• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Sense of Belongingness pada Pemuda VVD Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Sense of Belongingness pada Pemuda VVD Bandung."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Maranatha vii

Abstrak

Individu yang bergabung dalam suatu organisasi banyak yang mengalami penolakan dan ketidakcocokan di dalam organisasi, namun ada pula yang dapat bertahan di dalam organisasinya. Maka dari itu peneliti ingin mengetahui derajat sense of belongingness pada individu tersebut. Penelitian ini berdasarkan pada teori sense of belonging dari Hagerty, et al (1992) dan Hagerty & Patusky (1995), bertujuan untuk mengetahui gambaran dinamika sense of belongingness pada Pemuda VVD di Bandung.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan seluruh anggota menjadi subjek dalam penelitian ini yaitu 74 anggota Pemuda VVD di Bandung. Alat ukur yang digunakan adalah Sense of Belonging Instrument – Psychological (SOBI-P) dari Hagerty & Patusky (1995). Uji validitas menggunakan Pearson Correlation dengan Program SPSS 19 didapatkan validitas item berkisar antara 0,403-0,748. Uji reliabilitas dengan Alpha Cronbach, didapatkan koefisien alpha sebesar 0,896. Data yang didapatkan diolah dengan menggunakan distribusi frekuensi dan tabulasi silang.

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan sebanyak 64% Pemuda VVD yang memiliki sense of belongingness yang rendah dan sebanyak 36% Pemuda VVD yang memiliki sense of belongingness yang tinggi. Kesimpulan yang diperoleh adalah sebagian besar anggota Pemuda VVD di Bandung memiliki derajat sense of belongingness yang rendah. Peneliti mengajukan saran agar para anggota Pemuda VVD di Bandung meningkatkan sense of belongingness yang mereka miliki dengan menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dalam bersikap terhadap anggota lain di dalam Pemuda VVD, seperti menunjukkan kepedulian terhadap anggota di dalam Pemuda, dapat menerima saran dan kritik dengan terbuka, dan memperlakukan anggota yang satu dengan anggota yang lainnya secara adil. Selain itu, perlu melibatkan faktor-faktor signifikan yang diduga memiliki pengaruh terhadap derajat sense of belongingness untuk mendapatkan gambaran yang lebih menyeluruh mengenai sense of belongingness.

(2)

Universitas Kristen Maranatha viii

Abstract

Someone who is a part of an organization suffers a lot of rejection and incompatibility in that organization, but there are people who can survive in an organization. Therefore, researchers want to know the sense of belongingness degree from that particular individual. This research is base on sense of belonging theory from Hagerty, et al (1992) and Hagerty and Patusky (1995), its function is to know the sense of belongingness dynamic from VVD member in Bandung.

This research uses descriptive method and whole members become subject to this study, which is 74 members of VVD in Bandung. The instrument used in this study is Sense of Belonging instrument – Psychological (SOBI-P) from Hagerty and Patudky (1995). Pearson correlation is used to test the validity, the validity item we get using SPSS 19 program is ranging from 0.403-0.748. Alpha Cronbach is used for the reliability test, the alpha coefficient is 0.896. The data is processed with distribution frequency and cross tabulation.

From the result, 64 percent of VVD members have low sense of belongingness and 36 percent of VVD members have high sense of belongingness. The conclusion from this result is that most of VVD members in Bandung have low sense of belongingness. Researchers suggested that all members of VVD in Bandung increase their sense of belongingness that they have using this research result as consideration to behave toward other members in VVD, such as indicate their careness to other members in Pemuda, can receive advice and criticism openly, and treat a member and the other members as equal. Besides, other significant factors which is thought to have influence on sense of belongingness degree to get more comprehensive picture on sense of belongingness is also needed to be included.

(3)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………... i

HALAMAN PENGESAHAN ………... ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ………..…… iii

HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ………. iv

KATA PENGANTAR ……… v

ABSTRAK ……….………. vii

ABSTACT ……….. viii

DAFTAR ISI ……….. ix

DAFTAR TABEL ……….. xiii

DAFTAR BAGAN ……….……… xiv

DAFTAR LAMPIRAN ……….. xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ………... 1

1.2. Identifikasi Masalah ………... 6

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ………... 6

1.3.1. Maksud Penelitian ………. 6

1.3.2. Tujuan Penelitian ………... 6

1.4. Kegunaan Penelitian ……….. 7

1.4.1. Kegunaan Teoritis ………. 7

(4)

x

1.4.2. Kegunaan Praktis ……… 7

1.5.Kerangka Pikir ………. 7

1.6 Asumsi Penelitian ……… 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sense of Belongingness ……… 14

2.1.1. Pengertian sense of belongingness ……….……… 14

2.1.2. Model teoritis dari sense of belongingness ……… 14

2.1.3. Kegunaan dan pentingnya sense of belongingness ……… 15

2.1.4. Membangun dan meningkatkan sense of belongingness ……… 18

2.1.5. Aspek dari sense of belongingness ………. 18

2.1.6. Faktor yang mempengaruhi sense of belongingness ………….. 19

2.2. Organisasi ……… 19

2.2.1 Pengertian Organisasi ………. 19

2.2.2 Jenis organisasi ……… 20

2.2.2.1Organisasi Dari Segi Jumlah pucuk Pimpinan ………. 20

2.2.2.2Organisasi Dari Segi Keresmian ……….……… 20

2.2.2.3Organisasi Dari Segi Tujuan ……… 21

2.3. Remaja ……… 23

2.3.1. Pengertian Remaja ……… 23

2.3.2. Perkembangan Remaja ……… 24

(5)

xi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1Rancangan dan Prosedur Penelitian ………..………. 26

3.2Bagan Prosedur Penelitian ………. 26

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ……… 26

3.3.1. Variabel Penelitian ……… 26

3.3.3. Definisi Operasional ……….. 27

3.4 Alat Ukur ……… 27

3.4.1. Alat Ukur Variabel Sense of Belongingness……….. 27

3.4.2. Data Pribadi dan Data Penunjang ……… 29

3.4.3. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Sense of Belongingness ... 29

3.4.3.1 Validitas Alat Ukur Sense of Belongingness ………. 29

3.4.3.2 Reliabilitas Alat Ukur Sense of Belongingness …….. 30

3.5 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel ………. 30

3.5.1 Populasi Sasaran ……… 30

3.6 Teknik Analisis Data ……….. 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Sampel Penelitian ………. 32

4.1.1 Gambaran Subjek Berdasarkan Usia ………. 32

4.2 Hasil Penelitian ……… 33

4.2.1 Gambaran Derajat Sense of Belongingness ……… 33

(6)

xii

4.3 Pembahasan ……… 35

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ………..……….. 46

5.2 Saran ……… 46

5.2.1 Saran Teoritis ………. 46

5.2.2 Saran Praktis ………. 47

DAFTAR PUSTAKA ……… 48

DAFTAR RUJUKAN ……… 50

(7)

Universitas Kristen Maranatha xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skor Pilihan Jawaban ……….. 28

Tabel 3.2 Kategori Skor Sense of Belongingness ……… 28

Tabel 4.1 Tabel Gambaran Subjek Berdasarkan Usia ………. 32

Tabel 4.2 Tabel Gambaran Derajat Sense of Belongingness ………... 33

Tabel 4.3 Tabulasi Silang Derajat Sense of Belongingness dengan Aspek Valued Involvement ………….……… 34

(8)

Universitas Kristen Maranatha xiv

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran ………. 13

Bagan 2.1 Model dari sense of belonging by B. Hagerty, R. Williams, J. Coyne and

M. Early (1996), Archives of Psychiatric Nursing ……… 15

(9)

Universitas Kristen Maranatha xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kata Pengantar ……… L-2

Lampiran 2 Lembar Pernyataan Kesediaan ………..………. L-3

Lampiran 3 Alat Ukur Sense of Belongingness ……….………. L-4

Lampiran 4 Alat Ukur Sense of Belongingness – Antecedent (SOBI – A) ………….. L-8

Lampiran 5 Validitas dan Reliabilitas ………. L-10

Lampiran 6 Hasil Penelitian Aspek-Aspek Sense of Belongingness ………... L-11

Lampiran 6.1 Lampiran Hasil Penelitian Aspek Valued Involvement ……… L-11

Lampiran 6.2 Hasil Penelitian Aspek Fit ………...……… L-15

Lampiran 7 Gambaran Responden ………. L-23

(10)

Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Manusia memiliki berbagai tahap perkembangan dan setiap tahap perkembangan

memiliki tugas perkembangan yang berbeda. Tahap perkembangan remaja akhir memiliki tugas

perkembangan yang menurut Hurlock (dalam Ali & Asrori, 2006) salah satunya adalah

mengembangkan konsep & keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan

peran sebagai anggota masyarakat.

Untuk memenuhi tugas perkembangan tersebut, salah satu langkahnya yaitu dengan

menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Untuk mendapatkan pendidikan yang baik, banyak

mahasiswa yang memilih untuk berkuliah di kota-kota besar sebagai tujuan pendidikannya karena

kualitas Perguruan Tinggi yang baik. Salah satunya adalah Kota Bandung, dimana Kota Bandung

merupakan salah satu kota tujuan yang baik dan diminati untuk mengenyam pendidikan di

Indonesia, seperti ITB, Unpad, UPI, dll.

Di perguruan tinggi, mahasiswa tidak hanya dituntut untuk memiliki kualitas di bidang

akademik yang baik, melainkan menyeimbangkan antara kemampuan akademik dan kemampuan

sosialnya agar siap menghadapi dunia kerja, salah satunya dengan berorganisasi. Seiring

berjalannya waktu, banyak organisasi yang berkembang, baik di dalam kampus maupun di luar

kampus dan telah berkembang berbagai bidang organisasi, baik di bidang olahraga, kesenian, dan

ada juga di bidang keagamaan. Salah satu organisasi keagamaan di Kota Bandung sendiri yaitu

Pemuda Vihara Vimala Dharma (PVVD).

Vihara Vimala Dharma atau biasa disingkat dengan VVD, didirikan oleh Bhante Ashin

(11)

2

Universitas Kristen Maranatha memiliki banyak kenalan saat menjadi mahasiswa di Bandung dan juga saat mengikuti

Perhimpunan Theosofi, akhirnya Bhante Ashin Jinarakkhita berinisiatif mendirikan vihara di

Bandung salah satu alasannya yaitu ingin membangun wadah untuk menampung dan memberi

pembekalan agama kepada para mahasiswa dan masyarakat yang beragama Buddha dengan nama

Vihara Vimala Dharma (VVD). Kemudian VVD dijadikan tempat untuk memberikan

pembekalan kuliah agama Buddha kepada para mahasiswa di Bandung pada tahun 1960 dengan

Alm. Parwati Soepangat sebagai dosen agama Buddha saat itu.

Organisasi Pemuda merupakan organisasi yang paling terlihat jelas dan paling dikenal di

VVD karena selain jumlah keanggotaan yang paling banyak diantara organsasi lainnya (74

anggota), Pemuda VVD juga memiliki ruangan khusus yang mendukung, yaitu ruang atau kantor

tempat berkumpul dan sebagai kantor kepengurusan Pemuda yang tidak dimiliki oleh organisasi

lain di VVD. Kepengurusan pemuda juga terlibat pada hampir semua kegiatan dan bagian dari

VVD, seperti dalam kegiatan sekolah minggu, perpustakaan, bursa yang menjual berbagai barang

yang bisa dikatakan berkaitan dengan agama Buddha, dan dalam kegiatan hari besar agama

Buddha seperti Hari Kathina dan Hari Waisak sehingga organisaasi Pemuda merupakan

organisasi yang paling menonjol di VVD dibandingkan organisasi lainnya

Pemuda VVD bertugas membantu kelancaran dalam pelaksanaan kebaktian setiap hari

Minggu di VVD, membantu para pengunjung VVD yang membutuhkan bantuan dan yang

merasa kebingungan, seperti kebingungan dalam mencari ruangan kebaktian, kebingungan dalam

meletakkan buku Paritta Suci yang sudah dibaca setelah kebaktian selesai, kebingungan dalam

mencari toilet, atau kebingungan dalam menggunakan fasilitas VVD (bursa, perpustakaan, dll).

Sehingga mempermudah pengunjung dalam beribadah maupun dalam menggunakan fasilitas di

(12)

3

Universitas Kristen Maranatha proses pelaksanaan acara yang diadakan oleh VVD setiap hari-hari besar agama Buddha, seperti

Kathina, Waisak, Asadha, dll.

Visi dari Pemuda VVD yaitu Pemuda VVD sebagai rumah untuk belajar, berlatih, dan

berkembang dalam Buddha Dharma. Buddha Dharma yaitu ajaran Buddha yang berlandaskan

pada kebenaran. Sedangkan misinya yaitu yang pertama mengembangkan rasa kekeluargaan dan

kepedulian antar Pemuda VVD dan yang kedua yaitu meningkatkan wawasan dan kebutuhan

Pemuda VVD mengenai Buddha Dharma. Sehingga Pemuda VVD diharapkan dapat mempelajari

ajaran agama Buddha dengan lebih mendalam, melatih keterampilan keorganisasian yang

berkaitan dengan ajaran agama Buddha seperti mengajar di sekolah minggu, menjadi panitia

dalam kegiatan/acara-acara besar agama Buddha, dan menjadi manusia yang terus berkembang

dan mengaplikasikan ajaran Buddha Dharma di dalam kehiudpan sehari-harinya.

Pemuda VVD yang beranggotakan para mahasiswa yang berumur 19-22 tahun ini,

mula-mula dibentuk atas dasar banyaknya mahasiswa Buddhis yang tidak memiliki wadah untuk

beribadah sehingga dibentuklah Pemuda VVD agar mereka memiliki wadah untuk berkumpul

bersama umat Buddhis lainnya. Namun dengan berjalannya waktu, organisasi Pemuda VVD ini

bukan hanya sebagai wadah untuk berkumpul bersama umat Buddhis lainnya, melainkan sebagai

sebuah keluarga untuk menetapkan nilai moral agar dapat menjadi manusia sepenuhnya (manusia

yang bebas dari sikap serakah, benci, dan bebas dari sikap yang jahat). Organisasi Pemuda VVD

ini memberikan pendidikan moral, kedharmaan, dan cinta kasih kepada anggota Pemuda VVD

dan mengajarkan anggotanya untuk menerapkan lima dasar pancasila yang diajarkan oleh Sang

Buddha Gautama. Sehingga Organisasi Pemuda VVD ini tidak hanya memberikan manfaat bagi

para anggota di dalamnya, namun juga akan meluas ke masyarakat sekitar.

Untuk mencapai visi, misi, dan maksud dari hadirnya Pemuda VVD, perlu adanya

(13)

4

Universitas Kristen Maranatha anggota Pemuda lain dan dengan Organisasi Pemuda VVD, juga perlu adanya perasaan yang

dirasakan oleh anggota bahwa dirinya menjadi bagian yang penting di dalam Pemuda VVD. Hal

ini terkait dengan sense of belongingness.

Menurut Hagerty, Lynch-Sauer, Patusky, Bouwsema, dan Collier (dalam Choenarom,

2005) sense of belongingness yaitu sebuah pengalaman dari keterlibatan personal dalam sebuah

sistem atau lingkungan sehingga individu tersebut merasakan dirinya sebagai bagian yang

terintegral dalam sebuah sistem atau lingkungan tertentu. Sense of belongingness terdiri dari 2

aspek yaitu valued involvement dan fit (Hagerty dalam Walz, 2008). Valued involvement yaitu

pengalaman seseorang terkait perasaan dihargai, diperlukan/dibutuhkan, serta perasaan diterima.

Fit yaitu persepsi bahwa karakteristik yang dimiliki seseorang telah sesuai dengan sistem atau

lingkungan dimana dirinya berada.

Penelitian yang dilakukan oleh Baumeister dan Leary (1995) bahwa kebahagiaan dan

kepuasan hidup dirasakan lebih besar ketika individu mengalami pengalaman membina hubungan

dengan orang lain dan merasa menjadi bagian dari suatu kelompok tertentu (relatedness dan

belongingness). Kenneth Pelettier (dalam Pitonyak, 2010) mengatakan bahwa sebuah sense of

belonging muncul sebagai dasar kebutuhan manusia sama halnya dengan makanan dan

perlindungan karena dukungan sosial bisa menjadi elemen kritis yang menentukan siapa yang

akan sehat dan siapa yang akan sakit. Hagerty, et.al. (dalam Shlomi, 2010) menegaskan bahwa

sebuah sense of belonging merupakan hal yang penting untuk persepsi positif pada lingkungan

sosial sama baiknya dengan persepsi terhadap diri sendiri (misalnya pembentukan identitas).

Oleh karena itu, sense of belongingness sangat dibutuhkan oleh organisasi, khususnya oleh

Pemuda VVD agar anggota Pemuda dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan kesehatan

baik secara fisik maupun psikis dan juga agar lebih percaya diri dalam menjalankan tugas dan

(14)

5

Universitas Kristen Maranatha Berdasarkan survei awal yang dilakukan dengan wawancara langsung kepada 20 anggota

dari Pemuda di VVD, didapatkan data bahwa sebanyak 65% anggota Pemuda VVD merasa

dirinya tidak diterima, tidak dihargai, dan tidak dibutuhkan di dalam Pemuda VVD. Hal ini

tampak dari 65% anggota yang merasa pendapatnya tidak diterima di oleh anggota Pemuda VVD

lain, merasa bahwa anggota lain tidak menyapa dirinya ketika bertemu baik di dalam kelompok

maupun ketika berada di luar kelompok, merasa bahwa anggota lain tidak berkomunikasi secara

mendalam dengan dirinya, merasa bahwa anggota lain tidak ingin membantunya ketika dirinya

mempunyai masalah, dan mereka merasa bahwa anggota lain tidak masalah atau tidak mencari

mereka ketika mereka tidak hadir di dalam kelompok (kehadirannya di dalam kelompok tidaklah

penting). Sisanya sebanyak 35% anggota Pemuda VVD merasa dirinya diterima, dihargai, dan

dibutuhkan di dalam Pemuda VVD. Hal ini tampak dari sebanyak 35% anggota Pemuda VVD

yang merasa pendapatnya diterima di oleh anggota Pemuda VVD lain, merasa anggota lain selalu

menyapa dirinya baik ketika berada di dalam maupun di luar Pemuda VVD, merasa dirinya dan

anggota lain menjalin hubungan yang sangat dekat sehingga mereka merasa diterima di dalam

Pemuda VVD, merasa bahwa anggota lain peka terhadap dirinya dan membantunya ketika

dirinya membutuhkan pertolongan bahkan tanpa diceritakan sebelumnya, dan mereka merasa

bahwa anggota lain akan menghubungi dan mencari dirinya ketika dirinya tidak hadir di dalam

Pemuda VVD.

Didapatkan pula sebanyak 60% anggota merasakan adanya ketidakcocokkan antara

dirinya dengan anggota Pemuda VVD lain. Hal ini tampak dari 60% anggota yang merasa dirinya

banyak memiliki perbedaan pendapat dengan anggota lain, merasa dirinya memiliki latar

belakang yang berbeda dengan anggota lain, merasa bahwa hanya dirinya yang menjalankan

tugas dengan sungguh-sungguh dibandingkan anggota Pemuda lainnya, dan merasa bahwa

(15)

6

Universitas Kristen Maranatha sebanyak 40% anggota merasakan adanya kesesuaian antara dirinya dengan anggota Pemuda

VVD lain. Hal ini tampak dari 40% anggota yang merasa dirinya dan anggota lain jarang

memiliki perbedaan pendapat, merasa dirinya dan anggota lain jarang memiliki konflik, merasa

bahwa nilai-nilai yang dianut oleh dirinya berlainan dengan nilai-nilai yang ada di dalam

kelompok, serta merasa ajaran/nilai-nilai dalam dirinya sejalan dengan ajaran yang ada di dalam

Organisasi Pemuda VVD.

Dari hasil survey awal tersebut, dapat dilihat bahwa sense of belongingness pada Pemuda

VVD ada yang tinggi dan ada juga yang rendah. Sense of belongingness yang beragam ini

membuat peneliti tertarik untuk meneliti tentang Studi Deskriptif Mengenai Sense of

Belongingness pada Pemuda VVD Bandung.

1.2. Identifikasi Masalah

Bagaimana derajat sense of belongingness pada Pemuda VVD Bandung?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian

Untuk memperoleh gambaran mengenai aspek-aspek yang membentuk sense of

belongingness pada Pemuda VVD Bandung.

1.3.2. Tujuan Penelitian

(16)

7

Universitas Kristen Maranatha 1.4. Kegunaan Penelitian

1.4.1. Kegunaan Teoretis

Memberikan informasi mengenai sense of belongingness ke dalam bidang ilmu

Psikologi Sosial.

 Memberikan masukan bagi peneliti lain yang berminat melakukan penelitian

lanjutan mengenai sense of belongingness.

1.4.2. Kegunaan Praktis

 Memberikan informasi kepada Pemuda VVD Bandung (ketua dan koordinator)

mengenai sense of belongingness pada anggota Pemuda VVD. Informasi ini dapat

digunakan untuk meningkatkan sense of belongingness pada Pemuda VVD yang

memiliki derajat sense of belongingness yang rendah dan meningkatkan sense of

belongingness pada Pemuda VVD agar dapat bertahan dalam Organisasi Pemuda

VVD dan dalam mencapai tujuan Organisasi Pemuda VVD.

 Memberikan informasi kepada para anggota Pemuda VVD Bandung mengenai

sense of belongingness mereka sendiri, dengan harapan agar mereka dapat

meningkatkan atau mempertahankan sense of belongingness mereka sehingga dapat

bertahan dalam Organisasi Pemuda VVD dan dapat mencapai tujuan Organisasi

Pemuda VVD.

1.5. Kerangka Pemikiran

Menurut Hurlock (dalam Ali & Asrori, 2006), tugas pada tahap perkembangan remaja

akhir salah satunya adalah mengembangkan konsep & keterampilan intelektual yang sangat

(17)

8

Universitas Kristen Maranatha menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi dan belajar dari organisasi sebagai uji coba sebelum

terjun ke dunia kerja agar dapat memenuhi tugas perkembangannya. Untuk itu ia harus terikat

dengan organisasi tersebut, perlu aktif di dalam organisasi, berusaha mencapai tujuan organisasi

sehingga berhasil di dalam organisasi.

Organisasi bermacam-macam, salah satunya organisasi keagamaan. Menurut Lubis, M.

(2010), organisasi keagamaan adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik

yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana

partisipasi masyarakat dalam lingkup suatu agama tertentu. Organisasi keagaamaan dalam agama

Buddha salah satunya yaitu organisasi khusus bagi para muda-mudi yang beragama Buddha agar

para muda-mudi sebagai generasi muda dapat mengembangkan ajaran agama Buddha. Di

Bandung salah satu vihara yang menjalankan organisasi khusus muda-mudi yaitu Vihara Vimala

Dharma (VVD). Di dalam VVD, terdapat organisasi khusus pemuda dan pemudi yaitu bernama

Pemuda Vihara Vimala Dharma (PVVD).

Agar dapat mencapai keberhasilan atau tujuan organisasi, agar dapat meningkatkan

kinerja serta keeratan hubungan di dalam Pemuda VVD, perlu adanya penerimaan anggota,

perasaan yang membuat anggota menjadi penting di dalam kelompok, dan perlu adanya

kecocokan di dalam kelompok. Hal ini disebut sense of belongingness.

Menurut Hagerty, Lynch-Sauer, Patusky, Bouwsema, dan Collier (dalam Choenarom,

2005) sense of belonging yaitu sebuah pengalaman dari keterlibatan personal dalam sebuah

sistem atau lingkungan sehingga individu tersebut merasakan dirinya sebagai bagian yang

terintegral dalam sebuah sistem atau lingkungan tertentu. Hagerty (dalam Walz, 2008) kemudian

mendefinisikan kembali dua aspek penyusun sense of belonging yang dijelaskan oleh Anant

(18)

9

Universitas Kristen Maranatha

Valued Involvement merupakan pengalaman seseorang terkait perasaan dihargai,

diperlukan/dibutuhkan, serta perasaan diterima (Hagerty dalam Walz, 2008). Valued involvement

dalam Pemuda VVD yaitu seberapa besar kesesuaian antara pengalaman anggota Pemuda VVD

Bandung terkait dengan perasaan dihargai, dibutuhkan, serta perasaan diterima oleh kelompok

dalam berkegiatan di Organisasi Pemuda VVD. Valued involvement dalam Pemuda VVD terkait

pengalaman anggota Pemuda VVD yang membuat dirinya memiliki perasaan bahwa dirinya

mempunyai peran yang berarti dalam Pemuda, merasa bahwa dirinya memiliki kemampuan

untuk dapat menyelesaikan tugas-tugasnya di dalam Pemuda VVD, memiliki kedekatan

emosional dengan anggota lain, serta memiliki kelebihan/kemampuan yang berarti di dalam

Pemuda VVD. Valued involvement dalam Pemuda VVD membuat mereka memiliki keyakinan

akan kemampuan yang mereka miliki untuk menjalankan tugas dalam Pemuda VVD, memiliki

keseriusan dalam menjalankan tugas dan juga mencapai tujuan Pemuda VVD, kemantapan/tidak

ragu-ragu dalam menjalin hubungan dengan anggota Pemuda lain, keyakinan diri dalam memulai

interaksi di dalam Pemuda VVD, serta lebih aktif dalam menjalankan tugasnya, semangat yang

tinggi dalalm menjalankan tugasnya dan dalam mencapai tujuan Pemuda VVD.

Fit, yaitu persepsi bahwa karakteristik yang dimiliki seseorang telah sesuai dengan sistem

atau lingkungan dimana dirinya berada (Hagerty et al., 1992; Hagerty & Patusky, 1995;

Kestenberg & Kestenberg, 1988; McLaren, Gomez, et al., 2007; Newman et al., 2007). Fit dalam

Pemuda VVD yaitu seberapa besar kesesuaian antara karakteristik dirinya dengan anggota lain

dan dengan organisasi dalam berkegiatan di Organisasi Pemuda VVD. Fit dalam Pemuda VVD

terkait kecocokan karakteristik yang dirasakan oleh Pemuda VVD dengan anggota lain dan

dengan organisasi Pemuda VVD yang membuat dirinya mempersepsi bahwa dirinya memiliki

(19)

10

Universitas Kristen Maranatha anggota Pemuda lain, mempersepsi bahwa dirinya memiliki keharmonisan dengan anggota

Pemuda lain, latar belakang dirinya sesuai dengan anggota Pemuda VVD lainnya, serta

mempersepsi bahwa tidak aneh atau berbeda dari anggota Pemuda lainnya. Fit dalam Pemuda

VVD membuat mereka menerima dan mentolerir perbedaan yang ada antara dirinya dengan

anggota lain, merasakan kenyamanan di dalam Pemuda VVD, akan bertahan lebih lama di dalam

Pemuda VVD, serta menunjukkan ketekunan untuk hadir di dalam Pemuda VVD.

Dengan adanya sense of belongingness akan memberikan efek positif pada Pemuda VVD,

seperti pembentukan identitas yang baik, terhindar dari depresi, meningkatkan resistensi terhadap

penyakit, ketercapaian manfaat fisik, ketercapaian self-esteem, self-efficacy, coping yang baik,

meningkatkan motivasi dan efek positif lainnya terhadap kelompok. Manfaat dari sense of

belongingness juga membawa dampak bahwa sense of belongingness mampu meningkatkan

tanggung jawab, motivasi, pada anggota pemuda VVD dan membuat mereka mampu berperan

dengan baik dalam PVVD.

Dengan sense of belongingness yang tinggi pada Pemuda VVD, anggota Pemuda VVD

akan lebih termotivasi, meningkatkan self-esteem, self-efficacy, coping yang baik, dan mampu

meningkatkan tanggung jawab anggota Pemuda VVD. Anggota Pemuda VVD yang memiliki

sense of belongingness yang tinggi anggota akan merasa dibutuhkan dalam Pemuda VVD,

merasa dihargai di dalam Pemuda VVD, merasa diterima oleh anggota lain di dalam Pemuda

VVD, merasa menjadi bagian yang penting dalam Pemuda VVD, merasa cocok dengan anggota

lain dari Pemuda VVD dan dengan organisasi Pemuda VVD sendiri. Anggota Pemuda VVD

yang memiliki sense of belongingness yang tinggi merasa bahwa dirinya memiliki

kelebihan/kemampuan yang berarti di dalam kelompok, partisipasinya dapat membantu di dalam

kelompok, merasa dirinya menjadi bagian yang penting dalam kelompok, dan merasa bahwa

(20)

11

Universitas Kristen Maranatha memiliki banyak persamaan dengan anggota Pemuda lainnya, mempersepi bahwa terdapat

keharmonisan antara dirinya dengan anggota Pemuda lain, serta mempersepsi bahwa dirinya

tidak aneh atau berbeda dari anggota Pemuda lainnya.

Hal ini membuat anggota Pemuda VVD yang memiliki sense of belongingness yang

tinggi akan menjadi lebih aktif dalam menjalankan tugas dan agar dapat mencapai tujuan Pemuda

VVD, mereka yakin akan kemampuan yang mereka miliki bahwa mereka mampu menjalankan

tugas mereka dengan baik dan dalam mencapai tujuan Pemuda VVD, mereka juga semakin

bersemangat untuk mencapai tujuan dari Pemuda VVD, mereka akan melibatkan

pengalaman-pengalamannya dalam mencapai tujuan Pemuda VVD seperti memikirkan dan mengaitkan

kejadian yang pernah dialaminya dimana mereka berhasil mencapai tujuan kelompoknya di masa

lalu yang dikaitkan dengan kejadian masa kini dalam organisasi Pemuda VVD agar dapat

mencapai tujuan Pemuda VVD. Mereka juga akan merasakan kenyamanan dan kebahagiaan

ketika berada di dalam organisasi Pemuda VVD, mereka akan bertahan lama di dalam organisasi

Pemuda VVD, mereka juga menjadi ingin menjalin hubungan yang dekat dengan anggota

Pemuda lainnya, dan kecocokan membuat dirinya ingin memiliki keinginan untuk berusaha keras

dan sungguh-sungguh agar dapat mencapai tujuan dari organisasi Pemuda VVD.

Sementara anggota Pemuda VVD yang memiliki sense of belongingness yang rendah,

memiliki perasaan bahwa dirinya tidak mempunyai peran yang berarti dalam Pemuda VVD,

merasa bahwa dirinya memiliki kekurangan/ketidakmampuan dalam derajat yang tinggi di dalam

kelompok, merasa bahwa dirinya buruk, dan merasa bahwa dirinya harus berubah agar dapat

diterima dan dihargai oleh anggota lainnya, karakteristik yang dimilikinya tidak sesuai dengan

sistem atau lingkungan dimana dirinya berada, mempersepsi bahwa dirinya memiliki perbedaan

dengan anggota Pemuda lainnya, terdapat konflik antara dirinya dengan anggota Pemuda lain,

(21)

12

Universitas Kristen Maranatha mempersepsi juga bahwa dirinya aneh atau berbeda dengan anggota Pemuda lain, serta

mempersepsi bahwa dirinya mempunyai ketidakcocokkan dengan anggota Pemuda lainnya.

Hal ini membuat anggota Pemuda VVD yang memiliki sense of belongingness yang

rendah menjadi pasif, tidak yakin akan kemampuan yang mereka miliki dalam menjalankan tugas

dan mencapai tujuan Pemuda VVD, mereka juga akan menjauhkan diri dari anggota Pemuda lain,

anggota menjadi tidak bertanggung jawab juga tidak termotivasi dalam menjalankan peran

mereka di dalam Pemuda VVD, tidak bersungguh-sungguh dan menunjukkan ketekunan dalam

menjalankan tugas di dalam Pemuda VVD, tidak berusaha dengan keras untuk mencapai tujuan

Pemuda VVD, anggota tidak menunjukkan adanya kekompakkan dengan anggota lain di dalam

Pemuda VVD, merasa tidak nyaman di dalam Pemuda VVD karena persepsi negatifnya

mengenai ketidaksesuaian karakteristik antara dirinya dengan anggota Pemuda lain, tidak akan

bertahan lama di dalam organisasi Pemuda VVD, tidak memiliki keinginan menjalin hubungan

yang dekat dengan anggota Pemuda lainnya, seta tidak berperan aktif di dalam Pemuda VVD,

membuat anggota tidak aktif dalam mengikuti kebaktian.

(22)

13

Universitas Kristen Maranatha Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran

1.6. Asumsi Penelitian

1. Pemuda VVD Bandung memiliki derajat sense of belongingness yang bervariasi.

2. Pemuda VVD Bandung memerlukan sense of belongingness yang tinggi untuk

melaksanakan tugasnya dan untuk mencapai tujuan organisasinya.

sense of

belongingness

Anggota Pemuda

VVD

Rendah

Aspek sense of belongingness:

1. Valued involvement

2. Fit

(23)

Universitas Kristen Maranatha 46

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka diperoleh suatu

gambaran mengenai sense of belongingness dengan simpulan sebagai berikut:

1. Mayoritas anggota Pemuda VVD di Bandung memiliki sense of belongingness yang

rendah.

2. Anggota Pemuda VVD yang memiliki derajat sense of belongingness yang rendah,

sebagian besar memiliki derajat valued involvement dan fit yang rendah juga. Sementara

anggota Pemuda VVD yang memiliki derajat sense of belongingness yang tinggi,

sebagian besar memiliki derajat valued involvement dan fit yang tinggi.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian mengenai sense of belongingness pada Pemuda VVD di Bandung,

peneliti memberikan saran sebagai berikut:

5.2.1 Saran Teoretis

 Bagi bidang Ilmu Psikologi Sosial, penelitian ini dapat mengembangkan khazanah

pengetahuan tentang sense of belongingness dan melihat keselarasan antara teori dan

hasil. Oleh karena itu disarankan untuk meneliti organisasi sosial lain yang lebih beragam

(24)

47

Universitas Kristen MaranathaBagi peneliti selanjutnya yang berminat melakukan penelitian mengenai sense of

belongingness, disarankan untuk melibatkan faktor-faktor yang memengaruhi derajat

sense of belongingness. Mengingat dalam penelitian ini tidak melibatkan faktor-faktor

dari sense of belongingness.

5.2.2 Saran Praktis

 Bagi Organsisasi Pemuda VVD di Bandung (ketua dan koordinator) diharapkan dapat

meningkatkan sense of belongingness anggotanya dengan menyusun rencana kegiatan,

seperti makrab khusus Organisasi Pemuda VVD, game play yang menekankan pada

kekompakkan bukan persaingan atau game play yang berorientasi pada proses kerjasama

bukan pada hasil, dan organisasi dapat membentuk forum terbuka agar masing-masing

anggota dapat mengutarakan perasaan dan mencapai kesepakatan bersama.

Bagi para anggota Pemuda VVD di Bandung, disarankan agar meningkatkan sense of

belongingness yang mereka miliki dengan menggunakan hasil penelitian ini sebagai

bahan pertimbangan dalam bersikap terhadap anggota lain di dalam Pemuda VVD, seperti

memulainya dari membuat kegiatan yang lebih sering melibatkan anggota Pemuda VVD,

menunjukkan keperdulian terhadap anggota di dalam Pemuda, dapat menerima saran dan

kritik dengan terbuka, mau menerima pendapat dari anggota Pemuda lain, dan

memperlakukan anggota yang satu dengan anggota yang lainnya secara adil, bersikap

(25)

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI

SENSE OF BELONGINGNESS

PADA PEMUDA VVD BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh sidang sarjana pada Fakultas Psikologi

Universitas Kristen Maranatha Bandung

Oleh:

ELLY JUNITA

1230043

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

(26)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya peneliti

dapat menyelesaikan skripsi pada Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, dengan

mengambil judul “Studi Deskriptif Mengenai Sense of Belongingness pada Pemuda VVD

Bandung” ini tepat pada waktunya.

Penelitian ini dipersembahkan kepada Alm. Dr. Parwati Soepangat, MA sebagai

Srikandi Buddhis Indonesia, sekaligus sebagai Ketua Yayasan Vihara Vimala Dharma (VVD)

di Bandung.

Dalam penyusunan tugas ini, peneliti menemukan beberapa kendala dan kesulitan.

Namun berkat bantuan dari berbagai pihak, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan tugas ini

tepat pada waktunya meskipun masih jauh dari sempurna. Pada kesempatan ini, peneliti ingin

mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang sudah membantu dan memberikan

dorongan serta bimbingan dalam penyusunan tugas ini, yaitu:

1. Dr. Irene P. Edwina, M.Si., psikolog selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Kristen

Maranatha.

2. Dr. Jacqueline M.Tj., M.Si., Psikolog dan Ni Luh Ayu Vivekananda, M.Psi., Psikolog,

selaku dosen pembimbing yang sudah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan

bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran, serta masukan yang berguna bagi peneliti.

3. Dra. Sianiwati S. Hidayat, Psikolog dan Agoes Santosa, M. Psi., Psikolog, selaku dosen

pengajar di kelas mata kuliah Usulan Penelitian yang sudah memberikan arahan dan

pembelajaran mengenai tugas ini.

(27)

vi

4. Kedua orang tua peneliti, kakak dan adik kandung peneliti yang selalu memberikan

semangat, doa, dan mendukung peneliti untuk menyelesaikan tugas ini.

5. Sherly Patricia yang bersedia membantu peneliti dalam menyelesaikan tugas ini, selalu

mendukung peneliti, dan memberikan semangat kepada peneliti.

6. Steven Yohanes Agustian yang bersedia mendengarkan keluh kesah peneliti, selalu

memberikan semangat dan doa kepada peneliti, serta menguatkan peneliti agar bertahan

dan tabah dalam menyelesaikan tugas ini.

7. Para anggota Pemuda Vihara Vimala Dharman (PVVD) di Bandung yang sudah bersedia

meluangkan waktunya untuk dimintai informasi yang digunakan sebagai survei awal, data

pribadi, dan data penunjang dalam penelitian ini.

8. Pihak-pihak lain yang memberikan dukungan, semangat, arahan, kritik, saran, dan bantuan

lainnya kepada peneliti yang tidak dapat disebutkan oleh peneliti satu per satu.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini tidak terlepas dari kesalahan dan

kekurangan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari

para pembaca.

Akhir kata, peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan

seluruh pihak yan terlibat dalam penelitian ini.

Bandung, Januari 2017

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. & Asrori, M.(2006). Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara.

Anant, A., (1967). Belongingness and mental health: Some research findings. Acta Psychologia,

26, 391–396

Baumeister, R. & Leary, M. (1995). The need to belong: Desire for interpersonal attachments as a fundamental human motivation. Psychological Bulletin, 117(3), 497–529.

Choenarom, C., Williams, R.A., & Hagerty., B.M. (2005). The role of sense of belonging and social support on stress and depression in individuals with depression. Archives of

Psychiatric Nursing, 19, 18–29.

Friedenberg, Lisa. (1995). Psychological Testing: Design, Analysis, and Use. Boston: Allyn & Bacon.

Hagerty, B.M.K., Lynch-Sauer, J., Patusky, K., Bouwsema, M., Collier, P. (1992). Sense of belonging: a vital mental health concept. Archives of Psychiatric Nursing, 6, 172–177

Hagerty, B.M.K., & Patusky, K. (1995). Developing a measure of sense of belonging. Nursing

Research, 44, 9-13.

Hagerty, B., Williams, R. A., Coyne, J., and M. Early. (1996). Sense of belonging and indicators of social and psychological functioning. Archives of Psychiatric Nursing, 10(4), 236.

Hurlock, E.B. (1991). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan (Terjemahan oleh Istiwidayanti dan Soedjarwo). Jakarta: Erlangga.

Jones, R. C. (2003). Sense of belonging and its relationship with quality of life and symptom

distress among undergraduate college students. Stillwater, Oklahoma: Oklahoma State

University.

Kestenberg, M. & Kestenberg, J.S. (1988). The sense of belongingness and altruism in children who survived the Holocaust. Psychoanalytic Review, 75, 533-560.

Lowenstein, L. (2011). Favorite therapeutic activities for children, adolescents, and families: Practitioners share their most effective interventions. Canada: Champion Press.

Lubis, Ridwan. (2010). Agama dalam perbincangan sosiologi. Bandung: Ciptapusaka Media Perintis.

Monks, F.J., Knoers, A.M.P., & Hadinoto S.R. (2001). Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Osterman, Karen F. (2006). Belonging. Encyclopedia of Educational Leadership and

(29)

49

Administration. Ed Fenwich W. English, 1, 74-75.

Pitonyak, D. (2010). The importance of belonging. [Review of the journal Game therapy untuk

meningkatkan sense of belonging anak panti asuhan, by Muhaeminah]. Blacksburg:

Imagine.

Santrok, J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja. Diterjemahan oleh Aledar dan Saragih. Jakarta: Erlangga.

Schein, Edgar. (1980). Psikologi Organisasi (Terjemahan oleh Nurul Iman). Jakarta: Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen (LPPM) dan PT. Pustaka Binaman Pressindo.

Shlomi, H. (2010). The relationship between childhood family instability, secure attachment, and the sense of belonging of young adults. Paper. Okanagan: University of British Columbia

Sutarto. (2006). Dasar-dasar organisasi. Jakarta: Gadjah Mada University Press.

Ting, L. S. (2010). Motivational beliefs, ethnic identity, and sense of belonging: Relations to

school engagement and academic achievement. United State: University of Houston.

Walz, L. (2008). The Relationship between college student’s use of social networking sites and

their sense of belonging. Approval of the Psy. D Dissertation. United States: University

of Hartford.

Wursanto. (2003). Dasar-dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta: Andi Publisher.

(30)

DAFTAR RUJUKAN Hall, K. (2014). Create sense of belonging. (Online).

(http://www.psychologytoday.com/blog/pieces-mind/201403/create-sense-belonging, diakses 5 April 2016).

Shires Q. (2003). Sense of belonging: Definition and theory [PowerPoint slides].

(http://study.com/academy/lesson/sense-of-belonging-definition-theory-quiz.html).

Gambar

Tabel 3.2 Kategori Skor Sense of Belongingness ……………………………………

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian diatas mengenai penggunaan gambar representasi konvensi dan isomorfisme spasial, perbedaan komplesitas gambar yang menyebabkan perbedaan beban

dengan latar belakang etnis Bali adalah variabel perceived behavioral control dan subjective norm yang mana variabel perceived behavioral control memiliki

Distribusi spasial konsentrasi DIC pada bulan Maret 2010 secara umum menunjukkan konsentrasi yang cukup tinggi di daerah pesisir yang dekat dengan daratan (10, 11 dan 13)

Pokja Pekefiaan Konstruksi Unit Layanan Pengadaan (ULP) Dinas Kesehatan Kabupaten Lebong dengan ini. mengumumkan hasilPelelangan Umumdengan Pascakualifikasi pada Dinas

Dar i beberapa bahasan di atas dapatlah disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: a) Pasien Jamkesmas yang dirawat di 10 rumah sakit dengan kasus penyakit katastropik bulqn

Dalam pembuatan jamu atau Loloh don cemcem , upaya penerapan personal hygiene sama dengan proses pengolahan makanan dan minuman karena pada dasarnya jamu tradisional

Jadi pengertian studi kelayakan peroyek atau bisnis adalah penelitihan yang menyangkut berbagai aspek baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi