• Tidak ada hasil yang ditemukan

Status Register

Dalam dokumen INDRO SUSILO M3109043 (Halaman 24-33)

Status register adalah register berisi status yang dihasilkan pada setiap operasi yang dilakukan ketika suatu intruksi dieksekusi. SREG merupakan bagian dari inti CPU mikrokontroler. Berikut ini adalah status register dari ATmega8 beserta penjelasanya. Status register ditunjukan oleh Gambar 2.4.

Gambar 2.4. Status Register 1. BIT 7 ( I )

Merupakan bit Global Interupt Enable. Bit ini harus diset supaya semua perintah interupsi dapat dijalankan. Untuk fungsi interupsi individual akan dijelaskan pada bagian lain. Jika bit ini di-set, maka semua perintah interupsi baik yang individual maupan secara umum akan diabaikan. Bit ini akan dibersihkan atau cleared oleh hardware setelah sebuah sebuah interupsi dijalankan dan akan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

di-set kembali oleh perintah RETI. Bit ini juga dapat di-set dan di-reset melalui aplikasi dengan intruksi SEI dan CLI.

2. BIT 6 (T)

Merupakan Bit Copy Storage. Intruksi Bit Copy Intructions BLD (Bit LoaD) dan BST (BitStorage) menggunakan bit ini sebagai asal atau tujuan untuk bit yang telah dioperasikan. Sebuah bit dari sebuah register dalam Register File

dapat disalin ke dalam bit ini dengan menggunakan intruksi BST, dan sebuah bit di dalam bit ini disalin ke dalam sebuah bit di dalam register pada Register File

dengan menggunakan perintah BLD. 3. BIT 5 (H)

Merupakan bit Half Carry Flag. Bit ini menandakan sebuah Half Carry

dalam beberapa operasi aritmatika. Bit ini berfungsi dalam aritmatik BCD. 4. BIT 4 (S)

Merupakan Sign Bit. Bit ini selalu merupakan sebuah eksklusif diantara

Negative Flag (N) dan Tow’s Complement Overflow Flag(V). 5. BIT 3 (V)

Merupakan bit Tow’s Complement Overflow Flag. Bit ini menyediakan fungsi-fungsi aritmatika dua komplemen.

6. BIT 2 (N)

Merupakan bit Negative Flag. Bit ini mengindikasikan sebuah hasil negatif di dalam sebuah fungsi logika atau aritmatika.

7. BIT 1 (Z)

Merupakan bit Zero Flag. Bit ini mengindikasikan sebuah hasil “0” dalam

sebuah fungsi aritmatika atau logika. 8. BIT 0 (C)

Merupakan bit Carry Flag. Bit ini mengindikasikan sebuah carry atau sisa dalam sebuah fungsi aritmatika atau logika.

2.7. PCB (Printed Circuit Board)

Adalah papan berlapis tembaga yang digunakan untuk membuat jalur rangkaian elektronik. PCB ada beberapa jenis yaitu tergolong dari bahan yang digunakan untuk membuat PCB. Jenis PCB ada yang berbentuk double layer dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

single layer. PCB berjenis duoble layer memiliki dua lapisan tembaga dan yang berjenis single layer hanya memiliki satu lapisan tembaga. PCB yang digunakan pada umumnya adalah yang terbuat dari bahan pertinak dan berjenis single layer. PCB jenis pertinak ini rata-rata memiliki ketebalan tembaga 0,035 mm – 0,06 mm. Sedangkan PCB dengan jenis lain yaitu dari bahan fiber dengan ketebalan tembaga lebih dari 0,0 6mm. Ketebalan tembaga ini mempengaruhi kualitas jalur rangakaian dan proses pelarutan PCB. Jenis-jenis pcb ditunjukan pada Gambar 2.5 dan Gamabr 2.6.

Gambar 2.5. PCB dengan jenis bahan pertinak

Gambar 2.6. PCB dengan jenis bahan fiber

2.8. LED ( Light Emitting Diode)

LED merupakan komponen yang dapat mengeluarkan emisi cahaya. LED merupakan produk temuan setelah dioda. Strukturnya sama dengan dioda, tetapi belakangan ditemukan bahwa elektron yang menerjang sambungan p-n juga melepaskan panas dan energi cahaya. Karakteristik LED sama dengan karakteristik pada dioda penyearah. Bedanya jika dioda membuang energi dalam bentuk panas, sedangakan LED membuang energi dalam bentuk cahaya.

Keuntungan menggunkan LED adalah struktur solid, ukurannya kecil, masa pakai tahan lama, dan tidak terpengaruh oleh on/off pensaklaran, mudah dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

dipakai, dan mudah didapat. Karena tahan lama dan tidak terpengaruh on/off pensaklaran, maka LED banyak digunakan sebagai display atau indikator baik itu pada audio atau mesin-mesin kontrol.

Gambar 2.7. LED (Light Emitting Diode)

Radiasi yang dipancarkan LED tergantung dari materi dan susunan dioda

p-n dan bahan semi konduktor penyusun LED itu sendiri. Bahan semi konduktor yang sering digunakan dalam pembuatan LED adalah :

1. Ga As (Galium Arsenid) meradiasikan sinar infra merah.

2. Ga As P(Galium Arsenid Phospide) meradiasikan warna merah dan kuning. 3. Ga P (Galium Phospide) meradiasikan warna merah dan kuning.

Seperti halnya sebuah dioda, salah satu karakteristik LED adalah harga ketergantungan anata I terhadap V. Grafik antara V-I untuk LED sama dengan grafik V-I untuk dioda penyearah. Perbedaannya terletak pada pengertian teganggan dan arus yang lewat. Harga arus I yang melewati LED menentukan intensitas cahaya yang dipancarkan, atau dengan kata lain arus LED sebanding dengan intensitas cahaya yang dihasilkan. Jika arus yang melewati LED besar, maka intensitas cahaya dihasilkan juga terang. Sebaliknya jika arus yang lewat kecil, maka nyala LED akan redup atau LED tidak akan menyala sama sekali.

2.9. Relay

Relay merupakan komponen output yang paling sering digunakan pada beberapa peralatan elektronika dan di berbagai bidang lainnya. Relay berfungsi untuk menghubungkan atau memutus arus listrik yang dikontrol dengan memberikan tegangan dan arus tertentu pada koil. Ada 2 macam relay berdasarkan tegangan untuk menggerakan koilnya, yaitu AC dan DC.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Gambar 2.8. Relay HKE HRS4H-S-DC5V

Ada berbagai macam jenis relay berdasarkan pole-nya, yaitu Single Pole

Double Throw (SPDT) dan Double Pole Double Throw (DPDT) yang berfungsi

untuk menghubungkan dan memutus arus untuk menggerakan peralatan di luar rangakaian. Pada dasarnya relay adalah kumparan yang dialiri arus listrik sehingga kumpuran mempunyai sifat sebagai magnet. Magnet sementara tersebut digunakan untuk menggerakan suatu sistem saklar yang terbuat dari logam sehingga pada saat relay dialiri arus listrik maka kumparan akan terjadi medan magnet dan menarik logam tersebut, saat arus listrik diputus maka logam akan kembali pada posisi semula.

Gambar 2.9. Skema Relay SPDT

Pada saat ada arus yang mengalir pada kaki 1 dan 2, maka inti besi lunak akan menjadi magnet, kemudian inti besi itu akan menarik kontak yang ada pada kaki 3, sehingga kaki 3 yang pada mulanya terhubung ke kaki 5 berubah kedudukannyam yaitu terhubung ke kaki 4. Hal tersebut dapat terjadi jika kaki 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

2.10. Transistor

Transistor merupakan semi konduktor berbahan dasar silicon atau

germanium dengan bentuk kemasan yang sangat banyak jenisnya ( 92, TO-220, dll). Secara umum transistor memiliki 3 titik penyambungan, yaitu basis (B), Kolektor (C) dan Emittor (E).

Pada prinsipnya transistor ,merupakan dioda basis-emittor dan dioda basis-kolektor. Kondisi tersebut menyebabkan transistor semacam ini disebut juga transistor pertemuan (junctions). Dengan adanya 2 kemungkinan untuk mempertemukan dua buah dioda tersebut, maka akan terdapat jenis transistor

yang dibentuk, yauti transistor NPN (Negatif Positive Negatif) bila yang dipertemukan anodanya dan transistor PNP (Positive Negatif Positive) bila yang dipertemukan katodanya.

Gambar 2.10. Transistor

Berdasarkan jenisnya, indentifikasi transistor dapat dengan mudah dilakukann dengan melihat datasheet transistor yang bersangkutan.

2.11. IC Regulator

Untuk menstabilkan tegangan DC (+) dan tegangan DC (-) dari catu daya utama sebelum mensuplay rangakaian maka perlu digunakan regulator dangan memasang IC regulator tipe 78xx dan 79xx agar tegangan outputnya sesuai dengan kebutuhan rangkaian.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Gambar 2.11. IC Regulator 7805CT

IC regulator memiliki berbagai macam jenis tergantung dari besar output keluaranya. Tidak semua nilai tegangan dapat diwujudkan dengan menggunkan IC regulator. Produsen IC regulator sudah menetapkan jenis IC regulator berdasarkan outputnya yang sampai sekarang ini banyak digunakan dalam rangkaian elektronik. Berbagai tipe IC regulator beserta keluaran outputnya dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1. Tipe IC regulator

No Tipe Output Tipe Output

1 L7805C 5V L7905C -5V 2 L7852C 5.2V L7952C -5.2V 3 L7806C 6V L7906C -6V 4 L7808C 8V L7908C -8V 5 L7809C 9V L7909C -9V 6 L7812C 12V L7912C -12V 7 L7815C 15V L7915C -15V 8 L7818C 18V L7918C -18V 9 L7820C 20V L7920C -20V 10 L7822C 22V L7922C -22V 11 L7824C 24V L7924C -24V

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

2.12. Resistor

Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat menghambat dan umunya terbuat dari karbon. Dan hukum Ohms diketahui, resistensi benbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan dari suatu resitor disebut Ohm atau dilambangkan

dengan simbol Ω.

Tipe resistor yang umum adalah dalam bentung tabung dengan dua kaki tembaga di kiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk gelang kode warna untuk memudahkan pemakai mengenali besar resistensi tanpa mengukur besarnya dengan Ohmmeter. Kode warna tersebut dalah standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA ( Electronic Industries Association ).

Tabel 2.2. Nilai-nilai gelang warna resistor

Warna Nilai Faktor Pengali Toleransi

Hitam 0 1 Coklat 1 10 Merah 2 100 Jingga / Orange 3 1000 Kuning 4 10000 Hijau 5 100000 Abu-abu 6 1000000 Biru 7 10000000 Ungu / Violet 8 100000000 Putih 9 1000000000 Emas - 0.1 5% Perak - 0.01 10% Tanpa warna - 20%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

2.13. Kapasitor

Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umumnya dikenal misanya udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir manuju ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ujung positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik

ini “tersimpan” selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. Di alam

bebas, fenomena kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnya muatan-muatan positif dan negatif di awan.

Gambar 2.12. Kapasitor elektrolit

2.14. Dioda

Dioda adalah komponen elektronika yang terdiri dari 2 buah bahan semi konduktor yang berlainan jenis yaitu tipe P dan tipe N. Susunan kaki dioda yaitu

Anoda (kutub + ) dan katoda (kutub -). Dioda ada 2 jenis berdasarkan bahan semi konduktornya yaitu tipe germanium dan silicon. Dioda hanya dapat mengalirkan arus listrik searah saja. Maka dioda sering dipakai sebagai penyerah arus AC. Untuk dapat mengalirkan arus pada dioda maka harus diberi bias maju (forward) yaitu kaki anoda mendapat tegangan positif dan katoda mendapat negatif.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Gambar 2.13. Dioda

Dalam dokumen INDRO SUSILO M3109043 (Halaman 24-33)

Dokumen terkait