• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil Kesehatan Kabupaten Mamasa Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Profil Kesehatan Kabupaten Mamasa Tahun 2016"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

Profil Kesehatan Kabupaten Mamasa

Tahun 2016

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa

Tahun 2017

(2)

i

TIM PENYUSUN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAMASA

TAHUN 2016

ddd

dr. Hajai S. Tanga, M. Kes H. Asfarnuryadin, M. Kes

Yunus Ma’dika, S.IP.M.Si.AK Veronika Tasik M,SKM Ruben Bakku

Sherly P.Lande, SKM Arman Ichwan, SKM Iramaya, SKM

Resmidayanti, SKM Meikwin Efraim, A.Md.Kep Rosmiati, SKM

(3)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainyapenyusunan Profil Dinas Kesehatan Kab. Mamasa 2016. Terima kasih kepadasemua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan ProfilDinas Kesehatan Kab.

Mamasa 2016 ini.Profil Dinas Kesehatan merupakan salah satu media publikasidatadan informasi yang berisi situasi dan kondisi kesehatan yang cukupkomprehensif. Profil Dinas Kesehatan disusun berdasarkanketersediaan data, informasi, dan indikator kesehatan yang bersumberdari Bidang bidang di lingkungan Dinas Kesehatan Kab Mamasa serta institusi lainterkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS). Dalam Profil Dinas Kesehatan Kab. Mamasa 2016 ini, pembaca dapat memperoleh data dan informasimengenai Demografi, Sarana Kesehatan, Tenaga Kesehatan, Pembiayaan Kesehatan,Kesehatan Keluarga, serta Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan. Data daninformasi yang ditampilkan pada Profil Dinas Kesehatan Kab.

Mamasa dapat membantu dalammembandingkan capaian pembangunan kesehatan antara satu Kabupaten dengan kabupaten lainnya,mengukur capaian pembangunan kesehatan di Indonesia, serta sebagai dasar untukperencanaan program pembangunan kesehatan selanjutnya.

Buku Profil Dinas Kesehatan Kab. Mamasa 2016 ini disajikan dalam bentuk cetakan. Semoga publikasi ini dapat berguna bagisemua pihak, baik pemerintah, organisasi profesi, akademisi, sektor swasta, dan masyarakatserta berkontribusi secara positif bagi pembangunan kesehatan di Indonesia dan Kab. Mamasa pada Khususnya. Kritik dan sarankami harapkan sebagai penyempurnaan profil yang akan datangdan kepada semua pihak yang terlah berkontribusi dalam penyusunan Buku Profil Kesehatan ini kami ucapkan terima kasih, semoga bermanfaat.

Mamasa,

Kepala Dinas Kesehatan Kab. Mamasa

dr. Hajai S. Tanga, M. Kes Nip: 19630504 199803 1 004

(4)

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR TABEL ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2 4 a. Tujuan Umum ... 2

b. Tujuan Khusus ... 2

BABII GAMBARAN UMUM A. Keadaan Penduduk ... 3

1. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk ... 4

2. Persebaran Penduduk ... 6

3. Kepadatan Penduduk ... 7

B. Keadaan Ekonomi ... 7

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN ... 9

A. Angka Kematian / Mortality Rate (MR) ... 10

B. Angka Kesakitan / Morbidity ... 13

C. Status Gizi ... 15

D. Pemberantasan Penyakit Menular ... 19

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN ... 22

A. Kesehatan Ibu Dan Anak ... 22

B. Perilaku Sehat ... 28

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN ... 31

A. Sarana Kesehatan ... 31

B. Tenaga Kesehatan ... 33

BAB VI KESIMPULAN ... 35

(5)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 3 Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang Melek Huruf dan Ijazah Tertinggi Yang Diperoleh Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 4 Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi, dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 7 Kasus Baru Tb Bta(+), Seluruh Kasus Tb, Kasus Tb Pada Anak, dan Case Notification Rate (CNR) Per 100.000 Penduduk menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten/Kota Tahun 2016

Tabel 8 Jumlah Kasus dan Angka Penemuan Kasus Tb Paru Bta (+) menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 9 Angka Kesembuhan dan Pengobatan Lengkap Tb Paru Bta (+) serta Keberhasilan Pengobatan Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 10 Penemuan Kasus Pneumonia Balita menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 11 Jumlah Kasus HIV, AIDS, dan Syphilismenurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

(6)

v Tabel 12 Persentase donor darah diskrining terhadap HIVmenurut jenis

Kelamin Kabupaten Kota Tahun 2016

Tabel 13 Kasus Diare yang ditangani menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 14 Kasus Baru Kusta menurut jenis kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 15 Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun dan Cacat Tingkat 2 menurut jenis kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten Kota Mamasa Tahun 2016.

Tabel 16 Jumlah Kasus dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta menurut tipe/jenis, jenis kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 17 Persentase Penderita Kusta selesai berobat(Release From Treatment/RFT) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 18 Jumlah Kasus AFP (Non Polio) menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 19 Jumlah kasus penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I) menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 20 Jumlah kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) menurut jenis kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 21 Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) menurut jenis kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 22 Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria menurut jenis kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 23 Penderita Filariasis ditangani menurut jenis kelamin,Kecamatan,Puskesmas Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

(7)

vi Tabel 24 Pengukuran Tekanan Darah Penduduk ≥ 18 Tahun menurutjenis kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten/Kota Tahun 2016

Tabel 25 Pemeriksaan Obesitas menurut jenis kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten/Kota Tahun 2016

Tabel 26 Cakupan deteksi dini Kanker Leher Rahim dengan Metode Iva dan Kanker Payudara dengan Pemeriksaan Klinis (CBE) menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 27 Jumlah Penderita dan Kematian pada KLBmenurut jenis Kejadian Luar Biasa (KLB) Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 28 Kejadian Luar Biasa (KLB) Di Desa/Kelurahan yang ditangani <

24 Jam Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 29 Cakupan Kunjunganibu hamil, Persalinan ditolong tenaga Kesehatan, dan pelayanan Ibu Nifas menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 30 Persentase Cakupan Imunisasi TTpada Ibu Hamil menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 31 Persentase Cakupan Imunisasi TTpada wanita usiasubur menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 32 Jumlah Ibu Hamil yang mendapatkan Tablet Fe1 Dan Fe3 Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 33 Jumlah dan Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan dan Komplikasi Neonatal Menurut jenis kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 34 Proporsi Peserta KB Aktif menurut jenis Kontrasepsi, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

(8)

vii Tabel 35 Proporsi Peserta KB Baru menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 36 Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 37 Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) menurut jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 38 Cakupan Kunjungan Neonatal menurut jenis Kelamin,Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/ Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 39 Jumlah Bayi yang diberi Asi Eksklusif menurut jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten/Kota Tahun 2016

Tabel 40 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi menurut jenis kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten/Kota Tahun 2016

Tabel 41 Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (Uci) menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 42 Cakupan Imunisasi Hepatitis B < 7 Hari dan Bcg Pada Bayi menurut jenis kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 43 Cakupan Imunisasi Dpt-Hb/Dpt-Hb-Hib, Polio, Campak, dan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 44 Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi dan Anak Balita menurut jenis kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 45 Jumlah Anak 0 - 23 Bulan ditimbang menurut jenis kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 46 Cakupan Pelayanan Anak Balita menurut jenis kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

(9)

viii Tabel 47 Jumlah Balita ditimbang menurut jenis kelamin, Kecamatan, dan

Puskesmas Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 48 Cakupan kasus Balita Gizi Buruk yang mendapatperawatanmenurut jenis kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016.

Tabel 49 Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Siswa SD&

Setingkat menurut jenis kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 50 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 51 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SDdan Setingkat menurut jenis kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 52 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut menurut jenis kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 53 Cakupan Jaminan Kesehatan Penduduk menurutjenis Jaminan Dan Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 54 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap, dan Kunjungan Gangguan Kesehatan Jiwa disarana Pelayanan Kesehatan Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 55 Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 56 Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 57 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Ber-PHBS) Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 58 Persentase Rumah Sehat menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 59 Penduduk dengan Akses berkelanjutan terhadap Air Minum Berkualitas (Layak) menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Tahun 2016

(10)

ix Tabel 60 Persentase Kualitas Air Minum dipenyelenggara Air Minum yang memenuhi Syarat Kesehatan Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 61 Penduduk dengan Akses terhadap Fasilitas Sanitasi yang Layak (Jamban Sehat) menurut Jenis Jamban, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten/Kota Tahun 2016

Tabel 62 Desa yang Melaksanakan Sanitasi Total berbasis Masyarakat Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 63 Persentase Tempat-tempat Umum memenuhi syarat Kesehatan menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 64 Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) menurut status Higiene Sanitasi Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 65 Tempat pengelolaan makanan dibina dan diuji petik Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 66 Persentase ketersediaan Obat dan Vaksin Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 67 Jumlah saranan Kesehatan menurut kepemilikan Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 68 Persentase sarana Kesehatan (Rumah Sakit) dengan kemampuan Pelayanan Gawat Darurat (Gadar) Level I Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 69 Jumlah posyandu menurut strata, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 70 Jumlah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Menurut Kecamatan Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016 Tabel 71 Jumlah Desa Siaga menurut Kecamatan Kabupaten/Kota

Mamasa Tahun 2016

Tabel 72 Jumlah Tenaga Medis Difasilitas Kesehatan Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 73 Jumlah Tenaga Keperawatan di Fasilitas Kesehatan Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 74 Jumlah Tenaga Kefarmasian di Fasilitas Kesehatan Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

(11)

x Tabel 75 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan di Fasilitas Kesehatan Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 76 Jumlah Tenaga Gizi di Fasilitas Kesehatan Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 77 Jumlah Tenaga Keterampilan Fisik di Fasilitas Kesehatan Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 78 Jumlah Tenaga Keteknisian Medis di Fasilitas Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2016

Tabel 79 Jumlah Tenaga Kesehatan Lain di Fasilitas Kesehatan Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 80 Jumlah Tenaga Penunjang/Pendukung Kesehatan di Fasilitas Kesehatan Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016

Tabel 81 Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota Mamasa Tahun 2016.

(12)

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan dalam Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 tahun 2009 bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berasaskan perikemanusiaan, keseimbangan, manfaat, perlindungan, penghormatan terhadap hak dan kewajiban, keadilan, gender dan nondiskriminatif dan norma-norma agama. Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud.

Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, Lanjut Usia (Lansia) dan keluarga miskin.

Pembangunan daerah khususnya di Kapubaten Mamasa harus berwawasan kesehatan yaitu setiap kebijakan publik selalu memperhatikan dampaknya terhadap kesehatan. Pembangunan kesehatan di Kabupaten Mamasa apabila dilihat dari segi pemerataan telah menjangkau seluruh pelosok Kecamatan dan Kelurahan, sedangkan jika dilihat dari segi kualitas pelayanan harus terus ditingkatkan lagi.

Penyusunan Profil Kesehatan tahun 2016 adalah kegiatan yang berkala serta merupakan kelanjutan dari profil kesehatan tahun - tahun sebelumnya. ProfilKesehatan merupakan salah satu sarana yang memuat berbagai data dan informasi yang berkaitan dengan tingkat pencapaian dan

(13)

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 2 penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan. Profil Kesehatan ini juga dapat digunakan sebagai sarana komunikasi kepada masyarakat untuk menginformasikanderajat kesehatan masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhi kepada masyarakat. Ketersediaan data dan informasi yang lengkap akan sangat bermanfaat untuk terutama dalam penentukan kebijakan dan perencanaan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Mamasa.

B. Tujuan

a. Tujuan Umum

Tujuan umum penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Mamasa adalah diperolehnya gambaran derajat kesehatan dan hasil kegiatan pembangunan dibidang kesehatan Kabupaten Mamasa Tahun 2016, sebagai evaluasi program tahunan dan informasi bagi pembuat kebijakan.

b. Tujuan Khusus

1. Adanya gambaran umum derajat kesehatan di Kabupaten Mamasa Tahun 2016

2. Adanya Situasi Derajat Kesehatan di Kabupaten Mamasa Tahun 2016 3. Adanya situasi upaya kesehatan di kabupaten Mamasa Tahun 2016

(14)

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 3 BAB II

GAMBARAN UMUM

Kabupaten Mamasa merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Sulawesi Barat yang secara administrasi dibentuk berdasarkan Undang- Undang No.11 tahun 2002 dan terbagi atas 17 kecamatan dengan 181 desa, dan 14 kelurahan. Pada Tahun 2016 terdapat 17 kecamatan, dimana kecamatan Bambang yang memiliki desa dan kelurahan terbanyak yaitu 20 desa/kelurahan.Kabupaten Mamasa termasuk daerah dengan curah hujan dan kelembaban yang tinggi dan beriklim dingin, yang secara topografi merupakan daerah pegunungan.

Iklim di wilayah Kabupaten Mamasa sangat dipengaruhi oleh iklim tropika basah yang bercirikan hujan cukup tinggi dengan penyebaran merata sepanjang tahun, sehingga tidak terdapat pergantian musim yang jelas. Iklim di kabupaten Mamasa dipengaruhi oleh letak geografisnya yaitu dataran tinggi di daerah pegunungan dan dikelilingi oleh bentangan sungai-sungai dengan suhu udara rata-rata 24˚c, dimana perbedaan antara suhu terendah dengan suhu tertinggi mencapai 5˚c - 7˚c. Jumlah hujan rata-rata 140-180 hari/tahun. Keadaan ini menyebabkan struktur tanah menjadi labil sehingga menimbulkan bencana longsor dan tak jarang menimbulkan banjir.

Kabupaten Mamasa memiliki luas wilayah 3005,88 km2, dimana Kecamatan Tabulahan merupakan kecamatan terluas dengan luas wilayah 513.95 km2 atau sekitar 17,07% dari seluruh wilayah Kabupaten Mamasa.

Sementara luas wilayah terkecil adalah Rantebulahan Timur dengan luas wilayah 31,87 km2 atau sekitar 1,03 % dari seluruh wilayah Kabupaten Mamasa.

Kabupaten Mamasa memiliki jumlah penduduk 178.239 jiwa. Sedangkan Kecamatan Mamasa dengan jumlah penduduk terbesar yaitu sekitar 24.766 jiwa.

Sedangkan jumlah penduduk yang terkecil adalah Kecamatan Mehalaan dengan jumlah penduduk sebesar 6.077jiwa.

Secara administratif Kabupaten Mamasa memiliki batas-batas wilayah yaitu : Sebelah Utara dan Barat berbatasan dengan Kabupaten Mamuju, sebelah Timur berbatasan dengan Propinsi Sulawesi Selatan dan sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Polewali Mandar. Jarak dari ibukota Provinsi

(15)

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 4 Sulawesi Barat (Mamuju) melalui Polewali Mandar dan Majene = 286 Km, sedangkan melalui Mambi-Aralle-Salubatu =148 Km.Jarak dari Makassar = 340 Km. Letak Astronomi Kabupaten Mamasa berada pada 2º39’216” LU dan 3º19’288” LS serta 119º0’216” BB dan 119º38’144” BT.

Diantara 17 kecamatan di Kabupaten Mamasa,kecamatan yang letaknya terjauh dari ibukota kabupaten (Kabupaten Mamasa) adalah kecamatan Pana yaitu sejauh 95 km,sementara kecamatan yang terdekat dari ibukota kabupaten adalah kecamatan Tawalian yang berjarak 3 km.

A. KEADAAN PENDUDUK

Masalah utama kependudukan di Indonesia pada dasarnya meliputi tiga hal pokok yaitu :

1. Jumlah penduduk yang besar,

2. Komposisi penduduk yang kurang menguntungkan

3. Proporsi penduduk berusia muda masih relatif dan persebaran penduduk yang tidak merata.

1. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan alami dipengaruhi oleh faktor natural increase yaitu jumlah kelahiran dan kematian serta net increase termasuk migrasi masuk dan keluar. Tingginya angka kelahiran dan migrasi masuk dibandingkan dengan kematian serta penduduk setiap tahunnya.

Jumlah penduduk Kabupaten Mamasa dari tahun 2012 – 2016 mengalami peningkatan. Keadaan ini nampak dari data statistik jumlah penduduk pada tahun 2012 berjumlah 140.082 jiwa.Tahun 2013 berjumlah 142.416 jiwa, pada tahun 2014 berjumlah 147.660 jiwa, pada tahun 2015 berjumlah 149.809 jiwa, dan jumlah penduduk Kabupaten Mamasa pada tahun 2016,berjumlah 151.825 jiwa,meningkat sekitar 2.016 jiwa dari tahun sebelumnya dengan laju pertumbuhan penduduk per tahun sebesar 1,46

%.Kecamatan Mamasa merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar, yaitu sekitar 24.766 jiwa (16,14%). Sedangkan yang terkecil adalah kecamatan Mehalaan sebesar 4.233 jiwa (2,78%).

(16)

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 5 Jumlah penduduk laki-laki di Kabupaten Mamasa pada tahun 2016 sebanyak 76.695jiwa,sedangkan penduduk perempuan sebanyak 75.130 jiwa.Data ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki ternyata 1,29

% lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuan,dengan perbandingan jenis kelamin (sex ratio) 102 yang berarti bahwa diantara 100 orang perempuan terdapat 102 laki-laki.

Adapun jumlah penduduk dirinci menurut kecematan dari tahun 2012 – 2016dapat dilihat pada tabel 1

Tabel 1

JUMLAH PENDUDUK MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN MAMASA TAHUN 2012 - 2016

No Kecamatan

Jumlah Penduduk Tahun

2012

Tahun 2013

Tahun 2014

Tahun 2015

Tahun 2016

1 Mamasa 22.917 23.766 23.593 24.184 24.766

2 Tandukkalua 10.150 10.544 10.636 7.224 11.145

3 Sumarorong 9.739 9.963 10.038 8.090 10.425

4 Mambi 9.451 9.666 9.739 6.448 10.004

5 Aralle 6.692 6.843 6.897 10.895 6.948

6 Nosu 4.350 4.472 4.507 10.234 4.552

7 Tabang 5.988 6.140 9.191 7.378 6.225

8 Sespa 7.839 7.996 8.065 4.535 8.108

9 Pana 8.694 8.869 8.937 8.956 8.964

10 Tabulahan 9.975 10.175 10.254 6.214 10.578

11 Balla 6.117 6.337 6.391 6.147 6.494

12 Bambang 10.481 10.747 10.824 10.927 11.011

13 Messawa 7.208 7.296 7.354 6.930 7.381

14 Rantim 5.776 5.961 6.007 10.419 6.277

15 Tawalian 6.314 6.469 7.091 9.875 7.397

16 Bumal 6.803 6.992 7.050 7.187 7.317

17 Mehalaan 3.922 4.056 4.086 4.166 4.233

J U M L A H 140.082 142.416 147.660 149.809 151.825 Sumber: BPS Kab.Mamasa Tahun 2015.

(17)

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 6 Gambar 1

Jumlah Penduduk Di Kabupaten Mamasa Tahun 2012 - 2016

Sumber:

BPS Kabupaten Mamasa

2. Persebaran Penduduk

Penduduk Kabupaten Mamasa pada tahun 2016 tercatat 151.825 jiwa ,yang terdiri dari laki-laki sebanyak 76.695 jiwa dan perempuan sebanyak 75.130 jiwa tersebar di 17 kecamatan, di mana Kecamatan Mamasa merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar, yaitu sekitar 24.766 jiwa (16,14%) sedangkan yang terkecil adalah Kecamatan Mehalaan sebesar 4.233 jiwa(2,78%)namun pola persebaran tersebut tidak merata hal ini disebabkan karena luas wilayah tiap kecamatan tidak sama disamping itu adanya kebijakan pemerintah tentang penetapan lokasi pembangunan pemukiman penduduk.

136,000 138,000 140,000 142,000 144,000 146,000 148,000 150,000 152,000

2012 2013 2014 2015 2016

142,416

146,292 146,660

149,809

151,825

Jumlah Penduduk

(18)

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 7 3. Kepadatan Penduduk

Seperti hal persebaran penduduk, kepadatan penduduk tahun 2016 per kecamatan juga tidak merata. Dengan jumlah penduduk 151.825 jiwa dan luas wilayah 3005,9 km, didapatkan angka kepadatan penduduk Kabupaten Mamasa sebesar 51,00 jiwa per jiwa/km²,atau terdapat sekitar 51.00 jiwa per 1 km²,hal ini mengalami sedikit peningkatan dibanding dengan tahun 2015 yakni 50,00 jiwa/km².Kepadatan penduduk berbeda ditiap wilayah kecamatan, angka tertinggi pada kecamatan Rantebulahan Timur sebesar 195.45 jiwa/km, dan angka terendah kepadatannya pada kecamatan Tabang yaitu 20.68 jiwa/km.

Rincian kepadatan penduduk dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2

KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN MAMASA

TAHUN 2016

Sumber: BPS Kabupaten Mamasa

B. KEADAAN EKONOMI

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan suatu ukuran yang digunakan untuk melihat kemajuan ekonomi suatu daerah,capaian pertumbuhan ekonomi yang tinggi selalu menjadi harapan yang diinginkan disetiap periode pemerintahan. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan dari suatu pembangunan.Selain

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

98.01 159.19

53.69 109.78

91.37

40.8349.56 20.68

50.07 40.55

81.32 195.45

70.15 40.37

20.5434.4 25.99

Kecamatan

(19)

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 8 mencapai tingkat pertumbuhan yang tinggi, pemerinth juga diharapkan memperhatikan pemerataan dari pembangunan yang telah dicapai tersebut.

Gambar 3

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN MAMASA TAHUN 2011-2015

Sumber: BPS Kabupaten Mamasa

Secara umum sejak tahun 2011 perekonomian Kabupaten Mamasa tumbuh sebesar 7,41%,tahun 2012menurun menjadi sebesar 6,61

%,tahun 2013 sebesar 5,03%, tahun 2014 tumbuh sebesar 4,92 %, dan pada tahun 2015 sebesar 6,76 %.

PDRB Kabupaten Mamasa atas harga berlaku pada tahun 2015 sebesar 1.527.421,37 juta rupiah dengan kontribusi terbesar dari sektor pertanian yaitu 17,32%,sedangkan sektor dengan kontribusi terkecil adalah sektor Listrik,Gas, dan Air Bersih sebesar Real Estate 1,32 %.

0 2 4 6 8 10

2011 2012 2013 2014 2015

7.35

8.45

6.62

7.82 8.18

Pertumbuhan Ekonomi

(20)

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 9 BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Pembangunan berwawasan kesehatan merupakan hak asasi manusia.

Pembangunan yang tidak mengindahkan dampak positif dan negatif terhadap kesehatan manusia, kesehatan lingkungan, kesehatan sosial dan kesehatan budaya merupakan bentuk dari pelanggaran hak asasi manusia.

Kesehatan adalah salah satu kebutuhan pokok dan juga merupakan faktor pentingyang mempengaruhi produktifitas dan kualitas sumber daya manusia.

Dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945 pasal 28 H dan Undang-Undang N0 36 Tahun 1996 menetapkan bahwa kesehatan adalah hak fundamental setiap warga.Oleh karena itu negara bertanggungjawab dalam pengaturan hak hidup sehat bagi penduduknya.Pembangunan kesehatan adalah pembangunan manusia seutuhnya dimana faktor kesehatan turut berperan mulai dari pra konsepsi,bayi,balita,remaja dewasa hingga usia lanjut.

Kesehatan sangat penting perannya dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut. Indikator untuk melihat tingkat kemajuan daerah dalam bidang kesehatan dengan melihat fasilitas kesehatannya, sumber daya manusianya dan upaya pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dilakukan melalui pengadaan fasilitas kesehatan, penambahan dan peningkatan kualitas petugas dan pemberian penyuluhan tentang pentingnya hidup sehat.

Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Derajat kesehatan masyarakat dapat di lihat dari berbagai indikator, yang meliputi angka harapan hidup, angka kematian, angka kesakitan dan status gizi.

Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, menurut konsep H.L Blum bahwa tingkat derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : keturunan, pelayanan kesehatan, perilaku masyarakat dan lingkungan baik lingkungan fisik, biologis dan sosial budaya. Derajat

(21)

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 10 kesehatan merupakan salah satu ukuran kesejahteraan dan kualitas sumber daya manusia Indonesia.Sebagaimana lazimnya untuk menggambarkan derajat kesehatan digunakan indikator kualitas utama seperti angka kematian, angka kelahiran, status gizi, dan lain-lain.Untuk menilai keberhasilan pembangunan kesehatan maupun sebagai dasar dalam menyusun rencana untuk masa yang akan datang mutlak diperlukan analisa situasi derajat kesehatan tersebut.

A. Angka Kematian / Mortality Rate (MR)

Angka kematian masyarakat dari waktu ke waktu dapat memberi gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dan dapat juga digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya.

Peristiwa kematian pada dasarnya merupakan proses akumulasi akhir dari berbagai penyebab kematian baik secara langsung maupun tidak langsung.Secara umum kejadian kematian manusia berhubungan erat dengan permasalahan kesehatan sebagai akibat dari gangguan penyakit atau akibat dari proses interaksi berbagai faktor yang secara sendiri-sendiri atau bersama-sama mengakibatkan kematian dalam masyarakat. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan survei dan penelitian.

Besarnya angka kematian dan penyakit penyebab utama kematian yang terjadi di Kabupaten Mamasa pada periode terakhir dapat dilihat dari berbagai uraian berikut:

a. Angka Kematian Bayi ( AKB ) Infant Mortality Rate ( IMR )

Infant Mortality Rate atau Angka Kematian bayi ( AKB ) merupakan indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat, baik pada tingkat kabupaten maupun provinsi, dimana program pembangunan kesehatan banyak menitikberatkan pada upaya penurunan AKB. Angka kematian bayi adalah banyaknya bayi yang meninggal pada fase antara kelahiran hingga bayi belum

(22)

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 11 mencapai usia 1 ( satu ) tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.

Berdasarkan data profil Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa tahun 2016 (lampiran tabel 5) dari 2855 Bayi Lahir Hidup terdapat 29 bayi meninggal sebelum usia 1 tahun. Berdasarkan angka ini di perhitungkan Angka Kematian Bayi di Kabupaten Mamasa terdapat 10,15per 1000 Kelahiran Hidup (KH). Sedangkan pada tahun 2015 terdapat10,15 per 1000 kelahiran hidup, Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan jumlah kematian angka kematian bayi dari tahun sebelumnya. Meningkatnya angka tersebut sejalan dengan BBLR yang juga mengalami peningkatan.

b. Angka Kematian Ibu ( AKI ) Maternal Mortality Rate ( MMR )

Angka kematian Ibu mengacu pada jumlah wanita meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan dan status gizi serta kondisi kesehatan ibu dalam hal tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, kondisi kesehatan ibu saat melahirkan, perawatan dan pelayanan kesehatan ibu pada masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup.Sensitivitas AKI terhadap perbaikan pelayanan kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan.

Berdasarkan data bahwa Angka Kematian Ibu di Kabupaten Mamasa pada tahun 2016 sebesar 6 orang dari 2.855 Kelahiran hidup atau 211 per 100.000 kelahiran hidup,dimana penyebab kematian terbesar adalah Pendarahan(syok hivopolemik)5 orang,dan Ekplamsia 1 orang.Dari 6 kematian Ibu Hamil meninggal dalam masa kehamilan dan ada yang meninggal dalam proses persalinan.

(23)

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 12 Tabel 2

JUMLAH KEMATIAN IBU MATERNAL DI KECAMATAN DI KABUPATEN MAMASA TAHUN 2016

NO KECAMATAN JUMLAH IBU

HAMIL JUMLAH KEMATIAN IBU

1 Mamasa 599 0

2 Tandukkalua 270 0

3 Sumarorong 252 1

4 Mambi 242 0

5 Aralle 168 1

6 Nosu 110 0

7 Tabang 151 0

8 Sespa 196 0

9 Balla 157 0

10 Tabulahan 256 0

11 Bambang 266 2

12 Pana’ 217 0

13 Tawalian 197 0

14 Messawa 179 0

15 Rantebulahan Timur 152 0

16 Buntu Malangka 177 1

17 Mehalaan 102 0

TOTAL 3.673 6

Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa

(24)

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 13 Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Mamasa dari tahun ke tahun bervariasi. Berikut ini akan ditampilkan gambaran Angka Kematian Ibu di Kabupaten Mamasa periode Tahun 2012– 2016.

Gambar 4

ANGKA KEMATIAN IBU PER 100.000 KELAHIRAN HIDUP DI KABUPATEN MAMASA TAHUN 2012 - 2016

Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa

B. Angka Kesakitan / Morbidity

Tingkat kesakitan suatu daerah juga mencerminkan situasi derajat kesehatanmasyarakat yang ada didalamnya. Angka kesakitan secara umum digambarkan dalam pola 10 ( sepuluh ) Penyakit Utama. Di Kabupaten Mamasa pada tahun 2016berdasarkan laporan dari Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa menunjukkan bahwa jumlah kesakitan110.595 penderita, berarti terjadi penurunan dari tahun sebelumnya pada tahun 2015 sebesar 128.704 penderita. Walaupun penurunan tidak terlalu signifikan namun hal ini menunjukkan akan adanya peningkatan kesadaran masyarakat tentang pola hidup sehat dan didorong dengan meningkatnya pelyanan kesehatan masyarakat di Kab.Mamasa.

0 100 200 300 400

2012 2013 2014 2015 2016

171

224

324

372

211

AKI

(25)

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 14 Gambar 5

JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN DI KABUPATEN MAMASA TAHUN 2012-2016

Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa

Adapun penyakit dengan jumlah penderita terbanyak dari urutan sepuluh besar penyakit adalah Infeksi Akut Lain pada Saluran pernafasan bagian atas sebesar 29.261penderita, sedangkan yang paling rendah adalah Penyakit kulit infeksi 3.668penderita. Pola penyakit dapat berubah dari tahun ke tahun tergantung pada beberapa faktor antara lain; asupan gizi masyarakat, pendidikan/pengetahuan masyarakat serta dipengaruhi pula oleh adanya perubahan iklim yang tidak menentu dan lain sebagainya Adapun 10 ( Sepuluh ) Penyakit Utama di Kabupaten Mamasa

tahun 2016 dapat dilihat pada grafik di bawah :

Ma mas

a Taw

alia n

Ses pa

Ball a

Mal abo

Sum aror ong

Mes saw a

Tab ang

Pan a

Nos u

Bam ban g

Ran tim

Ma mbi

Aral le

Tab ulah an

Bu mal

Me hala

an 2012 1402 2475 3074 193 1626 1344 6240 2691 8236 5561 2717 7284 1168 4389 2865 2666 1023 2013 1031 1079 1510 2454 8339 1086 4150 3661 8688 5454 2715 5625 4740 6650 8418 3650 5969 2014 2065 3423 2717 4061 1549 8762 4056 4686 1033 3209 2749 2011 1247 7869 8395 6956 9568 2015 2384 4976 2649 4450 8233 9601 4405 2884 1190 4929 2610 1894 4629 1301 9508 5812 4925 2016 2494 3985 2490 6754 1286 1279 4865 4496 1016 6463 2183 2091 1547 1040 1205 1431 7257

0 5000 10000 15000 20000 25000 30000

2012 2013 2014 2015 2016

(26)

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 15 Gambar 6

10 BESAR PENYAKIT TAHUN 2016

Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa

C. Status Gizi

Ukuran Keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak diindikasikan oleh Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB) anak, status gizi juga merupakan status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien.

Penelitian status gizi merupakan pengukuran yang didasarkan pada data antropometri serta biokimia dan riwayat PUT.

Status gizi masyarakat merupakan indikator utama dalam menilai keberhasilan program pembangunan kesehatan bagi masyarakat. Hal ini sangat berperan dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Setiap tahun peningkatan status gizi mendapat perhatian yang besar karena status gizi yang baik cenderung meningkatkan sumber daya manusia yang tangguh di masa mendatang, terlebih lagi jika ditunjang dengan tingkat pengetahuan masyarakat yang semakin membaik.

0 5000 10000 15000 20000 25000

30000 29261 28216

11312 8837

6802 6744 5983 4960 4813 3668

Series1

(27)

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 16 Gambar 7

PREVALENSI GIZI BURUK PADA BALITA DI KABUPATEN MAMASA TAHUN 2011 - 2016

Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa

a. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR < 2500 gram ) BBLR adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. BBLR sering digunakan sebagai indikator di negara berkembang karena tidak tersedianya penilaian usia kehamilan yg valid. BBLR ini berbeda dengan prematur karena BBLR diukur dari berat atau massa sedangkan prematur diukur dari umur bayi dalam kandungan.

Berat badan lahir merupakan indikator penting kesehatan bayi, faktor determinan kelangsungan hidup dan faktor untuk pertumbuhan fisik dan mental bayi di masa yg akan datang. Menurut UNICEF dan WHO (2004), penurunan kejadian BBLR merupakan salah satu kontribusi penting dalam Millenium Development Goals (MDGs) untuk menurunkan kematian anak.

Pencapaian tujuan dari MDGs dicapai dengan memastikan kesehatan anak pada awal kehidupan.

Penyebab dan dampak BBLR sangat kompleks, nutrisi yang jelek dimulai dari pertumbuhan janin dalam rahim akan mempengaruhi seluruh siklus kehidupan. Hal ini memperkuat risiko terhadap kesehatan individu dan meningkatkan kemungkinan kerusakan untuk generasi masa depan. Gizi

0 5 10 15 20 25

Mamasa Tawalian sespa Balla Malabo Sumarorong Messawa Tabang Pana' Nosu Bambang Rantim Aralle Mambi Tabulahan Bumal Mahalaan

2012 2013 2014 2015 2016

(28)

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 17 buruk yang terlihat dengan rendahnya tinggi badan ibu (sunting), dan BB di bawah normal sebelum hamil dan kenaikan BB selama hamil merupakan salah satu dari indikator terkuat persalinan dengan BBLR.

Secara ilmiah intervensi nutrisi seperti suplemen makanan selama kehamilan pada remaja, wanita usia subur dan selama hamil terbukti efektif dalam mencegah BBLR.

Berdasarkan laporan KIA yang merupakan hasil pencatatan di puskesmas tahun 2012 tercatat dari 2390 kelahiran terdapat 28 BBLR atau 1.2%, tahun 2013 tercatat dari 2236 kelahiran terdapat 49 BBLR atau 2.2%, tahun 2014 tercatat 54 BBLR atau 3.3% ,tahun 2015 dari 2.420 kelahiran terdapat 58 BBLR atau 2,5% sedangkan pada tahun 2016 tercatat 2.855 kelahiran terdapat 82 BBLR atau 2,9%. Hal ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.

Gambar 8

JUMLAH BBLR DI KABUPATEN MAMASA TAHUN 2012 – 2016

Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 28

49 54 58

82

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

2012 2013 2014 2015 2016

BBLR

BBLR

(29)

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 18 b. Status Gizi Balita

Status Gizi adalah refleksi dari kegiatan pelayanan kesehatan dan pemantauan status gizi pada unit terkecil yaitu posyandu yang tidak lain merupakan program kerja pokok puskesmas di wilayah kerjanya masing- masing.

Berdasarkan laporan dan pencatatan dari bidang Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa yang dikumpulkan dari 17 Puskesmas diperoleh informasi bahwa persentase balita dengan gizi buruk pada tahun 2012 sebanyak 0,74 %, pada tahun 2013 sebanyak 0,41%, tahun 2014 sebanyak 0.99%,tahun 2015 sebanyak 0,33% sedangkan pada tahun 2016 sebanyak 0,1% dapat terlihat bahwa terjadi penurunan kasus gizi buruk dari tahun sebelumnya.

Gambar 9

JUMLAH BALITA DITIMBANG DI POSYANDU DI KABUPATEN MAMASA

TAHUN 2013 – 2016

Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa

Grafik di atas menunjukkan bahwa cakupan penimbangan balita pada tahun 2016 meningkat dari tahun sebelumnyaini terlihat dari data penimbangan balita pada tahun 2016 Sebesar 80,06%, sedangkan pada tahun 2015 sebesar 74,90%.

Dari data tersebut dapat berpengaruh terhadap penurunan kasus gizi buruk dimana kasus gizi buruk dapat dideteksi secara dini melalui penimbangan diposyandu dan kunjungan neonatus secara lengkap disamping itu ditunjang dengan pemberian Asi Ekslusif.

70 72 74 76 78 80

2013 2014 2015 2016

74.4 74.5 74.9

80

BALITA DITIMBANG

(30)

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 19 D. Pemberantasan Penyakit Menular

4.1. Diare

Berdasarkan laporan dari Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa yang dihimpun dari 17 Puskesmas dan 2 Rumah Sakit, jumlah penderita Diare pada tahun 2015 sebesar 3.480 penderita atau sebesar 130,8%, sedangkan pada tahun 2016 sebesar 4.243 atau 100 % dar jumlah kasus yang ditangani sama dengan jumlah target penemuan. Dapat dilihat bahwa jumlah penderita dari tahun sebelumnya mengalami penurunan.

4.2 Kusta

Seperti pada 3 tahun sebelumnya pada tahun 2016 juga tidak ditemukan kasus kusta,penemuan kasus baru kusta pada tahun 2015 sebanyak 1 orang. Pada tahun 2014 ditemukan 2kasus kusta,pada tahun 2013 1 kasus kusta dan pada tahun 2012tidak ditemukan kasus.

Gambar 10

ANGKA PREVALENSI DAN ANGKA PENEMUAN KASUS BARU KUSTA (NCDR) DI KABUPATEN MAMASA TAHUN 2012-2016

Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa

4.3. Tuberculosis ( TB Paru)

Tuberculosis adalah penyakit menular yang sifatnya kronis dan disebabkan oleh kuman Tuberculosis (mycobacterium tuberculosis) dengan gejala batuk yang berlangsung terus menerus selama 3 minggu

0

1 2 1

0% 0 10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

2012 2013 2014 2015 2016

KASUS BARU…

(31)

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 20 disertai dengan dahak bercampur darah, sesak nafas, rasa nyeri, nafsu makan berkurang, kurang enak badan dan berkeringat pada waktu malam.

Jumlah penderita TB Paru positif pada tahun 2016 sebanyak 97 pada tahun 2015 sebanyak 74 penderita, tahun 2014 sebayak 67 penderita, pada tahun 2013 sebanyak 31 penderita. Jumlah penderita TB BTA Positif dari tahun ke tahun bervariasi disebabkan karena faktor lingkungan dan kebiasaan yang tidak mau memeriksakan diri ke kesehatan.

Gambar 10

ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU POSITIF DI KABUPATEN MAMASA TAHUN 2012 - 2016

Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa

4.4. Demam Berdarah Dengue ( DBD/DHF )

Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang sifatnya akut dan disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan dari penderita kepada orang sehat lainnya dengan perantara vektor (Aedes Aegypti). Pada tahun 2013 terdapat 5 orang penderita DBD yang terdapat di Puskesmas Malabo sebanyak 4 orang dan di Puskesmas Sumarorong sebanyak 1 orang.

Sedangkan pada tahun 2014 terdapat 3 orang penderita DBD masing- masing satu orang di Puskesmas Malabo dan 2 orang di Puskesmas Sumarorong,dan pada tahun 2016 terjadi KLB di Puskesmas Tabulahan dengan jumlah penderita DBD 249 orang disebabkan pada waktu itu memang ditemukan ada vektor diwilayah tersebut,dan ditambah lagi

0 TB 20 40 60 80 100

2012 2013 2014 2015 2016

70

31

67 72

97

TB

(32)

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 21 mobilisasi penduduk makin meningkat karna letaknya dekat dengan ibu kota provinsi.

Adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya penyakit DBD yaitu ketidakpedulian individu dan masyarakat terhadap kebersihanrumah dan lingkungannya.Perilaku individu atau masyarakat yang membuang sampah sembarang tempat sehingga nyamuk dapat berkembang biak. Salah satu upaya penanggulangan yang terus digalakkan yaitu 3 M ( Menguras, Menutup, Menimbun ) serta mobilisasi penduduk yang cenderung mengalami peningkatan.

4.5. Pneumonia

Penyakit infeksi saluran nafas pneumonia yang terjadi pada anak balita biasanya lebih sering disebabkan oleh virus yang ada pada pernapasan. Pneumonia pada anak seringkali bersamaan dengan terjadinya proses infeksi akut pada Bronkus yang disebabkan bronckopneumonia.

Gambar 11

CAKUPAN PENYAKIT PNEUMONIA DI KABUPATEN MAMASA TAHUN 2012 – 2016

Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa

Jumlah penderita pneumonia mengalami fluktuatif setiap tahunnya, ini terlihat dari data pada tahun 2012 jumlah penderita 60 orang dan menurun pada tahun 2013 menjadi sebanyak 26 orang namun pada tahun 2014 mengalami peningkatan jumlahkasus dimana terdapat 121 penderita dan pada tahun 2015 menjadi 0 penderita dan sama dengan tahun sebelumnya pada tahun 2016 ditemukan 28 penderita. Ini menunjukkan kasus pneumonia masih jauh dari target Nasional yaitu 4,88 %.

0 50 100 150

2012 2013 2014 2015 2016

60

26

121

0

28

PNEUMONIA

(33)

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 22 BAB IV

SITUASI UPAYA KESEHATAN

DalamrangkamencapaiderajatkesehatanmasyarakatMamasa yang optimal,

berikutdisajikanupaya-upayakesehatan yang

telahdilaksanakandandicapaipadatahun

2016olehDinasKesehatanKabupatenMamasamelalui Puskesmas dan jaringanya sebagai berikut.

A. KESEHATAN IBU DAN ANAK 1. Kesehatan Ibu

PelayananKesehatanibuhamilmeliputipemeriksaanibu hamil K1, K4, persalinanditolongtenagakesehatan, pemberian tablet Fe1 dan Fe3 untukibuhamil.

Cakupanpemeriksaanibuhamil K1 padatahun

2016dilaporkanmencapai89,5

%.Selengkapnyadisajikanpadagambargrafikkecenderungancakupanpemeri ksaanibuhamil K1 di KabupatenMamasatahun 2012– 2016 bervariasi.

Gambar 12

CAKUPAN K1 DI KABUPATEN MAMASA TAHUN 2012 – 2016

Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 65

70 75 80 85 90

2012 2013 2014 2015 2016

89

76 85

83

89.5

CAKUPAN K1

(34)

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 23 Cakupanpemeriksaanibuhamil K4 tahun 2016dilaporkan79,2

%.Berikutdisajikangambargrafikkecenderungancakupanpemeriksaanibuha mil K4 di KabupatenMamasatahun 2012 – 2016

Gambar 13

CAKUPAN K4 DI KABUPATEN MAMASA TAHUN 2012 – 2016

Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa

Cakupankunjungan K4 ibuhamilTahun 2016tertinggiterdapat di PuskesmasMalabo (89,6 %), Puskesmas Mambi (89,3%) dan.CakupanKunjunganterendahterdapat di 2 puskesmas dengan cakupan yang sama yaitu PuskesmasMessawa dan Puskesmas Tawalian(68,2 %).

PersalinanditolongolehTenagaKesehatan di

KabupatenMamasaTahun 2012sampaidenganTahun

2016cenderungmengalami penurunan.

CakupanpersalinanditolongolehTenagaKesehatanpadaTahun 2012 dan 2013dilaporkanmencapai 72 %, kemudian mengalami sedikit penurunan pada tahun 2014 menjadi sebesar 71,70 %, kembali menurun pada tahun 2015 menjadi sebesar 64,9% dan pada tahun mengalami sedikit peningkatan pada tahun 2016 menjadi sebesar 68,3 %.

BerikutdisajikanbentukgrafikkecenderunganCakupanPersalinanditolongole htenagakesehatan di KabupatenMamasaTahun 2012-2016.

0 20 40 60 80

2012 2013 2014 2015 2016

67 60

71 66

79

CAKUPAN K4

(35)

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 24 Gambar 14

CAKUPAN PERSALINAN NAKES DI KABUPATEN MAMASA TAHUN 2012– 2016

Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa

Dari tampilan data/grafik capaian K1,K4 dan PN yang tidak sesuai dimana kunjungan Ibu Hamil lebih tinggi dibanding dengan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan dalam hal ini bidan,ada beberapa hal yang mempengaruhi antara lain :

a. Bidan

Seorang Bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa harus berpedoman pada peran,tugas dan tanggung jawab sesuai kebutuhan masyarakat untuk itu Bidan harus mengupayakan hubungan yang efektif dengan masyarakat dimana dia bertugas, mengetahui sosial budaya, adat istiadat, kepercayaan / agama. Kenyataan dilapangan masih saja ada Bidan yang sering tidak berada ditempat pada saat ada Ibu yang akan Melahirkan.

b. Masyarakat

60 62 64 66 68 70 72

2012 2013 2014 2015 2016

72 72

71.7

64.9

68.3

PERSALINAN DITOLONG NAKES

(36)

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 25 Kondisi sosial budaya di Indonesia menempatkan peristiwa hamil dan melahirkan bukan hanya sebagai urusan pribadi antara sang Ibu dan suami, tetapi menjadi urusan keluarga/ kerabat, sehingga dalam mengambil keputusan membutuhkan waktu yang cukup lama. Selai faktor sosial budaya, faktor ekonomi juga mempengaruhi dalam persalinan oleh nakes, kenyataan dilapangan masih banyak masyarakat khususnya para Ibu yang memanggil dukun karna alasan biaya murah.

Anemia

merupakansalahsatufaktorrisikoterjadinyakematianibumelahirkan.Upayape

ncegahan anemia padaibuhamil, di

KabupatenMamasadilaksanakanmelalui program pemberian Tablet Fe kepadaibuhamilsebanyak 90 tablet yang terbagidalamtiga kali pemberianselamakehamilannya, Triwulan 1 diberikan 30 Tablet (Fe 1 ), Triwulan 2 diberikan 30 Tablet ( Fe 2) dan Triwulan 3 diberikan 30 Tablet (Fe 3).

Ibuhamil yang mendapatkan tablet besi (Fe1 dan Fe3) di KabupatenMamasatahun 2016 mencakup Fe1 sebanyak 89,49 % dan Fe3 sebanyak83,52 %, berikutdisajikangambargrafikkecenderunganpemberian tablet Fe3 kepadaibuhamilpadatahun 2012- 2016.

Gambar 15

Cakupan Pemberian Fe Di Kabupaten Mamasa Tahun 2012 – 2016

Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa

Cakupanpemberian Fe padaibuhamilini ternyatatidakmerata di seluruhPuskesmas. Terdapat beberapa puskesmas yang pencapaian

70 75

85.9 83.4 89.4

68

57

71.7 66.3

83.5

0 20 40 60 80 100

2012 2013 2014 2015 2016

Fe 1 Fe 3

(37)

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 26 pemberian tablet Fe nya telah mencapai target nasional seperti Puskesmas Mehalaan (100,98 %), Puskesmas Mambi (99,17%) dan Puskesmas Pana (99,08%). Namun demikian masih terdapat juga beberapa puskesmas yang pencapaiannya terendah seperti Puskesmas Tabulahan (71,9%), Puskesmas Bambang (72,93%).

2. Kesehatan Anak

Kunjungan neonatal adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus sedikitnya 2 kali, selama periode 0 sampai 28 hari setelah lahir, baik di fasilitas – fasilitas kesehatan seperti puskesmas, bidan desa, polindes maupun melalui kunjungan rumah.

KunjunganBayi minimal 3 kali (KN Lengkap) di KabupatenMamasatahun 2016 dilaporkansebesar 80,5 % cenderungmeningkatbiladibandingkantahun sebelumnya yang hanya mencapai 76,4 %, selengkapnyadisajikanpadagrafikberikutini .

Gambar 16

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL DI KABUPATEN MAMASA TAHUN 2012– 2016

0 20 40 60 80 100

2012 2013 2014 2015 2016

100

65 71.1 76.4 80.5

Kunjungan Neonatal

Kunjungan Neonatal

(38)

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 27

Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa

Bayi yang lahir di KabupatenMamasatahun 2016dilaporkan hampir

seluruhnya (99,5%) ditimbang,

hasilnyaadalahbayidenganberatbadanlahirrendah (BBLR) sejumlah2,9%.

Bayidengan BBLR tersebutsemuanyasudahditangani.

Kasus BBLR terdapat di beberapawilayahkerjapuskesmas se- KabupatenMamasadantertinggi di wilayahkerjaPuskesmasSumarorong yang mencapai12 Kasus, dan PuskesmasMessawa 11 Kasus. Dari 17 Puskesmasadabeberapapuskesmastidakmemilikikasus BBLR yaituPuskesmasRantim, Bambang, Tabulahan dan Puskesmas Bumal.

3. Pelayanan Imunisasi

Untuk menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan bayi serta anak balita perlu dilaksanakan program imunisasi untuk penyakit- penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) seperti penyakit TBC, Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Polio dan campak. Idealnya bayi harus mendapat imunisasi dasar lengkap terdiri dari BCG 1 kali, DPT- HB 3 kali, Polio 4 kali dan campak 1 kali.

Dari jumlah bayi di Kabupaten Mamasa tahun 2016 yaitu 3.252 bayi, ada sebanyak 2.626 bayi (80,75%) yang mendapat imunisasi dasar lengkap. Adapun cakupan bayi yang mendapat imunisasi DPT+HB3 sebanyak 3.688 bayi (113%), campak sebanyak 2.656 bayi (81,67%), BCG sebanyak 2.677 bayi (93,77%), serta polio 4 sebanyak 2.712 bayi (83,39%).

Gambar 17

CAKUPAN IMUNISASI PADA BAYI DI KABUPATEN MAMASA TAHUN 2014– 2016

(39)

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 28

Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa

Untuk pelayanan imunisasi TT pada ibu hamil, jumlah ibu hamil yang mendapat pelayanan imunisasi TT1 sebanyak 917 orang (25,0%), yang mendapat imunisasi TT2 sebanyak 725 orang ibu hamil (19,7%), yang mendapat imunisasi TT3 sebanyak 478 orang (13,0%), yang mendapat imunisasi TT4 sebanyak 230 orang (6,3%), yang mendapat imunisasi TT5 sebanyak 208 orang (5,7%), dan yang mendapat imunisasi TT2+ sebanyak 1.641 orang(44,7%) dari target Nasional.

Pencapaian UCI (Universal Child Immunization) merupakan gambaran terhadap cakupan atas imunisasi secara lengkap pada sekelompok bayi. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut tergambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi (herd immunity) terhadap penularan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Suatu desa/kelurahan telah mencapai target UCI apabila >80% bayi di desa/kelurahan tersebut sudah mendapat imunisasi lengkap. Pencapaian desa dengan UCI di Kabupaten Mamasa tahun 2016 mencapai 46,40%, mengalami peningkatan dari tahun 2015 yang hanya mencapai 82,30%.

GRAFIK 18

BCG DPT POLIO CAMPAK

2014 99.10% 79.00% 79.09% 74.40%

2015 88.70% 98.00% 96.30% 99.40%

2016 93.47% 113.00% 83.93% 81.67%

99.10%

79.00% 79.09% 74.40%

88.70% 98.00% 96.30% 99.40%

93.47%

113.00%

83.93% 81.67%

2014 2015 2016

(40)

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 29 PERSENTASE DESA UCI KABUPATEN MAMASA

TAHUN 2012 – 2016

Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa

B. PERILAKU SEHAT

1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

KegiatanPromosiKesehatandilakukandalambentukkegiatan PHBS (PerilakuHidupBersihdanSehat) untuktatananRumahTangga,

InstitusiPendidikan, InstitusiKesehatan,

dantatananTempatKerja.Jumlahrumahtanggatahun

2016sebanyak53.390rumahtangga, Untuk PHBS tahun 2016tatananRumahTanggaberhasildipantausebanyak11.982 (22.4%) rumahtanggadantelahmelaksanakan PHBS.

Cakupanrumahtangga yang telahmelakasanakan PHBS dapatdilihatdandisajikandalambentukgrafiksebagaiberikut :

Gambar 19

CAKUPAN RUMAH BER-PHBS DI KABUPATEN MAMASA TAHUN 2012– 2016

42.70

78.10 64.60

82.30 46.40

0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00

2012 2013 2014 2015 2016

U C I

U C I

(41)

Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa 30

Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa

2. Keluarga Yang Memiliki Akses Air Bersih

Air bersih adalah salah satu jenis sumber daya berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari – hari termasuk diantaranya adalah sanitasi.

Aksesrumahtanggaterhadap air minummengalamifluktuatifsetiap tahunnyadiketahuiadanyapenurunandaritahunketahunpersentaserumahtan ggaberdasarkansumber air minum. Di lainpihak, rumahtangga yang

memilikisumber air

minummelaluisumurdanlainnyasepertisungaidanhujanmengalamipenuruna n. Penurunanaksesrumahtanggaterhadapsumber air minumakanberdampakpadapeningkatankasus-

kasuspenyakitinfeksipenularanmelalui air (water borned diseases), yangjugaakanmemperngaruhipeningkatan status kesehatanmasyarakat.

Akses air bersih dapatdilihatdandapatdisajikanpadagrafikdi bawahini :

Gambar 20

CAKUPAN AIR BERSIH DI KABUPATEN MAMASA

47.00% 47.00%

60.00%

39.90%

22.04%

2012 2013 2014 2015 2016

PHBS

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Keterampilan dalam penulisan karya ilmiah merupakan salah tuntutan yang harus dimiliki oleh setiap guru. Hal ini sangat berkaitan dengan salah satu persyaratan bahwa

Pada umur 28 hari, kuat tekan rata-rata tertinggi pada beton S2 (90,265 MPa), beton dengan bahan tambahan additive superplasticizer sebesar 1%. Beton S3 dengan

Nilai X 1 = -1.269.10 -8 menunjukkan adanya kenaikan variabel realisasi pembiayaan sebelum pembatasan jaminan yang dapat mengakibatkan kenaikan tingkat profitabilitas

Dari pembahasan tentang bimbingan konseling di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling adalah usaha pertolongan yang melengkapi pendidikan, berorientasi pada

Secara umum nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan maupun

Jika kamu mengerti bahwa berbagai nubuatan yang diberikan kepada dunia dari Surga, berpuncak disini, untuk meningkatkan imanmu dan memastikan bahwa kamu tetap setia kepada

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan penelitian Tahun Anggaran 2019 bagi Dosen STAI Terpadu Yogyakarta maka perlu ditetapkan dalam bentuk surat keputusan. Bahwa

sangat dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan, ke dalam wilayah Indonesia secara khusus ke dalam wilayah Indonesia secara khusus. Tanpa mengurangi jaminan atas keamanan, khasiat dan