ABSTRAK
Fransiskus, Trisudieli Lahagu. 2016. Kebiasaan Belajar Fisika Siswa Jurusan
IPA Kelas XI Sekolah Menengah Atas Kabupaten Nias Barat.
Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebiasaan belajar fisika
siswa SMA Kelas XI Jurusan IPA se-Kabupaten Nias Barat. Penelitian
ini merupakan penelitian survey yang melibatkan 506 siswa di SMA
Kabupaten Nias Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian
besar kebiasaan belajar siswa 68.70% berada pada kategori cukup.
Sebanyak 68.38% sarana prasarana belajar siswa belum memadai,
75.49% siswa kesulitan dengan cara belajarnya, 68.97% siswa mengalami
kesulitan dalam mengatur jadwal belajar, dan 56.91% lingkungan tempat
belajar masih sangat kurang dalam proses menunjang belajar siswa.
ABSTRACT
Fransiskus. Trisudieli Lahagu. 2016. The Habbit of Science Stundent XI Grade
Senior High School West Nias Regency in Learning Physics. Thesis.
Physics Education Study Program, Department of Mathematics and
Natural Science, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata
Dharma University, Yogyakarta.
The aim of this research is to reveal the physics learning condition
of grade XI Science Class Student in Physics Class in Nias Barat
Regency. This research covered 506 students of SMA in Nias Barat
Regency. The result of research shows that most of student learning
habbit are 68.70% and it is in the learning are inadequate, 75.49% of
students have difficulties in their learning, 68.97% of students have
difficulties arranging their study schedule, and 56.91% of learning
environment are still lacking in supporting student learning process.
KEBIASAAN BELAJAR FISIKA SISWA JURUSAN IPA KELAS XI
SEKOLAH MENENGAH ATAS KABUPATEN NIAS BARAT
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh
Oleh
FRANSISKUS TRISUDIELI LAHAGU
NIM: 121424032
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
KEBIASAAN BELAJAR FISIKA SISWA JURUSAN IPA KELAS XI
SEKOLAH MENENGAH ATAS KABUPATEN NIAS BARAT
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh
Oleh
FRANSISKUS TRISUDIELI LAHAGU
NIM: 121424032
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Fransi skus Trisudieii Lahagu
Ketua
Seketaris
Anggota
Anggota
Anggota
Yogyakaria,
29
iuli
2016Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan dalam daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 29 Juli 2016
Penulis
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama
: Fransiskus Trisudieli Lahagu
NIM
: 121424032
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
KEBIASAAN BELAJAR FISIKA SISWA JURUSAN IPA KELAS XI
SEKOLAH MENENGAH ATAS KABUPATEN NIAS BARAT
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal, 29 Juli 2016
Yang menyatakan
vi
ABSTRAK
Fransiskus, Trisudieli Lahagu. 2016. Kebiasaan Belajar Fisika Siswa
Jurusan IPA Kelas XI Sekolah Menengah Atas
Kabupaten
Nias
Barat.
Skripsi.
Program
Studi
Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebiasaan belajar
fisika siswa SMA Kelas XI Jurusan IPA se-Kabupaten Nias Barat.
Penelitian ini merupakan penelitian survey yang melibatkan 506
siswa di SMA Kabupaten Nias Barat. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar kebiasaan belajar siswa
68.70% berada pada kategori cukup. Sebanyak 68.38% sarana
prasarana belajar siswa belum memadai, 75.49% siswa kesulitan
dengan cara belajarnya, 68.97% siswa mengalami kesulitan dalam
mengatur jadwal belajar, dan 56.91% lingkungan tempat belajar
masih sangat kurang dalam proses menunjang belajar siswa.
Kata kunci: Kebiasaan siswa, Kabupaten Nias Barat.
vii
ABSTRACT
Fransiskus. Trisudieli Lahagu. 2016. The Habbit of Science Stundent XI
Grade Senior High School West Nias Regency in Learning
Physics. Thesis. Physics Education Study Program, Department
of Mathematics and Natural Science, Faculty of Teacher
Training
and
Education,
Sanata
Dharma
University,
Yogyakarta.
The aim of this research is to reveal the physics learning
condition of grade XI Science Class Student in Physics Class in
Nias Barat Regency. This research covered 506 students of SMA in
Nias Barat Regency. The result of research shows that most of
student learning habbit are 68.70% and it is in the learning are
inadequate, 75.49% of students have difficulties in their learning,
68.97% of students have difficulties arranging their study schedule,
and 56.91% of learning environment are still lacking in supporting
student learning process.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Mahakasih, yang telah melimpahkan
rahmat dan berkat kepada penulis, sehingga skripsi ini akhirnya dapat selesai
disusun. Skripsi yang berjudul
“
Kebiasaan Belajar Fisika Siswa Jurusan IPA
Kelas XI Sekolah Menengah Atas Kabupaten Nias Barat
”
diajukan untuk
memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi
Pendidikan Fisika.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat tersusun berkat bantuan,
dukungan dan kerjasama yang baik dari berbagai pihak. Maka dari itu, penulis
menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung penulisan
skripsi ini, yaitu:
1.
Bapak Drs. T, Sarkim, M.Ed., Ph. D, dan Ibu Ir. Sri Agustini Sulandari,
M.SI selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan memberi
masukan dalam skripsi ini.
2.
Pihak Sekolah Menengah Atas se Kabupaten Nias Barat yang telah
memberikan kesempatan peneliti dalam melaksanakan penelitian.
3.
Seluruh siswa/i Sekolah Menengah Atas se-Kabupaten Nias Barat kelas XI
IPA yang telah berkontribusi dalam membantu selama proses penelitian.
4.
Kepada rekan-rekanku Felegi Daeli, Fajrin Saratisa Hia, dan Yosefin
Sulystiawantic Gulo yang selalu membantu dan memberi semangat selama
penelitian.
5.
Teman seperjuanganku angkatan 2012 dari Nias Barat di berbagai
ix
Fiberniat Lahagu, Kak Rohani Lahagu, Timotius Gulo, Agus Petra Gulo,
Seri Jefry Adil Waruwu, Silvester Hia, Otami Hia, Mariati Daeli, Postinus
Gulo, Firminus Gulo, Poppy Ceria Zai, Rismawati Halawa, Wasri
Kristiani Gulo, dan Sri Pengabdian Gulo.
6.
Segenap Dosen Pendidikan Fisika yang telah memberikan pengajaran
yang berguna dalam perkuliahan.
7.
Staf sekretariat JPMIPA atas bantuannya selama menjadi mahasiswa dan
membantu dalam pembuatan surat ijin penelitian.
8.
Wakil Rektor IV dan Sanata Dharma Student Residence yang telah banyak
membantu selama proses perkuliahan.
9.
Humas Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan dukungan
material dalam melaksanakan penelitian.
10.
Ayahanda Fatizaro Lahagu dan Ibunda Noibe Lahagu yang selalu
memberikan doa, nasihat, dan motivasi, serta memberikan banyak
dukungan material maupun spiritual sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
11.
Kakakku Averlin K. Lahagu, SCMM dan Augustina Lahagu, dan Adikku
Dominikus Lahagu yang selalu memberikan dukungan dan motivasi.
12.
Teristimewah adikku tercinta Yustina Lahagu (Alm) selama hidupnya
selalu memberikan doa, semangat, dan motivasi.
13.
Seluruh teman-teman Pendidikan Fisika angkatan 2012 yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas kebersamaan dan
x
14.
Teman-teman Komunitas Ikatan Mahasiswa Nias USD terimakasih atas
bantuan dan kerjasamanya selama kuliah.
15.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu selama penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati, penulis
mengaharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Selanjutnya, penulis
berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 29 Juli 2016
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...
ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA UNTUK
KEPENTINGAN ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ... v
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ...
1
A. Latar Belakang Masalah ...
1
B. Perumusan Masalah ...
3
C. Tujuan Penelitian ...
4
D. Manfaat Penelitian ...
4
E. Batasan Pengertian ...
5
F. Deskripsi Penelitian ...
5
BAB II LANDASAN TEORI ...
7
xii
B. Kebiasaan Belajar ...
8
1.Pengertian Kebiasaan Belajar ...
8
2.Klasifikasi Kebiasaan Belajar ...
8
a. Sarana dan Prasarana Belajar Siswa ... 9
b. Cara Belajar Siswa ... 10
c. Waktu Belajar Siswa ... 11
d. Tempat Belajar Siswa ... 12
C. Kabupaten Nias Barat ... 14
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 17
A. Jenis Penelitian ... 17
B. Subjek Penelitian ... 17
C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 17
D. Metode Penelitian ... 17
E. Instrumen Penelitian ... 18
1. Kuesioner Chek List ... 18
2. Kuesioner Pilihan Ganda ... 19
F. Validitas Instrumen ... 19
G. Metode Analisis Data ... 20
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 22
A. Deskripsi Penelitian ... 22
B. Data Penelitian ... 25
1. Kuesioner Chek List ... 25
xiii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 35
A. Kesimpulan ... 35
B. Saran ... 36
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Daftar nama sekolah di Kab
upaten Nias Barat………...
15
Tabel 2. Kisi-kisi Angket
Kebiasaan Belajar Siswa…...……….
18
Tabel 3. Data sebaran sampel siswa kelas XI Jurusan IPA di
Kabupaten Nias Barat……….
23
Tabel 4.
Jadwal Penelitian………...…...
24
Tabel 5. Analisis Rerata Persentase Kebiasaan Belajar siswa SMA
Kelas XI Jurusan IPA pada pelajaran fisika se-Kabupaten
Nias Barat……….
25
Tabel 6.
Skor kebiasaan belajar siswa setiap sekolah…………
.
…
.
.…...
26
Tabel 7.
Kebiasaan siswa pada setiap indikator……
.
……….
.
…………
27
Tabel 8. Indikat
or sarana prasarana untuk setiap sekolah …
..
………….
29
Tabel 9.
Indikator cara belajar untuk setiap sekolah…
..
………..
30
Tabel 10.
Indikator waktu belajar untuk setiap sekolah……….
31
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Instrumen Penelitian……….………...
1
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Penelitian………
2
Lampiran 3.
Surat Keterangan Penelitian……….………...
3
Lampiran 4. Berita Acara Pelaksanaan Penelitian
………...
4
Lampiran 5. Daftar Hadir ………...………
5
Lampiran 6. Analisis Data Tabel 6..………
6
Lampiran 7. Analisis Data Tabel 7 ………...………..
7
Lampiran 8. Analisis Data pilihan ganda tabel 8-
11……...……….
8
Lampiran 9. Analisis Data
pilihan ganda………...……….
9
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Perkembangan jaman begitu terasa seiring dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ini lebih berdampak lagi
bagi Indonesia dengan dimulainya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Demikian pula dengan dunia pendidikan saat ini, yang di dalamnya siswa
dituntut untuk mengasah otak dan keterampilannya. Untuk mencapai hal
tersebut, seorang individu (siswa) sudah memiliki pola atau kebiasaan
dalam belajar yang baik. Seperti dikemukakan Oemar Hamalik (1983:21)
belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri
seorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat
pengalaman dan tindakan. Sejalan dengan uraian tersebut, Noer Rohmah
(2015:172) berpendapat bahwa belajar yaitu setiap perubahan yang relativ
menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari latihan dan
pengalaman.
Hal ini dikemukakan Bimo Walgito (2010:186) belajar adalah
suatu proses, maka dalam belajar adanya masukan, yaitu yang akan
diproses dan adanya hasil dari proses tersebut. Apabila hal ini
digambarkan, maka akan didapati skema sebagai berikut. Dari hal tersebut
diri individu yang disebabkan oleh latihan atau pengalaman. Belajar
dipengaruhi oleh berbagai komponen yang akan saling mempengaruhi.
Komponen-komponen itu bisa berupa fasilitas, materi, guru, lingkungan,
orangtua, dan siswa yang memerankannya. Fasilitas dalam hal ini lebih
pada laboratorium, komputer, lingkungan sekolah, dan perpustakaan.
Di dalam proses belajar mengajar, siswa seringkali menganggap
bahwa belajar itu sangat sulit dan membuat frustasi tetapi sebaliknya ada
juga siswa yang mengatakan bahwa belajar itu sangat mudah. Hal tersebut
mungkin ada kaitannya dengan kebiasaan belajar yang diterapkan oleh
siswa itu sendiri. Kebiasaan belajar itu perlu diketahui karena kemampuan
seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran itu berbeda-beda.
Sebagian siswa lebih suka guru mereka menjelaskan di depan kelas. Ada
siswa yang senang dan mudah memahami apa yang dipelajari jika belajar
di keramaian bahkan di kerumunan atau di tempat darmawisata, sebaliknya
ada siswa yang senang belajar di tempat sepi atau di keheningan malam.
Ada juga siswa yang senang belajar jika hanya seorang diri, tetapi
sebaliknya ada siswa yang lebih senang belajar jika sekebiasaan
berkelompok. Adapun siswa yang senang belajar kalau sambil
mendengarkan musik. Apapun kebiasaan yang ditempuh siswa, perbedaan
kebiasaan belajar itu menunjukkan kebiasaan tercepat untuk bisa menyerap
informasi dari luar dirinya. Informasi yang diterima siswa tersebut, ada
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian di Kabupaten Nias Barat untuk melihat sejauh mana
kebisaan belajar yang sering diterapkan oleh siswa pada mata pelajaran
fisika. Kabupaten Nias Barat merupakan kabupaten yang terbentuk tahun
2009 dan tergolong masih baru. Dalam beberapa tahun terakhir ini sistem
pendidikan Nias Barat memiliki permasalah yaitu kekurangan tenaga
pendidik untuk mata pelajaran fisika. Berdasarkan hasil observasi pada
tahun 2015 ini terhitung hanya ada sejumlah 10 tenaga pendidik bidang
studi Fisika dan lainnya adalah guru bidang studi lain mengampu mata
pelajaran Fisika yang mencakup keseluruhan sekolah yang ada di Nias
Barat. Begitu juga untuk sarana dan prasarana belajar siswa yang ada di
setiap sekolah yang masih kurang memadai baik perpustakaan sekolah,
laboratorium, dan sumber belajar internet. Dari hal tersebut peneliti ingin
meneliti bagaimana kebiasaan belajar siswa Jurusan IPA Kelas XI Sekolah
Menengah Atas Kabupaten . Sehingga dalam skripsi ini diambil judul
Kebiasaan Belajar Fisika Siswa Jurusan IPA Kelas XI Sekolah
Menengah Atas Kabupaten Nias Barat.
B.
Perumusan Masalah
Bagaimana Kebiasaan Belajar Fisika Siswa Jurusan IPA Kelas XI Sekolah
C.
Tujuan Penelitian
Mengetahui Kebiasaan Belajar Fisika Siswa Jurusan IPA Kelas XI
Sekolah Menengah Atas Kabupaten Nias Barat.
D.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini:
1.
Bagi Siswa
Dapat memberikan pengetahuan bagi siswa untuk mengenali kebiasaan
belajarnya sendiri, sehingga dalam belajar siswa tidak merasa
terbebani dan belajar sesuai dengan kebiasaan belajarnya.
2.
Bagi Sekolah
Dapat menjadi upaya bagi sekolah untuk meningkatkan prestasi
siswa-siswi dalam pembelajaran.
3.
Bagi Peneliti
Mempunyai
pengalaman
melakukan
penelitian
dan
dapat
mengembangkan lebih lanjut untuk penelitian lainnya demi kemajuan
pendidikan dan dapat menambah wawasan dalam upaya memberikan
pengetahuan mengenai kebiasaan belajar kepada siswa.
4.
Bagi Guru
Mendapat gambaran mengenai kebiasaan belajar siswanya, sehingga
dalam
proses
pembelajaran
guru
bisa
menyesuaikan
gaya
5.
Bagi Kabupaten Nias Barat
Mengetahui kebiasaan keseluruhan tentang kebiasaan belajar siswa
sehingga menjadi pedoman di Kabupaten Nias Barat dalam
mengembangkan kurikulum.
E.
Batasan Pengertian
Berdasarkan masalah yang sudah diuraikan, maka dalam penelitian
ini dilakukan pembatasan masalah yaitu hanya mendeskripsikan kebiasaan
belajar siswa terhadap pelajaran fisika.
F.
Deskripsi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan
riset survey. Pada penelitian ini peneliti tidak melakukan penelitian
seorang diri, tetapi bekerja sebagai tim yang terdiri dari 4 orang. Dimana
penelitan yang dilakukan peneliti sendiri terkait kebiasaan belajar siswa.
Untuk tingkat kemampuan belajar fisika siswa penelitian dilakukan oleh
Felegi Daeli, tingkat persepsi belajar fisika siswa penelitian dilakukan oleh
Fajrin Saratisa Hia, dan untuk tingkat minat belajar siswa di penelitian
dilakukan oleh Yosefin Sulystiawantic Gulo. Penelitian ini dilakukan di
Ada tiga alasan penelitian dilaksanakan di Kabupaten Nias Barat
dan dilakukan secara tim, yaitu:
1.
Penelitian ini merupakan penelitian yang belum pernah dilakukan di
Kabupaten Nias Barat.
2.
Penelitian ini nantinya akan digunakan sebagai profil pendidikan di
Kabupaten Nias Barat.
3.
Peneliti ingin melihat kebiasaan belajar siswa SMA Jurusan IPA pada
pelajaran fisika.
Oleh karena itu, berdasarkan tiga alasan diatas peneliti dan 3 rekan
peneliti memiliki kesamaan-kesamaan dalam teori, sampel dan populasi
yang diteliti. Dalam analisis dan pembahasan peneliti akan saling merujuk
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Definisi Belajar
Menurut Driyarkara (1980: 128), pendidikan adalah sesuatu bentuk
hidup bersama, pemasukkan manusia muda ke dalam alam nilai-nilai dan
kesatuan antar pribadi yang mempribadikan.
Dalam pendidikan tidak terlepas proses belajar. Belajar merupakan
proses penting dalam hidup manusia, dan berlangsung sepanjang hayat.
Harold Spers dalam Nyayu Khodijah (2014: 47) mengatakan bahwa
learning is to observe, to read, to imitate, to tray something themselves, to
listen, to follow direction (belajar adalah mengamati, membaca,
mengimitasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti
petunjuk). Definisi ini menekankan pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan
ketika orang belajar.
Dari pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu proses yang dialami setiap individu dalam menambah ilmu
pengetahuan dengan mempelajarinya dan memahaminya, sehingga dalam
proses berpikir lebih logis dan dapat menafsirkan ilmu pengetahuan dalam
proses
ke
pemahaman
yang
lebih
baik
untuk
kemudian
B.
Kebiasaan Belajar
Untuk memahami tentang kebiasaan belajar, maka penulis akan
mengulas tentang kebiasaan belajar siswa tentang pengertian kebiasaan
belajar, klasifikasi kebiasaan belajar.
1.
Pengertian Kebiasaan Belajar
Kebiasaan unik yang sesuai dengan kekuatan pribadi siswa adalah
kebiasaan belajar yang mereka terapkan, yang membuat mereka
merasa terbantu dan terbaik dalam menyerap dan mengolah informasi
sehingga belajar dan berkomunikasi akan lebih mudah. Lebih lanjut
Covey (1994: 35) mengungkapkan bahwa kebiasaan adalah faktor
yang kuat di dalam diri kita. Covey melanjutkan menegaskan bahwa,
kebiasaan merupakan titik pertemuan dari pengetahuan, keterampilan,
dan keinginan. Jadi, untuk menjadikan suatu kegiatan menjadi suatu
kebiasaan haruslah dilandasi pengetahuan, keterampilan dan
keinginan.
2.
Klasifikasi Kebiasaan Belajar
Hergenhahn & Matthew (2010) mengatakan bahwa kebiasaan
adalah respons yang menjadi diasosiasikan dengan sejumlah besar
stimulus. Semakin banyak stimula yang menimbulkan respons,
semakin kuat kebiasaan. Seorang guru haruslah bisa mengenali
kebiasaan siswanya dalam memperoleh informasi yang diberikan.
Oemar Damalik (1983: 114) berpendapat bahwa setiap orang
Penelitian ini merupakan penelitian awal untuk mengenali
kebiasaan belajar siswa, maka penelitian ini hanya menitikberatkan
pada ke-4 pengklasifikasian kebiasaan belajar siswa. Sebagai seorang
guru haruslah mengenali kebiasaan belajar siswanya. Adapun
pengklasifikasian, sebagai berikut;
a.
Sarana dan Prasarana Belajar Siswa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 999), sarana
adalah segala sesuatu (bisa berupa syarat atau upaya) yang dipakai
sebagai alat atau media dalam mencapai tujuan. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2002: 893), prasarana adalah segala
sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu
proses. Dari pengertian tersebut terlihat bahwa sarana dan
prasarana adalah segala bentuk perantara yang digunakan dalam
proses memberi dan menyampaikan informasi untuk sampai
kepada penerima. Penerima dalam hal ini adalah siswa.
Di dalam proses belajar siswa, sarana dan prasarana sangat
berpengaruh dalam menunjang belajar. Seperti berikut ini;
Perpustakaan sekolah adalah sebagai tempat dari kumpulan
informasi yang bersifat ilmu pengetahuan sekolah. The
Liang Gie (1995: 48) berpendapat bahwa Setiap siswa harus
mengunjungi perpustakaan di sekolahnya untuk mampu
membantu usaha belajar, namun perpustakaan hanya dapat
sungguh-sungguh memanfaatkan buku yang tersedia. Dari
pernyataan tersebut terlihat bahwa keberadaan perpustakaan
disekolah sangatlah memberikan manfaat kepada siswa untuk
mendapatkan infomasi tentang ilmu pengetahuan.
Laboratorium merupakan salah satu wahan belajar siswa
untuk menghasilkan proses belajar mengajar dan hasil belajar
yang berkualitas. Dalam arti luas laboratorium dikenal
dengan jantung ilmu pengetahuan. Laboratorium sedikitnya
mencakup sebagai tempat melakukan demonstrasi ataupun
percobaan/eksperimen, dan tempat praktikum.
Internet merupakan sumber belajar, yang didalamnya
terhadap informasi ilmu penetahuan yang selalu ter update
setiap saat. Siswa diharapkan untuk menggunakan internet
sebagai teman belajar dan memperoleh informasi tentang
ilmu pengetahuan.
b.
Cara Belajar Siswa
Oemar Damalik (1983: 30) mengatakan bahwa, cara belajar
adalah kegiatan-kegiatan belajar yang dilakukan dalam
mempelajari sesuatu. Artinya, kegiatan-kegiatan yang seharusnya
dilakukan dalam situasi belajar tertentu. Cara belajar ini bisa
berupa individual ataupun kelompok. Pengelompokkan belajar
yang dilakukan oleh siswa merupakan cara untuk mencapai
memasukkan ke dalam otak. Lebih lanjut lagi, Oemar Damalik
menegaskan bahwa cara belajar yang baik menentukan hasil belajar
yang diharapkan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran
disekolah, setiap siswa mempunyai cara tertentu dalam belajar. Ada
siswa yang lebih mudah memahami pelajaran yang disampaikan
dengan guru menjelaskan dipapan tulis, siswa yang lebih suka
mempelajari materi yang disampaikan oleh guru dengan melakukan
percobaan, ada siswa yang lebih suka menyelesaikan latihan soal
daripada mendengarkan penjelasan, ada siswa yang lebih suka
belajar dan mengerjakan latihan soal dengan melakukannya sendiri,
ada siswa yang lebih suka belajar secara berkelompok, ada siswa
yang lebih suka belajar dengan meringkas materi yang telah
dipelajari, adapula siswa baru bisa belajar dalam keadaan sunyi dan
begitu juga sebaliknya.
c.
Waktu Belajar Siswa
Di dalam proses pendidikan, waktu belajar adalah waktu
yang digunakan siswa untuk mendapatkan informasi dan
memasukannya kedalam otak. Siswa perlu memiliki kebiasaan
dalam melaksanakan kegiatan belajar sesuai dengan jadwal yang
telah dibuat. Ada siswa yang menggunakan waktu belajar pada sore
hari setelah pulang sekolah. Namun ada juga siswa yang lebih suka
Dari jadwal tersebut menjadi suatu rutinitas ataupun kebiasaan.
Belajar sesuai jadwal yang telah dibuat siswa akan sangat
membantu dalam memahami bahan pelajaran. Banyaknya mata
pelajaran disekolah ditambah dengan tugas dari guru, siswa
dituntut untuk membagi waktu untuk belajar, sehingga hal itu akan
membantu siswa dalam memahami pelajaran disekolah.
Siswa diharapkan bisa belajar secara mandiri, dan
mempunyai ketertarikan dan rasa ingin tahu yang besar dalam
belajar. Namun demikian, ada baiknya jikalau siswa mengatur
jadwal belajarnya sefleksibel mungkin, hal ini dimaksud agar siswa
dalam belajar penuh dengan kesadaran tanpa ada unsur paksaan
dari orang lain. Siswa yang mampu menggunakan waktu belajar
secara rutin dan teratur niscaya akan sangat membantu dalam
memperoleh hasil dan meningkatkan prestasi belajar.
d.
Tempat Belajar Siswa
Menurut Ki Hajar Dewantara, lingkungan pendidikan
mencakup: 1) lingkungan keluarga, 2) lingkungan sekolah, 3)
lingkungan masyarakat (Munib, 2004: 76). Dari pengertian tersebut
Lingkungan yang berperan aktif dalam proses membantu siswa
dalam belajar, dan dari hal tersebut siswa memiliki kebiasaan
belajar.
Keluarga merupakan penunjang siswa dalam belajar.
berpengaruh dalam menunjang proses belajarnya. Hal ini ditandai
jikalau seorang anak yang kesusahan dalam memahami materi
pelajaran ataupun tugas dari sekolah akan menanyakan kepada
orangtua ataupun saudaranya.
Lingkungan sekolah adalah tempat dimana siswa dibentuk
dan terbentuk. Proses pembentukan ini terjadi seiring dengan
proses belajar dan mengajar di dalam sekolah. Setiap individu
(siswa) yang aktif dalam lingkungan sekolah sangatlah baik dalam
proses pembentukan dan membantunya dalam belajar. Hal ini
dikarenakan lingkungan sekolah sebagai tempat siswa dalam
belajar dari guru dan teman sebanyanya.
Lingkungan masyarakat adalah tempat ketiga siswa setelah
lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga. Kebiasaan siswa
dalam bergaul di dalam masyarakat menjadi faktor siswa yang
berpengaruh dalam belajar. Masyarakat yang baik bisa menjadi
menjadi teman/sahabat dalam membantu siswa untuk proses
belajarnya. Menurut The Liang Gie (1979: 22), sebuah syarat untuk
dapat belajar dengan sebaik-baiknya ialah tersedianya tempat
belajar. Tempat belajar yang baik adalah lingkungan yang
C.
Kabupaten Nias Barat
Kabupaten Nias Barat merupakan salah satu kabupaten di Provinsi
Sumatera Utara, Indonesia. Kabupaten ini terbentuk pada tanggal 26 Mei
2009 sebagai salah satu hasil pemekaran dari kabupaten Nias
(www.niasbaratkab.go.id). Luas wilayah Kabupaten Nias Barat 544.09
Km
2yang terdiri dari 8 Kecamatan dan 110 Desa dengan Ibukotanya
terletak di Kecamatan Lahomi. Adapun batas-batas wilayah Kabupaten
Nias Barat meliputi: (www.niasbaratkab.go.id)
1.
Sebelah Utara Kecamatan Tugala Oyo Kabupaten Nias Barat
2.
Sebelah Selatan Kecamatan Lolowau Kabupaten Nias Barat
3.
Sebelah Timur Kecamatan Botomuzoi, Kecamatan Hili Serangkai
Kecamatan Gido dan Kecamatan Mau Nias
4.
Sebelah Barat dengan samudera Hindia
Sama seperti Kabupaten Lainnya, Nias Barat juga memilki
lembaga pendidikan sekolah tingkat SD, SMP dan SMA baik negeri
maupun swasta yang tersebar pada 8 Kecamatan.
Kabupaten ini mempunyai 12 Sekolah Menengah Atas (SMA) baik
negeri maupun swasta yang tersebar pada 7 kecamatan. Daftar Sekolah
Menengah Atas (SMA) yang tersebar pada 7 kecamatan tersebut dapat
Tabel 1. Daftar nama sekolah di kabupaten Nias Barat
Kecamatan
Nama Sekolah
Sirombu
SMAN 1 Sirombu
SMAS Kristen Arastamar
Lolofitu Moi
SMAN 1 Lolofitu Moi
SMAN 2 Lolofitu Moi
Lahomi
SMAN 1 Lahomi
Mandrehe
SMAN 1 Mandrehe
SMAN 2 Mandrehe
SMAS BNKP Karmel
Moro'o
SMAN 1 Moro'o
Ulu Moro'o
SMAN 1 Ulu Moro'o
Mandrehe Utara
SMAN 1 Mandrehe Utara
SMAS Permata
Masing-masing sekolah diatas berada dibawah naungan Dinas
Pendidikan kabupaten Nias Barat. Oleh karena itu, sekolah-sekolah ini
mengikuti peraturan kurikulum yang berlaku. Sampai saat ini kurikulum
yang digunakan oleh masing-masing sekolah adalah Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). Berikut dibawah ini peta administrasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan riset survey. Data
kuantitatif peneliti peroleh dengan menyebarkan kuesioner/angket pada
siswa Jurusan IPA Kelas XI Sekolah Menengah Atas Kabupaten Nias
Barat.
B.
Subjek Penelitian
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh Sekolah
Menengah Atas di Kabupaten Nias Barat, dengan jumlah siswa
keseluruhan 506 orang.
C.
Waktu dan Tempat Penelitian
1.
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari, semester genap tahun
ajaran 2015/2016.
2.
Tempat Penelitian
Tempat dilakukannya penelitian ini adalah Sekolah Menengah Atas di
D.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif dengan riset survey. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kebiasaan belajar siswa yang ada di seluruh Kabupaten Nias Barat. Yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah membagikan kuesioner/angket
kepada siswa yang ada di Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Nias
barat.
E.
Instrumen Penelitian
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
kuesioner tertutup. Kuesioner ini berisi pernyataan-pernyataan tentan
kebiasaan belajar siswa yang terdiri dari 34 item pertanyaan terbagi dalam
dua jenis, yaitu 29 item untuk kuesioner chek list dan 5 item untuk
kuesioner pilihan ganda.
a.
Kuesioner Chek List
Dalam kuesioner chek list ini berisi pernyataan-pernyataan
pertanyaan-pertanyaan yang mencakup empat aspek kebiasaan belajar
belajar siswa. Butir-butir soal dari kuesioner ini dibuat berdasarkan
Penyebaran butir soal berdasarkan aspek kebiasaan belajar dapat
Tabel 2. Kisi-kisi Angket Kebiasaan Belajar Siswa
Aspek Kebiasaan Belajar
No. Butir
Sarana
dan
Prasarana
Belajar Siswa
18,20,33,34
Cara Belajar Siswa
1,2,3,4,5,6,7,8,9,13,15,16,19,21,2
2,25,2627,28,29
Waktu Belajar Siswa
10,11,23,24,32
Tempat Belajar Siswa
12,14,17,30,31
b.
Kuesioner Pilihan Ganda
Kuesioner pilihan ganda terdiri dari 5 item pertanyaan yang
mencakup sarana prasarana belajar siswa, waktu belajar siswa, dan
tempat belajar siswa. Pilihan jawaban yang tersedia pada
masing-masing soal dalam kuesioner berbeda-beda. Untuk soal 30 pilihan
jawaban ada 4, soal nomor 31 pilihan jawaban ada 2, soal no 32
sampai 34 pilihan jawaban ada 3. Kuesioner pilihan ganda secara
lengkap dapat dilihat pada lampiran 3.
F.
Validitas Instrumen
Menurut Suparno (2007: 68) dalam bukunya Metode Penelitian
Pendidikan Fisika: Buku Kuliah Mahasiswa validitas dapat mengukur atau
menentukan apakah suatu tes sungguh mengukur apa yang mau diukur,
penuh arti, bergunanya kesimpulannya valid bila sesuai dengan tujuan
penelitian. Pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif
dengan riset survey, yaitu dengan menyebarkan kuesioner/angket pada
siswa Sekolah Menengah Atas di seluruh Kabupaten Nias Barat dengan
kuesioner yang digunakan adalah Chek List.
G.
Metode Analisis Data
Kuesioner chek list terdiri dari 29 pertanyaan dan jawaban yang
diisi oleh siswa yang telah dikategorikan kedalam pertanyaan positif dan
negatif dianalisis dengan penskoran sebagai berikut:
1.
Jawaban dari pernyataan yang positif.
Skor 4 untuk jawaban sangat setuju.
Skor 3 untuk jawaban setuju.
Skor 2 untuk jawaban tidak setuju.
Skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju.
2.
Jawaban dari pertanyaan yang negatif.
Skor 4 untuk jawaban sangat tidak setuju.
Skor 3 untuk jawaban tidak setuju.
Skor 2 untuk jawaban setuju.
Skor 1 untuk jawaban sangat setuju.
Skor yang diperoleh siswa dalam kuesioner tersebut diolah dengan
siswa. Dari hasil penjumlahan skor tersebut kemudian jumlah skor itu
dibagi dengan jumlah skor maksimum dari kuesioner dan dikalikan dengan
100%. Hasil perhitungan tersebut diperoleh skor keseluruhan kuesioner
kebiasaan belajar siswa dalam bentuk persentase.
Berdasarkan hasil perhitungan skor item keseluruhan kuesioner
kebiasaan belajar siswa, peneliti menginterprestasikan rerata dari skor
keseluruhan ke dalam skala yang dikategorikan menjadi 3 sebagai berikut:
Interval 25%
–
50% berarti siswa memiliki kebiasaan belajar yang
kurang.
Interval 51
–
75 berarti siswa memiliki kebiasaan belajar yang cukup.
BAB IV
DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas se-Kabupaten
Nias Barat. Kabupaten Nias Barat merupakan salah satu kabupaten yang
terletak di dalam wilayah Pulau Nias yang memiliki delapan kecamatan.
Delapan kecamatan tersebut adalah: Kecamatan Lolofitu Moi, Kecamatan
Mandrehe Utara, Kecamatan Lahomi, Kecamatan Sirombu, Kecamatan
Mandrehe, Kecamatan Ulu Moro’o, Kecamatan Moro’o, dan Kecamatan
Mandrehe Barat.
Kabupaten Nias Barat memiliki 12 Sekolah Menengah Atas
dimana terdiri dari 9 Sekolah Menengah Atas Negeri dan 3 Sekolah
Menengah Atas Swasta. Peneliti dalam pengambilan data menggunakan 11
SMA dikarenakan SMAS Permata yang ada di Kecamatan Mandrehe
Utara tidak memiliki Jurusan IPA kelas IX.
Dalam penelitian ini sampel data untuk kuesioner kebiasaan
belajar siswa diambil di kelas XI IPA yang terdiri 11 SMA dengan jumlah
Tabel 3. Data Sebaran Sampel Siswa Kelas XI Jurusan IPA di Kabupaten
Nias Barat
No
Nama Sekolah
Jumlah Siswa
1
SMAN 1 Lolofitu Moi
51
2
SMAN 1 Mandrehe Utara
16
3
SMAN 1 Lahomi
25
4
SMAS Kristen Arastamar
7
5
SMAN 1 Sirombu
72
6
SMAS BNKP Karamel
44
7
SMAN 1 Mandrehe
84
8
SMAN 1 Ulu Moro'o
42
9
SMAN 2 Mandrehe
47
10
SMAN 2 Lolofitu Moi
48
11
SMAN 1 Moro'o
70
Jumlah………
506
Penelitian di 11 SMA yang ada di Kabupaten Nias Barat
dilaksanakan pada tanggal 9-20 Februari 2016. Penelitian ini terdiri dari
dua tahap yaitu observasi kesekolah (mengkomunikasikan jadwal kepada
kepala sekolah dan guru pengampu fisika kelas IX untuk waktu
pengambilan data, dan wawancara), dan tahap yang kedua yaitu
Selama melaksanakan penelitian, peneliti mendapat beberapa
kendala yang dihadapi, yaitu ada beberapa siswa yang mengikuti
bimbingan belajar persiapan mengikuti OSN (Olimpiade Sains Nasional)
sehingga beberapa siswa tidak mengisi kuesioner yang peneliti berikan.
Selain hal itu, waktu pengambilan data yang sangat terbatas, sehingga
dalam pengambilan data di beberapa sekolah dilaksanakan dalam satu hari
disertai dengan wawancara dengan kepala sekolah dan guru pengampu
mata pelajaran bidang fisika. Berikut jadwal penelitian yang telah
[image:42.595.86.512.242.679.2]dilakukan pada tabel 4 dibawah ini.
Tabel 4. Jadwal Penelitian
No
Nama Sekolah
Tanggal Pelaksanaan Penelitian
1
SMAN 1 Mandrehe
10, 12 Februari 2016
2
SMAS BNKP Karamel
10, 13 Februari 2016
3
SMAS Kristen Arastamar
12 Februari 2016
4
SMAN 1 Ulu Moro'o
13 Februari 2016
5
SMAN 2 Mandrehe
13 Februari 2016
6
SMAN 1 Lahomi
15 Februari 2016
7
SMAN 1 Moro'o
16 Februari 2016
8
SMAN 2 Lolofitu Moi
17 Februari 2016
9
SMAN 1 Lolofitu Moi
19 Februari 2016
10
SMAN 1 Sirombu
18 Februari 2016
Dari hasil wawancara di 11 SMA kepada guru yang mengampu
mata pelajaran fisika diketahui bahwa sebagain guru bukan dari lulusan
(bidang) fisika. Hal tersebut dikarenakan minimnya guru lulusan bidang
fisika di Kabupaten Nias Barat. Guru dengan lulusan fisika mengajar di
sekolah SMAN 1 Mandrehe, SMAN 1 Sirombu, SMAN 1 Mandrehe
Utara, SMAN 1 Lahomi, SMAS BNKP Karmel, SMAN 1 Moro’o, SMAS
Arastamar dan SMAN 2 Mandrehe. Sedangkan SMAN Lolofitu Moi,
SMAN 2 Lolofitu Moi, dan SMAN 1 Ulu Moro’o guru.
Penelitian yang telah dilakukan secara keseluruhan terlaksana
dengan baik. (Berita acara pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada
lampiran 1).
B.
Data Penelitian
Kuesioner kebiasaan belajar siswa diukur dengan instrument
berupa kuesioner kebiasaan belajar siswa. Kuesioner kebiasaan belajar
siswa terbagi menjadi 2 bagian yaitu kuesioner chek list dan kuesioner
pilihan ganda yang bertujuan agar hasilnya saling mendukung.
1.
Kuesioner Chek List
Pada kuesioner chek list, data yang diperoleh diolah dengan cara
menjumlahkan skor masing-masing aspek kebiasaan belajar siswa.
Dari analisis secara keseluruhan menggunakan SPSS diperoleh data
Tabel 5. Analiss Rerata Persentase Kebiasaan Belajar Siswa Sekolah
Menengah Atas Kelas XI Jurusan IPA Pada Pelajaran Fisika
Se-Kabupaten Nias Barat
N
Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
Skor
506 50.00
137.00
100.86
11.80
Valid N
(listwise)
506
(Analisis pada lampiran 5)
Berdasarkan tabel 5 diperoleh rerata persentase dari
masing-masing variabel kebiasaan belajar siswa yaitu 100.86 ± 11.80, untuk
variable kebiasaan dengan persentase minimum sampai maksimum
sebesar 50.00 sampai dengan 137.00. Dari data tersebut secara
keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kebiasaan belajar siswa SMA
Jurusan IPA Kelas XI Se-Kabupaten Nias Barat memiliki persentase
yang baik (positif).
Selaras dengan hasil diatas, maka dibuat tabel skor setiap untuk
setiap sekolah, seperti pada tabel 6.
Tabel 6. Skor kebiasaan belajar siswa setiap sekolah
No
Nama Sekolah
Jumlah
Sampel
Rata-Rata
1
SMAN 1 Lolofitu Moi
51
64.08
2
SMAN 1 Mandrehe Utara
16
70.73
3
SMAN 1 Lahomi
25
71.61
4
SMAS Kristen Arastamar
7
73.30
5
SMAN 1 Sirombu
72
69.33
7
SMAN 1 Mandrehe
84
70.99
8
SMAN 1 Ulu Moro'o
42
69.68
9
SMAN 2 Mandrehe
47
70.18
10
SMAN 2 Lolofitu Moi
48
67.75
11
SMAN 1 Moro'o
70
71.10
Jumlah rata-
rata keseluruhan…..
69.91
(Analisis pada lampiran 6)
Dari data pada tabel 6 diketahui siswa memilki nilai rata-rata
secara keseluruhan 69.91% atau berada pada kategori B (Baik) atau
hampir seluruh siswa SMA Kabupaten Nias Barat merasa bahwa
memiliki kebiasaan positif terhadap Fisika. Kebiasaan belajar tersebut
merupakan persepsi siswa, bukan keadaan faktual atau yang
sebenarnya.
Dilihat dari skor setiap sekolah SMAS Kristen Arastamar adalah
sekolah yang mempunyai nilai tertinggi dengan memperoleh 73.30%,
sedangkan untuk nilai paling rendah dari sekolah SMAN 1 Lolofitu
Moi dengan skor 64.08%.
Untuk mengetahuinya nilai kebiasaan belajar siswa pada setiap
[image:45.595.84.513.112.735.2]indikator, dibuat tabel seperti ditunjukkan pada tabel 7.
Tabel 7. Kebiasaaan Siswa Pada Setiap Indikator
No
Aspek Kebiasaan
Kategori
Jumlah
Sampel
A
B
C
D
1
Sarana Prasarana
Belajar Siswa
148
263
87
8
506
2
Cara Belajar Siswa
31
400
74
1
506
3
Waktu Belajar Siswa
77
220
178
31
506
4
Tempat Belajar Siswa
158
201
119
28
506
Dari tabel 7 diketahui bahwa:
a.
Aspek sarana dan prasarana belajar siswa diketahui 148 atau
29.24% merasa sarana prasarana belajar yang dirasakan sangat
baik, 263 atau 51.97% yang merasa sarana prasarana belajar yang
dirasakan baik, 87 atau 17.19% yang merasa sarana prasarana
belajar yang dirasakan kurang baik dan 8 atau 1.58% yang merasa
sarana prasarana belajar yang dirasakan tidak baik. Data tersebut
tersebut merupakan persepsi siswa, bukan keadaan faktual.
Pernyataan kuesioner yang didasari teori bahwa yang mencakup
sarana prasarana belajar siswa disekolah adalah ketersediaan
sumber belajar, seperti perpustakaan, laboratorium, internet tidak
ada masalah/hambatan. Berdasarkan data di atas dapat dinyatakan
bahwa sebagian besar (81,21%) siswa kelas XI Jurusan IPA di Nias
Barat merasakan bahwa sarana dan prasarana sebagai penunjang
untuk belajar fisika baik, atau dapat dikatakan para siswa tidak ada
masalah dalam hal sarana dan prasarana pembelajaran.
Data diatas merupakan persepsi siswa terhadap ketersediaan
sarana prasarana disekolah sudah memadai, tetapi secara faktual
tidak demikian. Dilihat dari sarana prasarana belajar siswa saat
melakukan penelitian yang masih belum memadai dapat dikatakan
tidak ada. Dari hasil observasi saat melakukan penelitian di semua
pembelajaran siswa setelah ruangan kelas. Begitu juga
perpustakaan yang terbilang masih belum memadai sumber belajar
didalamnya (buku-buku pelajaran). Begitu juga sumber belajar
internet masih belum tersedia. Dari data siswa merasa sudah
tercukupi atau tidak ada masalah soal sarana prasarana di
karenakan siswa belum mengerti dan memahami apa itu
perpustakaan, laboratorium dan sumber belajar internet. Siswa
merasa buku yang digunakan selama ini sudah cukup ( 1 buku
paket yang dipinjamkan dari sekolah) dan pembelajaran yang
dilakukan disekolah. Dari hasil observasi yang dilakukan, guru
hampir tidak pernah melakukan percobaan/praktikum di setiap
pembelajaran karena kurangnya alat laboratorium, ruangan, dan
karena guru tersebut bukan ahli dibidang fisika tetapi mengajar
fisika.
b.
Aspek cara belajar siswa diperoleh 31 atau 6.12% termasuk
kualifikasi A, 400 atau 79.05% termasuk kualifikasi B, 74 atau
14.62% termasuk kualifikasi C, dan 1 atau 0.19% termasuk
kualifikasi D. Secara keseluruhan nilai siswa berada pada kategori
B (baik), artinya siswa tidak mempunyai kesulitan dalam
memahami fisika lewat percobaan, diskusi, menyelesaikan
soal-soal. Begitu juga untuk siswa yang senang belajar dalam keadaan
c.
Aspek ketiga tentang waktu belajar siswa didapat untuk yang
kualifikasi A adalah 77 atau 15.21%, 220 atau 43.47% termasuk
kualifikasi B, 178 atau 35.17% termasuk kualifikasi C, dan 31 atau
6.21% termasuk kualifikasi D. Data membuktikan bahwa ada
sebagian besar nilai siswa berada pada kategori B dan sebagian
berada pada kategori C. Dari data ada 206 siswa dalam
menggunakan waktu untuk belajar masih kurang.
d.
Aspek tempat belajar siswa diperoleh data 158 atau 31.22% yang
memiliki kualifikasi A, 201 atau 39.72% yang memiliki kualifikasi
B, 119 atau 23.51% yang memiliki kualifikasi C, dan 28 atau
5.53% yang memiliki kualifikasi D. Berdasarkan presentase
tersebut, menunjukkan bahwa tempat belajar siswa (lingkungan
sekolah, keluarga dan masyarakat) sebagian besar sangat
berpengaruh dalam menunjang belajar siswa.
Selaras dengan hasil dari aspek sarana prasarana, cara
belajar, waktu belajar, dan tempat belajar tersebut diatas diketahui
bahwa mempunyai pengaruh positif terhadap kebiasaaan belajar
siswa, artinya hal ini mendukung teori yang diungkapkan oleh
Henry Clay Lindgren (dalam The Liang Gie, 1995: 194) bahwa
dengan semakin baik kebiasaan belajar maka prestasi dapat
Untuk mengetahui nilai kebiasaan siswa pada setiap indikator di
[image:49.595.84.515.197.618.2]setiap sekolah, dibuat tabel sebagai berikut:
Tabel 8. Indikator Sarana Prasarana untuk setiap Sekolah
No
Nama Sekolah
Sarana Prasarana (%)
1
SMAN 1 Lolofitu Moi
64.39
2
SMAN 1 Mandrehe Utara
75.25
3
SMAN 1 Lahomi
75.2
4
SMAS Kristen Arastamar
70.85
5
SMAN 1 Sirombu
74.88
6
SMAS BNKP Karamel
76.54
7
SMAN 1 Mandrehe
76.61
8
SMAN 1 Ulu Moro'o
73.04
9
SMAN 2 Mandrehe
74.04
10
SMAN 2 Lolofitu Moi
73.5
11
SMAN 1 Moro'o
73.48
Dari tabel 8 berdasarkan aspek sarana prasarana secara keseluruhan
nilai siswa berada pada kategori B dengan nilai yang berbeda-beda.
Siswa di setiap sekolah tidak mengalami kesulitan dalam fasilitas
sarana prasarana, baik dari perpustakaan, internet, laboratorium. Skor
tertinggi terdapat di SMAN 1 Mandrehe dengan memperoleh skor
76.61%, sedangkan untuk nilai terendah dari SMAN 1 Lolofitu Moi
64.39%.
Berikut pada tabel 9 dipaparkan kebiasaan belajar siswa pada aspek
Tabel 9. Indikator Cara Belajar untuk setiap Sekolah
No
Nama Sekolah
Cara Belajar (%)
1
SMAN 1 Lolofitu Moi
63.99
2
SMAN 1 Mandrehe Utara
69.7
3
SMAN 1 Lahomi
69.36
4
SMAS Kristen Arastamar
72.77
5
SMAN 1 Sirombu
68.51
6
SMAS BNKP Karamel
68.34
7
SMAN 1 Mandrehe
69.7
8
SMAN 1 Ulu Moro'o
68.12
9
SMAN 2 Mandrehe
67.98
10
SMAN 2 Lolofitu Moi
67.4
11
SMAN 1 Moro'o
70.42
Dari tabel 9 aspek cara belajar secara keseluruhan skor siswa
berada pada kategori B dengan nilai yang berbeda-beda, atau dapat
dikatakan siswa tidak mengalami kesulitan dalam belajar. Skor
tertinggi terdapat di SMAS Kristen Arastamar dengan memperoleh
skor 72.77%, sedangkan untuk nilai terendah dari SMAN 1 Lolofitu
Moi dengan memperoleh skor 63.99%.
Berikut pada tabel kebiasaan belajar siswa pada aspek cara belajar
[image:50.595.84.512.134.706.2]siswa.
Tabel 10. Indikator Waktu Belajar untuk setiap Sekolah
No
Nama Sekolah
Waktu Belajar (%)
1
SMAN 1 Lolofitu Moi
63.82
2
SMAN 1 Mandrehe Utara
67.18
3
SMAN 1 Lahomi
68.8
4
SMAS Kristen Arastamar
81.42
No
Nama Sekolah
Waktu Belajar (%)
6
SMAS BNKP Karamel
68.52
7
SMAN 1 Mandrehe
68.45
8
SMAN 1 Ulu Moro'o
68.81
9
SMAN 2 Mandrehe
69.04
10
SMAN 2 Lolofitu Moi
60.83
11
SMAN 1 Moro'o
67.57
Dari tabel aspek tentang waktu belajar siswa secara keseluruhan
berada pada kategori positif dengan nilai yang berbeda-beda. Skor
tertinggi terdapat di SMAS Kristen Arastamar dengan memperoleh
skor 81.42%, sedangkan untuk nilai terendah dari SMAN 2 Lolofitu
Moi dengan memperoleh skor 60.83%.
Berikut untuk tabel kebiasaan belajar siswa pada aspek cara belajar
[image:51.595.84.511.113.676.2]siswa.
Tabel 11. Indikator Tempat Belajar untuk setiap Sekolah
No
Nama Sekolah
Tempat Belajar (%)
1
SMAN 1 Lolofitu Moi
66.27
2
SMAN 1 Mandrehe Utara
73.75
3
SMAN 1 Lahomi
74.4
4
SMAS Kristen Arastamar
69.52
5
SMAN 1 Sirombu
70.83
6
SMAS BNKP Karamel
73.48
7
SMAN 1 Mandrehe
72.3
8
SMAN 1 Ulu Moro'o
74.12
9
SMAN 2 Mandrehe
77.73
10
SMAN 2 Lolofitu Moi
69.44
11
SMAN 1 Moro'o
75.71
(Analisis tabel 8
–
11 pada lampiran 8)
Dari tabel diatas berdasarkan aspek tempat belajar siswa secara
sekolah tidak mengalami kesulitan di lingkungan tempat belajarnya.
Skor tertinggi terdapat di SMAS Kristen Arastamar dengan
memperoleh skor 77.73%, sedangkan untuk nilai terendah dari SMAN
1 Lolofitu Moi dengan memperoleh skor 66.27%.
2.
Kuesioner Pilihan Ganda
Pernyataan soal nomor 30 “
Ketika menghadapi kesulitan
mempelajari fisika diluar sekolah, saya menanyakan kepada ?
”
p
ilihan jawaban adalah “
teman, orangtua, saudara, dan guru
”. Dari
pernyataan tersebut diperoleh data 64.82% atau dapat diartikan bahwa
sebagian besar siswa memilih teman sebagai pilihan untuk
menanyakan pelajaran yang sulit setelah pulang sekolah.
Pernyat
aan soal nomor 31 “
Ketika menghadapi kesulitan
mempelajari fisika disekolah, saya menanyakan kepada:
” dengan
pilihan jawaban adalah “
teman, dan guru
”. Siswa 77.07% memilih
guru sebagai pilihan paling pertama. Dapat diartikan bahwa sebagian
besar siswa sangat mempercayai guru sebagai sumber belajar yang
utama saat menghadapi kesulitan belajar.
Pernyataan soal nomor 32 “
Berapa lama waktu yang saya gunakan
belajar belajar fisika di luar sekolah?
” dengan pilihan jawaban adalah
“
kurang 1 jam, antara 1-2 jam, lebih dari 2 jam
”. Dari pernyataan
tersebut 54.15% waktu belajar siswa kurang dari satu jam. Artinya
bahwa pada aspek ini sebagian waktu belajar yang siswa gunakan
dari hasil kuesinoner chek list yang diberikan nilai siswa berada pada
kategori C dan D. Dari hasil pada tabel 7 diketahui bahwa nilai siswa
dominan berada pada kategori B dan C atau masih ada sebagian besar
siswa belum mempunyai kebiasaan yang baik dalam mengatur waktu
untuk belajar. Siswa masih sebagian besar mengalami kesulitan dalam
mengatur waktu belajarnya.
Pernyataan soal nomor 33 “
Sumber untuk belajar fisika yang
tersedia di sekolah adalah?
” dengan pilihan jawaban adalah “
Tersedia
lebih dari satu buku pelajaran untuk setiap murid, tersedia satu buku
pelajaran setiap murid, satu buku pelajaran dipergunakan untuk
beberapa murid
”. 52.56% siswa memilih tersedia lebih dari satu buku
pelajaran setiap murid.
Pernyataan soal nomor 34 “
Sumber belajar fisika yang tersedia
dirumah adalah:
” dengan pilihan jawaban “
Buku pelajaran yang
diberikan/dipinjamkan oleh sekolah, buku pelajaran dari sekolah dan
buku yang dibeli sendiri, hanya satu buku
”. Sebanyak
42.09% siswa
mempunyai sumber belajar (buku) dirumah yang dipinjam dari
sekolah.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis pada bab IV, maka kesimpulan yang
dapat dirumuskan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Hasil pengolahan data penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas XI
Jurusan IPA se-Kabupaten Nias Barat merasa bahwa sarana prasarana
sebagai penunjang belajarnya seudah memadai, tetapi hal demikian
tidak secara faktual.
2.
Rata-rata cara belajar siswa berada pada kategori baik dengan skor
85.17%, artinya bahwa siswa siswa merasa bahwa tidak mengalami
kesulitan dengan cara belajarnya.
3.
Siswa yang mengalami kesulitan mempelajari fisika di lingkungan
sekolah, sebagian besar memilih menanyakan kepada guru. Tetapi jika
berada diluar sekolah (setelah pulang sekolah), siswa memilih
menanyakan kepada kepada teman.
4.
Waktu yang digunakan siswa dalam belajar masih kurang. Artinya
bahwa siswa sebagian besar mengalami kesulitan dalam mengatur
waktu belajar.
5.
Sebanyak 42.09% siswa mempunyai sumber belajar (buku) dirumah
B.
Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka dapat dirumuskan saran-saran
sebagai berikut:
1.
Bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Nias Barat, sebaiknya lebih
memperhatikan kebiasaan belajar siswa sehingga semakin lebih baik
lagi.
2.
Bagi Sekolah, lebih perhatian terhadap kebiasaan siswa dalam belajar.
3.
Bagi penelitian lebih lanjut hendaknya indikator-indikator yang ada
dikembangkan lagi. Selain dengan kuesioner, bisa juga dengan
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, dkk. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketika.
Balai Pustaka: Jakarta.
Driyarkara, 1986. Driyarkara tentang Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.
Hamalik, Oemar. 1983. Metoda Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar.
Bandung: Tarsito.
Hergenhahn, B. R & Olson M. H. 2010. Theories of Learning (Teori
Belajar). Jakarta: Kencana
Khodijah, Nyanyu. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Munib, Achmad, dkk. 2004. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UPT
MKK UNNES
N.N. Profil Kabupaten Nias Barat.
www.niasbaratkab.go.id
. Diakses pada
tanggal 01 Juni 2016.
Profil Kabupaten Nias Barat.
www.niasbaratkab.go.id
. Diakses tanggal 01
Juni 2016.
Rohmah, Noer. 2015. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Kalimedia.
Suparno, Paul. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Fisika: Buku Kuliah
The Liang Gie. 1995. Cara Belajar Efisien 2. Yogyakarta: Liberty
Van Rossum and Hammer. 2010.
A Model Of Students’ Developing
Conceptions
of
Learning
and
Teaching
(
http://igitur-archive.library.uu.nl/disserations/2010-0517200219/rossum.pdf
diakses pada tanggal 08 Desember 2015).
Walgito, Bimo. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi
40
Angket Kebiasaan Belajar
Nama
:
……….
Kelas
:
……….
Sekolah
:
……….
Petunjuk Pengisian:
Berilah tanda cek (
√
) pada salah satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan
anda untuk setiap pernyataan berikut ini!
Keterangan: SS
: Sangat Setuju
TS
: Tidak Setuju
S
: Setuju
STS
: Sangat Tidak
Setuju
No
Pernyataan
SS
S
TS
STS
1.
Saya lebih suka menyelesaikan soal-soal pelajaran
Fisika daripada mendengarkan penjelasan teori.
2.
Saya lebih suka menerima pelajaran fisika dengan
melakukan percobaan/praktikum daripada
dijelaskan dengan ceramah
3.
Saya lebih suka membaca buku teks Fisika sendiri
daripada mendengar penjelasan dari guru
4.
Saya lebih mudah mengingat materi pelajaran
Fisika dengan mencatat apa yang diberikan oleh
guru daripada membaca sendiri
5.
Saya lebih mudah memahami penjelasan teman
41
mencatat apa yang diberikan oleh guru.
7
Saya mudah terganggu oleh keributan ketika saya
sedang belajar.
8
Saya dapat memahami pelajaran Fisika walaupun
tanpa membaca buku asalkan saya mendengarkan
penjelasan guru dengan baik.
9.
Saya lebih memahami dengan mudah pelajaran
Fisika dalam bentuk diskusi.
10.
Saya selalu meluangkan waktu untuk belajar di
rumah setelah pulang sekolah.
11.
Saya selalu menyelesaikan soal-soal pelajaran
fisika yang diberikan oleh guru
12.
Saya hanya belajar fisika kalau mau ulangan
13.
Saya suka belajar Fisika sambil mendengarkan
musik
14.
Saya lebih sering mengerjakan PR di sekolah pada
pagi hari daripada mengerjakannya di rumah
15.
Saya mudah mengerti pelajaran Fisika jika belajar
dalam keadaaan sunyi.
16.
Saya sering berdiskusi tentang pelajaran Fisika di
luar sekolah bersama teman-teman.
17.
Saya terbiasa menyelesaikan latihan soal yang ada
di dalam buku pelajaran Fisika.
18.
Saya mencari di internet materi pelajaran Fisika
yang telah saya pelajari disekolah.
19.
Ketika mengerjakan soal-soal saya le