1. Dinas Perindustrian Dan Koperasi Kabupaten Sragen
Dalam mengembangkan kerajinan tenun goyor agar tetap berkembang maka pemerintah daerah mempunyai strategi sebagai berikut : a. Mendirikan koperasi yang bertujuan untuk peningkatan usaha, baik
commit to user
memasarkan hasil produksi anggota, bahkan dengan unit Simpan Pinjam yang berupaya untuk memenuhi kebutuhan modal usaha anggota. Model tersebut berusaha mengajak pengrajin sarung goyor untuk bergabung menjadi anggota Kopinkra Agawe Makmur.
b. Untuk meningkatkan masalah mutu dan pemasaran dalam produk, pengrajin tenun goyor yang di fasilitasi oleh Dinas Koperasi Provinsi Jawa Tengah dan Dinas Perinkop dan UMKM Kabupaten Sragen mengadakan kegiatan study banding ke pengrajin sarung goyor di daerah Pekalongan, adapun tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk bahan perbandingan produk dan tehnik pemasaran yang sudah dipakai para pengrajin di sana.
c. Mengenalkan kerajinan tenun goyor dengan cara Mengundang instansi pemerintahan seperti beberapa kali pengrajin tenun goyor dikunjungi oleh pejabat dari pemerintah pusat diantaranya Kadin tekstil wilayah Afrika Selatan pada tanggal 21 Juli 2010 bersama Irjen Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, Duta Besar Negara Somalia Mohamed Olow Borow bersama wakil Menteri Perdagangan Republik Indonesia pada tanggal 6 Agustus 2010, kunjungan Menteri Kopersi dan UMKM Republik Indonesia pada tanggal 10 April 2012.
d. Mengadakan pelatihan terhadap pengrajin supaya menambah ilmu pengetahuan tentang tenun goyor dan kerajinan yang dibuat tersebut lebih berkembang dan tidak monoton. Pelatihan tersebut mengajarkan pengrajin teknik membuat tenun yang baik dan belajar membuat kreasi lain.
commit to user
e. Mengenalkan kerajinan tenun goyor dengan cara memenuhi undangan dari pemerintah atau kota lain untuk serta dalam pameran. Kerajinan tenun goyor beberapa kali pernah ikut event pameran yaitu pameran yang diadakan di Wonogiri pada tahun 2011 dan pernah ikut event pameran di Banjar Baru pada bulan desember 2011.
f. Mengenalkan kerajian tenun goyor dengan cara promosi melalui internet yaitu dapat di akses melalui website di www.sragen.go.id dan bdsmekarniaga.blogspot.com. Beberapa media cetak seperti koran juga pernah memeuat berita tentang tenun goyor yaitu suara merdeka yang tebit pada tanggal 30 juni 2010 dan solopos yang terbit pada tanggal 9 april dan 4 juni 2012. Selain itu pernah masuk dalam acara televisi separti liputan6 di SCTV yang tayang pada tanggal 1 agustus 2005, 8 agustus 2011 dan 20 April 2012 dengan adanya perkenalan dari berbagai macam media agar kerajian tenun goyor dapat dikenal masyarakat Indonesia dan Manca negara. (Agus Suyatno,Wawancara tanggal 22 Mei 2012)
2. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sragen
Usaha Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sragen untuk saat ini dalam mengenalkan kerajinan tenun goyor kepada masyarakat luas adalah sebagai berikut :
a. Mengadakan event-event dengan cara mempromosikan tenun goyor pada saat kirab budaya hari jadi Kota Sragen. Dimana kirab tersebut dilakukan oleh perwakilan Desa Sambirembe dan beberapa pelajar SMA yang memakai tenun goyor keliling berjalan memamerkan hasil kerajinan
commit to user
tersebut. Sehingga mereka dapat masyarakat mengenal hasil asli karya kerajinan dengan memamerkan tenun goyor pada saat itu.
b. Mengenalkan kerajian tenun goyor dengan cara promosi melalui internet yaitu dapat di akses melalui website di www.sragen.go.id dan bdsmekarniaga.blogspot.com. Beberapa media cetak seperti koran juga pernah memeuat berita tentang tenun goyor yaitu suara merdeka yang tebit pada tanggal 30 juni 2010 dan solopos yang terbit pada tanggal 9 april dan 4 juni 2012. Selain itu pernah masuk dalam acara televisi separti liputan6 di SCTV yang tayang pada tanggal 1 agustus 2005, 8 agustus 2011 dan 20 April 2012 dengan adanya perkenalan dari berbagai macam media agar kerajian tenun goyor dapat dikenal masyarakat Indonesia dan Manca negara.
3. Pengrajin Tenun Goyor/Sarung Goyor
Sebagai pengrajin tenun, mereka mempunyai strategi untuk mempertahankan kerajinan tenun untuk tetep eksis dan dikenal oleh masyarakat, antara lain :
a. Supaya lebih bekerja secara mandiri para pengrajin bergabung menjadi anggota koperasi.
b. Pengrajin ikut serta dalam beberapa kali event pameran yaitu pameran yang diadakan di Wonogiri pada tahun 2011 dan pernah ikut event pameran di Banjar Baru pada bulan desember 2011.
c. Apabila ada pengunjung yang ingin melihat proses pembuatan tenun goyor mereka di terima secara terbuka dengan ramah tamah. Apabila pengunjung ingin melihat atau sekedar membeli hasil kerajinan tenun atau sarung
commit to user
goyor pengunjung bisa datang ke Koperasi dan Kerajinan Agawe makmur. (Mustaqim dan Giyanto, wawancara tanggal 13 Juni dan 2 Juli 2012)
commit to user
55 BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seni kerajinan tenun memang merupakan suatu karya seni yang bernilai tinggi yang merupakan warisan secara turun temurun dari nenek moyang bangsa Indonesia, yang harus tetap dilestarikan bahkan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan jaman tanpa meninggalkan ciri-ciri khusus dari kerajianan tenun itu sendiri. Kerajinan Tenun Goyor atau lebih di kenal dengan sebutan Sarung Goyor yang berlokasi di Dukuh Wonosari, Desa Sambirembe Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen ini hanya kerajinan yang ada sejak awal tahun 60’an, dimana kerajinan ini hanya di buat oleh beberapa kepala keluarga dan hanya di pasarkan di pasar-pasar tradisional setempat.
Sebagai desa yang mempunyai potensi cukup besar sebagai desa wisata di kabupaten Sragen, yaitu Desa Sambirembe mempunyai kerajinan tenun goyor yang tidak dimiliki oleh daerah lain terutama sebagai obyek wisata. Serta sumber daya manusianya atau pengrajin tenun goyor yang suadah hampir 50’an tahun menekuni pekerjaan sebagai pengrajin tenun goyor Desa Sambirembe. Desa Sambirembe terletak di Kecamatan Kalijembe dimana satu kawasan dengan obyek wisata pendidikan yaitu Museum Sangiran. Museum tersebut cukup banyak wisatawannya apabila habis mengunjungi museum, wisatawan dapat singgah atau berkunjung ke Desa Sambirembe yaitu wisatawan dapat melihat dan belajar
commit to user
proses pembuatan kerajinan tenun goyor dan berbagai macam potensi yang ada di desa tersebut.
Jenis kerajinan tenun yang ada di Desa Sambirembe berbeda dengan kerajinan tenun pada umumnya. Namun kerajinan tenun yang ada dan berkembang di Desa Sambirembe yaitu kerajinan tenun yang beda daripada kerajinan tenun yang ada di Indonesia yang sudah di kenal oleh masyarakat luas. Kerajinan tenun Desa Sambirembe lebih di kenal dengan sebutan kerajinan tenun goyor yaitu produk utamanya adalah berupa sarung goyor. Sarung goyor ini berfungsi sebagai selimut atau sebagai salah satu alat ibadah bagi umat muslim di Indonesia.
Desa Sambirembe sebagai salah satu desa yg berpotensi sebagai desa wisata ini juga mempunyai kendala dalam perkembanngannya faktor utamanya adalah pengrajin tenun Desa Sambirembe ini masih terikat dengan juragan yang ada di Solo dimana para pengrajin hanya menjadi buruh dan belum bisa bekerja secara mandiri. Para pengrajin yang belum menjadi anggota koperasi dan masih terikat atau pekerja dengan juragan hanya tergantung dari pesanan dari juragan yang diberikan kepada para pengrajin.
Selain itu usaha pengembangan juga terus dilakukan untuk mempertahankan keberadaan Tenun Goyor baik itu dari pengrajin sendiri maupun dari pemerintah daerah seperti Dinas Perinkop dan Dispar kota Sragen. Strategi tersebut antara lain mulai dari pendirian koperasi agar peran pengrajin diharapkan bisa bekerja secara mandiri dan pelatihan-pelatihan menenun kepada pengrajin oleh Dinas Perinkop serta mengadakan keikutsertaan pameran tenun di berbagai
commit to user
daerah dan strategi yang dilakukan oleh pengrajin tenun yaitu menjadi anggota koperasi agar bisa bekerja secara mandiri.
B. Saran
Dari hasil penelitian di Desa Sambirembe maka penulis menyampaikan beberapa saran yang mungkin bermanfaat bagi kemajuan dan perkembangan pengelolaan di Desa Sambirembe .
1. Menghimbau kepada masyarakat atau pengrajin tenun untuk selalu menjaga kelestarian budaya menenun di Desa Sambirembe pada khususnya dan di Sragen pada umumnya.
2. Membuat kreasi lain tidak hanya berupa sarung saja sehingga tidak terkesan monoton dalam membuat kerajinan tenun goyor.
3. Kepada Pemerintah Kota Sragen, Dinas Pariwisata agar lebih memperhatikan dan mau mengembangkan desa tersebut sebagai obyek wisata yang berupa desa wisata. Karena Desa Sambirembe sangat berpotensi besar sebagai obyek wisata karena memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri.
4. Promosi lebih gencar dilakukan agar Desa Sambirembe lebih dikenal oleh masyarakat luas.
5. Membuka Art Shop/toko khusus untuk tenun goyor di beberapa obyek wisata terkenal di Sragen seperti di Situs Sangiran atau Ndayu Alam Asri.
6. Bagi para pengrajin tenun untuk selalu memperhatikan kesehatan lingkungan dengan jalan mengatasi pembuangan limbah industrinya agar tidak mencamari lingkungan dan mengganggu kesehatan.