• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Implementasi

Dalam dokumen panduan pdsda-pai (Halaman 38-43)

Strategi implementasi PDSDA-PAI disesuaikan dengan kondisi di lokasi dimana PDSDA-PAI akan diimplementasikan. Strategi ini dikelompokkan sebagai berikut :

1. Lokasi belum memiliki file digital jaringan irigasi

2. Lokasi belum memiliki file digital jaringan irigasi tetapi sudah ada hardcopy sketsa jaringan irigasi

3. Lokasi memiliki file digital jaringan irigasi tetapi belum berdasarkan titik koordinat bumi

4. Lokasi memiliki file digital jaringan irigasi yang sudah berdasarkan titik koordinat bumi.

7.1. Lokasi belum memiliki file digital jaringan irigasi

Strategi implementasi PDSDA-PAInya digambarkan sebagai berikut :

Gambar diatas memperlihatkan alur pemrosesan data di lokasi yang belum memiliki file digital jaringan irigasi :

1. Survey walkthrough (penelusuran), dengan menelusuri jaringan irigasi mulai dari bangunan pengambilan (bendung, bendungan, pompa, freeintake, dll) sampai dengan bangunan akhir

 Ambil foto

 Ambil video, jika dirasakan perlu

2. Proses backend, dilakukan dengan menggunakan program aplikasi PDSDA-PAI, sebagai berikut: :

a) Jika survey diperlengkapi dengan GPS  Download file GPS

 Konversi file GPS ke shapefile (layer bangunan dan saluran)

 Cleaning shapefile (memberikan atribut topologi) dengan menggunakan PDSDA-PAI

 Lakukan sampai selesai sehingga terbentuk skema irigasi yang memiliki georeferensi untuk layer bangunan dan saluran

b) Jika survey tidak diperlengkapi dengan GPS

 Buat skema irigasi (tanpa georeferensi) dengan menggunakan PDSDA-PAI

 Lakukan sampai selesai untuk semua bangunan dan saluran sehingga terbentuk skema irigasi yang tidak memiliki georeferensi

c) Isi atribut bangunan atau saluran berdasarkan isian formulir survey PAI pada PDSDA-PAI

d) Download file foto dan inputkan pada PDSDA-PAI e) Download file video dan inputkan pada PDSDA-PAI

7.2. Lokasi belum memiliki file digital jaringan irigasi tetapi

memiliki hardcopy sketsa skema irigasi

Strategi implementasi PDSDA-PAInya digambarkan sebagai berikut :

Ambil Koordinat Bangunan dan Saluran

Pencocokan Sketsa Skema Irigasi GPS ? Tidak

Ya

Isi Formulir Survey

Ambil Foto Ambil Video Download File GPS Skema Irigasi (Georeferensi) Konversi ke Shapefile Buat Skema Irigasi (Tidak Georeferensi)

Skema Irigasi (Tidak Georeferensi)

Isi Atribut Bangunan / Saluran

Input File Foto

Input File Video Download File Foto

Download File Video

Walkthrough Back end

Menuju ke bangunan dan saluran

Cleaning Shapefile

Gambar diatas memperlihatkan alur pemrosesan data di lokasi yang belum memiliki file digital jaringan irigasi, tetapi sudah mempunyai hardcopy sketsa jaringan irigasi :

1. Survey walkthrough (penelusuran), dengan menelusuri jaringan irigasi mulai dari bangunan pengambilan (bendung, bendungan, pompa, freeintake, dll) sampai dengan bangunan akhir

 Jika survey diperlengkapi dengan GPS, maka ambil titik koordinat bangunan dan saluran. Pada saat pengambilan titik lokasi untuk bangunan gunakan point, sedangkan untuk saluran gunakan tracking

 Jika tidak diperlengkapi dengan GPS, maka cocokkan hardcopy sketsa skema irigasi dengan kondisi riil di lapangan. Jika ada perbedaan, maka perbaiki sketsa skema irigasi

 Lakukan pengisian formulir PAI untuk setiap jenis bangunan atau saluran  Ambil foto

 Ambil video, jika dirasakan perlu

2. Proses backend, dilakukan dengan menggunakan program aplikasi PDSDA-PAI, sebagai berikut: :

a) Jika survey diperlengkapi dengan GPS  Download file GPS

 Konversi file GPS ke shapefile (layer bangunan dan saluran)

 Cleaning shapefile (memberikan atribut topologi) dengan menggunakan PDSDA-PAI

 Lakukan sampai selesai sehingga terbentuk skema irigasi yang memiliki georeferensi untuk layer bangunan dan saluran

b) Jika survey tidak diperlengkapi dengan GPS

 Buat skema irigasi (tanpa georeferensi) dengan menggunakan PDSDA-PAI

 Lakukan sampai selesai untuk semua bangunan dan saluran sehingga terbentuk skema irigasi yang tidak memiliki georeferensi

c) Isi atribut bangunan atau saluran berdasarkan isian formulir survey PAI pada PDSDA-PAI

d) Download file foto dan inputkan pada PDSDA-PAI e) Download file video dan inputkan pada PDSDA-PAI

7.3. Lokasi memiliki file digital jaringan irigasi tetapi belum

berdasarkan titik koordinat bumi

Gambar diatas memperlihatkan alur pemrosesan data di lokasi yang memiliki file digital jaringan irigasi, tetapi layer jaringan irigasinya (bangunan dan saluran) belum berdasarkan pada titik koordinat titik bumi :

1. Cetak skema irigasi eksisting, untuk panduan dalam melaksanakan survey

2. Survey walkthrough (penelusuran), dengan menelusuri jaringan irigasi mulai dari bangunan pengambilan (bendung, bendungan, pompa, freeintake, dll) sampai dengan bangunan akhir

 Jika survey diperlengkapi dengan GPS, maka ambil titik koordinat bangunan dan saluran. Pada saat pengambilan titik lokasi untuk bangunan gunakan point, sedangkan untuk saluran gunakan tracking

 Jika tidak diperlengkapi dengan GPS, maka cocokkan hardcopy skema irigasi yang dicetak dengan kondisi riil di lapangan. Jika ada perbedaan, maka perbaiki skema irigasi

 Lakukan pengisian formulir PAI untuk setiap jenis bangunan atau saluran  Ambil foto

 Ambil video, jika dirasakan perlu

3. Proses backend, dilakukan dengan menggunakan program aplikasi PDSDA-PAI, sebagai berikut: :

a) Jika survey diperlengkapi dengan GPS  Download file GPS

 Konversi file GPS ke shapefile (layer bangunan dan saluran)

 Cleaning shapefile (memberikan atribut topologi) dengan menggunakan PDSDA-PAI

 Lakukan sampai selesai sehingga terbentuk skema irigasi yang memiliki georeferensi untuk layer bangunan dan saluran

b) Jika survey tidak diperlengkapi dengan GPS

 Perbaiki skema irigasi (tanpa georeferensi) dengan menggunakan software yang sesuai

 Konversi file tersebut ke shapefile (layer bangunan dan saluran)

 Cleaning shapefile (memberikan atribut topologi) dengan menggunakan PDSDA-PAI

 Lakukan sampai selesai untuk semua bangunan dan saluran sehingga terbentuk skema irigasi yang tidak memiliki georeferensi

c) Isi atribut bangunan atau saluran berdasarkan isian formulir survey PAI pada PDSDA-PAI

d) Download file foto dan inputkan pada PDSDA-PAI e) Download file video dan inputkan pada PDSDA-PAI

7.4. Lokasi memiliki file digital jaringan irigasi yang sudah

berdasarkan titik koordinat bumi

Strategi implementasi PDSDA-PAInya digambarkan sebagai berikut :

Gambar diatas memperlihatkan alur pemrosesan data di lokasi yang memiliki file digital jaringan irigasi dan layer jaringan irigasinya (bangunan dan saluran) sudah berdasarkan pada titik koordinat titik bumi :

1. Cetak skema irigasi eksisting, untuk panduan dalam melaksanakan survey

2. Survey walkthrough (penelusuran), dengan menelusuri jaringan irigasi mulai dari bangunan pengambilan (bendung, bendungan, pompa, freeintake, dll) sampai dengan bangunan akhir

 Jika survey diperlengkapi dengan GPS2, maka ambil titik koordinat bangunan dan saluran. Pada saat pengambilan titik lokasi untuk bangunan gunakan point, sedangkan untuk saluran gunakan tracking

 Jika tidak diperlengkapi dengan GPS, maka cocokkan hardcopy skema irigasi yang dicetak dengan kondisi riil di lapangan. Jika ada perbedaan, maka perbaiki skema irigasi

 Lakukan pengisian formulir PAI untuk setiap jenis bangunan atau saluran  Ambil foto

 Ambil video, jika dirasakan perlu

3. Proses backend, dilakukan dengan menggunakan program aplikasi PDSDA-PAI, sebagai berikut: :

a) Jika survey diperlengkapi dengan GPS  Download file GPS

 Konversi file GPS ke shapefile (layer bangunan dan saluran)

 Cleaning shapefile (memberikan atribut topologi) dengan menggunakan PDSDA-PAI

 Lakukan sampai selesai sehingga terbentuk skema irigasi yang memiliki georeferensi untuk layer bangunan dan saluran

b) Jika survey tidak diperlengkapi dengan GPS

 Perbaiki skema irigasi (georeferensi) dengan menggunakan software yang sesuai

 Konversi file tersebut ke shapefile (layer bangunan dan saluran)

 Cleaning shapefile (memberikan atribut topologi) dengan menggunakan PDSDA-PAI

 Lakukan sampai selesai untuk semua bangunan dan saluran sehingga terbentuk skema irigasi yang memiliki georeferensi

c) Isi atribut bangunan atau saluran berdasarkan isian formulir survey PAI pada PDSDA-PAI

d) Download file foto dan inputkan pada PDSDA-PAI e) Download file video dan inputkan pada PDSDA-PAI

7.5. Rekomendasi

Jika lokasi dimana PDSDA-PAI dijalankan memiliki GPS untuk survey, maka direkomendasikan untuk melakukan identifikasi titik-titik koordinat bumi dari bangunan dan saluran dengan menggunakan GPS, meskipun sudah memiliki skema irigasi yang mempunyai georeferensi. Hal ini dikarenakan alasan antara lain :

a. Georeferensi dari skema irigasi eksisting seringkali bukan didapat dari survey GPS melainkan melalui proses digitasi yang keakuratannya bervariasi sesuai dengan skala petanya. Biasanya yang paling sering terjadi adalah bahwa georeferensinya mengacu ke peta rupa bumi Indonesia.

b. Jika terdapat bangunan atau saluran baru, sementara georeferensi dari skema irigasi eksisting berbeda dengan hasil GPS, maka bangunan atau saluran baru tersebut akan bergeser dari skema irigasi eksistingnya

c. Menggunakan Google Earth sebagai sarana untuk mengkalibrasi keakuratan peta yang dihasilkan. Titik-titik koordinat yang didapat dari GPS sudah sesuai dengan sistem proyeksi yang digunakan oleh Google Earth.

Dalam dokumen panduan pdsda-pai (Halaman 38-43)

Dokumen terkait