vii ABSTRAK
Yosefin Sulistyawantic Gulo. 2016. MINAT SISWA SMA KELAS XI-IPA TERHADAP MATA PELAJARAN FISIKA DI KABUPATEN NIAS BARAT. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui minat siswa terhadap mata
pelajaran fisika SMA Se-Kabupaten Nias Barat. Penelitian dilaksanakan pada
bulan Februari 2016 pada sebelas SMA yang ada di Nias Barat. Jumlah saampel
dari penelitian ini adalah 506 siswa kelas XI Jurusan IPA. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Angket Minat siswa terhadap pelajaran
fisika SMA Se-Kabupaten Nias Barat.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa minat siswa terhadap pelajaran
fisika berada dalam kategori baik dengan persentase 74,89%. Siswa memiliki
kemauan yang besar dalam belajar fisika dengan persentase 80,29% dan
menemukan manfaat dan pengalaman dalam proses belajar dengan persentase
78,43% akan tetapi siswa tidak memimpikan untuk belajar lebih lanjut, terbukti
dari persentase tujuan yang ingin dicapai hanya 59,04%.
viii
ABSTRACT
Yosefin Sulistyawantic Gulo. 2016. THE INTEREST OF STUDENTS
GRADE XI SCIENCE TOWARD PHYSICS SUBJECT IN WEST NIAS
REGENCY. Undergraduate Thesis. Physics Education Program of Study,
Mathematics and Natural Sciences Education Program, Faculty of Teacher
Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.
This research aims to know the interest of student toward the high school physics’ course in West Nias Regency. The research was done in February 2016 at eleven of Senior High Schools in West Nias. The amount of the sample from this research are 506 students, grade XI major of IPA. Instrument which is used in this research is a questionnaire of students’ interest toward the high school physics’ course in West Nias.
The result of this research shows that the interest of students toward the physics’ course is in good category with percentage 74,89%. Students have the big passion in learning physics with percentage 80,29% and found the benefits and the experiences in learning process with percentage 78,43%. However, most of students do not want to learn physics more advanced. It is proved from the percentage of the purpose that wants to be reached only 59,04%.
MINAT SISWA SMA KELAS XI-IPA TERHADAP MATA
PELAJARAN FISIKA DI KABUPATEN NIAS BARAT
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh:
YOSEFIN SULISTYAWANTIC GULO
NIM: 121424035
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
MINAT SISWA SMA KELAS XI-IPA TERHADAP MATA
PELAJARAN FISIKA DI KABUPATEN NIAS BARAT
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh:
YOSEFIN SULISTYAWANTIC GULO
NIM: 121424035
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“DAN APA SAJA YANG KAMU MINTA DALAM DO’A DENGAN
PENUH KEPERCAYAAN, KAMU AKAN MENERIMANYA”
(Matius 21:22)
Dengan penuh syukur kupersembahkan karyaku ini kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu mendampingi langkah hidupku 2. Kedua orang tuaku tercinta
Mazira Gulo Sarimina Gulo
3. Adik-adikku yang terkasih Iman fanotona Gulo Grace Sicilya Gulo Evaluasi Saro Gulo
4. Orang Terdekatku (Yuferi Waruwu) 5. Pemerintah Kabupaten Nias Barat
vii ABSTRAK
Yosefin Sulistyawantic Gulo. 2016. MINAT SISWA SMA KELAS XI-IPA TERHADAP MATA PELAJARAN FISIKA DI KABUPATEN NIAS BARAT. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui minat siswa terhadap mata
pelajaran fisika SMA Se-Kabupaten Nias Barat. Penelitian dilaksanakan pada
bulan Februari 2016 pada sebelas SMA yang ada di Nias Barat. Jumlah saampel
dari penelitian ini adalah 506 siswa kelas XI Jurusan IPA. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Angket Minat siswa terhadap pelajaran
fisika SMA Se-Kabupaten Nias Barat.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa minat siswa terhadap pelajaran
fisika berada dalam kategori baik dengan persentase 74,89%. Siswa memiliki
kemauan yang besar dalam belajar fisika dengan persentase 80,29% dan
menemukan manfaat dan pengalaman dalam proses belajar dengan persentase
78,43% akan tetapi siswa tidak memimpikan untuk belajar lebih lanjut, terbukti
dari persentase tujuan yang ingin dicapai hanya 59,04%.
viii
ABSTRACT
Yosefin Sulistyawantic Gulo. 2016. THE INTEREST OF STUDENTS
GRADE XI SCIENCE TOWARD PHYSICS SUBJECT IN WEST NIAS
REGENCY. Undergraduate Thesis. Physics Education Program of Study,
Mathematics and Natural Sciences Education Program, Faculty of Teacher
Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.
This research aims to know the interest of student toward the high school physics’ course in West Nias Regency. The research was done in February 2016 at eleven of Senior High Schools in West Nias. The amount of the sample from this research are 506 students, grade XI major of IPA. Instrument which is used in this research is a questionnaire of students’ interest toward the high school physics’ course in West Nias.
The result of this research shows that the interest of students toward the physics’ course is in good category with percentage 74,89%. Students have the big passion in learning physics with percentage 80,29% and found the benefits and the experiences in learning process with percentage 78,43%. However, most of students do not want to learn physics more advanced. It is proved from the percentage of the purpose that wants to be reached only 59,04%.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus kristus yang telah
melimpahkan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi yang berjudul “Minat Siswa SMA Kelas XI-IPA Terhadap Mata Pelajaran Fisika Di Kabupaten Nias Barat”.
Penelitian ini merupakan penelitian bersama dengan topik yang
berbeda-beda yang dilaksanakan oleh 4 orang mahasiswa yaitu Fajrin Saratisa Hia, Felegi
Daeli, Fransiskus Trisudieli Lahagu beserta penulis. Kebersamaan penelitian ini
adalah untuk melihat profil pendidikan di Kabupaten Nias Barat. Karena topik
yang dibahas berbeda-beda maka landasan teori dipelajari oleh peneliti, metode
penelitian dikembangkan bersama-sama, namun pada hasil analisis data,
perumusan pembahasan ditulis berdasarkan hasil respon dari partisipan yang
diteliti. Dengan demikian dalam pengerjaan penelitian ini, tidak ada penjiplakan
kalimat di antara mahasiswa. Jika terdapat kesamaan kalimat atau frasa dalam
penulisan maka itu merupakan hasil diskusi bersama, bukan hasil penjiplakan
satu dengan yang lainnya.
Selama penyusunan skripsi ini, peneliti mendapat banyak bimbingan,
arahan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan
banyak terimakasih kepada:
1. Ir. Sri agustini Sulandari M.Si selaku selaku Dosen Pembimbing
Skripsi atas waktunya untuk membimbing dengan penuh perhatian,
serta yang telah banyak meluangkan waktu dan masukan selama
penulisan skripsi.
2. Drs. Tarsius Sarkim, M.Ed., Ph.D. Dosen pembimbing II yang telah
membimbing, meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk
x
3. Orangtua tercinta Ayahanda Mazira Gulo dan Ibunda Sarimina Gulo
yang telah memberikan cinta dan kasihnya yang luar biasa.
Terimakasih karena telah memberikan segalanya.
4. Buat adik-adikku (Iman, Grace dan Evaluasi) serta keluarga besarku,
terimakasih atas doa, cinta dan dukungan.
5. Orang terdekatku (Yuferi Waruwu) yang selalu memberikan
dukungan, semangat, doa, kasih sayang dan perhatian sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.
6. Dr. Ignatius Edi Santosa, M.S., selaku Ketua program Studi
Pendidikan Fisika dan segenap dosen Program Studi Pendidikan Fisika
yang telah memberikan pengalaman, pengetahuan, dan bimbingan
selama penulis belajar di Universitas Sanata Dharma.
7. Drs. Domi Severinus selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu
memberikan kekuatan, semangat, dan motivasi.
8. Dwi Nugraheni, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Mahasiswa
Kerjasama pada program studi Pendidikan Fisika, yang selalu
mengarahkan, memotivasi, mendengarkan segala keluh kesah selama
belajar di Universitas Sanata Dharma.
9. Pemerintah Kabupaten Nias Barat khususnya Dinas Pendidikan,
Kebudayaan dan Olahraga yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk belajar di Universitas Sanata Dharma serta mendukung
penelitian yang dilaksanakan di daerah sendiri (Kabupaten Nias Barat).
10. Kepala Sekolah, Guru, Karyawan serta siswa-siswi SMA
Se-Kabupaten Nias Barat yang telah membantu penulis dalam penelitian
ini.
11. Segenap staf Wakil Rektor IV yang selalu memberikan motivasi,
dukungan, dan perhatian selama belajar di Universitas Sanata Dharma
12. Segenap staf sekretariat JPMIPA yang telah membantu segala sesuatu
tentang administrasi selama penulis kuliah di Universitas Sanata
xi
13. Student Residence Sanata Dharma (Pamong, Suster, Teman-teman
asrama) yang telah mendukung dan menyemangati penulis dalam
menyelesaikan studi sampai penulisan skripsi ini.
14. Rekan seperjuangan (Fajrin Saratisa Hia, Felegi Daeli, Fransiskus
Trisudieli Lahagu) atas kerjasama, semangat, masukan, dukungan dan
suka-dukanya.
15. Teman-teman seperjuangan Beasiswa Nias Barat.
16. Sahabatku Tuti yang selalu jadi tempat curhat dikala sudah hampir
putus asa.
17. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Fisika 2012.
18. Rekan-rekan KKN yang selalu memberikan dukungan.
19. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu atas dukungan dan semangat yang telah diberikan
Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca khususnya dan
dalam bidang ilmu pengetahuan pada umumnya.
Yogyakarta, 29 Juli 2016
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACK ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I: PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Pembatasan Masalah... 3
E. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II: LANDASAN TEORI ... 5
xiii
B. Deskripsi Kabupaten Nias Barat ... 6
C. Pengertian Minat ... 7
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat ... 11
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN ... 15
A. Jenis Penelitian ... 15
B. Subyek Penelitian ... 15
C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 16
D. Instrument Penelitian ... 17
E. Teknik Analisis Data ... 21
BAB IV: HASIL DAN ANALISIS ... 23
A. Deskripsi Data Penelitian ... 23
B. Data dan Analisis ... 25
C. Pembahasan ... 34
BAB V: PENUTUP ... 41
A. Kesimpulan ... 41
B. Saran ... 42
DAFTAR PUSTAKA ... 43
xiv
DAFTAR TABEL
Ket. Tabel Nama Tabel Halaman
Tabel 2.1 Daftar Nama SMA di Kabupaten Nias Barat 7
Tabel 3.1 Daftar Nama SMA yang dilakukan Penelitian 16
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Minat 18
Tabel 3.3 Klasifikasi Item Pernyataan Positif dan Pernyataan
Negatif
20
Tabel 3.4 Kategori Minat Siswa 22
Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian disetiap Sekolah 24
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Perolehan Skor Minat Siswa 26
Tabel 4.3 Minat Siswa Terhadap Pelajaran Fisika Secara
Keseluruhan
27
Tabel 4.4 Minat Siswa Terhadap Pelajaran Fisika disetiap
Sekolah Berdasarkan Indikator
29
Tabel 4.5 Skor Keseluruhan Minat Siswa Terhadap Pelajaran
Fisika disetiap Sekolah
31
Tabel 4.6 Minat Siswa Berdasarkan Peringkat Skor Item
Pernyataan Tertinggi
39
Tabel 4.7 Minat Siswa Berdasarkan Peringkat Skor Item
Pernyataan Terendah
xv
DAFTAR GAMBAR
Ket.Gambar Nama Gambar Halaman
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Ket. Lampiran Nama Lampiran Halaman
Lampiran 1A Angket Minat Siswa Terhadap Pelajaran Fisika 45
Lampiran 2A Daftar Presensi Siswa SMAN 1 Lolofitu Moi 48
Lampiran 2B Daftar Presensi Siswa SMAN 1 Mandrehe Utara 51
Lampiran 2C Daftar Presensi Siswa SMAN Lahomi 52
Lampiran 2D Daftar Presensi Siswa SMAS Kristen Arastamar 53
Lampiran 2E Daftar Presensi Siswa SMAN 1 Sirombu 54
Lampiran 2F Daftar Presensi Siswa SMAS BNKP Karmel 59
Lampiran 2G Daftar Presensi Siswa SMAN 1 Mandrehe 61
Lampiran 2H Daftar Presensi Siswa SMAN 1 Ulu Moro’o 66
Lampiran 2I Daftar Presensi Siswa SMAN 2 Mandrehe 68
Lampiran 2J Daftar Presensi Siswa SMAN 2 Lolofitu Moi 70
Lampiran 2K Daftar Presensi Siswa SMAN 1 Moro’o 73
Lampiran 3A Berita Acara SMAN 1 Lolofitu Moi 77
Lampiran 3B Daftar Presensi Siswa SMAN 1 Mandrehe Utara 79
Lampiran 3C Daftar Presensi Siswa SMAN Lahomi 80
Lampiran 3D Daftar Presensi Siswa SMAS Kristen Arastamar 81
Lampiran 3E Daftar Presensi Siswa SMAN 1 Sirombu 82
Lampiran 3F Daftar Presensi Siswa SMAS BNKP Karmel 85
xvii
Lampiran 3H Daftar Presensi Siswa SMAN 1 Ulu Moro’o 90
Lampiran 3I Daftar Presensi Siswa SMAN 2 Mandrehe 92
Lampiran 3J Daftar Presensi Siswa SMAN 2 Lolofitu Moi 94
Lampiran 3K Daftar Presensi Siswa SMAN 1 Moro’o 96
Lampiran 4A Contoh Hasil Jawaban Angket Siswa 98
Lampiran 5A Skor Hasil Jawaban Angket Siswa 104
Lampiran 5B Skor Minat Siswa Berdasarkan Setiap Item 130
Lampiran 5C Skor Minat Siswa Setiap Aspek dan Indikator 131
Lampiran 6A Surat Permohonan Izin Penelitian 169
Lampiran 6B Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian 170
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) khususnya fisika adalah berkaitan dengan
cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga tujuan
pembelajaran IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta, konsep atau prinsip saja tetapi IPA juga merupakan suatu proses
penemuan yang dapat dikembangkan dan diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Pembelajaran fisika juga dimaksudkan untuk pembentukan sikap positif
terhadap IPA khususnya Fisika, yaitu siswa merasa tertarik untuk
mempelajari fisika lebih lanjut. Namun dalam kenyatannya banyak siswa
yang tidak tertarik dengan mata pelajaran fisika, siswa beranggapan bahwa
fisika itu sulit karena kebanyakan teori dan rumus-rumus yang harus
dipelajari.
Seperti yang penulis lihat dalam pembelajaran Fisika, seringkali siswa
sulit untuk dapat mengerti apa yang disampaikan oleh guru. Hal ini bisa
disebabkan oleh berbagai faktor. Kemungkinan penyebab hal tersebut, antara
lain faktor guru, faktor fasilitas, faktor lingkungan, atau dari siswa itu sendiri.
Yang jelas pelajaran fisika menjadi sesuatu yang tidak menarik, sukar,
membosankan dan menakutkan. Disinilah tugas guru sebagai pendidik yang
anggapan yang seperti itu. Sebenarnya apa yang mereka alami dan rasakan
sehingga mereka kurang berminat terhadap pelajaran fisika? Akan menjadi
gangguan bagi mereka dalam belajar fisika. Jika siswa tidak berminat dan
tidak berkemampuan dalam belajar fisika maka makin sedikit siswa yang
akan menyukai Fisika.
Nias Barat merupakan kabupaten yang baru terbentuk pada tahun 2009
dan masih tergolong baru di kepulauan Nias. Pendidikan yang masih belum
terlaksana secara maksimal menjadi permasalahan saat ini dan jika
dibandingkan dengan kota-kota lainnya, Nias Barat masih jauh tertinggal.
Dari hasil observasi awal diindikasikan bahwa sistem pendidikan Nias Barat
memiliki permasalahan yaitu kekurangan tenaga pendidik untuk mata
pelajaran fisika. Pada kenyataannya pada tahun 2015 terhitung hanya ada
sejumlah 10 tenaga pendidik bidang fisika yang mencakup keseluruhan
sekolah yang ada di Nias Barat. Masalah lain adalah fasilitas pendidikan yang
kurang memadai, antara lain: perpustakaan, laboratorium, alat dan bahan
praktikum. Hal ini sangat terlihat jelas bahwa tidak banyak siswa yang
lulusan SMA ingin melanjutkan pendidikannya di bidang fisika, misalnya
menjadi guru fisika.
Nias Barat memiliki dua belas satuan sekolah menengah. Dimana ada
sembilan sekolah yang berstatus Negeri dan tiga sekolah yang berstatus
Swasta. Dari dua belas sekolah SMA yang ada di Nias Barat, ada beberapa
sekolah dimana guru yang mengajarkan fisikanya diampu oleh guru
Oleh karena pembelajar itu adalah siswa Nias Barat, maka penelitian ini
dimaksudkan untuk mengetahui Minat Siswa SMA kelas XI-IPA di
Kabupaten Nias Barat terhadap mata pelajaran fisika.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai : Bagaimanakah Minat Siswa SMA kelas XI-IPA
di Kabupaten Nias Barat terhadap mata pelajaran fisika.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah diungkapkan diatas, maka penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah Minat Siswa SMA kelas XI-IPA
di Kabupaten Nias Barat terhadap mata pelajaran fisika.
D. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis merasa perlu membatasi masalah yang akan
dibahas agar arah yang hendak dicapai lebih jelas. Permasalahan dalam
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Nias Barat
Sebagai bahan acuan dalam mengetahui dan meningkatkan minat
siswa dalam belajar khususnya untuk mempelajari fisika.
2. Bagi Peneliti
Mempunyai pengalaman melakukan penelitian dan dapat
mengembangkan lebih lanjut untuk penelitian lainnya demi kemajuan
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Fisika atau Sains
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Balai Pustaka (1991), Fisika
adalah bidang ilmu yang mempelajari tentang zat dan energi. Fisika ( Bahasa
Yunani : physikos, “ alamiah”, dan physis, :Alam” ) adalah Sains atau ilmu
tentang alam dalam makna terluas.
Analisis terhadap gagasan Piaget dan Wadsworth tentang pengetahuan
fisika, Suparno (2007: 12) mengidentifikasi bahwa Pengetahuan fisika adalah
pengetahuan akan sifat-sifat fisis dari suatu objek atau kejadian seperti
bentuk, besar, kekasaran, berat, serta bagaimana objek-objek itu berinteraksi
satu dengan yang lain.
Adapun yang disampaikan Sarkim (1998: 140) Sains sebagai suatu
produk keilmuan mencakup konsep-konsep, hukum-hukum, dan teori-teori
yang dikembangkan sebagai pemenuhan rasa ingin tahu manusia, juga untuk
keperluan praktis manusia.
Jadi sains secara umum adalah suatu cara untuk mempelajari berbagai
aspek-aspek tertentu dari alam secara terorganisir, sistematik & melalui
B. Deskripsi Kabupaten Nias Barat
Kabupaten Nias Barat merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di
dalam wilayah pulau Nias Propinsi Sumatera Utara dan berada di sebelah
Barat Pulau Nias yang berjarak ± 60 dari Kota Gunungsitoli.
Berdasarkan UU Nomor 46 Tahun 2008, luas wilayah kabupaten Nias Barat
adalah 544,09 KM2 yang terdiri dari 8 kecamatan dan 110 Desa dengan
ibukota terletak di Kecamatan Lahomi.
Gambar 1.1. Peta Kabupaten Nias Barat
Kabupaten Nias Barat memiliki satuan pendidikan mulai dari TK, SD,
SMP, SMA dan SMK di setiap kecamatan. Terkhusus untuk tingkat satuan
pendidikan SMA, Nias Barat memiliki 12 buah sekolah dari 8 kecamatan.
berstatus negeri dan tiga berstatus swasta. Berikut Daftar nama-nama sekolah
di kabupaten Nias Barat.
Tabel 2.1 Daftar Nama SMA di Kabupaten Nias Barat
C. Pengertian Minat
Minat merupakan salah satu aspek psikis yang dapat mendorong manusia
mencapai tujuan. Seseorang yang memiliki minat terhadap suatu objek,
cenderung memberikan perhatian atau merasa senang yang lebih besar kepada
objek tersebut. Namun, apabila objek tersebut tidak menimbulkan rasa
Kecamatan Nama Sekolah
Sirombu
SMAN 1 Sirombu
SMAS Kristen Arastamar
Lolofitu Moi
SMAN 1 Lolofitu Moi
SMAN 2 Lolofitu Moi
Mandrehe
Utara
SMAN 1 Mandrehe Utara
SMAS Permata
Lahomi SMAN 1 Lahomi
Mandrehe
SMAN 1 Mandrehe
SMAN 2 Mandrehe
SMAS BNKP Karmel
Moro'o SMAN 1 Moro'o
senang, maka orang itu tidak akan memiliki minat atas objek tersebut. Oleh
karena itu, tinggi rendahnya perhatian atau rasa senang seseorang terhadap
objek dipengaruhi oleh tinggi rendahnya minat seseorang tersebut.
Minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa
tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam
bidang itu (Winkel, 1984). Adanya suatu ketertarikan yang sifatnya tetap di
dalam diri subjek atau seseorang yang sedang mengalaminya atas suatu
bidang atau hal tertentu dan adanya rasa senang terhadap bidang atau hal
tersebut, sehingga seseorang mendalaminya. Slameto (2010) mengatakan
bahwa minat (interest) adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada
suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Setiap individu mempunyai kecenderungan fundamental untuk
berhubungan dengan sesuatu yang berada dalam lingkungan. Apabila sesuatu
itu memberikan kesenangan kepada dirinya, kemudian ia akan berminat
terhadap sesuatu itu. Minat timbul apabila individu tertarik kepada sesuatu,
karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasakan bahwa sesuatu yang akan
dipelajari dirasakan berarti bagi dirinya dan ia pun akan berniat untuk
mempelajarinya.
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan diri sendiri
dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut,
semakin besar minatnya (Djaali, 2008). Adanya hubungan seseorang dengan
tercipta adanya penerimaan. Dekat maupun tidak hubungan tersebut akan
mempengaruhi besar kecilnya minat yang ada.
Menurut W.S. Winkel (1996:188), bahwa minat diartikan sebagai
kecenderungan subyek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi
atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang untuk mempelajari materi itu.
Jadi menurut pendapatnya, kecenderungan dan kesadaran subyek yang sudah
menetap dalam dirinya akan menyebabkan timbulnya minat dan merasa
senang mempelajari materi yang telah diberikan.
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan diri sendiri
dengan sesuatu di luar diri tersebut, atau semakin besar minat siswa dalam
dirinya untuk belajar, maka siswa tersebut dapat dengan mudah menyerap
materi pelajaran yang dipelajarinya. Sebaliknya tanpa adanya minat dan
perhatian dalam diri siswa terhadap apa yang dipelajarinya, maka ia tidak
akan menguasai materi yang dipelajari (Slameto, 2010).
Menurut Hurlock (1989) minat diartikan sebagai sumber motivasi yang
akan mengarahkan seseorang terhadap apa yang akan mereka lakukan bila
diberi kebebasan untuk memilihnya, bila mereka melihat sesuatu yang
mempunyai arti bagi dirinya. Dengan demikian minat adalah kesadaran
seseorang terhadap sesuatu dan yang mendorong orang tersebut untuk
memusatkan perhatian terhadap sesuatu itu dengan disertai perasaan puas dan
senang.
Suatu minat dapat diekpresikan melalui suatu pertanyaan yang
dapat pula dimanifestisakan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa
yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan
perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut.
Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah
membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara yang diharapkan untuk
dipelajari dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini berarti
menunjukkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu
mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, memuaskan
kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat
untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting dan bila siswa
melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan
pada diirnya, kemungkinan besar ia akan berminat untuk mempelajarinya.
Secara umum minat dapat diartikan sebagai suatu moment atau
kecenderungan yang terarah secara intensif pada suatu tujuan atau objek yang
dianggap penting yang menarik perhatian dan dapat mendorong untuk
mengetahui, memperoleh atau menggali dan mencapainya tujuan yang
diinginkan.
Hal ini menggambarkan bahwa seseorang tidak akan mencapai tujuan
yang dicita-citakan apabila didalam diri orang tersebut tidak terdapat minat
atau keinginan untuk mencapai tujuan yang dicita-citakannya. Dalam proses
belajar minat merupakan salah satu faktor psikologis yang penting dalam
belajar, minat mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam belajar, sebab
Sebaliknya, tanpa minat seseorang tidak akan mungkin melakukan sesuatu.
Misalnya, seorang anak menaruh minat terhadap bidang studi Fisika, maka ia
akan berusaha untuk mengetahui lebih banyak tentang alam.
Titik awal untuk keberhasilan dalam mengajar adalah dengan
membangkitkan minat belajar siswa karena rangsangan. Rangsangan tersebut,
membawa pada perasaan senang siswa terhadap pelajaran dan
membangkitkan semangat untuk belajar.
Jika minat siswa dibangkitkan, maka seluruh perhatiannya dipusatkan
pada mata pelajaran yang akan dipelajarinya. Minat merupakan salah satu
faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan pemahaman siswa dalam
pelajaran.
Dari beberapa definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa minat
adalah suatu perhatian yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu dan disertai
dengan keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun membuktikan
lebih lanjut dengan apa yang menjadi perhatiannya.
D. Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Minat
Menurut Crow (1982) minat berhubungan dengan masalah dorongan,
motif-motif dan respon-respon emosional.
a. Faktor dorongan dari dalam. Rasa ingin tahu atau dorongan untuk
menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda dapat membuat seseorang
berminat untuk mempelajari ilmu mekanik, melakukan penelitian ilmiah
b. Faktor motif sosial. Minat dalam upaya mengembangkan diri dan dalam
ilmu pengetahuan, mungkin diilhami oleh hasrat untuk mendapatkan
kemampuan dalam bekerja atau memperoleh penghargaan dari teman
atau keluarga.
c. Faktor-faktor emosional. Minat berkaitan dengan perasaan emosi.
Misalkan keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas dan dapat
meningkatkan minat, sedang kegagalan dapat menghilangkan minat
seseorang.
Namun, secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi minat dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu yang bersumber dari dalam diri (faktor
internal) maupun yang berasal dari luar (faktor eksternal). Faktor internal
meliputi niat, rajin, motivasi dan perhatian. Sedangkan faktor eksternal
meliputi keluarga, guru dan fasilitas sekolah, dan teman sepergaulan.
Menurut Safari (dalam Herlina, 2010), bahwa untuk mengetahui berapa
besar minat belajar siswa, dapat diukur melalui :
1. Kesukaan, pada umumnya individu yang suka pada sesuatu disebabkan
karena adanya minat. Biasanya apa yang paling dia sukai mudah sekali
untuk diingat. Sama halnya dengan siswa yang berminat pada suatu mata
pelajaran tertentu akan menyukai pelajaran itu. Kesukaan ini tampak dari
kegairahan dan tujuan dalam mengikuti pelajaran tersebut. Kegairahan
dan tujuan ini dapat diwujudkan dengan berbagai usaha yang dilakukan
untuk menguasai ilmu pengetahuan yang terdapat dalam mata pelajaran
pengetahuan dan selalu semangat serta gembira dalam mengerjakan tugas
ataupun soal yang berkaitan dengan pelajaran yang diberikan guru. Bisa
juga siswa menyukai pelajaran tersebut karena metode guru dalam
mengajar menyenangkan atau bervariasi sehingga siswa tidak merasa
bosan, atau kegiatan dalam pembelajaran tidak monoton.
2. Kepuasan, sering kali dijumpai beberapa siswa yang merespon dan
memberikan reaksi terhadap apa yang disampaikan guru pada saat proses
belajar mengajar di kelas. Tanggapan yang diberikan menunjukkan apa
yang disampaikan guru tersebut menarik perhatiannya atau merasa
berhasil dalam pelajaran serta menemukan manfaat dalam proses belajar,
sehingga timbul rasa ingin tahu yang besar.
3. Keterlibatan yakni keterlibatan, keuletan dan kerja keras yang tampak
melalui diri siswa menunjukkan bahwa siswa tersebut ada
keterlibatannya dalam belajar di mana siswa selalu belajar lebih giat,
berusaha menemukan hal-hal baru yang berkaitan dengan pelajaran.
Dengan demikian, siswa akan memiliki keinginan/inisiatif untuk belajar.
4. Perhatian, semua siswa yang mempunyai minat terhadap pelajaran
tertentu akan cenderung memberikan perhatian yang besar terhadap
pelajaran itu. Melalui perhatiannya yang besar ini, seorang siswa akan
mudah memahami inti dari pelajaran tersebut. Perhatian sangatlah
penting dalam mengikuti kegiatan dengan baik dan hal ini akan
berpengaruh pula terhadap minat siswa dalam belajar. Menurut Sumadi
menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan. Aktivitas yang disertai
dengan perhatian intensif akan lebih sukses dan prestasinya pun akan
lebih tinggi.
Untuk mengetahui apakah siswa berminat dalam belajar, dapat
dilihat dari beberapa indikator mengenai minat belajar. Indikator ini disusun
berdasarkan aspek minat siswa. Aspek mengenai minat siswa yang dimaksud
adalah kesukaan, ketertarikan, perhatian, dan keterlibatan. Berdasarkan aspek
tersebut, Rasyid (2010) merumuskan indikator tentang minat belajar siswa
sebagai berikut : (1) tertarik pada pelajaran, (2) tertarik pada guru, (3)
keberhasilan dalam pelajaran, (4) menemukan manfaat dalam proses belajar,
(5) mempunyai inisiatif untuk belajar, (6) konsentrasi dalam belajar, (7)
15 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan model penelitian kuantitatif dengan metode
yang digunakan adalah metode survei. Metode survei (Kasmadi, 2013: 63)
mengumpulkan data dengan cara menggunakan survei ke lapangan untuk
kasus-kasus yang jumlah populasinya relatif besar. Pada penelitian ini
menggunakan metode survei guna memperoleh informasi keadaan suatu
responden. Sistem yang dibahas pada penelitian ini adalah Minat siswa
terhadap Fisika. Penelitian survei ini dilakukan dengan menggunakan
kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.
B. Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada siswa-siswi kelas XI jurusan IPA sebanyak
506 responden dari sebelas sekolah SMA yang ada di Nias Barat.
Masing-masing 51 siswa dari SMAN 1 Lolofitu Moi, 16 siswa dari SMAN 1
Mandrehe Utara, 25 siswa SMAN 1 Lahomi, 7 siswa dari SMAS Kristen
Arastamar, 72 siswa SMAN 1 Sirombu, 44 siswa dari SMAS BNKP Karmel,
84 siswa dari SMAN 1 Mandrehe, 42 siswa dari SMAN 1 Ulu Moro’o, 47
siswa dari SMAN 2 Mandrehe, 48 siswa dari SMAN 2 Lolofitu Moi dan 70
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian dilaksanakan di sebelas SMA yang ada di Kabupaten
Nias Barat. Nama-nama sekolah yang dijadikan tempat penelitian adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.1 Daftar nama sekolah yang dilakukan penelitian.
Kecamatan Nama Sekolah
Sirombu
SMAN 1 Sirombu
SMAS Kristen Arastamar
Lolofitu Moi
SMAN 1 Lolofitu Moi
SMAN 2 Lolofitu Moi
Lahomi SMAN 1 Lahomi
Mandrehe
SMAN 1 Mandrehe
SMAN 2 Mandrehe
SMAS BNKP Karmel
Moro’o SMAN 1 Moro’o
Ulu Moro’o SMAN 1 Ulu Moro’o
Mandrehe Utara SMAN 1 Manderehe Utara
2. Waktu
Penelitian dilaksanakan pada tahun ajaran 2015/16 semester genap,
D. Instrumen Penelitian
Instrument yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah
pernyataan-pernyataan yang dibentuk berupa angket/kuesioner, yang kemudian diberikan
kepada objek penelitian.
Kuesioner dalam penelitian ini bersifat tertutup atau telah disediakan
alternatif jawaban. Dalam pembuatan kuesioner minat memerlukan kisi-kisi
kuesioner minat. Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dipaparkan pada
bab kajian pustaka, aspek yang dinyatakan dalam kuesioner minat meliputi
minat terhadap fisika yang berkaitan dengan kesukaan, kepuasaan,
keterlibatan, perhatian dan motif/dorongan.
Kuesioner minat siswa terhadap mata pelajaran fisika berisi pernyataan
positif dan pernyataan negatif. Pernyataan positif mengandung makna bahwa
pernyataan tersebut sesuai dengan kondisi dan situasi yang diharapkan
menyebabkan siswa berminat pada mata pelajaran fisika. Sedangkan untuk
pernyataan negatif mengandung makna bahwa pernyataan tersebut tidak
sesuai dengan kondisi dan situasi yang diharapkan menyebabkan siswa
berminat pada pelajaran fisika.
Secara keseluruhan kuesioner ini memiliki total 30 butir pernyataan.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Minat Siswa
Aspek Informasi
Yang Ingin
Dicari
Indikator Contoh Pernyataan Jumlah
Butir
ini mengajar saya
sangat menyenangkan
Saya yakin hal-hal
yang saya pelajari
dalam pelajaran Fisika
akan memberikan
banyak manfaat bagi
saya.
pelajaran ini, saya jadi
Aspek Informasi
Yang Ingin
Dicari
Indikator Contoh Pernyataan Jumlah
Butir
tahu hubungan antara
ilmu yang saya
pelajari dengan
hal-hal yang ada dalam
Saya akan mencatat
hal-hal yang penting
pada saat guru fisika
pelajaran saat guru
menjelaskan
3 23,24,
25
Kemauan
dalam belajar
Ketika ada materi atau
soal yang tidak saya
mengerti, saya akan
mencoba
Aspek Informasi
Yang Ingin
Dicari
Indikator Contoh Pernyataan Jumlah
Butir
Soal
No
Item
mempelajarinya
dengan teliti sampai
bisa
Berdasarkan kisi-kisi kuesioner Minat Siswa pada tabel 3.2 maka dapat
diklasifikasikan item pernyataan positif dan item pernyataan negatif seperti pada
tabel 3.3.
Tabel 3.3. Klasifikasi item pernyataan positif dan pernyataan negatif
No Pernyataan Nomor Pernyataan
1 Positif 1, 2, 4, 8, 9, 10, 11, 12, 15, 16, 17, 18, 19,
20, 23, 26, 27, 28, 29, 30.
2 Negatif 3, 5, 6, 7, 13, 14, 21, 22, 24, 25.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan pengolahan data dari lapangan yaitu
berupa kuesioner terhadap siswa SMA kelas XI se Kabupaten Nias Barat.
1. Skoring Hasil Kuesioner
Pernyataan siswa untuk kriteria pernyataan Positif diberi skor 4
(empat) untuk jawaban SS, skor 3 (tiga) untuk jawaban S, skor 2
(dua) untuk jawaban TS dan skor 1 (satu) untuk jawaban STS, dan
untuk kriteria pernyataan Negatif diberi skor 4 (empat) untuk
jawaban STS, skor 3 (tiga) untuk jawaban TS, skor 2 (dua) untuk
jawaban S dan skor 1 untuk jawaban SS.
2. Penskoran
Untuk mengetahui skor setiap siswa maka digunakan
= 100%
3. Klasifikasi tingkat minat siswa terhadap pelajaran fisika
Untuk mengetahui tingkat minat siswa SMA di Kabupaten Nias
Barat terhadap fisika maka hasil penskoran diklasifikasikan. Karena
jumlah total pernyataan untuk kuesioner minat siswa terhadap fisika
adalah 30 maka:
a. Skor untuk siswa
Skor minimal = 1 x 30 = 30
Skor maksimal = 4 x 30 = 120
b. Pembagian interval
Lalu skor diklasifikasikan dalam 5 interval, maka lebar
intervalnya 90 : 5 = 18. Maka skor yang diperoleh dari minat
siswa terhadap fisika akan diklasifikasikan seperti pada tabel
berikut.
Tabel 3.4. Kategori Minat siswa
Skor Siswa Interval ( %) Kategori Minat
103 - 120 ≥85 Sangat Baik
85–102 70–84 Baik
67 - 84 55–69 Cukup
49–66 40–54 Kurang
23
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA yang ada di Nias Barat pada bulan
Februari 2016. Jumlah satuan pendidikan sekolah menengah atas yang ada di
Kabupaten Nias Barat ada dua belas sekolah, dimana sembilan diantaranya
berstatus Negeri dan 3 diantaranya berstatus swasta. Akan tetapi dari dua
belas sekolah tersebut hanya ada sebelas sekolah yang telah dilaksanakan
penelitian. ini disebabkan karena ada satu sekolah yang tidak memiliki kelas
XI jurusan IPA.
Dalam melaksanakan penelitian untuk mengetahui minat siswa terhadap
pelajaran fisika SMA di Kabupaten Nias Barat diawali dengan penyusunan
instrumen dari bulan november 2015 hingga januari 2016. Dan bersamaan
dengan penyusunan instrumen ini peneliti juga mengkomunikasikan hal ini
kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Nias Barat terkait dengan penelitian
yang akan dilaksankan pada bulan februari. Penelitian ini dilaksanakan pada
tingkat satuan SMA yang ada di Nias Barat dengan target penelitian adalah
siswa kelas XI – IPA dan juga melakukan wawancara kepada guru yang
mengampu mata pelajaran fisika.
dimulai pada tanggal 6 Februari 2016 sampai dengan tanggal 20 Februari 2016.
Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner yang dapat
mengetahui minat siswa terhadap mata pelajara fisika.
Sebelum menyebarkan angket pada siswa, peneliti terlebih dahulu mengurus
perizinan kepada pihak sekolah, menyampaikan tujuan, bertemu dengan guru
fisika dan kemudian mengatur jadwal untuk melakukan penelitian. Pengaturan
jadwal untuk melakukan penelitian disesuaikan dengan jadwal pelajaran fisika.
Tabel 4.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian disetiap Sekolah
No Nama Sekolah Waktu Pelaksanaan
1 SMAN 1 Mandrehe
10 Februari 2016
2 SMAS BNKP Karmel
3 SMAN 1 Mandrehe
12 Februari 2016
4 SMAS Kristen Arastamar
5 SMAS BNKP Karmel
13 Februari 2016
6 SMAN 1 Ulu Moro'o
7 SMAN 2 Mandrehe
8 SMAN 1 Lahomi 15 Februari 2016
9 SMAN 1 Moro'o 16 Februari 2016
10 SMAN 2 Lolofitu Moi 17 Februari 2016
No Nama Sekolah Waktu Pelaksanaan
12 SMAN 1 Lolofitu Moi 19 Februari 2016
13 SMAN 1 Mandrehe Utara 20 Februari 2016
A. Data dan Analisis
Pengambilan data diikuti oleh 506 siswa kelas XI – IPA di SMA Kabupaten
Nias Barat. Untuk pengisian kuesioner partisipan diberi waktu selama 30 menit.
Sesuai dengan teknik analisa yang telah diuraikan pada Bab III, data yang
telah terkumpul direkapitulasikan sesuai dengan indikator yang sesuai.
Interpretasi data dapat dijabarkaan kedalam tabel berikut.
1. Minat siswa terhadap pelajaran fisika SMA secara keseluruhan
Berdasarkan hasil analisis secara keseluruhan (pada lampiran 5A halaman
104) maka dapat diketahui distribusi frekuensi perolehan skor Minat siswa SMA
Tabel 4.2. Frekuensi skor Minat siswa terhadap pelajaran fisika.
No Kualifikasi Interval
Skor (%)
Mean
(%)
Frekuensi Frekuensi
(%)
Frekuensi
Komulaitf
1 A ≥ 85 88,12 62 12,25 62
2 B 70–84 76,50 313 61,86 375
3 C 55–69 65,60 124 24,51 499
4 D 40–54 52,29 6 1,19 505
5 E ≤ 39 35,83 1 0,20 506
Dari tabel di atas, persentase Minat siswa SMA kelas XI-IPA di kabupaten
Nias Barat berada pada kualifikasi sangat baik sebesar 12,25%, pada kualifikasi
baik sebesar 61,86% dan pada kualifikasi cukup sebesar 24,51%, kualifikasi
kurang sebesar 1,19% dan pada kualifikasi sangat kurang sebesar 0,20%.
Sehingga dapat dikatakan bahwa kebanyakan siswa SMA kelas XI-IPA di
Kabupaten Nias Barat memiliki minat yang baik terhadap mata pelajaran fisika.
Berdasarkan indikator Minat siswa, persentase masing-masing item indikator
Tabel 4.3. Minat siswa terhadap pelajaran fisika SMA Kabupaten Nias Barat
No Indikator Minat
(%)
(%) S.D (%)
1 Ketertarikan pada ilmu 74,44
74,89 6,65
2 Ketertarikan pada guru 76,12
3 Ada tujuan yang ingin dicapai 59,04
4 Keberhasilan dalam belajar 76,93
5 Menemukan manfaat dalam proses
belajar
78,43
6 Mempunyai inisiatif untuk belajar 78,21
7 Konsentrasi dalam belajar 75,16
8 Kemauan dalam belajar 80,29
Keterangan:
(%) : rata-rata skor minat siswa setiap indikator
(%) : rata-rata skor minat siswa keseluruhan
. D : Standar deviasi
Berdasarkan tabel 4.3, dapat dilihat bahwa secara keseluruhan minat siswa
SMA di Kabupaten Nias Barat tergolong Baik dengan rata-rata skor 74,89% ini
dapat dikatakan bahwa siswa SMA di Kabupaten Nias Barat memiliki minat
tersebut dapat dikatakan bahwa minat siswa terhadap pelajaran fisika pada setiap
indikator menyebar. Dari delapan indikator diatas, minat siswa paling baik yaitu
pada indikator kemauan dalam belajar dengan persentase 80,29% dan tergolong
Baik, ini berarti bahwa siswa SMA se-Kabupaten Nias Barat memiliki kemauan
dalam belajar fisika, sedangkan yang paling lebih kecil persentase dari indikator
minat tersebut adalah ada tujan yang ingin dicapai dengan persentase 59,04% dan
tergolong dalam kategori Cukup, ini menunjukkan bahwa hanya sedikit siswa
SMA di Kabupaten Nias Barat yang memiliki tujuan yang ingin dicapai setelah
mempelajari fisika. Tetapi untuk semua indikator minat siswa terhadap pelajaran
fisika tegolong Baik.
2. Minat siswa terhadap pelajaran fisika SMA setiap sekolah
Dari hasil analisis data (pada lampiran 5C halaman 131) maka dapat diketahui
Keterangan : S1 = SMAN 1 Lolofitu Moi
S2 = SMAN 1 Mandrehe utara
S3 = SMAN 1 Lahomi
S4 = SMAS Kristen Arastamar
S5 = SMAN 1 Sirombu
S6 = SMAS BNKP Karmel
S7 = SMAN 1 Mandrehe
S8 = SMAN 1 Ulu Moro’o
S9 = SMAN 2 Mandrehe
S10 = SMAN 2 Lolofitu Moi
Berdasarkan Indikator Minat siswa SMA kelas XI-IPA terhadap
pelajaran fisika pada tabel 4.4. maka dapat diketahui distribusi skor
keseluruhan minat siswa terhadap pelajaran fisika disetiap sekolah seperti pada
tabel 4.5.
Tabel 4.5. Skor keseluruhan Minat siswa terhadap pelajaran fisika setiap sekolah
No Nama Sekolah N
Rata-rata Skor
Keseluruhan
aspek
Kategori
1 SMAN 1 Lolofitu Moi 51 72,45 B
2 SMAN 1 Mandrehe Utara 16 74,31 B
3 SMAN 1 Lahomi 25 75,24 B
4 SMAS Kristen Arastamar 7 79,28 B
5 SMAN 1 Sirombu 72 73,01 B
6 SMAS BNKP Karmel 44 73,3 B
7 SMAN 1 mandrehe 84 75,03 B
8 SMAN 1 Ulu Moro'o 42 72,54 B
9 SMAN 2 Mandrehe 47 78,36 B
10 SMAN 2 Lolofitu Moi 48 73,62 B
Berdasarkan hasil yang dihasilkan dalam tabel 3.5 lalu diklasifikasikan
berdasarkan tabel 2.4, maka diketahui :
Siswa-siswi SMA di Kabupaten Nias Barat memiliki minat yang Baik
terhadap pelajaran fisika. Dimana SMAN 1 Lolofitu Moi memiliki rata-rata
skor sebesar 72,45%. SMAN 1 Mandrehe Utara memiliki rata-rata skor
74,31%. SMAN 1 Lahomi memiliki rata-rata skor 75,24%. SMAS Kristen
Arastamar memiliki rata skor 79,28%. SMAN 1 Sirombu memiliki
rata-rata skor 73,01%. SMAS BNKP Karmel memiliki rata-rata-rata-rata skor 73,30%.
SMAN 1 Mandrehe memiliki rata-rata skor 75,03%. SMAN 1 Ulu Moro’o
memiliki rata-rata skor 72,54 %. SMAN 2 Mandrehe memiliki rata-rata skor
78,36%. SMAN 2 Lolofitu Moi memiliki rata-rata skor 73,62%. SMAN 1
Moro’o memiliki rata-rata skor 75,84%.
Sementara itu secara lebih rinci, analisis terhadap unsur-unsur minat yang
ditelusuri dalam penelitian ini dapat dipaparkan sebagai berikut:
Secara keseluruhan ketertarikan pada ilmu fisika pada sebelas sekolah
SMA di Kabupaten Nias Barat tergolong baik dengan rata-rata skor
74,59%.
Secara keseluruhan ketertarikan pada guru yang mengajar fisika pada
sebelas sekolah SMA di Kabupaten Nias Barat tergolong baik dengan
rata-rata skor 76,50%.
Secara keseluruhan Ada tujuan yang ingin dicapai pada sebelas sekolah
SMA di Kabupaten Nias barat tergolong cukup dengan rata-rata skor
Secara keseluruhan keberhasilan dalam belajar fisika pada sebelas
sekolah SMA di Kabupaten Nias Barat tergolong baik sengan rata-rata
skor 76,98%.
Secara keseluruhan menemukan manfaat dalam proses belajar pada
sebelas sekolah SMA di Kabupaten Nias Barat tergolong baik dengan
rata-rata skor 78,88%.
Secara keseluruhan mempunyai inisiatif untuk belajar pada sebelas
sekolah SMA di Kabupaten Nias Barat tergolong baik dengan rata-rata
skor 79,03%.
Secara keseluruhan konsentrasi dalam belajar fisika pada sebelas sekolah
SMA di Kabupaten Nias Barat tergolong baik dengan rata-rata skor
75,12%
Secara keseluruhan teliti dalam pelajaran fisika pada sebelas sekolah
SMA di Kabupaten Nias Barat tergolong baik dengan rata-rata skor
80,81%
B. PEMBAHASAN
Minat terhadap pelajaran fisika adalah ketertarikan terhadap pelajaran
fisika diindikasikan dengan perhatian, percaya diri, kepuasan, semangat dan
pengorbanan dalam mengikuti pelajaran fisika.
Dalam penelitian ini, hasil analisis menunjukkan bahwa secara
pelajaran fisika berada dalam kategori baik dengan persentase 74,89%. Hal
tersebut menunjukkan bahwa siswa SMA kelas XI-IPA di Kabupaten Nias
Barat berminat dalam pelajaran fisika.
Minat siswa terhadap pelajaran fisika dalam penelitian ini dibagi
berdasarkan lima aspek yaitu: (1) Kesukaan; (2) Kepuasan; (3) Keterlibatan
dan (4) Perhatian.
Untuk aspek minat siswa tentang Kesukaan, berdasarkan hasil analisis
didapati bahwa ketertarikan pada ilmu fisika siswa kelas XI-IPA di SMA
Se-Kabupaten Nias Barat tergolong Baik, itu berarti bahwa siswa SMA di
Kabupaten Nias Barat memiliki ketertarikan yang baik terhadap pelajaran
fisika. Akan tetapi ketertarikan pada ilmu fisika SMA Negeri 1 Ulu Moro’o
lebih rendah dibandingkan dengan sekolah yang lainnya, dimana Persentase
ketertarikan pada ilmu fisika SMA Negeri 1Ulu Moro’o sebesar 69,00% dan
berada pada kategori cukup. Hal tersebut didukung oleh jawaban siswa pada
angket yang di isi oleh siswa yang bersangkutan. Dimana sebagian besar
responden di SMA Negeri 1 Ulu Moro’o setuju bahwa pelajaran fisika adalah
pelajaran yang mudah menimbulkan kebosanan dan suasana menjadi tegang,
fisika hanya berguna bagi para ahli saja dan fisika cenderung membentuk
orang menjadi acuh tak acuh dan tidak ramah. Dan untuk hasil analisis
tentang ketertarikan pada guru siswa SMA di Kabupaten Nias Barat
tergolong Baik, itu berarti bahwa siswa tertarik dengan guru yang mengajar
fisika. Hal tersebut didukung oleh jawaban siswa yang mana hampir seluruh
menyenangkan. Akan tetapi pada indikator Ada Tujuan yang Ingin di Capai
tergolong dalam kategori cukup dengan rata-rata skor 59,04%. Pada indikator
ini hampir seluruh siswa setuju bahwa mereka tidak memiliki keinginan
untuk melanjutkan perkuliahan di bidang fisika atau sains, tidak ingin
menjadi guru fisika.
Untuk aspek minat siswa tentang Keterlibatan, berdasarkan hasil analisis
didapati bahwa Inisiatif untuk belajar fisika siswa kelas XI-IPA SMA di
Kabupaten Nias Barat tergolong dalam kategori Baik. Akan tetapi
mempunyai inisiatif untuk belajar SMAS Kristen Arastamar lebih tinggi
dibandingkan dengan sekolah yang lainnya. Hal ini ditunjukkan pada tabel
4.4 bahwa siswa SMAS Kristen Arastamar berada pada kategori Sangat Baik
dengan persentase sebesar 86,43%. Hal tersebut didukung oleh jawaban siswa
pada angket yang di isi oleh siswa yang diteliti minatnya. Dimana sebagian
besar responden di SMAS Kristen Arastamar menyatakan bahwa responden
mencatat hal-hal yang penting pada saat guru fisika menjelaskan walaupun
guru tidak memintanya dan mempelajari kembali pelajaran fisika yang telah
dipelajari disekolah setelah sampai dirumah.
Untuk aspek minat siswa tentang perhatian, berdasarkan hasil analisis
didapati bahwa kemauan dalam belajar siswa kelas XI-IPA di SMA
Se-Kabupaten Nias Barat tergolong dalam kategori Baik. Akan tetapi kemauan
dalam belajar fisika SMA Negeri 1 Lahomi dan SMA Negeri 2 Mandrehe
lebih tinggi dibandingkan dengan sekolah yang lainnya. Hal ini ditunjukkan
Sangat Baik dengan persentase sebesar 84,50% dan SMA Negeri 2 Mandrehe
juga berada pada kategori Sangat Baik dengan persentase sebesar 84,57%.
Hal tersebut didukung oleh jawaban siswa pada angket yang diteliti minatnya.
Dimana hampir seluruh responden di SMA Negeri 1 Lahomi dan SMA
Negeri 2 Mandrehe berpendapat bahwa ketika ada materi atau soal yang tidak
dimengerti, mereka mencoba mempelajarinya dengan teliti sampai bisa.
Berdasarkan keseluruhan hasil analisis minat siswa terhadap fisika
disebelas sekolah SMA di Kabupaten Nias Barat berada kategori Baik. Akan
tetapi dari empat aspek yang telah diuraikan pada landasan teori, aspek
kesukaan dengan indikator ada tujuan yang ingin dicapai didapati bahwa
siswa-siswi di sebelas sekolah SMA di Nias Barat berada pada kategori
Cukup dengan rata-rata persentase untuk seluruh SMA adalah 59,04%. Hal
ini berarti hanya sedikit siswa yang berkeinginan atau memiliki motifasi
untuk mempelajari fisika. Dari aspek motif/dorongan ada item pernyataan
yang menyatakan bahwa ada keinginan untuk melanjutkan perkuliahan
dibidang fisika atau sains, dan ada keinginan untuk bekerja di bidang
pekerjaan yang berhubungan dengan fisika. Pada pernyataan ini hampir
seluruh siswa di sebelas sekolah yang ada di Nias Barat tidak setuju untuk
memiliki keinginan dalam melanjutkan perkuliahan dibidang fisika (misalnya
untuk menjadi guru fisika) atau sains dan ada keinginan untuk bekerja di
Berdasarkan hasil analisis secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa
minat siswa tehadap pelajaran fisika SMA di Kabupaten Nias Barat tergolong
dalam kategori Baik.
Secara keseluruhan dari delapan indikator minat skor paling tinggi adalah
80,12% pada indikator kemauan dalam belajar. Hal ini didukung oleh
jawaban apada angket yang telah diisi siswa yang diteliti minatnya, dimana
sebagian besar siswa memiliki kemauan untuk mempelajari materi atau soal
yang tidak dipahami degan baik sampai bisa. Kemuadian skor tertiggi kedua
adalah 78,43% pada indikator menemukan manfaat dalam proses belajar.
Dimana hampir seluruh siswa setuju bahwa setelah mempelajari fisika siswa
jadi tahu hubungan antara ilmu yang dipelajari dengan halhal yang ada dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini sangat logis, sesuai dengan pendapat Slameto
“Minat adalah suatu aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat merupakan
penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar
diri, dapat berupa seseorang, suatu objek, suatu situasi, suatu aktivitas dan
lain sebagainya.
Dari hasil analisis diatas kita dapat menyatakan bahwa siswa SMA di
Kabupaten Nias Barat memiliki kecenderungan yang besar pada kemauan
dalam belajar dan juga menemukan manfaat dalam proses belajar fisika
sedangkan ada tujuan yang ingin dicapai memiliki kecenderungan yang
rendah. Meskipun hasil analisis minat siswa SMA di Kabupaten Nias Barat
terhadap Pelajaran Fisika itu Baik atau Tinggi dengan konstribusi minat
mempelajari fisika tidak menjadikan siswa tersebut memiliki keinginan untuk
bekerja atau menjalani karir dalam bidang fisika/sains. Karena Timbulnya
minat dalam belajar disebabkan berbagai hal, antara lain karena keinginan
yang kuat untuk memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang
dan bahagia.
Evaluasi terhadap perolehan skor pada setiap item pernyataan dalam
kuesioner selanjutnya digunakan untuk melihat adanya keragaman posisi skor
terttinggi dan terendah pada sebelas sekolah dengan membandingkan empat
skor tertinggi dan terendah. Pada tabel 4.6 dan 4.7 ditunjukkan bahwa adanya
perbedaan peringkat skor untuk beberapa item pernyataan. Skor secara
keseluruhan setiap item dapat dilihat pada lampiran 5B halaman 130.
Tabel 4.6. Minat siswa berdasarkan peringkat skor item pernyataan tertinggi
No Item Pernyataan Skor (%)
1 Fisika Hanya berguna bagi para ahli saja 84,54 %
2 Saya yakin hal-hal yang saya pelajari dalam pelajaran
fisika akan memberikan banyak manfaat bagi saya
83,25
3 Ketika ada materi atau soal yang tidak saya mengerti, saya
akan mencoba mempelajarinya dengan teliti sampai bisa
81,92
4 Pelajaran fisika bukan hanya memberikan banyak
pengetahuan untuk saya, tetapi juga pengalaman
Tabel 4.7. Minat siswa berdasarkan peringkat skor item pernyataan terendah.
No Item pernyataan Skor (%)
1 Saya ingin melanjutkan perkuliahan dibidang fiika atau
sains
44,91 %
2 Pelajaran fisika sangat membantu kita untuk mempelajari
ilmu-ilmu lain
65,51
3 Saya merasa puas dengan pencapaian saya dalam pelajaran
fisika
66,45
4 Saya ingin bekerja dalam bidang pekerjaan yang
berhubungan dengan fisika
66,70
Berdasarkan pada tabel 4.6 dan 4.7 dapat diketahui bahwa skor paling
tertinggi adalah pada item pernyataan nomor 5 dengan skor 84,54% skor
tertinggi kedua pada item nomor 12 dengan skor 83,25% skor tertingggi
ketiga pada item nomor 26 dengan skor 81,92% dan skor tertinggi keempat
pada soal item nomor 17 dengan skor 81,52%. Sedangkan skor terendah
pertama pada item pernyataan nomor 28 dengan skor 44,91% skor terendah
kedua pada item pernyataan nomor 30 dengan skor 65,51% skor terendah
ketiga pada item pernyataan nomor 11 dengan skor 66,45% dan skor terendah
keempat pada item pernyataan nomor 29 dengan skor 66,70%. Perbedaan
IPA terhadap pelajaran fisika. Kemungkinan karena siswa memiliki perilaku
41 BAB V
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Penelitian tentang minat siswa terhadap pelajaran fisika SMA di
Kabupaten Nias Barat bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah minat
siswa SMA di Kabupaten Nias Barat terhadap pelajaran fisika.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, dapat ditarik kesimpulan
bahwa Siswa SMA Kelas XI-IPA di Kabupaten Nias Barat memiliki minat
yang Baik untuk mempelajari fisika dengan persentase secara keseluruhan
adalah 74,89%.
Sementara itu untuk hasil analisis terhadap indikator minat didapatkan
bahwa secara keseluruhan siswa kelas XI-IPA SMA di Kabupaten Nias Barat
memiliki
Ketertarikan pada ilmu fisika tergolong dalam kategori baik dengan
presentase rata-rata skor 74,59%.
Ketertarikan pada guru tergolong dalam kategori baik dengan presentase
rata-rata skor 76,50%.
Ada tujuan yang ingin dicapai tergolong dalam kategori baik dengan
presentase rata-rata skor 59,04%.
Keberhasilan dalam belajar fisika tergolong dalam kategori baik dengan
Menemukan manfaat dalam proses belajar tergolong baik dengan
presentaase rata-rata skor 78,88%.
Mempunyai inisiaatif utuk belajar tergolong baik dengan presentase
rata-rata skor 79,03%.
Konsentrasi dalam belajar tegolong baik dengan presentase rata-rata skor
75,12%.
Teliti dalam pelajaran tergolong dalam kategori baik dengan presentasi
rata-rata skor 80,81%.
Akan tetapi meskipun mereka memiliki minat yang baik untuk
mempelajari fisika itu tidak menjadikan siswa tersebut memiliki keinginan
untuk bekerja atau menjalani karir dalam bidang fisika/sains.
B. SARAN
Berdasakan kesimpulan diatas, maka peneliti menyampaikan beberapa
saran yaitu :
Untuk penelitian selanjutnya dapat ditambah dengan melakukan
DAFTAR PUSTAKA
Crow, Lestar.D. 1982. Psychologi Pendidikan. Jakarta: Gramedia.
Djaali, 2008. Psikologi Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta.
Hurlock, Elisabeth B. 1989. Perkembangan Anak, Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Kasmadi dan Sunariah, N.S. 2013. Panduan Modern Penelitian Kuantitatif.
Bandung: alfabeta.
Safari. 2010. Apakah Sih Minat Itu? Tersedia di
http://kamriantiramli.wordpress.com/2012/04/19/apa-sih-minat-itu.html
diunduh 3 desember 2015
Sarkim, T. 1998. Humaniora Dalam Pendidikan Sains. Dalam Sumaji, dkk.
Pendidikan Sains yang Humanistis. Yogyakarta: Kanisius.
Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta.
Jakarta.
Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktik dan
Menyenangkan. Yogyakarta: USD.
Suryabrata S. 1987. Psikologi Pendidikan, Penerbit Rajawali. Jakarta.
Tim Penyusun. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Tim Penyusun Kamus
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Edisi 2. Cetakan 1. Jakarta:
Winkel, W.S. 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Balajar. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Lampiran 1A Angket Minat siswa terhadap mata pelajaran fisika
Angket Minat Murid SMA Se-Kabupaten Nias Barat Terhadap Mata Pelajaran Fisika
Nama :
Kelas :
Sekolah :
Petunjuk !
Centang (√) salah satu jawaban yang sesuai dengan perasaan anda yang sebenarnya.
Keterangan :
1 = sangat tidak setuju
2 = tidak setuju
4 = setuju
5 = sangat setuju
No Pernyataan 1 2 4 5
1 Saya senang mempelajari fisika
2 Dengan mempelajari fisika kita lebih dekat dengan
alam.
3 Pelajaran fisika adalah pelajaran yang mudah
menimbulkan kebosanandan suasana menjadi tegang
4 Pelajaran fisika memiliki banyak teori dan
rumus-rumus
5 Fisika hanya berguna bagi para ahli saja
6 Fisika merupakan bidang studi yang sulit dipelajari
bagi kebanyakan orang
7 Fisika cenderung membentuk orang menjadi acuh tak
8 Guru fisika yang saat ini mengajar saya sangat
menyenangkan
9 Rasa ingin tahu saya sering kali tergerak oleh
pertanyaan yang dikemukakan dan masalah yang
diberikan guru pada materi pelajaran fisika
10 Saya tetap belajar fisika siapa pun guru yang akan
mengajar fisika.
11 Saya merasa puas dengan pencapaian saya dalam
pelajaran fisika
12 Saya yakin hal-hal yang saya pelajari dalam pelajaran
fisika akan memberikan banyak manfaat bagi saya
13 Fisika tidak dapat membantu saya untuk menuju suatu
keberhasilan yang besar.
14 Saya tidak yakin bisa berhasil dalam pelajaran fisika
15 Setelah mengikuti pelajaran ini, saya jadi tahu
hubungan antara ilmu yang saya pelajari dengan
hal-hal yang ada dalam kehidupan sehari-hari
16 Banyak hal dalam kehidupan nyata yang dibahas
dalam pelajaran fisika
17 Pelajaran fisika bukan hanya memberikan banyak
pengetahuan untuk saya, tetapi juga pengalaman
berharga lainnya.
18 Saya akan mencatat hal-hal yang penting pada saat Guru Fisika menjelaskan walaupun guru tidak memintanya.
19 Saya akan mempelajari kembali pelajaran fisika yang telah dipelajari di sekolah setelah sampai dirumah.
20 Apabila esok hari ada pelajaran fisika, malam
mempersiapkannya
21 Saya tidak berusaha mencari tahu informasi jika guru
memberikan tugas fisika
22 Saya memilih diam ketika saya tidak mengerti dengan
apa yang diajarkan oleh guru daripada saya harus
bertanya.
23 Saya serius memperhatikan pelajaran saat guru menjelaskan.
24 Saya sering melamun di dalam kelas saat pelajaran
fisika.
25 Saya merasa terganggu jika ada teman saya yang mengajak bicara pada saat guru menjelaskan pelajaran
26 Ketika ada materi atau soal yang tidak saya mengerti, saya akan mencoba mempelajarinya dengan teliti sampai bisa
27 Ketika saya tidak bisa mengerjakan soal fisika maka saya tidak mengerjakannya lagi.
28 Saya ingin melanjutkan perkuliahan dibidang fisika/sains
29 Saya ingin bekerja dalam bidang pekerjaan yang berhubungan dengan fisika