerja

terbaik yang dapat dilakukannya, karena karyawati Bank “X” Kota Bandung yang

telah menikah tersebut merasa pekerjaannya di kantor lebih berat daripada

pekerjaan sebagai ibu rumahtangga, misalkan karena tugas rumahtangganya

semua telah ditangani oleh pembantu rumahtangga.

Sebaliknya bila karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah

menganggap tuntutan peran sebagai ibu rumahtangga harus lebih diperhatikan dan

ia agak mengabaikan tuntutan kerjanya di kantor, kurang memiliki motivasi untuk

promosi jabatan dan hanya sekadar bertahan dengan pekerjaan yang dijalaninya

untuk mendapat tambahan penghasilan maka hal tersebut akan menurunkan

kualitas kerjanya. Misalkan saja karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah

menikah yang sering kuatir pada kondisi anaknya di rumah saat jam kerja

memutuskan untuk pulang sebelum jam kerja selesai sehingga pekerjaannya

terbengkalai. Ketidakmampuan menyeimbangkan tuntutan peran sebagai ibu

rumahtangga dan karyawati pada karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah

(49)

20

Universitas Kristen Maranatha bila peran sebagai ibu rumahtangga lebih mendominasi maka kemungkinan hasil

berupa kualitas dan kuantitas kerja sebagai karyawati kurang diperhatikan.

Ketidakmampuan menyeimbangkan peran menyebabkan salah satu peran

yang dimiliki karyawati yang telah menikah terbengkalai. Kebingungan

terus-menerus dari karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah mengenai

peran

mana yang harus didahulukannya mempengaruhi performancenya. Performance

sering disebut dengan tampilan kerja, hasil kerja atau hasil pelaksanaan kerja.

Performance adalah hasil perhitungan ringkas secara kuantitas dan kualitas dari

tugas yang dilakukan oleh individu atau kelompok dalam suatu unit kerja atau

organisasi (Schermerhorn ,1994). Karena itu dalam penelitian ini performance

dinilai secara kualitatif dan kuantitatif.

Penilaian secara kuantitatatif yakni penilaian berdasarkan jumlah atau

banyaknya tingkat performance yang dilakukan karyawati Bank “X” Kota

Bandung yang telah menikah meliputi jumlah hari mangkir, jumlah kekurangan

jam kerja karena meninggalkan tempat kerja tanpa pemberitahuan, jumlah

kekurangan jam kerja karena pulang cepat tanpa seijin atasan, jumlah kekurangan

jam kerja karena terlambat tanpa seijin atasan, jumlah kekurangan jam kerja

karena terlambat tanpa seijin atasan, jumlah peringatan selama triwulan, jumlah

lembur, jumlah kehadiran selama tiga bulan penilaian. Sedangkan penilaian secara

kualitatif adalah penilaian berdasarkan mutu kerja, potensi yang dimiliki

(50)

21

Universitas Kristen Maranatha akan tugas, kepatuhan terhadap ketentuan atau peraturan perusahaan, cara kerja,

sikap, motivasi, keselamatan dan kesehatan kerja.

I.6 Asumsi Penelitian

1. Karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah memiliki peran

ganda sehingga rentan terkena stres karena memiliki karakteristik tugas

yang cukup berat ditempat kerja ditambah tanggungjawab sebagai ibu

rumahtangga.

2. Tuntutan sosial, ketidakjelasan peran, dan kerja yang berlebihan

merupakan

sumber stresor karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah.

3. Penilaian kognitif karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah

turut menentukan derajat stres.

4. Derajat stres karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah dapat

terdeteksi melalui enam kategori stres, yaitu: efek subyektif, tingkahlaku,

kognitif, fisiologis, kesehatan, dan organisasi.

5. Derajat stres karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah dapat

menentukan performance di tempat kerja.

1.7 Hipotesis Penelitian

Terdapat hubungan antara derajat stres dan performance pada karyawati

(51)

22 Universitas Kristen Maranatha

Stressor

Derajat

Stres

Efek Stress:

- Subjektif - Tingkah Laku - Kognitif - Fisiologis - Kesehatan - Organisasi

Cognitive

Appraisal

Performance

(tampilan kerja)

2 aspek

performance:

- kualitatif

- kuantitatatif

Karyawan

wanita yang

telah

menikah

Social demand,

role ambiguity,

overload

T

R

T

R

(52)

72 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan antara derajat stres dan

ditemukan bahwa performance pada karyawati di Bank ”X” Kota Bandung yang

telah menikah, maka dapat disimpulkan:

1. Terdapat hubungan yang negatif antara derajat stres dan performance pada

karyawati Bank ”X” Kota Bandung yang telah menikah.

2. Dari stresor Role Ambiguity ditemukan bahwa karyawati wanita Bank ”X”

Kota Bandung dengan derajat stres rendah dan performance tinggi yakin

dapat memenuhi harapan orang-orang yang ada disekitarnya. Hal tersebut

karena tuntutan sosial tersebut dinilai positif (Benign-possitive) oleh

karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah, bahwa mereka

dapat memenuhi harapan orang-orang di sekitarnya.

3. Dari stresor Social Demand ditemukan bahwa karyawati wanita Bank ”X”

Kota Bandung dengan derajat stres rendah dan performance tinggi merasa

cukup jelas fungsi dan tugasnya sebagai karyawati dan ibu rumahtangga.

4. Dari stresor overload karyawati Bank “X” Kota Bandung yang telah

menikah dengan derajat stres rendah dan performance tinggi menyatakan

dapat menyelesaikan dengan baik sebagian besar pekerjaan yang harus

dikerjakannya di tempat kerja dan di rumah. Dengan demikian stresor

(53)

Universitas Kristen Maranatha 73

Bank “X” Kota Bandung yang telah menikah dengan derajat stres rendah

dinilai positif.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diajukan beberapa saran

yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang

berkepentingan.

5.2.1 Saran Untuk Penelitian Selanjutnya

1. Meneliti lebih lanjut faktor-faktor yang mempengaruhi derajat stres dan

performance.

2. Menggunakan pendekatan teori stres yang lain selain pendekatan interaksional

yang lebih tepat untuk meneliti derajat stres.

3. Menjaring faktor-faktor yang mempengaruhi performance dan melihat

hubungannnya dengan derajat stres.

5.2.2 Saran Guna Laksana Penelitian

a. Bagi Perusahaan

1. Perusahaan diharapkan dapat memberikan konseling kepada karyawati Bank

”X” Kota Bandung yang telah menikah yang memiliki derajat stres tinggi dan

performance rendah guna membantu mengatasi masalah tersebut, dan

memberikan penyegaran seperti training atau acara kebersamaan perusahaan

(54)

Universitas Kristen Maranatha 74

derajat rendah dan performancenya telah tinggi guna memberikan semangat

kerja sehingga kinerjanya semakin optimal.

b. Bagi karyawati di Bank ”X” Kota Bandung yang telah menikah

1. Karyawati Bank ”X” Kota Bandung yang telah menikah diharapkan dapat

berfikir positif dalam menghadapi kesulitan dalam bekerja, sehingga stres yang

(55)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Chaplin, JP. Kamus Lengkap Psikologi.2002. Jakarta: Rajawali Pers.

Cox, Tom, 1978. Stres. London: Mac Milan Press, ltd.

Gulo, W.2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia

Lazarus, R. S, and Folkman,1984. Stres Appraisal and Coping. Springer New York: Publishing Company.

Nazir, Moh.1999. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Robbins, Stephen P. 2003. Perilaku Organisasi Edisi 9, Jilid 2. Jakarta: PT.

INDEKS Kelompok Gramedia

Santrock, John W.2006. Life Span Development: Tenth edition. New York: Mc Graw Companies. Jakarta:Erlangga.

Schermerhorn, John, 1996. Management: Fifth Edition. Copyright by John Wiley & Son, Inc. New York: Wiley

Schermerhorn, Hunt, Obsorn 1994. Managing Organizational Behavior. New

York: Wiley

(56)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

Aelly,2000 “Suatu Penelitian Deskriptif mengenai Derajat Stres PadaK aryawati Sudah Menikah Bank “X” Bandung”. Bandung: Fakultas Psikologi

Universitas Kristen Maranatha.

Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.2007. Panduan penulisan Skripsi Sarjana. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0310/20/swara/629095.htm

http://digital.lib.itb.ac.id/search.php

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapat peserta didik tentang simulasi prosedur penggunaan tongkat dan kursi roda pada lansia lebih dari setengah peserta didik

Yeni Yuniawati 0907853, “Analisis Daya Saing Bandung sebagai Destinasi Wisata melalui Memorable Tourist Experience (MTE) dan Customer-Based Brand Equity for Tourist

wisatawan, baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara karena dilihat dari sisi produk wisata yang ada di Kabupaten Tanah Datar yang cukup beragam,

37 Dari uji rating atribut yang dilakukan produk yang memiliki nilai paling tinggi baik untuk atribut flavor, kelelehan, kelembutan, dan penerimaan umum adalah

Ini merupakan sebuah alat penghitung laju aliran air yang sudah jadi tetapi tidak ada fitur-fitur yang dibutuhkan pada skripsi, maka dari itu alat ini dibongkar dan

pada buku siswa. Peserta didik mendiskusikan dalam kelompok untuk merumuskan pertanyaan berdasarkan hal-hal yang ingin diketahui dari hasil pengamatan sebelumnya, misalnya

Peneliti mengajukan saran agar para anggota Pemuda VVD di Bandung meningkatkan sense of belongingness yang mereka miliki dengan menggunakan hasil penelitian ini sebagai

Sehingga, Mesin Tenun merupakan suatu alat yang digerakkan oleh motor penggerak atau tenaga manusia untuk menghasilkan suatu kerajinan yang berupa kain. Penunjang