• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V : ANALISA DATA

5.5 Life Story

Identitas Pengelola Program (Instruktur Pertanian)

Nama : Stel Barus

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 47 tahun

Agama : Islam

Suku Bangsa : Batak Karo

Lama Bekerja : 22 tahun

Identitas Pengelola Program (Dinas Pertanian Kabupaten Langkat)

Nama : Dedeh

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 45 tahun

Agama : Islam

Suku Bangsa : Jawa

Lama Bekerja : 15 tahun

Program Keterampilan Pertanian yang ada di UPTD Pungai Sejahtera Binjai, terdapat 2 orang yang berperan penting, yang terdiri dari Instruktur Pertanian yaitu Bapak Stel Barus dan sekaligus Pegawai (PNS) di UPTD Pungai Sejahtera Binjai. Dahulu Pak Stel Barus hanyalah pegawai biasa, karena pada saat itu Program Keterampilan belum ada. Akhirnya pada tahun 2003, atas kesepakatan serta persetujuan dari Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara, UPTD Pungai Sejahtera Binjai menetapkan Program

Keterampilan Pertanian sebagai salah satu bentuk bimbingan dari beberapa bimbingan yang ada untuk diberikan kepada para Warga Binaan Sosial yang merupakan eks gelandangan dan pengemis dan orang-orang yang rentan dengan kemiskinan di UPTD Pungai Sejahtera Binjai.

Diantara semua pegawai yang ada di UPTD Pungai Sejahtera Binjai, Pak Stel Barus yang mempunyai keahlian dalam bidang pertanian karena sebelumnya beliau pernah mempunyai usaha dalam bidang pertanian. Akhirnya beliau yang mempunyai wewenang untuk memberikan bentuk-bentuk penjelasan dalam keterampilan bidang pertanian kepada para Warga Binaan Sosial.

Pertama sekali tugas dan Pak Stel Barus adalah menentukan dari Warga Binaan Sosial yang mempunyai keahlian dan kemauan dalam bidang pertanian. Beliau harus mengetahui siapa yang mampu menerima Program Keterampilan Pertanian. Pak Stel Barus memulai untuk memberikan kegiatan kepada mereka pada tahap awal, yakni membersihkan lahan jagung yang merupakan sisa dari panen. Dalam hal ini Pak Stel Barus memberikan upah kepada Warga Binaan Sosial yang melakukan kegiatan ini, tujuannya untuk menumbuhkembangkan sikap dan kemauan mereka agar lebih bersemangat. Setelah melalui proses ini, mulailah Pak Stel Barus memberikan pengetahuan berupa penjelasan berbentuk teori dan praktek kepada Warga Binaan Sosial mengenai bagaimana cara mengolah, merawat, membibit, menanam sampai pada proses memanen. Tetapi setiap varietas yang dipilih oleh Warga Binaan Sosial berbeda antara varietas jagung, semangka dan sayur-mayur. Dalam hal ini Pak Stel Barus dibantu oleh Pak Dedeh yang berasal dari Dinas Pertanian Kabupaten Langkat untuk

memberikan penjelasan kepada mereka. Proses pada tahap ini mampu berlangsung cepat atau lama, tergantung daripada Warga Binaan Sosial itu sendiri.

Begitu juga dengan lahan yang diberikan kepada Warga Binaan Sosial untuk diolah nantinya, Pak Stel Barus akan memberikan lahan sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki selama mendapat bimbingan. Dalam hal varietas, Pak Stel Barus juga berhak memilih dan menentukan, agar nantinya dapat bermanfaat bagi warga binaan sosial. Mesin-mesin dan alat-alat pertanian juga tidak ketinggalan untuk dijelaskan kepada para Warga Binaan Sosial sebagai tambahan pengetahuan bagi mereka.

Setiap hari mulai pukul 08.30 setelah apel pagi dan kurvei (gotong-royong) sampai pada pukul 16.00 WIB Pak Stel Barus sudah mulai memantau Warga Binaan Sosial ketika mulai melakukan kegiatan pertanian. Beliau mendatangi lahan Warga Binaan Sosial satu persatu untuk melihat sejauh mana mereka mampu mengolah lahan sendiri. Ketika Warga Binaan Sosial tersebut mempunyai masalah dalam bidang pertanian, mereka dapat menjumpai Pak Stel Barus di suatu tempat, dimana tempat itu merupakan tempat penyimpanan pupuk dan juga barang-barang pertanian lainnya. Disitulah warga binaan sosial dapat berdiskusi dengan instruktur pertanian dan dibantu juga oleh Pak Dedeh.

Ketika hasil panen tiba, disinilah peran dari Pak Dedeh untuk melihat sejauh mana hasil panen Wraga Binaan Sosial dapat dijual. Karena terkadang warga binaan sosial gagal dalam menghasilkan produksi mereka sendiri. Dengan demikian, ketika hasilnya tersebut mendapat persetujuan dari instruktur pertanian

sendiri, Warga Binaan Sosial dapat menjual hasil panen nantinya kemanapun mereka inginkan, misalnya : kepasar, beberapa agen dan perusahaan.

Dari beberapa wawancara yang dilakukan dengan instruktur pertanian dan Dinas Kabupaten Langkat mengenai Program Keterampilan Pertanian ini, penulis melihat bahwa Instruktur Pertanian tersebut mampu menjalankan tugasnya dengan baik, dan mampu menjadikan Warga Binaan Sosial tersebut mempunyai modal yang berasal dari kegiatan pertanian yang mereka lakukan. Bahkan dibandingkan dengan keterampilan yang lain yang ada di UPTD Pungai Sejahtera Binjai lainnya, program inilah yang paling efektif. Hanya saja dalam pelaksanaannya Pak Stel Brus juga harus mempunyai team selain Pak Dedeh untuk membantu proses pemberian keterampilan pertanian kepada warga binaan sosial.

Identutas Responden 1

Nama : Makbulin

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 45 tahun

Agama : Islam

Suku Bangsa : Jawa

Asal Derah : Jawa Tengah

Tahun masuk UPTD : 2009

Jumlah Dalam Keluarga : 2 orang

Makbulin adalah salah satu responden yang mengikuti Program Keterampilan Pertanian. Makbulin telah berkeluarga, tetapi sampai sekarang beliau tidak mempunyai anak. Dengan adanya kegiatan ini, Makbulin mampu melanjutkan hidupnya bersama dengan istrinya, seperti keluarga-keluarga yang lain.

Makbulin adalah Warga Binaan Sosial yang berasal dari daerah yang paling jauh, yaitu Jawa Tengah. Sebelum menjadi Warga Binaan Sosial Makbulin dan istrinya pernah bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesi (TKI) di Malaysia. Mereka sebenarnya berasal dari keluarga yang berkecukupan, tetapi pada saat orangtuanya meninggal, hidup mereka mulai terlunta-lunta. Apalagi masih dihadapkan dengan masalah untuk terus meneruskan sekolah adik-adiknya. Dengan warisan yang berasal dari orangtuanya Makbulin mampu memenuhi kebutuhan untuk beberapa waktu, tetapi lama kelamaan, Makbulin merasa tidak mampu lagi, akhirnya beliau memutuskan untuk menjadi Warga Binaan Sosial di

UPTD Pungai Sejahtera Binjai, Makbulin dan istrinya menjadi warga binaan sosial karena ajakan keluarga yang ada di Binjai.

Makbulin terpilih menjadi Warga Binaan Sosial dan mendapatkan Program Keterampilan Pertanian, karena sebelumnya Makbulin pernah membantu orangtuanya dalam mengolah sawah. Dengan kemampuan yang telah dimiliki sebelumnya, menjadi modal Makbulin dalam mengikuti program ini. Instruktur Pertanian memutuskan agar Makbulin memilih varietas jagung, karena prosesnya yang mudah dan cepat.

Setiap hari pada pukul 09.00 WIB Makbulin mulai melakukan kegiatan pertanian yang juga dibantu oleh istrinya. Mereka mendapatkan luas lahan 8 rante untuk produksi jagung manis untuk dikonsumsi masyarakat. Instruktur Pertanian mengatakan bahwa Makbulin adalah salah satu Warga Binaan Sosial yang sangat rajin mengolah lahan pertanaian setiap harinya.

Dengan bantuan dari Instruktur Pertanian, Makbulin telah berhasil menguasai tahap-tahap yang ada, sehingga pada saat musim panen tiba Makbulin telah menghasilkan pendapatan bersih Rp. 400.000,-/rante setiap panen. Selama tinggal di UPTD Pungai Sejahtera Binjai, Makbulin masih dapat mencapai satu kali panen. Semua hasil yang didapatkan oleh Makbulin, disimpan di Koperasi untuk modal usaha ketika dapat mandiri untuk kembali ketengah-tengah masyarakat.

Identitas Responden 2

Nama : Suherti

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 56 tahun

Agama : Islam

Suku Bangsa : Jawa

Asal Daerah : Batubara

Tahun masuk UPTD : 2007

Jumlah Dalam Keluarga : 6 orang

Suhertini adalah salah satu Warga Binaan Sosial yang mengikuti Program Keterampilan Pertanian. Suhertini juga mempunyai anak yang sudah berkeluarga dan bersama-sama tinggal di UPTD Pungai Sejahtera Binjai. Beliau berserta anaknya menjadi Warga Binaan Sosial dikarenakan masalah ekonomi yang semakin sulit, sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

Sebelum mengikuti program ini, Suhertini dan anaknya pernah mempunyai lahan sendiri berupa sawah yang ada di Aeklobak di Batubara, tetapi karena adanya masalah, beliau menjual sawahnya. Akhirnya dengan adanya informasi dari beberapa kerabat mereka yang ada di Binjai, mereka menjadi Warga Binaan Sosial yang ada di UPTD Pungai Sejahtera Binjai.

Suhertini mempunyai 4 orang anak, tetapi 3 orang anaknya telah merantau kebeberapa daerah, sedangkan satu anaknya tinggal bersama beliau di UPTD Pungai Sejahtera Binjai. Suami dari Ibu Suhertini telah lama meninggal, oleh sebab itu Suhertini harus memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri.

Suhertini mendapat Keterampilan Pertanian dengan varietas jagung dengan produksi jagung manis untuk dikonsumsi dan jagung untuk makanan ternak dengan luas lahan 10 rante. Dengan dibantu oleh anaknya, Suhertini mampu mengolah lahannya sendiri.

Instruktur Pertanian setiap hari mendampingi Suhertini dalam mengolah lahannya. Pada pukul 09.00 WIB Suhertini sudah memulai kegiatan pertaniannya. Dari tahap awal sampai tahap panen, Suhertini mampu menguasai tahap-tahap tersebut dalam jangka waktu yang cukup singkat dan dibantu oleh Pak Stel Barus melalui teori dan praktek.

Melalui wawancara yang dilakukan dengan ibu Suhertini, beliau mengatakan bahwa dengan adanya Program Keterampilan Pertanian, terdapat perubahan dan manfaat bagi kehidupan keluarganya. Begitu pula dengan hasil yang telah didapatkan oleh Ibu Suhertini, selama 3 tahun tinggal di UPTD Pungai Sejahtera Binjai, Ibu Suhertini sudah menghasilkan Rp.10.000.000,-. Oleh sebab itu, beberapa bulan kedepan Ibu Suhertini akan keluar dari UPTD Pungai Sejahtera Binjai dan kembali ketengah-tengah masyarakat.

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data, maka dapat disimpulkan :

1. Program Keterampilan Pertanian adalah salah satu program yang ada di UPTD Pungai Sejahtera Binjai yang ditujukan bagi warga binaan sosial eks gelandangan pengemis dan orang-orang yang rentan terhadap kemiskinan. Responden yang mengikuti program ini berjumlah 38 orang, dengan kategori bahwa responden yang mengikuti program ini adalah orang-orang yang telah memenuhi syarat dari instruktur pertanian untuk mengikuti bentuk-bentuk keterampilan pertanian. Berdasarkan analisa data yang dilakukan, diperoleh bahwa Program Keterampilan Pertanian telah efektif, yang dapat dilihat dari : tingkat kualitas program yaitu para warga binaan sosial yang mengikuti

program ini mengalami perubahan dalam kehidupan mereka sehari-hari, penguasaan dari tahap awal sampai pada tahap lanjut khususnya 5 tahap penting pertanian, serta bagaimana responden menguasai alat-alat pertanian dan mesin-mesin pertanian yang dapat membantu proses pertanian yang mereka lakukan. Begitu juga dengan tingkat kuantitas program yaitu dilihat dari modal yang mereka perlukan dan hasil penjualan yang mereka dapatkan. Serta tingkat waktu program yang

sebagian besar responden mampu menguasai Program Keterampilan Pertanian selama 2 tahun, bahkan ada pula responden yang mampu menguasainya dalam waktu kurang dari 2 tahun.

2. Program Keterampilan Pertanian yang ada di UPTD Pungai Sejahtera Binjai telah berdampak positif bagi warga binaan sosial yang mengikuti program ini. Hal itu dapat terlihat dari beberapa hal, yaitu : perubahan sikap dan perilaku warga binaan sosial, keterampilan dalam bidang pertanian yang mereka miliki, serta simpanan berupa tabungan yang dimiliki sebagai modal untuk kembali kemasyarakat.

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka yang menjadi saran penulis dalam penelitian ini adalah :

1. Disarankan kepada Pimpinan UPTD Pungai Sejahtera Binjai agar menambahkan beberapa orang yang berkompeten dalam bidang pertanian yang akan membantu instruktur pertanian dalam memberikan penjelasan keterampilan pertanian kepada warga binaan sosial.

2. Disarankan kepada instruktur pertanian agar menambahkan beberapa varietas-varietas pertanian, karena lahan yang ada di UPTD Pungai Sejahtera Binjai sangat luas dan sangat cocok untuk pertanian lainnya.

3. Disarankan agar pihak koperasi lebih mengkoordinir mengenai penyimpanan dari hasil pendapatan panen warga binaan sosial, sehingga warga binaan sosial tidak terus-menerus menggunakan hasil penjualannya dengan hal-hal lain. Sehingga nantinya dapat bermanfaat bagi mereka ketika ingin memulai usaha baru di masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Cambel, J P. 1989. Riset Dalam Efektifitas Organisasi, terjemahan Sahat Simamora. Jakarta: Erlangga.

Cunningham, J. Barton. 1978. Suatu SumberPendekatan Sumber Daya Dalam Evaluasi dan Keefektifitasan Organisasi. Human Relations.

Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara. 2007. Kondisi dan Permasalahan Sosial Gelandangan dan Pengemis di Provinsi Sumatera Utara.

Jones, Charles. 1994. Pengantar Kebijakan Publik. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Muhidin, Syarif. Pengantar Kesejahteraan Sosial. 1992. STKS Press:Bandung. Nawawi, Hadari. 1998. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: UGM

Press.

Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nurdin, M Fadhi. 1989. Pengantar Studi Kesejhateraan Sosial. Bandung : Angkasa.

Rukminto, Isbandi. 1994. Psikologi, Pekerja Sosial, dan Ilmu Kesejahteraan Sosial Dasar-Dasar Pemikiran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung; PT. Refika Aditama. Singarimbun, Masri. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.

Soetomo. 2008. Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Steers, M. Richard. 1985. Efektifitas Organisasi. Jakarta: Erlangga.

Suparlan, Y.B. 1983. Kamus Istilah Kesejahteraan Sosial. Yogyakarta: Pustaka pengarang.

Susantyo, Badrun. 2008. Community Development Dalam Praktik Pekerja Sosial. Bandung: STKS Press.

UPTD Pungai Sejahtera Binjai. Laporan Tahunan Anggaran 2006. Dinas Sosial Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

UPTD Pungai Sejahtera Binjai. Laporan Tahunan Anggaran 2007. Dinas Sosial Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

UPTD Pungai Sejahtera Binjai. Laporan Tahunan Anggaran 2008. Dinas Sosial Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

UPTD Pungai Sejahtera Binjai. Laporan Tahunan Anggaran 2009. Dinas Sosial Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

Waseso, Mulyadi Guntur. 1984. Penelitian Untuk Mengevaluasi Efektifitas Program-Program Kemasyarakatan. Surabaya: Usaha Nasional. Sumber lain :

(http://id.wikipedia.org/wiki/kemiskinan/ diakses tanggal 20 September 2009 pukul 15.32WIB).

(http://bps.go.id/files/berita resmi statistik/No.43/07Th.XII.01 juli2009, pdf/ diakses tanggal 21 September 2009 pukul 11.36 WIB).

(http://timkoordinasipenanggulangankemiskinan/profilkemiskinandiIndonesiaMar et2009/13juli2009/ diakses tanggal 21 September 2009 pukul 11.36).

(http://www.indovop.org.memahami masalah kemiskinan Indonesia/08 januari 2009/ diakses tanggal 21/ September 2009 pukul 11.52 WIB).

(http://schoolofuniverse.kemiskinanIndonesiagakmungkindihapuskan/ diakses tanggal 21 September 2009 pukul 12.29 WIB).

(http://infoIndonesia/beberapalangkahmengurangikemiskinan/15/01/08/ diakses tanggal 21 Sepetember 2009 pukul 12.42 WIB).

(http://yayasan-kksp.blogspot.com/2008/04/gepeng-anjal-95791-orang-di-sumut/ diakses tanggal 15 Oktober 2009 pukul 10.30 WIB).

(http://www.pemkomedan.go.id/news-detailphp218-2468/ diakses tanggal 20 Oktober 2009 pukul 11.05 WIB).

(http://blog.wordPress.com/defenisi dan pengertian efektifitas/28 Maret/2009/ diakses tanggal 21 Oktober 2009 pukul 12.33 WIB)

(http://othenkplanet/pengertian tentangefektifitas/13 november2008/ diakses tanggal 20 Oktober 2009 pukul 11.00 WIB).

Dokumen terkait