BAB IV DESKRIPSI DAN INTERPRESTASI DATA PENELITIAN
4.8. Jaringan Sosial Antara Distributor – Pedagang – Pembeli
4.8.1 Strategi bertahan dengan membayar pajak retribusi
Retribusi adalah pungutan yang dikenakan kepada masyarakat yang
menggunakan fasilitas yang disediakan oleh negara. Di sini terlihat bahwa bagi
mereka yang membayar retribusi akan menerima balas jasanya secara langsung
berupa fasilitas negara yang digunakannya. biaya retribusi ini termasuk dikenakan
kepada para pedagang pasar dwikora pematangsiantar. Salah satu strategi yang
dilakukan oleh seorang pedagang agar tetap bertahan untuk berdagang di pasar
dwikora adalah dengan menaati peraturan yang ada di pasar seperti membayar
pajak retribusi pasar yang telah ditentukan oleh PD pasar. Dengan manaati
69
aktivitasnya di pasar tanpa adanya gangguan. Misalnya, apabila seorang pedagang
tidak melakukan pembayaran retribusi pajak selama tiga bulan biasanya akan
mendapatkan surat peringatan penyegelan kios yang digunakan pedagang untuk
berdagang. Bukan hanya yang pemakai kios, los, dan balerong saja yang
dikenakan biaya retribusi, tetapi pedagang yang memakai badan jalan pun akan
dikutip retribusi. Berikut beberapa jawaban dari informan:
“...Pengutipan retribusi itu ya wajar lah, kami jualan disini kan karena izin juga. Itu memang sudah kewajiban kami. Nantikan biayanya juga dipakek mereka untuk melengkapi atau memperbaiki kondisi pasar ini juga. Kami gk keberatan kok. Karena setiap kali uda mau jatuh tempo pembayaran, mereka selalu memberikan pengumuman dari kantor...” (wawancara dengan Bg salim).
Hal ini juga di dukung oleh Dona, seorang pedagang sayur
“...Kalau aku bayarannya beda. Jadi setiap kios, los, balerong beda jumlah pembayarannya. Aku kan Cuma makek badan jalan ini aja, pembayarannya pun tidak sampai Rp. 10.000 per bulan. Kalau nunggak gak pernah lah. Aku pun uda bersyukur dikasih memakai badan jalan itu sikit. Kan surat izin ku pun gak ada. Jadi ku anggap ajalah itu uang terima kasih ku. Itu kan uda sekalian uang kebersihan juga. Memang uda kewajiban kita kok..”(wawancara dengan Aisyah)
Berikut adalah pernyataan dari salah satu pegawai pasar dwikora yang sering mengutip biaya retribusi pasar dwikora:
Kami kalau mengutip ya tepat waktu, kadang tiga hari sebelum tanggal pembayaran kami sudah jalan mengingatkan kepada para pedagang supaya tidak lupa membayar. Karena kalau sudah membeludak, pedagang sendiri nanti yang kewalahan untuk membayar sampai beberapa bulan. Kami pun diperintah dari atasannya. Ya mesti kami jalankan aja.
Berdasarkan pernyataan salah satu pegawai PD pasar tersebut bahwa perlunya ada
pengawasan dan pemeriksaan terhadap biaya retribusi pajak. Agar sama-sama
menciptakan kenyamanan bagi pihak pasar maupun pedagang. Karena biaya
70
meningkatkan fasilitas untuk kenyamanan bersama baik pedagang, maupun
pembeli. Sehingga harus ditutuntut kesadaran dari pihak pedagang agar
melakukan kewajibannya sebagai pedagang yang taat aturan.
a. Defender strategy
Menurut Miles dan Snow strategi ini adalah cara untuk menghindari
perubahan, mengutamakan stabilitas, dan mempertimbangkan pengurangan
ukuran bisnis. Strategi ini cocok untuk lingkungan bisnis yang stabil dan idustri
yang sedang mengalami penurunan. Bagi sebagian pedagang di pasar dwikora
Pematangsiantar ini, banyak yang masih bertahan walau telah merasakan ada
perubahan dalam beberapa tahun ini. Melihat kondisi pasar dwikora yang sudah
cukup lama. Akan tetapi, sekarang dirasa sepi pengunjung. Itu mengindekasikan
bahwa sedang mengalami penurunan di lingkungan bisnis. Salah satu strategi
ysng digunakan untuk menyiasati. Selain itu, jika harga terpaksa naik, dengan
menaikkan harga akan beresiko mengurangi jumlah pembeli, mereka tidak harus
menaikkan harga namun cukup mengurangi keuntungan yang didapat dari
pembeli, meskipun keuntungan berkurang dan pendapatan berkurang, yang
penting bisa tetap laku banyak. Berikut penuturan dari salah satu informan:
“..Kalau sekarang uda dapat untung sikit aja udah syukur lah. Melihat kondisi yang sekarang, kadang balik modal aja pun dikasih ajalah. Yang penting laku dan barang dagangan pun ganti. Sekarang ngambil barang pun gak perlu banyak-banyak, yang penting habis aja dulu. (wawancara dengan vero)..”
Hal seperti ini dirasakan cukup efektif karena dalam membeli barang yang dijual
di pasar tradisional harganya tetap, jika dibandingkan dengan tempat lain.
Sehingga pembeli akan merasa lebih baik berbelanja ke pasar tradisional. Salah
71
pelanggannya dengan cara menjaga kualitas barang dagangan, lebih ramah lagi
dengan pelanggan merasa nyaman dalam berbelanja, serta menstabilkan harga.
Sehingga pelanggan merasa nyaman dalam berbelanja, tidak merasa dirugikan
oleh harga yang ditawarkan di pasar modern.
b. Analyzer strategy
Strategi ini juga salah satu strategi dari Miles dan Snow yaitu
mempertahankan stabilitas sambil melakukan inovasi yang bersifat terbatas.
Contohnya pedagang tersebut melakukan beberapa inovasi dengan semi agen di pasar dwikora. Maksud dari semi agen disini yaitu menjual barang ke warung-warung yang lebih kecil, jadi tidak menjual secara eceran lagi. Hal ini bermaksud
untuk bisa mendapatkan keuntungan yang lebih dari biasanya serta barang cepat
laku.
Informan yang berdagang dengan menjual barang-barang yang tidak bertahan
lama mengakui hal ini, berikut jawaban yang mereka berikan:
“..Pedagang monza kek kami ini memang mau juga memborongkan barang yang sudah lama gak laku sama tukang pengobral gitu. Kadang lumayan juga kan, jadi barang gak ada yang terbuang. Nanti uang yang di dapat dari hasil memborongkan barang itu bisa kami buat untuk menambahi modal beli barang baru. Lumayan membantu lah..” (wawancara dengan kak Aan).
Ditambah dengan penuturan dari Dona sebagai pedagang sayur
“.. jualan sayur ini lah yang paling sensitif dek, karena gak bisa sayur ini tahan lama. Hari itu juga harus laku. Karena pasti layu. Terkadang siang aja mau tak segar lagi, mesti sering-sering disiram pulak. Kalau gak habis sampe jam dua siang, udah langsung ku oper sama yang lain dek. Tapi terpaksa rugi lah kita dikit. Untung dari jualan sayur pun dikitnya..”
72
Keberadaan pasar modern dan tradisional memberikan masyarakat dua
pilihan tempat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Ditunjang
dengan infrastruktur yang lengkap dan semakin canggih membuat pasar modern
semakin menarik hati dan perlahan masyarakat meninggalkan pasar tradisional.
Pasar modern semakin menarik hati dan perlahan masyarakat meninggalkan pasar
tradisional. Pasar modern menciptakan citra diri yang bergengsi, bangunan yang
megah, pelayanan yang ramah. Dan memberikan kemudahan dan keterbukaan
pasar modern bagi setiap orang membuat pasar tradisional semakin terlupakan.
Orang tidak lagi hanya memikirkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, tetapi
juga mendapatkan prestis dan membentuk citra diri yang di idealkan dengan cara
mengunjungi pasar-pasar modern.
Masyarakat sekitar memang masih mengunjungi pasar tradisional, manun
menurut pedagang di pasar tersebut jumlahnya semakin menurun bila
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hanya segelintir orang yang
bertahan dan setia mengunjungi pasar tradisional, selebihnya memilih untuk
membelanjakan uangnya di pusat perbelanjaan modern. Pedagang di pasar
tradisional mempersepsi keberadaan pasar-pasar modern disekitar wilayah
usahanya. Keadaan ini merupakan sebuah proses yang mempengaruhi arus
informasi, selanjutnya melahirkan sesuatu bentuk yang holistik, yang lahir dari
empirisme dan rasionalisme. Proses selanjutnya diwujudkan dalam tindakan dan
perilaku, salah satunya yaitu proses penyesuaian diri.