• Tidak ada hasil yang ditemukan

VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

4.3 STRATEGI DAN KEBIJAKAN

STRATEGI Pembangunan Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UKM mengacu kepada visi dan misi Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan UKM yang telah ditetapkan, maka strategi pembangunan Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan UKM Kabupaten Banyumas, TA 2013 – 2018 ditetapkan sebagai berikut :

a. STRATEGI

 Bidang Tenaga Kerja

1. Perencanaan Tenaga Kerja

Dalam pembangunan bidang ketenagakerjaan, aspek perencanaan dan informasi sangat penting artinya. Untuk itu perlu dilakukan perencanaan tenaga kerja baik pada tingkat nasional maupun tingkat daerah, serta menyediakan informasi ketenagakerjaan secara makro, sektoral dan regional yang lebih akurat dan tepat waktu.

2. Penyusunan dan Pengembangan Sistem Informasi Pasar Kerja.

Sistem informasi tenaga kerja berfungsi sebagai bahan pengambilan keputusan, evaluasi dan menopang tenaga kerja, khususnya perencanaan tenaga kerja.

Langkah – langkah yang direkomendasikan dalam upaya memperkokoh institusi pasar kerja meliputi :

a. Memperkuat mekanisme yang ada agar koordinasi lebih efektif antara dinas terkait maupun antara unit dalam dinas.

b. Mengembangkan SDM pada tingkat kabupaten.

c. Memperkuat sistem informasi pasar kerja yang ada, termasuk upaya

B A B 4 . R e n s t r a D i n n a k e r k o p U K M 29

peningkatan kapasitas teknik sistem tersebut, serta melengkapi dengan fasilitas agar secara cepat dapat melakukan penilaian terhadap kualitas tenaga kerja yang ada.

d. Memperkokoh dialog sosial antar kerja secara tripartit.

3. Perluasan kesempatan kerja dan padat karya.

Tugas penting yang harus dihadapi oleh masyarakat dan Pemerintah Kabupaten saat ini adalah menciptakan kesempatan kerja.

Strategi yang dilaksanakan adalah :

a. Perluasan kesempatan kerja di sektor – sektor pertanian.

b. Perluasan kesempatan kerja di sektor industri / usaha kecil dan menengah.

c. Pengembangan standarisasi dan sertifikasi kompetensi tenaga kerja.

d. Peningkatan relevansi, kualitas dan efesiensi pelatihan kerja, melalui pembinaan program, fasilitas dan sarana instruktur dan tenaga ahli pelatihan, sistem dan metode pendekatan, kelembagaan.

e. Pengembangan jaring kerjasama pelatihan antar sektor.

f. Perlunya suatu jaringan komunikasi yang on line dengan seluruh Dinas Tenaga Kerja agar informasi dan data bursa tenaga kerja dapat dihasilkan dan dikirim tepat waktu.

g. Perubahan status bursa tenaga kerja mutlak dilakukan agar reformasi bursa tenaga kerja dapat berhasil, karena hal ini akan menarik para profesional dan mereka yang memiliki keahlian teknis untuk bekerja di kantor bursa tenaga kerja.

4. Penempatan Tenaga Kerja Keluar Negeri.

Dalam upaya memperoleh dan memperluas kesempatan kerja di luar negeri bagi Tenaga Kerja Indonesia, sekaligus untuk memperbesar perolehan devisa melalui remitansi, maka program export jasa tenaga kerja ke luar negeri akan terus ditingkatkan dengan memperhatikan situasi dan kondisi wilayah penempatan tenaga kerja. Pemenuhan prosedur penempatan TKI untuk meminimalisir penempatan TKI non prosedural dan adanya perlindungan terhadap CTKI dan TKI sesuai dengan norma yang ada.

5. Implementasi Hubungan Insdustrial dalam Iklim Keterbukaan Beberapa upaya strategis yang diperlukan adalah :

a. Reformasi Serikat Pekerja.

b. Pendidikan Perburuhan.

c. Pemasyarakatan keadaan baru dibidang hubungan industrial dalam era keterbukaan.

6. Perlindungan dan Peningkatan Kehidupan Serta Kesejahteraan Pekerja.

Dalam upaya peningkatan taraf hidup pekerja, agar dapat hidup lebih layak

B A B 4 . R e n s t r a D i n n a k e r k o p U K M 30

perlu adanya perlindungan dan peningkatan kesejahteraan pekerja.

Strategi yang akan dilaksanakan :

a. Perlindungan tenaga kerja orang muda dan wanita.

b. Jaminan sosial syarat kerja.

c. Perlindungan pengupahan.

d. Perlindungan CTKI dan TKI.

e. Penegakan hukum dan pengawasan ketenagakerjaan.

 Bidang Koperasi dan UKM

1. Pengembangan UKM yang Berdaya Saing.

Pengembangan UKM diharapkan akan mampu menjadi sumber pertumbuhan ekonomi dan penyedia lapangan kerja.

2. Pengembangan pasar dan pengendalian pedagang Kaki Lima.

Pengembangan Pasar dan Pengendalian PKL merupakan suatu cara mengembangkan kelompok pelaku usaha dengan karakteristik berpenghasilan rendah, bergerak di sektor formal dan informal terutama disektor perdagangan di pasar dan pedagang kaki lima.

3. Pengembangan Kelembagaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah.

Pengembangan kelembagaan koperasi dan UKM merupakan salah satu wahana untuk mewujudkan adanya demokrasi ekonomi. Strategi ini bertujuan mewujudkan koperasi dan manajemen UKM yang berkualitas.

4. Pengembangan Dukungan terhadap lnvestor.

Pengembangan Sistem Pendukung terhadap kemudahan investasi merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan produktivitas, daya saing dan kemandirian pembangunan daerah.

 Bidang Transmigrasi.

1. Meningkatkan mutu proses pengerahan transmigrasi melalui :

a. Peningkatan peran serta/ partisipasi masyarakat dalam pembangunan transmigrasi.

b. Peningkatan mutu pelayanan, pendaftaran dan seleksi untuk memperoleh calon transmigrasi yang bermotivasi kuat untuk bertransmigrasi.

c. Untuk dapat lebih mendorong dinamika masyarakat diupayakan adanya komposisi transmigrasi yang tidak miskin.

d. Peningkatan penerangan dan penyuluhan pembangunan transmigrasi.

B A B 4 . R e n s t r a D i n n a k e r k o p U K M 31

2. Mengintensifkan upaya peningkatan mutu pembinaan transmigran di Kabupaten Banyumas.

a. Pembinaan transmigran untuk dapat menggalang kemampuan agar mampu mandiri.

b. Peningkatan pelayanan pelatihan dan kesehatan.

Di bidang pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia ( aparatur ) diarahkan pada terwujudnya peningkatan kualitas aparatur yang mampu menumbuhkan gerakan pegawai yang efektif dan efisien sebagai pemacu keberhasilan misi transmigrasi

KEBIJAKAN

Pelaksanaan pembangunan di bidang tenaga kerja, bidang koperasi dan UKM di daerah ini disesuaikan dengan sumber daya serta kondisi lingkungan setempat secara terpadu sehingga dari hasil pembangunan itu dapat memperluas kesempatan kerja, meningkatkan kuantitas dan kualitas transmigrasi, Koperasi dan UKM yang mandiri dalam rangka pengembangan kegiatan ekonomi di Kabupaten Banyumas.

Adapun kebijakan pembangunan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Kabupaten Banyumas sebagai berikut :

 Kebijakan Ketenagakerjaan

a. Kebijakan Makro, Sektoral dan Regional yang Mendukung Pembangunan Ketenagakerjaan.

Dalam upaya penciptaan lapangan kerja yang berkelanjutan diperlukan dukungan pertumbuhan ekonomi yang lebih berorentasi pada kepentingan pekerja dan perluasan lapangan kerja dengan didukung penyebaran informasi dan perencanaan tenaga kerja.

b. Penciptaan Lapangan Kerja Langsung yang mewadahi Kepentingan Masyarakat Pekerja.

Dalam era pembangunan saat ini, manusia khususnya sebagai objek tenaga kerja produktif yang semula dipandang objek pembangunan berkiprah lebih luas menjadi pelaksana, pemanfaat dan penentu pembangunan.

Pandangan baru yang melihat tenaga kerja sebagai sumber daya manusia yang memiliki integritas dan kemampuan merubah hubungan industrial antara pemilik modal (pengusaha) dengan pekerja kearah kemitraan.

Dengan demikian, maka perkembangan suatu kegiatan ekonomi menjadi tanggungjawab bersama antara pemilik modal dan pekerja.

c. Pembangunan sektoral yang membuka kesempatan kerja.

Krisis ekonomi memberikan dampak negatif bagi perluasan kesempatan kerja pada sektor non pertanian namun keadaan ini tidak berlaku pada sektor

B A B 4 . R e n s t r a D i n n a k e r k o p U K M 32

pertanian, dimana terdapat kecenderungan yang semula tenaga kerja di sektor pertanian menurun jumlahnya, mengalami arus balik ketika krisis ekonomi berlangsung.

d. Mempersiapkan Tenaga Kerja yang Berkualitas.

Dalam era persaingan yang semakin ketat, upaya untuk meningkatkan kualitas dan produktifitas tenaga kerja sangat dibutuhkan. Kebijaksanaan tersebut diupayakan melalui peningkatan efesiensi dan produktifitas disetiap sektor ekonomi melalui penciptaan iklim usaha yang dinamis yang didukung nasional maupun internasional.

e. Pemberian Perlindungan dan Kesejahteraan Pekerja.

Kebijakan perlindungan bagi pekerja perlu diberikan selaras dengan arah pembangunan sistem hubungan industrial yang dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat khususnya masyarakat industri yang langsung terlibat dalam proses produksi, perluasan jangkauan dan kemampuan berunding agar menghasilkan syarat – syarat pekerja yang berkualitas.

 Kebijakan Koperasi dan UKM

a) Mengembangkan UKM yang diarahkan untuk memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah, penciptaan lapangan kerja dan daya saing. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang cukup besar dalam pembangunan ekonomi nasional, hal ini terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) lndonesia yang terus meningkat setiap tahunnya.

Pengembangan UKM kedepan, perlu menggabungkan keunggulan lokal (lingkungan internal) dan peluang pasar global, yang disinergikan dengan era otonomi daerah dan pasar bebas. perlu berpikir dalam skala global dan bertindak lokal (think globaly and act localy) dalam mengambil kebijakan yang terkait dengan pengembangan UKM.

b) Mengembangkan jiwa kewirausahaan, pengetahuan dan keterampilan pengusaha kecil dan menengah

c) Meningkatkan kualitas SDM koperasi dan UKM d) Memperkuat kelembagaan koperasi dan UKM

 Kebijakan Ketransmigrasian

Menunjang Usaha Peningkatan Produksi Pangan, serta Industri Kecil.

Guna peningkatan usaha pertanian diupayakan sebelum keberangkatan transmigran dengan bantuan pemberian benih tanaman perkebunan dan peralatan usaha rumah tangga

B A B 5 . R e n s t r a D i n n a k e r k o p U K M 33 BAB. V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,

Dokumen terkait