• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.4 Status Register (SREG)

Status register adalah register berisi status yang dihasilkan pada setiap operasi yang dilakukan ketika suatu intruksi dieksekusi SREG merupakan bagian dari inti CPU mikrokontroller.

1)Bit 7-1: Global Interrupt Enable.

Bit harus diset untuk meng-enable interupsi. Hal ini dilakukan dengan cara mengaktifkan interupsi yang akan digunakan, melalui meng-enable bit control register yang bersangkutan secar individu. Bit akan di-clear apabila terjadi suatu interupsi yang dipicu oleh hardware, dan bit tidak akan mengizinkan terjadinya interupsi, serta akan diset kembali oleh RET1.

2)Bit 6-T: Bit Copy Storage.

Instruksi BLD dan BST menggunakan bit-T sebagai sumber atau tujuan dalam operasi bit. Suatu bit dalam sebuah register GPR dapat disalinke bit T menggunakan instruksi BST, dan sebaliknya bit T dapat disalin kembali ke suatu bit dalam register GPR menggunakan intruksi BLD.

3) Bit 5-h: Half carry flag. 4) Bit 4-s: Sign Bit.

Bit S merupakan hasil operasi EOR antara flag-N (negative) dan Flag V (complement dua overflow).

5) Bit 3-V: Two’s Complement Overflow Flag. Bit berguna untuk mendukung operasi aritmatika.

6) Bit 2-N: Negative Flag.

Apabila suatu operasi menghasilkanbilangan negative, maka flag-N akan diset.

7) Bit 1-Z: Zero Flag.

Bit akan diset bila hasil operasi yang diperoleh adalah nol. 8) Bit 0-C: Carry Flag.

Apabila suatu operasi menghasilkan carry, maka bit akan diset.

2.5 Sensor Suhu LM35

sensor suhu LM35 merupakan penguat sederhana yang berfungsi untuk memperkuat sinyal / tegangan output analog sensor suhu LM35. Rangkaian driver sensor suhu LM35 ini dikonfigurasikan sebagai sebuah penguat non inverting dengan faktor penguatan 1x. Rangkaian driver sensor suhu LM35 ini sangat diperlukan apabila hasil pengukuran sensor suhu oleh sensor suhu LM35 di baca oleh suatu pernagkat dengan impedansi yang rendah dan mengakibatkan terjadi drop tegangan pada output sensor suhu LM35 tersebut. Penguat tegangan yang diterapkan pada rangkaian driver sensor suhu LM35 ini menggunakan

Op-Amp CA3140. Rangkaian driver sensor suhu lm35 ini sangat sederhana seperti dapat dilihat pada gambar berikut.

Rangkaian Driver Sensor Suhu LM35

Gambar 2.5 rangkaian sensor suhu LM35

faktor penguatan dari driver sensor suhu LM35 diatas dapat diatur dengan mengubah nilai tahanan potensiometer 10K yang berfungsi sebagai feedback pada penguatan nol inverting tersebut. Agar tidak mengubah nilai konversi suhu ke tegangan dari sensor suhu LM35. Rangkaian sensor suhu LM35 diatas bekerja dengan tegangan 5Vdc sama dengan tegangan sumber untuk sensor suhu LM35

2.6 Kipas

Kipas yang digunakan pada sistem ini ada 2 buah. Yang pertama berfungsi berfungsi mengalirkan udara dingin ke dalam tabung dan kipas yang kedua berfungsi sebagai membuang udara panas dalam tabung. Penggunaan kedua kipas ini berada pada waktu yang berbeda dimana saat pemanasan berlangsung, kipas atas akan menyala untuk membantu proses pemanasan agar berlangsung lebih cepat, dan bila air telah dirasa panas atau melebihi temperatur yang dikehendaki, kipas samping akan menyala untuk membantu proses pendinginan. Tanda bahwa sedang terjadi proses pemanasan atau pendinginan dapat dilihat dari tampilan yang terdapat pada LCD. Pada LCD akan ditampilkan berapa suhu saat pemanasan berlangsung serta nilai PWM nya

Gambar 2.7 Kipas

2.7 Bahasa C

Akar dari bahasa C adalah bahasa BCPL yang dikembangkan oleh Martin Richards pada tahun 1967. Bahasa ini memberikan ide kepada Ken Thompson yang kemudian mengembangkan bahasa yang disebut dengan B pada tahun 1970. Perkembangan selanjutnya dari bahasa B adalah bahasa C oleh Dennis Ritchie sekitar tahun 1970-an di Bell Telephone Laboratories Inc. (sekarang adalah AT&T Bell Laboratories). Bahasa C pertama kali digunakan pada komputer Digital Equipment Corporation PDP-11 yang menggunakan sistem operasi UNIX.

Standar bahasa C yang asli adalah standar dari UNIX. Sistem operasi, kompiler C dan seluruh program aplikasi UNIX yang esensial ditulis dalam bahasa C. Kepopuleran bahasa C membuat versi-versi dari bahasa ini banyak dibuat untuk komputer mikro. Untuk membuat versi-versi tersebut menjadi standar, ANSI (American National Standards Institute) membentuk suatu komite (ANSI committee X3J11) pada tahun 1983 yang kemudian menetapkan standar ANSI untuk bahasa C. Standar ANSI ini didasarkan kepada standar UNIX yang diperluas.

Kelebihan bahasa C :

a. Bahasa C tersedia hampir di semua jenis computer.

b. Kode bahasa C sifatnya adalah portable dan fleksibel untuk semua jenis computer.

c. Bahasa C hanya menyediakan sedikit kata-kata kunci. hanya terdapat 32 kata kunci.

d. Proses executable program bahasa C lebih cepat e. Dukungan pustaka yang banyak.

f. C adalah bahasa yang terstruktur.

g. Bahasa C termasuk bahasa tingkat menengah penempatan ini hanya menegaskan bahwa C bukan bahasa pemrograman yang berorientasi pada mesin, yang merupakan ciri bahasa tingkat rendah. melainkan berorientasi pada obyek tetapi dapat dinterprestasikan oleh mesin dengan cepat secepat bahasa mesin. Inilah salah satu kelebihan C yaitu memiliki kemudahan dalam menyusun programnya semudah bahasa tingkat tinggi namun dalam mengesekusi program secepat bahasa tingkat rendah.

Kekurangan bahasa C :

a. Banyaknya operator serta fleksibilitas penulisan program kadang-kadang membingungkan pemakai.

b. Bagi pemula pada umumnya akan kesulitan menggunakan pointer.

2.7.1. Pr oses Kompilasi Dar i Linking Pr ogr am C

Agar suatu program dalam bahasa pemrograman dapat dimengerti oleh komputer, program haruslah diterjemahkan dahulu ke dalam kode mesin. Adapun penerjemah yang digunakan bisa berupa interpreter atau kompiler. Interpreter adalah suatu jenis penerjemah yang menerjemahkan baris per baris intsruksi untuk setiap saat. Keuntungan pemakaian interpreter, penyusunan program relatif lebih cepat dan bisa langsung diuji sekalipun masih ada beberapa kesalahan secara kaidah dalam program. Sedangkan kelemahannya, kecepatannya menjadi lambat sebab sebelum suatu instruksi dijalankan selalu harus diterjemahkan terlebih dahulu. Selain itu, saat program dieksekusi interpreter juga harus berada dalam memori. Jadi memori selalu digunakan baik untuk program maupun interpreter..

Gambar 2.8 Proses Kompilasi-Linking Dari Program C

Proses dari bentuk program bahasa C hingga menjadi program yang executable sistem operasi yang dipakai. Kode obyek berbentuk kode mesin, oleh karena itu tidak dapat dibaca oleh pemrogram. Akan tetapi kode ini sendiri juga belum bisa dipahami komputer. Supaya bisa dimengerti oleh komputer, maka kode obyek bersama-sama dengan kode obyek yang lain dan isi file pustaka/library file perlu dikaitkan (linking) dengan menggunakan linker, membentuk sebuah program yang executable. Program hasil linker ini disimpan dalam file yang disebut file executable, yang biasanya berekstensi .exe.

2.7.2 Str uktur Penulisan Pr ogr am C

Program C pada hakekatnya tersusun atas sejumlah blok fungsi. Sebuah program minimal mengandung sebuah fungsi. Fungsi pertama yang harus ada dalam program C dan sudah ditentukan namanya adalah main(). Setiap fungsi terdiri atas satu atau beberapa pernyataan, yang secara keseluruhan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas khusus. Bagian pernyataan fungsi (sering disebut tubuh fungsi) diawali dengan tanda kurung kurawal buka ({) dan diakhiri dengan tanda kurung kurawal tutup (}). Di antara kurung kurawal itu dapat dituliskan statemen-statemen program C. Namun pada kenyataannya, suatu fungsi bisa saja tidak mengandung pernyataan sama sekali.Walaupun fungsi tidak memiliki pernyataan, kurung kurawal haruslah tetap ada. Sebab kurung kurawal mengisyaratkan awal dan akhir definisi fungsi. Berikut ini adalah struktur dari program C

Main() {

Statemen-statemen ; fungsi utama }

Fungsi-fungsi lain() {

Statemen-statemen; fungsi-fungsi lain yang di tulis oleh pemrogr am }

Bahasa C dikatakan sebagai bahasa pemrograman terstruktur karena strukturnya menggunakan fungsi-fungsi sebagai program-program bagiannya (subroutine). Fungsi-fungsi yang ada selain fungsi utama (main()) merupakan

program-program bagian. Fungsi-fungsi ini dapat ditulis setelah fungsi utama atau diletakkan di file pustaka (library). Jika fungsi-fungsi diletakkan di file pustaka dan akan dipakai di suatu program, maka nama file judulnya (header file) harus dilibatkan dalam program yang menggunakannya dengan preprocessor directive berupa #include.

2.7.3 Pengenalan Fungsi-Fungsi Dasar a. Fungsi main()

Fungsi main() harus ada pada program, sebab fungsi inilah yang menjadi titik awal dan titik akhir eksekusi program. Tanda { di awal fungsi menyatakan awal tubuh fungsi dan sekaligus awal eksekusi program, sedangkan tanda } di akhir fungsi merupakan akhir tubuh fungsi dan sekaligus adalah akhir eksekusi program. Jika program terdiri atas lebih dari satu fungsi, fungsi main() biasa ditempatkan pada posisi yang paling atas dalam pendefinisian fungsi. Hal ini hanya merupakan kebiasaan. Tujuannya untuk memudahkan pencarian terhadap program utama bagi pemrogram. Jadi bukanlah merupakan suatu keharusan.

b. Fungsi printf().

Fungsi printf() merupakan fungsi yang umum dipakai untuk menampilkan suatu keluaran pada layar peraga. Untuk menampilkan tulisan Selamat belajar bahasa C misalnya, pernyataan yang diperlukan berupa:

printf(“Selamat belajar bahasa C”);

atau parameter berupa string. Dalam C suatu konstanta string ditulis dengan diawali dan diakhiri tanda petik- ganda (“). Perlu juga diketahui pernyataan dalam C selalu diakhiri dengan tanda titik koma (;). Tanda titik koma dipakai sebagai tanda pemberhentian sebuah pernyataan dan bukanlah sebagai pemisah antara dua pernyataan.Tanda \ pada string yang dilewatkan sebagai argumen printf() mempunyai makna yang khusus. Tanda ini bisa digunakan untuk menyatakan karakter khusus seperti karakter baris-baru ataupun karakter backslash (miring kiri). Jadi karakter seperti \n sebenarnya menyatakan sebuah karakter. Contoh karakter yang ditulis dengan diawali tanda \ adalah:

\” menyatakan karakter petik-ganda \\ menyatakan karakter backslash \t menyatakan karakter tab

Dalam bentuk yang lebih umum, format printf() printf(“string kontrol”, daftar argumen); dengan string kontrol dapat berupa satu atau sejumlah karakter yang akan ditampilkan ataupun berupa penentu format yang akan mengatur penampilan dari argumen yang terletak pada daftar argumen. Mengenai penentu format di antaranya berupa:

%d untuk menampilkan bilangan bulat (integer)

%f untuk menampilkan bilangan titik-mengambang (pecahan) %c untuk menampilkan sebuah karakter

%s untuk menampilkan sebuah string Contoh :

#include <stdio.h> main( ) {

printf(“No : %d\n”, 10); printf(“Nama : %s\n”, “Ali”); printf(“Nilai : %f\n”,80.5); printf(“Huruf : %c\n”,‘A’);

2.7.4 Pengenalan Pr aprosesor #Include

#include merupakan salah satu jenis pengarah praprosesor (preprocessor directive). Pengarah praprosesor ini dipakai untuk membaca file yang di antaranya berisi deklarasi fungsi dan definisi konstanta. Beberapa file judul disediakan dalam C. File-file ini mempunyai ciri yaitu namanya diakhiri dengan ekstensi .h. Misalnya pada program #include <stdio.h> menyatakan pada kompiler agar membaca file bernama stdio.h saat pelaksanaan kompilasi.

Bentuk umum #include:

#include “namafile”

Bentuk pertama (#include <namafile>) mengisyaratkan bahwa pencarian file dilakukan pada direktori khusus, yaitu direktori file include. Sedangkan bentuk kedua (#include “namafile”) menyatakan bahwa pencarian file dilakukan pertama kali pada direktori aktif tempat program sumber dan seandainya tidak ditemukan pencarian akan dilanjutkan pada direktori lainnya yang sesuai dengan perintah pada sistem operasi. Kebanyakan program melibatkan file stdio.h (file-judul I/O standard, yang disediakan dalam C). Program yang melibatkan file ini yaitu program yang menggunakan pustaka I/O (input-output) standar seperti printf().

2.7.5 LCD (Liquid Cr ystal Display)

Dalam kamus besar bahasa ke wikepedian, arti dari LCD ( Liquid Crystal Display atau dapat di bahasa Indonesia-kan sebagai tampilan Kristal Cair ) adalah suatu jenis media tampilan yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD bisa memunculkan gambar atau tulisan dikarenakan terdapat banyak sekali titik cahaya (piksel) yang terdiri dari satu buah kristal cair sebagai sebuah titik cahaya. Walau disebut sebagai titik cahaya, namun kristal cair ini tidak memancarkan cahaya sendiri. Sumber cahaya di dalam sebuah perangkat LCD adalah lampu neon berwarna putih di bagian belakang susunan kristal cair tadi. Titik cahaya yang jumlahnya puluhan ribu bahkan jutaan inilah yang membentuk tampilan citra. Kutub kristal cair yang dilewati arus listrik akan berubah karena pengaruh polarisasi medan magnetik yang timbul dan oleh karenanya akan hanya membiarkan beberapa warna diteruskan sedangkan warna lainnya tersaring.

Dalam menampilkan karakter untuk membantu menginformasikan proses dan control yang terjadi dalam suatu program mikrokontroller kita sering menggunakan LCD juga. Yang sering digunakan adalah LCD dengan banyak karakter 16x2. Maksudnya semacam fungsi tabel di ms office. 16 menyatakan kolom dan 2 menyatakan baris. Bila kita beli di pasaran, LCD 16x2 masih kosongan, maksudnya kosongan yaitu butuh driver lagi supaya bisa dikoneksikan dengan sistem minimum dalam suatu mikrokontroller. Driver yang disebutkan berisi rangkaian pengaman, pengatur tingkat kecerahan backligt maupun data, serta untuk mempermudah pemasangan di mikrokontroller.

Gambar 2.9 LCD (Liquid Crystal Display)

2.7.6 Bahasa C Pada Mikr okontr oller ATMega 8535

Pemrograman mikrokontroller ATMega8535 dapat menggunakan low level language (assembly) dan high level language (C, Basic, Pascal, JAVA,dll) tergantung compiler yang digunakan. Bahasa Assembler mikrokontroller AVR memiliki kesamaan instruksi, sehingga jika pemrograman satu jenis mikrokontroller AVR sudah dikuasai, maka akan dengan mudah menguasai pemrograman keseluruhan mikrokontroller jenis mikrokontroller AVR. Namun bahasa assembler relatif lebih sulit dipelajari dari pada bahasa C.

Untuk pembuatan suatu proyek yang besar akan memakan waktu yang lama serta penulisan programnya akan panjang. Sedangkan bahasa C memiliki keunggulan dibanding bahasa assembler yaitu independent terhadap hardware serta lebih mudah untuk menangani project yang besar. Bahasa C memiliki keuntungan-keuntungan yang dimiliki bahasa assembler (bahasa mesin), hampir semua operasi yang dapat dilakukan oleh bahasa mesin, dapat dilakukan dengan bahasa C dengan penyusunan program yang lebih sederhana dan mudah. Bahasa

C terletak diantara bahasa pemrograman tingkat tinggi dan assembly.

2.8 Softwar e Pemr ogaman Dan Softwar e Downloader

Kebanyakan pengguna mikrokontroller menggunakan Bahasa C dalam pemrogramannya, dengan alasan efisien. Dibanding dengan bahasa pemrograman lainnya, untuk program yang sama, Bahasa C memang menghasilkan hex code yang lebih kecil. Untuk lingkungan mikrokontroller yang memiliki ruang program memory terbatas, maka efisiensi menjadi sebuah keharusan. Untuk mikrokontroller AVR, terdapat beberapa compiler Bahasa C yang dapat disarankan.

Yang pertama adalah CodeVisionAVR. Compiler komersial ini banyak digunakan di Indonesia. Dokumentasi dalam bentuk buku pun cukup banyak. Ini menjadi suatu pertanyaan tersendiri kenapa banyak penulis yang menggunakan rujukan CodeVision AVR, yang notabene produk berbayar, CodeVision AVR versi evaluasi dapat di-download di halaman situs http://www.hpinfotech.com/, dan dapat digunakan secara gratis meskipun dengan kemampuan yang di batasi.

Yang kedua adalah WinAVR, produk open source yang menggunakan AVRLibc dan GCC sebagai mesin utamanya. Penggunaannya menggunakan sebuah pola, yang bagi pemula, mungkin tidak terlalu nyaman. Popularitasnya terus naik, karena didukung oleh banyak komunitas. Dalam perjalanannya, produk ini cukup stabil. Dokumentasi berupa buku, tidak banyak. WinAVR menyediakan plug-in untuk AVRStudio, sehingga proses penulisan, kompilasi dan download ke chip dapat dilakukan melalui IDE ini.

Yang ketiga adalah ICC AVR dari Image Craft. Produk komersial ini cukup serius, terbukti sejumlah vendor besar dalam bidang robotik untuk pendidikan, menggunakannya. ICC AVR menggunakan rujukan ANSI C dan menyediakan plug-in untuk penggunaan di lingkungan AVRStudio. Versi demo dapat digunakan selama 45 hari.

Yang keempat adalah MikroC for AVR dari Mikroelektronika. Produk ini mudah digunakan, namun tidak sedikit bugs yang ditemukan, terutama dalam penanganan kasus logika yang cukup rumit, semisal implementasi PID pada robot line following. Versi evaluasi dibatasi sampai 2k saja.

Tetapi di sini penulis menggunakan codevision AVR sebagai software kompiler sekaligus software downloader/programmer, karena beberapa kelebihannya di banding software-software yang lain.

2.8.1 CodeVision AVR

CodeVisionAVR merupakan sebuah cross-compiler C, Integrated Development Environtment (IDE), dan Automatic Program Generator yang didesain untuk mikrokontroller buatan Atmel seri AVR. CodeVisionAVR dapat dijalankan pada sistem operasi Windows 95, 98, Me, NT4, 2000, dan XP. Cross-compiler C mampu menerjemahkan hampir semua perintah dari bahasa ANSI C, sejauh yang diijinkan oleh arsitektur dari AVR, dengan tambahan beberapa fitur untuk mengambil kelebihan khusus dari arsitektur AVR dan kebutuhan pada sistem embedded. File object COFF hasil kompilasi dapat digunakan untuk keperluan debugging pada tingkatan C, dengan pengamatan variabel, menggunakan debugger Atmel AVR Studio. IDE mempunyai fasilitas internal

berupa software AVR Chip In-Sistem Programmer yang memungkinkan untuk melakukan transfer program kedalam chip mikrokontroller setelah sukses melakukan kompilasi secara otomatis. Software In-Sistem Programmer didesain untuk bekerja dengan Atmel STK500/AVRISP/AVRProg, Kanda Sistems STK200+/300, Dontronics DT006, Vogel Elektronik VTEC-ISP, Futurlec JRAVR dan MicroTronics ATCPU/Mega2000 programmers/development boards. Untuk keperluan debugging sistem embedded, yang menggunakan komunikasi serial, IDE mempunyai fasilitas internal berupa sebuah Terminal. Selain library standar C, CodeVisionAVR juga mempunyai library tertentu untuk:

1) Modul LCD alphanumeric 2) Bus I2C dari Philips

3) Sensor Suhu LM75 dari National Semiconductor

4) Real-Time Clock: PCF8563, PCF8583 dari Philips, DS1302 dan DS1307 dari Maxim/Dallas Semiconductor

5) Protokol 1-Wire dari Maxim/Dallas Semiconductor

6) Sensor Suhu DS1820, DS18S20, dan DS18B20 dari Maxim/Dallas Semiconductor

7) Termometer/Termostat DS1621 dari Maxim/Dallas Semiconductor 8) EEPROM DS2430 dan DS2433 dari Maxim/Dallas Semiconductor 9) SPI

10)Power Management 11)Delay

12)Konversi ke Kode Gray

CodeWizardAVR, yang mengijinkan kita untuk menulis, dalam hitungan menit, semua instruksi yang diperlukan untuk membuat fungsi-fungsi berikut:

1) Set-up akses memori eksternal 2) Identifikasi sumber reset untuk chip 3) Inisialisasi port input/output

4) Inisialisasi interupsi eksternal 5) Inisialisasi Timer/Counter 6) Inisialisasi Watchdog-Timer

7) Inisialisasi UART (USART) dan komunikasi serial berbasis buffer yang digerakkan oleh interupsi

8) Inisialisasi Pembanding Analog 9) Inisialisasi ADC

10)Inisialisasi Antarmuka SPI 11)Inisialisasi Antarmuka Two-Wire 12)Inisialisasi Antarmuka CAN

13)Inisialisasi Bus I2C, Sensor Suhu LM75, Thermometer/Thermostat DS1621 dan Real-Time Clock PCF8563, PCF8583, DS1302, dan DS1307

14)Inisialisasi Bus 1-Wire dan Sensor Suhu DS1820, DS18S20 15)Inisialisasi modul LCD

Gambar 2.9 Alur Pemrogaman Code Vision AVR

2.9 Ter nak Itik

Itik dikenal juga dengan istilah Bebek (bhs.Jawa). Nenek moyangnya berasal dari Amerika Utara merupakan itik liar ( Anas moscha) atau Wild mallard. Terus menerus dijinakkan oleh manusia hingga jadilah itik yang diperlihara sekarang yang disebut Anas domesticus (ternak itik). Peternakan itik umumnya untuk menghasilkan telur. Tetapi itik yang telah lewat masa produksinya maupun itik jantan, sebenarnya sangat potensial untuk dikembangkan menjadi itik potong. Masyarakat kita, saat ini semakin menggemari daging itik/bebek. Hal ini dapat dilihat dari menjamurnya rumah makan yang menyajikan nasi bebek. Akan tetapi pemenuhan kebutuhan bebek potong masih amat tradisional dan dalam bentuk bebek petelur afkir atau pejantan pejantan yang dipelihara seadanya. Untuk memenuhi kebutuhan dan kegemaran masyarakat akan daging itik tersebut, perlu diusahakan suatu usaha peternakan itik potong yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan masyarakat.

Pengembangan dan pemeliharaan itik potong agar tercapai efisiensi pemanfaatannya menurut D.L Satie (1991), dapat menggunakan itik yang telah lewat masa produksinya maupun itik jantan. Hal ini dimaksudkan karena itik

jantan mempunyai beberapa keunggulan dan keuntungan kalau ditinjau dari segi ekonomisnya. Untuk harga bibit, itik jantan lebih murah jika dibandingkan itik betina, karena masyarakat selama ini hanya mengenal dan memetik keuntungan dari itik betina sebagai petelur. Pemeliharaannya tidak membutuhkan waktu yang lama, hanya dalam waktu 2-3 bulan sudah dapat dipetik hasilnya. Ini disebabkan karena pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya relatif lebih baik daripada itik betina. Berat badan sampai saat dipotong tidak kurang dari 1,5 kg. Dengan memanfaatkan itik jantan, dalam waktu yang relatif singkat sudah dapat dicapai berat yang lebih dibutuhkan. Hal ini sangat menguntungkan konsumen jika dibandingkan dengan itik afkir. Pemotongan pada umur yang relatif muda, menghasilkan daging yang lebih empuk, lebih gurih dan nilai gizinya lebih tinggi.

2.9.1 Kandang Dan Pakan Ter nak Itik

Sistem perkandangan dan pemberian pakan merupakan hal terpenting untuk melaksanakan peternakan secara intensif. Perkandangan itik potong jantan, seperti halnya ayam broiler dengan sistem kandang kering, dimana luas per ekor sekitar 0,25 m2. Separuh bagian kandang ditutup dengan atap rumbia, genteng atau yang lainnya sebagai pelindung dan tempat istirahat. Sedangkan separuh

2.9.2 Kebutuhan makan ter nak itik

Pakan yang diberikan harus sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan itik dan mempunyai nilai gizi yang tinggi. Meskipun pakan yang diberikan berasal dari bahan baku lokal (dedak, sagu, jagung, limbah ikan, bungkil kelapa) yang diolah sendiri oleh peternak. Jumlah pakan yang harus disiapkan sampai panen

untuk satu ekor 6-7 kg. Itik umur 1-16 hari membutuhkan protein 21% dan pada umur 17-30 hari kadar proteinnya diturunkan hingga 15,5-16%. Kebutuhan makan itik mulai dari umur 1 minggu sampai masa panen bisa dilihat pada gambar 2.11.

Gambar 2.11 Tabel kebutuhan pakan itik

bagian yang lain digunakan sebagai tempat untuk makan,minum atau bermain dalam bentuk kandang terbuka. Pakan itik jantan yang disiapkan sebagai itik potong perlu diperhatikan atas periode pertumbuhannya. Pertumbuhan itik jantan terbagi atas periode pertumbuhan awal (fase starter) dan pertumbuhan lanjut. Untuk mencapai pertumbuhan maksimal pada fase starter, perlu ditunjang dengan pemberian pakan yang mengandung protein tinggi, yaitu berkisar antara 20-25%. Agar tercapai nilai efisien dan ekonomis, harga pakan dapat ditekan serendah mungkin dengan memanfaatkan bahan-bahan yang mudah didapat, murah harganya dan nilai gizi yang cukup tinggi. Misalnya protein yang didapat

3,5 m 3,5 m 2 m 40 cm 10 m 3,5 m

secara murah, yakni melalui pemanfaatan limbah-limbah hasil kelautan atau tambak, daging bekicot dan lain-lain. Bisa juga dengan menambahkan

Dokumen terkait