• Tidak ada hasil yang ditemukan

Minat siswa SMA kelas XI IPA terhadap mata pelajaran fisika di Kabupaten Nias Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Minat siswa SMA kelas XI IPA terhadap mata pelajaran fisika di Kabupaten Nias Barat."

Copied!
203
0
0

Teks penuh

(1)

vii ABSTRAK

Yosefin Sulistyawantic Gulo. 2016. MINAT SISWA SMA KELAS XI-IPA TERHADAP MATA PELAJARAN FISIKA DI KABUPATEN NIAS BARAT. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui minat siswa terhadap mata

pelajaran fisika SMA Se-Kabupaten Nias Barat. Penelitian dilaksanakan pada

bulan Februari 2016 pada sebelas SMA yang ada di Nias Barat. Jumlah saampel

dari penelitian ini adalah 506 siswa kelas XI Jurusan IPA. Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Angket Minat siswa terhadap pelajaran

fisika SMA Se-Kabupaten Nias Barat.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa minat siswa terhadap pelajaran

fisika berada dalam kategori baik dengan persentase 74,89%. Siswa memiliki

kemauan yang besar dalam belajar fisika dengan persentase 80,29% dan

menemukan manfaat dan pengalaman dalam proses belajar dengan persentase

78,43% akan tetapi siswa tidak memimpikan untuk belajar lebih lanjut, terbukti

dari persentase tujuan yang ingin dicapai hanya 59,04%.

(2)

viii

ABSTRACT

Yosefin Sulistyawantic Gulo. 2016. THE INTEREST OF STUDENTS

GRADE XI SCIENCE TOWARD PHYSICS SUBJECT IN WEST NIAS

REGENCY. Undergraduate Thesis. Physics Education Program of Study,

Mathematics and Natural Sciences Education Program, Faculty of Teacher

Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This research aims to know the interest of student toward the high school physics’ course in West Nias Regency. The research was done in February 2016 at eleven of Senior High Schools in West Nias. The amount of the sample from this research are 506 students, grade XI major of IPA. Instrument which is used in this research is a questionnaire of students’ interest toward the high school physics’ course in West Nias.

The result of this research shows that the interest of students toward the physics’ course is in good category with percentage 74,89%. Students have the big passion in learning physics with percentage 80,29% and found the benefits and the experiences in learning process with percentage 78,43%. However, most of students do not want to learn physics more advanced. It is proved from the percentage of the purpose that wants to be reached only 59,04%.

(3)

MINAT SISWA SMA KELAS XI-IPA TERHADAP MATA

PELAJARAN FISIKA DI KABUPATEN NIAS BARAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

YOSEFIN SULISTYAWANTIC GULO

NIM: 121424035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU

PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

MINAT SISWA SMA KELAS XI-IPA TERHADAP MATA

PELAJARAN FISIKA DI KABUPATEN NIAS BARAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

YOSEFIN SULISTYAWANTIC GULO

NIM: 121424035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU

PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“DAN APA SAJA YANG KAMU MINTA DALAM DO’A DENGAN

PENUH KEPERCAYAAN, KAMU AKAN MENERIMANYA”

(Matius 21:22)

Dengan penuh syukur kupersembahkan karyaku ini kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu mendampingi langkah hidupku 2. Kedua orang tuaku tercinta

Mazira Gulo Sarimina Gulo

3. Adik-adikku yang terkasih Iman fanotona Gulo Grace Sicilya Gulo Evaluasi Saro Gulo

4. Orang Terdekatku (Yuferi Waruwu) 5. Pemerintah Kabupaten Nias Barat

(8)
(9)
(10)

vii ABSTRAK

Yosefin Sulistyawantic Gulo. 2016. MINAT SISWA SMA KELAS XI-IPA TERHADAP MATA PELAJARAN FISIKA DI KABUPATEN NIAS BARAT. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui minat siswa terhadap mata

pelajaran fisika SMA Se-Kabupaten Nias Barat. Penelitian dilaksanakan pada

bulan Februari 2016 pada sebelas SMA yang ada di Nias Barat. Jumlah saampel

dari penelitian ini adalah 506 siswa kelas XI Jurusan IPA. Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Angket Minat siswa terhadap pelajaran

fisika SMA Se-Kabupaten Nias Barat.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa minat siswa terhadap pelajaran

fisika berada dalam kategori baik dengan persentase 74,89%. Siswa memiliki

kemauan yang besar dalam belajar fisika dengan persentase 80,29% dan

menemukan manfaat dan pengalaman dalam proses belajar dengan persentase

78,43% akan tetapi siswa tidak memimpikan untuk belajar lebih lanjut, terbukti

dari persentase tujuan yang ingin dicapai hanya 59,04%.

(11)

viii

ABSTRACT

Yosefin Sulistyawantic Gulo. 2016. THE INTEREST OF STUDENTS

GRADE XI SCIENCE TOWARD PHYSICS SUBJECT IN WEST NIAS

REGENCY. Undergraduate Thesis. Physics Education Program of Study,

Mathematics and Natural Sciences Education Program, Faculty of Teacher

Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This research aims to know the interest of student toward the high school physics’ course in West Nias Regency. The research was done in February 2016 at eleven of Senior High Schools in West Nias. The amount of the sample from this research are 506 students, grade XI major of IPA. Instrument which is used in this research is a questionnaire of students’ interest toward the high school physics’ course in West Nias.

The result of this research shows that the interest of students toward the physics’ course is in good category with percentage 74,89%. Students have the big passion in learning physics with percentage 80,29% and found the benefits and the experiences in learning process with percentage 78,43%. However, most of students do not want to learn physics more advanced. It is proved from the percentage of the purpose that wants to be reached only 59,04%.

(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus kristus yang telah

melimpahkan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi yang berjudul “Minat Siswa SMA Kelas XI-IPA Terhadap Mata Pelajaran Fisika Di Kabupaten Nias Barat”.

Penelitian ini merupakan penelitian bersama dengan topik yang

berbeda-beda yang dilaksanakan oleh 4 orang mahasiswa yaitu Fajrin Saratisa Hia, Felegi

Daeli, Fransiskus Trisudieli Lahagu beserta penulis. Kebersamaan penelitian ini

adalah untuk melihat profil pendidikan di Kabupaten Nias Barat. Karena topik

yang dibahas berbeda-beda maka landasan teori dipelajari oleh peneliti, metode

penelitian dikembangkan bersama-sama, namun pada hasil analisis data,

perumusan pembahasan ditulis berdasarkan hasil respon dari partisipan yang

diteliti. Dengan demikian dalam pengerjaan penelitian ini, tidak ada penjiplakan

kalimat di antara mahasiswa. Jika terdapat kesamaan kalimat atau frasa dalam

penulisan maka itu merupakan hasil diskusi bersama, bukan hasil penjiplakan

satu dengan yang lainnya.

Selama penyusunan skripsi ini, peneliti mendapat banyak bimbingan,

arahan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan

banyak terimakasih kepada:

1. Ir. Sri agustini Sulandari M.Si selaku selaku Dosen Pembimbing

Skripsi atas waktunya untuk membimbing dengan penuh perhatian,

serta yang telah banyak meluangkan waktu dan masukan selama

penulisan skripsi.

2. Drs. Tarsius Sarkim, M.Ed., Ph.D. Dosen pembimbing II yang telah

membimbing, meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk

(13)

x

3. Orangtua tercinta Ayahanda Mazira Gulo dan Ibunda Sarimina Gulo

yang telah memberikan cinta dan kasihnya yang luar biasa.

Terimakasih karena telah memberikan segalanya.

4. Buat adik-adikku (Iman, Grace dan Evaluasi) serta keluarga besarku,

terimakasih atas doa, cinta dan dukungan.

5. Orang terdekatku (Yuferi Waruwu) yang selalu memberikan

dukungan, semangat, doa, kasih sayang dan perhatian sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

6. Dr. Ignatius Edi Santosa, M.S., selaku Ketua program Studi

Pendidikan Fisika dan segenap dosen Program Studi Pendidikan Fisika

yang telah memberikan pengalaman, pengetahuan, dan bimbingan

selama penulis belajar di Universitas Sanata Dharma.

7. Drs. Domi Severinus selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu

memberikan kekuatan, semangat, dan motivasi.

8. Dwi Nugraheni, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Mahasiswa

Kerjasama pada program studi Pendidikan Fisika, yang selalu

mengarahkan, memotivasi, mendengarkan segala keluh kesah selama

belajar di Universitas Sanata Dharma.

9. Pemerintah Kabupaten Nias Barat khususnya Dinas Pendidikan,

Kebudayaan dan Olahraga yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk belajar di Universitas Sanata Dharma serta mendukung

penelitian yang dilaksanakan di daerah sendiri (Kabupaten Nias Barat).

10. Kepala Sekolah, Guru, Karyawan serta siswa-siswi SMA

Se-Kabupaten Nias Barat yang telah membantu penulis dalam penelitian

ini.

11. Segenap staf Wakil Rektor IV yang selalu memberikan motivasi,

dukungan, dan perhatian selama belajar di Universitas Sanata Dharma

12. Segenap staf sekretariat JPMIPA yang telah membantu segala sesuatu

tentang administrasi selama penulis kuliah di Universitas Sanata

(14)

xi

13. Student Residence Sanata Dharma (Pamong, Suster, Teman-teman

asrama) yang telah mendukung dan menyemangati penulis dalam

menyelesaikan studi sampai penulisan skripsi ini.

14. Rekan seperjuangan (Fajrin Saratisa Hia, Felegi Daeli, Fransiskus

Trisudieli Lahagu) atas kerjasama, semangat, masukan, dukungan dan

suka-dukanya.

15. Teman-teman seperjuangan Beasiswa Nias Barat.

16. Sahabatku Tuti yang selalu jadi tempat curhat dikala sudah hampir

putus asa.

17. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Fisika 2012.

18. Rekan-rekan KKN yang selalu memberikan dukungan.

19. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu atas dukungan dan semangat yang telah diberikan

Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca khususnya dan

dalam bidang ilmu pengetahuan pada umumnya.

Yogyakarta, 29 Juli 2016

(15)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I: PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Pembatasan Masalah... 3

E. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II: LANDASAN TEORI ... 5

(16)

xiii

B. Deskripsi Kabupaten Nias Barat ... 6

C. Pengertian Minat ... 7

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat ... 11

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN ... 15

A. Jenis Penelitian ... 15

B. Subyek Penelitian ... 15

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 16

D. Instrument Penelitian ... 17

E. Teknik Analisis Data ... 21

BAB IV: HASIL DAN ANALISIS ... 23

A. Deskripsi Data Penelitian ... 23

B. Data dan Analisis ... 25

C. Pembahasan ... 34

BAB V: PENUTUP ... 41

A. Kesimpulan ... 41

B. Saran ... 42

DAFTAR PUSTAKA ... 43

(17)

xiv

DAFTAR TABEL

Ket. Tabel Nama Tabel Halaman

Tabel 2.1 Daftar Nama SMA di Kabupaten Nias Barat 7

Tabel 3.1 Daftar Nama SMA yang dilakukan Penelitian 16

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Minat 18

Tabel 3.3 Klasifikasi Item Pernyataan Positif dan Pernyataan

Negatif

20

Tabel 3.4 Kategori Minat Siswa 22

Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian disetiap Sekolah 24

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Perolehan Skor Minat Siswa 26

Tabel 4.3 Minat Siswa Terhadap Pelajaran Fisika Secara

Keseluruhan

27

Tabel 4.4 Minat Siswa Terhadap Pelajaran Fisika disetiap

Sekolah Berdasarkan Indikator

29

Tabel 4.5 Skor Keseluruhan Minat Siswa Terhadap Pelajaran

Fisika disetiap Sekolah

31

Tabel 4.6 Minat Siswa Berdasarkan Peringkat Skor Item

Pernyataan Tertinggi

39

Tabel 4.7 Minat Siswa Berdasarkan Peringkat Skor Item

Pernyataan Terendah

(18)

xv

DAFTAR GAMBAR

Ket.Gambar Nama Gambar Halaman

(19)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Ket. Lampiran Nama Lampiran Halaman

Lampiran 1A Angket Minat Siswa Terhadap Pelajaran Fisika 45

Lampiran 2A Daftar Presensi Siswa SMAN 1 Lolofitu Moi 48

Lampiran 2B Daftar Presensi Siswa SMAN 1 Mandrehe Utara 51

Lampiran 2C Daftar Presensi Siswa SMAN Lahomi 52

Lampiran 2D Daftar Presensi Siswa SMAS Kristen Arastamar 53

Lampiran 2E Daftar Presensi Siswa SMAN 1 Sirombu 54

Lampiran 2F Daftar Presensi Siswa SMAS BNKP Karmel 59

Lampiran 2G Daftar Presensi Siswa SMAN 1 Mandrehe 61

Lampiran 2H Daftar Presensi Siswa SMAN 1 Ulu Moro’o 66

Lampiran 2I Daftar Presensi Siswa SMAN 2 Mandrehe 68

Lampiran 2J Daftar Presensi Siswa SMAN 2 Lolofitu Moi 70

Lampiran 2K Daftar Presensi Siswa SMAN 1 Moro’o 73

Lampiran 3A Berita Acara SMAN 1 Lolofitu Moi 77

Lampiran 3B Daftar Presensi Siswa SMAN 1 Mandrehe Utara 79

Lampiran 3C Daftar Presensi Siswa SMAN Lahomi 80

Lampiran 3D Daftar Presensi Siswa SMAS Kristen Arastamar 81

Lampiran 3E Daftar Presensi Siswa SMAN 1 Sirombu 82

Lampiran 3F Daftar Presensi Siswa SMAS BNKP Karmel 85

(20)

xvii

Lampiran 3H Daftar Presensi Siswa SMAN 1 Ulu Moro’o 90

Lampiran 3I Daftar Presensi Siswa SMAN 2 Mandrehe 92

Lampiran 3J Daftar Presensi Siswa SMAN 2 Lolofitu Moi 94

Lampiran 3K Daftar Presensi Siswa SMAN 1 Moro’o 96

Lampiran 4A Contoh Hasil Jawaban Angket Siswa 98

Lampiran 5A Skor Hasil Jawaban Angket Siswa 104

Lampiran 5B Skor Minat Siswa Berdasarkan Setiap Item 130

Lampiran 5C Skor Minat Siswa Setiap Aspek dan Indikator 131

Lampiran 6A Surat Permohonan Izin Penelitian 169

Lampiran 6B Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian 170

(21)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) khususnya fisika adalah berkaitan dengan

cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga tujuan

pembelajaran IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang

berupa fakta, konsep atau prinsip saja tetapi IPA juga merupakan suatu proses

penemuan yang dapat dikembangkan dan diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari. Pembelajaran fisika juga dimaksudkan untuk pembentukan sikap positif

terhadap IPA khususnya Fisika, yaitu siswa merasa tertarik untuk

mempelajari fisika lebih lanjut. Namun dalam kenyatannya banyak siswa

yang tidak tertarik dengan mata pelajaran fisika, siswa beranggapan bahwa

fisika itu sulit karena kebanyakan teori dan rumus-rumus yang harus

dipelajari.

Seperti yang penulis lihat dalam pembelajaran Fisika, seringkali siswa

sulit untuk dapat mengerti apa yang disampaikan oleh guru. Hal ini bisa

disebabkan oleh berbagai faktor. Kemungkinan penyebab hal tersebut, antara

lain faktor guru, faktor fasilitas, faktor lingkungan, atau dari siswa itu sendiri.

Yang jelas pelajaran fisika menjadi sesuatu yang tidak menarik, sukar,

membosankan dan menakutkan. Disinilah tugas guru sebagai pendidik yang

(22)

anggapan yang seperti itu. Sebenarnya apa yang mereka alami dan rasakan

sehingga mereka kurang berminat terhadap pelajaran fisika? Akan menjadi

gangguan bagi mereka dalam belajar fisika. Jika siswa tidak berminat dan

tidak berkemampuan dalam belajar fisika maka makin sedikit siswa yang

akan menyukai Fisika.

Nias Barat merupakan kabupaten yang baru terbentuk pada tahun 2009

dan masih tergolong baru di kepulauan Nias. Pendidikan yang masih belum

terlaksana secara maksimal menjadi permasalahan saat ini dan jika

dibandingkan dengan kota-kota lainnya, Nias Barat masih jauh tertinggal.

Dari hasil observasi awal diindikasikan bahwa sistem pendidikan Nias Barat

memiliki permasalahan yaitu kekurangan tenaga pendidik untuk mata

pelajaran fisika. Pada kenyataannya pada tahun 2015 terhitung hanya ada

sejumlah 10 tenaga pendidik bidang fisika yang mencakup keseluruhan

sekolah yang ada di Nias Barat. Masalah lain adalah fasilitas pendidikan yang

kurang memadai, antara lain: perpustakaan, laboratorium, alat dan bahan

praktikum. Hal ini sangat terlihat jelas bahwa tidak banyak siswa yang

lulusan SMA ingin melanjutkan pendidikannya di bidang fisika, misalnya

menjadi guru fisika.

Nias Barat memiliki dua belas satuan sekolah menengah. Dimana ada

sembilan sekolah yang berstatus Negeri dan tiga sekolah yang berstatus

Swasta. Dari dua belas sekolah SMA yang ada di Nias Barat, ada beberapa

sekolah dimana guru yang mengajarkan fisikanya diampu oleh guru

(23)

Oleh karena pembelajar itu adalah siswa Nias Barat, maka penelitian ini

dimaksudkan untuk mengetahui Minat Siswa SMA kelas XI-IPA di

Kabupaten Nias Barat terhadap mata pelajaran fisika.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah dalam penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai : Bagaimanakah Minat Siswa SMA kelas XI-IPA

di Kabupaten Nias Barat terhadap mata pelajaran fisika.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah diungkapkan diatas, maka penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah Minat Siswa SMA kelas XI-IPA

di Kabupaten Nias Barat terhadap mata pelajaran fisika.

D. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis merasa perlu membatasi masalah yang akan

dibahas agar arah yang hendak dicapai lebih jelas. Permasalahan dalam

(24)

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Nias Barat

Sebagai bahan acuan dalam mengetahui dan meningkatkan minat

siswa dalam belajar khususnya untuk mempelajari fisika.

2. Bagi Peneliti

Mempunyai pengalaman melakukan penelitian dan dapat

mengembangkan lebih lanjut untuk penelitian lainnya demi kemajuan

(25)

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Fisika atau Sains

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Balai Pustaka (1991), Fisika

adalah bidang ilmu yang mempelajari tentang zat dan energi. Fisika ( Bahasa

Yunani : physikos, “ alamiah”, dan physis, :Alam” ) adalah Sains atau ilmu

tentang alam dalam makna terluas.

Analisis terhadap gagasan Piaget dan Wadsworth tentang pengetahuan

fisika, Suparno (2007: 12) mengidentifikasi bahwa Pengetahuan fisika adalah

pengetahuan akan sifat-sifat fisis dari suatu objek atau kejadian seperti

bentuk, besar, kekasaran, berat, serta bagaimana objek-objek itu berinteraksi

satu dengan yang lain.

Adapun yang disampaikan Sarkim (1998: 140) Sains sebagai suatu

produk keilmuan mencakup konsep-konsep, hukum-hukum, dan teori-teori

yang dikembangkan sebagai pemenuhan rasa ingin tahu manusia, juga untuk

keperluan praktis manusia.

Jadi sains secara umum adalah suatu cara untuk mempelajari berbagai

aspek-aspek tertentu dari alam secara terorganisir, sistematik & melalui

(26)

B. Deskripsi Kabupaten Nias Barat

Kabupaten Nias Barat merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di

dalam wilayah pulau Nias Propinsi Sumatera Utara dan berada di sebelah

Barat Pulau Nias yang berjarak ± 60 dari Kota Gunungsitoli.

Berdasarkan UU Nomor 46 Tahun 2008, luas wilayah kabupaten Nias Barat

adalah 544,09 KM2 yang terdiri dari 8 kecamatan dan 110 Desa dengan

ibukota terletak di Kecamatan Lahomi.

Gambar 1.1. Peta Kabupaten Nias Barat

Kabupaten Nias Barat memiliki satuan pendidikan mulai dari TK, SD,

SMP, SMA dan SMK di setiap kecamatan. Terkhusus untuk tingkat satuan

pendidikan SMA, Nias Barat memiliki 12 buah sekolah dari 8 kecamatan.

(27)

berstatus negeri dan tiga berstatus swasta. Berikut Daftar nama-nama sekolah

di kabupaten Nias Barat.

Tabel 2.1 Daftar Nama SMA di Kabupaten Nias Barat

C. Pengertian Minat

Minat merupakan salah satu aspek psikis yang dapat mendorong manusia

mencapai tujuan. Seseorang yang memiliki minat terhadap suatu objek,

cenderung memberikan perhatian atau merasa senang yang lebih besar kepada

objek tersebut. Namun, apabila objek tersebut tidak menimbulkan rasa

Kecamatan Nama Sekolah

Sirombu

SMAN 1 Sirombu

SMAS Kristen Arastamar

Lolofitu Moi

SMAN 1 Lolofitu Moi

SMAN 2 Lolofitu Moi

Mandrehe

Utara

SMAN 1 Mandrehe Utara

SMAS Permata

Lahomi SMAN 1 Lahomi

Mandrehe

SMAN 1 Mandrehe

SMAN 2 Mandrehe

SMAS BNKP Karmel

Moro'o SMAN 1 Moro'o

(28)

senang, maka orang itu tidak akan memiliki minat atas objek tersebut. Oleh

karena itu, tinggi rendahnya perhatian atau rasa senang seseorang terhadap

objek dipengaruhi oleh tinggi rendahnya minat seseorang tersebut.

Minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa

tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam

bidang itu (Winkel, 1984). Adanya suatu ketertarikan yang sifatnya tetap di

dalam diri subjek atau seseorang yang sedang mengalaminya atas suatu

bidang atau hal tertentu dan adanya rasa senang terhadap bidang atau hal

tersebut, sehingga seseorang mendalaminya. Slameto (2010) mengatakan

bahwa minat (interest) adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada

suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

Setiap individu mempunyai kecenderungan fundamental untuk

berhubungan dengan sesuatu yang berada dalam lingkungan. Apabila sesuatu

itu memberikan kesenangan kepada dirinya, kemudian ia akan berminat

terhadap sesuatu itu. Minat timbul apabila individu tertarik kepada sesuatu,

karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasakan bahwa sesuatu yang akan

dipelajari dirasakan berarti bagi dirinya dan ia pun akan berniat untuk

mempelajarinya.

Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan diri sendiri

dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut,

semakin besar minatnya (Djaali, 2008). Adanya hubungan seseorang dengan

(29)

tercipta adanya penerimaan. Dekat maupun tidak hubungan tersebut akan

mempengaruhi besar kecilnya minat yang ada.

Menurut W.S. Winkel (1996:188), bahwa minat diartikan sebagai

kecenderungan subyek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi

atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang untuk mempelajari materi itu.

Jadi menurut pendapatnya, kecenderungan dan kesadaran subyek yang sudah

menetap dalam dirinya akan menyebabkan timbulnya minat dan merasa

senang mempelajari materi yang telah diberikan.

Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan diri sendiri

dengan sesuatu di luar diri tersebut, atau semakin besar minat siswa dalam

dirinya untuk belajar, maka siswa tersebut dapat dengan mudah menyerap

materi pelajaran yang dipelajarinya. Sebaliknya tanpa adanya minat dan

perhatian dalam diri siswa terhadap apa yang dipelajarinya, maka ia tidak

akan menguasai materi yang dipelajari (Slameto, 2010).

Menurut Hurlock (1989) minat diartikan sebagai sumber motivasi yang

akan mengarahkan seseorang terhadap apa yang akan mereka lakukan bila

diberi kebebasan untuk memilihnya, bila mereka melihat sesuatu yang

mempunyai arti bagi dirinya. Dengan demikian minat adalah kesadaran

seseorang terhadap sesuatu dan yang mendorong orang tersebut untuk

memusatkan perhatian terhadap sesuatu itu dengan disertai perasaan puas dan

senang.

Suatu minat dapat diekpresikan melalui suatu pertanyaan yang

(30)

dapat pula dimanifestisakan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa

yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan

perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut.

Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah

membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara yang diharapkan untuk

dipelajari dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini berarti

menunjukkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu

mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, memuaskan

kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat

untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting dan bila siswa

melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan

pada diirnya, kemungkinan besar ia akan berminat untuk mempelajarinya.

Secara umum minat dapat diartikan sebagai suatu moment atau

kecenderungan yang terarah secara intensif pada suatu tujuan atau objek yang

dianggap penting yang menarik perhatian dan dapat mendorong untuk

mengetahui, memperoleh atau menggali dan mencapainya tujuan yang

diinginkan.

Hal ini menggambarkan bahwa seseorang tidak akan mencapai tujuan

yang dicita-citakan apabila didalam diri orang tersebut tidak terdapat minat

atau keinginan untuk mencapai tujuan yang dicita-citakannya. Dalam proses

belajar minat merupakan salah satu faktor psikologis yang penting dalam

belajar, minat mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam belajar, sebab

(31)

Sebaliknya, tanpa minat seseorang tidak akan mungkin melakukan sesuatu.

Misalnya, seorang anak menaruh minat terhadap bidang studi Fisika, maka ia

akan berusaha untuk mengetahui lebih banyak tentang alam.

Titik awal untuk keberhasilan dalam mengajar adalah dengan

membangkitkan minat belajar siswa karena rangsangan. Rangsangan tersebut,

membawa pada perasaan senang siswa terhadap pelajaran dan

membangkitkan semangat untuk belajar.

Jika minat siswa dibangkitkan, maka seluruh perhatiannya dipusatkan

pada mata pelajaran yang akan dipelajarinya. Minat merupakan salah satu

faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan pemahaman siswa dalam

pelajaran.

Dari beberapa definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa minat

adalah suatu perhatian yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu dan disertai

dengan keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun membuktikan

lebih lanjut dengan apa yang menjadi perhatiannya.

D. Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Minat

Menurut Crow (1982) minat berhubungan dengan masalah dorongan,

motif-motif dan respon-respon emosional.

a. Faktor dorongan dari dalam. Rasa ingin tahu atau dorongan untuk

menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda dapat membuat seseorang

berminat untuk mempelajari ilmu mekanik, melakukan penelitian ilmiah

(32)

b. Faktor motif sosial. Minat dalam upaya mengembangkan diri dan dalam

ilmu pengetahuan, mungkin diilhami oleh hasrat untuk mendapatkan

kemampuan dalam bekerja atau memperoleh penghargaan dari teman

atau keluarga.

c. Faktor-faktor emosional. Minat berkaitan dengan perasaan emosi.

Misalkan keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas dan dapat

meningkatkan minat, sedang kegagalan dapat menghilangkan minat

seseorang.

Namun, secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi minat dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu yang bersumber dari dalam diri (faktor

internal) maupun yang berasal dari luar (faktor eksternal). Faktor internal

meliputi niat, rajin, motivasi dan perhatian. Sedangkan faktor eksternal

meliputi keluarga, guru dan fasilitas sekolah, dan teman sepergaulan.

Menurut Safari (dalam Herlina, 2010), bahwa untuk mengetahui berapa

besar minat belajar siswa, dapat diukur melalui :

1. Kesukaan, pada umumnya individu yang suka pada sesuatu disebabkan

karena adanya minat. Biasanya apa yang paling dia sukai mudah sekali

untuk diingat. Sama halnya dengan siswa yang berminat pada suatu mata

pelajaran tertentu akan menyukai pelajaran itu. Kesukaan ini tampak dari

kegairahan dan tujuan dalam mengikuti pelajaran tersebut. Kegairahan

dan tujuan ini dapat diwujudkan dengan berbagai usaha yang dilakukan

untuk menguasai ilmu pengetahuan yang terdapat dalam mata pelajaran

(33)

pengetahuan dan selalu semangat serta gembira dalam mengerjakan tugas

ataupun soal yang berkaitan dengan pelajaran yang diberikan guru. Bisa

juga siswa menyukai pelajaran tersebut karena metode guru dalam

mengajar menyenangkan atau bervariasi sehingga siswa tidak merasa

bosan, atau kegiatan dalam pembelajaran tidak monoton.

2. Kepuasan, sering kali dijumpai beberapa siswa yang merespon dan

memberikan reaksi terhadap apa yang disampaikan guru pada saat proses

belajar mengajar di kelas. Tanggapan yang diberikan menunjukkan apa

yang disampaikan guru tersebut menarik perhatiannya atau merasa

berhasil dalam pelajaran serta menemukan manfaat dalam proses belajar,

sehingga timbul rasa ingin tahu yang besar.

3. Keterlibatan yakni keterlibatan, keuletan dan kerja keras yang tampak

melalui diri siswa menunjukkan bahwa siswa tersebut ada

keterlibatannya dalam belajar di mana siswa selalu belajar lebih giat,

berusaha menemukan hal-hal baru yang berkaitan dengan pelajaran.

Dengan demikian, siswa akan memiliki keinginan/inisiatif untuk belajar.

4. Perhatian, semua siswa yang mempunyai minat terhadap pelajaran

tertentu akan cenderung memberikan perhatian yang besar terhadap

pelajaran itu. Melalui perhatiannya yang besar ini, seorang siswa akan

mudah memahami inti dari pelajaran tersebut. Perhatian sangatlah

penting dalam mengikuti kegiatan dengan baik dan hal ini akan

berpengaruh pula terhadap minat siswa dalam belajar. Menurut Sumadi

(34)

menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan. Aktivitas yang disertai

dengan perhatian intensif akan lebih sukses dan prestasinya pun akan

lebih tinggi.

Untuk mengetahui apakah siswa berminat dalam belajar, dapat

dilihat dari beberapa indikator mengenai minat belajar. Indikator ini disusun

berdasarkan aspek minat siswa. Aspek mengenai minat siswa yang dimaksud

adalah kesukaan, ketertarikan, perhatian, dan keterlibatan. Berdasarkan aspek

tersebut, Rasyid (2010) merumuskan indikator tentang minat belajar siswa

sebagai berikut : (1) tertarik pada pelajaran, (2) tertarik pada guru, (3)

keberhasilan dalam pelajaran, (4) menemukan manfaat dalam proses belajar,

(5) mempunyai inisiatif untuk belajar, (6) konsentrasi dalam belajar, (7)

(35)

15 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan model penelitian kuantitatif dengan metode

yang digunakan adalah metode survei. Metode survei (Kasmadi, 2013: 63)

mengumpulkan data dengan cara menggunakan survei ke lapangan untuk

kasus-kasus yang jumlah populasinya relatif besar. Pada penelitian ini

menggunakan metode survei guna memperoleh informasi keadaan suatu

responden. Sistem yang dibahas pada penelitian ini adalah Minat siswa

terhadap Fisika. Penelitian survei ini dilakukan dengan menggunakan

kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.

B. Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada siswa-siswi kelas XI jurusan IPA sebanyak

506 responden dari sebelas sekolah SMA yang ada di Nias Barat.

Masing-masing 51 siswa dari SMAN 1 Lolofitu Moi, 16 siswa dari SMAN 1

Mandrehe Utara, 25 siswa SMAN 1 Lahomi, 7 siswa dari SMAS Kristen

Arastamar, 72 siswa SMAN 1 Sirombu, 44 siswa dari SMAS BNKP Karmel,

84 siswa dari SMAN 1 Mandrehe, 42 siswa dari SMAN 1 Ulu Moro’o, 47

siswa dari SMAN 2 Mandrehe, 48 siswa dari SMAN 2 Lolofitu Moi dan 70

(36)

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian dilaksanakan di sebelas SMA yang ada di Kabupaten

Nias Barat. Nama-nama sekolah yang dijadikan tempat penelitian adalah

sebagai berikut :

Tabel 3.1 Daftar nama sekolah yang dilakukan penelitian.

Kecamatan Nama Sekolah

Sirombu

SMAN 1 Sirombu

SMAS Kristen Arastamar

Lolofitu Moi

SMAN 1 Lolofitu Moi

SMAN 2 Lolofitu Moi

Lahomi SMAN 1 Lahomi

Mandrehe

SMAN 1 Mandrehe

SMAN 2 Mandrehe

SMAS BNKP Karmel

Moro’o SMAN 1 Moro’o

Ulu Moro’o SMAN 1 Ulu Moro’o

Mandrehe Utara SMAN 1 Manderehe Utara

2. Waktu

Penelitian dilaksanakan pada tahun ajaran 2015/16 semester genap,

(37)

D. Instrumen Penelitian

Instrument yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah

pernyataan-pernyataan yang dibentuk berupa angket/kuesioner, yang kemudian diberikan

kepada objek penelitian.

Kuesioner dalam penelitian ini bersifat tertutup atau telah disediakan

alternatif jawaban. Dalam pembuatan kuesioner minat memerlukan kisi-kisi

kuesioner minat. Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dipaparkan pada

bab kajian pustaka, aspek yang dinyatakan dalam kuesioner minat meliputi

minat terhadap fisika yang berkaitan dengan kesukaan, kepuasaan,

keterlibatan, perhatian dan motif/dorongan.

Kuesioner minat siswa terhadap mata pelajaran fisika berisi pernyataan

positif dan pernyataan negatif. Pernyataan positif mengandung makna bahwa

pernyataan tersebut sesuai dengan kondisi dan situasi yang diharapkan

menyebabkan siswa berminat pada mata pelajaran fisika. Sedangkan untuk

pernyataan negatif mengandung makna bahwa pernyataan tersebut tidak

sesuai dengan kondisi dan situasi yang diharapkan menyebabkan siswa

berminat pada pelajaran fisika.

Secara keseluruhan kuesioner ini memiliki total 30 butir pernyataan.

(38)

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Minat Siswa

Aspek Informasi

Yang Ingin

Dicari

Indikator Contoh Pernyataan Jumlah

Butir

ini mengajar saya

sangat menyenangkan

Saya yakin hal-hal

yang saya pelajari

dalam pelajaran Fisika

akan memberikan

banyak manfaat bagi

saya.

pelajaran ini, saya jadi

(39)

Aspek Informasi

Yang Ingin

Dicari

Indikator Contoh Pernyataan Jumlah

Butir

tahu hubungan antara

ilmu yang saya

pelajari dengan

hal-hal yang ada dalam

Saya akan mencatat

hal-hal yang penting

pada saat guru fisika

pelajaran saat guru

menjelaskan

3 23,24,

25

Kemauan

dalam belajar

Ketika ada materi atau

soal yang tidak saya

mengerti, saya akan

mencoba

(40)

Aspek Informasi

Yang Ingin

Dicari

Indikator Contoh Pernyataan Jumlah

Butir

Soal

No

Item

mempelajarinya

dengan teliti sampai

bisa

Berdasarkan kisi-kisi kuesioner Minat Siswa pada tabel 3.2 maka dapat

diklasifikasikan item pernyataan positif dan item pernyataan negatif seperti pada

tabel 3.3.

Tabel 3.3. Klasifikasi item pernyataan positif dan pernyataan negatif

No Pernyataan Nomor Pernyataan

1 Positif 1, 2, 4, 8, 9, 10, 11, 12, 15, 16, 17, 18, 19,

20, 23, 26, 27, 28, 29, 30.

2 Negatif 3, 5, 6, 7, 13, 14, 21, 22, 24, 25.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan pengolahan data dari lapangan yaitu

berupa kuesioner terhadap siswa SMA kelas XI se Kabupaten Nias Barat.

(41)

1. Skoring Hasil Kuesioner

Pernyataan siswa untuk kriteria pernyataan Positif diberi skor 4

(empat) untuk jawaban SS, skor 3 (tiga) untuk jawaban S, skor 2

(dua) untuk jawaban TS dan skor 1 (satu) untuk jawaban STS, dan

untuk kriteria pernyataan Negatif diberi skor 4 (empat) untuk

jawaban STS, skor 3 (tiga) untuk jawaban TS, skor 2 (dua) untuk

jawaban S dan skor 1 untuk jawaban SS.

2. Penskoran

Untuk mengetahui skor setiap siswa maka digunakan

= 100%

3. Klasifikasi tingkat minat siswa terhadap pelajaran fisika

Untuk mengetahui tingkat minat siswa SMA di Kabupaten Nias

Barat terhadap fisika maka hasil penskoran diklasifikasikan. Karena

jumlah total pernyataan untuk kuesioner minat siswa terhadap fisika

adalah 30 maka:

a. Skor untuk siswa

Skor minimal = 1 x 30 = 30

Skor maksimal = 4 x 30 = 120

(42)

b. Pembagian interval

Lalu skor diklasifikasikan dalam 5 interval, maka lebar

intervalnya 90 : 5 = 18. Maka skor yang diperoleh dari minat

siswa terhadap fisika akan diklasifikasikan seperti pada tabel

berikut.

Tabel 3.4. Kategori Minat siswa

Skor Siswa Interval ( %) Kategori Minat

103 - 120 ≥85 Sangat Baik

85–102 70–84 Baik

67 - 84 55–69 Cukup

49–66 40–54 Kurang

(43)

23

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA yang ada di Nias Barat pada bulan

Februari 2016. Jumlah satuan pendidikan sekolah menengah atas yang ada di

Kabupaten Nias Barat ada dua belas sekolah, dimana sembilan diantaranya

berstatus Negeri dan 3 diantaranya berstatus swasta. Akan tetapi dari dua

belas sekolah tersebut hanya ada sebelas sekolah yang telah dilaksanakan

penelitian. ini disebabkan karena ada satu sekolah yang tidak memiliki kelas

XI jurusan IPA.

Dalam melaksanakan penelitian untuk mengetahui minat siswa terhadap

pelajaran fisika SMA di Kabupaten Nias Barat diawali dengan penyusunan

instrumen dari bulan november 2015 hingga januari 2016. Dan bersamaan

dengan penyusunan instrumen ini peneliti juga mengkomunikasikan hal ini

kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Nias Barat terkait dengan penelitian

yang akan dilaksankan pada bulan februari. Penelitian ini dilaksanakan pada

tingkat satuan SMA yang ada di Nias Barat dengan target penelitian adalah

siswa kelas XI – IPA dan juga melakukan wawancara kepada guru yang

mengampu mata pelajaran fisika.

(44)

dimulai pada tanggal 6 Februari 2016 sampai dengan tanggal 20 Februari 2016.

Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner yang dapat

mengetahui minat siswa terhadap mata pelajara fisika.

Sebelum menyebarkan angket pada siswa, peneliti terlebih dahulu mengurus

perizinan kepada pihak sekolah, menyampaikan tujuan, bertemu dengan guru

fisika dan kemudian mengatur jadwal untuk melakukan penelitian. Pengaturan

jadwal untuk melakukan penelitian disesuaikan dengan jadwal pelajaran fisika.

Tabel 4.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian disetiap Sekolah

No Nama Sekolah Waktu Pelaksanaan

1 SMAN 1 Mandrehe

10 Februari 2016

2 SMAS BNKP Karmel

3 SMAN 1 Mandrehe

12 Februari 2016

4 SMAS Kristen Arastamar

5 SMAS BNKP Karmel

13 Februari 2016

6 SMAN 1 Ulu Moro'o

7 SMAN 2 Mandrehe

8 SMAN 1 Lahomi 15 Februari 2016

9 SMAN 1 Moro'o 16 Februari 2016

10 SMAN 2 Lolofitu Moi 17 Februari 2016

(45)

No Nama Sekolah Waktu Pelaksanaan

12 SMAN 1 Lolofitu Moi 19 Februari 2016

13 SMAN 1 Mandrehe Utara 20 Februari 2016

A. Data dan Analisis

Pengambilan data diikuti oleh 506 siswa kelas XI – IPA di SMA Kabupaten

Nias Barat. Untuk pengisian kuesioner partisipan diberi waktu selama 30 menit.

Sesuai dengan teknik analisa yang telah diuraikan pada Bab III, data yang

telah terkumpul direkapitulasikan sesuai dengan indikator yang sesuai.

Interpretasi data dapat dijabarkaan kedalam tabel berikut.

1. Minat siswa terhadap pelajaran fisika SMA secara keseluruhan

Berdasarkan hasil analisis secara keseluruhan (pada lampiran 5A halaman

104) maka dapat diketahui distribusi frekuensi perolehan skor Minat siswa SMA

(46)

Tabel 4.2. Frekuensi skor Minat siswa terhadap pelajaran fisika.

No Kualifikasi Interval

Skor (%)

Mean

(%)

Frekuensi Frekuensi

(%)

Frekuensi

Komulaitf

1 A ≥ 85 88,12 62 12,25 62

2 B 70–84 76,50 313 61,86 375

3 C 55–69 65,60 124 24,51 499

4 D 40–54 52,29 6 1,19 505

5 E ≤ 39 35,83 1 0,20 506

Dari tabel di atas, persentase Minat siswa SMA kelas XI-IPA di kabupaten

Nias Barat berada pada kualifikasi sangat baik sebesar 12,25%, pada kualifikasi

baik sebesar 61,86% dan pada kualifikasi cukup sebesar 24,51%, kualifikasi

kurang sebesar 1,19% dan pada kualifikasi sangat kurang sebesar 0,20%.

Sehingga dapat dikatakan bahwa kebanyakan siswa SMA kelas XI-IPA di

Kabupaten Nias Barat memiliki minat yang baik terhadap mata pelajaran fisika.

Berdasarkan indikator Minat siswa, persentase masing-masing item indikator

(47)

Tabel 4.3. Minat siswa terhadap pelajaran fisika SMA Kabupaten Nias Barat

No Indikator Minat

(%)

(%) S.D (%)

1 Ketertarikan pada ilmu 74,44

74,89 6,65

2 Ketertarikan pada guru 76,12

3 Ada tujuan yang ingin dicapai 59,04

4 Keberhasilan dalam belajar 76,93

5 Menemukan manfaat dalam proses

belajar

78,43

6 Mempunyai inisiatif untuk belajar 78,21

7 Konsentrasi dalam belajar 75,16

8 Kemauan dalam belajar 80,29

Keterangan:

(%) : rata-rata skor minat siswa setiap indikator

(%) : rata-rata skor minat siswa keseluruhan

. D : Standar deviasi

Berdasarkan tabel 4.3, dapat dilihat bahwa secara keseluruhan minat siswa

SMA di Kabupaten Nias Barat tergolong Baik dengan rata-rata skor 74,89% ini

dapat dikatakan bahwa siswa SMA di Kabupaten Nias Barat memiliki minat

(48)

tersebut dapat dikatakan bahwa minat siswa terhadap pelajaran fisika pada setiap

indikator menyebar. Dari delapan indikator diatas, minat siswa paling baik yaitu

pada indikator kemauan dalam belajar dengan persentase 80,29% dan tergolong

Baik, ini berarti bahwa siswa SMA se-Kabupaten Nias Barat memiliki kemauan

dalam belajar fisika, sedangkan yang paling lebih kecil persentase dari indikator

minat tersebut adalah ada tujan yang ingin dicapai dengan persentase 59,04% dan

tergolong dalam kategori Cukup, ini menunjukkan bahwa hanya sedikit siswa

SMA di Kabupaten Nias Barat yang memiliki tujuan yang ingin dicapai setelah

mempelajari fisika. Tetapi untuk semua indikator minat siswa terhadap pelajaran

fisika tegolong Baik.

2. Minat siswa terhadap pelajaran fisika SMA setiap sekolah

Dari hasil analisis data (pada lampiran 5C halaman 131) maka dapat diketahui

(49)
(50)

Keterangan : S1 = SMAN 1 Lolofitu Moi

S2 = SMAN 1 Mandrehe utara

S3 = SMAN 1 Lahomi

S4 = SMAS Kristen Arastamar

S5 = SMAN 1 Sirombu

S6 = SMAS BNKP Karmel

S7 = SMAN 1 Mandrehe

S8 = SMAN 1 Ulu Moro’o

S9 = SMAN 2 Mandrehe

S10 = SMAN 2 Lolofitu Moi

(51)

Berdasarkan Indikator Minat siswa SMA kelas XI-IPA terhadap

pelajaran fisika pada tabel 4.4. maka dapat diketahui distribusi skor

keseluruhan minat siswa terhadap pelajaran fisika disetiap sekolah seperti pada

tabel 4.5.

Tabel 4.5. Skor keseluruhan Minat siswa terhadap pelajaran fisika setiap sekolah

No Nama Sekolah N

Rata-rata Skor

Keseluruhan

aspek

Kategori

1 SMAN 1 Lolofitu Moi 51 72,45 B

2 SMAN 1 Mandrehe Utara 16 74,31 B

3 SMAN 1 Lahomi 25 75,24 B

4 SMAS Kristen Arastamar 7 79,28 B

5 SMAN 1 Sirombu 72 73,01 B

6 SMAS BNKP Karmel 44 73,3 B

7 SMAN 1 mandrehe 84 75,03 B

8 SMAN 1 Ulu Moro'o 42 72,54 B

9 SMAN 2 Mandrehe 47 78,36 B

10 SMAN 2 Lolofitu Moi 48 73,62 B

(52)

Berdasarkan hasil yang dihasilkan dalam tabel 3.5 lalu diklasifikasikan

berdasarkan tabel 2.4, maka diketahui :

Siswa-siswi SMA di Kabupaten Nias Barat memiliki minat yang Baik

terhadap pelajaran fisika. Dimana SMAN 1 Lolofitu Moi memiliki rata-rata

skor sebesar 72,45%. SMAN 1 Mandrehe Utara memiliki rata-rata skor

74,31%. SMAN 1 Lahomi memiliki rata-rata skor 75,24%. SMAS Kristen

Arastamar memiliki rata skor 79,28%. SMAN 1 Sirombu memiliki

rata-rata skor 73,01%. SMAS BNKP Karmel memiliki rata-rata-rata-rata skor 73,30%.

SMAN 1 Mandrehe memiliki rata-rata skor 75,03%. SMAN 1 Ulu Moro’o

memiliki rata-rata skor 72,54 %. SMAN 2 Mandrehe memiliki rata-rata skor

78,36%. SMAN 2 Lolofitu Moi memiliki rata-rata skor 73,62%. SMAN 1

Moro’o memiliki rata-rata skor 75,84%.

Sementara itu secara lebih rinci, analisis terhadap unsur-unsur minat yang

ditelusuri dalam penelitian ini dapat dipaparkan sebagai berikut:

 Secara keseluruhan ketertarikan pada ilmu fisika pada sebelas sekolah

SMA di Kabupaten Nias Barat tergolong baik dengan rata-rata skor

74,59%.

 Secara keseluruhan ketertarikan pada guru yang mengajar fisika pada

sebelas sekolah SMA di Kabupaten Nias Barat tergolong baik dengan

rata-rata skor 76,50%.

 Secara keseluruhan Ada tujuan yang ingin dicapai pada sebelas sekolah

SMA di Kabupaten Nias barat tergolong cukup dengan rata-rata skor

(53)

 Secara keseluruhan keberhasilan dalam belajar fisika pada sebelas

sekolah SMA di Kabupaten Nias Barat tergolong baik sengan rata-rata

skor 76,98%.

 Secara keseluruhan menemukan manfaat dalam proses belajar pada

sebelas sekolah SMA di Kabupaten Nias Barat tergolong baik dengan

rata-rata skor 78,88%.

 Secara keseluruhan mempunyai inisiatif untuk belajar pada sebelas

sekolah SMA di Kabupaten Nias Barat tergolong baik dengan rata-rata

skor 79,03%.

 Secara keseluruhan konsentrasi dalam belajar fisika pada sebelas sekolah

SMA di Kabupaten Nias Barat tergolong baik dengan rata-rata skor

75,12%

 Secara keseluruhan teliti dalam pelajaran fisika pada sebelas sekolah

SMA di Kabupaten Nias Barat tergolong baik dengan rata-rata skor

80,81%

B. PEMBAHASAN

Minat terhadap pelajaran fisika adalah ketertarikan terhadap pelajaran

fisika diindikasikan dengan perhatian, percaya diri, kepuasan, semangat dan

pengorbanan dalam mengikuti pelajaran fisika.

Dalam penelitian ini, hasil analisis menunjukkan bahwa secara

(54)

pelajaran fisika berada dalam kategori baik dengan persentase 74,89%. Hal

tersebut menunjukkan bahwa siswa SMA kelas XI-IPA di Kabupaten Nias

Barat berminat dalam pelajaran fisika.

Minat siswa terhadap pelajaran fisika dalam penelitian ini dibagi

berdasarkan lima aspek yaitu: (1) Kesukaan; (2) Kepuasan; (3) Keterlibatan

dan (4) Perhatian.

Untuk aspek minat siswa tentang Kesukaan, berdasarkan hasil analisis

didapati bahwa ketertarikan pada ilmu fisika siswa kelas XI-IPA di SMA

Se-Kabupaten Nias Barat tergolong Baik, itu berarti bahwa siswa SMA di

Kabupaten Nias Barat memiliki ketertarikan yang baik terhadap pelajaran

fisika. Akan tetapi ketertarikan pada ilmu fisika SMA Negeri 1 Ulu Moro’o

lebih rendah dibandingkan dengan sekolah yang lainnya, dimana Persentase

ketertarikan pada ilmu fisika SMA Negeri 1Ulu Moro’o sebesar 69,00% dan

berada pada kategori cukup. Hal tersebut didukung oleh jawaban siswa pada

angket yang di isi oleh siswa yang bersangkutan. Dimana sebagian besar

responden di SMA Negeri 1 Ulu Moro’o setuju bahwa pelajaran fisika adalah

pelajaran yang mudah menimbulkan kebosanan dan suasana menjadi tegang,

fisika hanya berguna bagi para ahli saja dan fisika cenderung membentuk

orang menjadi acuh tak acuh dan tidak ramah. Dan untuk hasil analisis

tentang ketertarikan pada guru siswa SMA di Kabupaten Nias Barat

tergolong Baik, itu berarti bahwa siswa tertarik dengan guru yang mengajar

fisika. Hal tersebut didukung oleh jawaban siswa yang mana hampir seluruh

(55)

menyenangkan. Akan tetapi pada indikator Ada Tujuan yang Ingin di Capai

tergolong dalam kategori cukup dengan rata-rata skor 59,04%. Pada indikator

ini hampir seluruh siswa setuju bahwa mereka tidak memiliki keinginan

untuk melanjutkan perkuliahan di bidang fisika atau sains, tidak ingin

menjadi guru fisika.

Untuk aspek minat siswa tentang Keterlibatan, berdasarkan hasil analisis

didapati bahwa Inisiatif untuk belajar fisika siswa kelas XI-IPA SMA di

Kabupaten Nias Barat tergolong dalam kategori Baik. Akan tetapi

mempunyai inisiatif untuk belajar SMAS Kristen Arastamar lebih tinggi

dibandingkan dengan sekolah yang lainnya. Hal ini ditunjukkan pada tabel

4.4 bahwa siswa SMAS Kristen Arastamar berada pada kategori Sangat Baik

dengan persentase sebesar 86,43%. Hal tersebut didukung oleh jawaban siswa

pada angket yang di isi oleh siswa yang diteliti minatnya. Dimana sebagian

besar responden di SMAS Kristen Arastamar menyatakan bahwa responden

mencatat hal-hal yang penting pada saat guru fisika menjelaskan walaupun

guru tidak memintanya dan mempelajari kembali pelajaran fisika yang telah

dipelajari disekolah setelah sampai dirumah.

Untuk aspek minat siswa tentang perhatian, berdasarkan hasil analisis

didapati bahwa kemauan dalam belajar siswa kelas XI-IPA di SMA

Se-Kabupaten Nias Barat tergolong dalam kategori Baik. Akan tetapi kemauan

dalam belajar fisika SMA Negeri 1 Lahomi dan SMA Negeri 2 Mandrehe

lebih tinggi dibandingkan dengan sekolah yang lainnya. Hal ini ditunjukkan

(56)

Sangat Baik dengan persentase sebesar 84,50% dan SMA Negeri 2 Mandrehe

juga berada pada kategori Sangat Baik dengan persentase sebesar 84,57%.

Hal tersebut didukung oleh jawaban siswa pada angket yang diteliti minatnya.

Dimana hampir seluruh responden di SMA Negeri 1 Lahomi dan SMA

Negeri 2 Mandrehe berpendapat bahwa ketika ada materi atau soal yang tidak

dimengerti, mereka mencoba mempelajarinya dengan teliti sampai bisa.

Berdasarkan keseluruhan hasil analisis minat siswa terhadap fisika

disebelas sekolah SMA di Kabupaten Nias Barat berada kategori Baik. Akan

tetapi dari empat aspek yang telah diuraikan pada landasan teori, aspek

kesukaan dengan indikator ada tujuan yang ingin dicapai didapati bahwa

siswa-siswi di sebelas sekolah SMA di Nias Barat berada pada kategori

Cukup dengan rata-rata persentase untuk seluruh SMA adalah 59,04%. Hal

ini berarti hanya sedikit siswa yang berkeinginan atau memiliki motifasi

untuk mempelajari fisika. Dari aspek motif/dorongan ada item pernyataan

yang menyatakan bahwa ada keinginan untuk melanjutkan perkuliahan

dibidang fisika atau sains, dan ada keinginan untuk bekerja di bidang

pekerjaan yang berhubungan dengan fisika. Pada pernyataan ini hampir

seluruh siswa di sebelas sekolah yang ada di Nias Barat tidak setuju untuk

memiliki keinginan dalam melanjutkan perkuliahan dibidang fisika (misalnya

untuk menjadi guru fisika) atau sains dan ada keinginan untuk bekerja di

(57)

Berdasarkan hasil analisis secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa

minat siswa tehadap pelajaran fisika SMA di Kabupaten Nias Barat tergolong

dalam kategori Baik.

Secara keseluruhan dari delapan indikator minat skor paling tinggi adalah

80,12% pada indikator kemauan dalam belajar. Hal ini didukung oleh

jawaban apada angket yang telah diisi siswa yang diteliti minatnya, dimana

sebagian besar siswa memiliki kemauan untuk mempelajari materi atau soal

yang tidak dipahami degan baik sampai bisa. Kemuadian skor tertiggi kedua

adalah 78,43% pada indikator menemukan manfaat dalam proses belajar.

Dimana hampir seluruh siswa setuju bahwa setelah mempelajari fisika siswa

jadi tahu hubungan antara ilmu yang dipelajari dengan halhal yang ada dalam

kehidupan sehari-hari. Hal ini sangat logis, sesuai dengan pendapat Slameto

“Minat adalah suatu aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat merupakan

penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar

diri, dapat berupa seseorang, suatu objek, suatu situasi, suatu aktivitas dan

lain sebagainya.

Dari hasil analisis diatas kita dapat menyatakan bahwa siswa SMA di

Kabupaten Nias Barat memiliki kecenderungan yang besar pada kemauan

dalam belajar dan juga menemukan manfaat dalam proses belajar fisika

sedangkan ada tujuan yang ingin dicapai memiliki kecenderungan yang

rendah. Meskipun hasil analisis minat siswa SMA di Kabupaten Nias Barat

terhadap Pelajaran Fisika itu Baik atau Tinggi dengan konstribusi minat

(58)

mempelajari fisika tidak menjadikan siswa tersebut memiliki keinginan untuk

bekerja atau menjalani karir dalam bidang fisika/sains. Karena Timbulnya

minat dalam belajar disebabkan berbagai hal, antara lain karena keinginan

yang kuat untuk memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang

dan bahagia.

Evaluasi terhadap perolehan skor pada setiap item pernyataan dalam

kuesioner selanjutnya digunakan untuk melihat adanya keragaman posisi skor

terttinggi dan terendah pada sebelas sekolah dengan membandingkan empat

skor tertinggi dan terendah. Pada tabel 4.6 dan 4.7 ditunjukkan bahwa adanya

perbedaan peringkat skor untuk beberapa item pernyataan. Skor secara

keseluruhan setiap item dapat dilihat pada lampiran 5B halaman 130.

Tabel 4.6. Minat siswa berdasarkan peringkat skor item pernyataan tertinggi

No Item Pernyataan Skor (%)

1 Fisika Hanya berguna bagi para ahli saja 84,54 %

2 Saya yakin hal-hal yang saya pelajari dalam pelajaran

fisika akan memberikan banyak manfaat bagi saya

83,25

3 Ketika ada materi atau soal yang tidak saya mengerti, saya

akan mencoba mempelajarinya dengan teliti sampai bisa

81,92

4 Pelajaran fisika bukan hanya memberikan banyak

pengetahuan untuk saya, tetapi juga pengalaman

(59)

Tabel 4.7. Minat siswa berdasarkan peringkat skor item pernyataan terendah.

No Item pernyataan Skor (%)

1 Saya ingin melanjutkan perkuliahan dibidang fiika atau

sains

44,91 %

2 Pelajaran fisika sangat membantu kita untuk mempelajari

ilmu-ilmu lain

65,51

3 Saya merasa puas dengan pencapaian saya dalam pelajaran

fisika

66,45

4 Saya ingin bekerja dalam bidang pekerjaan yang

berhubungan dengan fisika

66,70

Berdasarkan pada tabel 4.6 dan 4.7 dapat diketahui bahwa skor paling

tertinggi adalah pada item pernyataan nomor 5 dengan skor 84,54% skor

tertinggi kedua pada item nomor 12 dengan skor 83,25% skor tertingggi

ketiga pada item nomor 26 dengan skor 81,92% dan skor tertinggi keempat

pada soal item nomor 17 dengan skor 81,52%. Sedangkan skor terendah

pertama pada item pernyataan nomor 28 dengan skor 44,91% skor terendah

kedua pada item pernyataan nomor 30 dengan skor 65,51% skor terendah

ketiga pada item pernyataan nomor 11 dengan skor 66,45% dan skor terendah

keempat pada item pernyataan nomor 29 dengan skor 66,70%. Perbedaan

(60)

IPA terhadap pelajaran fisika. Kemungkinan karena siswa memiliki perilaku

(61)

41 BAB V

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Penelitian tentang minat siswa terhadap pelajaran fisika SMA di

Kabupaten Nias Barat bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah minat

siswa SMA di Kabupaten Nias Barat terhadap pelajaran fisika.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, dapat ditarik kesimpulan

bahwa Siswa SMA Kelas XI-IPA di Kabupaten Nias Barat memiliki minat

yang Baik untuk mempelajari fisika dengan persentase secara keseluruhan

adalah 74,89%.

Sementara itu untuk hasil analisis terhadap indikator minat didapatkan

bahwa secara keseluruhan siswa kelas XI-IPA SMA di Kabupaten Nias Barat

memiliki

Ketertarikan pada ilmu fisika tergolong dalam kategori baik dengan

presentase rata-rata skor 74,59%.

Ketertarikan pada guru tergolong dalam kategori baik dengan presentase

rata-rata skor 76,50%.

Ada tujuan yang ingin dicapai tergolong dalam kategori baik dengan

presentase rata-rata skor 59,04%.

Keberhasilan dalam belajar fisika tergolong dalam kategori baik dengan

(62)

Menemukan manfaat dalam proses belajar tergolong baik dengan

presentaase rata-rata skor 78,88%.

Mempunyai inisiaatif utuk belajar tergolong baik dengan presentase

rata-rata skor 79,03%.

Konsentrasi dalam belajar tegolong baik dengan presentase rata-rata skor

75,12%.

Teliti dalam pelajaran tergolong dalam kategori baik dengan presentasi

rata-rata skor 80,81%.

Akan tetapi meskipun mereka memiliki minat yang baik untuk

mempelajari fisika itu tidak menjadikan siswa tersebut memiliki keinginan

untuk bekerja atau menjalani karir dalam bidang fisika/sains.

B. SARAN

Berdasakan kesimpulan diatas, maka peneliti menyampaikan beberapa

saran yaitu :

 Untuk penelitian selanjutnya dapat ditambah dengan melakukan

(63)

DAFTAR PUSTAKA

Crow, Lestar.D. 1982. Psychologi Pendidikan. Jakarta: Gramedia.

Djaali, 2008. Psikologi Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta.

Hurlock, Elisabeth B. 1989. Perkembangan Anak, Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Kasmadi dan Sunariah, N.S. 2013. Panduan Modern Penelitian Kuantitatif.

Bandung: alfabeta.

Safari. 2010. Apakah Sih Minat Itu? Tersedia di

http://kamriantiramli.wordpress.com/2012/04/19/apa-sih-minat-itu.html

diunduh 3 desember 2015

Sarkim, T. 1998. Humaniora Dalam Pendidikan Sains. Dalam Sumaji, dkk.

Pendidikan Sains yang Humanistis. Yogyakarta: Kanisius.

Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta.

Jakarta.

Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktik dan

Menyenangkan. Yogyakarta: USD.

Suryabrata S. 1987. Psikologi Pendidikan, Penerbit Rajawali. Jakarta.

Tim Penyusun. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Tim Penyusun Kamus

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Edisi 2. Cetakan 1. Jakarta:

(64)

Winkel, W.S. 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Balajar. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

(65)

Lampiran 1A Angket Minat siswa terhadap mata pelajaran fisika

Angket Minat Murid SMA Se-Kabupaten Nias Barat Terhadap Mata Pelajaran Fisika

Nama :

Kelas :

Sekolah :

Petunjuk !

Centang (√) salah satu jawaban yang sesuai dengan perasaan anda yang sebenarnya.

Keterangan :

1 = sangat tidak setuju

2 = tidak setuju

4 = setuju

5 = sangat setuju

No Pernyataan 1 2 4 5

1 Saya senang mempelajari fisika

2 Dengan mempelajari fisika kita lebih dekat dengan

alam.

3 Pelajaran fisika adalah pelajaran yang mudah

menimbulkan kebosanandan suasana menjadi tegang

4 Pelajaran fisika memiliki banyak teori dan

rumus-rumus

5 Fisika hanya berguna bagi para ahli saja

6 Fisika merupakan bidang studi yang sulit dipelajari

bagi kebanyakan orang

7 Fisika cenderung membentuk orang menjadi acuh tak

(66)

8 Guru fisika yang saat ini mengajar saya sangat

menyenangkan

9 Rasa ingin tahu saya sering kali tergerak oleh

pertanyaan yang dikemukakan dan masalah yang

diberikan guru pada materi pelajaran fisika

10 Saya tetap belajar fisika siapa pun guru yang akan

mengajar fisika.

11 Saya merasa puas dengan pencapaian saya dalam

pelajaran fisika

12 Saya yakin hal-hal yang saya pelajari dalam pelajaran

fisika akan memberikan banyak manfaat bagi saya

13 Fisika tidak dapat membantu saya untuk menuju suatu

keberhasilan yang besar.

14 Saya tidak yakin bisa berhasil dalam pelajaran fisika

15 Setelah mengikuti pelajaran ini, saya jadi tahu

hubungan antara ilmu yang saya pelajari dengan

hal-hal yang ada dalam kehidupan sehari-hari

16 Banyak hal dalam kehidupan nyata yang dibahas

dalam pelajaran fisika

17 Pelajaran fisika bukan hanya memberikan banyak

pengetahuan untuk saya, tetapi juga pengalaman

berharga lainnya.

18 Saya akan mencatat hal-hal yang penting pada saat Guru Fisika menjelaskan walaupun guru tidak memintanya.

19 Saya akan mempelajari kembali pelajaran fisika yang telah dipelajari di sekolah setelah sampai dirumah.

20 Apabila esok hari ada pelajaran fisika, malam

(67)

mempersiapkannya

21 Saya tidak berusaha mencari tahu informasi jika guru

memberikan tugas fisika

22 Saya memilih diam ketika saya tidak mengerti dengan

apa yang diajarkan oleh guru daripada saya harus

bertanya.

23 Saya serius memperhatikan pelajaran saat guru menjelaskan.

24 Saya sering melamun di dalam kelas saat pelajaran

fisika.

25 Saya merasa terganggu jika ada teman saya yang mengajak bicara pada saat guru menjelaskan pelajaran

26 Ketika ada materi atau soal yang tidak saya mengerti, saya akan mencoba mempelajarinya dengan teliti sampai bisa

27 Ketika saya tidak bisa mengerjakan soal fisika maka saya tidak mengerjakannya lagi.

28 Saya ingin melanjutkan perkuliahan dibidang fisika/sains

29 Saya ingin bekerja dalam bidang pekerjaan yang berhubungan dengan fisika

(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)

Gambar

Gambar 1.1Peta Kabupaten Nias Barat
Gambar 1.1. Peta  Kabupaten Nias Barat
Tabel 2.1 Daftar Nama SMA di Kabupaten Nias Barat
Tabel 3.1 Daftar nama sekolah yang dilakukan penelitian.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan pendekatan belajar deep approach dan surface approach pada siswa kelas XI SMA jurusan IPA yang yang memiliki nilai fisika di bawah standar KKM di SMA

Penerapan Model Pembelajaran Debate Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Kompetensi Dasar Hubungan Internasional Kelas XI IPA SMA NEGERI 1

Hasil penelitian menunjukkan, bahwa: (1) Pendekatan saintifik pada mata pelajaran fisika kelas XI IPA diimplementasikan di SMA X Yogyakarta; (2) Terjadi

DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA KELAS XI MATERI USAHA DAN ENERGI DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Tujuan

Meningkatkan profesionalisme guru SMP dan SMA provinsi Papua Barat dalam mata pelajaran Matematika, IPA, Fisika, Kimia dan Biologi sesuai dengan standar

belajar terhadap prestasi belajar fisika pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Galing Kabupaten Sambas dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0,46,

Berdasarkan Tabel 4.9 rangkuman variasi minat belajar siswa terhadap mata pelajaran biologi kelas XI IPA tahun ajaran 2018/2019 dinyatakan bahwa minat belajar materi sel, sistem

CONCLUSION Berdasarkan pengembangan dan uji coba dilakukan dilapangan terhadap bahan ajar berbentuk buku cerita bergambar berbasis saintifik pada mata pelajaran fisika kelas XI IPA