• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi siswa kelas XI IPA di Kabupaten Nias Barat terhadap pelajaran fisika.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Persepsi siswa kelas XI IPA di Kabupaten Nias Barat terhadap pelajaran fisika."

Copied!
278
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Fajrin. Saratisa Hia. 2016. Persepsi Siswa SMA Kelas XI IPA Di Kabupaten

Nias Barat Terhadap Fisika. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika,

Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa SMA Kelas

XI IPA di Kabupaten Nias Barat terhadap pelajaran fisika. Penelitian

melibatkan 506 siswa di SMA kabupaten Nias Barat. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa memiliki persepsi positif

terhadap fisika hal ini terbukti 85.57% siswa memiliki nilai rata-rata skor

sebesar 73%. Fisika merupakan mata pelajaran yang sulit bagi siswa SMA

Kabupaten Nias Barat dan hanya 9.09% siswa yang menyukai pelajaran

fisika. Hal ini dipengaruhi oleh persepsi awal siswa yang menganggap fisika

adalah kumpulan rumus sehingga sulit dihafalkan, metode mengajar yang

digunakan oleh guru serta fasilitas sekolah yang kurang mendukung

pembelajaran fisika. Akan tetapi masih ada 6.12% siswa yang merasa

studinya kedepan dipengaruhi oleh fisika karena ilmu fisika memiliki

peranan penting dalam perkembangan teknologi kedepan.

(2)

ABSTRACT

Fajrin. Saratisa Hia. 2016. The Perception of SMA XI IPA Kabupaten Nias

Barat High School Students About Physics. Thesis. Physics Education

Study Program, Department of Mathematics and Natural Science,

Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University,

Yogyakarta.

The purpose of this research is to understand about the perception of

SMA Kabupaten Nias Barat high school students about physics. This

research involving 506 student’s in SMA Kabupaten Nias Barat. The result

shows that 85.57% students have score 73% or in other words most of them

have positive perception about physics. Otherwise, students think that

physics is difficult, and only 9.09% students like physics. It is affected by

their first perception about physics which has many formulas and it is

difficult to memorize, the learning method that used by the teachers do not

vary, and the facilities does not support the physics leaning at all. However,

there are 6.12% students feel that physics affects their study and it is very

important in the development of technology in the future.

(3)

PERSEPSI SISWA KELAS XI IPA DI KABUPATEN NIAS BARAT

TERHADAP PELAJARAN FISIKA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Fajrin Saratisa Hia

NIM: 121424037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

i

PERSEPSI SISWA KELAS XI IPA DI KABUPATEN NIAS BARAT

TERHADAP PELAJARAN FISIKA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Fajrin Saratisa Hia

NIM: 121424037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(5)

SKRIPSI

(6)

SKRIPSI

PERSEPSI

SISWA

IGLAS XI

IPA DI

KABTIPATEN

FIIAS BARAT

TERIIADAP PELAJARAN

FISIKA

Dipersiapkan dan

ditulis

oleh:

Fairin

Saratisa

IIia

Ketua

Se*r,etaris

Anggsta

Anggota

Anggota

Yoryakarta,28 Juli2016

Fakuhas

Keguruan dan

Ilmu

Pendidikan

Universitas

Sanata

Dharma

(7)

iv

Halaman Persembahan

“Saya mengerjakan hal terbaik yang saya tahu, hal terbaik yang saya bisa

dan saya bermaksud untuk melakukannya sampai akhir”

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Papa tercinta Faedona Hia

Mama tercinta Mariamah

Mama tercinta Riana Gulo

Saudara/i terkasih Edri Hia, Widia Hia, Tri Juniarsa

(8)

PERNYATAAN KEASLIAN

KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahrva

skripsi

yang saya

tulis

ini

tidak

memuat

karya

atau

bagi*n karya orang lain, kecuali yang telah

disebutkan

dalarn kutipan dan daftar

pustak4

sebagaimana layaknya karya

ilmiah.

Yogyakarta

28

luli

2016

Fafrin

Saratisa

Hia

(9)

LEMBAR PERNYATAAN

PERSETUJUAN

PUBLIKASI

KARYA

ILMIAH

TINTUK

KEPERLUAN AKADEIVIS

Yang bertanda tangan di bawah

ini,

saya

mahasiswa

Universitas

Sanata

Dharma:

Nama

: Fajrin

Saratisa

Hia

NIM

:121424037

Demi

perkembangan

ilmu

pengetahuan,

saya

memberikan

kepada

Perpustakaan Universitas

Sanata

Dharma

untuk menyimpan karya

ilmiah

saya

yang

berjudul:

#PERSEPSI

SISWA

SMA KELAS

XI

IPA

DI KABIIPATEN

NIAS BARAT

TERI{ADAP FTSIKA"

Dengan demikian saya

memberikan kepada

Perpustakaan Universitas

Sanata

Dharma hak untuk

menyirnpan,

untuk mengalihkan

dalam

bentuk

media

lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data,

mendistribusikan

secara

terbatas,

dan

mempublikasikan di internet atau media

lain

untuk kepentingan akademis tanpa

perlu

meminta

izin

dari

saya

maupun

royalty

kepada

saya

selama

tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian

pernyataan

ini

saya

buat dengan sebenarnya,

Yogyakarta,TS Jufi2Al6

Yang menyatakan,

9€)e

Fairin

Saratisa

Hia

(10)

vii

ABSTRAK

Fajrin. Saratisa Hia. 2016. Persepsi Siswa SMA Kelas XI IPA Di Kabupaten

Nias Barat Terhadap Fisika. Skripsi. Program Studi Pendidikan

Fisika, Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa SMA

Kelas XI IPA di Kabupaten Nias Barat terhadap pelajaran fisika.

Penelitian melibatkan 506 siswa di SMA kabupaten Nias Barat. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa memiliki persepsi

positif terhadap fisika hal ini terbukti 85.57% siswa memiliki nilai

rata-rata skor sebesar 73%. Fisika merupakan mata pelajaran yang sulit bagi

siswa SMA Kabupaten Nias Barat dan hanya 9.09% siswa yang

menyukai pelajaran fisika. Hal ini dipengaruhi oleh persepsi awal siswa

yang menganggap fisika adalah kumpulan rumus sehingga sulit

dihafalkan, metode mengajar yang digunakan oleh guru serta fasilitas

sekolah yang kurang mendukung pembelajaran fisika. Akan tetapi masih

ada 6.12% siswa yang merasa studinya kedepan dipengaruhi oleh fisika

karena ilmu fisika memiliki peranan penting dalam perkembangan

teknologi kedepan.

(11)

viii

ABSTRACT

Fajrin. Saratisa Hia. 2016. The Perception of SMA XI IPA Kabupaten Nias

Barat High School Students About Physics. Thesis. Physics Education

Study Program, Department of Mathematics and Natural Science,

Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma

University, Yogyakarta.

The purpose of this research is to understand about the perception

of SMA Kabupaten Nias Barat high school students about physics. This

research involving 506 student’s in SMA Kabupaten Nias Barat. The

result shows that 85.57% students have score 73% or in other words

most of them have positive perception about physics. Otherwise, students

think that physics is difficult, and only 9.09% students like physics. It is

affected by their first perception about physics which has many formulas

and it is difficult to memorize, the learning method that used by the

teachers do not vary, and the facilities does not support the physics

leaning at all. However, there are 6.12% students feel that physics affects

their study and it is very important in the development of technology in

the future.

(12)

ix

KATA PENGANTAR

Syukur kepada Allah Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan rahmatNya yang

berlimpah sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang berjudul

“Persepsi Siswa SMA Kelas XI IPA di Kabupaten Nias Barat Terhadap

Fisika”

.

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan bersama dalam sebuah tim

yang terdiri dari 4 anggota, yaitu Fajrin Hia, Yosefin Gulo, Felegi Daeli dan Frans

Lahagu. Persamaan untuk setiap kelompok adalah penelitian dilakukan di tempat

yang sama yaitu di seluruh sekolah yang ada di Kabupaten Nias Barat tingkat

menengah atas kelas XI IPA dan sampel yang digunakan juga sama. Perbedannya

adalah topik permasalahan pada setiap anggota.

Peneliti menyadari bahwa selama proses penyusunan skripsi ini tidak

terlepas dari bimbingan, bantuan, dukungan dan perhatian dari berbagai pihak.

Maka dari itu pada kesempatan dengan kerendahan hati peneliti ingin mengucapkan

terimakasih kepada:

1.

Ir. Sri Agustini Sulandari, M.Si dan Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D selaku

dosen pembimbing yang mengarahkan dan membimbing penulis.

(13)

x

3.

Seluruh kepala SMA Kabupaten Nias barat yang telah berkenan memberikan

kesempatan untuk melaksanakan penelitian.

4.

Seluruh guru fisika SMA Kabupaten Nias Barat yang telah berkenan

mendampingi peneliti selama pengambilan data.

5.

Seluruh Siswa SMA kelas XI IPA yang telah bekerjasama sehingga penelitian

ini dapat berjalan dengan lancar.

6.

Kedua orang tuaku serta abang, adikku dan kedua tanteku, atas doa, dukungan

dan kasih sayang kepada penulis.

7.

Kepada tim kelompok skripsi Legi Daeli, Frans Lahagu, dan Yosefin Gulo atas

kebersamaan, bantuan serta kerjasamanya selama penelitian.

8.

Kepada sahabat Felegi Daeli terimakasih atas doa, semangat dan sudah menjadi

tempat berkeluh kesah selama penyusunan skripsi.

9.

Seluruh mahasiswa pendidikan fisika 2012 atas dukungan dan kebersamaannya.

10.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu terimkasih

dukungan, bimbingan dan doanya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki kelemahan dan jauh dari

kesempurnaan. Maka dari itu, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran

yang dapat membangun mengembangkan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, Juni 2016

Penulis

(14)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

………...

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...

ii

HALAMAN PENGESAHAN

……….

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN

………..

iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

…………...

v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA

………

vi

ABSTRAK

………...

vii

ABSTRACK

………

viii

KATA PENGANTAR

………

ix

DAFTAR ISI

………...

xi

DAFTAR TABEL

………...

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

………..

xiv

BAB I PENDAHULUAN

………...

1

A. Latar Belakang Masalah

………..

1

B. Batasan Masalah

………..

2

C. Rumusan Masalah

………...

3

D. Tujuan Penelitian

………

3

E. Manfaat Penelitian

………...

3

BAB II LANDASAN TEORI

………

4

A. Persepsi

………..

5

(15)

xii

2. Faktor-Faktor Persepsi

……….

6

3.

Bentuk Persepsi……….…………...

7

4. Persepsi Siswa Terhadap Pelajaran Fisika

………...

8

5. Aspek- Aspek Persepsi

……….

9

B. Kabupaten Nias Barat

………...

13

C. Tinjauan Pustaka

………...

16

BAB III METODE PENELITIAN...

18

A. Jenis Penelitian

……….

18

B. Tempat dan Waktu Penelitian

………...

18

C. Populasi Sampel

………

18

D. Variabel Penelitian

………

19

E. Instrumen Penelitian

………..

19

F. Metode Analisis Data

……….

20

G. Validitas

……….

24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

………

25

A. Deskripsi Penelitian

………...

25

B. Analisis Data dan Pembahasan

………..

27

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

………

42

A. Kesimpulan

………

42

B. Saran

………..

43

(16)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pengelompokkan aspek persepsi yang diteliti

………

.... 12

Tabel 2a. Jumlah sekolah yang tersebar pada setiap kecamatan...

13

Tabel 2b. Jumlah guru yang terseb

ar pada setiap kecamatan…………...

14

Tabel 2c. Jumlah siswa SMA/SMK yang tersebaar pada setiap

kecamatan…………...

15

Tabel 3. Kisi- Kisi Kuesioner

………

..

19

Tabel 4a. Pemberian skor pada kuesioner pernyataan n

egatif…...

... 21

Tabel 4b. Pemberian

skor pada kuesioner pernyataan positif………

21

Tabel 5. Penyebaran pernyataan positif dan negatif pada kuesioner... 22

Tabel 6. Kelompok

persepsi siswa terhadap pelajaran fisika……

..

……

22

Tabel 7. Bentuk Persepsi

……..………

23

Tabel 8. Jadwal Penelitian

………

26

Tabel 9. Data Perhitungan Pada Kuesioner

……….

...

27

Tabel 10

. Distribusi Frekuensi Perolehan Skor………..

28

Tabel 11

. Distribusi Skor Persepsi Siswa Per Indikator………

29

Tabel 12. Skor

Persepsi Siswa Pada Setiap Sekolah………..

30

Tabel 13

a. Distribusi Skor Pada Setiap Aspek Kognitif…………

..

……..

31

Tabel 13

b. Distribusi Skor Pada Setiap Aspek Afektif………

..

32

Tabel 14

. Hasil Pengurutan Mata Pelajaran Secara Keseluruhan………..

34

Tabel 15

. Distribusi Pengurutan Mata Pelajaran Setiap Sekolah………...

37

(17)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner

………...

47

Lampiran

2a. Surat permohonan ijin penelitian………..

55

Lampiran 2b. Surat penerimaan pelaksanaan penelitian oleh Dinas

Pendidikan Kabupaten Nias Barat………...…..

56

Lampiran 3a-3k.Surat keterangan dari sekolah dan berita acara

Pelaksanaan penelitian

…………..………...

57

Lampiran 4a. Distribusi jawaban siswa………...

118

Lampiran 4b. Skor jawaban siswa………...

152

Lampiran 4c. Skor pada setiap butir pernyataan

……….

176

Lampiran 5. Analisis data tabel 10

………...…

...

………

.. 177

Lampiran 6. Analisis data t

abel 13a dan 13b…………..…………

...

……

190

Lampiran 7. Distribusi urutan

mata pelajaran ………..………

239

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Fisika merupakan salah satu cabang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) yang

mendasari perkembangan teknologi yang maju dan konsep hidup harmonis

dengan alam. IPA sangat berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena

alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Sebagai ilmu yang mempelajari

fenomena alam, fisika juga memberikan pelajaran yang baik kepada manusia

untuk hidup selaras berdasarkan hukum alam.

Pelajaran fisika terasa menyenangkan ketika proses pembelajaran yang

terlaksana tidak membosankan dan metode yang digunakan tidak hanya

ceramah. Pengalaman belajar fisika yang dialami siswa di sekolah maupun di

luar sekolah dapat menyebabkan timbulnya persepsi siswa terhadap fisika.

Persepsi yang dimiliki oleh siswa dapat berupa persepsi positif dan persepsi

negatif. Persepsi yang dimiliki setiap siswa akan membawa dampak terhadap

penerimaan pelajaran fisika. Mulai dari cara belajar sampai pada akhirnya

mempengaruhi hasil belajar fisika.

(19)

Dalam beberapa tahun terakhir ini sistem pendidikan Nias Barat memiliki

permasalahan yaitu kekurangan tenaga pendidik untuk mata pelajaran fisika.

Pada kenyataannya berdasarkan hasil observasi pada tahun 2015 ini terhitung

hanya ada sejumlah 10 tenaga pendidik bidang studi fisika dan lainnya adalah

guru bidang studi lain mengampu mata pelajaran fisika yang mencakup

keseluruhan sekolah yang ada di Nias Barat. Hal ini terlihat bahwa tidak banyak

siswa yang lulusan SMA ingin melanjutkan pendidikannya di bidang fisika,

misalnya menjadi guru fisika. Permasalahan lainnya yaitu ada pada sarana dan

prasarana pada setiap sekolah. Hampir seluruh sekolah di Nias Barat belum

memilki fasiltas yang lengkap, misalnya belum tersedianya laboratorium dan

ketersediaan buku di perpustakaan yang masih terbatas.

Berdasarkan latar belakang masalah, peneliti bermaksud melakukan

penelitian tentang

“persepsi siswa

kelas XI IPA di Kabupaten Nias Barat

terhadap pelajaran fisika

.

B.

Batasan Masalah

(20)

C.

Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka peneliti merumuskan

masalahnya yaitu:

Bagaimanakah persepsi siswa kelas XI IPA di Kabupaten

Nias Barat terhadap pelajaran fisika?

.

D.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi siswa kelas XI

IPA di Kabupaten Nias Barat terhadap pelajaran fisika.

E.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:

1.

Bagi Sekolah

Peneliti berharap sekolah dapat memberi perhatian lebih kepada siswa

dalam mewujudkan angan-angannya untuk belajar fisika seperti fasilitas

yang dapat menunjang pembelajaran fisika sehingga dapat

meningkatkan prestasi dan pemahaman siswa terhadap pelajaran fisika.

2.

Bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Nias Barat

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu data pendidikan terkait

persepsi siswa terhadap pelajaran fisika yang sebelumnya belum pernah

dilakukan.

3.

Bagi Calon Guru Fisika

(21)
(22)

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A.

Persepsi

1.

Pengertian dan Prosesnya

Persepsi pada hakikatnya merupakan proses penilaian seseorang

terhadap objek tertentu. Persepsi merupakan suatu proses yang didahului

oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus

oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris (Bimo

Walgito 2015:99). Namun proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan

stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses

persepsi. Karena itu proses persepsi tidak dapat lepas dari proses

penginderaan, dan proses penginderaan merupakan proses pendahulu dari

proses persepsi. Proses penginderaan akan berlangsung setiap saat, pada

waktu individu menerima stimulus melalui alat indera, yaitu melalui mata

sebagai alat penglihatan, telinga sebagai alat pendengar, hidung sebagai alat

pembauan, lidah sebagai alat pengecapan, kulit pada telapak tangan sebagai

alat perabaan; yang kesemuanya merupakan alat indera yang digunakan

untuk menerima stimulus dari luar individu.

(23)

dalam mempersepsi sesuatu stimulus, hasil persepsi mungkin akan berbeda

antara individu satu dengan individu lain. Persepsi itu bersifat individual

(Davidoff, 1981; Rogers, 1965 dalam Bimo Walgito:2015:100). Dari

pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan respon yang

dimiliki seseorang setelah merasakan, melihat, mengamati dan mengalami

yang kemudian dapat mempengaruhi tindakan, pemikiran, serta sikap dari

individu.

2.

Faktor-Faktor Persepsi

Stimulus merupakan salah satu faktor yang berperan dalam persepsi.

Berkaitan dengan faktor-faktor yang berperan dalam persepsi dapat

dikemukakan adanya beberapa faktor, yaitu:

a.

Objek yang dipersepsi

Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau

reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang

mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang

bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang

bekerja sebagai reseptor.

b.

Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf

(24)

c.

Perhatian

Merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas

individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.

3.

Bentuk Persepsi

Proses persepsi diawali dengan penginderaan seseorang terhadap

stimulus yang diterimanya melalui reseptor kemudian stimulus tersebut

diteruskan ke pusat susunan saraf dan terjadi proses psikologis, sehingga

individu menyadari apa yang diinderanya (Walgito, 2015). Meskipun

stimulus yang diberikan adalah sama, namun setiap siswa akan

mempersepsikannya sendiri berdasarkan pengalaman belajar yang ia alami.

Oleh sebab itu setiap siswa memiliki pandangan tersendiri tentang pelajaran

fisika. Persepsi siswa tentang pelajaarn fisika muncul ketika ia sudah

memiliki pengalaman terhadap fisika, pengalaman ini dapat terajadi kapan

saja dan dimana saja. Persepsi yang dibentukpun berbeda-beda. Terdapat 2

bentuk sifat persepsi yaitu (Walgito, 2015):

1.

Persepsi Positif

(25)

2.

Persepsi Negatif

Pandangan terhadap suatu obyek dan menuju pada suatu keadaan

dimana subyek memberi tanggapan cenderung menolak obyek yang

ditangkapnya sesuai dengan pribadinya.

4.

Persepsi Siswa Terhadap Pelajaran Fisika

What do people think of when

they hear the word “physics”?.

When

I tell people that I’m studying Physics (I’m going a PhD in non

-linear optics

and semiconductor physics at the University of Sheffield), responses vary

from “I don’t like physics it’s too hard” to nervous laughter and backing

away. I think the perception of physics as hard and boring comes from not

really knowing what it is (Jasmina Chana 2014). Kutipan pengalaman dari

(26)

pelajaran fisika terkadang menyenangkan ketika pelajaran fisika itu

melakukan kegiatan di laboratorium, dan terlihat membosankan ketika

pelajaran fisika itu belajar di dalam kelas.

Sebagian besar siswa menganggap bahwa fisika hanyalah rumus.

Selain daripada itu, terlihat jelas hanya sedikit sekali siswa lulusan SMA

yang melanjutkan pendidikannya di bidang fisika, misalnya saja

melanjutakan pendidikannya untuk menjadi guru fisika. Hal ini terlihat pada

minimnya tenaga pendidikan bidang fisika di Nias Barat. Ada banyak hal

yang dapat mempengaruhi persepsi siswa baik itu faktor dari siswa itu

sendiri maupun faktor dari luar. Dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa

terhadap pelajaran fisika dapat diartikan sebagai suatu pandangan siswa

terhadap pelajaran fisika yang meliputi pengetahuan, pengalaman, dan

proses belajar.

5.

Aspek- Aspek Persepsi

Menurut Peter & Olson (1999) dalam skripsi Januarto 2008

aspek-aspek persepsi yaitu:

a.

Cipta (kognitif)

(27)

pelajaran fisika setiap siswa pasti memiliki perbedaan tingkat

kepemahaman dalam belajar fisika sehingga terkadang siswa merasa

kesulitan dalam belajar fisika. Aspek kognitif dapat akan membantu

seseorang dalam menginterpretasikan, memberi makna, dan memahami

aspek utama pengalaman pribadi seseorang sehingga terbentuk persepsi.

Dapat dilihat beberapa hal yang berpengaruh dalam aspek kognitif

dalam persepsi siswa terhadap pelajaran fisika meliputi:

i.

Pengertian, yaitu menginterpretasikan atau menetapkan arti aspek

khusus lingkungan. Dalam hal ini setiap siswa memiliki pengertian

tersendiri tentang apa yang ia lihat dari lingkungan. Oleh karena

itu, siswa memiliki pengertian tersendiri tentang apa itu ilmu fisika.

Misalnya, siswa beranggapan bahwa fisika itu adalah ilmu yang

sama halnya dengan matematika. Persepsi yang dimiliki oleh siswa

dapat juga diperoleh dari informasi-informasi di sekitarnya.

ii.

Penilaian, yaitu menetapkan apakah suatu aspek lingkungan

pribadi seseorang adalah baik atau buruk, positif atau negatif,

menyenangkan atau tidak menyenangkan. Dari pengertian yang

diperoleh sebelumnya, maka siswa dapat menilai apakah fisika itu

menyenangkan atau tidak menyenangkan.

iii.

Perencanaan, yaitu menetapkan bagaimana memecahkan suatu

(28)

iv.

Penerapan, yaitu membandingkan alternatif pemecahan suatu

masalah dari sudut pandang sifat yang relevan dan mencari

alternatif yang terbaik.

v.

Berpikir, yaitu aktivitas kognitif yang muncul disepanjang proses

pengertian dan penilaian. Atau dengan kata lain proses berpikir

memiliki 3 langkah yaitu pembentukan pengertian, pembentukan

pendapat dan penarikan kesimpulan.

b.

Rasa (afektif)

Afektif mengacu pada tanggapan perasaaan. Perasaan merupakan salah

satu unsur persepsi. Hal ini dikarenakan perasaan yang ada dalam diri

seseorang dapat menentukan persepsi yang terbentuk. Jika seseorang

memiliki perasaan yang positif maka otomatis persepsi yang terbentuk

adalah persepsi positif, dan begitu juga sebaliknya. Ada 4 jenis

tanggapan afektif yaitu:

i.

Perasaan, yaitu keadaan atau state individu yang menyebabkan

(29)

munculkan sendiri oleh karena ia mengalami. Perasaan juga

umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal, dan

dialami dalam kualitas senang atau tidak senang.

ii.

Suasana hati (mood), berlangsung dalam waktu yang relatif lebih

lama daripada emosi, tetapi intensitasnya kurang apabila

dibandingkan dengan emosi.

iii.

Evaluasi, secara umum orang mengidentikkan evaluasi sama

dengan menilai. Misalnya suka, tidak suka, menikmati dan jelek.

Penilaian ini muncul ketika siswa mengalami tanggapan afektif.

Berdasarkan aspek-aspek yang telah di jelaskan diatas, maka dapat

diuraikan aspek-aspek persepsi siswa yang ingin diteliti pada tabel 1.

Tabel 1. Pengelompokkan aspek persepsi siswa yang diteliti

Aspek Persepsi

Aspek Yang Diteliti Dalam

Persepsi Siswa Tentang Pelajaran Fisika

Kognitif

Pengertian

Penilaian

Perencanaan

Penerapan

Afektif

Perasaan

(30)

B.

Kabupaten Nias Barat

Nias Barat adalah salah satu Kabupaten yang terdapat di pulau Nias

provinsi Sumatera, Indonesia dan baru terbentuk pada tanggal 29 Mei 2009.

Luas wilayah Kabupaten Nias Barat 544.09 Km

2

yang terdiri dari 8 Kecamatan

dan 110 Desa dengan Ibukotanya terletak di Kecamatan Lahomi. Adapun

batas-batas wilayah Kabupaten Nias Barat meliputi: (www.niasbaratkab.go.id)

1.

Sebelah Utara Kecamatan Tugala Oyo Kabupaten Nias Barat

2.

Sebelah Selatan Kecamatan Lolowau Kabupaten Nias Barat

3.

Sebelah Timur Kecamatan Botomuzoi, Kecamatan Hili Serangkai

Kecamatan Gido dan Kecamatan Mau Nias

4.

Sebelah Barat dengan samudera Hindia

[image:30.595.87.515.248.742.2]

Sama seperti Kabupaten Lainnya, Nias Barat juga memilki lembaga

pendidikan sekolah tingkat SD, SMP dan SMA baik negeri maupun swasta yang

tersebar pada 8 Kecamatan.

Tabel 2a. Jumlah sekolah yang tersebar pada setiap Kecamatan

Kecamatan

Jumlah Sekolah

Total

TK

SD

SMP/MTS SMA/Ma SMK

Lahomi

1

14

3

1

2

21

Lolofitu

Moi

-

10

4

2

1

17

Mandrehe

-

17

8

3

2

30

Mandrehe

Barat

(31)

Kecamatan

Jumlah Sekolah

Total

TK

SD

SMP/MTS SMA/Ma SMK

Mandrehe

Utara

-

14

5

2

2

23

Moro’o

-

14

6

1

1

22

Sirombu

-

15

6

2

-

23

[image:31.595.84.515.107.752.2]

Ulu Moro’o

-

8

3

1

1

13

Tabel 2b. Jumlah guru yang tersebar pada setiap kecamatan

Kecamatan

Total

Total

PNS GKD GTT

Lahomi

106

15

39

160

Lolofitu

Moi

102

9

29

140

Mandrehe

213

33

53

299

Mandrehe

Barat

59

10

37

106

Mandrehe

Utara

57

16

40

113

Moro’o

71

22

48

141

Sirombu

122

14

40

177

Ulu Moro’o

39

15

35

89

(32)
[image:32.595.85.509.139.638.2]

Tabel 2c. Jumlah siswa SMA/SMK yang tersebar pada setiap kecamatan

Kecamatan

Jumlah Siswa

Laki-laki Perempuan Total

Lahomi

340

308

648

Lolofitu

Moi

369

327

696

Mandrehe

871

768

1634

Mandrehe

Barat

90

100

190

Mandrehe

Utara

243

230

473

Moro’o

273

219

492

Sirombu

303

295

598

Ulu Moro’o

145

143

288

(33)
[image:33.595.84.528.111.605.2]

Gambar 1. Peta Nias Barat

C.

Tinjauan Pustaka

Penelitian yang sebelumnya telah dilakukan oleh Grace Ersat Januarto

(2008), ”Hubungan Antara Persepsi Siswa Kelas VIII SMP Tarakanita

Magelang Terhadap Pelajaran Fisika Dengan Prestasi Belajar Fisika”. Hasilnya

menunjukkan bahwa persepsi siswa VIII SMP Tarakanita Magelang terhadap

pelajaran fisika memilki korelasi positif dengan prestasi belajar. Artinya ketika

siswa memiliki persepsi positif maka prestasi yang dimiliki juga baik.

(34)
(35)

18

BAB III

METODE PENELITIAN

A.

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif.

Penelitian kuantitatif adalah desain riset yang menggunakan data berupa skor

atau angka, lalu menggunakan analisis dengan statistik (Suparno 2010:135).

Adapun desain penelitian yang digunakan adalah riset survey cross-sectional.

Survey cross-sectional yaitu mengumpulkan informasi dari suatu sampel yang

telah diambil dari populasi, yang telah ditentukan sebelumnya. Informasi

dikumpulkan pada satu waktu tertentu (Suparno 2010:150).

B.

Tempat dan Waktu Penelitian

1.

Tempat

Penelitian ini dilakukan di seluruh sekolah tingkat SMA di Kabupaten Nias

Barat.

2.

Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah bulan Februari 2016.

C.

Populasi dan Sampel

1.

Populasi

Seluruh siwa SMA kelas XI IPA di Kabupaten Nias Barat.

2.

Sampel

(36)

D.

Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini adalah persepsi siswa terhadap pelajaran fisika.

E.

Instrumen Penelitian

[image:36.595.89.517.194.746.2]

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam

penelitian. Bentuk instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

berupa angket/kuesioner. Dimana di dalam persepsi ini meliputi pengetahuan

secara umum, pengalaman dan proses belajar siswa. Kuesioner ini diberikan

kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui seperti apa persepsi siswa SMA

Kabupaten Nias Barat terhadap pelajaran fisika. Dalam angket berisikan

beberapa pernyataan tentang persepsi siswa terhadap fisika. Berikut adalah

kisi-kisi kuesioner dapat dilihat pada tabel 3 dan kuesioner terdapat pada lampiran

1.

Tabel 3. Kisi-kisi kuesioner

Aspek

Persepsi

Indikator

No Item Pernyataan Pada Aspek yang Diteliti Dalam

Persepsi

Jumlah

Pengertian

Penilaian

Perencanaan

Penerapan

Kognitif

Pengalaman

belajar fisika

(K1)

1, 3, 30,

33

5,

9,

23, 24,

28, 29

9

Pentingnya

belajar fisika

(K2)

29

16, 20

3

Manfaat

belajar fisika

(K3)

8

16

15

(37)

Kemampuan

siswa dalam

mempelajari

fisika (K4)

34, 35

2

Aspek

Persepsi

Indikator

No Item Pernyataan Pada Aspek yang Diteliti Dalam

Persepsi

Jumlah

Perasaan

Suasana hati

Evaluasi

Afektif

Pemecahan

masalah yang

diahadapi saat

menyelesaikan

persoalan

fisika (A1)

18

14, 19

7, 10, 11,

13,

7

Proses belajar

fisika (A2)

22

17, 32

12, 31

5

Makna fisika

bagi

kehidupan

manusia (A3)

4, 25, 27

3

Akibat

yang

diperoleh dari

belajar fisika

(A4)

6, 26

2, 21

4

Total

36

F.

Metode Analisis Data

1.

Pengisian Kuesioner

Pada setiap item pernyataan pilihan jawaban siswa terdiri dari 4

macam jawaban dan setiap jawaban memiliki skor 1-4.

(38)
[image:38.595.85.509.127.628.2]

Tabel 4a. Pemberian skor pada kuesioner untuk pernyataan negatif

Pilihan Jawaban

Skor

Sangat Tidak Setuju

4

Tidak Setuju

3

Setuju

2

Sangat Setuju

1

Pernyataan positif mengandung makna bahwa pernyataan tersebut

sesuai dengan kondisi dan situasi yang diharapakan atau seharusnya dialami

dalam pelajaran fisika. Pernyataan positif diberikan skor sebagai berikut.

Tabel 4b. Pemberian skor pada kuesioner untuk pernyataan positif

Pilihan Jawaban

Skor

Sangat Tidak Setuju

1

Tidak Setuju

2

Setuju

3

Sangat Setuju

4

2.

Analisis data dari kuesioner yang diisi

(39)
[image:39.595.84.512.138.646.2]

Tabel 5. Penyebaran pernyataan positif dan ngatif pada kuesioner

Peryataan

Nomor pada kuesioner

Positif

2, 3, 7, 11, 12, 15, 18, 21, 27, 31, 33, 34, dan

35

Negatif

1, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 13, 14, 16, 17, 19, 20, 22,

23, 24, 25, 26, 28, 29, 30, 32 dan 36

Setiap pernyataan pada kuesioner diberikan skor masing-masing

yang berdasarkan pada tabel 4 dan tabel 5. Dari skor yang diperoleh dapat

dianalisis sebagai berikut (Ridwan & Sunarto 2014).

Jumlah pernyataan = 36

Skor minimal yang dimiliki siwa adalah 1 x 36 pernyataan = 36

Skor maksimal yang dimiliki siswa adalah 4 x 36 pernyataan = 144

Dari skor ini akan di kelompokkan 4 persepsi yaitu A = Baik Sekali, B

= Baik, C= Kurang Baik, D = Tidak Baik

Rentang nilai antara 144

36 adalah 108

��

�� � � �� ��

� � �

=

4

8

= 27

Maka diperoleh pengelompokkan pada tabel berikut

Tabel 6. Kelompok persepsi siswa terhadap pelajaran fisika

Kelompok

Bentuk Persepsi

Skor

Skor(%)

A

Baik Sekali

118-144

[image:39.595.141.485.678.738.2]
(40)

Kelompok

Bentuk Persepsi

Skor

Skor(%)

B

Baik

91-117

62.6 - 81.25

C

Kurang Baik

64-90

43.76

62.5

D

Tidak Baik

36-63

25-43.75

[image:40.595.85.513.109.631.2]

Dari pengelompokkan yang sudah dilakukan maka dapat

dikelompokkan bentuk persepsi berdasarkan teori yaitu persepsi positif dan

persepsi negatif.

Tabel 7. Bentuk Persepsi

Kelompok Persepsi Bentuk Persepsi

A dan B

Positif

C dan D

Negatif

3.

Pengisian Urutan Mata Pelajaran

Pengisian tabel urutan mata pelajaran berdasarkan 3 hal yaitu tingkat

kesulitan mata pelajaran fisika, tingkat kesukaan mata pelajaran fisika, dan

tingkat kegunaan mata pelajaran fisika bagi studi kedepannya.

(41)

G.

Validitas

(42)

25

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.

Deskripsi Penelitian

Penelitian ini dilakukan bersama tim yang terdiri dari 4 mahasiswa yaitu

Rati Hia, Yosefin Gulo, Legi Daeli dan Frans Lahagu dengan topik

permasalahan yang berbeda tetapi menggunakan sampel yang sama.

Pelaksanaan penelitian pada bulan Februari 2016, di seluruh sekolah tingkat

SMA yang ada di Kabupaten Nias Barat. Sebelumnya peneliti sudah

memberikan surat permohonan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Nias Barat

untuk melakukan penelitian di seluruh sekolah tingkat SMA kelas XI IPA.

Dinas Pendidikan menerima permohonan yang telah dibuat. Surat permohonan

ijin penelitian dan surat pemberian ijin dari Dinas Pendidikan Kabupaten Nias

Barat terlampir pada lampiran 2a dan ran 2b. Jumlah sekolah tingkat SMA yang

ada di Nias Barat adalah 12. Pada awalnya peneliti merencanakan 12 sekolah

yang akan diteliti, oleh karena terdapat satu sekolah yang tidak memiliki kelas

IPA maka peneliti hanya melakukan penelitian di 11 sekolah. Jumlah sampel

yang digunakan sebanyak 506 siswa SMA kelas XI IPA.

(43)
[image:43.595.82.513.129.620.2]

Tabel 8. Jadwal penelitian

No

Nama Sekolah

Tanggal Pelaksanaan

Penelitian

1

SMAN 1 Mandrehe

10, 12 Februari 2016

2

SMAS BNKP Karamel

10, 13 Februari 2016

3

SMAS Kristen Arastamar

12 Februari 2016

4

SMAN 1 Ulu Moro'o

13 Februari 2016

5

SMAN 2 Mandrehe

13 Februari 2016

6

SMAN 1 Lahomi

15 Februari 2016

7

SMAN 1 Moro'o

16 Februari 2016

8

SMAN 2 Lolofitu Moi

17 Februari 2016

10

SMAN 1 Sirombu

18 Februari 2016

9

SMAN 1 Lolofitu Moi

19 Februari 2016

11

SMAN 1 Mandrehe Utara

20 Februari 2016

(44)

keterangan telah melakukan penelitian dan berita acara dari setiap sekolah

terlampir pada lampiran 3a sampai 3k.

Secara keseluruhan penelitian sudah terlaksana dengan baik dan kendala

yang dihadapi bisa sedikit diatasi oleh peneliti dan tim peneliti.

B.

Analisis data dan Pembahasan

1.

Persepsi Siswa Terhadap Pelajaran Fisika

Dalam pengukuran persepsi siswa terhadap pelajaran fisika terdiri

36 item pernyataan, yang memiliki skor antara 1

4. Skor pengukuran

persepsi siswa berada diantara 36 - 144. Distribusi jawaban siswa dan skor

jawaban siswa terlampir pada lampiran 4a dan lampiran 4b. Skor setiap item

pernyataan terdapat pada lampiran 4c.

[image:44.595.85.514.211.678.2]

Pengukuran dilakukan terhadap 506 siswa SMA sebagai sampel dari

seluruh SMA se-Kabupaten Nias Barat. Dengan berbantuan SPSS diperoleh

data perhitungan kuesioner seperti pada tabel 9.

Tabel 9. Data perhitungan pada kuesioner

N

Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

Skor

506 43.00 %

92.00%

73.77% 6.50701

Valid

N

(listwise)

506

(45)
[image:45.595.83.514.204.641.2]

Tabel 10. Distribusi frekuensi perolehan skor

Interval

Skor

Interval

Skor

(%)

Mean

(%)

Kate

gori

Frekuensi

Skor (%)

Freku

ensi

(%)

Frekuensi

Kumulatif

Bentuk

Persepsi

118

144

81.26

100

84

A

49

9.68

49

Positif

91 – 117

62.6

81.25

73

B

433

85.57

482

64 – 90

43.76

62.5

59

C

23

4.54

505

Negatif

36 – 63

25

-

43.75

43.1

D

1

0.19

506

Berdasarkan tabel 10 siswa dapat dikelompokkan memiliki persepsi

positif dan negatif tergantung pada kuesioner yang diisi. Dilihat dari skor

yang dimiliki oleh siswa pada pengisian kuesioner, nilai skor diantara 36

90 siswa tersebut memiliki persepsi negatif terhadap pelajaran fisika dan

skor diantara 91

144 siswa dikatakan memiliki persepsi positif terhadap

pelajaran fisika.

(46)

Nias Barat menerima adanya pelajaran fisika. Analisis tabel 10 terdapat

pada lampiran 5.

[image:46.595.81.511.194.655.2]

Ditinjau dari jumlah siswa yang mempunyai persepsi positif

terhadap masing-masing indikator ditnjukkan pada tabel 11.

Tabel 11. Distribusi skor persepsi siswa per indikator

No

Indikator

Skor

rata-rata

(%)

Kategori

Frekuensi (%)

Persepsi

Positif

Persepsi

Negatif

A

B

C

D

1

K1

73.00

B

13.44

76.68

9.68

0.20

2

K2

82.00

A

57.11

35.97

5.93

0.99

3

K3

77.50

B

46.64

41.11

11.26

0.99

4

K4

66.60

B

14.23

39.33

39.72

6.72

5

A1

68.60

B

4.74

76.28

18.77

0.20

6

A2

72.50

B

15.22

70.36

14.43

0.00

7

A3

77.80

B

43.68

48.22

6.52

1.58

8

A4

77.90

B

25.89

63.24

10.47

0.40

(47)

pengetahuan. Dari tabel 11 presentase skor rata-rata paling rendah pada

indikator ke-4 dengan skor rata-rata 66%, berada pada kategori

”B” (baik)

akan tetapi masih ada sejumlah 39.72% siswa memiliki persepsi negatif

artinya siswa SMA se Kabupaten Nias Barat belum memiliki kemampuan

yang baik dalam belajar fisika, dan mencapai nilai tinggi dalam pelajaran

fisika. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa hal mulai dari metode

pengajaran yang dilakukan oleh guru, dimana guru di SMA Kabupaten Nias

Barat lebih cenderung menambah ilmu pengetahuan siswa saja daripada

melatih siswa memecahkan masalah dan berpikir hal ini dapat ditunjukkan

dari hasil item no 12 memiliki skor yang rendah yaitu berada pada 59.5%.

[image:47.595.87.511.239.761.2]

Tinjauan perolehan skor pada setiap sekolah ditampilkan pada tabel

12.

Tabel 12. Skor persepsi siswa pada setiap sekolah

No Nama Sekolah

Rata-rata

Kategori

Skor

Skor

(%)

1

SMAN 1 Lolofitu Moi

104

72.2

B

2

SMAN 1 Mandrehe Utara

104

72.2

B

3

SMAN 1 Lahomi

109

75.7

B

4

SMAS Kristen Arastamar

107

74.2

B

5

SMAN 1 Sirombu

105

73.1

B

(48)

No Nama Sekolah

Rata-rata

Kategori

Skor

Skor

(%)

10 SMAN 2 Lolofitu Moi

105

73.1

B

[image:48.595.84.511.116.703.2]

11 SMAN 1 Moro'o

108

74.9

B

Tabel 12 merupakan hasil perolehan skor pada setiap sekolah. Setiap

sekolah mempunyai nilai rata-ratanya tersendiri, dapat dilihat bahwa skor

seluruh sekolah yang ada di Nias Barat memiliki persepsi positif atau berada

pada kategori “B” terhadap fisika. Jika dilih

at dari skor rata persepsi positif

tertinggi diperoleh oleh SMAN 2 Mandrehe yaitu berada pada skor 76.3 %

atau sebagian besar siswa memiliki tanggapan yang baik terhadap pelajaran

Fisika.

Untuk mengetahui pada indikator mana saja terkandung persepsi

siswa setiap sekolah dapat dilihat pada tabel 13a dan 13b.

Tabel 13a. Distribusi skor pada setiap aspek kognitif

No Nama Sekolah

K1 K2 K3 K4

Skor (%)

Kate gori

Skor (%)

Kate gori

Skor (%)

Kate gori

Skor (%)

(49)
[image:49.595.83.513.133.669.2]

Tabel 13b. Distribusi skor pada setiap aspek afektif

No Nama Sekolah

A1 A2 A3 A4

Skor (%)

Kate gori

Skor (%)

Kate gori

Skor (%)

Kate gori

Skor (%)

Kate gori 1 SMAN 1 Lolofitu Moi 68.70 B 70.10 B 75.33 B 75.74 B 2 SMAN 1 Mandrehe Utara 66.74 B 67.50 B 78.13 B 77.34 B 3 SMAN 1 Lahomi 69.71 B 76.00 B 81.33 A 79.00 B 4 SMAS Kristen Arastamar 64.80 B 77.14 B 72.62 B 81.25 B 5 SMAN 1 Sirombu 68.50 B 71.88 B 76.62 B 75.95 B 6 SMAS BNKP Karamel 67.61 B 69.77 B 79.55 B 77.41 B 7 SMAN 1 Mandrehe 69.60 B 71.67 B 80.26 B 77.46 B 8 SMAN 1 Ulu Moro'o 65.99 B 70.95 B 76.79 B 79.91 B 9 SMAN 2 Mandrehe 71.05 B 74.36 B 77.84 B 81.52 A 10 SMAN 2 Lolofitu Moi 68.01 B 72.29 B 77.43 B 76.69 B 11 SMAN 1 Moro'o 68.67 B 76.86 B 76.43 B 79.02 B

(50)

Kabupaten Nias Barat memiliki pengalaman yang baik dalam belajar fisika,

mengetahui manfaat dari belajar fisika dan menemukan solusi ketika

menghadapi persoalan fisika dan dalam proses belajar fisika siswa

mengetahui bahwa guru lebih baik melatih cara berpikir mereka dalam

memecahkan masalah daripada hanya menambah pengetahuan. Pada aspek

kognitif keempat (K4) terdapat 2 sekolah yaitu SMAN 1 Lolofitu Moi dan

SMAN 1 Lahomi yang berada pada ketagori C artinya seluruh siswa di

sekolah tersebut memilki persepsi negatif bahwa tidak memiliki

kemampuan yang baik dalam belajar fisika dan juga belum mampu

mencapai nilai yang tinggi dalam belajar fisika. Akan tetapi disamping

kelemahan yang dimiliki oleh siswa SMAN 1 Lahomi mereka memilki

kelebihan yaitu 81.33% siswa atau hampir seluruhnya tahu bahwa persitiwa

fisika mudah ditemui dalam kehidupann sehari-hari, juga fisika dapat

bermakna bagi kebaikan masyarakat dan banyak memiliki sumbangan

dalam dunia kerja ke depannya.

(51)

mengtahui dengan belajar fisika dapat meningkatkan nilai kerjasama dan

tidak mementingkan diri sendiri. Hal ini berkebalikan dengan SMAN 1

Lolofitu Moi, berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di SMAN

1 Lolofitu Moi belum ada guru bidang studi yang benar- benar lulusan

pendidikan fisika, mata pelajaran fisika diampu oleh guru bidang studi

matematika. Hal ini dapat menjadi penyebab bahwa siswa belum mampu

diterima dengan baik oleh siswa SMAN 1 Lolofitu Moi. Analisis tabel 13a

dan 13b terdapat pada lampiran 6.

2.

Pengurutan Mata Pelajaran

Mata pelajaran diurutkan berdasarkan tiga hal yaitu berdasar

kesulitan, kesukaan dan kegunaan. Distribusi pengurutan mata pelajaran

oleh siswa terlampir pada lampiran 7. Dari ketiga hal tersebut dilihat

manakah mata pelajaran yang menurut siswa paling sulit, disukai dan

berguna untuk studi kedepannya.

[image:51.595.82.514.227.735.2]

Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan diperoleh hasil pada

tabel berikut.

Tabel 14. Hasil presentase pengurutan mata pelajaran secara keseluruhan

No Mata Pelajaran

Persentase (%)

Sulit

Disukai Berguna

1

Fisika

25.49

9.09

6.13

2

Kimia

23.52

10.67

7.31

(52)

No Mata Pelajaran

Persentase (%)

Sulit

Disukai Berguna

4

Matematika

29.45

11.46

14.62

5

Bahasa Indonesia 0.59

13.44

8.10

6

Bahasa Inggris

18.38

10.87

15.22

7

Agama

1.19

18.97

11.46

8

PKN

1.38

4.35

3.36

(53)

Fisika juga menjadi mata pelajaran yang tidak begitu disukai, ini

ditunjukkan bahwa hanya 9.09% siswa yang menyukai pelajaran fisika.

Mata pelajaran fisika tidak begitu disukai oleh siswa hal ini merupakan

tantangan bagi guru fisika untuk membuat siswa menyukai pelajaran fisika.

Ketidak sukaan mata pelajaran ini dapat dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu

kurangnya fasilitas pembelajaran fisika, ditunjukkan pada hasil skor yang

diperoleh pada item no 33 yaitu 55.7% artinya kelengkapan fasilitas yang

diberikan oleh sekolah masih kurang atu tidak lengkap. Hal ini terlihat juga

pada sebelas sekolah yang ada di Kabupaten Nias Barat tidak memiliki

laboratorium fisika sehingga pembelajaran fisika tidak pernah

dilakasanakan di laboratorium.

Walaupun tergolong mata pelajaran yang sulit dan tidak disukai

tetapi mata pelajaran fisika termasuk mata pelajaran yang masih memiliki

kegunaan bagi siswa untuk melanjutkan studi ke depannya. Terlihat bahwa

masih ada 6.12% siswa yang merasa studinya kedepan dipengaruhi oleh

fisika. Hal ini dikarenakan siswa tau bahwa fisika memiliki banyak peran

dalam perkembangan teknologi, hasilnya menunjukkan pada item no 15

siswa memiliki skor yang tinggi yaitu berada pada 72.6% dimana siswa

mempunyai persepsi yang positif bahwa kemajuan teknologi saat ini sangat

dipengaruhi oleh ilmu fisika.

(54)
[image:54.595.89.506.186.759.2]

Berikut distribusi pengurutan mata pelajaran pada setiap sekolah

ditampilkan pada tabel 15.

Tabel 15. Distribusi pengurutan mata pelajaran pada setiap sekolah

Nama Sekolah

Mata Pelajaran

Jumlah Siswa (%)

Sulit

Suka

Berguna

SMAN 1 Lolofitumoi

Fisika

50.98

13.73

1.96

Kimia

19.61

9.80

1.96

Biologi

0.00

25.49

54.90

Matematika

17.65

5.88

7.84

Bahasa Indonesia

0.00

17.65

9.80

Bahasa Inggris

9.80

9.80

13.73

Agama

0.00

13.73

7.84

PKN

1.96

3.92

1.96

SMAN 1 Mandrehe Utara

Fisika

43.75

0

6.25

Kimia

0

50

25.00

Biologi

0

0

0.00

Matematika

43.75

0

12.50

Bahasa Indonesia

0

25

6.25

Bahasa Inggris

12.5

6

18.75

Agama

0

19

31.25

PKN

0

0

0.00

SMAN 1 Lahomi

Fisika

24

4

8

Kimia

68

4

4

Biologi

0

32

40

Matematika

0

32

16

Bahasa Indonesia

0

4

4

Bahasa Inggris

8

16

12

Agama

0

8

12

PKN

0

0

4

SMAS Arastamar

Fisika

28.57

28.57

14.28

Kimia

14.29

0.00

0

Biologi

0.00

0.00

14.28

Matematika

28.57

14.29

42.85714

Bahasa Indonesia

0.00

0.00

0

Bahasa Inggris

28.57

0.00

28.57

Agama

0.00

57.14

0

PKN

0.00

0.00

0

SMAN 1 Sirombu

Fisika

4.17

4.17

1.39

(55)

Nama Sekolah

Mata Pelajaran

Jumlah Siswa (%)

Sulit

Suka

Berguna

Biologi

0.00

19.44

29.17

Matematika

27.78

9.72

11.11

Bahasa Indonesia

0.00

12.50

8.33

Bahasa Inggris

5.56

15.28

22.22

Agama

2.78

27.78

16.67

PKN

4.17

1.39

2.78

SMAS Karmel

Fisika

56.82

9.09

6.82

Kimia

0.00

13.64

9.09

Biologi

0.00

11.36

20.45

Matematika

22.73

15.91

22.73

Bahasa Indonesia

0.00

9.09

0.00

Bahasa Inggris

18.18

9.09

13.64

Agama

0.00

27.27

27.27

PKN

2.27

4.55

0.00

SMAN 1 Mandrehe

Fisika

30.95

8.33

5.95

Kimia

3.57

14.29

7.14

Biologi

0.00

39.29

41.67

Matematika

44.05

4.76

16.67

Bahasa Indonesia

0.00

7.14

3.57

Bahasa Inggris

20.24

7.14

16.67

Agama

0.00

14.29

3.57

PKN

1.19

4.76

4.76

SMAN 1 Ulu Moro'o

Fisika

14.29

7.14

4.76

Kimia

11.90

2.38

0.00

Biologi

0.00

19.05

33.33

Matematika

35.71

19.05

11.90

Bahasa Indonesia

0.00

11.90

19.05

Bahasa Inggris

38.10

14.29

11.90

Agama

0.00

14.29

9.52

PKN

0.00

11.90

9.52

SMAN 2 Mandrehe

Fisika

23.40

6.38

10.63

Kimia

46.81

8.51

12.76

Biologi

0.00

14.89

25.53

Matematika

10.64

25.53

17.02

Bahasa Indonesia

0.00

8.51

6.38

Bahasa Inggris

17.02

17.02

14.89

Agama

0.00

19.15

8.51

(56)

Nama Sekolah

Mata Pelajaran

Jumlah Siswa (%)

Sulit

Suka

Berguna

SMAN 2 Lolofitumoi

Fisika

12.50

0.00

0.0

Kimia

8.33

4.17

4.2

Biologi

0.00

18.75

43.8

Matematika

66.67

4.17

18.8

Bahasa Indonesia

4.17

43.75

18.8

Bahasa Inggris

8.33

8.33

8.3

Agama

0.00

16.67

6.3

PKN

0.00

4.17

0.0

SMAN 1 Moro'o

Fisika

15.71

22.86

14.29

Kimia

24.29

11.43

10.00

Biologi

0.00

14.29

28.57

Matematika

17.14

8.57

10.00

Bahasa Indonesia

1.43

7.14

7.14

Bahasa Inggris

35.71

8.57

14.29

Agama

5.71

18.57

11.43

PKN

0.00

8.57

4.29

[image:56.595.88.508.109.735.2]

Presentase mata pelajaran fisika ditinjau dari setiap sekolah

disajikan pada tabel 16.

Tabel 16. Presentase mata pelajaran fisika pada setiap sekolah berdasarkan

ketiga aspek

Nama Sekolah

Skor (%)

Sulit

Suka

Berguna

SMAN 1 Lolofitumoi

50.98

13.73

1.96

SMAN 1 Mandrehe Utara

43.75

0

6.25

SMAN 1 Lahomi

24

4

8

SMAS Arastamar

28.57

28.57

14.28

SMAN 1 Sirombu

4.17

4.17

1.39

SMAS BNKP Karmel

56.82

9.09

6.82

SMAN 1 Mandrehe

30.95

8.33

5.95

SMAN 1 Ulu Moro'o

14.29

7.14

4.76

SMAN 2 Mandrehe

23.40

6.38

10.63

(57)

Pada setiap sekolah presentase kedudukan mata pelajaran fisika

berdasarkan kesulitan, kesukaan dan kegunaan berbeda - beda. Hasilnya

menunjukkan bahwa di SMAS BNKP Karmel 56.82% siswa menganggap

bahwa pelajaran fisika termasuk pelajaran yang sulit, presentase ini cukup

tinggi jika dibandingkan dengan sekolah

sekolah lainnya. Berbeda dengan

SMAN 1 Sirombu, hanya ada 4.17% siswa yang menganggap bahwa fisika

itu sulit.

(58)

Perkembangan teknologi yang canggih saat ini tidak lepas dari peran

ilmu fisika, namun sayangnya tidak banyak siswa lulusan SMA yang

melanjutkan studinya kebidang ilmu fisika. Pada penelitian sebelumnya

yang telah dilakukan Doug Checley hanya ada sedikit siswa yang

melajutkan studinya kebidang fisika dibandingkan dengan ilmu lainnya

seperti biologi dan kimia (Doug Checkley 2010). Hal ini hampir sama pada

sekolah

sekolah yang ada di Kabupaten Nias Barat, di SMAN 2 Lolofitu

Moi bahkan tidak ada siswa yang menganggap pelajaran fisika berguna bagi

studi mereka ke depannya. Selain tidak berguna siswa di SMAN 2 Lolofitu

Moi juga tidak menyukai fisika sama sekali dengan presentase 0%, akan

tetapi mereka tidak beranggapan bahwa fisika itu sulit. Presentase tertinggi

berada di SMAN 1 Moro’o yaitu sebesar 14.29% artinya walau hanya

(59)

42

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi siswa se

Kabupaten Nias Barat terahadap mata pelajaran fiska. Dari hasil data dan

analisis data yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan, hampir seluruh siswa

SMA Kabupaten Nias Barat memiliki persepsi positif terhadap fisika. Artinya

hampir seluruh siswa SMA Kabupaten Nias Barat menerima adanya pelajaran

fisika di sekolah. Dibuktikan dengan 85. 57% siswa memilki nilai rata-rata 73%

berada pada kelompok B (Baik).

(60)

B.

Saran

1.

Bagi Guru dan Calon Guru

Penulis menyarankan agar guru dan calon mata pelajaran fisika, agar

lebih peka terhadap persepsi yang telah dimilki oleh siswa baik itu persepsi

negative maupun persepsi positif. Ada baiknya setelah guru melakukan

proses pembelajaran guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

berefleksi tentang pembelajaran yang siswa alami selama mempelajari

fisika. Hal ini akan sangat berguna bagi guru untuk mengetahui persepsi

siswa yang dapat membantu guru untuk mempertahankan persepsi yang

baik dan mengubah persepsi yang buruk secara perlahan. Akan lebih baik

lagi jika guru berusaha menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan

materi yang diajarkan.

2.

Bagi Peneliti Lain

Bagi peneliti yang akan melakukam penelitian yang hampir sama

seperti yang dilakukan ini ada baiknya jika peneliti selanjutnya

mengembangkan tujuan penelitian mengingat penelitian ini hanya

mendeskripsikan saja mungkin dapat ditambahi dengan melihat akibat dari

persepsi yang terjadi. Ada baiknya juga peneliti selanjutnya melakukan

metode wawancara terhadap siswa yang mewakili sampel.

3.

Bagi Sekolah

(61)

4.

Bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Nias Barat

(62)

45

DAFTAR PUSTAKA

Chana Jasmina. 2014. Perception of Physics. Diakses tanggal 16 Mei 2016 dari

http://sciencegrrl.co.uk/Perceptions-physics/

Doug Checkley, High

School Student’s Perceptions of Physics,

Thesis, Faculty of

Education, Lethbridge 2010.

J. Grace E, Hubungan Persepsi Siswa Kelas VIII SMP Tarakanita Magelang

Terhadap Pelajaran Fisika Dengan Prestasi Belajar Fisika. Skripsi,

Universitas Sanata Dharma, 2008.

Profil Kabupaten Nias Barat. www.niasbaratkab.go.id. Diakses tanggal 01 Juni

2016.

Ridwa & Sunarto. 2014. Pengantar Statistika. Yogyakarta: Alfabeta.

Rohmah, Noer. 2015. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Kalimedia

.

Suparno, Paul. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Fisika.Yogyakarta:

Universitas Sanata Dharma.

(63)

46

(64)

47

Lampiran 1. Instrumen Penelitian

KUESIONER PERSEPSI SISWA TENTANG FISIKA

PENJELASAN DAN PEDOMAN PENGISIAN

A.

Penjelasan

1.

Pengisian pernyataan - pernyataan ini bukan merupakan pengerjaan suatu

tes jadi tidak mempengaruhi nilai pelajaran Fisika anda

2.

Agar betul-betul dapat bermanfaat pernyataan - pernyataan ini hendaknya

anda isi dengan jujur

B.

Pedoman I

1.

Pada tabel di bawah terdapat sejumlah pernyataan tentang persepsi siswa

tentang mata pelajaran fisika

2.

Jawaban anda mohon ditulis pada lembar jawaban yang telah disediakan

3.

Berilah tanda centang (

√)

yang sesuai dengan pengalaman anda

STS

: Sangat Tidak Setuju

TS

: Tidak Setuju

S

: Setuju

(65)

48

No

Pernyataan

STS

TS

S

SS

1

Pelajaran fisika sama dengan matematika

karena hanya menghitung

2

Orang yang pandai fisika adalah orang yang

hafal rumus-rumus dan dapat

menggunakannya

3

Belajar berarti menambah pengetahuan

4

Peristiwa fisika sulit ditemukan dalam

kehidupan sehari-hari

5

Pelajaran fisika adalah pelajaran yang

membosankan

6

Orang yang mempelajari/ mendalami bidang

fisika terkesan serius dan terlihat angker

7

Orang yang cerdas adalah orang yang mampu

memecahkan persoalan yang dihadapinya

8

Pelajaran fisika tidak akan bermanfaat bagi

kehidupan saya

9

Belajar fisika merupakan kegiatan yang

melelahkan dan tidak berguna

10

(66)

49

No

Pernyataan

STS

TS

S

SS

11

Memecahkan masalah pada soal fisika pada

dasarnya mencari rumus yang tepat

12

Guru seharusnya lebih banyak melatih murid

memecahkan masalah dan berpikir daripada

menambah pengetahuan siswa

13

Ketika menjelang ujian pelajaran fisika, yang

terpenting dilakukan adalah menghafalkan

contoh-contoh soal yang pernah dibahas dan

dijelaskan oleh guru

14

Jika saya lupa suatu rumus tertentu untuk

menyelesaikan soal ujian, maka tidak ada lagi

hal yang dapat saya lakukan

15

Kemajuan

teknologi

saat

ini

sangat

dipengaruhi oleh ilmu fisika

16

Studi

saya

dikemudian

hari

tidak

memerlukan penguasaan tentang fisika

17

Pada saat belajar fisika sedang berlangsung

saya menginginkan pelajaran fisika itu cepat

selesai/ berakhir

18

(67)

50

No

Pernyataan

STS

TS

S

SS

19

Soal fisika yang sulit membuat saya malas

belajar

20

Dalam karir saya kedepan tidak memerlukan

penguasaan

Gambar

Tabel 1. Pengelompokkan aspek persepsi siswa yang diteliti
Tabel 2a. Jumlah sekolah yang tersebar pada setiap Kecamatan
Tabel 2b. Jumlah guru yang tersebar pada setiap kecamatan
Tabel 2c. Jumlah siswa SMA/SMK yang tersebar pada setiap kecamatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-P Formulasi Diversi ( Rehabilitasi dan Resosialisasi ) sebagai

Biaya kuliah tunggal merupakan seluruh biaya operasional per mahasiswa per semester pada program studi di perguruan tinggi negeri dan uang kuliah tunggal (UKT)

Kesimpulan penelitian ini adalah adanya tingkat pengetahuan sedang, kategori sikap baik, dan tindakan sudah benar pada masyarakat di Kecamatan Pakualaman

Menurut (Ibrahim, 2012) dalam penelitiannya yang berjudul Kriptografi Algoritma DES, AES/Rijndael, Blowfish untuk Keamanan Citra Digital dengan Menggunakan Metode

Pada hari ini Selasa tanggal Dua Puluh Lima bulan September Tahun Dua Ribu Dua Belas, kami yang bertanda tangan dibawah ini Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Dinas Bina Marga

Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan, aktivitas belajar siswa termasuk dalam kategori kurang aktif dan dalam kegiatan pembelajaran siswa masih tergantung pada

Pada hari ini, seramai 407 Person Under Surveillance (PUS) telah mendaftar masuk di hotel untuk menjalani kuarantin, menjadikan jumlah keseluruhan PUS di 31 buah hotel

Penelitian ini menemukan gambaranself compassion pada mahasiswa dari keluarga yang bercerai dengan melihat dimensi self compassion yaitu ketiga subjek dapat