• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mencari Solusi Rendahnya Pembiayaan Bagi Hasil

STRATEGI KEBIJAKAN

Market Driven Strategy 0.191 3 0.275 2 0.233 3

Supply Led Strategy 0.366 2 2 0.299 3 2 0.333 2 2

Directed Market Driven Strategy 0.443 1 1 0.426 1 1 0.435 1 1

a. Menurut Pakar

Masalah utama rendahnya pembiayaan bagi hasil terletak pada aspek internal perbankan dan regulasi. Dari aspek internal perbankan, masalah utama yang dianggap paling penting adalah bank syariah yang masih bersikap averse to risk dan kurangnya kualitas dan kuantitas SDI. Sedangkan dari aspek regulasi, kurangnya kebijakan pendukung merupakan hal yang utama.

Untuk menanggulangi masalah tersebut kalangan pakar berpendapat bahwa solusi yang menjadi prioritas utama adalah solusi meningkatkan pemahaman dan kualitas SDI perbankan syariah di semua level jabatan dan menyempurnakan regulasi yang bersifat mendorong peningkatan pembiayaan bagi hasil serta memberikan insentif bagi kalangan perbankan syariah.

Usulan solusi untuk menanggulangi permasalahan tersebut diatas menurut pakar akan lebih efektif apabila dilaksanakan secara tidak langsung dengan menggunakan

directed market driven strategy. Hasil pandangan pakar tersebut diatas tidak

b. Menurut Perbankan

Sama halnya dengan pandangan pakar, masalah utama rendahnya pembiayaan bagi hasil menurut perbankan juga terletak pada aspek internal perbankan dan regulasi. Perbedaannya terletak dari aspek internal perbankan yang lebih menekankan kepada masalah kurangnya pemahaman esensi bank syariah. Disamping itu kalangan perbankan juga memandang masalah kurangnya kualitas dan kuantitas SDI di perbankan syariah. Namun, hasil tersebut jika dilihat dari modus. Jika dilihat berdasarkan rata-ratanya,masalah utamanya adalah kecenderungan bank syariah yang averse to risk.

Untuk menanggulangi masalah tersebut kalangan perbankan berpendapat bahwa solusi yang menjadi prioritas utama adalah sosialisasi perbankan syariah dan produknya serta meningkatkan pemahaman mengenai esensi perbankan syariah kepada semua level jabatan di perbankan syariah. Sedangkan urutan prioritas pemecahan masalah berdasarkan rata-rata, kalangan perbankan cenderung mengutamakan penyempurnaan regulasi baru peningkatan pemahaman, tidak berbeda dengan urutan prioritas berdasarkan pendekatan modus.

Usulan solusi untuk menanggulangi permasalahan tersebut diatas kalangan perbankan berpendapat sama dengan kalangan pakar yaitu dengan menggunakan

directed market driven strategy.

c. Hasil Keseluruhan Responden

Jika dilihat hasil perhitungan responden secara keseluruhan, tampak bahwa urutan prioritasnya tidak berbeda dengan pendapat pakar. Dimana masalah utama terletak pada aspek internal perbankan dan regulasi.

Kurangnya kualitas dan kuantitas SDI serta kecenderungan perbankan syariah yang

averse to risk merupakan masalah utama dalam aspek internal perbankan.

Sedangkan permasalahan utama dariaspek regulasi adalah kurangnya kebijakan yang mendukung. Oleh sebab itu solusi yang paling utama untuk menangani kedua permasalahan tersebut adalah meningkatkan pemahaman dan kualitas SDI serta penyempurnaan regulasi yang mendorong peningkatan pembiayaan bagi hasil serta memberikan insentif bagi kalangan perbankan syariah.

Strategi yang sesuai dengan kondisi diatas adalah dengan menerapkan directed

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 K

ESIMPULAN

Dari pembahasan pada bab-bab terdahulu dapat ditarik beberapa kesimpulan tentang ANP, antara lain:

1. ANP atau Analytic Network Process merupakan suatu metode kualitatif non parametrik dan non bayesian untuk suatu proses pengambilan keputusan dengan kerangka kerja umum tanpa membuat asumsi-asumsi tentang independensi elemen-elemen pada level yang lebih tinggi dari elemen-elemen pada level yang lebih rendah dan tentang independensi elemen-elemen dalam suatu level. Malahan ANP menggunakan jaringan tanpa harus menetapkan level seperti pada hierarki yang digunakan dalam Analytic Hierarchy Process (AHP), yang merupakan titik awal ANP.

2. Karena sifatnya yang non parametrik, non bayesian, dan kesederhanaan metodologinya, ANP menjadi metodologi yang lebih umum dan lebih mudah diaplikasikan untuk studi kualitatif yang beragam, seperti pengambilan keputusan, forecasing, alokasi sumber daya, dan lain sebagainya.

3. Metodologi AHP/ANP meliputi tiga prinsip/fungsi utama, yaitu dekomposisi atau analisis untuk menstruktur kompleksitas masalah, penilaian komparasi untuk pengukuran ke dalam skala rasio, dan komposisi untuk melakukan sintesis. Menstrukturkan masalah berfungsi untuk mengurai masalah yang kompleks ke dalam kerangka ANP. Pengukuran ke dalam skala rasio dengan penilaian komparasi berfungsi untuk mendapatkan prioritas lokal dari elemen-elemen dalam suatu cluster dilihat dari cluster induknya. Sementara itu, sintesis berfungsi untuk menyatukan semua bagian menjadi satu kesatuan. Meskipun AHP/ANP memfasilitasi analisis, fungsi yang lebih penting lagi dalam AHP/ANP adalah kemampuannya untuk membantu kita dalam melakukan pengukuran dan sintesis sejumlah faktor-faktor dalam hierarki atau jaringan. Tidak ada metodologi lain yang mempunyai fasilitas sintesis seperti metodologi AHP/ANP.

4. Dalam penerapan metodologi AHP/ANP, kecukupan jumlah data tidak menjadi syarat, yang penting adalah bahwa data diambil dari responden yang menguasai/ahli dalam masalah tersebut.

5. Output yang dihasilkan dengan menggunakan metodologi AHP/ANP merupakan sintesis dari persepsi para ahli sebagai responden, sehingga kelemahan-kelemahan persepsi juga ada pada penggunaan AHP/ANP.

6. ANP memiliki beberapa kelebihan dibanding dengan AHP, seperti komparasi yang lebih obyektif, prediksi yang lebih akurat, dan hasilnya yang lebih stabil dan robust. Namun demikian, tidak berarti bahwa semua masalah lebih baik diselesaikan dengan ANP. Kesesuaian metodologi yang digunakan akan membuahkan hasil yang lebih baik.

5.2 S

ARAN

1. Dalam penggunaan ANP, kerangka model yang baik merupakan permulaan yang baik. Oleh karena itu, penguasaan masalah merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh peneliti.

2. Salah satu hal lain yang perlu mendapat perhatian dalam aplikasi AHP/ANP untuk mendapatkan hasil yang baik adalah masalah inkonsistensi. Hal ini harus terus menjadi perhatian surveyor pada saat pengambilan data komparasi pasangan terhadap responden. Cek dan recek pada saat wawancara dengan responden harus terus dilakukan untuk menjaga tingkat konsistensi yang diinginkan, dan meminimalisir kebutuhan akan re-survey.

3. Untuk masalah yang kompleks, jumlah pertanyaan dalam kuesioner komparasi pasangan dapat mencapai ratusan. Oleh karena itu perlu dilakukan penyederhanaan untuk meminimalisir inkonsistensi dan memudahkan survey bagi pewawancara maupun responden.

4. Setiap metodologi mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing, pilihlah metodogi yang paling tepat untuk masalah yang dihadapi, dan jangan memaksakan menggunakan metodologi tertentu karena kelebihannya. AHP unggul dalam simplisitas, sedangkan ANP unggul dalam konektivitas.

Dokumen terkait