• Tidak ada hasil yang ditemukan

5. Demokratis-Participan Model

2.8 Strategi Eksistensi Televisi Lokal

Untuk mempertahankan eksistensi dan memperbaiki kondisi, stasiun Televisi Lokal sebisa mungkin menjalankan berbagai strategi diantaranya (Morrisan, 2008:140):

a. Meningkatkan Kualitas Teknik dan SDM

Tanggung jawab menjalankan stasiun penyiaran terbagi dua hal yaitu; Manajemen penyiaran, dan Pelaksanaan operasional penyiaran. Fungsi manajemen pada stasiun penyiaran akan mengalir berurutan mulai dari puncak hingga ke bawah. Pemimpin tertinggi direktur utama, manajer umum, hingga

staf yang bertugas dibawah payung manajemen organisasi penyiaran dimana setiap bidang-bidang tugas bekerja mewujudkan stasiun penyiaran.

Fungsi operasional ialah mereka yang menjadi bagian lembaga penyiaran para teknisi, perancang program, dan staf produksi yang membuat materi acara untuk stasiun penyiaran itu. Secara umum stasiun penyiaran dapat dikenal dengan 3 tiga bagian utama, yaitu;

1. Bagian Program (Program acara, Produksi, Pemberitaan, Pemasaran/Penjualan).

2. Bagian Teknik (Pemancar, Studio, Sarana dan Prasarana Teknik)

3. Bagian Supporting (Keuangan, Administrasi, Sumber Daya Manusia, Diklat) Menjalankan suatu stasiun penyiaran merupakan pekerjaan yang penuh tuntutan dan membutuhkan keahlian, kemampuan dan energi yang tinggi karenanya manajemen stasiun penyiaran membutuhkan orang-orang terbaik. Suatu stasiun penyiaran hanya akan bisa bagus kalau orang yang menjalankannya bagus juga. Suatu stasiun penyiaran akan sukses apabila dapat menggabungkan orang-orang dengan bakat, kreatif dan memiliki kemampuan teknis dan manajerial. Peralatan yang bagus dan lengkap tidak dengan sendirinya membuat suatu stasiun penyiaran menjadi bagus pula. Kalau sekedar membeli peralatan bagus, maka setiap orang dapat melakukannya namun yang terpenting adalah orang yang mengunakan peralatan itu atau man behind the gun.

Programmer dalam memilih suatu program siaran harus mempertimbangkan waktu penayangan (timing), yaitu apakah program bersangkutan itu sudah cocok atau sesuai dengan zamannya. Setiap program memiliki cerita yang mencerminkan nilai-nilai sosial yang hidup dan diterima oleh masyarakat saat itu. Jika suatu program tidak sesuai atau bertentangan dengan nilai-nilai masyarakat setempat maka besar kemungkinan program tidak akan berhasil atau malah ditolak oleh masyarakat. Agar suatu program dapat berhasil maka program itu haruslah harmonis dengan waktu. Program yang

terlalu ketinggalan zaman akan ditinggalkan penonton; namun jika terlalu maju akan ditinggalkan penontonnya (Morrisan:2008:304).

Kelayakan SDM lembaga penyiaran televisi diukur dari 2 hal yaitu: a. Latarbelakang para pengelola lembaga penyiaran (penyiar dan tenaga

manajerial)

b. Dilihat dari sejauh mana pengelola lembaga penyiaran yang ada dilatih kecakapan dibidangnya. Bagi para broadcaster selayaknya dilakukan penguatan kemampuan dengan cara diikutkan dalam pelatihan atau kegiatan yang menunjang aktivitasnya. Dan bagi tenaga manjerial seyogyanya di tingkatkan kemampuannya dalam mengelola sebuah lembaga penyiaran komunitas.

Kelayakan teknis terletak pada sejauh mana lembaga penyiaran mampu memberikan pelayanan teknis terhadap pendengarnya, sehingga idealnya disaat melakukan siaran, program siaran yang ditangkap audien terlihat bagus dan menarik. Itu semua dapat terjadi manakala lembaga penyiaran menggunakan peralatan yang telah memenuhi standar penyiaran.

Tingkat dan jenis profesionalisme dari mereka yang bekerja dan menduduki jabatan pada berbagai posisi di media juga memberikan pengaruh. Secara umum, kita dapat mengharapkan bahwa semakin tinggi tingkat profesionalisme dari mereka yang bekerja dimedia akan menghasilkan media yang lebih otonom serta memiliki pandangan yang lebih maju terkait dengan tanggung jawab mereka kepada masyarakat.

b. Menguatkan Positioning

Positioning adalah strategi komunikasi yang berhubungan dengan bagaimana khalayak menempatkan suatu produk, merek atau perusahaan didalam otaknya, didalam alam khalayaknya, sehingga khalayak memiliki penilaian tertentu. Dengan demikian, positioning harus dilakukan dengan perencanaan yang matang dan langkah yang tepat. Pengelola media penyiaran harus mengetahui bagaimana audien memproses informasi, menciptakan

persepsi, dan bagaimana persepsi mempengaruhi pengambilan keputusannya. Sebab, sekali informasi ditempatkan pada posisi yang salah, ia akan sulit diubah. Positioning menjadi penting bagi media penyiaran karena tingkat kompetisi yang cukup tinggi saat ini. Persepsi terhadap perusahaan media penyiaran dan program yang disiarkannya memegang peranan penting dalam konsep positioning karena khalayak menafsirkan media bersangkutan melalui persepsi yaitu hubungan-hubungan asosiatif yang disimpan melalui proses sensasi. Suatu program acara harus memiliki pernyataan positioning yang memiliki hubungan erat dengan strategi merebut konsumen dan harus bisa memiliki citra atau persepsi yang hendak dicetak dalam benak konsumen. Citra itu harus berupa suatu hubungan asosiatif yang mencerminkan karakter suatu produk. Pernyataan positioning berupa kata-kata yang diolah dalam bentuk rangkaian kalimat menarik yang disampaikan dengan baik.

Kata-kata itu adalah atribut yang menunjukkan segi-segi keunggulan suatu produk atau perusahaan terhadap para pesaingnya. Semua kata-kata harus dirancang berdasarkan informasi pasar. Pernyataan yang dihasilkan harus cukup singkat, mudah diulang-ulang dalam iklan atau dalam bentuk-bentuk promosi lainnya, dan harus memiliki dampak yang kuat terhadap pasar sasaran. Pernyataan positioning yang baik dan efektif harus mengandung dua unsur yaitu klaim yang unik dan bukti-bukti yang mendukung.

Pernyataan positioning itu harus dapat diungkapkan secara jelas dan tegas yang dapat disusun berdasarkan pengalaman yang panjang dalam bidang tertentu, hasil-hasil studi, informasi dari mulut-kemulut atau publisitas yang ada. Pernyataan itu selain membuat atribut-atribut yang penting bagi konsumen juga harus dinyatakan dengan mudah, enak didengar, dan harus dapat dipercaya. Pernyataan itu harus disebarluaskan dengan teknik-teknik audiovisual yang baik dan dengan frekuensi yang cukup sering.

Dalam menyusun suatu pernyataan positioning, pengelola pemasaran harus mengetahui bagaimana audien membedakan produk bersangkutan

terhadap produk saingan lainnya. Myers (1996) dalam Morrisan (2008:163) membedakan struktur persaingan kedalam tiga tingkat, yaitu

1. Superioritas, suatu struktur persaingan yang dialami perusahaan atau

Dokumen terkait