iv Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana gambaran resillience at work beserta aspek-aspeknya. Sampel penelitian ini adalah perawat rawat inap rumah sakit “X” di kota Bandung yang berjumlah 59 orang. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik survei.
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner yang disusun oleh peneliti berdasarkan teori resillience at work dari Maddi & Khoshaba, 2005. Kuesioner tersebut terdiri dari 55 item. Berdasarkan uji
validitas dan reliabilitas dengan menggunakan program SPSS 17.0 for windows didapatkan validitas berkisar antara 0,305 sampai 0,773 dan diperoleh reliabilitas sebesar 0.847.
Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa sebagian besar perawat rawat inap Rumah Sakit “X” Bandung memiliki resillience at work yang cenderung tinggi 91,5%. Sedangkan 1,7% perawat rawat inap Rumah Sakit “X”Bandung memiliki resillience at work yang cenderung rendah.
ix Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
Lembar Judul... i
Lembar Pengesahan... ii
Lembar Orisinalitas... iii
Abstrak... iv
Kata Pengantar... vi
Daftar Isi... ix
Daftar Bagan... xiii
Daftar Lampiran... xiv
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang Masalah... 1
1.2 Identifikasi Masalah... 5
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 5
1.3.1 Maksud Penelitian... 5
1.3.2 Tujuan Penelitian... 5
1.4 Kegunaan Penelitian... 6
1.4.1 Kegunaan Ilmiah... 6
1.4.2 Kegunaan Praktis... 6
1.5 Kerangka Penelitian... 6
x Universitas Kristen Maranatha
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 17
2.1 RESILIENCE AT WORK... 17
2.1.1 Definisi Resilience At Work... 17
2.1.2 Aspek-aspek Resiliency... 18
2.1.3 Aspek-aspek Resilience At Work... 24
2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Resilience At Work... 26
2.2 PERAWAT... 31
2.2.1 Definisi Perawat... 31
2.2.2 Peran Perawat... 31
2.2.3 Tugas Keperawatan Rawat Inap... 33
2.3 TEORI PERKEMBANGAN DEWASA... 35
2.3.1 Transisi Masa Remaja menuju Dewasa Awal... 35
2.3.2 Perkembangan Fisik... 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 40
3.1 Rancangan dan Prosedur Penelitian... 40
xi Universitas Kristen Maranatha
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operational... 40
3.3.1 Variabel Penelitian... 40
3.3.2 Definisi Konseptual... 41
3.3.3 Definisi Operational... 41
3.4 Alat Ukur... 42
3.4.1 Alat Ukur Resilience at Work... 42
3.4.1.1 Prosedur Pengisian... 42
3.4.1.2 Sistem Penilaian... 43
3.4.2 Data Pribadi dan Penunjang... 45
3.4.2.1 Data Pribadi... 45
3.4.2.2 Data Penunjang... 45
3.4.3 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur... 45
3.4.3.1 Uji Validitas... 45
3.4.3.2 Uji Reliabilitas... 47
3.5 Populasi Sampel... 48
3.5.1 Populasi Sasaran... 48
3.5.2 Karakteristik Populasi... 48
3.5.3 Teknik Analisis Data... 48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 50
4.1 Gambaran Responden... 50
4.1.1 Usia... 50
xii Universitas Kristen Maranatha
4.2 Hasil Penelitian... 52
4.2.1 Resillience at work... 52
4.2.2 Aspek-aspek resillience at work... 52
4.2.2.1 Aspek Commitment... 52
4.2.2.2 Aspek Control... 53
4.2.2.3 Aspek Challenge... 54
4.3 Pembahasan... 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 59
5.1 Kesimpulan... 59
5.2 Saran... 59
5.2.1 Saran Penelitian Lanjutan... 59
5.2.2 Saran Guna Laksana... 60
DAFTAR PUSTAKA...61
DAFTAR RUJUKAN...62
xiii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR BAGAN
Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran...15
xiv Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I Kuesioner Resillience At Work dan Data Penunjang LAMPIRAN II Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
LAMPIRAN III Data Mentah Skor Kuesioner
KATA PENGANTAR
Nama :
Usia :
Lama bekerja :
Saya mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha. Saat ini saya sedang melakukan suatu penelitian deskriptif mengenai resillience at work pada perawat rawat inap di Rumah Sakit “X” Bandung. Oleh karena itu, saya bermaksud untuk mengambil data dalam rangka melengkapi penelitian ini.
Setiap jawaban yang saudara berikan bersifat RAHASIA. Oleh karena itu, diharapkan agar saudara mengisi kuesioner ini dengan jujur karena jawaban saudara sangat berpengaruh dalam penelitian ini. Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Saudara yang telah bersedia mengisi kuesioner ini.
Hormat Saya
Petunjuk Pengisian :
Pada kuesioner ini terdapat 10 item yang berupa pernyataan. Saudara diminta kesediaannya untuk memilih salah satu dari pernyataan yang paling sesuai dengan diri saudara, yaitu dengan memberi tanda lingkaran ( Ο ) pada pernyataan A atau B.
1. A. Saya dapat memandang keadaan tertekan sebagai pengalaman yang bermanfaat bagi saya.
B. Saya sulit memandang keadaan tertekan sebagai pengalaman yang bermanfaat bagi saya.
2. A. Saya mudah untuk mencari solusi efektif ketika mengalami kesulitan. B. Saya cenderung sulit untuk mencari solusi efektif ketika mengalami kesulitan.
3. A. Saya mampu untuk menganalisis suatu masalah serta akan mencari solusi untuk mengatasi masalah ketika mengalami situasi yang stressful.
B. Saya cenderung kurang mampu untuk menganalisis suatu masalah serta mencari solusi untuk mengatasi masalah ketika mengalami situasi yang stressful.
4 A. Saya mampu untuk saling memahami perasaan rekan-rekan perawat ketika mereka sedang menghadapi masalah.
B. Saya sulit untuk saling memahami perasaan rekan-rekan perawat ketika mereka sedang menghadapi masalah.
5. A. Saya membantu orang lain untuk lebih semangat dalam menghadapi masalah pekerjaan.
B. Saya cenderung melakukan pekerjaan saya sendiri daripada membantu rekan-rekan perawat dalam menghadapi masalah pekerjaan.
6. A. Saya akan memberi dukungan pada perawat yang pesimis dalam menangani pasien.
B. Saya cenderung mendiamkan perawat yang pesimis dalam menangani pasien.
7. A. Rekan-rekan perawat saling memberi semangat dan dukungan pada saya.
B. Rekan-rekan perawat kurang saling memberi dukungan pada saya.
B. Saya jarang menerima bantuan dari orang lain ketika saya mengalami masalah.
PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini terdapat pernyataan yang berhubungan dengan keadaan diri saudara. Saudara diminta untuk menjawab pernyataan tersebut dengan cara memberikan tanda checklist (√) pada salah satu kolom kemungkinan jawaban yang paling sesuai dengan diri saudara. Masing-masing pernyaaan mempunyai 4 (empat) kemungkinan jawaban, yaitu :
SS : Sangat Sesuai
S : Sesuai
TS : Tidak Sesuai
STS : Sangat Tidak Sesuai
Saudara hanya memilih jawaban yang paling sesuai dengan diri saudara. Oleh karena itu, tidak ada jawaban yang dianggap salah. Hendaknya jangan ada pernyataan yang terlewat.
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya akan membersihkan peralatan yang telah terpakai oleh dokter dengan segera.
2. Ketika ruangan terlihat berantakan, maka hari itu saya pasti akan membersihkannya.
3. Saya akan memelihara kebersihan peralatan keperawatan agar siap pakai.
4. Saya acuh dengan ruang rawat inap yang mulai kotor karena sepertinya ada orang lain yang akan membersihkannya.
5. Saya akan membiarkan peralatan yang terpakai itu dibersihkan oleh perawat jaga yang selanjutnya.
12. Saat menghadapi pasien penyakit dalam saya jarang melakukan cek bising usus.
13. Saya tidak mencatat secara detil pengkajian fisik (alat indera) pada pasien yang baru masuk rawat inap.
14. Saya selalu membantu keluarga pasien dalam melengkapi urusan administrasi sebelum pulang.
15. Saya jarang memberikan pendidikan kesehatan untuk perawatan di rumah pada pasien yang akan pulang.
16. Saya akan membantu dokter dalam menyiapkan hasil laporan pasien yang akan pulang.
17. Saya mengabaikan pasien yang meminta surat keterangan sakit karena harus menangani pasien lainnya.
18. Ketika sedang sibuk, saya lupa memberikan hasil-hasil penunjang medis pasien (hasil lab).
19. Sebelum bertugas, saya akan menyiapkan peralatan medis agar dapat segera digunakan ketika dibutuhkan.
20. Saya akan merencanakan pelayanan keperawatan sesuai dengan kebutuhan pasien bersama koordinator perawat.
21. Saya langsung bekerja tanpa rencana keperawatan karena harus segera menangani pasien.
22. Saya jarang meminta masukkan tentang rencana keperawatan dalam menangani pasien yang sulit pada perawat lain.
memberikan obat penahan rasa sakit.
23. Saya akan segera memberikan cairan intra vena sesuai kebutuhan pada pasien kolaps.
24. Pada pasien sesak napas saya akan mencari solusi dengan memberikan oksigen dan nebuleizer.
25. Saya jarang mencari solusi efektif dalam mengambil tindakan darurat pada pasien pendarahan akibat kecelakaan berat, sebelum ada diagnosa dari dokter jaga.
26. Saya cenderung sulit mencari solusi efektif dalam menangani pasien ketika berdampingan dengan dokter.
27. Saya tidak dapat mencari solusi yang efektif pada pasien yang tiba-tiba kehilangan denyut jantungnya.
28. Saya tidak dapat mencari solusi efektif dalam mengambil tindakan darurat pada pasien yang mengalami resiko serangan jantung.
29. Saya berkolaborasi dengan tim gizi dalam memberikan diit pada pasien diabetes.
30. Saya jarang berkolaborasi dengan tim kesehatan karena adanya perbedaan pendapat dalam menangani pasien.
31. Saat banyak pasien saya jarang melaporkan hasil laboratorium pasien kepada dokter.
32. Saya selalu melatih pasien sampai mandiri ketika menggunakan alat bantu jalan.
dengan benar.
34. Saya akan membantu pasien asma dalam menggunakan alat nebuleizer.
35. Saya jarang mendampingi pasien belajar berjalan, walaupun masih banyak pekerjaan yang harus saya kerjakan.
36. Saya menjadi kurang perduli saat pasien kesusahan dalam penggunaan kursi roda ketika saya sedang menangani pasien lain.
37. Saya tidak menanggapi permintaan pasien untuk dimandikan ketika ada keluarga pasien yang menjaga.
38. Saya tertantang untuk memberikan pelayanan se-optimal mungkin pada setiap pasien meskipun jumlah perawat terbatas.
39. Saya akan berusaha membujuk pasien ketika pasien tidak bersedia mengikuti saran dokter.
40. Saya cenderung membiarkan keluarga pasien yang tidak mau bekerjasama dalam proses kesembuhan pasien.
45. Saya tidak berani mengambil resiko dalam mengambil tindakan darurat pada pasien yang mengalami resiko serangan jantung.
46. Saya jarang mengambil tindakan darurat pada pasien pendarahan akibat kecelakaan berat, sebelum ada diagnosa dari dokter jaga. 47. Saya tertantang menangani tindakan darurat pada pasien di ruangan
yang berbeda, karena dapat meningkatkan keterampilan kerja saya. 48. Saya tidak tertantang dalam menangani pasien yang keracunan
karena hal tersebut tidak meningkatkan keterampilan saya dalam menangani pasien.
49. Saat pergantian rotasi, saya tidak terampil dalam menangani tindakan darurat pada pasien yang mengalami panas tinggi.
50. Adanya rotasi membuat saya kurang terampil dalam menangani pasien di setiap ruang rawat inap.
51. Dengan terbatasnya perawat, saya tertantang untuk meningkatkan keterampilan saya dalam menangani pasien.
52. Dengan keterbatasan alat saya tertantang untuk melaksanakan tugas se-optimal mungkin.
53. Keterbatasan perawat membuat saya tertantang untuk menangani pasien dengan cepat.
54. Adanya rotasi setiap 3 bulan sekali membuat saya tertantang dalam menangani pasien yang berbeda karakteristik dan penyakit.
Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Resillience At Work
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 TOTAL
3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 4 3 2 3 192
4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 1 4 232
3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 196
4 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 176
2 2 3 4 4 3 4 3 3 3 2 2 2 3 4 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 4 3 4 2 180
3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 161
3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 196
3 2 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 4 2 2 3 205
3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 163
3 2 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 188
3 2 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 4 2 2 3 196
3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 193
4 3 2 2 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 3 215
4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 194
3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 220
2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 4 2 4 3 3 3 2 2 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 185
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 2 3 4 210
3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 198
3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 203
3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 168
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 196
3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 194
3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 190
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 2 193
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 188
3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 190
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 194
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 195
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 190
3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 1 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 193
3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 194
3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 190
3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 195
3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 195
3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 1 4 3 3 3 193
3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 4 192
3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 3 3 3 3 4 3 2 2 3 192
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 192
2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 194
3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 1 2 191
3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 199
3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 197
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 195
3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 192
3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 163
3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 192
3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 197
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 194
3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 192
2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 192
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 197
3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 193
3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 193
3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 3 2 2 193
3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 191
Tabel 4.1 Tabulasi silang resillience at work dengan usia perawat
Tabel 4.2 Tabulasi silang antara resillience at work dengan lama bekerja
Tabel 4.6 Tabulasi silang antara transformational coping skill dengan
resillience at work
Tabel 4.6.1. Tabulasi silang antara memandang keadaan tertekan
sebagai pengalaman dengan resillience at work
Transformational coping skill
Sulit memandang manfaat dari
tekanan
3 6 0 0 9
33,3% 66,7% 0% 0% 100%
Tabel 4.6.2. Tabulasi silang antara mencari solusi efektif dengan
Tabel 4.6.3 Tabulasi silang antara mampu untuk menganalisis suatu masalah
serta akan mencari solusi untuk mengatasi masalah ketika mengalami situasi
yang stressful dengan resillience at work
Transformational coping skill
Tabel 4.7 Tabulasi silang antara social support skills (encouragement) dengan
resillience at work
4.7.1. Tabulasi silang antara memahami perasaan rekan-rekan
Tabel 4.7.2 Tabulasi silang antara membantu orang lain untuk lebih
semangat dalam menghadapi masalah pekerjaan dengan resillience at work
Social support skills
Tabel 4.7.3. Tabulasi silang antara memberi dukungan pada perawat
yang pesimis dalam menghadapi masalah dengan resillience at work
Tabel 4.7.4. Tabulasi silang antara rekan-rekan perawat semangat memberi
Tabel 4.7.5. Tabulasi silang antara menerima bantuan ketika mengalami
4.8. Aspek Commitment
Tabel 4.8.1. Tabulasi silang antara aspek Commitment dengan Usia
USIA
Commitment
Tinggi
Cenderung
Tinggi
Cenderung
Rendah
Rendah Total
21 -30
4 44 2 0 50
8% 88% 4% 0% 100%
31 – 40
0 9 0 0 9
4.9. Aspek Control
Tabel 4.9.1. Tabulasi silang Control dengan Usia
USIA
Control
Tinggi
Cenderung
Tinggi
Cenderung
Rendah
Rendah Total
21 -30
0 50 3 0 53
0% 94,3% 5,7% 0% 100%
31 – 40
0 6 0 0 6
4.10 Aspek Challenge
Tabel 4.10.1. Tabulasi silang Challenge dengan Usia
USIA
Challenge
Tinggi
Cenderung
Tinggi
Cenderung
Rendah
Rendah Total
21 -30
5 48 5 0 58
8,6% 82,8% 8,6% 0% 100%
31 – 40
0 0 1 0 1
1 Universitas Kristen Maranatha BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kesehatan merupakan sesuatu hal yang sangat penting bagi setiap individu. Kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang untuk dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Oleh karena itu, pemeliharaan kesehatan merupakan suatu upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan atau perawatan di rumah sakit.
Dilihat dari kebutuhan akan kesehatan, rumah sakit berfungsi untuk melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang diberikan bermacam-macam mulai dari penyakit dalam sampai dengan luar terdapat di rumah sakit. Selain itu rumah sakit pun membedakan fungsi pelayanannya ke dalam beberapa unit, di antaranya unit utama yaitu Unit Rawat Inap dan Unit Rawat Jalan. Unit Rawat Jalan diperuntukkan bagi pasien yang masih bisa berobat dan tidak perlu menginap di Rumah Sakit karena jenis penyakit yang diderita tidak membutuhkan perawatan intensif. Sedangkan Unit Rawat Inap diperuntukkan bagi pasien yang memerlukan penanganan intensif karena jenis penyakit yang diderita cukup berat dan membutuhkan perawatan intensif selama 24 jam.
2 Universitas Kristen Maranatha lainnya. Perawat memegang peranan yang penting dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit. Perawat merupakan seorang petugas kesehatan profesional yang bertujuan untuk merawat, menjaga keselamatan dan menyembuhkan orang yang sakit atau terluka baik akut maupun kronik, melakukan perencanaan perawatan kesehatan dan melakukan perawatan gawat darurat dalam kerangka pemeliharaan kesehatan dalam lingkup yang luas (en.wikipedia.org).
Rumah Sakit “X” merupakan salah satu rumah sakit negeri yang berada di Bandung. Menurut kepala Rumah Sakit “X”, perawat di rumah sakit ini harus dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu terhadap anggota TNI dan masyarakat umum lainnya. rumah sakir berharap perawat cekatan dalam bekerja ketika menangani pasien. Namun, kenyataannya tidak sejalan dengan yang diharapkan oleh rumah sakit sendiri. Terbatasnya perawat menjadi hambatan bagi Rumah Sakit “X” untuk memberikan pelayanan optimal kepada pasien, padahal idealnya pasien mendapatkan penanganan yang intensif agar proses penyembuhan terjadi seoptimal mungkin. Hal di atas merupakan harapan dari rumah sakit kepada perawat yang sesuai dengan salah satu misi dan visi dari Rumah Sakit “X”.
3 Universitas Kristen Maranatha kekerasan dan keadaan ini merupakan situasi yang berbahaya untuk pasien dan lingkungan, perawat harus mampu menghadapi setiap pasien yang hanya memiliki harapan hidup sebesar 20% - 30%, membujuk pasien agar mengikuti aturan yang berlaku, mendengarkan keluhan-keluhan dari pasien, mengatasi anak-anak dalam proses penyembuhan dan hal lainnya.
Hambatan juga dapat dirasakan perawat dari luar, perawat mengalami situasi yang menekan dari keluarga pasien maupun dari keluarga perawat sendiri. Keluarga pasien terus menanyakan bagaimana keadaan pasien kepada perawat yang sedang bekerja. Informasi tersebut seharusnya ditanyakan pada dokter yang terkait, namun karena dokter hanya ada pada jam praktek di rawat inap membuat keluarga terus bertanya kepada perawat. Perawat harus tetap melayani dan menunda pekerjaan yang seharusnya dilakukan pada saat itu. Hal ini membuat perawat terganggu dan tidak fokus dengan tugas-tugas yang harusnya dikerjakan perawat saat itu. Dalam kondisi ini perawat harus bersikap sabar dalam menghadapi keluhan dari pihak keluarga pasien. Dalam situasi yang menekan seperti ini, perawat harus tetap berusaha menangani pasien yang kritis dengan optimal dan tetap mencoba untuk menghadapi situasi tersebut sebagai sarana untuk mengembangkan dirinya dalam bidang pekerjaannya.
4 Universitas Kristen Maranatha membuat perawat menjalankan semua pekerjaan maupun melakukan tugas-tugasnya dengan optimal, dan tetap berusaha memecahkan masalahnya dan mengubah keadaan yang mengganggu ke arah yang baru dan lebih baik lagi dari sebelumnya, oleh karena itu perawat membutuhkan resilience at work. Resilience at work seorang perawat merujuk pada perawat mengolah sikap dan kemampuannya untuk dapat bertahan dan bukan terpuruk pada keadaan yang tertekan. Perawat tetap menjalankan dan peduli pada hal apapun mengenai pasien, besarnya usaha yang dikeluarkan untuk mengerjakan tugas-tugasnya agar para pasien dapat sembuh dengan semua aturan yang diberikan meskipun perawat memiliki kesulitan-kesulitan dalam menjalankan tugas-tugasnya itu. Perawat yang memiliki resilience at work berarti memiliki commitment, control, dan challenge.
Menurut Maddi dan Koshaba, perawat yang memiliki resillience at work yang rendah akan menganggap kesulitan menjadi sesuatu yang membebani perawat dalam pekerjaannya. Dalam melakukan pekerjaan perawat akan merasa pesimis, mudah menyerah dalam menghadapi situasi yang sulit dan menarik diri dari orang-orang sekitarnya. Dampak dari hal ini, membuat perawat merasa kurang percaya diri dan ini akan menghambat pekerjaan perawat dalam menangani pasien rawat inap. Rumah sakit “X” pun mengharapkan para perawat memiliki resilience at work yang tinggi agar setiap kesulitan yang terjadi dalam menangani pasien maupun yang ada di rumah sakit “X” ini, perawat mampu
5 Universitas Kristen Maranatha Harapan dari rumah sakit “X” ini adalah ingin memiliki perawat yang
resillience at work yang tinggi dalam menjalankan seluruh tugas-tugas keperawatannya. Berdasarkan hasil survei awal yang telah dilakukan terhadap lima perawat bagian rawat inap diatas, lebih menunjukkan resilience at work yang tinggi sebesar 40,67 % resilience at work yang rendah sebesar 53,33 %.Terkait dengan hasil tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai resilience at work pada perawat rawat inap di Rumah Sakit “X” di kota Bandung.
1.2 Identifikasi Masalah
Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai bagaimana resilience at work pada perawat rawat inap RS “X” di kota Bandung.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud penelitian ini adalah memperoleh gambaran mengenai
resilience at workpada perawat rawat inap RS “X” di kota Bandung.
1.3.2 Tujuan Penelitian
6 Universitas Kristen Maranatha
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Ilmiah
Kegunaan penelitian dari segi teoretis adalah :
a. Menambah informasi dan masukan pada bidang ilmu psikologi industri dan organisasi.
b. Memberi masukan bagi peneliti lain yang ingin mengetahui atau meneliti lebih lanjut tentang resilience at work.
1.4.2 Kegunaan Praktis
a. Memberikan informasi Resilience At Work perawat di Rumah Sakit.
b. Informasi ini diberikan kepada para perawat dan diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi perawat rawat inap Rumah
Sakit “X” di kota Bandung dalam meningkatkan ketahanan
akan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai perawat.
c. Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk perawat sebagai cara untuk meningkatkan resilience perawat saat bekerja dan melaksanakan tugas-tugasnya se-optimal mungkin.
1.5Kerangka Pikir
7 Universitas Kristen Maranatha memelihara peralatan keperawatan dan medis agar selalu dalam keadaan siap pakai, melakukan pengkajian keperawatan dan menentukan diagnosa keperawatan sesuai batas kewenangannya, menyusun rencana keperawatan, melatih dan membantu pasien untuk melakukan gerak, mengobservasi kondisi pasien selanjutnya melakukan tindakan yang tepat berdasarkan hasil observasi tersebut, serta melakukan tindakan darurat kepada pasien. Dalam menjalankan tugas-tugas yang ada, perawat akan menghadapi kesulitan.
Kesulitan yang dirasakan oleh perawat rawat inap berbeda-beda, karena setiap rawat inap perawat akan menangani pasien dan penyakit yang bermacam-macam pula. Salah satu kesulitan yang dirasakan oleh para perawat rawat inap rumah sakit “X” adalah terbatasnya perawat yang bekerja di rumah sakit.
Terbatasnya perawat, membuat perawat sibuk setiap harinya dalam menangani maupun merawat pasien. perawat pun terkadang harus menunda melakukan pekerjaan lain atau menunda waktu istirahat agar pasien dapat ditangani dengan segera. Oleh karena itu, para perawat membutuhkan ketahanan dalam bekerja agar dapat mengatasi kesulitan yang terjadi saat menangani pasien.
8 Universitas Kristen Maranatha uraian dan ciri-ciri yang telah disampaikan, tingkat resilience at work pada perawat dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu : resilience at work tinggi dan resilience at work rendah.
Perawat yang memiliki resilience at work yang tinggi adalah perawat yang akan menikmati perubahan dan masalah yang terjadi, dan akan lebih terlibat dalam pekerjaannya meskipun pekerjaannya semakin sulit. Perawat yang memiliki resilience at work yang tinggi akan menghadapi segala kesulitan yang ada sebagai suatu tantangan dalam pekerjaannya. Perawat akan berusaha bekerja sebaik mungkin dalam menangani pasien di ruang unit yang berbeda dari sebelumnya, dan akan beradaptasi dengan cepat dengan karakteristik pasien yang berbeda-beda. Hal ini dijadikan perawat sebagai bagian dari kehidupan normal dan menjadikan kesulitan tersebut sebagai tantangan bukan sebagai ancaman yang harus dihindari. Situasi yang menekan tersebut dijadikan perawat sebagai suatu kesempatan dalam mengembangkan dirinya, dan merasa antusias dalam menyelesaikan tugasnya dalam menangani pasien di ruang rawat inap. Seperti saat pasien banyak dan perawat ditugaskan pada rawat inap dengan pasien kritis, perawat harus optimis dengan keterampilan kerjanya selama ini. Hal tersebut berguna agar perawat dapat bekerja dengan optimal serta menjadikan kondisi tersebut sebagai pengalaman yang dapat meningkatkan keterampilan kerjanya dalam menangani pasien rawat inap lainnya.
9 Universitas Kristen Maranatha merasa cemas dan dapat mengalami stress karena adanya rotasi dengan waktu yang singkat. Hal ini menyebabkan perawat menjadi kurang percaya diri dalam melakukan tugasnya di unit tersebut, dan ketika ditugaskan untuk membantu perawat lainnya akan merasa pesimis. Kondisi menekan tersebut dapat menyebabkan stress pada perawat sehingga muncul perasaan ketakutan akan kegagalan yang dapat menghambat dirinya dalam bekerja.
Maddi & Koshaba (2005) membagi Resilience at work ke dalam tiga
10 Universitas Kristen Maranatha masalah atau kendala dalam menangani pasien. Commitment pada perawat akan membantu perawat membentuk pemahaman pada berbagai peristiwa yang dialami selama mendampingi pasien, dan tentunya menjadi modal dasar perawat untuk mengevaluasi situasi sulit di kemudian hari.
Sejauh mana individu berusaha mengarahkan tindakannya untuk mencari solusi positif terhadap pekerjaannya, guna meningkatkan hasil kerjanya ketika menghadapi situasi kerja yang stressful disebut dengan control. Perawat yang memiliki control yang tinggi, akan berusaha mencari strategi efektif yang sesuai dengan karakteristik pasien, agar pasien mendapatkan perawatan yang dibutuhkan meskipun tidak maksimal. Perawat juga akan mencari informasi-informasi mengenai cara penanganan yang paling cepat mengenai pasien dengan keterbatasan perawat di rumah sakit “X” ini. Perawat yang memiliki control yang
rendah, ketika mengalami masalah saat mendampingi pasien, akan menjauhkan diri dari masalah dan mereka tidak akan berbuat apa-apa untuk mengatasi masalah yang ditemui saat merawat pasien ketika kondisi menekan, seperti saat kondisi pasien kritis.
11 Universitas Kristen Maranatha ketika kekurangan perawat saat pasien banyak, keterbatasan alat-alat medis serta ditambah dengan komplain dari keluarga pasien. Sehingga kondisi tersebut dapat membuat para perawat stres. Jika perawat memiliki challenge yang kuat dan tetap termotivasi walaupun tekanan datang, perawat akan mampu belajar dari kekecewaan yang dialami dalam merawat pasien untuk melakukan sesuatu yang lebih baik di masa depan. Perawat yang memiliki challenge yang rendah, akan merasa enggan untuk bekerja sama dengan para perawat maupun para ahli untuk mendapatkan informasi kesehatan yang dibutuhkan oleh pasien, karena takut mengalami kegagalan, dan tidak akan membantu perawat lain ketika dibutuhkan. Perawat akan menyerah ketika gagal dalam pekerjaannya karena merasa tantangan saat di menangani pasien kritis tersebut terlalu berat untuk dirinya.
Setiap perawat memiliki penghayatan yang berbeda-beda dalam memandang suatu kesulitan atau kendala yang mereka temukan saat bekerja, sehingga dapat merefleksikan derajat resilience at work yang berbeda-beda. Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi resilience at work menurut Maddi & Koshaba (2005) yaitu transformational coping dan social support skills.
Tranformational coping skill yaitu kemampuan individu untuk mengubah situasi yang stresful menjadi situasi yang memiliki manfaat bagi dirinya (Maddi & Koshaba, 2005). Hal pertama yang dilakukan adalah mengubah perspektif
12 Universitas Kristen Maranatha menemukan solusi agar dapat bertindak secara efektif dalam mengatasi perubahan atau masalah yang terjadi di rumah sakit “X”.
Jika perawat memiliki kemampuan transformational coping, maka perawat dapat mengurangi situasi stresful saat merawat pasien dan mendapatkan umpan balik dengan mengevaluasi setiap cara penanganan pasien yang telah dilakukan dalam setiap kondisi. Dengan memiliki kemampuan transformational coping skill perawat dapat melihat suatu masalah lebih objektif. Perawat dapat merubah persepsinya terhadap tugas yang diberikan oleh rumah sakit menjadi suatu kepercayaan yang diberikan kepadanya. Perawat akan melaksanakan tugas yang diberikan, sehingga menjadi kesempatan bagi para perawat untuk meningkatkan kemampuannya dalam menangani pasien, dan akan meningkatkan resilience at work yang dimiliki oleh para perawat. Perawat akan merasa senang untuk terlibat dan melakukan kerjasama dengan para ahli kesehatan. Melihat kesulitan yang dihadapi sebagai suatu tantangan bagi para perawat, dan tantangan yang ada menjadi suatu kesempatan bagi perawat untuk dapat mengembangkan kemampuan yang dimiliki.
13 Universitas Kristen Maranatha Social support skills merupakan upaya individu untuk berinteraksi dengan orang lain agar mendapat dukungan sosial. Perawat diharapkan mampu melakukan interaksi dengan orang lain dalam situasi kerja, untuk itu perawat harus menjalin hubungan baik dengan siapapun (para ahli kesehatan, dokter, pasien, keluarga pasien dan lainnya), berdiskusi, saling bertukar informasi antar perawat, saling membantu, memberi semangat pada pasien, dokter, kepala perawat, para perawat lain, keluarga pasien dan orang lain yang berada di lingkungan kerja. Perawat pun diharapkan dapat mengenali dan menyelesaikan konflik yang terjadi antara perawat dengan orang lain, serta menghilangkannya dengan cara berbagi dan saling memberi dukungan. Perawat juga dapat memberikan bantuan pada orang-orang di sekitar lingkungan kerjanya untuk dapat menyembuhkan segala penyakit yang di derita, dengan cara membantu merawat dan menyelesaikan masalah ketika tekanan yang tidak diduga datang. Hal tersebut dilakukan dengan harapan bahwa, ketika perawat mengalami masalah ia akan mendapatkan bantuan ataupun dukungan sama seperti yang telah para perawat lakukan pada orang lain. Perawat juga dapat memberikan usulan atau saran pada pasien untuk dapat membantu mereka ketika terjadi situasi yang stresful.
14 Universitas Kristen Maranatha berupa informasi kesehatan yang diberikan dari para ahli, akan membuat perawat lebih mudah untuk memfokuskan dan mengarahkan setiap langkahnya untuk mencari pemecahan masalah yang dihadapinya. Social support berupa saran, dukungan dan semangat dari orang lain akan memudahkan perawat untuk melihat suatu permasalahan menjadi suatu tantangan yang bermanfaat bagi perawat.
15 Universitas Kristen Maranatha Skema 1.1 Kerangka Pikir
Faktor-faktor yang mempengaruhi : 1. Transformational coping skill 2. Social support skills :
- encouragement - assistance Tugas-tugas
perawat
Tinggi
Resilience at work Perawat RS “X”
di kota Bandung Cenderung Tinggi
Aspek-aspek :
Commitmen
t
Control
Challenge
Kendala yang
dihadapi
Cenderung Rendah
16 Universitas Kristen Maranatha 1.6 Asumsi Penelitian
Berdasarkan uraian diatas, maka diajukan asumsi penelitian sebagai berikut : 1. Recilience at work perawat berbeda-beda.
2. Peran perawat di Rumah Sakit “X” di kota Bandung dalam menangani
pasien serta tugas-tugas yang banyak dapat membuat keadaan yang
stresful dan membuat perawat tidak dapat keluar dari pekerjaannya.
3. Tinggi rendahnya resillience at work perawat rawat inap rumah sakit “X” di kota Bandung dapat dilihat melalui aspek commitment, aspek control dan aspek challenge
60 Universitas Kristen Maranatha BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan pada 59 perawat rawat inap Rumah Sakit “X” kota Bandung, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. 91,5% perawat di RS “X” memiliki resillience at work yang cenderung tinggi.
2. Aspek-aspek resillience at work (commitment, control dan challenge) yang cenderung tinggi menunjukkan resillience at work yang cenderung tinggi pula.
3. Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi resillience at work tidak menunjukkan adanya keterkaitan dengan resillience at work.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran yang dapat memberikan manfaat secara teoretis maupun praktis.
5.2.1. Saran Penelitian Lanjutan
61 Universitas Kristen Maranatha 5.2.2. Saran Guna Laksana
- Kepala perawat RS “X” agar memberikan pelatihan bagi perawat yang yang memiliki resilience at work yang cenderung rendah untuk mengembangkan kemampuan dalam menghadapi kesulitan dalam bekerja.
- Manager RS “X” dapat mengadakan kegiatan diskusi sebagai sarana untuk
saling memberikan dukungan untuk menciptakan interaksi kerja yang lebih baik lagi.
- Bagi perawat RS “X” disarankan agar dapat meningkatkan aspek
62 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA
Benard, Bonie. 2004. Resilience: What We Have Learned. San Fransisco: WestEd Chaplin, J.P Kamus Lengkap Psikologi
Depkes RI. 1999. Uraian Tugas Bidang Keperawatan. Jakarta: Depkes RI. Gullo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo.
Maddi, Salvator. R & Deborah M. Khoshaba. 2005. Resilience At Work. USA: AMACOM.
Santrock, John W. 2002. Life Span Development, 5th ed. Jakarta: Erlangga.
Siegel, Sidney. 1990. Statistika Non Parametik untuk ilmu-ilmu Sosial. Terjemahan Peter Hagul. Jakarta: PT. Gramedia
63 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN
Anggraeni, Dian. 2009. Studi Deskriptif Mengenai Derajat Resilience At Work
Yang Dimiliki Oleh Helper SD “X”Di Kota Bandung. Skripsi. Bandung:
Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.
Blog.ilmukeperawatan.com. Peran, fungsi dan tugas perawat. (online)
Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha. 2007. Panduan Penulisan Skripsi Sarjana. Edisi II. Bandung: universitas Kristen Maranatha.
Fresna, Elfa. 2008. Studi Deskriptif Mengenai Resillience pada Perawat Wanita yang telah Menikah di Unit Rawat Inap Ruang Bedah Rumah Sakit Umum