Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif mengenai Model Kompetensi pada
Guru di SMAN “X” Bandung. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui gambaran mengenai model kompetensi pada guru di SMAN “X” Bandung. Teori
yang dipakai adalah teori Kompetensi dari Spencer & Spencer (1993).
Variabel penelitian ini adalah model kompetensi dengan menggunakan metoda deskriptif. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu kuesioner model kompetensi guru dan wawancara mengenai visi, misi, job
description guru di SMAN “X” Bandung. Data utama adalah kuesioner tingkat kepentingan, sedangkan data penunjang adalah kuesioner tingkat frekuensi dan
wawancara. Kuesioner diberikan kepada guru SMAN “X” Bandung dan wawancara
dilakukan kepada empat orang guru yang dianggap memiliki excellent performance dan Kepala Sekolah.
Kuesioner yang diberikan kepada responden disusun berdasarkan general competency helping for social worker (Spencer & Spencer, 1993) ditambah dengan common Assessment center dimension (George C. Thornton, 2003) yang telah di
modifikasi sesuai dengan visi, misi, job desription guru di SMAN “X” Bandung.
Pengujian validitas alat ukur ini dilakukan dengan predictive validity yaitu berkenaan dengan hubungan antar skor, ujian untuk mengukur suatu kriteria yang didasarkan atas penampilan dimasa mendatang (Moh. Nazir, 2003). Teknik validitas penelitian ini dilakukan oleh expert panel kompetensi (inter rater).
Data kuesioner diolah dengan cara melakukan perhitungan rata-rata. Berdasarkan hasil kuesioner tingkat kepentingan dan tingkat frekuensi, wawancara diperoleh hasil Model Kompetensi yang terdiri dari kompetensi Other Personal Effectivess, Directiveness/Assertiveness, Customer Service Orientation, Impact and Influence, Analytical Thinking, Developing Others, Flexibility, Planning and Organizing, Conceptual Thinking, Initiative, Professional Expertise, TeamWork and Cooperation, Self-Confident, Interpersonal Understanding, Self-Control.
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
Daftar isi……… i
Daftar Tabel………..iii
Daftar Bagan……….iv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah………..1
1.2 Identifikasi Masalah………..10
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian………..10
1.3.1 Maksud Penelitian………10
1.3.2 Tujuan Penelitian………..10
1.4 Kegunaan Penelitian………..11
1.4.1 Kegunaan Teoritis………11
1.4.2 Kegunaan Praktis………..11
1.5 Kerangka Pikir………...12
1.6 Asumsi Penelitian………..22
BAB II DAFTAR PUSTAKA 2.1 Kompetensi………....23
2.1.1 Definisi Kompetensi……….23
2.1.2 Karakteristik Kompetensi……….24
2.1.3 Hubungan Kompetensi dengan Kinerja………...26
2.1.4 Model Kompetensi Guru………..27
Universitas Kristen Maranatha
2.2 Guru………..33
2.2.1 Tugas Guru………...33
2.2.2 Peran Guru dalam Proses Belajar Mengajar………35
2.2.3 Peran Guru dalam Pengadministrasian………41
2.2.4 Guru secara Pribadi……….42
2.2.5 Peran Guru secara Psikologis………...43
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian………45
3.2 Bagan Rancangan Penelitian……….45
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional………...46
3.3.1 Variabel Penelitian………...46
3.3.2 Definisi Konseptual..………46
3.3.3 Definisi Operasional……….46
3.4 Alat Ukur………...50
3.4.1 Kuesioner……….50
3.4.2 Data Pribadi dan Data Penunjang………55
3.4.3 Prosedur Pengisian………...56
3.4.4 Sistem Penilaian………...58
3.4.5 Pengujian Alat Ukur……….59
3.4.5.1 Validitas Alat Ukur………..59
3.5 Populasi Sasaran dan Teknik Sampling………60
3.5.1 Populasi Sasaran………..60
3.5.2 Teknik Sampling………..60
3.6 Teknik Analisis Data………61
Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR BAGAN
Bagan 1.5 Kerangka Pikir………21
Lampiran 1- Kisi-kisi Alat Ukur
Aspek Indikator Item
Impact and Influence
1.Menggunakan alasan, fakta, data-data, contoh nyata, dan demonstrasi
Saya menggunakan contoh-contoh nyata dalam menerangkan suatu materi dalam kegiatan pembelajaran.
Saya memberikan referensi mengenai buku-buku yang berhubungan dengan materi pelajaran sehingga siswa memiliki minat membaca dan lebih mudah memahami materi tersebut.
Saya memberikan informasi terbaru yang berhubungan dengan materi pelajaran sehingga siswa mendapatkan pengetahuan baru yang tidak didaapatkan pada buku.
3.Menggunakan
keterampilan kelompok dalam memimpin suatu kelompok
Saya memberikan tugas-tugas secara berkelompok kepada siswa.
Saya menerapkan sistem diskusi dalam menerangkan materi pelajaran.
Aspek Indikator Item
Developing mulai menunjukkan penurunan hasil prestasi siswa.
Saya menyediakan waktu kepada siswa untuk menyampaikan permasalahan yang sedang mereka dihadapi, sehingga tidak mempengaruhi hasil belajar mereka. mengembangkan kemandirian dalam diri siswa. Saya merangsang siswa untuk lebih aktif dalam
Aspek Indikator Item
Interpersonal Understanding
1. Mengenali perasaan orang lain.
Saya mau mendengarkan perasaan, keluhan siswa mengenai kesulitannya dalam belajar. Saya memahami perasaan, emosi atau
menangkap makna pernyataan orang lain. 2. Memahami sikap, minat,
kebutuhan dan pandangan orang lain.
Saya memahami mana yang menjadi minat siswa dalam belajar.
Saya memahami kesulitan belajar siswa melalui sikapnya.
3. Memahami alasan orang lain melakukan suatu tindakan
Saya mendengarkan dengan seksama alasan siswa ketika melanggar peraturan.
Saya mampu memahami dasar tindakan perilaku siswa.
4. Mendengarkan dan mengamati untuk meramalkan dan siap terhadap reaksi yang diberikan oleh orang lain.
Saya memperhatikan siswa, sehingga dapat menduga reaksi yang akan diberikan oleh siswa. Saya siap menghadapi setiap reaksi dari siswa dikarenakan saya telah mengetahui setiap perilaku dari siswa.
Aspek Indikator Item
Self-Confident
1. Memiliki kepercayaan diri Saya percaya pada kemampuan diri sendiri dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Saya merasa sanggup dalam menerangkan
materi dengan bahasa inggris ketika mengajar di depan kelas.
2. Bertanggung jawab atas kesalahan yang dibuat
Saya berani mengakui secara terbuka kepada siswa atas kesalahan yang dibuat.
Saya berani mengakui secara terbuka kepada rekan kerja sesama guru atas kesalahan yang dibuat.
Saya mau menerima masukan dari siswa tentang kesalahan yang dibuat dalam kegiatan pembelajaran.
3. Belajar dari kesalahan, menganalisis kinerja dan mau memperbaikinya
Saya belajar dari pengalaman untuk mengatasi kegagalan dalam mengajar.
Saya memperbaiki metoda mengajar agar lebih mudah dipahami oleh siswa.
4. Menyatakan suatu peran guru dan percaya diri terhadap orang lain
Saya mampu menempatkan diri saya sesuai dengan jabatan saya sebagai guru.
Aspek Indikator Item siswa yang melakukan kesalahan di lingkungan sekolah.
2.Menolak keterlibatan yang tidak perlu
Saya tidak melibatkan diri dalam situasi permasalahan antara siswa dengan wali murid kelasnya yang bukan anak didikan saya.
Saya menolak keterlibatan bersama rekan kerja untuk mengobrol pada saat jam mengajar. 3.Memiliki respon yang
tepat dalam menghadapi masalah
Saya tidak langsung marah ketika menghadapi siswa yang tidak bisa menjawab pertanyaan saat dikelas.
Saya selalu berpikir terlebih dahulu sebelum mengambil suatu tindakan.
Aspek Indikator Item
Other Personal pelajaran dan merasa senang dengan kebersamaan tersebut.
Saya sering berbincang-bincang dengan beberapa orang tua siswa terkait dengan
Aspek Indikator Item
Professional
1. Menjaga keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki agar tetap dapat digunakan
Saya terus meng-up-date wawasan dan pengetahuan saya untuk meningkatkan penguasaan akan materi yang saya ajarkan. Saya melakukan kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan komputer/laptop.
Dalam melakukan kegiatan pembelajaran saya menggunakan bahasa inggris.
2. Belajar hal-hal baru (yang berhubungan dengan
Expertise pekerjaan) mengajar yang variatif.
Saya mencari informasi-informasi baru untuk memperluas materi pelajaran yang akan diberikan kepada siswa.
3. Menyebarkan teknologi baru secara aktif
Saya menugaskan kepada siswa berbagai tugas yang melibatkan penggunaan internet.
Saya membagikan informasi mengenai pengetahuan baru dan program-program di komputer kepada siswa dan rekan guru.
Aspek Indikator Item
Customer Service Orientation
1.Mencari informasi kebutuhan siswa
Saya menjalin hubungan dengan guru BP untuk mengetahui harapan/kebutuhan siswa dalam belajar. pelayanan dalam mengajar kepada siswa
Saya bekerja dengan pandangan jangka panjang untuk menyusun kurikulum pembelajaran. Saya mengenali kemampuan siswa saya untuk
menyusun strategi pembelajaran dalam pandangan jangka panjang.
Aspek Indikator Item
Teamwork and mempertimbangkan kritik dari rekan kerja tentang kelemahan dari metode mengajar yang saya miliki.
Saya berdiskusi dengan rekan kerja guru mengenai materi/syllabus.
2.Menjaga agar orang lain tetap memiliki informasi dan hal-hal baru tentang proses dalam kelompok, dan membagi informasi yang relevan
Saya mengikuti program kelompok satuan pengajaran untuk menetapkan suatu materi yang akan diajarkan.
Saya memberikan informasi kepada rekan kerja yang tidak hadir pada saat penyusunan program satuan pengajaran.
3.Menghargai orang lain yang berhasil
Saya memberikan pujian kepada rekan kerja yang telah lulus dari kuliah magisternya.
yang kreatif dalam mengajar. 4.Memberi dorongan kepada
orang lain
Saya mendukung rekan kerja yang mengikuti berbagai seminar atau pelatihan,
Saya memberi dukungan kepada rekan kerja yang mengalami kesulitan dalam mengajar atau membuat syllabus.
Aspek Indikator Item
Analytical Thinking
1.Menetapkan prioritas pekerjaan berdasarkan tingkat kepentingan
Saya menentukan prioritas tugas saya sebagai seorang guru.
Saya memprioritaskan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
2.Membagi pekerjaan yang rumit menjadi bagian-bagian yang teratur dalam cara yang sistematis
Saya menggunakan strategi untuk memecahkan masalah yang rumit sehingga tercapai suatu solusi.
Saya mampu menguraikan masalah dalam pekerjaan menjadi lebih sederhana dengan cara yang sistematis.
3.Mengenali penyebab suatu kejadian atau konsekuensi dari suatu tindakan
Saya melakukan evaluasi hasil belajar dari setiap siswa yang saya ajarkan.
Saya melakukan analisis hubungan sebab akibat dari masalah-masalah yang terjadi dikelas.
Aspek Indikator Item
Conceptual Thinking
1. Menggunakan logika dan pengalaman dalam mengenali masalah
Saya menggunakan logika atau pengalaman dalam membuat suatu syllabus dengan materi baru.
Saya menggunakan pengalaman selama mengajar dalam mengenali masalah atau situasi yang terjadi.
2. Melihat perbedaan yang signifikan antara situasi yang pernah terjadi sebelumnya
Saya menggunakan sistem Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam mengajar karena sistem tersebut menuntut guru dan siswa lebih mandiri dalam proses belajar.
Saya melihat perbedaan metode mengajar yang dilakukan di kelas RSBI dan kelas reguler. 3. Mempraktekkan dan
memodifikasi konsep atau metode yang pernah dipelajari
Saya mampu mengaplikasikan pengetahuan dan wawasan yang diperoleh di masa lalu pada situasi yang berbeda.
Saya mampu memodifikasi metode dalam mengajar.
Aspek Indikator Item
1.Mengenali dan
memanfaatkan
Initiative
peluang yang ada metoda mengajar.
Saya memanfaatkan peluang untuk membawa siswa belajar di luar kelas misalnya menggunakan laboratorium, perpustakaan untuk menambah ilmu pengetahuan.
Saya mempunyai alternatif metoda mengajar yang lain jika metoda mengajar yang ada tidak mampu untuk membuat siswa belajar lebih baik. Saya selalu mengatur kebersihan sarana yang
Saya akan menyesuaikan metoda pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
Aspek Indikator Item
Flexibility
Saya menerapkan peraturan yang fleksibel dengan siswa didalam kelas.
Aspek Indikator Item
Directiveness /Assertiveness
1.Menetapkan standar yaitu kualitas dan performansi yang tinggi
Saya menetapkan kriteria penilaian yang harus dicapai oleh siswa.
Saya memantau prestasi siswa sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh sekolah. 2.Berani mengatakan tidak
terhadap permintaan yang tidak masuk akal atau menentukan batasan atas perilaku orang lain
Saya berani untuk menegur siswa saya yang bekerja sama atau mencontek saat ujian.
Saya berani menolak permintaan siswa yang terlambat karena alasan yang tidak tepat.
3.Memberikan arahan yang rinci
Saya mengajar materi pelajaran secara rinci dan jelas kepada siswa.
Lampiran -1 Kuesioner Guru RSBI di SMAN “X” Bandung
KATA PENGANTAR
Saya mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung sedang melakukan penelitian mengenai Model Kompetensi pada guru RSBI di SMAN “X” Bandung.
Kuesioner ini terdiri dari sejumlah pertanyaan yang berhubungan dengan penelitian yang saya lakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun model kompetensi yang digunakan oleh guru RSBI di SMAN “X” Bandung.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka saya memohon kesediaan Saudara untuk mengisi kuesioner ini. Data yang diperleh dari kuesioner ini akan sangat berguna bagi penelitian saya. Oleh karena itu, saya harap Saudara dapat mengisi kuesioner ini dengan jawaban yang sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan yang ada dalam diri Saudara. Adapun Identitas ataupun jawaban Saudara akan saya rahasiakan.
Atas kesediaan Saudara, saya ucapkan terima kasih.
Hormat Saya,
KUESIONER MODEL KOMPETENSI PADA GURU RSBI DI SMAN “X”
BANDUNG
Dalam kuesioner ini terdapat pernyataan-pernyataan yang menggambarkan berbagai kegiatan dalam pekerjaan sebagai Manajer Unit Usaha.
Saudara diminta untuk memilih jawaban yang tersedia di kolom pertama, yaitu kolom Frekuensi dengan memberi tanda silang pada salah satu dari empat alternatif jawaban sebagai berikut:
a. Beri tanda silang pada kolom Sangat Sering (SS) jika kegiatan tersebut sangat sering dilakukan dalam pekerjaan Saudara.
b. Beri tanda silang pada kolom Sering (SR) jika kegiatan tersebut sering dilakukan dalam pekerjaan Saudara.
c. Beri tanda silang pada kolom Jarang (JR) jika kegiatan tersebut jarang dilakukan dalam pekerjaan Saudara.
d. Beri tanda silang pada kolom Sangat Jarang (SJ) jika kegiatan tersebut sangat jarang dilakukan dalam pekerjaan Saudara.
Kemudian Saudara diminta untuk memilih jawaban yang tersedia di kolom kedua, yaitu kolom Tingkat Kepentingan dengan memberi tanda silang pada salah satu dari empat alternative jawaban sebagai berikut:
b. Beri tanda silang pada kolom Penting (PT) jika kegiatan tersebut diutamakan dalam pekerjaan Saudara.
c. Beri tanda silang pada kolom Kurang Penting (KP) jika kegiatan tersebut kurang diutamakan dalam pekerjaan Saudara.
d. Beri tanda silang pada kolom Tidak Penting (TP) jika kegiatan tersebut sering tidak diutamakan dalam pekerjaan Saudara.
Tidak ada jawaban yang salah dan jawaban yang diminta adalah yang benar-benar menggambarkan diri Saudara ketika sedang melaksanakan peran/pekerjaan sebagai Manajer Unit Usaha.
Terima kasih atas kesediaan dan kerjasama Saudara untuk mengisi kuesioner ini dan selamat bekerja.
DATA PRIBADI
Nama :
Usia :
Lama Bekerja :
Pendidikan Terakhir : Pelatihan yang Pernah Diikuti :
Mata Pelajaran yang diajar :
No Pernyataan Tingkat Frekuensi Tingkat Kepentingan SS SR JR TP SP PT KP TP 1. Saya mengucapkan salam sebelum mengajar
dan membalas sapaan siswa ketika bertemu didalam atau diluar kelas.
2. Saya memberi dukungan kepada siswa agar hasil belajar mereka optimal.
3. Saya memberikan pelayanan yang terbaik kepada siswa dalam mengajar.
4. Saya terus meng-up-date wawasan dan pengetahuan saya untuk meningkatkan penguasaan akan materi yang saya ajarkan. 5. Saya percaya pada kemampuan diri sendiri
dalam melakukan kegiatan pembelajaran. 6. Saya menerapkan sistem diskusi dalam
menerangkan materi pelajaran agar siswa dapat aktif di kelas.
7. Saya mencari informasi-informasi baru untuk memperluas materi pelajaran yang akan diberikan kepada siswa.
8. Saya bekerja dengan pandangan jangka panjang untuk menyusun kurikulum pembelajaran.
9. Saya berdiskusi dengan rekan kerja guru mengenai materi/syllabus.
No Pernyataan Tingkat Frekuensi Tingkat Kepentingan SS SR JR TP SP PT KP TP 11. Saya membantu siswa yang mengalami
kesulitan belajar.
12. Saya menjalin komunikasi dengan siswa untuk mencapai prestasi dalam belajar.
13. Saya memberikan tugas-tugas yang dapat mengembangkan kemandirian dalam diri siswa.
14. Saya melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan komputer/laptop. 15. Saya tidak melibatkan diri dalam situasi
permasalahan antara siswa dengan wali murid kelasnya yang bukan anak didikan saya. 16. Saya mau mendengarkan perasaan, keluhan
siswa mengenai kesulitannya dalam belajar. 17. Saya tersenyum kepada siswa ketika bertemu
diluar kelas.
18. Saya berbincang-bincang dengan beberapa orang tua siswa terkait dengan penurunan hasil belajar siswa.
19. Saya menolak keterlibatan bersama rekan kerja untuk mengobrol pada saat jam mengajar.
No Pernyataan Tingkat Frekuensi Tingkat Kepentingan SS SR JR TP SP PT KP TP 21. Dalam melakukan kegiatan pembelajaran
saya menggunakan bahasa inggris.
22. Saya tidak mudah marah ketika menghadapai siswa yang melakukan kesalahan baik didalam maupun diluar kelas.
23. Saya menugaskan kepada siswa berbagai tugas yang melibatkan penggunaan internet. 24. Saya menjalin hubungan dengan guru BP
untuk mengetahui harapan dan kebutuhan siswa dalam belajar.
25. Saya memberikan dorongan kepada siswa yang mulai menunjukkan penurunan hasil prestasi siswa.
26. Saya mengikuti berbagai seminar maupun pelatihan mengenai kurikulum baru atau metoda mengajar yang variatif.
27. Pada saat pengajaran, saya menghubungkan fakta atau peristiwa yang terjadi dengan materi yang diajarkan.
28. Saya bersedia meminta pendapat dan mempertimbangkan kritik dari rekan kerja tentang kelemahan dari metode mengajar yang saya miliki.
No Pernyataan Tingkat Frekuensi Tingkat Kepentingan SS SR JR TP SP PT KP TP 30. Saya membagikan informasi mengenai
pengetahuan baru dan program-program di komputer kepada siswa dan rekan guru. 31. Saya memahami perasaan, emosi atau
menangkap makna pernyataan orang lain. 32. Saya mempunyai hubungan yang cukup baik
dengan siswa di kelas.
33. Saya menyusun strategi pembelajaran dalam pandangan jangka panjang.
34. Saya memberikan pujian kepada rekan kerja yang telah lulus dari kuliah magisternya. 35. Saya menyediakan waktu kepada siswa untuk
menyampaikan permasalahan yang sedang dihadapi, sehingga tidak mempengaruhi hasil belajar mereka.
36. Saya merangsang siswa untuk lebih aktif dalam berinteraksi di dalam kelas.
37. Saya memahami mana yang menjadi minat siswa dalam belajar.
38. Saya melakukan analisis hubungan sebab akibat dari masalah-masalah yang terjadi dikelas.
No Pernyataan Tingkat Frekuensi Tingkat Kepentingan SS SR JR TP SP PT KP TP 40. Saya memberikan informasi terbaru yang
berhubungan dengan materi pelajaran sehingga siswa mendapatkan pengetahuan baru yang tidak didaapatkan pada buku. 41. Saya menggunakan sistem Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam mengajar karena sistem tersebut menuntut guru dan siswa lebih mandiri dalam proses belajar.
42. Saya mengenali terlebih dahulu kemampuan siswa saya
43. Saya bercanda dengan siswa diluar jam pelajaran dan merasa senang dengan kebersamaan tersebut.
44. Saya menggunakan pengalaman selama mengajar dalam mengenali masalah atau situasi yang terjadi.
45. Saya memberikan informasi kepada rekan kerja yang tidak hadir pada saat penyusunan program satuan pengajaran.
46. Saya memberikan tugas secara kelompok kepada siswa agar hasil belajar dapat meningkat.
No Pernyataan Tingkat Frekuensi Tingkat Kepentingan SS SR JR TP SP PT KP TP 48. Saya mendukung rekan kerja yang mengikuti
berbagai seminar atau pelatihan.
49. Saya memperbaiki metoda mengajar agar lebih mudah dipahami oleh siswa.
50. Saya menerapkan peraturan yang fleksibel dengan siswa didalam kelas.
51. Saya memperbedakan metode mengajar yang dilakukan di kelas RSBI dan kelas reguler. 52. Saya memberikan arahan hasil belajar kepada
siswa.
53. Saya belajar dari pengalaman untuk mengatasi kegagalan dalam mengajar.
54. Saya mampu mengaplikasikan pengetahuan dan wawasan yang diperoleh di masa lalu pada situasi yang berbeda.
55. Saya menetapkan kriteria penilaian yang harus dicapai oleh siswa.
56. Saya memberikan saran mengenai metoda belajar yang baik.
57. Saya berani untuk menegur siswa saya yang bekerja sama atau mencontek saat ujian. 58. Saya menikmati kebersamaan dengan siswa
ketika proses belajar berlangsung.
No Pernyataan Tingkat Frekuensi Tingkat Kepentingan SS SR JR TP SP PT KP TP 60. Saya memantau prestasi siswa sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan oleh sekolah. 61. Saya mampu menempatkan diri saya sesuai
dengan jabatan saya sebagai guru.
62. Saya memanfaatkan peluang untuk membawa siswa belajar di luar kelas misalnya menggunakan laboratorium, perpustakaan untuk menambah ilmu pengetahuan.
63. Saya memahami kesulitan belajar siswa melalui sikapnya.
64. Saya mendengarkan seksama alasan siswa dalam melanggar peraturan.
65. Saya mengubah metoda mengajar agar lebih kreatif.
66. Saya mampu menguraikan masalah dalam pekerjaan menjadi lebih sederhana dengan cara yang sistematis.
67. Saya berusaha tetap tenang ketika menghadapi masalah di kelas.
68. Saya berani menolak permintaan siswa yang terlambat karena alasan yang tidak tepat. 69. Saya memanfaatkan sarana dan prasarana
No Pernyataan Tingkat Frekuensi Tingkat Kepentingan
SS SR JR TP SP PT KP TP
70. Saya tidak langsung marah ketika menghadapi siswa yang tidak bisa menjawab pertanyaan saat dikelas.
71. Saya mempunyai alternatif metoda mengajar yang lain jika metoda mengajar yang ada tidak mampu untuk membuat siswa belajar lebih baik.
72. Saya mampu memahami dasar tindakan perilaku siswa.
73. Saya mampu memodifikasi metode dalam mengajar.
74. Saya mendengarkan dan memperhatikan siswa, sehingga dapat menduga reaksi yang akan diberikan oleh siswa.
75. Saya mengatur kembali tujuan pembelajaran yang telah dibuat jika ada materi baru dari pembelajaran sehingga sesuai materi standar internasional.
76. Saya menggunakan strategi untuk memecahkan masalah yang rumit sehingga tercapai suatu solusi.
77. Saya akan menyesuaikan metoda pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
No Pernyataan Tingkat Frekuensi Tingkat Kepentingan
SS SR JR TP SP PT KP TP
79. Saya membuat program untuk perbaikan hasil belajar siswa yang belum mencapai tujuan pembelajaran yang optimal.
80. Saya membuat kerangka tujuan pembelajaran tahunan sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
81. Saya merasa sanggup dalam menerangkan materi dengan bahasa inggris ketika mengajar di depan kelas.
82. Saya dapat mengendalikan situasi kelas saat kegiatan pembelajaran.
83. Saya tidak segan untuk memanggil orangtua siswa apabila siswa tidak mau terbuka atas kesulitanyang dihadapi.
84. Saya siap menghadapi setiap reaksi dari siswa dikarenakan saya telah mengetahui setiap perilaku dari siswa.
85. Saya memprioritaskan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
86. Saya mengajar materi pelajaran secara rinci dan jelas kepada siswa.
87. Saya berani mengakui secara terbuka kepada siswa dan rekan kerja atas kesalahan yang dibuat.
No Pernyataan Tingkat Frekuensi Tingkat Kepentingan
SS SR JR TP SP PT KP TP
89. Saya mampu menyesuaikan diri dalam menghadapi karakteristik siswa yang dihadapi.
90. Saya akan tetap mengambil suatu keputusan saat sedang mengajar dikelas.
91. Saya selalu berpikir terlebih dahulu sebelum mengambil suatu tindakan.
92. Saya menerapkan metoda mengajar sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa di setiap kelas yang saya ajar.
93. Jika ada siswa yang melanggar peraturan, saya tidak langsung menghukum, tetapi saya menanyakan terlebih dahulu penyebab siswa melanggar peraturan.
94. Saya menentukan prioritas tugas saya sebagai seorang guru.
95. Saya memberi dukungan kepada rekan kerja yang mengalami kesulitan dalam mengajar atau membuat syllabus.
96. Saya selalu mengatur kebersihan sarana yang saya gunakan dilingkungan sekolah.
97. Saya mudah beradaptasi dengan kelas baru saya ajar.
Lampiran 2 – Kerangka Wawancara Visi, Misi, Job Desription SMAN “X”
Bandung
1. Terkait dengan Visi Sekolah
Bisa saudara gambarkan apa yang akan saudara lakukan untuk menjawab visi SMAN “X” Bandung sebagai sekolah bertaraf Internasional ? Bagaimana
hasilnya?
2. Terkait dengan Misi Sekolah
a. Bisa saudara jelaskan apa yang akan saudara lakukan sebagai guru untuk membentuk watak dan kepribadian siswa yang bermartabat dan berjiwa kebangsaan, dengan cara apa? Bagaimana hasilnya?
b. Bisa saudara jelaskan apa yang akan saudara lakukan sebagai guru untuk mengembangkan potensi kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual, dengan cara apa? Bagaimana hasilnya?
c. Bisa saudara jelaskan apa yang akan saudara lakukan sebagai guru untuk mengembangkan pendidikan iptek, seni, dan budaya yang unggul, dengan cara apa? Bagaimana hasilnya?
d. Bisa saudara jelaskan apa yang akan saudara lakukan sebagai guru untuk meningkatkan profesionalisme dan akuntabilitas sekolah sebagai pusat pengembangan pendidikan berdasarkan standar nasional dan global, dengan capa apa? Bagaimana hasilnya?
yang bermutu dan berdaya saing global berdasarkan prinsip Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), dengan cara apa? Bagaimana hasilnya?
3. Terkait dengan Job desc
a. Bisa saudara jelaskan hal-hal apa saja yang akan saudara lakukan sebagai guru untuk dapat :
membuat program pengajaran atau rencana belajar tahunan dan membuat membuat program pengajaran belajar tahunan, program satuan pelajaran, dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan
melaksanakan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar
menciptakan kerjasama
membuat lembar kerja siswa (LKS) atau tugas siswa
melaksanakan kegiatan bimbingan guru dalam KBM ,
membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar siswa
mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum
mengembangkan mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya
membuat alat peraga atau alat pelajaran
menghasilkan catatan tentang kemajuan hasil belajar siswa
meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran
berusaha untuk pengembangan profesinya
Lamipran 3 – Hasil Pengolahan Kuesioner
1. Skoring Model Kompetensi Kepala Sekolah
Other Personal Effectiveness (tingkat frekuensi)
no 1 2 3
43 58 18 32 1 17
1 3 3 4 3 4 3
Total 20
Rata-rata 3,33
Other Personal Effectiveness (tingkat kepentingan)
no 1 2 3
43 58 18 32 1 17
1 3 4 3 3 4 3
Total 20
Rata-rata 3,33
Directiveness/Assertiveness (tingkat kepentingan)
no 1 2 3
55 60 57 68 82 86
1 3 3 4 3 3 3
Total 19
Rata-rata 3,16
Directiveness/Assertiveness (tingkat frekuensi)
no 1 2 3
55 60 57 68 82 86
1 3 3 4 3 3 3
Total 19
Customer Service Orientation (tingkat frekuensi)
Customer Service Orientation (tingkat kepentingan)
no 1 2 3
12 24 3 11 8 33 40
1 4 2 4 3 3 2 3
Total 23
Rata-rata 3,28
Impact and Influence (tingkat kepentingan)
No 1 2 3
Impact and Influence (tingkat frekuensi)
Analytical Thinking (tingkat kepentingan)
no 1 2 3
85 94 66 76 38 59
1 3 3 3 3 3 3
Total 18
Rata-rata 3
Developing Others (tingkat frekuensi)
no 1 2 3
25 35 52 56 13 36
1 3 3 4 4 4 4
Total 18
Rata-rata 3
Developing Others (tingkat kepentingan)
no 1 2 3
25 35 52 56 13 36
1 3 3 4 4 4 4
Total 18
Rata-rata 3
Flexibility (tingkat frekuensi)
no 1 2 3
88 97 50 93 89 92
1 4 3 3 3 3 3
Total 19
Rata-rata 3,16
Flexibility (tingkat kepentingan)
no 1 2 3
88 97 50 93 89 92
1 2 3 3 4 4 3
Total 19
Planning and Organizing (tingkat frekuensi)
No 1 2
75 80 79 98
1 3 3 3 3
Total 12
Rata-rata 3
Planning and Organizing (tingkat frekuensi)
No 1 2
75 80 79 98
1 3 3 3 3
Total 12
Rata-rata 3
Conceptual Thinking (tingkat frekuensi)
no 1 2 3
39 44 41 51 54 73
1 3 3 3 3 3 3
Total 18
Rata-rata 3
Conceptual Thinking (tingkat frekuensi)
no 1 2 3
39 44 41 51 54 73
1 3 3 3 3 3 3
Total 18
Rata-rata 3
Initiative (tingkat frekuensi)
no 1 2 3
62 69 65 71 96 77 83
1 3 3 3 3 4 3 3
Total 22
Initiative (tingkat frekuensi)
no 1 2 3
62 69 65 71 96 77 83
1 3 3 3 3 3 3 3
Total 21
Rata-rata 3
Professional Expertise (tingkat frekuensi)
no 1 2 3
5 14 21 7 26 23 30
1 3 4 3 3 3 3 4
Total 23
Rata-rata 3,28
Professional Expertise (tingkat kepentingan)
no 1 2 3
5 14 21 7 26 23 30
1 3 4 3 3 3 3 4
Total 23
Rata-rata 3,28
Teamwork and Cooperation (tingkat frekuensi)
No 1 2 3 4
9 28 29 45 34 47 2 48 95
1 3 3 3 3 3 3 3 4 3
Total 28
Rata-rata 3,11
Teamwork and Cooperation (tingkat kepentingan)
No 1 2 3 4
9 28 29 45 34 47 2 48 95
1 3 3 3 3 3 4 4 3 3
Total 29
Self Confident (tingkat frekuensi)
No 1 2 3 4
5 81 87 78 53 49 61 90
1 3 4 3 3 4 3 3 4
Total 27
Rata-rata 3,37
Self Confident (tingkat kepentingan)
No 1 2 3 4
5 81 87 78 53 49 61 90
1 3 3 3 3 4 3 3 4
Total 26
Rata-rata 3,25
Interpersonal Understanding (tingkat frekuensi)
No 1 2 3 4
16 31 37 63 64 72 74 84
1 4 4 4 3 4 3 3 3
Total 28
Rata-rata 3,5
Interpersonal Understanding (tingkat kepentingan)
No 1 2 3 4
16 31 37 63 64 72 74 84
1 4 4 4 3 4 3 3 3
Total 28
Rata-rata 3,5
Self-Control (tingkat frekuensi)
no 1 2 3
22 67 15 19 70 91
1 3 3 3 3 3 3
Total 18
Self-Control (tingkat kepentingan)
no 1 2 3
22 67 15 19 70 91
1 3 3 3 3 3 3
Total 18
2. Skoring Model Kompetensi
Impact and Influence (tingkat frekuensi)
9 3 3 3 3 3 4
Other personal effectiveness (Tingkat Frekuensi)
7 3 3 2 3 3 3
Other personal effectiveness (Tingkat Kepentingan)
no 1 2 3
43 58 18 32 1 17
1 2 4 3 3 4 3
2 2 3 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4
5 3 3 3 3 3 3
6 3 4 3 4 4 4
7 2 4 3 3 3 3
8 4 4 3 4 4 4
9 4 4 3 3 4 4
10 4 4 5 4 4 4
11 4 4 3 3 3 4
12 3 3 2 3 4 3
13 3 3 3 3 4 3
14 3 4 3 4 4 4
15 3 4 3 2 2 3
16 4 3 4 3 4 3
17 4 4 3 4 4 4
18 3 3 3 3 4 3
19 3 4 3 3 3 3
20 4 3 3 3 3 3
21 4 3 3 2 3 3
22 3 3 3 4 3 3
23 3 3 2 3 4 4
24 3 3 3 4 3 3
24 3 3 3 3 2 3
26 3 3 4 4 3 3
27 3 3 3 4 3 3
28 4 4 3 3 3 3
29 4 3 3 4 4 3
30 4 4 3 3 3 3
Total 85 104 94 100 104 101
19,6
30 3 3 3 3 3 3 3
Total 85 90 81 103 100 96 95 92,8
Rata-rata 2,83 3 2,7 3,43 3,33 3,2 3,16 3,09
Customer service orientation (tingkat frekuensi)
28 4 3 2 4 4 4 3
Customer service orientation (tingkat kepentingan)
26 4 4 3 3 4 3 3
Teamwork and Cooperation (tingkat frekuensi)
24 3 3 3 2 2 3 2 2 3
Teamwork and Cooperation (tingkat kepentingan)
4 4 4 4 3 3 4
5 3 3 3 3 3 3
6 4 3 4 3 3 3
7 3 3 3 3 3 2
8 3 3 3 4 3 3
9 4 4 4 3 3 4
10 4 4 4 4 4 3
11 3 4 3 3 4 4
12 4 3 3 3 2 3
13 3 3 3 3 3 3
14 3 3 4 3 4 3
15 2 3 3 2 3 3
16 4 4 3 4 4 4
17 4 4 4 4 4 4
18 3 2 3 3 2 3
19 3 4 4 3 3 3
20 4 4 3 3 4 4
21 3 3 3 3 3 3
22 3 3 4 3 3 3
23 3 3 3 3 3 4
24 4 3 3 3 3 4
25 3 3 3 4 3 3
26 3 3 4 3 3 3
27 4 3 4 4 3 3
28 3 3 2 3 3 3
29 4 3 3 2 3 3
30 3 3 4 3 4 3
Total 82 96 101 94 94 96 93,83
30 4 4 4 4 3 3
Total 86 100 106 96 100 98 97,66
Rata-rata 2,86 3,33 3,53 3,2 3,33 3,26 3,25
Planning and Organizing (tingkat frekuensi)
28 3 2 2 3
29 3 3 3 4
30 3 3 3 3
Total 80 88 94 89 351
Rata-rata 2,66 2,93 3,13 2,96 2,92
Planning and Organizing (tingkat kepentingan)
26 3 4 3 3
27 3 3 3 3
28 4 3 3 3
29 3 3 4 3
30 3 3 4 3
Total 85 93 96 97 92,75
1 Universitas Kristen Maranatha BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan makin dituntut untuk memberikan kualitas pendidikan yang lebih baik. Dalam menjawab tuntutan tersebut, sekolah juga makin bergantung pada sumber daya manusia (SDM). Sesuai dengan kegiatan utamanya dalam memberikan kualitas pendidikan yang lebih baik, maka kualitas sumber daya manusia yang berhubungan dengan unsur peningkatan kualitas pendidikan tersebut harus ditingkatkan. Salah satu faktor dalam peningkatan kualitas pendidikan dan menjadi ujung tombak kegiatan pendidikan di sekolah, termasuk sekolah menengah adalah guru. Menurut Sudarmin Danim dalam “Media Komunikasi Pendidikan” (1995), guru professional adalah guru yang memiliki kompetensi tertentu sesuai dengan peryaratan yang dituntut oleh profesi keguruan.
2 Universitas Kristen Maranatha Sebagai pengajar atau pendidik, guru mempunyai peran penting bagi keberhasilan pendidikan. Pendidikan di Indonesia pada saat ini perlu ditingkatkan kualitasnya, terutama bagi guru dan murid dalam upaya peningkatan kualitas SDM. Kemajuan teknologi informasi yang semakin ketat dan tajam, akan membawa pada perubahan yang sangat cepat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam rangka peningkatan kompetensi guru serta kualitas mengajar guru akan menciptakan kondisi belajar mengajar yang lebih efektif, untuk tercapainya kondisi tersebut maka guru harus memiliki sejumlah kemampuan. Salah satunya adalah kemampuan untuk menerapkan kurikulum dengan metoda mengajar yang secara inovatif (Suyanto dalam Guru yang Profesional dan Efektif : Kompas, 2001). Agar hasil belajar yang maksimal dapat dimiliki oleh murid, maka ditetapkan kesepakatan atau acuan (kurikulum) yang dirancang bersama-sama dengan tuntutan dunia kerja dan dunia industri yang ada di setiap daerah sehingga murid yang sudah selesai pendidikannya dalam memasuki dunia kerja dapat diterima sesuai dengan keahliannya atau dengan kata lain sesuai dengan profesionalitasnya.
3 Universitas Kristen Maranatha KTSP merupakan salah satu bentuk realisasi kebijakan desentralisasi di bidang pendidikan agar kurikulum benar-benar sesuai dengan kebutuhan pengembangan potensi peserta didik di sekolah yang bersangkutan di masa sekarang dan yang akan datang dengan mempertimbangkan kepentingan lokal, nasional, dan tuntutan global. Penyusunan KTSP itu sendiri maksudnya adalah sebagai upaya pelaksanaan standar isi dan standar kompetensi lulusan menjadi seperangkat pedoman bagi sekolah dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada kebutuhan siswa, sesuai dengan karakteristik daerah, dan selaras dengan kepentingan nasional.
Sekolah Menengah Atas Negeri “X” di Bandung merupakan salah satu lembaga
4 Universitas Kristen Maranatha prasarana yang ada baik laboratorium, perpustakaan maupun fasilitas yang ada, peningkatan pengembangan dan pengendalian kegiatan siswa.
SMAN “X” Bandung ini merupakan sekolah negeri terbaik di kotanya. Sekolah
ini mampu bersaing dengan sekolah-sekolah swasta lainnya di Bandung. SMAN “X” Bandung memiliki tiga kelas yang berbeda yaitu kelas reguler, kelas akselerasi dan kelas Rintisan Sekolah Berbasis Internasional (RSBI). Ada beberapa sekolah negeri dan swasta lainnya yang memiliki kelas RSBI. Pada tahun 2003 SMAN “X” mulai merintis sekolah bertaraf internasional. Dengan melengkapi sarana dan prasarana seperti laboratorium bahasa, ruangan audio-visual, komputer yang disediakan pada setiap kelas untuk guru atau siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Dan pada tahun 2008 program kelas RSBI ini mulai berjalan dengan memiliki dua kelas untuk siswa kelas X. Syarat siswa pada RSBI adalah hasil raport Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang meliputi Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, dan Bahasa Inggris minimal 7,5 dan NEM minimal 36. Program RSBI berbeda dengan program regular di SMAN “X”, program RSBI bertujuan membantu siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke luar negeri, karena menggunakan materi pembelajaran sesuai dengan standar internasional dan membiasakan siswa-siswanya berkomunikasi dengan bahasa Inggris.
5 Universitas Kristen Maranatha bahasa inggris dan menggunakan komputer untuk setiap mata pelajarannya khususnya saat diberikan tes atau ujian.
Berdasarkan hasil wawancara dengan direktur RSBI, diperoleh informasi bahwa sekolah belum memiliki sistem penilaian performa guru RSBI berdasarkan model kompetensi, melainkan dengan keputusan bersama kepala sekolah dan guru-guru dalam mengevaluasi guru yang akan mengajar dalam program RSBI. Sehingga dalam hal ini belum memiliki sistem yang mutlak bagi guru yang mengajar RSBI. Selain itu SMAN “X” Bandung harus memberikan mutu yang terbaik karena tidak hanya SMAN “X”
Bandung saja yang memiliki kelas RSBI, oleh karena itu menurut direktur RSBI guru-guru yang mengajar di kelas RSBI harus memiliki kompetensi yang sesuai dalam melakukan pekerjaannya.
Kepala sekolah SMAN “X” Bandung mengatakan bahwa model kompetensi
untuk guru dibutuhkan agar pihak sekolah memiliki standar penilaian khusus bagi guru RSBI, agar para guru-guru tersebut dapat memenuhi persyaratan guru setaraf sekolah internasional. Selain itu model kompetensi juga dijadikan sebagai acuan pihak sekolah dalam melakukan penyeleksian guru dan menilai performance kerja dari seorang guru
pada SMAN “X” Bandung.
6 Universitas Kristen Maranatha kesejahteraan guru, dilakukan uji kompetensi dan sertifikasi guru yang terakreditasi. Setiap guru akan diberikan kesempatan sebanyak tiga kali uji kompetensi secara berturut-turut. Jika tidak lulus, maka guru tersebut tidak berhak mengajar khususnya untuk mata pelajaran pokok” (Republika, 10 Des 2004).
Kompetensi adalah karakteristik individu yang berhubungan langsung dengan kriteria kinerja efektif atau superior dari suatu jabatan atau situasi (Spencer & Spencer, 1993). Kompetensi mengacu pada perilaku-perilaku yang terbukti menunjukkan kinerja yang paling baik. Jadi, dapat dikatakan bahwa kompetensi memiliki niai prediksi lebih baik karena mengacu pada perilaku-perilaku yang sudah tampak yang menunjukkan kinerja terbaik (Shermon, 2005).
7 Universitas Kristen Maranatha dari universitas tersebut mendampingi, guna lebih memaksimalkan mengenai materi yang disampaikan.
Para guru juga mengikuti suatu training atau pelatihan mengenai materi pembelajaran dan metode pengajaran yang sesuai dengan bidangnya masing-masing. Pelatihan yang diberikan antara lain, pelatihan mengenai ICT (Information Communication Technology), pelatihan bahasa Inggris, pelatihan mengenai pelajaran (pendampingan pedoman materi), pelatihan mengenai penulisan karya ilmiah mengenai penelitian tindakan kelas, pelatihan Emotional Spiritual Quotient (ESQ). Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang guru di SMAN “X” tersebut, pelatihan yang
diadakan sangat membantu para guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran.
8 Universitas Kristen Maranatha Selain itu 2 guru (20%) juga mengatakan masih memiliki kesulitan dalam membuat kurikulum sesuai dengan orientasi internasional, oleh karena itu para guru secara rutin mengadakan rapat yang dibantu oleh kepala sekolah dan juga dosen dari suatu universitas dalam membuat suatu materi atau syllabus yang sesuai dengan kualitas internasional. Berdasarkan wawancara dengan 3 guru (30%), mereka mengatakan bahwa mereka harus melakukan suatu kegiatan pembelajaran yang kreatif dan inovatif agar para siswanya tidak merasa jenuh didalam kelas. Menurut direktur RSBI SMAN “X” tersebut, guru-guru yang mengajar harus memiliki kemampuan professional seperti kemampuan dalam materi, kemampuan pedagogik atau transfer ilmu, kemampuan sosial, kemampuan individual.
Selain itu kepala sekolah juga mengatakan pernah mendapatkan masukan dari salah satu orangtua siswa yang mengeluh mengenai sikap dari salah satu wali kelas yang kurang bisa bersikap kooperatif baik bagi orangtua siswa maupun siswa itu sendiri. Namun pada kenyataanya masih terdapat guru-guru yang kurang mampu memberikan contoh kedisiplinan bagi siswanya, misalnya guru kurang tegas dalam mengendalikan situasi kelas yang gaduh, kurang dapat mengenali dan memahami siswanya, serta kurang dapat memotivasi siswa agar lebih aktif berinteraksi terutama dengan menggunakan bahasa inggris dikelas.
9 Universitas Kristen Maranatha kenyataannya, terdapat 3 siswa (30%) yang masih merasa kurang mengenai pendalaman materi yang digunakan dalam bahasa inggris karena masih terdapat guru-guru yang kurang percaya diri apabila mengajar dalam bahasa Inggris. Selain itu masih terdapat guru-guru yang kurang kreatif dan inovasi dalam mengembangkan metode pengajaran sehingga siswa-siswa merasa jenuh.
Berdasarkan hasil wawancara 1 siswa (10%) mengatakan bahwa masih ada guru yang kurang mampu menjalin hubungan interpersonal dengan siswa dan orang tua siswa. Sedangkan 2 siswa (20%) mengatakan menginginkan guru yang dapat memotivasi siswanya dan memahami keinginan siswa dalam belajar.
Dengan mengetahui fakta-fakta yang ada di SMAN “X”, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian menyusun model kompetensi apa yang harus dimiliki oleh guru-guru RSBI sesuai dengan visi dan misi SMAN „X” Bandung. Berdasarkan model kompetensi tersebut, diharapkan dapat membantu penilaian kerja (Performance Appraisal), seleksi, dan pengembangan guru-guru di SMAN “X”.
Berdasarkan paparan diatas, maka melakukan penelitian dengan judul “Studi Deskriptif Mengenai Model Kompetensi Pada Guru Rintisan Sekolah Berbasis Internasional di SMAN “X” Bandung.
1.2Identifikasi Masalah
Bagaimana model kompetensi yang sesuai pada guru RSBI di SMAN “X” Bandung?
10 Universitas Kristen Maranatha 1.3.1 Maksud Penelitian
Untuk menjaring kompetensi apa saja yang harus dimiliki oleh guru RSBI di SMAN “X” Bandung.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Untuk menyusun model kompetensi pada guru di SMA Negeri “X” Bandung.
1.4Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Kegunaan teoritis dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini dapat menambah wacana dalam bidang Psikologi Industri dan Organisasi mengenai model kompetensi guru.
2. Dapat berguna bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan atau mengadakan penelitian dengan topik yang sama mengenai model kompetensi.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Kegunaan praktis dalam penelitian ini adalah :
1. Memberikan informasi bagi Kepala Sekolah SMA Negeri “X” mengenai
11 Universitas Kristen Maranatha 2. Memberikan informasi kepada guru mengenai model kompetensi guru RSBI di
SMA Negeri “X” dan diharapkan dapat lebih berguna untuk meningkatkan
performa kinerja guru.
1.5Kerangka Pikir
Sekolah Menengah Atas Negeri “X” di Bandung merupakan salah satu lembaga
pendidikan yang terbaik di kota Bandung. Sekolah ini memiliki visi yaitu mewujudkan sekolah bertaraf internasional yang berwawasan kebangsaan dengan berdasarkan iman dan takwa. Misinya adalah membentuk watak dan kepribadian siswa yang bermartabat dan berjiwa kebangsaan, mengembangkan potensi kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual, mengembangkan pendidikan Iptek, seni dan budaya yang unggul, meningkatkan profesionalisme dan akuntabilitas sekolah sebagai pusat pengembangan pendidikan berdasarkan standar nasional dan global, memberdayakan peran serta stakeholders dalam penyelenggaraan pendidikan yang bermutu dan berdaya saing global berdasarkan prinsip manajemen berbasis sekolah (MBS).
Pada SMAN “X” Bandung yang menjadi tugas guru adalah membuat membuat
12 Universitas Kristen Maranatha pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya (Professional Expertise), membuat alat peraga atau alat pelajaran (Initiative), menghasilkan catatan tentang kemajuan hasil belajar siswa (Analytical Thinking), meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran (Professional Expertise), berusaha untuk pengembangan profesinya (Professional Expertise), menjadi figurasi atau tokoh di lingkungan sekolah (Professional Expertise).
Salah satu metoda yang baik untuk digunakan dalam melakukan pengelolaan sumber daya manusia (SDM) adalah melalui pendekatan kompetensi. Maka pendekatan kompetensi pada profesi guru penting untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan performance kerja yang tinggi dari guru ketika kegiatan pembelajaran. Kompetensi diperlukan agar guru dapat menampilkan performance kerja yang tinggi dalam mengajar disusun menjadi suatu model kompetensi untuk guru. Model Kompetensi adalah satu set faktor-faktor kesuksesan (kompetensi) yang di dalamnya tercakup key behavior yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang superior (excellent performance) pada suatu peran atau jabatan tertentu (Spencer & Spencer).
13 Universitas Kristen Maranatha model kompetensi, performance appraisal para guru bisa lebih spesifik, selain penilaian dari pusat dapat menjaring kualitas kinerja guru secara efektif di SMAN “X” Bandung.
Kompetensi didefinisikan sebagai karakteristik dasar individu yang berhubungan secara langsung dengan kinerja efektif atau superior menurut standar kriteria tertentu yang sudah ditetapkan dalam suatu jabatan atau situasi (Spencer & Spencer, 1993). Karakteristik dasar berarti mengacu pada sesuatu yang mendalam dan merupakan bagian yang bertahan dalam kepribadian individu dan dapat memprediksi tingkah laku dalam berbagai situasi atau tugas yang dihadapi. Standar kriteria berarti kompetensi dapat memprediksi siapa yang bertingkah laku efektif atau sebaliknya, dengan mengacu pada pedoman yang jelas. Jadi, kompetensi merupakan karakteristik individu dan mengindikasikan cara bertingkah laku atau berpikir, generalisasi dari berbagai situasi, dan bertahan dalam periode yang lama.
14 Universitas Kristen Maranatha Self-Concept merupakan sikap, value, atau self-image yang dimiliki oleh individu. Value yang dimiliki oleh individu akan memprediksi apa yang akan dilakukannya dalam situasi dimana orang lain ikut terlibat. Misalnya guru berusaha agar kegiatan pembelajaran dapat diikuti dengan baik sehingga para siswa dapat memahami materi yang diberikan. Memiliki self-image yang positif mengenai kemampuannya dalam mengajar sehingga guru tersebut menunjukkan kepercayaan dirinya dalam mengajar. Knowledge merupakan informasi tentang hal-hal spesifik yang dimiliki oleh individu. Misalnya seorang guru mampu menggunakan pengetahuannya dalam kegiatan pembelajaran. Skill merupakan kemampuan individu untuk menampilkan tugas fisik atau mental. Yang termasuk dengan tugas mental atau kognitif skill antara lain berpikir analitis dan konseptual. Misalnya guru memiliki kemampuan mengajar yang jelas dengan menggunakan contoh-contoh yang ada dalam kehidupan sehari-hari sehingga mudah dipahami oleh siswa.
15 Universitas Kristen Maranatha berprestasi yang tinggi memiliki characteristic personal antara lain mengajar dengan baik, memiliki satndar kerja yang tinggi. Dengan demikian guru akan menunjukkan tingkah laku seperti menetapkan tujuan mengajar atau goal, mempunyai tanggung jawab dalam mengajar, menggunakan feedback agar menghasilkan sesuatu yang lebih baik.
Kompetensi guru dapat disusun berdasarkan 14 generic competency models for helping and service workers (Spencer & Spencer, 1993) antara lain :
1. Impact and Influence adalah kompetensi guru yang menunjukkan kemampuan untuk membujuk, meyakinkan, mempengaruhi atau mengesankan siswanya. Misalnya guru dapat mempengaruhi siswanya untuk dapat mendengarkan dengan seksama apa yang sedang diajarkan oleh guru.
2. Developing Others adalah kompetensi guru dalam mengajar atau membantu perkembangan dari satu atau beberapa orang. Misalnya guru dapat membimbing siswanya dan memberikan feedback yang tepat untuk kemajuan siswanya.
3. Interpersonal understanding adalah kompetensi guru yang menunjukan kemampuan untuk memahami orang lain. Hal ini merupakan kemampuan untuk mendengar secara akurat dan memahami hal-hal yang tidak diucapkan, dan mengekspresikan pikiran, perasaan, dan perhatian kepada rekan guru dan siswa. Misalnya guru dapat merasakan apa yang dirasakan oleh siswanya atau rekan guru lainnya, memahami sikap, minat , dan pandangan, mengetahui penyebab dari sikap, pola tingkah laku ataupun masalah siswanya serta memberikan perhatian khusus kepada siswa yang memiliki masalah. 4. Self-Confident adalah kompetensi guru yang menggambarkan keyakinan individu
16 Universitas Kristen Maranatha bagaimana individu mengekspresikan keyakinannya ketika berhadapan dengan situasi yang menantang, membuat sebuah keputusan atau mengungkapkan pendapatnya, dan mampu menyelesaikan suatu masalah. Misalnya guru akan mengungkapkan pendapatnya ketika menghadapi suatu masalah dan menyatakan bahwa ia mampu mengerjakan suatu tugas dan bersikap optimis dalam menghadapi suatu masalah. 5. Self-Control adalah kompetensi guru untuk mengendalikan emosi dan menahan
munculnya aksi negatif ketika berhadapan dengan situasi kerja yang stress. Misalnya guru tidak cepat marah ketika menghadapi tingkah laku siswa yang tidak menyenangkan.
6. Other Personal Effectiveness Competencies adalah kompetensi guru yang akan mendukung efektivitas guru dalam mengajar. Maka guru harus memiliki affiliative interest yaitu kemampuan untuk menyukai orang lain secara sungguh-sungguh dan menikmati kebersamaan dengan mereka. Misalnya guru menunjukkan kepada para siswanya bahwa ia menyukai mereka dan mampu menjalin hubungan interpersonal dengan mereka juga dengan orang tua siswa.
17 Universitas Kristen Maranatha 8. Customer Service Orientation adalah kompetensi guru yang menunjukkan
kemampuan untuk menolong dan melayani orang lain. Hal ini terfokus kepada usaha untuk menemukan kebutuhan klien. Misalnya guru akan mencari informasi mengenai apa yang menjadi kebutuhan siswanya, sehingga guru akan mengetahui hambatan apa yang dialami oleh siswanya.
9. Teamwork and Cooperation adalah kompetensi guru yang menggambarkan kemampuan bekerja dengan orang secara kooperatif dan menjadi bagian dari tim. Misalnya guru akan menunjukkan kesediaan untuk mengikuti berpartisipasi dan mendukung keputusan pada saat dilakukannya rapat.
10. Analytical Thinking adalah kompetensi guru yang menggambarkan kemampuan memahami masalah dengan memecahkan masalah tersebut dalam bagian-bagian kecil, atau mengikuti jejak dari dampak masalah tersebut dengan melihatnya satu persatu. Misalnya guru akan menganalisa suatu masalah yang terjadi para siswanya dan ia berusaha untuk memecahkan masalah tersebut dengan melihat gejala atau dampak yang terjadi pada siswa.
18 Universitas Kristen Maranatha 12. Initiative adalah kompetensi guru yang menunjukkan pilihan dalam mengambil
tindakan. Hal ini juga berarti berbuat lebih daripada yang diperlukan pekerjaan, melakukan sesuatu yang tidak diminta oleh orang lain, yang akan memajukan atau mempertinggi hasil dari pekerjaan dan menghindari masalah, atau menemukan dan menciptakan kesempatan. Misalnya guru memberikan perhatian ekstra kepada siswa yang prestasinya kurang baik sehingga siswa tersebut dapat mengerti pelajaran agar lebih baik.
13. Flexibility adalah kompetensi guru untuk beradaptasi dan bekerja secara efektif dalam berbagai situasi yang bervariasi, baik secara individu maupun kelompok. Hal ini mencakup kemampuan untuk memahami dan menghargai perbedaan, serta melawan pandangan atau isu-isu dalam rangka beradaptasi terhadap perubahan situasi, atau mengubah dan menerima perubahan dalam organisasi atau pekerjaannya. Misalnya guru akan secara fleksibel untuk beradaptasi terhadap peraturan atau prosedur yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan sekolah.
14. Directiveness/assertiveness adalah kompetensi guru untuk membuat orang lain menurut. Hal ini mencakup memberitahu orang lain yang harus dilakukannya baik secara tegas, memberikan instruksi, menuntut maupun dengan ancaman. Misalnya guru memberikan teguran apabila siswanya melakukan pelanggaran agar siswa tersebut tidak mengulangi kesalahannya.
19 Universitas Kristen Maranatha program pengajaran sehingga siswa mendapatkan tjuan pembelajaran yang spesifik.( keterampilan
20 Universitas Kristen Maranatha
Kompetensi Guru Model Kompetensi pada guru di SMAN
14 generic competency models for helping and service workers :
21 Universitas Kristen Maranatha 1.6Asumsi Penelitian
1. Kompetensi guru di SMAN “X” Bandung didasari oleh motives, traits, self-concept, knowledge, dan skill individu.
2. Kompetensi guru di SMAN “X” Bandung harus sejalan dengan visi, misi, dan tugas guru.
73 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian yang dilakukan terhdap guru-guru yang dinilai sebagai Excellent Performance, Kepala
Sekolah dan Guru di SMAN “X” Bandung, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Guru memiliki model kompetensi yang terdiri dari 15 Kompetensi, yaitu Impact and Influence, Interpersonal Understanding, Self-Confident, Other Personal Effectiveness Competencies, Professional Expertise, Customer Service Orientation, Flexibility, Directiveness/Assertiveness, Analytical Thinking, Initiative, Teamwork and Cooperation, Developing Others, Conceptual Thinking, Planning and Organizing, Self-Control. 2. Dari 15 Kompetensi, terdapat 13 Kompetensi yang muncul di hasil
74 Universitas Kristen Maranatha 3. Kompetensi Interpersonal Understanding dan Self-Control dimasukkan
kedalam Model Kompetensi Guru disesuaikan dengan visi, misi, Job Description melalui wawancara dengan Kepala Sekolah dan Excellent Perfomance.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka peneliti mengajukan beberapa saran yaitu:
5.2.1 Bagi Kegunaan Praktis
1. Pihak Sekolah/Kepala Sekolah dapat mensosialisasikan kepada guru-guru
di SMAN “X” Bandung mengenai kompetensi-kompetensi yang menjadi
tuntutan Kepala Sekolah untuk selanjutnya dijadikan masukan bagi para guru demi mencapai peningkatan kinerja guru ketika melakukan kegiatan pembelajaran kepada siswa, dan membuat suatu kegiatan berkala bagi seluruh guru yang bertujuan untuk dapat mengembangkan kompetensi-kompetensi yang menjadi tuntutan Kepala Sekolah.
75 Universitas Kristen Maranatha 5.2.2. Bagi Peneliti Selanjutnya
1. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk menghubungkan karakteristik kompetensi (Motives, Traits, Self-Concept, Knowledge, dan Skill) dengan Model Kompetensi yang diperoleh.
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Nazir, Moh. 2003, Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia
Prihadi, Syaiful F. 2004. Assesment Center : Identifikasi, Pengukuran dan Pengembangan Kompetensi. Jakarta :PT. Gramedia Pustaka Umum
Spencer, M. Lyle & Spencer, M. Signe. 1993. Competence at Work. Canada : John Wiley & sons, Inc.
Thornton III, George C. & Rupp, Deborah E., 2006. Assessment Centers in Human Resource Management: Strategies for Prediction, Diagnosis, and Development., New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc.
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR RUJUKAN
Ayuningtyas, RR, Rahma, 2008. Studi Deskriptif mengenai Model Kompetensi Kepala Proyek di PT “X” Bandung. (Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha)
Damayanti, Amelia. 2009. Studi Deskrptif Mengenail Model Kompetensi pada Guru
di SMPN “X” Bandung. (Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha)
Irene, Putri, 2007. Survey mengenai Model Kompetensi pada Perawat Pelakasana
Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam di Rumah Sakit “X” Jakarta. (Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha)