• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Setting Penelitian dan Subjek Penelitian 1. Deskripsi Setting Penelitian

2. Strategi Coping Butchi dalam Menghadapi Stigma Masyarakat

Stigma masyarakat terhadap butchi berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat lebih mengarah pada stigma negatif. Hal demikian ditunjukan pada pengalaman subyek penelitian yang pernah mengalami beberapa cibiran, ejekan, atau sindiran dari orang-orang di sekitarnya terkait orientasi seksualnya pada sesama jenis.

Sementara itu, apabila dilihat dari aspek bimbingan dan konseling, dalam hal ini dapat dikatakan bahwa upaya coping terhadap butchi merupakan suatu bagian dari bimbingan konseling pribadi sosial. Hal demikian dikarenakan fenomena butchi sendiri dalam hal ini merupakan suatu fenomena sosial namun pada dasarnya terbentuk karena adanya hal-hal yang bersifat pribadi. Sebagaimana diketahui bahwa butchi adalah bentuk orientasi seksual yang dinilai berbeda dari orientasi seksual masyarakat pada umumnya. Hanya saja, dari sisi masyarakat fenomena tersebut tidak jarang terkait dengan stigma negatif terhadap diri butchi yang cenderung dinilai menyimpang dari norma sosial. Berdasarkan hal demikian, dapat dikatakan bahwa bimbingan konseling bagi butchi merupakan satu bentuk bimbingan konseling yang bersifat pribadi sosial.

Bimbingan konseling bagi butchi menjadi diperlukan khususnya terkait dengan kebutuhan butchi untuk melakukan coming out terkait dengan orientasi seksualnya yang cenderung lebih tertarik pada sesama jenis. Sementara itu, bimbingan konseling bagi butchi menurut Gibson dan

144

Mitchell (2011: 265) diperlukan sebab butchi memerlukannya untuk penanganan masalah-masalah khusus yaitu:

a. Prasangka Sosial

Prasangka sosial dalam hal ini sangat terkait dengan stigma masyarakat terhadap butchi. Permasalahan mengenai prasangka sosial merupakan satu masalah tersendiri bagi butchi yang memerlukan penanganan. Tujuannya yaitu guna membuat prasangka sosial yang terkadang bersifat negatif agar tidak berdampak luas bagi perkembangan butchi, khususnya dalam aspek kehidupan sosialnya.

b. Konflik Keluarga

Konflik keluarga merupakan masalah antara butchi dengan anggota keluarganya. Sebagaimana diuraikan sebelumnya bahwa terdapat butchi yang kemudian mengalami konflik dengan keluarga ketika pihak keluarga mengetahui orientasi seksual butchi. Oleh sebab itu, bimbingan konseling dalam hal ini diperlukan untuk membuat butchi tidak merasa mengalami penolakan serta menyelesaikan permasalahan yang terjadi dengan anggota keluarganya.

c. Penghinaan dan Penolakan Rekan Sebaya

Tidak jauh berbeda dengan prasangka sosial dan konflik keluarga, penghinaan dan penolakan rekan sebaya juga menjadi satu bentuk permasalahan yang sering dialami butchi. Pada pokoknya, akar permasalahannya juga sama yaitu adanya stigma negatif terhadap butchi. Selain itu, permasalahan tersebut dapat pula terjadi karena adanya

145

anggapan bahwa lesbian merupakan satu bentuk penyimpangan norma sehingga butchi kemudian banyak mengalami penolakaan. Oleh sebab itu, bimbingan konseling diperlukan sehingga seorang butchi tidak merasa tertekan atas permasalahan yang dialami dengan teman sebaya.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut, maka strategi coping menjadi diperlukan. Strategi coping yang dimaksud dalam hal ini adalah proses pada diri subyek sebagai butchi untuk merespon berbagai persoalan yang dihadapi terkait dengan stigma masyarakat terhadap butchi. Sebagaimana telah diuraikan pada bagian sebelumnya, subyek penelitian sebagai butchi pernah mengalami berbagai hal terkait dengan stigma masyarakat pada butchi. Hal-hal yang pernah dialami tersebut kemudian sedikit banyak memberikan dampak pada diri subyek yang pada akhirnya menimbulkan adanya respon atas persoalan yang dihadapi.

Menurut Taylor dalam Bart Smet (1994: 145) bentuk strategi coping ini dibagi menjadi tiga macam, diantaranya adalah:

a. Konfrontasi, yaitu mengambil tindakan tegas yang seringkali melibatkan rasa marah. Hal demikian dapat dilihat dari tindakan AR yang memilih untuk meninggalkan rumah karena merasa marah atas penilaian ayahnya terhadap dirinya sebagai butchi.

b. Mencari dukungan sosial, yaitu usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh dukungan dari lingkungan masyarakat, berupa mencari nasehat atau masukan dari orang lain, dalam hal ini lebih cenderung masukan dari sahabat atau dari keluarganya. Tipe strategi

146

coping ini dapat dilihat dari tindakan subyek PO dan RY. Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa PO dan RY cenderung lebih memilih melakukan tindakan-tindakan yang dianjurkan oleh teman atau sahabatnya sehingga tidak membuat masyarakat memberikan penilaian negatif pada dirinya sebagai butchi.

c. Merencanakan pemecahan masalah, yaitu menganalisis situasi untuk menghasilkan solusi dan mengambil tindakan langsung untuk membenarkan atau menyelesaikan masalah. Hal demikian dapat dilihat dari sikap subyek DN dan ID dalam menghadapi stigma masyarakat terhadap butchi. Dalam hal ini DN dan ID cenderung bersikap biasa saja atas stigma yang mungkin berkembang dalam masyarakat. Sikap biasa saja yang dimaksud dalam hal ini merupakan sikap yang cenderung tidak peduli pada berbagai penilaian orang. Hanya saja, pada sisi lain DN dan ID memiliki solusi tersendiri guna membuat stigma masyarakat pada butchi tidak menjadi stigma yang bersifat negatif. DN dan ID dalam hal ini selalu berupaya untuk menjadi butchi yang dapat memberikan manfaat bagi orang lain di sekitarnya serta selalu menonjolkan sisi-sisi positif pada dirinya. Berbagai hal tersebut dilakukan guna mencegah stigma masyarakat pada dirinya sebagai butchi berkembang ke arah yang negatif.

Ketiga bentuk strategi coping yang diterapkan oleh subyek penelitian tersebut menunjukkan dengan jelas adanya perbedaan antara subyek yang satu dengan subyek lain dalam melakukan strategi coping terkait stigma

147

masyarakat pada dirinya sebagai butchi. Perbedaan tersebut dapat dipahami sebagai hal yang wajar sebab pada dasarnya permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing subyek sebagai butchi juga berbeda. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa strategi coping dapat dilaksanakan sesuai dengan situasi dan kondisi yang berkembang sehingga strategi coping antara seorang butchi dengan butchi lainnya juga menjadi tidak dapat disamakan.

Selain itu strategi coping secara umum tersebut, dalam hal ini dapat dilihat pula strategi coping bagi butchi sebagai seorang homoseksual. Menurut Hutcheson (2012: 22) strategi coping bagi homoseksual meliputi beberapa strategi tersebut:

a. Mengubah atau tidak memperlihatkan perasaan, yaitu berarti berusaha menerima stigma negatif dari masyarakat dan diikuti dengan upaya mengubah diri sehingga terhindar dari stigma tersebut. Strategi tersebut dapat dilihat dari tindakan subjek PO dan RY. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa PO dan RY berusaha sebisa mungkin bersikap normal dalam masyarakat sehingga terhindar dari stigma negatif masyarakat pada butchi.

b. Menerima diri sendiri dengan segala pemikiran negatif, yaitu dengan cara melakukan coming out kepada orang-orang di sekitarnya dengan risiko munculnya pemikiran negatif oleh masyarakat. Dalam hal ini, coming out merupakan satu bentuk upaya subjek yang telah menerima dirinya dengan orientasi seksual pada sesama jenis serta mencoba membuat orang di sekitarnya menerima dirinya dengan orientasi seksual tersebut.

148

Keputusan coming out dalam hal ini diikuti pula dengan penerimaan diri atas risiko yang mungkin muncul apabila masyarakat tidak dapat menerima hal tersebut. Strategi yang kedua ini dapat dilihat dari sikap subjek DN, ID, PO, dan AR yang telah melakukan coming out serta menerima segala risiko dari tindakannya tersebut.

c. Mengurangi atau meminimalisasi pemikiran negatif, yaitu dengan cara menggali berbagai potensi kelebihan yang dimiliki subjek serta melakukan berbagai aktivitas positif. Hal demikian dapat dilihat dari subjek DN dan ID yang mencoba berdamai dengan segala stigma negatif masyarakat dan selalu berusaha menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang-orang di sekitarnya.

Ketiga strategi coping untuk homoseksual tersebut dalam hal ini dapat dilihat sebagai satu upaya untuk membuat subjek sebagai butchi dapat menerima diri dengan orientasi seksualnya yang berbeda dengan kebanyakan masyarakat lain. Selain itu, strategi coping tersebut juga diperlukan untuk membuat subjek sebagai butchi tidak merasa tertekan perasaannya dalam menghadapi stigma negatif dari masyarakat di sekitarnya.

149 D. Keterbatasan Penelitian

Tidak dapat dipungkiri bahwa pada penelitian ini penulis mengalami beberapa keterbatasan sehingga hasil penelitian tidak dapat mencakup seluruh kajian mengenai persoalan strategi coping butchi dalam menghadapi stigma masyarakat. Keterbatasan yang dimaksud lebih berhubungan dengan keterbatasan waktu dan biaya sehingga tidak memungkinkan bagi penulis untuk melakukan kajian terhadap setiap butchi. Oleh sebab itu, hasil penelitian dalam penelitan ini lebih didasarkan pada data-data yang diperoleh dari lima orang butchi yang menjadi subyek penelitian. Berdasarkan kondisi demikian, maka tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan penelitian lanjutan oleh penulis lain terkait topik yang sama sehingga hasil penelitian yang diperoleh dapat saling melengkapi untuk memperkaya perkembangan keilmuan.

150 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN