• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Dalam dokumen PANDUAN PENGGUNA SEPAKAT (Halaman 33-38)

Memanfaatkan data hasil prioritisasi dari Modul Analisis Untuk Referensi Dalam Penentuan Prioritas Intervensi

Di dalam modul analisis SEPAKAT tersedia menu Prioritisasi yang memberikan indikasi sektor dan indikator mana yang perlu mendapatkan prioritas. Dalam menu Prioritisasi juga diberikan informasi terkait kondisi ketimpangan antara kelompok kesejahteraan, sehingga dapat diketahui apakah penduduk miskin mengalami permasalahan lebih buruk daripada penduduk yang lebih sejahtera. Melalui menu prioritisasi, indikasi arah kebijakan untuk masing-masing bidang dapat diidentifikasi dan dijadikan salah satu referensi untuk perumusan arah kebijakan.

Pemanfaatan menu prioritisasi untuk mendukung penyusunan dokumen SPKD khususnya Bab VIII: Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut.

GAMBAR 12. MODUL ANALISIS DAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

DAERAH · Prioritas bidang pendidikan · Prioritas bidang kesehatan · Prioritas bidang infrastruktur dasar · Prioritas bidang ketenagakerjaan

· Prioritas bidang sosial

kependudukan

MODUL SEPAKAT OUTPUT: DATA/ANALISA INPUT: SPKD DOKUMEN: SPKD

Modul Analisis

Bab VIII: Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah Prioritas kebijakan pendidikan Prioritas kebijakan kesehatan Prioritas kebijakan infrastruktur Prioritas kebijakan ketenagakerjaan Prioritas kebijakan kependudukan

Panduan Pemanfaatan SEPAKAT

untuk Penyusunan Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) 27

Metode dan Pendekatan SEPAKAT untuk Penyusunan SPKD Berikut ini adalah contoh prioritisasi untuk sektor pendidikan.

GRAFIK 10. PRIORITISASI UNTUK SEKTOR PENDIDIKAN

Dari gambar di atas dapat dianalisis bahwa untuk indikator capaian pendidikan SMA ke atas masih kuning sedangkan indikator APM SD telah hijau. Dengan demikian perlu ada prioritas daan fokus khusus untuk meningkatkan capaian pendidikan SMA ke atas, selain itu melalui data dukung diketahui juga masih terjadi ketimpangan yang cukup tinggi antara kelompok miskin dengan kelompok yang lebih sejahtera. Contoh lain dari prirotitasi adalah sebagai berikut

GRAFIK 11. PRIORITISASI UNTUK MULTISEKTOR

Berdasarkan dari diatas APM SMA dan Kepemilikan Jamian Kesehatan masih berwarna kuning dibandingkan dengan sanitasi layak yang telah berwarna hijau. Dengan demikian dalam hal prioritisasi maka APM SMA dan Kepemilikan Jamninan Kesehatan perlu mendapat prioritas lebih dibandingkan dengan sanitasi layak. Meskipun demikian tidak berarti indikator sanitasi tidak mendapatkan perhatian samasekali dikarenakan masih adanya ketimpangan antara kelompok penduduk miskin dengan kelompok pendidik yang lebih sejahtera.

Metode dan Pendekatan SEPAKAT untuk Penyusunan SPKD

Memanfaatkan hasil analisa pada Modul Monitoring SEPAKAT

Modul Monitoring merupakan modul untuk melihat kinerja penurungan kemiskinan daerah berdasarkan target daerah dalam dokumen RPJMD maupun berdasarkan target dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Pemanfaatan Modul Monitoring untuk penyusunan bab VIII terkait strategi, arah kebijakan dan program dapat dlihat dalam diagram sebagai berikut:

GAMBAR 13. PEMANFAATAN MODUL MONITORING UNTUK SISTEM MONITORING DAN EVALUASII

Berdasarkan diagram di atas maka modul monitoring dapat menghasilkan analisa terkait capaian kinerja penanggulangan kemiskinan, analisa indikator prioritas dan analisa area strategis prioritas. Berdasarkan analisa ini maka pilihan strategi dan arah kebijakan daerah dalam penanggulangan kemiskinan akan semakin terarah dikarenakan dukungan data dan analisa pada modul monitoring SEPAKAT.

Berikut ini adalah contoh pemanfaatan hasil analisa modul monitoring untuk mendukung penyusunan strategi dan arah kebijakan penanggulangan kemiskinan daerah:

GRAFIK 12. PEMANFAATAN HASIL MONITORING UNTUK PENYUSUNAN STRATEGI DAN ARAH

KEBIJAKAN

· Analisa capaian kinerja PK · Analisa indikator prioritas · Analisa area strategis

MODUL SEPAKAT OUTPUT: DATA/ANALISA INPUT: SPKD DOKUMEN: SPKD

Modul Monitoring

Bab VII: Strategi Arah Kebijakan dan

Program PK Capaian kinerja PK RPJMD/SDG Indikator prioritas Area strategis prioritas

Panduan Pemanfaatan SEPAKAT

untuk Penyusunan Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) 29

Metode dan Pendekatan SEPAKAT untuk Penyusunan SPKD Dari rekap pencapaian indikator di atas terlihat bahwa indikator dinilai dengan warna hijau, kuning dan merah. Secara sederhana dapat dimaknai bahwa indikator yang harus diprioritaskan adalah yang berwarna merah. Rekap ini menunjukkan inditor mana saja yang harus menjadi prioritas ke depan sehingga strategi, arah kebijakan dan program harus difokuskan pada indikator-indikator tersebut.

Memanfaatkan Hasil Analisa pada Modul Evaluasi SEPAKAT

Modul evaluaisi dalam SEPAKAT dapat memberikan analisa terkait performa atau kinerja penurunan kemiskinan berdasarkan dekomposisi penurunan kemiskinan yakni efek pertumbuhan dan redistribusi. Melalui modul evaluasi ini dapat diketahui apakah pertumbuhan dan redistribusi berkontribusi positif terhadap penurunan kemiskinan di suatu daerah. Modul evauasi SEPAKAT juga menyediakan analisa clustering untuk memberikan gambaran performa daerah lain yang mempunyai karakteristik mirip dengan daerah yang dianalisis. Dengan hasil analisa ini akan dapat diidentifikasi strategi penanggulangan kemiskinan di masa mendatang berdasarkan efek pertumbuhan dan redistribusi suatu daerah.

Diagram pemanfaatan modul monitoring untuk penyusunan strategi, arah kebijakan dan progam dapat dilihat sebagaimana diagram di bawah ini:

GAMBAR 14. PEMANFAATAN MODIUL EVALUASI UNTUK STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Contoh pemanfaatan hasil modul evelasi SEPAKAT untuk penyusunan strategi dan arah kebijakan penanggulangan kemiskinan sebagai berikut:

Berdasarkan grafik 7 dapat dianalis bahwa penurunan kemiskinan di Kabupaten Pacitan terdorong dari efek pertumbuhan ekonomi sebesar -9,5 % poin, namun efek redistribusi berkontibusi negatif terhadap penurunan kemiskinan. Indikasi awal dari efek redistribusi yang tidak berkontribusi positif terhadap penurunan kemiskinan adalah alokasi anggaran untuk masyarakat miskin dan rentan kurang tepat guna dan kurang tepat sasaran. Indikasi lainnya adalah pemberian subsisi atau bantuan sosial kurang tepat sasaran. Dengan analisa ini maka strategi dan arah kebijakan penanggulangan kemiskinan ke depan harus memperhatikan soal pengalokasian anggaran dan subsidi atau bantuan sosial yang lebih tepat sasaran.

· Analisa dekomposisi

penurunan kemiskinan

· Analisa clustering

MODUL SEPAKAT OUTPUT: DATA/ANALISA INPUT: SPKD DOKUMEN: SPKD

Modul Evaluasi

Bab VIII: Sistem Monitoring dan Evaluasi Evaluasi dekomposisi PK Evaluasi PK berdasar cluster

Metode dan Pendekatan SEPAKAT untuk Penyusunan SPKD

GRAFIK 13. DEKOMPOSISI PENURUNAN ANGKA KEMISKINAN 2015-2018 KABUPATEN PACITAN

Memanfaatkan hasil analisa perencaaan dari Modul Perencanaan untuk perumusan program dan kegiatan

Salah satu ouput dari modul perencanaan adalah opsi intervensi yang dapat diterjemahkan dalam program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan daerah. Opsi intervensi ini dirumuskan secara konsisten dan berkesinambungan berdasarkan data yang dianalisa di modul analisis dan dilanjutkan dengan analisa lebih mendalam melalui pohon masalah. Dengan demikian program dan kegiatan keluran modul perencanaan dapat dijadikan salah satu rujukan dalam perumusan program pembangunan dalam dokumen SPKD. Berikut ini adalah contoh keluaran opsi intervensi pada modul perencanaan:

Panduan Pemanfaatan SEPAKAT

untuk Penyusunan Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) 31

Metode dan Pendekatan SEPAKAT untuk Penyusunan SPKD

GAMBAR 15. KELUARAN OPSI INTERVENSI PADA MODUL PERENCANAAN

Dalam contoh diagram di atas, diketahui bahwa salah satu persoalan kabupaten ini terkait infrastruktur dasar adalah sanitasi yang kurang layak. Berdasarkan pohon masalah di atas, penyebab sanitasi tidak layak adalah: Tidak memiliki jamban, tempat pembuatan akhir berupa lubang tanah dan tinggal di perumahan kumuh. Berdasarkan penyebab di atas, sistem merekomendasikan bahwa penyebab yang akan diatasi adalah Tidak memiliki jamban sehingga opsi intervensi yang direkomendasikan adalah Pembangunan Sarana dan Prasarana Sanitasi.

Dalam dokumen PANDUAN PENGGUNA SEPAKAT (Halaman 33-38)

Dokumen terkait