• Tidak ada hasil yang ditemukan

SLAMET ROHADI C.9409032

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SLAMET ROHADI C.9409032"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

KERAJINAN TENUN GOYOR DESA SAMBIREMBE

SEBAGAI SALAH SATU POTENSI WISATA

DI KABUPATEN SRAGEN

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya

pada Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata

Slamet Rohadi

C.9409032

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

(3)

commit to user

(4)

commit to user

iv

MOTTO

(5)

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk :

(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya

yang telah melindungi dan membimbing penulisan sehingga dapat menyelesaikan

penulisan Laporan Tugas Akhir ini.

Laporan Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

untuk menyelasaikan studi bagi mahasiswa Program Diploma III Usaha

Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Surakarta. Penulis menyadari tanpa adanya bantuan dari beberpa pihak, Tugas

Akhir ini tidak mungkin dapat terselesaikan dengan lancar dan baik. Untuk itu

penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang

telah membantu,terutama kepada :

1. Bapak Drs. Riyadi Santosa M.Ed, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra dan

Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah berkenan

memberikan kesempatan untuk menyelasaikan tugas akhir ini.

2. Ibu Dra. Isnaini Wijaya W, M.Pd, selaku ketua Program dan Sekretaris

Penguji Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi petunjuk,motivasi

dan saran-saran serta pengarahan yang sangat berharga sehingga selesainya

penulisan tugas akhir ini.

3. Bapak Drs. Suharyana, M.Pd, selaku Ketua Penguji yang telah berkenan

memberikan saran dan kritiknya.

4. Ibu Dra. Sawitri Pri Prabawati, M.Pd, sebagai Dosen Pembimbing 1 yang

selama proses penyusunan Tugas Akhir ini dengan sabar memberikan

bimbingan, petunjuk dan saran-saran serta pengarahan yang sangat berharga

sehingga selesainya penulisan tugas akhir ini.

5. Ibu Dra. Sri Wahyuningsih, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing II yang telah

(7)

commit to user

vii

6. Segenap dosen pengajar Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan ilmunya.

7. Laboratorium Tour Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret Surakarta .

8. Keluargaku yang telah memberikan semangat, doa dan restunya.

9. Buat Syarifa Husna Barokah terima kasih atas segala bantuan dan

supportnya. .

10.Teman-teman Program Studi DIII Usaha Perjalanan Wisata Angkatan 2009

terutama buat kelas B terima kasih karena diberi kesempatan untuk memasuki

kehidupan pribadi kalian dan memberikan banyak pengalaman yang sangat

berharga bagi penulis.

11.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membentu dalam penulisan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan Tugas Akhir masih belum

sempurna, oleh karena itu semua kekurangan, kritik, dan saran dari pembaca akan

diterima dengan senang hati dan lapang dada demi penyempurnaan tulisan ini.

Akhirnya penulis berharap semoga laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat.

Surakarta, Juli 2012-06-28

(8)

commit to user

viii

ABSTRAK

Slamet Rohadi. C9409032. 2012. “Kerajinan Tenun Goyor Desa Sambirembe Sebagai Salah Satu Potensi Wisata di Kabupaten Sragen. Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Laporan Tugas Akhir ini mengkaji tentang potensi wisata Kerajinan Tenun Goyor Desa Sambirembe. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui latar sejarah, potensi yang dimiliki serta strategi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah maupun pengrajin untuk mengembangkan kerajinan tenun goyor Desa Sambirembe sebagai salah satu potensi wisata di Kabupaten Sragen.

Penulisan laporan ini disajikan secara deskriptif kualitatif untuk memperoleh berbagai gambaran informasi yang berhubungan dengan potensi wisata kerajinan tenun goyor Desa Sambirembe. Metode yang digunakan dalam penulisan laporan ini adalah dengan menggunakan observasi, wawancara, studi dokumen, studi pustaka. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara

kualitatif dan disajikan dalam bentuk deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wisata kerajinan tenun goyor di

Desa Sambirembe memiliki potensi yang cukup besar bagi kepariwisataan kota Sragen. Adapun potensi yang dimiliki oleh Desa sambirembe adalah daerah penghasil kerajinan tenun goyor ATBM yang tidak dimiliki oleh obyek wisata lainnya. Motif/desain kerajinan tenun yang sudah ada masih belum berkembang dan perlu perhatian, selain itu usaha untuk mengembangkan juga dilakukan secara nyata agar kerajinan tenun goyor tetap terjaga.

(9)

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ...xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Kajian Pustaka ... 5

F. Metode penelitian ... 12

G. Sistematika Penelitian ... 14

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA SRAGEN SEBAGAI TUJUAN WISATA ... 16

A. Sejarah Kota Sragen ... 16

(10)

commit to user

x

BAB III POTENSI KERAJINAN TENUN GOYOR DESA

SAMBIREMBE ... 35

A. Pengrajin Tenun Goyor di Desa Sambirembe ... 35

B. Potensi Wisata Desa Sambirembe ... 36

C. Industri Kerajinan Tenun Goyor Desa Sambirembe ... 40

D. Daya Tarik Wisata Desa Sambirembe di tinjau dari 4A ... 47

E. Faktor Kendala Pengembangan Kerajinan Tenun Goyor ... 50

F. Strategi Dalam Pengembangan Kerajianan Tenun Goyor ... 51

BAB IV PENUTUP ... 55

A. Kesimpulan ... 55

B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 58

(11)

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar Anggota Koperasi Agawe Makmur ... 38

(12)

commit to user

xii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Informan ... 60

2. Surat Rekomendasi Penelitian dari Badan KESBANGPOL dan LINMAS Kabupaten Sragen ... 61

3. Surat Rekomendasi Penelitian dari Badan Perencana Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Sragen ... 62

4. Data Pengunjung Obyek Wisata Kota Sragen Periode 2001 Sampai 2010 ... 63

5. Data Pengunjung Obyek Wisata Kota Sragen Periode 2011 ... 64

6. Data Pengunjung Obyek Wisata Kota Sragen Periode Januari – April 2012 ... 65

7. Lembar Serah Terima Mesin ATBM Sarung Goyor Desa Sambirembe,Kalijambe 2012 ... 66

8. Daftar Pengrajin Menerima Bantuan Mesin ATBM Sambirembe,Kalijambe 2012 ... 66

9. Peta Jalan Menuju Desa Sambirembe ... 68

10.Foto Desa Sambirembe ... 69

11.Foto Koperasi dan Kerajinan Agawe Makmur Desa Sambirembe ... 70

12.Foto Pengrajin Tenun Goyor ... 71

13.Foto Alat Tenun ATBM Yang Digunakan Untuk Menenun ... 72

14.Foto Bahan Baku Sebelum dan Sesudah Pewarnaan ... 75

15.Tenun Goyor Motif Botolan / Timuran ... 77

(13)

"WEAVING GOYOR CRAFT SAMBIREMBE VILLAGE AS ONE OF TOURISM POTENTIAL IN SRAGEN"

Slamet Rohadi1

Dra. Sawitri Pri Prabawati, M.Pd2

ABSTRACT

2012. Diploma III Courses Business Travel Literature and the Arts Faculty. Sebelas Maret of Surakarta University

This final report examines the potential Weaving Goyor Craft tourist Sambirembe Village. The purpose of this study was to determine the historical background, its potential and the strategy undertaken by the Local Government and craftsmen to develop the craft of weaving goyor Sambirembe Village as one of the tourist potential in Sragen.

Writing of this report is presented in a descriptive qualitative picture to obtain various information related to the tourism potential of weaving craft village goyor Sambirembe. The method used in this report is to use observation, interviews, document study, book study. The data obtained and analyzed qualitatively and presented in descriptive form.

The results showed that the craft of weaving travel goyor Sambirembe village has a huge potential for tourism in the city of Sragen. As for the potential possessed by the Sambirembe Village the craft of weaving producing regions goyor ATBM not shared by other attractions. Motif / design of the existing weaving craft is still evolving and need attention, but it also made efforts to develop significantly in order craft of weaving goyor maintained

Conclusions can be drawn that the craft of weaving travel goyor Sambirembe Village has potential as a tourist attraction that can attract tourists to visit. But there is still a lack of attention to the

1

Mahasiswa jurusan D III Usaha Perjalanan Wisata C9409032. 2

Dosen pembimbing

(14)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan keindahan alam dan

beraneka ragam budaya yang bisa memberikan devisa.Pariwisata berkembang

sangat pesat,dimana jutaan manusia melakukan perjalanan demi mendapatkan

suasana yang baru.Secara tidak langsung akan membangkitkan perekonomian dari

negara atau daerah yang di kunjungi tersebut.Pariwisata merupakan sektor yang

cepat berkembang dan dianggap sebagai salah satu sektor ekonomi yang paling

penting.Sektor ini yang diharapkan dapat menjadi penghasil devisa nomor satu.

Negara – negara yang berkembang termasuk di dalam negara Indonesia

meningkatkan hasil devisanya dengan jalan membangun industri pariwisata.

Industri pariwisata lebih mendapatkan prioritas utama dari pemerintah karena

memiliki manfaat yang multiguna yaitu dapat mendorong dan meningkatkan

pembangunan,membuka lapangan pekerjaan,dapat meningkatkan pendapatan

masyarakat setempat serta pendapatan asli daerah dan memperbesar pendapatan

nasional, apabila dikelola dan dikembangkan. Industri pariwisata yang

mendapatkan perhatian dari pemerintah merupakan industri yang sangat penting

dan perlu didukung dengan sumber daya manusia yang berkualitas dan

profesional.

Selain untuk membangun industri pariwisata sebagai upaya peningkatan

(15)

commit to user

para wisatawan,karena obyek wisata mempunyai daya tarik untuk dikunjungi

sehingga merupakan salah satu sarana bagi para wisatawan.Oleh sebab itu obyek

wisata merupakan titik sentral dari pembangunan negara sebagai tujuan wisata.

Salah satu provinsi yang menjadi andalan yang memiliki potensi cukup

besar adalah Jawa Tengah.Kabupaten Sragen merupakan salah satu daerah dari

tiga pulih lima kabupaten dan kota di provinsi Jawa Tengah.Sragen terkenal

dengan sebutan “Bumi Sukowati” merupakan salah satu kabupaten di jawa

tengah yang menyimpan potensi ekonomi yang tinggi.Sragen merupakan daerah

yang menghasilkan produk - produk unggulan di beberapa sektor seperti

pertanian,perikanan,peternakan,industri manufaktur/besar dan industri pariwisata.

Daerah kabupaten Sragen dengan luas 94.155.91 hektar,sebelah selatan

yang berbatasan dengan kabupaten Karanganyar,sebelah utara berbatasan dengan

kabupaten Grobogan,sebelah timur berbatasan dengan kabupaten Ngawi,Jawa

Timur,dan sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Boyolali.Daerah kabupaten

sragen di tengahnya mengalir sungai terpanjang di Jawa yaitu Bengawan Solo

yang muaranya jauh hingga ke Jawa Timur.Secara geografis Sragen dibagi

kedalam dua wilayah,yaitu wilayah utara bengawan dan selatan bengawan.Secara

umum di utara bengawan bercirikan tanah kapur dan kurang subur,karena

merupakan bagian dari pegunungan kendeng yang berkapur.Daerah selatan

bengawan solo yang relatif lebih subur karena bagian dari pegunungan lawu.

Beberapa objek dan daya tarik wisata yang dapat dikunjungi dan

dinikmati para wisatawan di daerah Sragen antara lain seperti Wisata Alam

Pemandian Air Panas Bayanan,Wisata Air Waduk Kedung Ombo,Taman Wisata

(16)

commit to user

Kemukus,Kerajinan Batik Tulis di Desa kliwonan Pilang Sidodadi,Makam Joko

Tingkir terletak di Desa Butuh Kecamatan Plupuh,Wisata Ndayu Alam Asri

Park,dan Museum Prasejarah Sangiran.

Potensi wisata yang menarik untuk dikembangkan adalah wisata industri.

Wisata jenis ini memiliki potensi dan cukup menjanjikan sebagai daya tarik

wisata. Mengikuti wisata ini tentunya akan menambah pengetahuan wisatawan

baik domestik maupun mancanegara tentang produk-produk atau kerajinan asli

dari suatu daerah khususnya yang ada di Indonesia.

Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen,merupakan salah satu kecamatan

yang memiliki potensi pengembangan produk unggulan yang sedang

dikembangkan di Kabupaten Sragen.Salah satu produk unggulan tersebut

adalah Sarung Tenun Goyor yang berlokasi di dukuh Wonosari, Desa

Sambirembe, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen. Di Desa ini terdapat

pengrajin sarung goyor dengan kapasitas produksi pada saat ini kurang lebih

60.000 potong per tahun.Komoditas tersebut dikembangkan karena memiliki

beberapa keunggulan, diantaranya adalah bahwa sarung goyor memiliki daya

tarik dan nilai historis, karena merupakan produk hand made dengan

menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin yang diproduksi secara turun temurun,

sehingga merupakan potensi warisan leluhur yang patut dilestarikan.

Kecamatan Kalijambe juga terkenal akan industri mebel selain tenun

goyor. Industri mebel di daerah tersebut sudah terkenal di berbagai daerah di Jawa

Tengah. Selain itu di Kalijambe juga terdapat obyek wisata yang terkenal yaitu

Situs Sangiran,Gunung Kemukus,Waduk Gedung Ombo dan Taman Kolam

(17)

commit to user

beberapa obyek yang terdapat di daerah tersebut dapat dibuat satu paket wisata

yang sangat berpotensi besar di daerah Kabupaten Sragen.

Dari latar belakang masalah tersebut,penulis tertarik untuk menulis tugas

akhir yang berjudul “Kerajinan Tenun Goyor Desa Sambirembe Sebagai

Salah Satu Potensi Wisata Di Kabupaten Sragen” agar obyek wisata tersebut

lebih dikenal oleh masyarakat umum, terutama masyarakat dari luar Sragen dan

bahkan wisatawan luar negeri.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana latar belakang munculnya pengrajin tenun goyor di Desa

Sambirembe ?

2. Apa saja Potensi yang dimiliki Desa Sambirembe Di Kabupaten Sragen

sehingga menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi ?

3. Bagaimana upaya yang dilakukan oleh pemerintah kota Sragen dalam

mengembangkan kerajinan tenun goyor sebagai industri pariwisata ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui latar belakang pengrajin tenun goyor di desa

Sambirembe.

2. Mengetahui potensi yang dimiliki oleh Desa Sambirembe sehingga

(18)

commit to user

3. Mengetahui upaya yang dilakukan oleh pemerintah kota Sragen dalam

mengembangkan kerajinan tersebut.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat-manfaat yang diharapkan dari penelitian yang dilakukan antara

lain :

1. Bagi kalangan akademis dapat dijadikan referensi tambahan dalam

melakukan penelitian sejenis atau yang berkaitan dimasa mendatang dan

menambah wawasan serta ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan

dunia pariwisata.

2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan untuk menambah pengetahuan di

Program D3 Usaha Perjalanan Wisata Universitas Sebelas Maret Surakarta

tentang Kerajinan Tenun Goyor Desa Sambirembe yang berada di

Kabupaten Sragen.

E. Kajian Pustaka

Secara umum kepariwisataan adalah semua kegiatan dan urusan yang

kaitannya dengan perencanaan,pelaksanaan,pengawasan,pariwisata baik itu

dilakukan pemerintah dan masyarakat.Secara khusus kepariwisataan adalah segala

yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik

wisata serta usaha- usaha yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata.

1. Pariwisata

Perpindahan orang untuk sementara ke suatu tujuan di luar tempat

(19)

commit to user

dilakukannya selama tinggal di tempat tujuan tersebut,dan

kemudahan-kemudahan yang disediakan untuk memenuhi kebutuhannya adalah bagian

dari pariwisata.Sedangkan pariwisata segala sesuatu yang berhubungan

dengan wisata,termasuk perusahaan obyek wisata dan daya tarik wisata

serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. ( Oka A.Yoeti,1999 )

Menurut Undang – undang Nomor 10 Tahun 2009 Pariwisata

adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas

serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah,

dan Pemerintah Daerah.

2. Bentuk – Bentuk Pariwisata

Banyak variasi dapat disaksikan mengenai cara orang

mengadakan perjalanan wisata dilihat dari lamanya orang mengadakan

perjalanan, jarakannya yang ditempuh, kendaraan yang digunakan,

organisai perjalanannya, dampaknya di bidang ekonomi dan

sebagainya.Perjalanan wisata itu dapat diklasifikasikan menjadi bentuk –

bentuk wisata. Bentuk – bentuk wisata yang terpenting adalah :

a. Wisata Mancanegara dan Wisata Domestik

Wisata Mancaneraga ialah wisatawan yang dalam perjalanannya

memasuki daerah negara yang bukan negara sendiri dan yang

dimaksud dengan wisata domestik ialah perjalanan wisata yang

dimana tidak keluar dari batas – batas negara sendiri.

b. Wisata Individual dan Wisata Rombongan

Wisata Individual ialah suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh

(20)

commit to user

suatu perjalanan wisata yang dilakukan bersama – sama dengan

dipimpin oleh seorang yang bertanggung jawab atas keselamatan dan

kebutuhan seluruh anggotanya. Biasanya paling sedikit 10 orang,

dengan dilengkapi diskon dari perusahaan prinsipal bagi orang yang

ke sebelas.Potongan ini besarnya berkisar antara 25% hingga 50% dari

ongkos penerbangan atau penginapan.

c. Wisata Paket dan Wisata Khusus

Wisata paket (Pacgake Tour) ialah suatu produk perjalanan wisata

yang dijual oleh suatu Perusahaan Biro Perjalanan Wisata atau

Perusahaan Transport yang bekerja sama dengannya dimana harga

paket wisata tersebut telah mencakup biaya perjalanan, hotel ataupun

fasilitas lainnya yang memberikan kenyamanan bagi pembeli. Dengan

kata lain paket wisata ini adala suatu produk wisata yang merupakan

suatu komposisi perjalanan yang disususn dan dijual guna

memnerikan kemudahan dan kepraktisan dalam melakukan perjalanan

wisata dan wisata khusus (Special Arraged Tour) ialah suatau

perjalanan wisata yang disusun secara khusus guana memenuhi

permintaan seorang langganan atau lebih sesuai dengan

kepentingannya.

d. Wisata pendidikan dan Wisata Pengetahuan

Wisata pendidikan (Educational Tour) ialah suatu pejalanan wisata

yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran, studi banding atau

pengetahuan bidang kerja yang dikunjunginnya.Wisata pengetahuan

(21)

commit to user

untuk memperoleh pengetahuan atau penyelidikan terhadap suatu

bidang ilmu pengetahuan.

e. Wisata Keagamaan

Wisata keagamaan (Pileimage Tour) ialah perjalanan wisata yang

dimaksudkan guna melakuakan ibadah keagamaan.

3. Jenis – Jenis Pariwisata

Selain pariwisata terwujud dalam beberapa bentuk wisata tetapi

pariwisata juga terdiri beberapa jenis wisata yang sesuai maksud atau

tujuan bepergian. Serta fasilitas yang ada dibutuhkan wisatawan itu

sendiri . Adapun uraian singkat mengenai bentuk pariwisata tersebut

antara lain seperti diuraikan dibawah ini :

a. Wisata budaya

Seseorang yang melakukan perjalanan wisata dengan tujuan

untuk mempelajari adat istiadat, budaya, tata cara kehidupan

masyarakat dan kebiasaan yang terdapat di daerah atau negara

yang dikunjungi.

b. Wisata Kesehatahan

Disebut juga wisata pulih sembuh. Artinya seseorang

melakukan perjalanan dengan tujuan untuk sembuh dari suatu

penyakit atau untuk memulihkan kesegaran jasmani dan rohani.

c. Wisata olah raga

Seseorang yang melakukan perjalanan dengan tujuan untuk

mengikuti kegiatan olah raga.

(22)

commit to user

Perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau

mahasiswa untuk berkunjung ke suatau industri yang besar

guna mempelajari atau meneliti industri tersebut.

e. Wisata politik

Seseorang yang berkunjung ke suatu negara untuk tujuan aktif

dalam kegiatan politik.

f. Wisata konvensi

Seseorang yang melakukan perjalanan dan berkunjung ke suatu

daerah atau negara dengan tujuan untuk mengikuti konvensi

atau konferensi.

g. Wisata bahari

Wisata bahari ini sering dikaitkan dengan olah raga air dan

objeknya adalah laut, pantai, danau, sunagi kepulauan,termasuk

taman laut. Karena kegiatanya di air, wisata ini juga disebut

wisata tirta.

4. Wisatawan

Wisatawan diartikan sebagai seseorang atau kelompok yang

melakukan suatu perjalanan wisata disebut dengan wisatawan (tourist),

jika lama yang di kunjungi.Apabila mereka tinggal di daerah atau negara

yang dikunjungi dengan waktu kurang dari 24 jam maka mereka disebut

pelancong (excursionist). (Gamal Suwantoro,1997)

Wisatawan yaitu pengunjung yang tinggal sementara,sekurang-kurangya

24 jam di suatu negara.Wisatawan dengan maksud perjalanan wisata dapat

(23)

commit to user

a. Pesiar (leisure) seperti untuk keperluan rekreasi, hiburan,kesehatan,

studi keagamaan, dan olah-raga.

b. Hubungan dagang (business),sanak saudara, handai taulan,

konferensi, misi dan sebagainya.

Menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 10 Tahun 2009

tentang Kepariwisataan, Bab I pasal I ayat 2 adalah sebagai berikut :

a. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.

5. Souvenir atau Cendera Mata

Souvenir atau cendera mata yaitu benda kenangan yang diperoleh

atau dibeli di tempat yang dikunjungi dan yang memiliki kaitan khusus

dengan tempat tersebut atau kaitan khusus dengan maksud lawatannya itu.

Kaitan khusus itu bisa berupa sifat – sifat khas atau unik yang hanya

ditemui di tempat itu, tidak di tempat lain. Benda – benda tersebut bisa

terwujud hasil – hasil kesenian atau kerajinan, ataupun manifestasi unsur –

unsur budaya setempat lainnya atau fenomena alam setempat. Misalnya :

a. Patung atau lukisan khas Bali

b. Batik dan kerajinan perak Jogya

c. Ukiran dan mebel kayu Jepara

d. Anggrek hitam Kalimantan

6. Pengembangan Pariwisata

Menurut Oka A. Yoeti dalam bukunnya Pengantar Ilmu

Pariwisata tahun 1983, pengembangan adalah usaha yang dilakukan secara

sadar dan berencana untuk memeperbaiki obyek wisata sedang dipasarkan

(24)

commit to user

obyek dan pelayanan kepada wisatawan semenjak berangkat dari tempat

tinggalnya menuju tempat tujuan hingga kembali ke tempat semula.

Sesuai dengan intruksi Presiden No. 9 tahun 1969 dikatakan

dalam pasal 2, bahwa tujuan pengembangan pariwisata yaitu :

a. Meningkatkan pendapatan devisa khususnya dan pendapatan Negara

pada umumnya, perluasan kesempatan serta lapangan kerja dan

mendorong kegiatan industri penunjang dan industri sampingan

lainnya.

b. Memeperkenalakan dan menggunakan keindahan alam adan

kebudayaan Indonesia.

c. Meningkatakan persaudaraan atau persahabatan Nasional dan

Internasional. ( Oka A. Yoeti,1983 )

7. Potensi Wisata

Pengembangan obyek wisata dan daya tarik wisata dapat

menggunakan analisis 4A dan analisis SWOT. Analisis 4A meliputi:

( Hadinoto Kusudianto,1996 )

a. Atraksi Wisata

Yaitu bahwa daerah tersebut harus mempunyai iklim yang

baik,pemandangan yang indah atau tempat-tempat bersejarah dan

juga didukug oleh kejadian atau peristiwa yang dilaksanakan di

tempat tersebut seperti kongres, pameran atau peristiwa olah raga.

b. Aksebilitas (mudah dicapai)

Tempat tersebut dekat jaraknya atau terjadinya transportasi ke

(25)

commit to user c. Amenitas

Yaitu terjadinya berbagai fasilitas seperti tempat-tempat

penginapan, restoran, hiburan, transportasi lokal, yang

memungkinkan wisatawan berpergian di tempat tersebut serta

alat-alat komunikasi yang lain.

d. Aktifitas

Yaitu kegiatan yang dilakukan di obyek wisata seperti memancing,

berenang, jelajah hutan, tracking dan lainnya.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan faktor penting di dalam suatu penelitian.Di

samping untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian juga untuk

mempermudah pengembangan data guna kelancaran penyusunan tugas

akhir.Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data diperinci sebagai

berikut :

1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Pengrajin Tenun Goyor yang terletak di

dukuh Wonosari, desa Sambirembe, kecamatan kalijambe, Kabupaten Sragen.

2. Teknik Pengumpulan Data

Berdasar jenis penelitian dan sumber data yang digunakan, maka

metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :

(26)

commit to user

Observasi adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan

jalan mengamati,meneliti atau mengukur kejadian yang sedang

berlansung. (Endar Sugiarto dan Kusmayadi,2000 )

Dalam melakukan penelitian ini, mengadakan observasi secara

langsung, yaitu melakukan pengamatan secara langsung dengan

mengamati tentang kondisi dan gambaran mengenai Desa

Sambirembe,sehingga memeproleh data akurat. Setelah seluruh data

didapat dan juga melakukan pemotretan.Observasi dilakukan pada bulan

Mei – Juni 2012.

b. Metode wawancara

Dalam hal ini metode wawancara yang dilakukan oleh penulis,

yaitu dengan melakukan wawancara dan memberikan

pertanyaan-pertanyaan secara langsung kepada narasumber atau pihak - pihak terkait

yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang jelas.Wawancara

dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dari narasumber

yaitu Bapak Giyanto selaku Ketua Koperasi dan Kerajinan Agawe

Makmur,Ibu Suyatmi pengrajin tenun goyor, Staf Promosi dan

Pengembangan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sragen, Staf Promosi

dan Pengembangan Dinas Perindustrian dan Koperasi Sragen.Wawancara

dilakukan dengan memberikan pertanyaan kepada narasumber yang

bersangkutan dan membahas secara detail hal- hal berhubungan dengan

(27)

commit to user

c. Metode Studi Bahan Dokumen

Studi dokumen adalah metode pengumpulan data yang

ditunjukan untuk memeproleh data secara lansung dari tempat penelitian

teknik ini dilakukan mengumpulkan data yang bersumber dari arsip-arsip

kerajinan tenun goyor, dokumentasi berupa foto dan catatan yang berisi

tentang informasi yang dibutuhkan dan dokumen – dokumen tersebut

didapat dari Kantor Pariwisata Kabupaten Sragen dan Kantor

Perindustrian Koperasi Sragen yang mempunyai hubungan dengan topik

penulisan.( Ridwan,2004)

d. Metode Studi Pustaka

Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis yaitu dengan

membaca, mengkaji serta mempelajari buku-buku, data data dan

bahan-bahan yang berkaitan dengan bidang kepariwisataan.Studi pustaka

dilakukan melalui referensi Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas

Maret Surakarta, Laboratorium Tour, Perpustakaan Kantor Pariwisata.

e. Teknik Analisa Data

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah dengan

mendiskripsikan, menggambarkan atau melukiskan keadaan yang diteliti

secara sistematis dan dilaksanakan sesudah mendapat data-data dari

observasi, wawancara serta studi pustaka yang kemudian disajikan secara

deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif adalah penelitian yang

berusaha mendeskripsikan atau mengambarkan fenomena yang diteliti

(28)

commit to user

serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. (Endar Sugiarto dan

Kusmayadi,2000)

G. Sistematika Penulisan Laporan

Penulisan laporan tugas akhir ini disusun dalam empat Bab, secara garis besar di

uraikan sebagai berikut :

BAB I, Pendahuluan yang menguraikan tetang latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode

penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II, Gambaran Umum Kota Sragen Sebagai Tujuan Wisata yang

terdiri atas gambaran umum kota Sragen dan obyek dan daya tarik wisata di kota

Sragen.

BAB III, Kerajinan Tenun Goyor Sebagai Daya Tarik Wisata yang terdiri

dari atas latar belakang munculnya Pengrajin Tenun Di Desa Sambirembe,

Potensi Wisata Desa Sambirembe, Industri Kerajinan Tenun Goyor Desa

Sambirembe, Daya Tarik Wisata Desa Sambirembe di tinjau dari 4A, Faktor

Kendala Pengembangan Kerajinan Tenun Goyor, Strategi Dalam Pengembangan

Kerajinan Tenun Goyor.

BAB V, Penutup yang terdiri atas kesimpulan dan saran, yaitu berupa

(29)

commit to user

16 BAB II

GAMBARAN UMUM KOTA SRAGEN SEBAGAI TUJUAN WISATA

A. Sejarah Sragen

Hari jadi Kabupaten Sragen di tetapkan dengan Perda Nomor : 4 Tahun

1987 , yaitu pada hari Selasa Pon,tanggal 27 Mei 1746.Tanggal dan waktu

tersebut adalah hasil penelitian serta kajian pada fakta sejarah, ketika Pengeran

Mangkubumi yang kelak menjadi Sri Sultan Hamengku Buwono yang ke- 1

menancapkan tonggak pertama melakukan perlawanan terhadap Belanda menuju

bangsa yang berdaulat dengan membentuk suatu Pemerintahan local di Desa

Pandak, karangnongko masuk tlatah Sukowati sebelah timur.

Pangeran Mangkubumi adik dari Sultan Pakubuwono II di Mataram

sangat membenci Belanda. Apalagi setelah Belanda banyak mengintervensi

Mataram sebagai Pemerintah yang berdaulat.Oleh karena itu dengan tekad yang

menyala bangsawan muda tersebut lolos dari istana dan menyatakan perang

dengan Belanda. Dalam sejarah peperangan tersebut, disebut dengan Perang

Mangkubumen (1746 – 1757).

Dalam perjalanan perangnya Pangeran Muda dengan pasukannya dari

Keraton bergerak melewati Desa - sesa Cemara, Tingkir, Wonosari, Karangsari,

Ngerang, Butuh, Guyang. Kemudian melanjutkan perjalanan ke Desa

Pandak,karangnongko masuk tlatah Sukowati.Di desa ini Pangeran Mangkubumi

(30)

commit to user

pusat Pemerintahan Projo Sukowati serta mengangkat pula beberapa pejabat

Pemerintahan.

Secara geografis Sukowati terletak di tepi Jalan Lintas Tentara Kompeni

Surakarta – Madiun, pusat Pemerintahan tersebut dianggap kurang aman, maka

kemudian sejak tahun 1746 dipindahkan ke Desa Gebang yang terletak di sebelah

tenggara Desa Panda Karangnongko. Sejak itu Pangeran Sukowati memperluas

daerah kekuasaannya meliputi Desa Krikilan, Pakis, Jati, Prampalan, Mojoroto,

Celep, Jurangjero, Grompol, Kaliwuluh, Jumbleng, Lajengsari dan beberapa desa

lain.

Dengan daerah kekuasaan serta pasukan yang semakin besar Pangeran

Sukowati terus menerus melakukan perlawanan kepada Kompeni Belanda bahu

membahu dengan saudaranya Raden Masa Said, yang berakhir dengan perjajian

Giyanti pada tahun 1755, yang terkenal dengan perjanjian Palihan Negari, yaitu

kasunanan Surakarta menjadi Sultan Hamengku Buwono ke- 1 dan petjanjian

Salatiga tahun 1757, dimana Raden Mas Said ditetapkan menjadi Adipati

Mangkunegaran I dengan mendapatkan separuh wilayah Kasunanan Surakarta.

Selanjutnya sejak tanggal 12 Oktober 1840 dengan Surat Keputusan Paku

Buwono VII yaitu serat Angger-angger Gunung,daerah yang lokasinya setrategi

ditunjuk menjadi Pos Tundan, yaitu tempat untuk menjaga ketertiban dan

keamanan Lalu Lintas Barang dan surat serta perbaikan jalan dan jembatan,

termasuk salah satunya adalah Pos tundan Sragen.

Perkembangan selanjutnay sejak tanggal 5 juni 1847 oleh Sunan paku

(31)

commit to user

kekuasaan yang melakukan tugas kepolisian dan karennya disebut Kabupaten

Gunung Pulisi Sragen, Kemudian berdasarkan Staatsblaad No. 32 Tahun

1854,maka disetiap Kabupaten Gunung Pulisi Sragen dibentuk Pengadilan

kabupaten,dimana Bupati Pulisi menjadi Ketua dan dibantu oleh Kliwon, Panewu,

Rangga dan Kaum.

Sejak tahun 1869, daerah Kabupaten Pulisi Sragen memiliki 4 (empat)

Distrik, yaitu Distrik Sragen,Distrik Gempol, Distrik sambungmacan dan Distrik

Majenang.Selanjutnya sejak Sunan Paku Buwono VII dan seterusnya diadakan

reformasi terus menerus dibidang Pemerintahan, dimana pada akhirnya

Kabupaten Gunung Pulisi Sragen disempurnakan menjadi Kabupaten Pangreh

Praja.Perubahan ini ditetapkan pada jaman Pemerintahan Paku Buwono X,

Rijkblaad No. 23 Tahun 1918, dimana Kabupaten Pangreh praja sebagai Daerah

Otonom yang melaksanakan kekuasaan hukum dan Pemerintahan.

Memasuki Zaman Kemerdekaan Pemerintahan Republik Indonesia,

Kabupaten Pangreh Praja Sragen berubah menjadi Pemerintah Daerah kabupaten

Sragen. (Dispar,Sejarah dan Hari Jadi Pemerintahan di Kota Sragen,1987)

1. Kondisi Geografis Sragen

Kabupaten sragen merupakan salah satu kabupaten di propinsi Jawa

Tengah.Secara geografis Kabupaten Sragen berada di perbatasan antara Jawa

Tengah da Jawa Timur. Batas batas wilayah Kabupaten Sragen sebelah timur

Kabupaten Ngawi, sebelah barat Kabupaten Boyolali, sebelah selat

(32)

commit to user

Luas wilayah Kabupaten Sragen adalah 941,55 km2 yang terbagi dalam

20 kecamatan,8 kalurahan,dan 200 desa.Secara fisiologis, wilayah Kabupaten

Sragen terbagi atas 40.037,93 Ha (42,52%) lahan basah (sawah) dan 54.117,88 Ha

(57,48%) lahan kering. Kabupaten Sragen terletak pada 7 º 15 LS dan 7 º 30 LS ,

110 º 45 BT dan 111 º 10 BT.Wilayah Kabupaten Sragen berada di dataran

dengan ketinggian rata rata 109 M diatas permukaa laut. (www.sragenkab.go.id)

Sragen menpunyai iklim tropis dengan suhu harian yang berkisar antara

19 31 º C. Curah hujan rata-rata di bawah 3000 mm per tahun dengan hari hujan

di bawah 150 hari per tahun.Jumlah penduduk Sragen berdasarkan data tahun

2005 sebanyak 865.417 jiwa,terdiri dari 427.253 penduduk laki laki dan 438.164

penduduk perempuan. Kepadatan penduduk rata rata 919 jiwa/km2. Luas wilayah

94.155 Ha, luas sawah 40.129 Ha , tanah kering 54.026 Ha. Dibagi menjadi 2

bagian, yaitu :

a. Sebelah selatan Bengawan Solo :

1) Luas Wilayah : 32.760 ha (34,79 %)

2) Tanah Sawah : 22.027 ha (54,85 %) 9 Kecamatan 88 Desa dan

Kelurahan.

b. Sebelah utara Bengawan Solo :

1) Luas Wilayah : 61.395 ha (65,21 %)

2) Tanah Sawah : 18.102 ha (45,15 %) 11 Kecamatan 120 Desa.

Bengawan Solo adalah sungai terpanjang di pulau Jawa, Indonesia

dengan mata air daerah Wonogiri dan bermuara di daerah Bojonegoro.Sungai ini

(33)

commit to user

Jawa Timur. Kabupaten yang dilalui adalah Wonogiri, Pacitan, Sukoharjo,

Klaten,Solo ,Sragen, Ngawi, Blora, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, dan Gresik.

Sragen berada di lembah daerah aliran Sungai Bnegawan Solo yang

mengalir ke arah timur.Sebelah utara berupa perbukitan, bagian dari sistem

pegunungan kendeng.Sedangkan di selatan berupa pegunungan, lereng gunung

lawu.Sragen terletak di jalur utama Solo-Surabaya.Kabupaten ini merupakan

gerbang utama sebelah timur Provinsi Jawa Tengah, yang berbatasan langsung

dengan Provinsi Jawa Timur.Sragen juga dilintasi jalur kereta api,di bagian lintas

selatan Pulau Jawa (Surabaya-Jogyakarta-Jakarta) dengan stasiun terbesarnya

Sragen, serta di bagian lintas utara (Semarang-Solo) dengan stasiun terbesarnya

Gemolong.

2. Pembagian Administratif

Kecamatan adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di

bawah kabupaten atau kota. Kecamatan terdiri atas desa-desa atau kelurahan -

kelurahan. Kabupaten Sragen terdiri atas 20 kecamatan, yang di bagi atas

sejumlah 208 desa dan kelurahan.Pusat pemerintahan berada di Kecamatan

Sragen. Kecamatan tersebut antara lain :

a. Sragen

b. Karangmalang

c. Gemolong

d. Tanon

e. Ngrampal

(34)

commit to user g. Gesi

h. Kedawung

i. Plupuh

j. Sukodono

k. Gondang

l. Masaran

m. Sambirejo

n. Sumberlawang

o. Jenar

p. Miri

q. Sambungmacan

r. Tangen

s. Kalijambe

t. Mondokan

Keadaan alam di kabupaten Sragen mempunyai relief yang beraneka

ragam,ada daerah pegunungan kapur yang membentang dari timur ke barat

terletak di sebelah utara bengawan Solo dan dataran rendah yang tersebar di

seluruh kabupaten Sragen dengan jenis tanah gromusol,alluvial

regosol,latosol dan mediteran. Klimatologi kabupaten Sragen mempunyai

iklim tropis dan temperatur sedang dengan curah hujan rata-rata 3.000

mm/tahun dan hari hujan dengan rata-rata dibawah 150 hari/tahun.

(35)

commit to user

B. Gambaran Umum Pariwisata Di Kabupaten Sragen

Sragen merupakan salah satu kabupaten yang berada di wilayah

administrasi Provinsi Jawa Tengah yang berbatasan langsung dengan Provinsi

Jawa Timur (Kabupaten Ngawi).Dengan demikian, Sragen merupakan pintu

gerbang kedatangan atau kunjungan wisatawan ke Jawa Tengah dari arah timur

( Bali Dan Jawa Timur). (Dispar,Pesona dan Produk Unggulan Daerah

Kabupaten Sragen,2007)

Secara garis besar wilayah Kabupaten Sragen bercirikan tanah kapur dan

kurang subur di wilayah bagian utara bengawan Solo, karena merupakan bagian

dari pegunungan Kendeng yang berkapur.Sedangkan di daerah selatan bengawan

solo relatif lebih subur karena merupakan bagian dari pegunungan lawu.

Pariwisata sebagai salah satu aset ekonomi Sragen yang memiliki

prospek menjanjikan dan dapat memberikan konstribusi kepada peningkatan asli

daerah.Dengan demikian, sektor pariwisata diharapakan mampu menjadi

penggerak ekonomi lokal sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan

masyarakat dan menciptakan lapangan pekerjaan.

Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat

penting.Sebagai contoh, saat negeri ini sedang dilanda krisis moneter lalu

peristiwa pengeboman di berbagai daerah disusul dengan adanya travel warning

dan travel advisor dari berbagai negara , bidang pariwisata sangat mersakan

imbasnya termasuk pariwisata Sragen.Jumlah kunjungan wisatawan asing ke

Kabupaten Sragen berkurang.Namun, pariwisata Sragen tidak membutuhkan

waktu lama untuk pulih.Dalam waktu yang relatif singkat, tingkat kunjungan

(36)

commit to user

selalu meningkat dari tahun ke tahun,dan berimbas pada peningkatan pendapatan

dari sektor pariwisata.

Pariswisata di Kabupaten Sragen memiliki banyak objek dan wisata

bernilai religius, historis, dan ekonomi yang tinggi. Karakteristik utama pariwisata

di Sragen adalah mengandalkan panorama atau alam yang indah, budaya

tradisional yang masih terjaga, disertai dengan ketersediaan pemandu wisata

profesional dan berbagai fasilitas berstandar internasional.

Perpaduan antara objek wisata yang menarik dan sentuhan manajeman

modern berdampak positif bagi perkembangan industri pariwisata di Sragen. Pada

tahun 2001 hingga 2011, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Sragen mencapai

221.635 orang, sedangkan pada akhir tahun 2011 meningkat menjadi 289.444

orang.Jumlah pendapatan yang di capai obyek-obyek wisata mengalami kenaikan

dari Rp 477.161.450,- pada tahun 2007 menjadi Rp 660.794.500,- pada akhir

2011.

Beberapa objek wisata di Sragen antara lain Museum Sangiran,Waduk

Kedungombo,Pacuan Kuda Nyai Ageng Serang di Ngargotirto,Pemandian Air

Bayanan,Wisata Religi Makam Pangeran Samudro di Gunung Kemukus,Makam

Joko Tingkir,Wisata belanja batik di Kliwonan dan lain sebagainya.

Di saat yang sama, tren yang berlangsung dalam satu dekade belakangan

ini menunjukkan bahwa para wisatawan cenderung meminati objek wisata

alam.Objek-objek wisata yang menjual eksotisme alam dan nuansa masyarakat

tradisional lebih di senangi dan banyak peminatnya.

Wisatawan baik lokal maupun mancanegara di masa sekarang mengalami

(37)

commit to user

ingin menikmati panorama alam yang indah dari sebuah daerah,namun juga ingin

mengenal bahkan berinteraksi lebih intim ke dalam suatu kultur

masyarakat.Dengan kecendurungan pariwisata semacam itu,kehidupan

masyarakat,kreasi seni dan budaya serta peninggalan sejarah yang terangkum

dalam satu paket wisata lebih banyak diminati para wisatawan.

Keindahan alam mudah dijumpai di Sragen, keseharian masyarakatnya

cukup dekat dengan tradisi nenek moyang. Keramah-tamahan, kehidupan khas

agraris yang kaya dengan kearifan lokal masih terjaga dengan baik.fenomena

tersebut menjadi sangat penting untuk berinvestasi di sektor pariwisata. Ada pula

keuntungan yang akan diperoleh calon investor bila endak mengembangkan

pariwisata di Sragen sudah siap.Akses jalan yang baik, air bersih, listrik,

penginapan dan berbagai fasilitas pendukung lainnya yang telah tersedia. Investor

tinggal mengembangkan format yang sudah ada menjadi bentuk yang diinginkan.

1. Sangiran

Museum Sangiran adalah museum arkeolog bertaraf internasional.

Sangiran memiliki wilayah seluas 56 KM persegi. Bentangan kawasan dari

utara ke selatan sepanjang 9 KM dan bentangan kawasan dari barat ke timur

sepanjang 7 KM. Di wilayah ini telah ditemukan fosil lebih dari 13.000 buah.

Temuan fosil-fosil Homonid Purba antara lain Homo erectus, Stegodon

trigonocephalus (gajah), Bubalus palaeokarabau (kerbau), dan sebagainya.Di

lokasi situs Sangiran ini pula, untuk pertama kalinya ditemukan fosil rahang

bawah Phithecantropus erectus (salah satu spesies dalam taxon Homo

(38)

commit to user

sudah di temukan 70 individu fosil manusia Homo erectus di situs

Sangiran.Jumlah ini merupakan 65 % dari seluruh fosil Homo erectus yang

ditemukan di Indonesia atau sekitar 50 % dari populasi homo erectus di

seluruh dunia. (http://www.sangiran-sragen.com)

Untuk meningkatkan pelayanan kepada para wisatawan, di Kawasan

Sangiran telah dibangun Menara Pandang dan Wisma Sangiran. Para

wisatawan bisa menikmati keindahan dan keasrian panorama di sekitar

Kawasan Sangiran dari ketinggian lewat Menara Pandang Sangiran. Selain itu,

untuk memenuhi kebutuhan para wisatawan akan tempat penginapan yang

nyaman di Kawasan Sangiran telah dibangun Wisma Sangiran ( Guest House

Sangiran) yang terletak di sebelah Menara Pandang Sangiran.

Wisma Sangiran ini berbentuk joglo (rumah adat Jawa Tengah)

dengan ornamen-ornamen khas Jawa yang dilengkapi dengan pendopo

sebagai lobby . Keberadaan Wisma Sangiran ini sangat menunjang kegiatan

yang dilakukan oleh para tamu atau wisatawan khususnya bagi mereka yang

melakukan penelitian (research) tentang keberadaan fosil di Kawasan

Sangiran.Wisma Sangiran memiliki fasilitas-fasilitas yang memadai, antara

lain :

a. Deluxe Room, sebanyak dua kamar dilengkapi dengan double bed , bath

tub dan shower , washtafel, meja rias dan rak.

b. Standard Room, sebanyak tiga kamar dilengkapi dengan double bed , bak

mandi, washtafel , dan meja rias; Ruang Keluarga yang dilengkapi

(39)

commit to user

Pendopo (Lobby) yang dilengkapi dengan meja dan kursi serta tempat

parkir.Selain fasilitas-fasilitas tersebut, juga disediakan mobil (mini train )

untuk memudahkan mobilitas para wisatawan yang berkunjung ke Kawasan

Sangiran. (Brosur Wisata Situs Manusia Purba Sangiran)

2. Pemandian Air Panas Bayanan

Pemandian Air Panas Bayanan merupakan salah satu daerah tujuan

wisata minat khusus yang dimiliki oleh Kabupaten Sragen, dalam hal ini

adalah untuk wisata kesehatan ( health tourism ) yang dipadukan dengan daya

tarik wisata alam atau ekowisata. Menurut cerita yang berkembang di tengah

masyarakat, air panas Bayanan dianggap memiliki banyak khasiat dalam

menyembuhkan berbagai penyakit, seperti : rematik, gatal-gatal, dan penyakit

lainnya. Sehingga oleh orang terdahulu sumber air panas itu dinamakan

“Hyang Tirto Nirmolo”.Ternyata kebenarannya terbukti sehingga banyak

pengunjung berdatangan untuk membuktikan khasiatnya. Selain bisa

menyembuhkan berbagai penyakit di atas, air panas tersebut dipercaya juga

bisa menurunkan kadar kolesterol dalam darah, memulihkan kebugaran tubuh,

meningkatkan vitalitas tubuh, memelihara kesegaran sendi–sendi dan otot,dan

menghilangkan capek-capek.(Wisata Kesehatan Bayanan,2008)

Pemandian Air Panas Bayanan ini terletak tepat di sebelah tenggara

ibukota Kabupaten Sragen yaitu di Dusun Bayanan, Desa Jambeyan,

Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen. Secara geografis, Pemandian Air

Panas Bayanan terletak sekitar 17 km di sebelah tenggara ibukota Kabupaten

Sragen. Jarak tersebut bisa dicapai dengan menggunakan kendaraan pribadi

(40)

commit to user

Pemandian Air Panas Bayanan juga memiliki daya tarik wisata alam.

Suasana alam pedesaan yang masih alami dapat menjadi daya tarik tersendiri

bagi wisatawan yang berasal dari kota. Para wisatawan bisa melakukan

kegiatan menjelajah (tracking) maupun berkemah (camping) di hutan karet

yang berada tidak jauh dari lokasi pemandian tersebut dan di kawasan bukit

yang mengitari Pemandian Air Panas Bayanan.Pada saat-saat tertentu,

misalnya menjelang Bulan Puasa dan Lebaran, di objek wisata ini sering

diselenggarakan kegiatan seni budaya, misalnya pentas dangdut maupun

campursari.

3. Kedung Ombo

Waduk Kedung Ombo merupakan bendungan raksasa seluas 6.576

hektar yang areanya mencakup sebagian wilayah di tiga Kabupaten, yaitu;

Sragen, Boyolali, dan Grobogan. Waduk yang membendung lima sungai itu

terdiri dari wilayah perairan seluas 2.830 hektar dan 3.746 hektar lahan yang

tidak tergenang air. Lokasi obyek wisata Waduk Kedung Ombo yang menjadi

andalan Sragen terletak di Kecamatan Sumberlawang, sekitar 30 km dari

pusat kota. Selain disuguhi pemandangan nan indah, para pengunjung Waduk

Kedung Ombo bisa menikmati wisata air, menumpang perahu motor

bertualang mengunjungi pulau-pulau yang bermunculan di tengah waduk.

Anda penyuka ikan bakar atau hobi mengail ikan? Jangan khawatir, di Waduk

Kedung Ombo juga tersedia tempat pemancingan sekaligus warung yang

(41)

commit to user

kendaraan di area parkir, aroma wangi ikan yang dibakar atau digoreng

langsung menyergap, mengundang selera makan.(www.sragenkab.go.id)

Di kawasan Waduk Kedung Ombo, tepatnya di desa Ngargotirto,

telah dibangun arena pacuan kuda dengan lintasan sepanjang 600 meter.

Arena pacuan kuda yang diberi nama Nyi Ageng Serang itu merupakan

miniatur dari lapangan pacuan kuda Pulo Mas Jakarta. Pada bulan Desember

2006 silam di lokasi tersebut dilangsungkan kejuaraan pacuan kuda tingkat

nasional memperebutkan piala Gubernur Jawa Tengah. Potensi

pengembangan obyek wisata adalah memperbanyak homestay yang menyatu

dengan rumah penduduk, sehingga para wisatawan dapat tinggal lebih lama

di kawasan Waduk Kedung Ombo. Adanya homestay membuat wisatawan

dapat melihat dari dekat kehidupan sehari-hari masyarakat, dan bahkan

menjalani kehidupan seperti penduduk lokal.

4. Wisata Budaya Keagamaan Gunung Kemukus

Objek Wisata Ziarah Makam Pangeran Samudro yang lebih dikenal

dengan sebutan "GUNUNG KEMUKUS" terletak di Desa Pendem,

Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Sekitar + 29 km

di sebelah utara kota Solo. Dari kota Sragen sekitar 34 km ke arah utara.

Jarak tersebut bisa dicapai dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun

kendaraan umum.

Kawasan Gunung Kemukus merupakan sebuah bukit dengan

ketinggian sekitar 300 meter di atas permukaan laut dengan dibangunnya

(42)

commit to user

bukit yang menjorok ke tengah Waduk Kedung Ombo. Oleh karena itu,

Obyek Wisata Gunung Kemukus juga merupakan salah satu objek wisata tirta

di Kabupaten Sragen. Komplek Makam Pangeran Samudro adalah Obyek

Wisata Budaya di Kabupaten Sragen. Komplek tersebut terdiri dari beberapa

kawasan yaitu :

a. Bangunan utama berbentuk rumah joglo dengan dinding batu bata dan

bagian atas berdinding kayu papan. Didalamnya terdapat tiga makam.

Satu buah makam besar yang ditutupi kain selambu adalah makam

Pangeran Samudro dan R.Ay. Ontrowulan. Sedangkan, dua makam

lainnya adalah makam dua abdi setia Pangeran Samudro yang selalu

mengikuti beliau kemanapun pergi.

b. Di sebelah kanan makam terdapat sendang/sumber air yang bernama

"Sendang Ontrowulan". Sendang tersebut merupakan tempat bersuci

R.Ay. Ontrowulan ketika akan menemui putranya yang sudah meninggal.

Air sendang tersebut dikenal tidak pernah habis, bahkan di musim

kemarau sekalipun.

Selain pesona keindahan tersebut, obyek wisata ini juga memiliki

pesona spiritual bagi sebagian orang.Banyak pengunjung dari berbagai daerah

di indonesia berziarah ke tempat ini, terutama pada hari kamis malam jumat

pon dan kliwon.(Brosur Wisata Kawasan Waduk Kedungombo)

5. Desa Wisata Kliwonan

Sragen awal mulanya identik dengan batik Surakarta, terutama di era

(43)

commit to user

umumnya pernah bekerja sebagai buruh batik di perusahaan milik juragan

batik Surakarta. Namun kemudian, batik Sragen berhasil membentuk ciri

khas yang berbeda dari gaya Yogyakarta dan Surakarta. Batik gaya

Yogyakarta umumnya memiliki dasaran atau sogan putih dengan motif

bernuansa hitam atau warna gelap. Corak Yogyakarta ini biasa disebut batik

latar putih atau putihan. Beda lagi dengan batik gaya Surakarta, biasanya

memiliki warna dasaran gelap dengan motif bernuansa putih. Biasa disebut

batik latar hitam atau ireng. Batik Yogyakarta dan Surakarta juga lebih kuat

dalam mempertahankan motif gaya kraton yang telah menjadi patokan baku,

misalnya parang,kawung, sidodrajat, sidoluhur, dan lain sebagainya.

Batik Sragen lebih kaya dengan ornamen flora dan fauna. Ada

kalanya dikombinasi dengan motif baku. Motif tumbuhan atau hewan yang

disusupi motif baku seperti parang, sidoluhur, dan lain sebagainya.Guratan

motif batik Sragen dewasa ini cenderung menyiratkan makna secara tegas.

Jauh lebih lugas ketimbang corak Yogyakarta dan Surakarta

Desa wisata batik terletak 13 kilometer dari pusat kota Kabupaten

Sragen dan telah dilengkapi dengan infrastruktur dan sarana publik yang

memadai. Di sepanjang jalan menuju lokasi desa wisata yang terletak 4

kilometer dari jalan besar itu, pengunjung akan disuguhi hamparan

persawahan dan rumah penduduk yang tertata rapi.

Tiba di desa wisata batik, pelancong tidak hanya dapat berbelanja.

Wisatawan juga dapat melihat proses pembatikan, seperti proses penjemuran,

pewarnaan, pemberian motif, pelapisan dengan sejenis parafin, dan

(44)

commit to user

Kliwonan tanpa membawa pulang buah tangan khas kawasan ini. Banyak

pilihan cenderamata yang dapat dibeli oleh para wisatawan, antara lain :

a. Kerajinan kain perca batik berupa tas, dompet cantik, bantal hias, selimut

dan lain- lain.

b. Kerajinan grabah ndeso yang terbuat dari tanah liat hitam yang

menciptakan tekstur kasar namun antik dan eksotis. Gerabah ndeso

tersebut dapat berbentuk tempayan air, pot bunga, kuali, dan sebagainya

c. Kerajinan sangkar burung desa wisata ini memiliki kekayaan alam

berupa bambu yang melimpah terutama di daerah tepian Sungai

Bengawan Solo. Bambu-bambu tersebut oleh penduduk setempat diolah

menjadi berbagai barang kerajinan yang cantik antara lain sangkar

burung.

Selain oleh-oleh khas Desa Wisata batik tersebut wisatawan yang

berminat tinggal beberapa hari dapat menginap di rumah-rumah penduduk

yang telah dijadikan homestay. (Brosur Kliwonan Desa Wisata Batik)

6. Kolam Renang Kartika

Kolam Renang Kartika merupakan salah satu objek wisata tirta

andalan yang dimiliki oleh Kabupaten Sragen.Objek wisata ini terletak

didalam kota kurang lebih 500 m dari alun- alun kota Sragen dan mudah

untuk dicapai. Berbagai fasilitas disediakan untuk mendukung kenyamanan

pengunjung, antara lain kolam renang utama, kolam renang anak-anak yang

dilengkapi dengan ban pengaman, kolam luncuran, kolam pemancingan,

(45)

commit to user

dicapai dengan melewati alun-alun kota, lalu belok ke kanan + 1,5 KM .

(Pesona dan Produk Unggulan Daerah Kabupaten Sragen,2007)

Untuk kenyamanan wisatawan maka kolam renang ini selalu

dilakukan pengurasan satu kali dalam seminggu. Kolam Renang Kartika

dilengkapi dengan arena permainan anak-anak. Fasilitas yang tersedia adalah

papan luncur bergelombang, kamar ganti pakaian putra/putri, toilet, cafetaria,

gudang, kantor pengelola, dan lain-lain. Beberapa usaha yang telah dan akan

ditempuh antara lain perluasan areal objek wisata sehingga dapat

meningkatkan daya tampung pengunjung serta meningkatkan keleluasaan

gerak dan kenyamanan pengunjung; pembangunan dan penataan taman

bermain serta penambahan alat-alat permainan; dan penataan kafetaria serta

penambahan kolam renang baru.

7. Taman Dayu Alam Asri

Di Kabupaten Sragen telah berdiri sebuah tempat wisata bernuansa

pedesaan yang sangat lengkap dan sarat dengan nilai pendidikan dan

hiburan.Obyek ini terletak di Desa Dayu, Kecamatan Sragen sekitar 20 KM

dari Kota Solo,Dayu Alam Asri menyimpan sejuta potensi yang siap

dinikmati oleh para wisatawan dari berbagai usia. Selain karena keindahan

alam pedesaan yang mempesona dengan deretan pohon jati yang menaungi

areal seluas hampir 5 Ha, berbagai fasilitas pendukung telah disediakan demi

kenyamanan para wisatawan yang berkunjung ke tempat ini antara lain : mini

(46)

commit to user

pertemuan, gazebo, kolam renang lengkap dengan arena luncuran, resto, dan

sebagainya. (Pesona dan Produk Unggulan Daerah Kabupaten Sragen,2007)

Masuk lebih jauh ke arena wisata ini, para wisatawan akan disuguhi

sebuah taman lalu lintas di mana anak-anak bisa bermain dan belajar tentang

disiplin berlalu lintas dengan cara yang tentu saja mengasyikan dan mudah

diterima oleh mereka. Selain itu, mereka juga bisa bermain air sepuasnya di

kolam renang yang lengkap dengan luncuran yang penuh warna.

Selain itu bagi para wisatawan yang menyenangi tantangan serta

kegiatan yang cukup ekstrim dan menantang adrenalin, sebuah wahana flying

fox yang terbentang di atas sungai selebar 50 M dan ber- canoeing menyusuri

sungai Dayu yang siap untuk dicoba.

Untuk menambah citra tempat wisata ini sebagai objek wisata alam

dan wisata agro, areal pertanian organik terhampar luas. Berbagai jenis

tanaman sayur dan buah di tanam di Dayu.Tanaman-tanaman tersebut antara

lain buah naga, pepaya, jeruk, pisang, kacang panjang, cabai, tomat, pare,

terung, singkong, ubi jalar, ceme, sawi hijau, mangga, tebu, padi, dan

sebagainya.

Bagi para pecinta ikan, wisatawan akan dimanjakan oleh jajaran

akuarium yang lengkap dengan berbagai koleksi ikan yang berupa warna,

bentuk, dan ukuran.Untuk masalah penginapan di Dayu Alam Asri ini juga

menyediakan fasilitas resort berbagai fasilitas dipersiapakan di resort ini

antara lain kamar tidur, kamar mandi dengan bath tube air hangat dan dingin,

pantry , garasi, AC, kolam renang, ruang tamu, dan teras belakang dengan

(47)

commit to user

Selain itu dayu Alam Asri juga dilengkapi dengan restoran, tidak

lengkap rasanya jika berkunjung ke suatu tempat wisata tanpa mencicipi

menu-menu yang ditawarkan di resto-resto sekitar lokasi wisata.Sebagai

daerah tujuan wisata keluarga, Dayu Alam Asri juga siap menjadi tuan rumah

berbagai pertemuan. Sebuah meeting room berbentuk joglo berdiri di

kawasan wisata ini. (Pesona dan Produk Unggulan Daerah Kabupaten

(48)

commit to user

35 BAB III

POTENSI WISATA KERAJINAN TENUN GOYOR

DESA SAMBIREMBE

A. Pengrajin Tenun Goyor Di Desa Sambirembe

Kerajinan tenun Goyor ATBM di dukuh Wonosari, Desa Sambirembe

Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen sudah ada sejak tahun 1960-an. Pada

saat itu kerajinan tenun goyor masih sedikit pengrajinnya hanya ada beberapa

keluarga yang membuat kerajinan tersebut. Kerajinan tenun goyor pada saat itu

hanya di pasarkan atau di jual dalam sekala kecil yaitu di jual di pasar-pasar

tradisional di sekitar desa.Ada juga beberapa keluarga yang hanya menjadi buruh

tenun oleh juragan Solo pada saat itu. Lama kelamaan kerajinan ini mulai banyak

diproduksi oleh masyarakat sebagai home industri dan kini berkembang menjadi

sentra yang dinamis. Produksi masyarakat pada saat itu hanya untuk memenuhi

kebutuhan sendiri, seiring berjalannya waktu hasil produksinya pun dapat diterima

oleh konsumen di daerah lainnya.

Produk utama yang dihasilkan pada sentra ini adalah sarung kembang

atau sering disebut sebagai sarung goyor. Goyor adalah salah satu kain sarung

yang dibuat menggunakan alat tenun bukan mesin ( ATBM ).Mengapa disebut

Sarung Goyor hal ini dikarenakan Goyor dalam bahasa Jawa artinya lembek

karena jika digunakan kainnya jatuh,lembek tidak kaku makanya disebut Sarung

(49)

commit to user

adem ini jika tentu cocok untuk masyarakat Indonesia yang berada di kawasan

tropis yang bersuhu panas.

Penyebutan ini berkaitan dengan proses produksi yang dilakukan yaitu

sebelum benang ditenun terlebih dahulu diikat, sehingga benang yang tidak diikat

akan terkena warna sesuai dengan design dan pola yang dikehendaki. Pola atau

gambar yang digunakan bermotif bunga (kembang) dengan susunan tetris atau

berbalok-balok. Sarung ini juga mempunyai kelenturan tersendiri dan tidak mudah

kusut sehingga masyarakat menyebutnya sebagai sarung goyor.

Alat produksi sarung goyor dikerjakan menggunakan tenun tradisional

ATBM yang sering disebut juga dengan tenun tok-klek (karena bunyi-bunyian

yang dihasilkan). Bahan bakunya menggunakan benang rayon yang diimpor dari

Cina dan India dengan ketebalan 60/2 dan 40/2. Desa Sambirembe saat ini

terdapat banyak orang pengrajin yang bekerja secara mandiri dengan ATBM yang

beroperasi. Kondisi ini masih jauh lebih baik dibandingkan pada masa kejayaan

sarung goyor yaitu saat terjadinya krisis moneter sekitar tahun 1995 – 1999.

B. Potensi Wisata Desa Sambirembe

Desa Sambirembe adalah desa yang memiliki sentra kerajinan tenun

goyor atau yang sering disebut sarung goyor ini mempunyai memiliki banyak

potensi sebagai tujuan wisata. Desa tersebut wisatawan dapat melihat dan belajar

membuat kain tenun goyor dari awal sampai akhir mulai dari proses pewarnaan

benang, pemintalan benang dan proses menenun dengan ATBM (Alat Tenun

(50)

commit to user

berbeda dengan kerajinan tenun yang ada di daerah lain yaitu kerajinan yang di

produksi desa tersebut adalah kain tenun kualitas satu dengan bahan yang

berkualitas satu yaitu benang rayon yang di impor dengan benang ukuran 60/2.

Selain itu untuk motif dan warna lebih beragam pilihan seperti warna - warna

cerah yang mencolok dan warna gelap yang begitu adem dengan motif-motif yang

rumit dan berbeda.

Selain sebagai pengrajin kerajinan tenun masyarakat lainnya juga

memiliki aktivitas lainnya selain sebagai penenun yaitu banyak penduduk juga

menjadi pengrajin kerajinan meubel kayu seperti membuat lemari, kursi, meja dan

berbagai kerajinan mebel lainya. Panorama alam pedesaan Desa Sambirembe juga

indah dan asri yang memiliki hamparan luas tanaman padi yang subur di

sepanjang jalan yang mampu menjadi salah satu terapi untuk menyegarkan pikiran.

Tanah yang subur yang dimiliki desa tersebut juga dimanfaatkan masyarakat

sekitar untuk bercocok tanam atau bertani di ladang atau kebun masyarakat

setempat seperti seperti menanam padi, jamur, singkong, kacang tanah, jagung

dan selain itu juga sebagian juga masyarakat beternak sapi, unggas dan kambing

untuk menambah penghasilan selain sebagai pengrajin atau petani.

Desa sambirembe juga masih satu kawasan dengan obyek wisata Situs

Sangiran, Gunung Kemukus, Waduk Gedung Ombo dan Taman Kolam Renang

Kinkong, memungkingkan wisatawan berkunjung ke Desa Sambirembe atau

(51)

commit to user

1. Jenis Motif Tenun Goyor Dan Proses Pembuatan Tenun Goyor

Goyor dalam bahasa Jawa artinya lembek karena jika digunakan

kainnya jatuh, lembek tidak kaku makanya disebut Sarung Goyor. Adapula

yang menyebut kain byur artinya pun sama. Jenis kain yang adem ini tentu

cocok untuk masyarakat Indonesia yang berada di kawasan tropis

yang bersuhu panas dan mempunyai banyak kelebihan diantaranya adalah

mempunyai kelenturan tersendiri, tidak mudah kusut, tidak mudah luntur, di

pakainya nyaman (Cuaca panas akan sejuk dipakainya,cuaca dingin akan

hangat dipakainya), tidak mudah robek, dan tenunannya halus.

a. Jenis Motif Tenun Goyor

1) Motif Botolan / Timuran

Jenis motif ini terlihat seperti botol yang kecil-kecil dan relative

lebih rumit dari pada motif Balian. Proses pembuatnnya pun lebih

lama dan harganya lebih mahal.

2) Motif Balian / Tegalan

Motifnya lebih besar dari pada jenis botolan. Pengerjaanya tentu

lebih mudah begitupun proses pembuatannya lebih singkat.Karena

itu harganya lebih murah daripada yang bermotif Botolan.

b. Proses produksi “Sarung Goyor” terbagi dalam 2 (dua) bagian, yaitu

Bagian Pakan. Bagian ini adalah kegiatan mempersiapkan dari benang

putih (bahan dasar) hingga menjadi benang siap tenun, yang nantinya di

mesin tenun dipakai untuk posisi horizontal. Berikut alur produksi

(52)

commit to user

1) Benang Putih polos yang sudah di beli, di putihkan lagi, hal ini

dimaksudkan memudahkan pewarnaan lain selain putih, serta

biasanya warna asli dari toko masih terlihat kotor

2) Benang yang sudah diputihkan tadi kemudian diklos,

menggunakan mesin moral. Ini adalah proses memindahkan

benang gulungan ke kletekan, sehingga benang tidak mudah kusut

3) Setelah pindah ke kletek, kemudian dipindahkan ke Plangkan ,

bila sudah penuh dipola/digambar sesuai motif yang di inginkan.

4) Sesuai dengan pola/gambar pada posisi garis pola/gambar tadi

ditali dan di tolet. Ini adalah proses pewarnaan yaitu setelah

selesai ditali/ditolet dicelupkan zat pewarna, sehingga bagian

yang ditali tidak kena warna hasil pemcelupan tadi. Proses ini

berulang-ulang sesuai dengan jumlah warna yang dikehendaki

5) Setelah pewarnaan selesai, tali yang dipakai sebagai penutup tadi

dilepas/dioncek. Kegiatan ini harus hati-hati jangan sampai putus

benangnya. Bila putus pola/gambarnya akan bergeser

6) Setelah dioncek, benang tadi di palet, yaitu dipindahkan ke alat

bernama gun. Alat gun inilah yang nantinya menempati teropong

digeser melintang kiri kanan (hoirisontal) pada mesin

tenun.Bagian Lungsen

Di bagian ini adalah kegiatan mempersiapkan benang putih (bahan dasar)

untuk dipakai posisi vertical. Berikut alur produksi “Sarung Goyor"

Gambar

Tabel 2. Daftar Penerima Bantuan ATBM  ......................................................
gambar yang digunakan bermotif bunga (kembang) dengan susunan tetris atau
Tabel 1. Daftar Anggota Koperasi Agawe Makmur Tahun 2012
Tabel 2. Daftar Penerima Bantuan ATBM Tahun 2012

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu asas penting yang wajib diperhatikan adalah bahwa hakim wajib mengadili semua bagian tuntutan dan dilarang menjatuhkan putusan atas perkara yang tidak dituntut

Jarak genetik digunakan untuk melihat kedekatan hubungan genetik antar individu badak Sumatera dan spesies badak lain melalui penggunaan analisis perhitungan Pairwie Distance

Menutup kegiatan pembelajaran dengan berdo’a bersama V Alat/Bahan/Sumber Belajar:.. A Kerja logam,

Sosialisasi atau kampanye budaya organisasi membuthkan waktu yang tidak lama, terutama bagi para individu yang bekerja di dalamnya, apabila dikaitkan dengan teori evaluasi

Semasa pemain daripada pasukan lawan yang dibenarkan berada dalam kawasan itu membuat hantaran percuma, bola tidak boleh dibaling melebihi kawasan gelanggang

Peningkatan kompetensi peserta PEDAMBA: Kelas Pemanfaatan Software Tracker dalam pelajaran Fisika Tahap ke-I” dapat dilihat dari hasil evaluasi pelaksanaan

Berdasarkan Analisis Situasional dan Analisa Kebijakan khususnya dengan SAST dan ISM dapat disusun model konseptual yang terdiri dari : model manajemen kultur,

KESATU : Menetapkan Petunjuk Teknis Pemberian Penghargaan dan Pemberian Hukuman Disiplin Bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya