• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN

C. Status Gizi

Ukuran Keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak diindikasikan oleh Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB) anak, status gizi juga merupakan status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien.

Penelitian status gizi merupakan pengukuran yang didasarkan pada data antropometri serta biokimia dan riwayat PUT.

Status gizi masyarakat merupakan indikator utama dalam menilai keberhasilan program pembangunan kesehatan bagi masyarakat. Hal ini sangat berperan dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Setiap tahun peningkatan status gizi mendapat perhatian yang besar karena status gizi yang baik cenderung meningkatkan sumber daya manusia yang tangguh di masa mendatang, terlebih lagi jika ditunjang dengan tingkat pengetahuan masyarakat yang semakin membaik.

0 5000 10000 15000 20000 25000

30000 29261 28216

11312 8837

6802 6744 5983 4960 4813 3668

Series1

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 16 Gambar 7

PREVALENSI GIZI BURUK PADA BALITA DI KABUPATEN MAMASA TAHUN 2011 - 2016

Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa

a. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR < 2500 gram ) BBLR adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. BBLR sering digunakan sebagai indikator di negara berkembang karena tidak tersedianya penilaian usia kehamilan yg valid. BBLR ini berbeda dengan prematur karena BBLR diukur dari berat atau massa sedangkan prematur diukur dari umur bayi dalam kandungan.

Berat badan lahir merupakan indikator penting kesehatan bayi, faktor determinan kelangsungan hidup dan faktor untuk pertumbuhan fisik dan mental bayi di masa yg akan datang. Menurut UNICEF dan WHO (2004), penurunan kejadian BBLR merupakan salah satu kontribusi penting dalam Millenium Development Goals (MDGs) untuk menurunkan kematian anak.

Pencapaian tujuan dari MDGs dicapai dengan memastikan kesehatan anak pada awal kehidupan.

Penyebab dan dampak BBLR sangat kompleks, nutrisi yang jelek dimulai dari pertumbuhan janin dalam rahim akan mempengaruhi seluruh siklus kehidupan. Hal ini memperkuat risiko terhadap kesehatan individu dan meningkatkan kemungkinan kerusakan untuk generasi masa depan. Gizi

0 5 10 15 20 25

Mamasa Tawalian sespa Balla Malabo Sumarorong Messawa Tabang Pana' Nosu Bambang Rantim Aralle Mambi Tabulahan Bumal Mahalaan

2012 2013 2014 2015 2016

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 17 buruk yang terlihat dengan rendahnya tinggi badan ibu (sunting), dan BB di bawah normal sebelum hamil dan kenaikan BB selama hamil merupakan salah satu dari indikator terkuat persalinan dengan BBLR.

Secara ilmiah intervensi nutrisi seperti suplemen makanan selama kehamilan pada remaja, wanita usia subur dan selama hamil terbukti efektif dalam mencegah BBLR.

Berdasarkan laporan KIA yang merupakan hasil pencatatan di puskesmas tahun 2012 tercatat dari 2390 kelahiran terdapat 28 BBLR atau 1.2%, tahun 2013 tercatat dari 2236 kelahiran terdapat 49 BBLR atau 2.2%, tahun 2014 tercatat 54 BBLR atau 3.3% ,tahun 2015 dari 2.420 kelahiran terdapat 58 BBLR atau 2,5% sedangkan pada tahun 2016 tercatat 2.855 kelahiran terdapat 82 BBLR atau 2,9%. Hal ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.

Gambar 8

JUMLAH BBLR DI KABUPATEN MAMASA TAHUN 2012 – 2016

Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 28

49 54 58

82

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

2012 2013 2014 2015 2016

BBLR

BBLR

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 18 b. Status Gizi Balita

Status Gizi adalah refleksi dari kegiatan pelayanan kesehatan dan pemantauan status gizi pada unit terkecil yaitu posyandu yang tidak lain merupakan program kerja pokok puskesmas di wilayah kerjanya masing-masing.

Berdasarkan laporan dan pencatatan dari bidang Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa yang dikumpulkan dari 17 Puskesmas diperoleh informasi bahwa persentase balita dengan gizi buruk pada tahun 2012 sebanyak 0,74 %, pada tahun 2013 sebanyak 0,41%, tahun 2014 sebanyak 0.99%,tahun 2015 sebanyak 0,33% sedangkan pada tahun 2016 sebanyak 0,1% dapat terlihat bahwa terjadi penurunan kasus gizi buruk dari tahun sebelumnya.

Gambar 9

JUMLAH BALITA DITIMBANG DI POSYANDU DI KABUPATEN MAMASA

TAHUN 2013 – 2016

Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa

Grafik di atas menunjukkan bahwa cakupan penimbangan balita pada tahun 2016 meningkat dari tahun sebelumnyaini terlihat dari data penimbangan balita pada tahun 2016 Sebesar 80,06%, sedangkan pada tahun 2015 sebesar 74,90%.

Dari data tersebut dapat berpengaruh terhadap penurunan kasus gizi buruk dimana kasus gizi buruk dapat dideteksi secara dini melalui penimbangan diposyandu dan kunjungan neonatus secara lengkap disamping itu ditunjang dengan pemberian Asi Ekslusif.

70 72 74 76 78 80

2013 2014 2015 2016

74.4 74.5 74.9

80

BALITA DITIMBANG

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 19 D. Pemberantasan Penyakit Menular

4.1. Diare

Berdasarkan laporan dari Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa yang dihimpun dari 17 Puskesmas dan 2 Rumah Sakit, jumlah penderita ditemukan kasus kusta,penemuan kasus baru kusta pada tahun 2015 sebanyak 1 orang. Pada tahun 2014 ditemukan 2kasus kusta,pada tahun 2013 1 kasus kusta dan pada tahun 2012tidak ditemukan kasus.

Tuberculosis adalah penyakit menular yang sifatnya kronis dan disebabkan oleh kuman Tuberculosis (mycobacterium tuberculosis)

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 20 disertai dengan dahak bercampur darah, sesak nafas, rasa nyeri, nafsu makan berkurang, kurang enak badan dan berkeringat pada waktu malam.

Jumlah penderita TB Paru positif pada tahun 2016 sebanyak 97 pada tahun 2015 sebanyak 74 penderita, tahun 2014 sebayak 67 penderita, pada tahun 2013 sebanyak 31 penderita. Jumlah penderita TB BTA Positif dari tahun ke tahun bervariasi disebabkan karena faktor lingkungan dan kebiasaan yang tidak mau memeriksakan diri ke kesehatan.

Gambar 10

ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU POSITIF DI KABUPATEN MAMASA TAHUN 2012 - 2016

Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa

4.4. Demam Berdarah Dengue ( DBD/DHF )

Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang sifatnya akut dan disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan dari penderita kepada orang sehat lainnya dengan perantara vektor (Aedes Aegypti). Pada tahun 2013 terdapat 5 orang penderita DBD yang terdapat di Puskesmas Malabo sebanyak 4 orang dan di Puskesmas Sumarorong sebanyak 1 orang.

Sedangkan pada tahun 2014 terdapat 3 orang penderita DBD masing-masing satu orang di Puskesmas Malabo dan 2 orang di Puskesmas Sumarorong,dan pada tahun 2016 terjadi KLB di Puskesmas Tabulahan dengan jumlah penderita DBD 249 orang disebabkan pada waktu itu memang ditemukan ada vektor diwilayah tersebut,dan ditambah lagi

0 TB 20 40 60 80 100

2012 2013 2014 2015 2016

70

31

67 72

97

TB

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 21 mobilisasi penduduk makin meningkat karna letaknya dekat dengan ibu kota provinsi.

Adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya penyakit DBD yaitu ketidakpedulian individu dan masyarakat terhadap kebersihanrumah dan lingkungannya.Perilaku individu atau masyarakat yang membuang sampah sembarang tempat sehingga nyamuk dapat berkembang biak. Salah satu upaya penanggulangan yang terus digalakkan yaitu 3 M ( Menguras, Menutup, Menimbun ) serta mobilisasi penduduk yang cenderung mengalami peningkatan.

4.5. Pneumonia

Penyakit infeksi saluran nafas pneumonia yang terjadi pada anak balita biasanya lebih sering disebabkan oleh virus yang ada pada pernapasan. Pneumonia pada anak seringkali bersamaan dengan terjadinya proses infeksi akut pada Bronkus yang disebabkan bronckopneumonia.

Gambar 11

CAKUPAN PENYAKIT PNEUMONIA DI KABUPATEN MAMASA TAHUN 2012 – 2016

Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa

Jumlah penderita pneumonia mengalami fluktuatif setiap tahunnya, ini terlihat dari data pada tahun 2012 jumlah penderita 60 orang dan menurun pada tahun 2013 menjadi sebanyak 26 orang namun pada tahun 2014 mengalami peningkatan jumlahkasus dimana terdapat 121 penderita dan pada tahun 2015 menjadi 0 penderita dan sama dengan tahun sebelumnya pada tahun 2016 ditemukan 28 penderita. Ini menunjukkan kasus pneumonia masih jauh dari target Nasional yaitu 4,88 %.

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 22 BAB IV

SITUASI UPAYA KESEHATAN

DalamrangkamencapaiderajatkesehatanmasyarakatMamasa yang optimal,

berikutdisajikanupaya-upayakesehatan yang

telahdilaksanakandandicapaipadatahun

2016olehDinasKesehatanKabupatenMamasamelalui Puskesmas dan jaringanya sebagai berikut.

A. KESEHATAN IBU DAN ANAK 1. Kesehatan Ibu

PelayananKesehatanibuhamilmeliputipemeriksaanibu hamil K1, K4, persalinanditolongtenagakesehatan, pemberian tablet Fe1 dan Fe3 untukibuhamil.

Cakupanpemeriksaanibuhamil K1 padatahun

2016dilaporkanmencapai89,5

%.Selengkapnyadisajikanpadagambargrafikkecenderungancakupanpemeri ksaanibuhamil K1 di KabupatenMamasatahun 2012– 2016 bervariasi.

Gambar 12

CAKUPAN K1 DI KABUPATEN MAMASA TAHUN 2012 – 2016

Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 65

70 75 80 85 90

2012 2013 2014 2015 2016

89

76 85

83

89.5

CAKUPAN K1

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 23 Cakupanpemeriksaanibuhamil K4 tahun 2016dilaporkan79,2

%.Berikutdisajikangambargrafikkecenderungancakupanpemeriksaanibuha mil K4 di KabupatenMamasatahun 2012 – 2016

Gambar 13

CAKUPAN K4 DI KABUPATEN MAMASA TAHUN 2012 – 2016

Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa

Cakupankunjungan K4 ibuhamilTahun 2016tertinggiterdapat di PuskesmasMalabo (89,6 %), Puskesmas Mambi (89,3%) dan.CakupanKunjunganterendahterdapat di 2 puskesmas dengan cakupan yang sama yaitu PuskesmasMessawa dan Puskesmas Tawalian(68,2 %).

PersalinanditolongolehTenagaKesehatan di

KabupatenMamasaTahun 2012sampaidenganTahun

2016cenderungmengalami penurunan.

CakupanpersalinanditolongolehTenagaKesehatanpadaTahun 2012 dan 2013dilaporkanmencapai 72 %, kemudian mengalami sedikit penurunan pada tahun 2014 menjadi sebesar 71,70 %, kembali menurun pada tahun 2015 menjadi sebesar 64,9% dan pada tahun mengalami sedikit peningkatan pada tahun 2016 menjadi sebesar 68,3 %.

BerikutdisajikanbentukgrafikkecenderunganCakupanPersalinanditolongole htenagakesehatan di KabupatenMamasaTahun 2012-2016.

0 20 40 60 80

2012 2013 2014 2015 2016

67 60

71 66

79

CAKUPAN K4

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 24 Gambar 14

CAKUPAN PERSALINAN NAKES DI KABUPATEN MAMASA TAHUN 2012– 2016

Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa

Dari tampilan data/grafik capaian K1,K4 dan PN yang tidak sesuai dimana kunjungan Ibu Hamil lebih tinggi dibanding dengan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan dalam hal ini bidan,ada beberapa hal yang mempengaruhi antara lain :

a. Bidan

Seorang Bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa harus berpedoman pada peran,tugas dan tanggung jawab sesuai kebutuhan masyarakat untuk itu Bidan harus mengupayakan hubungan yang efektif dengan masyarakat dimana dia bertugas, mengetahui sosial budaya, adat istiadat, kepercayaan / agama. Kenyataan dilapangan masih saja ada Bidan yang sering tidak berada ditempat pada saat ada Ibu yang akan Melahirkan.

b. Masyarakat

60 62 64 66 68 70 72

2012 2013 2014 2015 2016

72 72

71.7

64.9

68.3

PERSALINAN DITOLONG NAKES

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 25 Kondisi sosial budaya di Indonesia menempatkan peristiwa hamil dan melahirkan bukan hanya sebagai urusan pribadi antara sang Ibu dan suami, tetapi menjadi urusan keluarga/ kerabat, sehingga dalam mengambil keputusan membutuhkan waktu yang cukup lama. Selai faktor sosial budaya, faktor ekonomi juga mempengaruhi dalam persalinan oleh nakes, kenyataan dilapangan masih banyak masyarakat khususnya para Ibu yang memanggil dukun karna alasan biaya murah. pemberianselamakehamilannya, Triwulan 1 diberikan 30 Tablet (Fe 1 ), Triwulan 2 diberikan 30 Tablet ( Fe 2) dan Triwulan 3 diberikan 30 Tablet (Fe 3).

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 26 pemberian tablet Fe nya telah mencapai target nasional seperti Puskesmas Mehalaan (100,98 %), Puskesmas Mambi (99,17%) dan Puskesmas Pana (99,08%). Namun demikian masih terdapat juga beberapa puskesmas yang pencapaiannya terendah seperti Puskesmas Tabulahan (71,9%), Puskesmas Bambang (72,93%).

2. Kesehatan Anak

Kunjungan neonatal adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus sedikitnya 2 kali, selama periode 0 sampai 28 hari setelah lahir, baik di fasilitas – fasilitas kesehatan seperti puskesmas, bidan desa, polindes maupun melalui kunjungan rumah.

KunjunganBayi minimal 3 kali (KN Lengkap) di KabupatenMamasatahun 2016 dilaporkansebesar 80,5 % cenderungmeningkatbiladibandingkantahun sebelumnya yang hanya mencapai 76,4 %, selengkapnyadisajikanpadagrafikberikutini .

Gambar 16

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL DI KABUPATEN MAMASA TAHUN 2012– 2016

0 20 40 60 80 100

2012 2013 2014 2015 2016

100

65 71.1 76.4 80.5

Kunjungan Neonatal

Kunjungan Neonatal

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 27

Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa

Bayi yang lahir di KabupatenMamasatahun 2016dilaporkan hampir

seluruhnya (99,5%) ditimbang,

hasilnyaadalahbayidenganberatbadanlahirrendah (BBLR) sejumlah2,9%.

Bayidengan BBLR tersebutsemuanyasudahditangani.

Kasus BBLR terdapat di beberapawilayahkerjapuskesmas se-KabupatenMamasadantertinggi di wilayahkerjaPuskesmasSumarorong yang mencapai12 Kasus, dan PuskesmasMessawa 11 Kasus. Dari 17 Puskesmasadabeberapapuskesmastidakmemilikikasus BBLR yaituPuskesmasRantim, Bambang, Tabulahan dan Puskesmas Bumal.

3. Pelayanan Imunisasi

Untuk menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan bayi serta anak balita perlu dilaksanakan program imunisasi untuk penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) seperti penyakit-penyakit TBC, Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Polio dan campak. Idealnya bayi harus mendapat imunisasi dasar lengkap terdiri dari BCG 1 kali, DPT-HB 3 kali, Polio 4 kali dan campak 1 kali.

Dari jumlah bayi di Kabupaten Mamasa tahun 2016 yaitu 3.252 bayi, ada sebanyak 2.626 bayi (80,75%) yang mendapat imunisasi dasar lengkap. Adapun cakupan bayi yang mendapat imunisasi DPT+HB3 sebanyak 3.688 bayi (113%), campak sebanyak 2.656 bayi (81,67%), BCG sebanyak 2.677 bayi (93,77%), serta polio 4 sebanyak 2.712 bayi (83,39%).

Gambar 17

CAKUPAN IMUNISASI PADA BAYI DI KABUPATEN MAMASA TAHUN 2014– 2016

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 28

Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa

Untuk pelayanan imunisasi TT pada ibu hamil, jumlah ibu hamil yang mendapat pelayanan imunisasi TT1 sebanyak 917 orang (25,0%), yang mendapat imunisasi TT2 sebanyak 725 orang ibu hamil (19,7%), yang mendapat imunisasi TT3 sebanyak 478 orang (13,0%), yang mendapat imunisasi TT4 sebanyak 230 orang (6,3%), yang mendapat imunisasi TT5 sebanyak 208 orang (5,7%), dan yang mendapat imunisasi TT2+ sebanyak 1.641 orang(44,7%) dari target Nasional.

Pencapaian UCI (Universal Child Immunization) merupakan gambaran terhadap cakupan atas imunisasi secara lengkap pada sekelompok bayi. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut tergambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi (herd immunity) terhadap penularan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Suatu desa/kelurahan telah mencapai target UCI apabila >80% bayi di desa/kelurahan tersebut sudah mendapat imunisasi lengkap. Pencapaian desa dengan UCI di Kabupaten Mamasa tahun 2016 mencapai 46,40%, mengalami peningkatan dari tahun 2015 yang hanya mencapai 82,30%.

GRAFIK 18

BCG DPT POLIO CAMPAK

2014 99.10% 79.00% 79.09% 74.40%

2015 88.70% 98.00% 96.30% 99.40%

2016 93.47% 113.00% 83.93% 81.67%

99.10%

79.00% 79.09% 74.40%

88.70% 98.00% 96.30% 99.40%

93.47%

113.00%

83.93% 81.67%

2014 2015 2016

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 29 PERSENTASE DESA UCI KABUPATEN MAMASA

TAHUN 2012 – 2016

Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa

B. PERILAKU SEHAT

1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

KegiatanPromosiKesehatandilakukandalambentukkegiatan PHBS (PerilakuHidupBersihdanSehat) untuktatananRumahTangga,

InstitusiPendidikan, InstitusiKesehatan,

dantatananTempatKerja.Jumlahrumahtanggatahun

2016sebanyak53.390rumahtangga, Untuk PHBS tahun 2016tatananRumahTanggaberhasildipantausebanyak11.982 (22.4%) rumahtanggadantelahmelaksanakan PHBS.

Cakupanrumahtangga yang telahmelakasanakan PHBS dapatdilihatdandisajikandalambentukgrafiksebagaiberikut :

Gambar 19

CAKUPAN RUMAH BER-PHBS DI KABUPATEN MAMASA TAHUN 2012– 2016

42.70

78.10 64.60

82.30 46.40

0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00

2012 2013 2014 2015 2016

U C I

U C I

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 30

Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa

2. Keluarga Yang Memiliki Akses Air Bersih

Air bersih adalah salah satu jenis sumber daya berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari – hari termasuk diantaranya adalah sanitasi.

Aksesrumahtanggaterhadap air minummengalamifluktuatifsetiap tahunnyadiketahuiadanyapenurunandaritahunketahunpersentaserumahtan ggaberdasarkansumber air minum. Di lainpihak, rumahtangga yang

memilikisumber air

minummelaluisumurdanlainnyasepertisungaidanhujanmengalamipenuruna n. Penurunanaksesrumahtanggaterhadapsumber air

minumakanberdampakpadapeningkatankasus-kasuspenyakitinfeksipenularanmelalui air (water borned diseases), yangjugaakanmemperngaruhipeningkatan status kesehatanmasyarakat.

Akses air bersih dapatdilihatdandapatdisajikanpadagrafikdi bawahini :

Gambar 20

CAKUPAN AIR BERSIH DI KABUPATEN MAMASA

47.00% 47.00%

60.00%

39.90%

22.04%

2012 2013 2014 2015 2016

PHBS

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 31

Untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada masyarakat maka Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa terus melakukan pembenahan pada sarana kesehatan baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Pada tahun 2016 jumlah rumah sakit di Kabupaten Mamasa sebanyak 2 unit yang terdiri dari 1 unit rumah sakit milik pemerintah dan 1 unit rumah sakit milik swasta. Jumlah puskesmas dan jaringannya meliputi puskesmas sebanyak 17 unit yang terdiri dari 11 puskesmas perawatan dan 6 puskesmas non perawatan, puskesmas pembantu (pustu) sebanyak 91 unit, dan puskesmas keliling sebanyak 36 unit.

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 32 Sarana pelayanan lain yang ada di Kabupaten Mamasa yaitu praktik dokter perorangan sebanyak 1 unit. Sedangkan sarana kesehatan kefarmasian meliputi apotek sebanyak 2 unit dan toko obat sebanyak 12 unit.

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 33

7 TOKO OBAT 13 0 -

8 PENYALUR ALAT KESEHATAN 0 -

Sumber: Bidang Pelayanan Dinkes Kab. Mamasa

Selain sarana pelayanan yang disebutkan di atas, terdapat juga sarana pelayanan kesehatan yang melibatkan peran serta masyarakat yaitu Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM). UKBM yang ada di Kabupaten Mamasa meliputi desa siaga berstrata pratama sebanyak 25 unit yang tersebar 17kecamatan, poskesdes sebanyak 54 unit, posbindu sebanyak 8 unit, serta posyandu sebanyak 275 unit yang terdiri dari posyandu pratama sebanyak 79unit; posyandu madya sebanyak 93 unit; posyandu purnama sebanyak 68 unitdan posyandu mandiri sebanyak 35 unit.

Gambar 21

JUMLAH UKBM DI KABUPATEN MAMASA TAHUN 2014– 2016

0 100 200 300 400

Pustu Pusling Posyandu Poskesdes Posbindu

Pustu Pusling Posyandu Poskesdes Posbindu

2014 90 17 316 54 6

2015 115 19 316 38 9

2016 91 19 316 54 9

2014 2015 2016

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 34

Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa

B. Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang berkualitas terhadap masyarakat. Dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa masih mengalami kekurangan tenaga kesehatan serta tenaga kesehatan yang ada pun belum tersebar secara merata di wilayah kabupaten Mamasa.

Jumlah sumber daya manusia yang bekerja di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa yaitu sebanyak 567 orang. Secara terinci jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa serta yang tersebar di 17 puskesmas, meliputi jumlah dokter spesialis sebanyak 3 orang dokter umum sebanyak 14 orang, dokter gigi sebanyak 4 orang, bidan 166 orang, perawat sebanyak 160 orang, Terais gigi dan mulut sebanyak 9 orang, tenaga teknik kefarmasian sebanyak 16 orang, apoteker sebanyak 3 orang, tenaga gizi (nutrisionis) sebanyak 21 orang, tenaga teknis medis sebanyak 14 orang (rekam medis sebanyak 1 orang; teknisi gigi sebanyak 2 orang; analis kesehatan sebanyak 11 orang), kesehatan masyarakat sebanyak 14 orang, kesehatan lingkungan sebanyak 10 orang. Berikut ini disajikan gambaran keadaan tenaga kesehatan lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa.

Gambar 22

JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI KABUPATEN MAMASA TAHUN 2016

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 35

Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa

C. Pembiayaan Kesehatan

Jumlah anggaran kesehatan untuk Kabupaten Mamasa pada tahun 2016 yaitu sebesar Rp 79.775.036.627 yang sumbernya berasal dari APBD Kabupaten/kota dan APBN (DAK dan Dana Lain-Lain). Sumber pembiayaan bersumber dari pemerintah Kabupaten Mamasa (APBD Kabupaten/kota) yaitu sebesar Rp.37.282.624.816,- (46,73%) sedangkan anggaran yang bersumber dari APBN sebesar Rp 42.492.411.811,- (53,27%).

Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya maka anggaran yang dialokasikan pada bidang kesehatan pada tahun 2016 mengalami penurunan.

Jumlah Anggaran Kesehatan pada tahun 2015 yaitu sebesar Rp.88.952.621.902,-.

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 36 BAB VI

KESIMPULAN

Profil Kesehatan Kabupaten Mamasa disusun berdasarkan hasil-hasil kegiatan yang telah dilaksanakan selama tahun 2016 oleh unit-unit kesehatan yang dilaporkan secara berkala kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa serta instansi terkait yang berada dalam wilayah Kabupaten Mamasa. Berbagai peningkatan yang telah dicapai sebagai hasil dari pembangunan kesehatan, sejalan dengan perbaikan kondisi umum serta keadaan sosial ekonomi masyarakat Kabupaten Mamasa

Berdasarkan data dan informasi hasil pembangunan kesehatan di Kabupaten Mamasa tahun 2016 yang dilaporkan, dapat disimpulkan bahwa indikator kesehatan masyarakat di Kabupaten Mamasa adalah

1. Jumlah Kematian Ibu dilaporkan sebesar 6 Kasus 2. Jumlah Kematian Bayi dilaporkan sebesar 5 Kasus 3. Jumlah Kematian Balita dilaporkan sebesar 6 Kasus

4. AFP Rate (non polio) < 15 th dilaporkan sebesar 0 per 100.000 penduduk umur < 15 tahun

5. Angka Kasus Baru TB Paru 740 per 100.000 penduduk, Angka Kesembuhan Kasus TB Paru 55,00 %, dan Success Rate TB Paru 55,00 %.

6. Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani dilaporkan sebesar 0 Kasus 7. Angka Kesakitan DBD dilaporkan sebesar 164 per 100.000 penduduk 8. Kasus baru HIV positif dilaporkan 0 kasus dan kasus AIDS 0 kasus 9. Jumlah Gizi Buruk dilaporkan sebesar 14 balita gizi buruk.

Dalam rangka meningkatkan status kesehatan masyarakat di Kabupaten Mamasa, sudah dilakukan upaya-upaya kesehatan, yang hasilnya sebagai berikut

1. Persentase cakupan kunjungan Ibu hamil K1: 90%, K4 : 79,17 %, 2. Persentase cakupan persalinan ditolong tenaga kesehatan : 68,34%

3. Persentase cakupan KB aktif sebesar 66,20 %

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 37 4. Persentase cakupan desa UCI sebesar 46,4%

5. Persentase cakupan imunisasi dasar lengkap sebesar 80,75 % 6. Persentase Ibu Hamil mendapat Tablet Fe3 sebesar 83,53 %

7. Persentase Desa yang terkena KLB ditangani kurang dari 24 jam sebesar 100% sebanyak 14 Desa

8. Persentase penduduk tercakup Jaminan Kesehatan sebesar 34,85 % 9. Persentase Rumah Tangga ber PHBS sebesar 100 %

10. Jumlah Penduduk dengan akses layanan sanitasi layak 61.990

11. Persentase APBD Kesehatan terhadap Total APBD sebesar 7,78 %, dengan biaya perkapita kesehatan sebesar Rp 525,451,10,-

KABUPATEN/KOTA MAMASA TAHUN 2016

L P L + P Satuan

A. GAMBARAN UMUM

1 Luas Wilayah 3,006 Km2 Tabel 1

2 Jumlah Desa/Kelurahan 181 Desa/Kel Tabel 1

3 Jumlah Penduduk 76,695 75,130 151,825 Jiwa Tabel 2

4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 4.2 Jiwa Tabel 1

5 Kepadatan Penduduk /Km2 50.5 Jiwa/Km2 Tabel 1

6 Rasio Beban Tanggungan 57.3 per 100 penduduk produktif Tabel 2

7 Rasio Jenis Kelamin 102.1 Tabel 2

8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf #DIV/0! #DIV/0! 0.00 % Tabel 3

9 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi

a. SMP/ MTs 0.00 0.00 12,477.00 % Tabel 3

b. SMA/ SMK/ MA 0.00 0.00 0.00 % Tabel 3

c. Sekolah menengah kejuruan 0.00 0.00 15,144.00 % Tabel 3

d. Diploma I/Diploma II 0.00 0.00 0.00 % Tabel 3

e. Akademi/Diploma III 0.00 0.00 0.00 % Tabel 3

f. Universitas/Diploma IV 0.00 0.00 5,693.00 % Tabel 3

g. S2/S3 (Master/Doktor) 0.00 0.00 0.00 % Tabel 3

B. DERAJAT KESEHATAN B.1 Angka Kematian

10 Jumlah Lahir Hidup 1,461 1,394 2,855 Tabel 4

11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 0 0 14 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 4

12 Jumlah Kematian Neonatal 24 9 24 neonatal Tabel 5

13 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 8 6 8 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5

14 Jumlah Bayi Mati 20 9 29 bayi Tabel 5

15 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 10 6 10 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5

16 Jumlah Balita Mati 21 9 30 Balita Tabel 5

17 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 14 6 11 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5

18 Kematian Ibu

Jumlah Kematian Ibu 6 Ibu Tabel 6

Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 210 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 6

RESUME PROFIL KESEHATAN

ANGKA/NILAI

NO INDIKATOR No. Lampiran

L P L + P Satuan

CNR kasus baru BTA+ 0.00 #DIV/0! #DIV/0! per 100.000 penduduk Tabel 7

Jumlah seluruh kasus TB 0 0 740 Kasus Tabel 7

CNR seluruh kasus TB #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! per 100.000 penduduk Tabel 7

Kasus TB anak 0-14 tahun 0.00 % Tabel 7

Persentase BTA+ terhadap suspek 0.00 0.00 13.11 % Tabel 8

Angka kesembuhan BTA+ #DIV/0! #DIV/0! 55.00 % Tabel 9

Angka pengobatan lengkap BTA+ #DIV/0! #DIV/0! 55.00 % Tabel 9

Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA+ #DIV/0! #DIV/0! 55.00 % Tabel 9

Angka kematian selama pengobatan #DIV/0! #DIV/0! 0.00 per 100.000 penduduk Tabel 9

20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 2.35 1.33 1.84 % Tabel 10

Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 0.00 0.00 0.00 per 100.000 penduduk Tabel 14

Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun #DIV/0! % Tabel 15

Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta #DIV/0! % Tabel 15

Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0.00 per 100.000 penduduk Tabel 15

Angka Prevalensi Kusta 0.00 0.00 0.00 per 10.000 Penduduk Tabel 16

Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 17

Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 17

28 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

AFP Rate (non polio) < 15 th #DIV/0! per 100.000 penduduk <15 tahun Tabel 18

Jumlah Kasus Difteri 0 0 0 Kasus Tabel 19

L P L + P Satuan

31 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! per 1.000 penduduk berisiko Tabel 22

32 Case Fatality Rate Malaria 0.00 0.00 0.00 % Tabel 22

L P L + P Satuan ANGKA/NILAI

NO INDIKATOR No. Lampiran

60 Anak Balita Mendapat Vitamin A 72.09 68.08 70.11 % Tabel 44

61 Baduta ditimbang 84.68 82.42 83.59 % Tabel 45

62 Baduta berat badan di bawah garis merah (BGM) 4.36 3.70 4.05 % Tabel 45

63 Pelayanan kesehatan anak balita #DIV/0! #DIV/0! 22.42 % Tabel 46

64 Balita ditimbang (D/S) 80.22 81.03 80.60 % Tabel 47

65 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) 3.90 4.01 3.96 % Tabel 47

66 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100.00 100.00 100.00 % Tabel 48 67 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat #DIV/0! #DIV/0! 59.45 %

Tabel 49

68 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 0.04 Tabel 50

69 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal #DIV/0! sekolah Tabel 51

70 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi #DIV/0! sekolah Tabel 51

71 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 51

72 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) #DIV/0! #DIV/0! - % Tabel 51 73 Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan

mulut #DIV/0! #DIV/0! - % Tabel 51

74 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) #DIV/0! #DIV/0! 0.05 % Tabel 52 C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan

74 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) #DIV/0! #DIV/0! 0.05 % Tabel 52 C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan

Dokumen terkait