• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Bank Sampah Malaka Sari RW 03 Jakarta Timur dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Strategi Bank Sampah Malaka Sari RW 03 Jakarta Timur dalam

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pendekatan penelitian yang telah peneliti lakukan, untuk menentukan upaya-upaya yang disusun dalam menciptakan strategi konsolidasi dengan memanfaatkan peluang yang ada untuk meminimalkan kelemahan yang dimiliki, serta mengatasi ancaman yang datang dari luar agar operasional Bank Sampah Malaka Sari RW 03 Jakarta Timur tetap akan berjalan lancar dalam jangka panjang. Maka peneliti membuat analisis faktor internal dan eksternal menggunakan analisis SWOT (Strenghts, Weakness, Opportunities, Threats) untuk melihat strategi yang disusun Bank Sampah Malaka Sari RW 03 Jakarta Timur dalam perjalanan mencapai keunggulan kompetitif.3

Tabel 4. 1: Analisis SWOT Bank Sampah Malaka Sari RW 03 Jakarta Timur

Matriks analisis SWOT Bank Sampah Malaka Sari RW 03 JAKARTA TIMUR Internal Eksternal STRENGHTS (S) WEAKNESS (W) Masih adanya kemauan Sosialisasi yang kurang menarik

masyarakat untuk memiliki

lingkungan hidup yang lebih baik Sistem akad jual

beli yang rasional, transparan dan modern dan pencatatan tabungan menggunakan buku tabungan layaknya bank pada umumnya Mendekatkan pelayanan terpadu dalam hal mengelola sampah kepada masyarakat Syarat yang mudah

dipenuhi untuk menjadi nasabah antusiasme masyarakat karena harga yang ditawarkan dianggap terlalu kecil bagi beberapa kalangan masyarakat.

Tempat usaha yang terbatas dan lingkup usaha yang kecil Masyarakat harus

datang sendiri ke bank sampah karena minimnya biaya operasional yang dimiliki

Memiliki lingkungan perumahan yang pada umumnya tidak mempunyai halaman penghijauan yang luas dan terbatas Minimnya kreativitas

SDM dalam

menciptakan produk hasil daur ulang yang baru

OPPORTUNITIES

(O) STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)

Jumlah sampah yang akan selalu ada di masyarakat, sehingga volume sampah yang bisa diserap bank sampah tidak akan pernah habis Meningkatkan

penghasilan masyarakat melalui sampah yang selama ini diabaikan Masyarakat sekitar berperan Menggencarkan sosialisasi serta menawarkan keunggulan bank sampah dibandingkan dengan pengepul sampah yang lain agar masyarakat antusias untuk bergabung dan berpartisipasi dengan bank sampah Memberikan gambaran tentang pemanfaatan Mengadakan sosialisasi kepada tiap RT dan RW serta masyarakat sekitar Bank Sampah dengan meminta bantuan dan suport dari pemerintah setempat Mempererat tali

silaturahmi antar warga beserta menanamkan pola pikir hidup bersih dan sehat

Mengadakan workshop dan/atau

besar sebagai agen of change Dukungan dari pemerintah setempat untuk menciptakan lingkungan yang bersih, hijau, sehat, dan terbebas dari sampah Mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPS/TPA Adanya perlombaan kebersihan antar daerah sampah yang hasilnya akan bernilai ekonomi dan dapat dijadikan suatu produk yang memiliki nilai guna kembali Meningkatkan pelayanan dengan menerapkan SOP semaksimal mungkin agar masyarakat sangat puas terhadap hasil pelayanan bank sampah dan membuat masyarakat tetap bergabung serta nyaman dengan bank sampah. pelatihan keterampilan skill dan pengembangan kreativitas dalam pemanfaatan sampah Pemanfaatan tanaman hidroponik sebagai solusi penghijauan lingkungan rumah yang minim akan halaman hijau Mengikuti dan memenangkan perlombaan- perlombaan untuk menyuport masyarakat agar terus terpacu dalam memberikan kontribusi kepada bank sampah sehingga keberadaannya dalam masyarakat menjadi lebih diakui

THREATHS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)

Kalah dalam persaingan harga jual dengan agen pengepul/pelapak Minimnya

bantuan dana dari pemerintah setempat Pola pikir masyarakat yang masih merasa malu menjual sampahnya ke bank Memiliki rasa malu jika membeli dan memakai

Bekerjasama dan bermusyawarah dengan pengepul hal memberikan harga jual yang menarik pada bank sampah untuk menarik minat masyarakat dalam peran meyuksseskan program bank sampah Mengadakan

pameran dan studi banding dengan produk daur ulang ditempat lain agar memicu masyarakat Melakukan pendekatan kepada masyarakat dalam rangka menciptakan pembangunan pola pikir dan paradigma terhadap produk hasil daur ulang, sehingga masyarakat lebih menghargai hasil produk

pemanfaatan sampah dengan metode daur ulang

Memutar uang dengan memberikan pembiayaan melalui koperasi dengan

produk hasil daur ulang dari sampah Masyarakat yang tidak sempat menjual sampahnya memilih membuang sampah begitu saja. Masyarakat

dengan taraf hidup perekonomian menengah keatas (Kaya) akan mempengaruhi masyarakat untuk malas ikut serta dalam program.

untuk lebih antusias dan kreatif terhadap hasil produk yang branding bank sampah tujuan memperluas jaringan dan pemanfaatan dana yang berhasil dihimpun oleh bank sampah serta

memberikan dampak positif dalam hal pembangunan

ekonomi masyarakat.

Setelah dilihat dari analisis SWOT di atas, dalam rangka menciptakan sebuah keunggulan kompetitif Bank Sampah Malaka Sari RW 03 Jakarta Timur merancang visi dan misi yang kemudian dijalankan dengan komitmen dan konsisten. Dalam pelaksanaan misi, bank sampah berfokus untuk mengajak dan menyadarkan masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan. Maka dari itu visi misi yang telah dibuat oleh bank sampah juga memiliki moto “Dari masyarakat, untuk masyarakat”. Sehingga apapun yang dilakukan oleh bank sampah pastinya akan berdampak juga untuk masyarakat, selain itu perkembangan dan kesuksesan bank sampah juga bergantung kepada masyarakat. Karena itulah bank sampah dapat dikatakan sebagai program nasional yang berbasis masyarakat.4

Bank Sampah Malaka Sari RW 03 Jakarta Timur ketika melakukan sosialisasi awal dibantu oleh pihak P.T. Uniliver Indonesia, sehingga institusi tersebut juga membantu memberikan penjelasan tentang bank sampah, pelatihan teknis hingga, pendampingan dalam aktivitas bank sampah. Intervensi dari pihak luar ini juga sangat diperlukan dalam memulai pembangunan bank sampah, namun dalam hal ini pihak luar harus memiliki pengendalian diri dalam membantu membangun suatu program, melainkan harus bertahap sesuai dengan perkembangannya. Tidak memberikan bantuan langsung sekaligus di awal, karena berpotensi menyebabkan ketergantungan kepada pihak luar tersebut.5

Selajutnya Bank Sampah Malaka Sari RW 03 Jakarta Timur juga melakukan sosialisasi secara personal dengan konsisten dan penuh kesabaran. “Waktu itu setiap ada perkumpulan antar warga, di RT maupun RW, bahkan kumpul pengajian pun gak bosen-bosennya saya sosialisasi tentang bank sampah, warga juga sampai udah hafal kalo saya bakal ngomong begitu”, Kata Bapak Prakoso dalam wawancara tanggal 10 September 2016. “Nggak sedikit warga yang menolak pas saya sosialisasi secara personal, tapi begitu mereka melihat hasil dari orang-orang yang sudah nabung di bank sampah, mereka juga lama-lama tertarik kok karna

memiliki banyak manfaat”.6

Saat ini Bank Sampah Malaka Sari RW 03 Jakarta Timur sudah tidak melakukan sosialisasi kepada warga di daerahnya. Hal itu disebabkan karena warga sekitar sudah terbiasa dan telah menyadari pentingnya menjaga lingkungan.

5 Wawancara Pribadi dengan Bapak Prakoso, Jakarta, 10 September 2016. 6 Wawancara Pribadi dengan Bapak Prakoso, Jakarta, 24 Agustus 2016.

Sehingga walaupun tidak dilakukan sosialisasi kembali, masyarakat sudah secara mandiri melakukan penyetoran sampah ke bank sampah. Bahkan kini pihak Bank Sampah Malaka Sari RW 03 Jakarta Timur yang diundang dalam hal sosialisasi di wilayah lainnya dan dijadikan percontohan bank sampah yang sukses dan masih

bertahan hingga sekarang. “Sekarang kita udah nggak pakai sosialisasi terus-

terusan kayak dulu, tanpa disosialisasi pun warga juga sudah dateng sendiri buat nabung kesini. Kalau dulu mah dimana aja juga diingetin lagi warganya buat nabung sampah, sekarang mah enggak”, kata Bu Euis menjelaskan.7

Selain melakukan sosialisasi yang menyeluruh, Bank Sampah Malaka Sari RW 03 Jakarta Timur juga memberikan pelatihan ke masyarakat, baik itu pelatihan tentang mekanisme bank sampah, ataupun pelatihan pembuatan produk daur ulang. Ketika melakukan pelatihan, bank sampah ini juga mendapatkan suport dari P.T. Uniliver Indonesia. Dan hasil dari produk daur ulang tersebut bisa meningkatkan perekonomian warga. “Waktu itu saya diberikan pelatihan daur ulang oleh Uniliver, bahkan Ibu-ibu PKK dapat bantuan mesin jahit juga dari mereka, hasil produksinya kan lumayan Mas buat nambah uang belanja”, ungkap Ibu Euis ketika wawancara.

Meskipun kini produksi daur ulang sudah jarang dilakukan, namun produksi akan tetap dilakukan oleh ibu-ibu PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga). Produksi tersebut akan dilakukan ketika hanya ada pesanan saja. Misalkan ada pesanan secara pribadi, atau juga dalam skala besar untuk acara pameran dan lainnya. Pesanan yang dilakukan juga agar konsumen bisa memilih motif dan warna

seperti yang diinginkan. Upaya tersebut ialah salah satu solusi menangani pasar yang sangat minim. Hal ini juga dikarenakan pemasaran produk tersebut dapat dikatakan sulit. Karena tidak sedikit yang masih menganggap produk tersebut

terlalu mahal jika hanya terbuat dari sampah. “Memang sih ini hanya sampah, dan

yang kami jual memang bukan produk bermerek. Tapi kami menjual kreativitas dan makna dari daur ulang. Dengan membeli produk kami, itu berarti konsumen telah

ikut serta dalam rangka menjaga dan mencintai lingkungan”, ucap Bu Euis dengan

serius.8

Bank Sampah Malaka Sari RW 03 Jakarta Timur juga memiliki strategi dalam pelayanan dan operasional bank sampah. Dalam pelayanan kepada masyarakat, para pengurus bank sampah bekerja dengan transparan dan bertanggung jawab. Baik itu bidang pencatatan, penimbangan, keuangan ataupun pelaporan hasil penghimpunan sampah. Untuk nasabah yang sudah lama, pencairan uang nasabah juga bisa langsung dilakukan ketika saat penyetoran. Sehingga tidak harus menunggu beberapa bulan dahulu baru bisa mengambil uang nasabah.

Selanjutnya bank sampah juga membuka diri sebagai lokasi percontohan bank sampah dari seluruh daerah. Bukan hanya sekedar percontohan, namun bank sampah juga melakukan studi banding dan melakukan pembelajaran kasus-kasus dari berbagai tempat. Selain itu, bank sampah juga membuka diri bagi siapapun yang ingin belajar dari Bank Sampah Malaka Sari RW 03 Jakarta Timur, baik itu dari sekolah, kampus, atau lembaga lainnya. Hal ini juga sangat bermanfaat bagi

semua pihak yang terkait dalam kegiatan tersebut. “Kita welocme sama semua orang yang ingin dan mau belajar disini, tanpa dikenakan biaya sepeserpun. Meskipun begitu kita tetap bisa saling mendapatkan keuntungan kok. Seperti yang dari IPB, mereka dapat ilmu tentang bank sampah disini, dan kami dibantu dalam

sertifikasi pupuk komposnya”, ungkap Pak Prakoso9.

Dengan adanya Open House tersebut, bank sampah juga medapatkan bantuan non-finansial dari perusahaan lainnya sepert Bank Mandiri, United Tractor, Antam, dan sebagainya. Selain itu dari sekolah-sekolah yang melakukan pembelajaran tentang lingkungan di bank sampah tersebut. Secara tidak langsung aktivitas tersebut menambah jumlah nasabahnya. Karena biasanya setelah ada study tour dari sekolah ke bank sampah tersebut, sekolah tersebut juga ingin ikut berpartisipasi sebagai nasabah. Sehingga sampah yang disetorkan ke bank sampah juga bertambah jauh lebih besar. Hal itu disebabkan karena volume sampah yang juga dihasilkan oleh sekolah sangatlah besar.

Selain itu, dampak dari adanya open house tersebut, bank sampah ini menjadi dikenal dan disorot oleh berbagai media informasi. Hal ini juga yang menyebabkan bank sampah malaka sari mudah untuk dikenal dan dikunjungi oleh masyarakat. Meskipun begitu, Bapak Prakoso menyatakan bahwa data yang diambil oleh wartawan tersebut apa adanya sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan. “Banyak wartawan media yang sering berkunjung kemari, ada dari Republika, Kompas, Liputan 6, dan lainnya. Yaa, Saya sampaikan saja data yang ada di

lapangan apa adanya tanpa direkayasa, jadi kalo ada yang mau ngecek karena nggak percaya ya silahkan aja datang kemari”, ungkap Bapak prakoso dalam sesi wawancara pribadi dengan peneliti.10

Tidak hanya itu, bank sampah juga menggunakan strategi kompetitif dalam perjalanan karirnya. Bank Sampah Malaka Sari RW 03 Jakarta Timur telah mengikuti beberapa lomba untuk memacu masyarakat sekitar agar ikut serta berpartisipasi maksimal dalam berkompetisi. Dengan adanya kompetisi ini, warga sekita juga akan merasa memiliki Bank Sampah Malaka Sari RW 03 Jakarta Timur dan ikut memperjuangkannya demi keberhasilan dan kesuksesannya.

Dari berbagai strategi yang dilakukan Bapak Prakoso dalam wawancaranya juga menjelaskan bahwa Bank Sampah Malaka Sari RW 03 Jakarta Timur ini berdiri dan bekerja dengan bukti yang nyata. Tidak seperti bank sampah lainnya. “Kami disini bisa berdiri karna kami memang ingin hidup sehat dan bersahabat dengan lingkungan. Kami berorientasi kepada masyarakat. Tidak seperti bank sampah lainnya yang berdiri dengan niat mencari profitabilitas. Dengan berbasis kepada masyarakat, maka meskipun keuntungan secara ekonomi sangatlah kecil, namun jika masyarakat memiliki kemauan untuk hidup sehat dan menjaga

lingkungan, bank sampah ini pasti akan terus berjalan”.11

Bapak Anwari selaku ketua Bank Sampah Malaka Sari RW 03 Jakarta Timur juga menambahkan, ”Kalau bank sampah ini diukur dengan keuangan, bank sampah ini bukan apa-apa dibanding pengepul. Mereka bisa mengolah sampahnya

10 Wawancara Pribadi dengan Bapak Prakoso, Jakarta, 14 September 2016. 11 Wawancara Pribadi dengan Bapak Prakoso, Jakarta, 24 Agustus 2016.

sendiri karena memiliki alat-alat yang lengkap, harga belinya pun juga jauh berbeda. Tapi kalau dibandingkan bank sampah lainnya, kami masih berani eksis dimasyarakat. Seperti sudah terlanjur cinta sama bank sampah sih, jadi walaupun

duitnya dikit juga bisa tetap jalan”.12

Jika dilakukan pemantauan dan eveluasi ecara teori, dapat dijelaskan bahwa bank sampah ini telah melakukan analisis, keputusan, dan aksi secara baik dan benar. Manajemen yang telah dilakukan bank sampah juga telah meliputi efektivitas (melakukan sesuatu yang benar) dan efisiensi (melakukan sesuatu dengan benar). Meskipun dalam penyusunan strategi bank sampah tersebut tidak berstruktur rapih karena tidak dituangkan secara formal, namun dapat dijelaskan dan dijabarkan dengan baik menggunakan lisan, dokumentasi, serta pengalaman. Selain itu dengan mengalokasikan dan menggunakan sumber daya perusahaan secara bijaksana dan pada saat yang sama telah mengarahkan segala sumber daya untuk mencapai sasaran yang menyeluruh.

Walaupun pada bank sampah tersebut juga terdapat beberapa kekurangan, seperti hal yang tidak dilakukan secara formal atau tertulis, contohnya perjanjian kerjasama dengan pengepul. Kerjasama yang dilakukan hanyalah sebatas lisan, namun hal itu tetap bisa diterapkan karena memiliki rasa saling percaya.

B. Hasil Manajemen Strategi Bank Sampah Malaka Sari RW 03 Jakarta

Dokumen terkait