• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan fungsinya adalah sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan kegiatan kerja.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan fungsinya adalah sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan kegiatan kerja."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

B A B 1 . R e n s t r a D i n n a k e r k o p U K M 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam rangka menunjang keberhasilan pembangunan daerah, maka perlu dilaksanakan pembangunan di bidang Tenaga Kerja, Bidang Koperasi, Bidang Usaha Kecil dan Menengah serta Bidang Transmigrasi dengan berbagai macam kegiatan guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga dapat didayagunakan secara optimal, efisien dan efektif.

Dalam kurun waktu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banyumas Tahun 2013-2018, selama tahun 2013- 2016, kewenangan Bidang Tenaga Kerja meliputi Perluasan dan Penempatan Tenaga Kerja, Hubungan Industrial, Persyaratan Kerja serta Pengawasan Ketenagakerjaan. Namun dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, maka pada tahun 2017 kewenangan Pengawasan Ketenagakerjaan beraih menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi. Sehingga program dan kegiatan Pengawasan Ketenagakerjaan tidak direncanakan lagi sejak Tahun 2017.

Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Banyumas sebagai Perangkat Daerah merupakan salah satu unsur penyelenggara pemerintahan daerah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 16 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Banyumas, Peraturan Bupati Nomor 60 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Banyumas.

Rencana strategis Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah adalah dokumen teknis operasional yang merupakan pedoman dan penyusunan program kerja tahunan dan penyusunan Anggaran Pembangunan dan Belanja Daerah Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah selama kurun waktu 5 (lima) tahun, yaitu 2013 – 2018.

Sedangkan fungsinya adalah sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan kegiatan kerja.

Agar pembangunan terarah dan berkesinambungan maka perlu adanya perencanaan strategi yang dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan program kerja.

(3)

B A B 1 . R e n s t r a D i n n a k e r k o p U K M 2 1.2 LANDASAN HUKUM

Peraturan perundangan yang digunakan sebagai landasan hukum adalah :

1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 42);

2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jamsostek (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 14 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3468 );

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3502);

4. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja atau Serikat Buruh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3989);

5. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279);

6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4356);

7. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4445);

8. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456);

9. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4866);

10. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Ketransmigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 131 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5050);

11. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-UndangNomor 9 Tahun 2015 tentangPerubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

(4)

B A B 1 . R e n s t r a D i n n a k e r k o p U K M 3

Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679)

12. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Transmigrasi (Lembaran Negara RI tahun 1999 Nomor 4, Tambahan lembaran Negara RI Nomor 4405);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 237 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5747);

14. Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 2002 tentang ratifikasi Konvensi ILO Nomor 88 Mengenai Lembaga Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja;

15. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER. 05/MEN/IV/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2017 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 518);

17. Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 10 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Banyumas Tahun 2013-2018;

18. Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 16 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Banyumas ;

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN

Penetapan RENSTRA dimaksudkan untuk :

1. Menentukan arah dan tujuan pelaksanaan pembangunan sektor tenaga kerja, koperasi, Usaha Kecil dan Menengah serta transmigrasi selama 5 (lima) tahun.

2. Mewujudkan sinergitas, sinkronisasi dan integritas Renstra Dinnakerkop UKM Kab.

Banyumas dengan RPJMD tahun 2013- 2018.

3. Sebagai tolak ukur Akuntabilitas kinerja Dinnakerkop UKM Kab.Banyumas selama 5 (lima) tahun.

Sedangkan tujuan penyusunan RENSTRA adalah :

1. Untuk dapat digunakan sebagai instrument dalam mengukur efesiensi dan efektifitas kinerja.

2. Menjabarkan visi dan misi kepala daerah terpilih kedalam program dan kegiatan Bidang Tenaga Kerja, bidang Koperasi, bidang UKM dan bidang Transmigrasi.

3. Memudahkan evaluasi kinerja dan pelayanan OPD.

4. Acuan penyusunan dokumen perencanaan tahunan atau Renja agar lebih terarah 5. Menjamin sinkronisasi dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,

(5)

B A B 1 . R e n s t r a D i n n a k e r k o p U K M 4

pelaksanaan dan pengawasan yang diselaraskan dengan RPJMD Kab.Banyumas tahun 2013 -2018.

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan Rencana Strategis (RENSTRA) Dinnakerkop UKM Kabupaten Banyumas Tahun 2013 – 2018, adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud Dan Tujuan 1.4 Sistematika Penulisan

BAB II GAMBARAN UMUM PELAYANAN

2.1 Tugas Fungsi dan Struktur Organisasi OPD 2.2 Sumber Daya OPD

2.3 Kinerja Pelayanan OPD

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan OPD BAB III ISU-ISU STRATEGI BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan OPD

3.2 Telaahan Visi Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

3.3 Telaahan Renstra Kementrian 3.4 Penentuan Isu – Isu Strategis

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi OPD

4.2 Tujuan Dan Sasaran Jangka Menengah OPD 4.3 Strategi dan Kebijakan OPD

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VII PENUTUP

(6)

B A B 2 . R e n s t r a D i n n a k e r k o p U K M 5 BAB. II

GAMBARAN UMUM PELAYANAN

2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi OPD

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 16 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Banyumas, dan Peraturan Bupati Nomor 60 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Banyumas serta Peraturan Bupati Banyumas Nomor 41 Tahun 2010 tentang Penjabaran Tugas Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Banyumas,sebagai berikut :

TUGAS Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah adalah membantu Bupati dalam melaksanakan Urusan Pemerintahan Bidang Tenaga Kerja, Bidang Koperasi, dan Usaha Kecil dan Menengah dan Bidang Transmigrasi yang merupakan kewenangan Daerah dan tugas pembantuan yang diberikan kepada

Daerah.

FUNGSI Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dalam melaksanakan tugas-tugasnya adalah :

a. perumusan kebijakan umum kesekretariatan, bidang Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja, Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi, bidang Hubungan Industrial, Pengupahan dan Kesejahteraan Tenaga Kerja, bidang Koperasi, bidang Usaha Kecil dan Menengah;

b. pelaksanaan koordinasi kebijakan umum kesekretariatan, bidang Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja, Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi, bidang Hubungan Industrial, Pengupahan dan Kesejahteraan Tenaga Kerja bidang Koperasi, bidang Usaha Kecil dan Menengah;

c. pelaksanaan kebijakan umum kesekretariatan, bidang bidang Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja, Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi, bidang Hubungan Industrial, Pengupahan dan Kesejahteraan Tenaga Kerja bidang Koperasi, bidang Usaha Kecil dan Menengah;

d. pembinaan dan fasilitasi kebijakan kesekretariatan, bidang Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja, Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi, bidang Hubungan Industrial, Pengupahan dan Kesejahteraan Tenaga Kerja bidang Koperasi, bidang Usaha Kecil dan Menengah;

e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kesekretariatan, bidang Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja, Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi, bidang Hubungan Industrial, Pengupahan dan Kesejahteraan Tenaga Kerja bidang Koperasi, bidang Usaha Kecil dan Menengah;

(7)

B A B 2 . R e n s t r a D i n n a k e r k o p U K M 6

f. pelaksanaan administrasi kesekretariatan, bidang Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja, Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi, bidang Hubungan Industrial, Pengupahan dan Kesejahteraan Tenaga Kerja bidang Koperasi, bidang Usaha Kecil dan Menengah;

g. pelaksanaan administrasi kesekretariatan, bidang Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja, Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi, bidang Hubungan Industrial, Pengupahan dan Kesejahteraan Tenaga Kerja bidang Koperasi, bidang Usaha Kecil dan Menengah;

h. pengendalian penyelenggaraan tugas UPTD ; dan

i. pelaksanaan fungsi kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.

Susunan organisasi Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Banyumas terdiri dari :

a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat, terdiri dari :

1. Sub Bagian Perencanaan;

2. Sub Bagian Keuangan; dan

3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

c. Bidang Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja, Penempatan Tenaga Ker- jadan Transmigrasi, terdiri dari :

1. Seksi Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja;

2. Seksi Penempatan Tenaga Kerja; dan 3. Seksi Transmigrasi.

d. Bidang Hubungan Industrial, Pengupahan dan Kesejahteraan Tenaga Kerja, terdiri dari:

1. Seksi Hubungan Industrial; dan

2. Seksi Pengupahan dan Kesejahteraan Tenaga Kerja.

e. Bidang Koperasi, terdiri dari :

1. Seksi Kelembagaan dan Usaha Koperasi;

2. Seksi Pengawasan Koperasi; dan

3. Seksi Fasilitasi dan Pembiayaan Koperasi.

f. Bidang Usaha Kecil dan Menengah, terdiri dari :

1. Seksi Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah;

2. Seksi Pemberdayaan, Perlindungan dan Pengawasan Usaha Kecil dan Menengah;

3. Seksi Fasilitasi dan Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah g. UPTD; dan

h. Kelompok jabatan fungsional.

Bagan Susunan Organisasi Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

(8)

B A B 2 . R e n s t r a D i n n a k e r k o p U K M 7 Kabupaten Banyumas adalah sebagai berikut :

Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Banyumas

Berdasarkan Perda Nomor 60 tahun 2016.

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

SEKSIFASILITASI DAN PEMBIAYAANUSAHA KECIL

DAN MENENGAH SEKSITRANSMIGRASI

SUB BAGIAN KEUANGAN

.

KEPALA DINAS

SEKSIPENEMPATAN TENAGAKERJA

SEKRETARIAT

BIDANGHUBUNGAN INDUSTRIAL,PENGUPAHAN

&KESEJAHTERAAN TENAGAKERJA BIDANGPENGEMBANGAN &

PERLUASANKESEMPATAN KERJA, PENEMPATANTENAGA KERJA &

TRANSMIGRASI

SUB BAGIAN PERENCANAAN

.

SEKSIHUBUNGAN INDUSTRIAL

MASYARAKAT SEKSIPENGEMBANGAN

DAN PERLUASAN KESEMPATANKERJA

SEKSIPENGUPAHAN DANKESEJAHTERAANTEN

AGA KERJA

SEKSIPENGAWASAN KOPERASI SEKSI KELEMBAGAAN DANUSAHA KOPERASI

UPTBALAI LATIHAN KERJA

SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN

BIDANGKOPERASI BIDANGUSAHA KECIL DAN MENENGAH

SEKSIPENGEMBANGAN USAHA KECIL DAN

MENENGAH

SEKSIPEMBERDAYAAN, PERLINDUNGAN DAN

PENGAWASAN UKM

SEKSIFASILITASI DAN PEMBIAYAANKOPERASI

(9)

B A B 2 . R e n s t r a D i n n a k e r k o p U K M 8 2.2 Sumber Daya OPD

Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dalam menjalankan tugas dan fungsinya menggunakan sumber daya manusia dan asset/

modal sebagaimana data berikut.

Keadaan pegawai dan asset/ modal pada Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Banyumas dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Jumlah Pegawai

Jumlah pegawai pada Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Kecil dan Menen- gah Kabupaten Banyumas berjumlah 78 orang yang terdiri dari 56 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 22 orang Tenaga Pocokan / Harian.

Berdasarkan eselon terdiri dari :

 Pejabat eselon II : 1 orang

 Pejabat eselon III : 5 orang

 Pejabat eselon IV : 15 orang

 Fungsional Umum : 35 orang

 Tenaga Pocokan : 22 orang

2) Asset/ Modal

Asset/ Modal yang dimiliki oleh Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Banyumas adalah sebagai berikut :

 Alat angkutan terdiri dari : sepeda motor barang inventaris berjumlah 22 unit (2 unit untuk praktek BLK, 20 operasional PNS), mobil roda empat berjumlah 8 unit ( 6 unit pinjam pakai , 2 unit untuk praktek BLK )

 Tanah Bangunan terdiri dari : tanah bangunan kantor , tanah bangunan BLK

 Bangunan gedung terdiri dari : bangunan kantor induk, bangunan BLK

 Alat-alat kantor dan Rumah tangga, terdiri dari : Mesin ketik ( 11 buah), Lemari besi ( 37 buah), Filling kabinet (24 buah), Brankas ( 1 buah), Lemari kaca ( 6 buah), LCD ( 9 buah ), meja biro (15 buah ), meja ½ biro ( 60 buah), kamera digital ( 10 buah ), Komputer PC ( 17 unit ), laptop ( 31 unit ), printer ( 33 unit ).

2.3 Kinerja Pelayanan OPD

Sedangkan realisasi capaian kinerja hasil pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, dapat dilihat pada tabel di bawah ini

(10)

Tabel. Pencapaian Kinerja Pelayanan OPD

Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Banyumas

No IndikatorKinerja Berdasar SPM

Berdasar IKK

Berdasar- lainnya

Target Renstra OPD Tahun Ke Realisasi Capaian Tahun Ke Rasio Realisasi

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 Besaran tenaga yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi Besaran tenaga yang mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat Besaran tenaga yang mendapatkan pelatihan berbasis kewirausahaan

Pelayanan Pelatihan

Kerja

Tingkat Partisipasi angkatan kerja Pencari Kerja yang ditempatka n

- 79,03 %

-

80 % -

2 Besaran pencari kerja terdaftar yang ditempatkan

Pelayanan Penempata n Tenaga Kerja

Pencari Kerja yang ditempatka n

51,89 % 48,39 %

(11)

Tabel. Pencapaian Kinerja Pelayanan OPD

Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Banyumas

No IndikatorKinerja Berdasar SPM

Berdasar IKK

Berdasar- lainnya

Target Renstra OPD Tahun Ke Realisasi Capaian Tahun Ke Rasio Realisasi

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Besaran kasus yang

diselesaikan dengan perjanjian bersama (PB)

Pelayanan Penyelesai an perselisihan hubungan industrial

50 % 50 %

3 Besaran pekerja/ buruh yang menjadi peserta program jamsostek

Pelayana n kepersert aan Jamsoste k

68,34 % 67,80 %

4 Peningkatan- jumlah UKM (unit)

- - 66,533 66,533 66,575 66,650 66,725 66,800 66,533 66,605 66,689 - - 100 100.11 100.13 - -

6 Peningkatan- jumlahkoperasi (unit)

- - 575 525 535 545 555 565 490 507 509 513 518 93.33 94.77 93.39 92.43 91.68

7 Jumlahkoperasi yang aktif (%)

- 70 - 70 70 70 70 70 88.37 87.97 88.02 67.25 67.89 126.24 125.67 125.74 96.07 96.99

(12)

B A B 2 . R e n s t r a Halaman 11 2.4 TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN OPD

Didalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Dinnakerkop dan Usaha Kecil dan Menengah memiliki faktor-faktor eksternal yang dapat mendukung dan juga dapat menjadi hambatan. Namun demikian dalam pelaksanaannya dituntut untuk dapat mencari alternatif-alternatif yang terbaik dalam menghadapi setiap permasalahan yang ada.

A. TANTANGAN

1. Masih kurangnya kesadaran baik pengusaha maupun pekerjaakan hak dan kewajibannya dalam hubungan industrial;

2. Masih ada lembaga Pelatihan Kerja yang belum dapat mengupayakan penem- patan kerja bagi siswanya;

3. Perbandingan antara pencaker dan lowongan kerja tidak seimbang;

4. Masih banyak pencaker yang tidak melaporkan diri setelah yang bersangkutan di terima bekerja;

5. Kondisi minat masyarakat untuk bertransmigrasi cukup besar namun penem- patan yang dilakukan masih terbatas;

6. Kuota atau target Transmigran belum sesuai dengan jumlah pendaftar yang ada;

7. Banyak produk yang sejenis/ sama dengan kabupaten lain;

8. Arus globalisasi atau persaingan pasar bebas dimasa mendatang sehingga per- saingan pasar dengan barang-barang impor;

9. Penawaran kemudahan dari daerah lain dalam hal menarik investor;

10. Masuknya produk luar negeri ke Banyumas;

11. Masih ada TKI yang pemberangkatannya tidak sesuai prosedur;

B. PELUANG

1. Melakukan pembinaan dan memberikan dorongan kepada Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) dan Bursa Kerja Kursus (BKK) untuk selalu mengadakan kerjasama dengan perusahaan - perusahaan besar guna penyaluran siswanya;

2. Memberi kesempatan kepada pencari kerja untuk melengkapi ketrampilan yang dibutuhkan agar mengikuti kursus-kursus dibalai latihan kerja dan Lembaga Pelatihan Kerja (terutama kursus bahasa inggris sampai skor toefel 600);

3. Kondisi hubungan industrial Kabupaten Banyumas cukup kondusif untuk tum- buhnya investasi baru;

4. Berkembangnya kerjasama antar daerah seperti Barlingmascakeb dan kerjasama dengan pemerintah propinsi dan pemerintah pusat yang dibarengi dengan kesadaran akan pentingnya kerjasama antar daerah;

5. Masih terbukanya pasar bagi produk potensial Banyumas;

6. Adanya kebijakan pemerintah dalam standar pelayanan Minimal;

(13)

B A B 2 . R e n s t r a Halaman 12 7. Masih terbukanya perdagangan retail di Purwokerto dan sekitarnya;

8. Masih sangat terbuka untuk mengembangkan produk-produk barang kerajinan untuk ekspor;

9. Terbukanya jaringan kerjasama antar daerah, nasional, internasional bagi pemasaran barang;

10. Memberi kesempatan masyarakat Kabupaten Banyumas untuk memenuhi kebu- tuhan SDM dengan mengikuti program transmigrasi;

11. Pemerintahan yang kondusif;

(14)

B A B 3 . R e n s t r a D i n n a k e r k o p U K M 13

BAB. III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD

Permasalahan yang dihadapi pada Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah adalah :

1. Rendahnya produktifitas tenaga kerja

2. Masih cukup besarnya tingkat pengangguran terbuka

3. Terbatasnya aparatur teknis bidang tenaga kerja dan transmigrasi

4. Sulitnya mencari calon lokasi transmigrasi yang sesuai animo karena ditentukan oleh Pusat dan dilakukan adanya MoU antar daerah asal Transmigran dengan daerah penempatan.

5. Jumlah Transmigran swakarsa cenderung mengalami penurunan 6. Masih adanya sengketa antara pengusaha dan pekerja

7. Masih rendahnya persentase koperasi yang aktif dan sehat 8. Masih rendahnya jumlah UMKM yang memiliki ijin usaha 9. Masih rendahnya akses permodalan oleh UMKM

10. Rendahnya daya saing produk lokal Koperasi, IKM dan UMKM

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

Visi Kabupaten Banyumas yang hendak dicapai pada tahun 2013-2018 adalah:

“Terwujudnya Pemerintahan Banyumas yang bersih dan adil menuju masyarakat yang sejahtera, berdaya saing, dan berbudaya berlandaskan iman dan taqwa”.

Dalam upaya mewujudkan visi pembangunan Kabupaten Banyumas Tahun 2013-2018 tersebut, maka misi pembangunan Kabupaten Banyumas adalah sebagai berikut:

1. Menciptakan birokrasi pemerintahan yang profesional, bersih, partisipatif dan inovatif agar terbangun pemerintahan yang efektif dan terpercaya melayani masyarakat.

2. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui akses layanan pendidikan dan kesehatan yang murah dan berkualitas.

3. Mengembangkan pusat-pusat keunggulan ekonomi pedesaan berbasis komoditi sektor pertanian sebagai usaha inti dan sektor lainnya sebagai penunjang melalui penataan kelembagaan, permodalan, sumber daya manusia, akses pasar dan perlindungan dari pemerintah.

(15)

B A B 3 . R e n s t r a D i n n a k e r k o p U K M 14

4. Meningkatkan dan mengembangkan daya saing agribisnis dan usaha mikro, kecil dan menengah.

5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur daerah yang menunjang kegiatan sosial ekonomi masyarakat.

6. Menciptakan keterkaitan, kesejajaran dan keadilan pembangunan antar kawasan perkotaan dan pedesaan.

7. Mewujudkan tatanan masyarakat yang berbudaya, berkepribadian dan memiliki keimanan serta menjunjung tinggi kemajemukan dan kerukunan antar umat beragama agar hidup toleran dan damai.

Berkaitan dengan misi Kabupaten, misi Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah berkaitan dengan misi kesatu, ketiga dan misi keempat Kabupaten yaitu:

Misi kesatu : Menciptakan birokrasi pemerintahan yang profesional, bersih, partisipatif dan inovatif agar terbangun pemerintahan yang efektif dan terpercaya melayani masyarakat.

Terkait dengan Dinnakerkop UKM adalah Meningkatnya pelayanan terhadap tenaga kerja dan transmigrasi.

Misi ketiga : Mengembangkan pusat-pusat keunggulan ekonomi pedesaan berbasis komoditi sektor pertanian sebagai usaha inti dan sektor lainnya sebagai penunjang melalui penataan kelembagaan, permodalan, sumber daya manusia, akses pasar dan perlindungan dari pemerintah.

Terkait dengan Dinnakerkop UKM adalah adanya penyerapan tenaga kerja, perluasan dan perlindungan tenaga kerja

Misi keempat : Meningkatkan dan mengembangkan daya saing agribisnis dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Terkait dengan Dinnakerkop UKM adalah pengembangan ekonomi berbasis kerakyatan melalui UMKM.

3.3 Telaahan Renstra Kementerian

3.3.1 Telaahan RENSTRA Kementerian Ketenagakerjaan

Arah kebijakan dan strategi Kementerian Ketenagakerjaan tahun 2015- 2019 pada dasarnya selaras dan mendukung agenda, sasaran dana rah kebijakan pembangunan nasional, pembangunan bidang ekonomi, pembangunan wilayah, serta pembangunan bidang aparatur negara, seperti dirumuskan dalam 9 agenda prioritas pembangunan bidang ketenagakerjaan yang disebut NAWA KERJA KETENAGAKERJAAN, yaitu:

a. Penguatan Perencanaan Tenaga Kerja Nasional;

(16)

B A B 3 . R e n s t r a D i n n a k e r k o p U K M 15

b. Percepatan Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja;

c. Percepatan Sertifikasi Profesi;

d. Perluasan Kesempatan Kerja Formal:

e. Peenguatan Wirausaha Produktif;

f. Penciptaan Hubungan Industrial yang sehat dan Prroduktif;

g. Penegakan Hukum Ketenagakerjaan:

h. Peningkatan Perlindungan Pekerja Migran;

i. Pelayanan Ketenagakerjaan Sederhana, Transparan dan akuntabel;

Arah kebijakan dan strategis Kementerian Ketenagakerjaan dijabarkan sebagai berikut:

a. Peningkatan kompetensi dan produktifitas Tenga kerja untuk memasuki pasar tenaga kerja

1) Harmonisasi, Standarisasi dan sertifikasi kompetensi melalui kerja sama lintas sektor, lintas daerah dan lintas negaara mitra bisnis dalam kerangka keterbukaan pasar.

2) Pengembangan program kemitraan antara pemerintah dengan dunia usaha/ industri dan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah untuk peningkatan kualitas tenaga kerja;

3) Pengembangan Pola Pendanaan Pelatihan

4) Penataan lembaga pelatihan berbasis kompetensi melalui pengelolaan program pelatihan yang komprehensif dengan mengembangkan lembaga pelatihan di tingkat pusat sebagai tempat pelatihan unggulan, dan pendampingan bagi lembaga pelatihan provinsi, serta lembaga pelatihan provinsi menjadi unggulan dan pendampingan bagi lembaga pelatihan Kabupaten/ Kota;

5) Peningkatan kualitas sistem tata kelola program pelatihan untuk mempercepat sertifikasi pekerja memerlukan strategi sosialisasi program pelatihan secara lebih intensif dan ekstensif agar kualitas angkatan kerja siap memasuki pasar tenaga kerja. Selain itu, diperlukan pengelolaan program pelatihan yang komprehensif dari tingkat pusat sampai kabupaten/ kota, agar lembaga pelatihan yang ada menjadi tempat pelatihan unggulan, sekaligus dapat melakukan fungsi pendampingan peltihan bagi pelatih di tingkat bawah;

6) Idntifikasi dan memilih sektor/ sub sektor yangnilai tambah dn penyerapan tenaga kerja tinggi, sehingga menjadi fokus untuk dikembangkan.

b. Peningkatan kualitas pelayanan dan pemberdayaan tenaga kerja.

(17)

B A B 3 . R e n s t r a D i n n a k e r k o p U K M 16

1) Peningkatan akses angkatan kerja kepada sumber daya produktiff melalui peningkatan ketrampilan pekerja.

2) Mendorong Pengembangan Ekonomi Produktif berbasis Masyarakat.

3) Fasilitasi mobilitas tenaga kerja internal dan eksternal, serta memfungsikan Pasar Tenaga Kerja.

4) Perlindungan Pekerja Migran.

c. Penciptaan hubungan industrial yang harmonis dan memperbaiki iklim ketenagakerjaan

1) Meningkatkan kualitas tata kelola kelembagaan dan kerjasama hubungan industrial;

2) Mewujudkan system pengupahan yang adil;

3) Meningkkatkan program perlindungan sosial bagi pekerja/ buruh;

4) Menerapkan prinsip-prinsip hubungan industrial dalam pencegahan dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial;

5) Meningkatkan kualitas tata kelola persyaratan kerja, kesejahteraan dan anaisis diskriminasi.

d. Peningkatan perlindungan tenaga kerja, menciptakan rasa keadilan dalam dunia usaha dan pengembangan system pengawasan ketenagakerjaan 1) Mengembangkan system pengawasan ketenagakerjaan

2) Meningkatkan kualitas teknik pemeriksaan dan penyidikan norma ketenagakerjaan dan K3

3) Meningkatkan kontribusi penarikan pekerja anak dari bentuk terburuk pekerjaan untuk anak mlalui peningkatan peran dan intervensi untuk menarik pekerja anak dari bentuk terburuk pekerjaan anak untuk dikembalikan ke minat dan bakatnya meelalui dunia pendidikan

4) Meningkatkan kualitas penerapan norma kerja daan jamsostek melalui peningkatan jumlah perusahaan yang menerapkan norma waktu kerja, waktu istirahat, dan pengupahan, norma penempatan tenaga kerja Indonesia di dalam dan di lur negeri, norma penggunaan tenaga kerja asing, norma pelaatihan kerja, norma hubungan kerja dan kebebaan berserikat, norma jaminan social tenaga kerja melalui BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.

5) Meningkatkan kualitas penerapan norma kerja perempuan dan norma kerja anak

6) Meningkatkan kualitas pelayanan dan penerapan norma keselamatan dan kesehaatan kerja melalui peningkatan jumlah perusahaan yang menerapkan norma kelembagaan, kehlian dan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, norma mekanik, pesawat uap dan

(18)

B A B 3 . R e n s t r a D i n n a k e r k o p U K M 17

bejana tekan, norma kontruksi bangunan, lisstrik dan penngglanagn kebakaran, norma kesehatan kerja, norma lingungan kerja dan bahan berbahaaya dan penanganan HIV-AIDS di perusahaan serta pengkajian dan penetapan standar K3, pengujian dan pemeriksaan K3, jejaring kerjasama dan peran serta masyarakat bidang K3, provinsi dan sosialisasi K3.

7) Mendrong peran yang efektif dari pemerintah daerah, trutama di wilyah industri, dalam upaya penguatan lembaga pengawasan ketenagakerjaan sesuai UU No 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan Daerah.

e. Memperkuat fungsi pendukung (manajemen dan pengawasan internal, serta perencanaan dan pengembangan)

Untuk mendukung program tersebut, Bidang yang menangani ketenagkerjaan dan transmigrasi pada Dinnakerkop UKM Kabupaten Banyumas dalam RENSTRA 2013-2018 telah menyusun Program beserta kegiatannya, sebagai berikut:

1. Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja dengan kegiatan meliputi :

 Pelatihan otomotif

 Pelatihan elektronik atau handphone

 Pelatihan prosesing hasil pertanian

 Pelatihan menjahit

 Pelatihan bahasa asing

 Pelatihan Menjahit Garmen

 Pelatihan Kecantikan

 Pelatihan Tata Rias Pengantin

 Pelatihan Bisnis Manajemen

 Pelatihan Teknologi Informasi

 Pelatihan Pekerjaan Domestik bagi Calon TKI

 Sertifikasi Tenaga Kerja

 Pembangunan fasilitas pendukung BLK

 Peningkatan SDM bidang Ketenagakerjaan

 Pelatihan wirausaha bagi keluarga TKI

 Penyusunan raperda perlindungan TKI

 Pelatihan kewirausahaan

 Pelatihan Las

 Pengadaan Peralatan Pendidikan dan Ketrampilan Bagi Pencari Kerja

 Peningkatan Profesionalisme tenaga kepelatihan dan Instruktur BLK

(19)

B A B 3 . R e n s t r a D i n n a k e r k o p U K M 18

 Penyusunan Raperda retribusi perpanjangan Izin mempekerjakan tenaga kerja asing (IMTA)

Indikator kinerja dari program tersebut di atas adalah meningkatnya daya saing dan produktivitas tenaga kerja, yang diukur melalui:

a. Jumlah standar kompetensi dan program pelatihan yang disusun;

b. Jumlah lembaga pelatihan dan produktivitas yang dikembangkan;

c. Jumlah peserta pemagangan dalam dan luar negeri;

d. Jumlah instruktur dan tenaga kepelatihan yang ditingkatkan kompetensinya;

e. Jumlah tenaga kerja dan transmigran yang dilatih;

f. Jumlah lembaga/ organisasi dan masyarakat yang ditingkatkan produktivitasnya

2. Program Peningkatan Kesempatan Kerja dengan kegiatan meliputi :

 Penyusunan informasi bursa tenaga kerja

 Penyiapan tenaga kerja siap pakai

 Pengembangan kelembagaan produktivitas

 Pendataan Jumlah Penganggur

 Identifikasi lowongan kerja

Program kegiatan ini bertujuan untuk perluasan penciptaan kesempatan kerja dan penempatan tenaga kerja baik di dalam maupun di luar negeri. Indikator kinerja dari program ini adalah meningkatnya penempatan dan perluasan kesempatan kerja melalui fasilitasi pelayanan penempatan tenaga kerja, yang diukur melalui:

a. Jumlah penempatan tenaga kerja;

b. Jumlah lembaga pelayanan penempatan tenaga kerja yang sesuai dengan standar pelayanan minimum

3. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan dengan kegiatan meliputi :

 Pembinaan sarana hubungan industrial, kesejahteraan pekerja, pengupahandan usulan UMK

 Penyebarluasan informasi bursa tenaga kerja

 Kerjasama pendidikan dan pelatihan

 Pencegahan dan fasilitasi penyelesaian perselisihan hubungan industrial

 Sosialisasi hak Normatif sesuai peraturan Undang-Undang Ketenagakerjaan dan Wajib Lapor;

 Fasilitasi penyelesaian kasus CTKI / TKI

 Pelatihan K3

(20)

B A B 3 . R e n s t r a D i n n a k e r k o p U K M 19

 Fasilitasi Penyelesaian AKAD/ AKAL

 Pengadaan alat uji periksa K3

 Fasilitasi Dewan Pengupahan.

 Pemberdayaan LKS Tripartit

 Porseni Tripartit

 Pengendalian dan pembinaan lembaga penyalur tenaga kerja

 Sosialisasi berbagai peraturan pelaksanaan tentang ketenagakerjaan

 Peningkatan pengawasan, perindungan dan penegakan hukum terhadap keselamatan dan kesehatan kerja

 Pembinaan sarana hubungan industrial, kesejahteraan pekerja, pengupahan dan usulan UMK

Indikator Kinerja dari program ini adalah meningkatnya penerapan peraturan perundang- undangan ketenagakerjaan di tempat kerja serta meningkatnya pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial tenaga kerja melalui persyaratan kerja, kesejahteraan dan analisis diskriminasi, pengupahan, penyelesaian perselisihan hubungan industrial, yang diukur dari:

a. Jumlah perusahaan yang menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3);

b. Jumlah tenaga pengawas yang memenuhi standar kompetensi;

c. Jumlah pekerja anak yang ditarik dari bentuk-bentuk pekerjaan terburuk bagi anak;

d. Persentase perusahaan yang memenuhi norma pekerja perempuan;

e. Jumlah pekerja yang memperoleh hak jaminan sosial tenaga kerja;

f. Jumlah tenaga kerja yang menjadi anggota Jamsostek;

g. Persentase kasus perselisihan hubungan industrial yang dapat diselesaikan melalui mediator;

h. Jumlah Lembaga Kerjasama Bipartit yang terbentuk;

i. Jumlah Lembaga Kerjasama Tripartit yang dibentuk;

j. Jumlah Peraturan Perusahaan yang disahkan;

k. Jumlah Perjanjian Kerja Bersama yang didaftarkan;

l. Jumlah Fasilitas Kesehatan yeng terbentuk / disediakan di Perusahaan

m. Jumlah Perusahaan Outsourcing yang mendaftarkan pekerjaan yang diperolehnya n. Jumlah SP/ SB yang dicatat

o. Jumlah Struktur dan skala Upah yang terbentuk di perusahaan

p. Terlindunginya tenaga kerja Antar Kerja Daerah ( AKAD ), Antar Kerja Lokal ( AKL ) dan Antar Kerja Negara ( AKAN ).

q. Terselenggaranya penempatan TKI yang sesuai dengan prosedur yang berlaku.

r. Tersosialisasinya peraturan perundangan kepada masyarakat.

(21)

B A B 3 . R e n s t r a D i n n a k e r k o p U K M 20

4. Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi dengan kegiatan meliputi :

 Peningkatan kerjasama antar wilayah, antar pelaku dan antar sektor dalam rangka pengembangan kawasan transmigrasi.

 Pengerahan dan fasilitasi perpindahan serta penempatan transmigrasi untuk memenuhi kebutuhan SDM.

 Pendaftaran, seleksi, pembekalan dan pemberangkatan calon transmigran umum

 Koordinasi bidang ketransmigrasian ke Dinas Propinsi dan Pusat

 Bantuan uang saku transpot bagi transmigran

Indikator kinerja dari program ini adalah terbangunnya permukiman di Kawasan Transmigrasi sebagai tempat tinggal dan tempat berusaha yang layak serta berkembangnya masyarakat dan kawasan transmigrasi yang terintegrasi dalam satu kesatuan sistem pengembangan ekonomi wilayah yang berdaya saing, yang diukur dari:

1) Jumlah permukiman transmigrasi, sarana dan prasarana Kawasan Transmigrasi yang dibangun;

2) Jumlah transmigran yang difasilitasi perpindahan dan penempatannya di Kawasan Transmigrasi serta jumlah penduduk setempat yang ditata terintegrasi dengan penempatan transmigran di Kawasan Transmigrasi;

3) Nilai rencana investasi yang akan dikembangkan di Kawasan Transmigrasi

4) Jumlah permukiman dan keluarga yang dibina dan ditingkatkan kapasitasnya di kawasan transmigrasi;

5) Jumlah lahan produktif dan kelembagaan ekonomi di kawasan transmigrasi;

6) Jumlah permukiman transmigrasi yang mandiri;

7) Jumlah kawasan transmigrasi sebagai embrio pusat pertumbuhan/ perkotaan baru

3.3.2 Telaahan RENSTRA Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

Arah kebijakan dan strategi Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah tahun 2015-2019 merujuk pada arah kebijakan nasional dan di bidang UMKM dan koperasi tahun 2015-2019, sebagai berikut:

meningkatkan produktivitas, kelayakan dan nilai tambah Koperasi dan UMKM sehingga mampu tumbuh ke skala yang

lebih besar (“naik kelas”) dan berdaya saing.

Arah kebijakan tersebut akan dilaksanakan melalui lima strategi sebagaimana dituangkan dalam RPJMN tahun 2015-2019 yaitu (i) peningkatan kualitas sumber daya manusia; (ii) peningkatan akses pembiayaan dan perluasan skema pembiayaan; (iii) peningkatan nilai tambah produk dan jangkauan pemasaran; (iv) penguatan kelembagaan usaha; dan (v) kemudahan, kepastian dan perlindungan usaha. Kelima strategi tersebut

(22)

B A B 3 . R e n s t r a D i n n a k e r k o p U K M 21

dilaksanakan melalui beberapa langkah strategis yang disusun berdasarkan Dimensi Pembangunan yang dituangkan di dalam RPJMN 2015-2019 yaitu: (i) Dimensi Pembangunan Manusia; (ii) Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan; dan (iii) Dimensi Pemerataan dan Kewilayahan.

Uraian langkah-langkah strategis tersebut adalah sebagai berikut:

1. Dimensi Pembangunan Manusia: Revolusi Mental

a. Peningkatan kapasitas SDM KUMKM di daerah melalui pelatihan dan pendampingan yang melibatkan K/L terkait, Pemda, dunia usaha, akademisi, organisasi masyarakat sipil (OMS), dan Gerakan Koperasi;

b. Peningkatan peran dan tugas dari petugas penyuluh koperasi lapangan (PPKL);

c. Fasilitasi pembebasan biaya akta notaris bagi pelaku usaha mikro untuk membentuk koperasi;

d. Fasilitasi kemudahan perizinan bagi usaha mikro dan kecil potensial;

e. Penciptaan 20.000 koperasi berkualitas selama 5 tahun; dan f. Penataan basis data koperasi dan UMKM;

2. Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan: Kedaulatan Pangan

a. Fasilitasi penguatan peran KUD sebagai penyaluran pupuk bersubsidi;

b. Pola Pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Pengembangan Skema Pembiayaan Koperasi dan UMKM melalui LPDB-KUMKM;

c. Pembiayaan dan permodalan bagi wirausaha sektor pertanian;

d. Pembentukan lembaga pembiayaan untuk petani dan UMKM;

e. Peningkatan kapasitas SDM KUMKM bagi petani dan masyarakat perdesaan;

f. Revitalisasi pasar tradisional; dan

g. Pengembangan produk unggulan daerah melalui pendekatan 1 daerah 1 produk unggulan;

3. Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan: Kedaulatan Energi

Pengembangan energi terbarukan berbasis ramah lingkungan khususnya di perdesaan.

4. Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan: Kemaritiman dan Kelautan

a. Pengembangan skema pembiayaan koperasi dan UMKM melalui LPDBKUMKM dan Kredit Usaha Rakyat (KUR);

b. Pembiayaan dan permodalan bagi wirausaha nelayan dan masyarakat pesisir;

c. Peningkatan kapasitas SDM KUMKM bagi nelayan dan masyarakat pesisir; dan d. Revitalisasi pasar tradisional;

5. Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan: Pariwisata dan Industri a. Pengembangan UKM kreatif di bidang pariwisata;

b. Pengembangan kewirausahaan melalui upaya menaikkelaskan 1 juta unit usaha mikro;

c. Fasilitasi penerapan standardisasi mutu dan sertifikasi produk bagi KUMKM melalui

(23)

B A B 3 . R e n s t r a D i n n a k e r k o p U K M 22

sinergi dengan K/ L terkait;

d. Fasilitasi dan dukungan pemasaran bagi KUKM, melalui Lembaga Layanan Pemasaran (LLP-KUKM) sebagai trading house, Pusat Inovasi dan Galery Produk UKM; dan

e. Fasilitasi promosi produk KUMKM melalui pameran baik dalam negeri maupun luar negeri;

6. Dimensi Pemerataan dan Kewilayahan: Kawasan Perbatasan dan Daerah Tertinggal

a. Revitalisasi pasar tradisional di daerah tertinggal, perbatasan dan pasca bencana; dan b. Pengembangan produk unggulan daerah melalui pendekatan 1 daerah 1 produk

unggulan.

Untuk mendukung program tersebut, Bidang yang menangani Koperasi dan UKM pada Dinnakerkop UKM Kabupaten Banyumas dalam RENSTRA 2013-2018 telah menyusun Program beserta kegiatannya, sebagai berikut:

1. Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif

 Fasilitasi pengembangan Usaha Kecil Menengah

 Perencanaan UMKM dan Pengembangan OVOP Kabupaten Banyumas

 Pelatihan Manajemen Usaha Kecil

 Fasilitasi Pendampingan Pinjaman Dana Bergulir

 Dana Pinjaman Bergulir ( Dana di DPPKAD )

 Monitoring dan Evaluasi UMKM

2. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi (P)

 Permbinaan, pengawasan dan penghargaan koperasi berprestasi

 Sosialisasi prinsip-prinsip pemahaman perkoperasian

3. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah

 Fasilitasi Pengembangan Inkubator teknologi dan bisnis

 Penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan

 Sosialisasi HAKI kepada Usaha Mikro Kecil Menengah

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis

Isu-isu Strategis yang berkaitan dengan Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UKM Kabupaten Banyumas adalah sebagai berikut :

Bidang Ketenagakerjaan :

Isu-isu strategis Bidang Ketenagakerjaan adalah:

(24)

B A B 3 . R e n s t r a D i n n a k e r k o p U K M 23

1. Masih tingginya Angka pengangguran;

2. Msih rendahnya Kualitas Tenaga Kerja;

3. Peluang dan Persaingan Kerja di sektor swasta;

4. Masih ditemukannya Penempatan TKI tidak sesuai prosedur.

5. Masih adanya sengketa antara pengusaha dan pekerja;

6. Masih ditemukannya kasus tenaga kerja di bawah umur.;

7. Masih banyak ditemukan perusahaan yang belum membayar upah terendah sesuai UMK;

Isu strategis berkaitan dengan Ketenagakerjaan adalah hal yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Banyumas lima tahun kedepan dikarenakan:

a. Kesempatan kerja sekalipun cukup terbuka, namun bekerja hanya sebagai buruh kasar baik di perusahaan perkebunan maupun pertambangan. Demikian pula di sektor perikanan laut, buruh angkut dan petani.

b. Semakin meningkatnya arus in migration rentan peluang kerja bagi penduduk sekitar termarjinalkan sehingga meningkatkan jumlah pengangguran.

Adapun, isu strategis berkaitan dengan Kualitas Tenaga Kerja adalah hal yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Banyumas lima tahun kedepan dikarenakan:

a. Masih tinggi angka keluaran SLTP dan SLTA menjadi angkatan kerja untuk siap menjadi tenaga kerja.

b. Masih rendahnya sumberdaya manusia dan keterampilan lulusan untuk masuk dunia kerja karena tidak sesuai dengan kebutuhan sehingga tercover pada pekerjaan buruh kasar seperti Tenaga kerja lulusan SD dan SLTP , atau masuk dalam sektor tersier.

Bidang Koperasi dan UKM :

Isu-isu strategis Bidang Ketenagakerjaan adalah:

1. Masih rendahnya persentase koperasi yang aktif dan sehat;

2. Masih rendahnya jumlah UMKM yang memiliki ijin usaha;

3. Masih rendahnya akses permodalan oleh UMKM.

Faktor Kekuatan:

 Kondisi keamanan daerah yang sangat kondusif untuk pelaksanaan pembangunan

 Tingkat partisipasi keswadayaan masyarakat dalam pembangunan yang semakin tinggi

 Terciptanya iklim kondusif baik dari sisi keamanan, sosial dan politik, tenaga kerja, penerapan perayanan satu pintu (one stop service) dalam perijinan investasi serta

(25)

B A B 3 . R e n s t r a D i n n a k e r k o p U K M 24

kebijakan peraturan daerah yang pro investasi

 Posisi geografis yang terletak dipersimpangan wilayah regional di Jawa Tengah bagian barat selatan

 Tersedianya lembaga keuangan perbankan yang melayani dan mendukung kegiatan usaha

 Melimpahnya tenaga kerja

 Memiliki pusat-pusat pelayanan perekonomian yang berskala regional

 Masyarakat Banyumas sebagai pasar potensial

 Keleluasaan masyarakat dalam memilih produk yang disukai

 Dedikasi pegawai yang tinggi

 Jumlah dan kemampuan pegawai yang memadai

 Lahan yang luas

 Sumberdaya alam yang melimpah

 Letak geografis yang strategis

 Jumlah penduduk yang tinggi

Faktor Kelemahan

 Angka pengangguran dan kemiskinan yang tinggi

 Adanya kecenderungan bagi masyarakat menengah keatas yang kurang cinta terhadap produk dalam negeri

 Pengetahuan konsumen akan produk barang yang masih rendah

 Banyaknya produk yang beredar tidak memenuhi ketentuan aturan perundang- undangan

 Belum berkembangnya produk-produk yang berkualitas baik untuk pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri/ ekspor

 Belum tersedianya akses pasar di bidang informasi/ database

 Belum optimalnya perlindungan konsumen

 Kurang tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung

 Potensi sumberdaya alam yang belum tergarap secara maksimal

Kondisi yang Diharapkan sebagai berikut : 1. Menguatnya kelembagaan ekonomi rakyat

2. Meningkatnya jaringan kerjasama antara PKMK dengan pengusaha besar 3. Terbentuknya jaringan pemasaran barang/jasa

4. Meningkatnya jumlah wirausaha baru

5. Berkembangnya produk-produk bernilai tambah tinggi dan berorientasi dalam negeri serta ekspor

(26)

B A B 3 . R e n s t r a D i n n a k e r k o p U K M 25

6. Meningkatnya sarana dan prasarana produksi dan distribusi

7. Terbentuknya jaringan perindustrian dan perdagangan yang terjamin kesinambungannya.

8. Tersedianya perangkat peraturan perundang-undangan yang mendukung pengembangan perdagangan barang dan jasa

9. Tersedianya sarana dan prasarana pendukung kegiatan usaha secara memadai.

10. Terbentuk dan tersedianya jaminan perlindungan konsumen

11. Tersedianya akses pasar dibidang informasi tentang usaha industri dan perdagangan.

12. Meningkatnya peran swasta dalam pengembangan ekspor barang dan jasa

13. Terbentuknya kelembagaan usaha daerah yang mencerminkan prinsip keadilan antara pengusaha kecil, menengah dan besar.

14. Semakin kuatnya institusi pendukung pasar dan jaringan informasi/database pengusaha industri.

15. Meningkatnya minat investasi daerah

16. Teridentifikasinya produk-produk unggulan daerah

17. Meningkatnya kandungan lokal daerah dalam kegiatan industri dan perdagangan.

18. Meningkatnya kualitas barang dan jasa yang dihasilkan oleh pelaku industri 19. Meningkatnya kegiatan ekspor hasil industri.

20. Terbentuknya jaringan pemasaran usaha daerah yang terjamin kesinambungannya

Bidang Ketransmigrasian :

Isu Strategis bidang Ketransmigrasian sebagai berikut : 1. Tinginya animo bertransmigrasi

2. Jumlah Transmigran swakarsa cenderung mengalami penurunan.

3. Lamanya waktu tunggu

Isu strategis berkaitan dengan Ketransmigrasian adalah hal yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Banyumas lima tahun kedepan, dikarenakan:

1. Kondisi minat masyarakat untuk bertransmigrasi cukup besar namun penempatan yang dilakukan masih terbatas

2. Kuota atau target transmigran belum sesuai dengan jumlah pendaftar yang ada dan masih sering berubah-ubah

3. Kondisi lokasi penempatan transmigrasi masih memilih daerah / wilayah dimana ada pemilih calon transmigran

(27)

B A B 3 . R e n s t r a D i n n a k e r k o p U K M 26

4. Kabupaten Banyumas tidak biasa secara langsung memilih dan menjalin kerjasama dengan daerah penerima sebagai akibat dari penetapan lokasi oleh Kemenakertrans sehingga capaian antara transmigrasi swakarsa dan transmigrasi umum berada di luar kendali

5. Penerbitan SPP dari Kemenakertrans RI kurang tepat waktu sehingga menyulitkan dalam menyiapkan calon peserta transmigrasi

(28)

B A B 4 . R e n s t r a D i n n a k e r k o p U K M 27

BAB. IV

VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

4.1 VISI DAN MISI OPD

VISI Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UKM :

“ Mewujudkan kesejahteraan masyarakat menjadi satuan organisasi teknis yang mampu mendukung setiap kebijakan Pemerintah Daerah di bidang Tenaga Kerja, Bidang Koperasi dan UKM serta bidang Transmigrasi yang Maju dan Berdaya Saing “

MISI Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UKM :

1. Optimalisasi pelayanan perluasan dan penempatan tenaga kerja serta transmigrasi.

2. Optimalisasi pembinaan dan pengawasan ketenagakerjaan serta pengembangan hubungan industrial

3. Membina dan memberdayakan lembaga ketrampilan dalam menyiapkan tenaga kerja.

4. Memberdayakan koperasi dan UKM melalui peningkatan kelembagaan, pembinaan, pengembangan, fasilitasi pembiayaan dan kemitraan.

4.2 TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH OPD

TUJUAN :

1. Meningkatkan dan memperluas lapangan kerja guna mengurangi pengangguran dan memperluas wilayah transmigrasi;

2. Mengembangkan kondisi hubungan industrial yang harmonis dan meningkatkan kesejahteraan pekerja di perusahaan;

3. Meningkatkan kualitas tenaga kerja melalui pelatihan pekerja;

4. Membangun sektor industri kecil menengah yang berdaya saing;

5. Memperluas pangsa pasar produk domestik dan perlindungan konsumen;

6. Pengelolaan pasar dan pemberdayaan Pedagang Kaki Lima yang baik;

7. Meningkatnya kualitas kelembagaan koperasi dan UKM;

SASARAN :

1. Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi 2. Pelayanan Perselisihan hubungan industrial

3. Pelayanan Pelatihan Pekerja

4. Meningkatnya pelayanan administrasi kantor dan kinerja aparat pemerintah 5. Terciptanya iklim usaha yang lebih kondusif untuk pengembangan UKM

(29)

B A B 4 . R e n s t r a D i n n a k e r k o p U K M 28

6. Semakin kuatnya daya saing UKM

7. Meningkatnya pelayanan informasi koperasi

8. Peningkatan kesadaran pelaku dunia usaha terhadap upaya perlindungan konsumen serta peningkatan kualitas dan standarisasi barang dan jasa

9. Penguatan institusi pendukung pasar dan pengembangan usaha

10. Meningkatnya pelayanan kepada dunia usaha untuk memasuki sistem ekonomi global

11. Pengelolaan dan penataan pedagang kaki lima yang baik 12. Meningkatnya kualitas kelembagaan Koperasi dan UMKM

13. Meningkatnya kualitas SDM Koperasi dan UMKM sehingga mampu meningkatkan kemampuan untuk bersaing

14. Terciptanya pola kemitraan yang saling menguntungkan antara IKM dengan industri besar.

4.3 STRATEGI DAN KEBIJAKAN

STRATEGI Pembangunan Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UKM mengacu kepada visi dan misi Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan UKM yang telah ditetapkan, maka strategi pembangunan Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan UKM Kabupaten Banyumas, TA 2013 – 2018 ditetapkan sebagai berikut :

a. STRATEGI

 Bidang Tenaga Kerja

1. Perencanaan Tenaga Kerja

Dalam pembangunan bidang ketenagakerjaan, aspek perencanaan dan informasi sangat penting artinya. Untuk itu perlu dilakukan perencanaan tenaga kerja baik pada tingkat nasional maupun tingkat daerah, serta menyediakan informasi ketenagakerjaan secara makro, sektoral dan regional yang lebih akurat dan tepat waktu.

2. Penyusunan dan Pengembangan Sistem Informasi Pasar Kerja.

Sistem informasi tenaga kerja berfungsi sebagai bahan pengambilan keputusan, evaluasi dan menopang tenaga kerja, khususnya perencanaan tenaga kerja.

Langkah – langkah yang direkomendasikan dalam upaya memperkokoh institusi pasar kerja meliputi :

a. Memperkuat mekanisme yang ada agar koordinasi lebih efektif antara dinas terkait maupun antara unit dalam dinas.

b. Mengembangkan SDM pada tingkat kabupaten.

c. Memperkuat sistem informasi pasar kerja yang ada, termasuk upaya

(30)

B A B 4 . R e n s t r a D i n n a k e r k o p U K M 29

peningkatan kapasitas teknik sistem tersebut, serta melengkapi dengan fasilitas agar secara cepat dapat melakukan penilaian terhadap kualitas tenaga kerja yang ada.

d. Memperkokoh dialog sosial antar kerja secara tripartit.

3. Perluasan kesempatan kerja dan padat karya.

Tugas penting yang harus dihadapi oleh masyarakat dan Pemerintah Kabupaten saat ini adalah menciptakan kesempatan kerja.

Strategi yang dilaksanakan adalah :

a. Perluasan kesempatan kerja di sektor – sektor pertanian.

b. Perluasan kesempatan kerja di sektor industri / usaha kecil dan menengah.

c. Pengembangan standarisasi dan sertifikasi kompetensi tenaga kerja.

d. Peningkatan relevansi, kualitas dan efesiensi pelatihan kerja, melalui pembinaan program, fasilitas dan sarana instruktur dan tenaga ahli pelatihan, sistem dan metode pendekatan, kelembagaan.

e. Pengembangan jaring kerjasama pelatihan antar sektor.

f. Perlunya suatu jaringan komunikasi yang on line dengan seluruh Dinas Tenaga Kerja agar informasi dan data bursa tenaga kerja dapat dihasilkan dan dikirim tepat waktu.

g. Perubahan status bursa tenaga kerja mutlak dilakukan agar reformasi bursa tenaga kerja dapat berhasil, karena hal ini akan menarik para profesional dan mereka yang memiliki keahlian teknis untuk bekerja di kantor bursa tenaga kerja.

4. Penempatan Tenaga Kerja Keluar Negeri.

Dalam upaya memperoleh dan memperluas kesempatan kerja di luar negeri bagi Tenaga Kerja Indonesia, sekaligus untuk memperbesar perolehan devisa melalui remitansi, maka program export jasa tenaga kerja ke luar negeri akan terus ditingkatkan dengan memperhatikan situasi dan kondisi wilayah penempatan tenaga kerja. Pemenuhan prosedur penempatan TKI untuk meminimalisir penempatan TKI non prosedural dan adanya perlindungan terhadap CTKI dan TKI sesuai dengan norma yang ada.

5. Implementasi Hubungan Insdustrial dalam Iklim Keterbukaan Beberapa upaya strategis yang diperlukan adalah :

a. Reformasi Serikat Pekerja.

b. Pendidikan Perburuhan.

c. Pemasyarakatan keadaan baru dibidang hubungan industrial dalam era keterbukaan.

6. Perlindungan dan Peningkatan Kehidupan Serta Kesejahteraan Pekerja.

Dalam upaya peningkatan taraf hidup pekerja, agar dapat hidup lebih layak

(31)

B A B 4 . R e n s t r a D i n n a k e r k o p U K M 30

perlu adanya perlindungan dan peningkatan kesejahteraan pekerja.

Strategi yang akan dilaksanakan :

a. Perlindungan tenaga kerja orang muda dan wanita.

b. Jaminan sosial syarat kerja.

c. Perlindungan pengupahan.

d. Perlindungan CTKI dan TKI.

e. Penegakan hukum dan pengawasan ketenagakerjaan.

 Bidang Koperasi dan UKM

1. Pengembangan UKM yang Berdaya Saing.

Pengembangan UKM diharapkan akan mampu menjadi sumber pertumbuhan ekonomi dan penyedia lapangan kerja.

2. Pengembangan pasar dan pengendalian pedagang Kaki Lima.

Pengembangan Pasar dan Pengendalian PKL merupakan suatu cara mengembangkan kelompok pelaku usaha dengan karakteristik berpenghasilan rendah, bergerak di sektor formal dan informal terutama disektor perdagangan di pasar dan pedagang kaki lima.

3. Pengembangan Kelembagaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah.

Pengembangan kelembagaan koperasi dan UKM merupakan salah satu wahana untuk mewujudkan adanya demokrasi ekonomi. Strategi ini bertujuan mewujudkan koperasi dan manajemen UKM yang berkualitas.

4. Pengembangan Dukungan terhadap lnvestor.

Pengembangan Sistem Pendukung terhadap kemudahan investasi merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan produktivitas, daya saing dan kemandirian pembangunan daerah.

 Bidang Transmigrasi.

1. Meningkatkan mutu proses pengerahan transmigrasi melalui :

a. Peningkatan peran serta/ partisipasi masyarakat dalam pembangunan transmigrasi.

b. Peningkatan mutu pelayanan, pendaftaran dan seleksi untuk memperoleh calon transmigrasi yang bermotivasi kuat untuk bertransmigrasi.

c. Untuk dapat lebih mendorong dinamika masyarakat diupayakan adanya komposisi transmigrasi yang tidak miskin.

d. Peningkatan penerangan dan penyuluhan pembangunan transmigrasi.

(32)

B A B 4 . R e n s t r a D i n n a k e r k o p U K M 31

2. Mengintensifkan upaya peningkatan mutu pembinaan transmigran di Kabupaten Banyumas.

a. Pembinaan transmigran untuk dapat menggalang kemampuan agar mampu mandiri.

b. Peningkatan pelayanan pelatihan dan kesehatan.

Di bidang pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia ( aparatur ) diarahkan pada terwujudnya peningkatan kualitas aparatur yang mampu menumbuhkan gerakan pegawai yang efektif dan efisien sebagai pemacu keberhasilan misi transmigrasi

KEBIJAKAN

Pelaksanaan pembangunan di bidang tenaga kerja, bidang koperasi dan UKM di daerah ini disesuaikan dengan sumber daya serta kondisi lingkungan setempat secara terpadu sehingga dari hasil pembangunan itu dapat memperluas kesempatan kerja, meningkatkan kuantitas dan kualitas transmigrasi, Koperasi dan UKM yang mandiri dalam rangka pengembangan kegiatan ekonomi di Kabupaten Banyumas.

Adapun kebijakan pembangunan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Kabupaten Banyumas sebagai berikut :

 Kebijakan Ketenagakerjaan

a. Kebijakan Makro, Sektoral dan Regional yang Mendukung Pembangunan Ketenagakerjaan.

Dalam upaya penciptaan lapangan kerja yang berkelanjutan diperlukan dukungan pertumbuhan ekonomi yang lebih berorentasi pada kepentingan pekerja dan perluasan lapangan kerja dengan didukung penyebaran informasi dan perencanaan tenaga kerja.

b. Penciptaan Lapangan Kerja Langsung yang mewadahi Kepentingan Masyarakat Pekerja.

Dalam era pembangunan saat ini, manusia khususnya sebagai objek tenaga kerja produktif yang semula dipandang objek pembangunan berkiprah lebih luas menjadi pelaksana, pemanfaat dan penentu pembangunan.

Pandangan baru yang melihat tenaga kerja sebagai sumber daya manusia yang memiliki integritas dan kemampuan merubah hubungan industrial antara pemilik modal (pengusaha) dengan pekerja kearah kemitraan.

Dengan demikian, maka perkembangan suatu kegiatan ekonomi menjadi tanggungjawab bersama antara pemilik modal dan pekerja.

c. Pembangunan sektoral yang membuka kesempatan kerja.

Krisis ekonomi memberikan dampak negatif bagi perluasan kesempatan kerja pada sektor non pertanian namun keadaan ini tidak berlaku pada sektor

(33)

B A B 4 . R e n s t r a D i n n a k e r k o p U K M 32

pertanian, dimana terdapat kecenderungan yang semula tenaga kerja di sektor pertanian menurun jumlahnya, mengalami arus balik ketika krisis ekonomi berlangsung.

d. Mempersiapkan Tenaga Kerja yang Berkualitas.

Dalam era persaingan yang semakin ketat, upaya untuk meningkatkan kualitas dan produktifitas tenaga kerja sangat dibutuhkan. Kebijaksanaan tersebut diupayakan melalui peningkatan efesiensi dan produktifitas disetiap sektor ekonomi melalui penciptaan iklim usaha yang dinamis yang didukung nasional maupun internasional.

e. Pemberian Perlindungan dan Kesejahteraan Pekerja.

Kebijakan perlindungan bagi pekerja perlu diberikan selaras dengan arah pembangunan sistem hubungan industrial yang dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat khususnya masyarakat industri yang langsung terlibat dalam proses produksi, perluasan jangkauan dan kemampuan berunding agar menghasilkan syarat – syarat pekerja yang berkualitas.

 Kebijakan Koperasi dan UKM

a) Mengembangkan UKM yang diarahkan untuk memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah, penciptaan lapangan kerja dan daya saing. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang cukup besar dalam pembangunan ekonomi nasional, hal ini terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) lndonesia yang terus meningkat setiap tahunnya.

Pengembangan UKM kedepan, perlu menggabungkan keunggulan lokal (lingkungan internal) dan peluang pasar global, yang disinergikan dengan era otonomi daerah dan pasar bebas. perlu berpikir dalam skala global dan bertindak lokal (think globaly and act localy) dalam mengambil kebijakan yang terkait dengan pengembangan UKM.

b) Mengembangkan jiwa kewirausahaan, pengetahuan dan keterampilan pengusaha kecil dan menengah

c) Meningkatkan kualitas SDM koperasi dan UKM d) Memperkuat kelembagaan koperasi dan UKM

 Kebijakan Ketransmigrasian

Menunjang Usaha Peningkatan Produksi Pangan, serta Industri Kecil.

Guna peningkatan usaha pertanian diupayakan sebelum keberangkatan transmigran dengan bantuan pemberian benih tanaman perkebunan dan peralatan usaha rumah tangga

(34)

B A B 5 . R e n s t r a D i n n a k e r k o p U K M 33 BAB. V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

5.1 Rencana Program Tahun 2013 - 2018

Penyusunan program pembangunan bidang Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah serta Transmigrasi akan terus berlanjut dan di prioritaskan sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banyumas, dengan 10 (sepuluh) Program untuk Bidang Tenaga Kerja, Bidang Koperasi dan UKM, serta Bidang Transmigrasi, yaitu:

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran;

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur;

3. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan;

4. Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja;

5. Program Peningkatan Kesempatan Kerja;

6. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan;

7. Program Pengembangan wilayah Transmigrasi;

8. Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif;

9. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi.

10. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah

5.2 Rencana Kegiatan tahun 2013 – 2018

Rencana kegiatan pembangunan di bidang Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah serta Transmigrasi di Kabupaten Banyumas untuk kurun waktu tahun 2013 – 2018 secara rinci masing-masing program sebagaimana tersebut diatas, dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

 Ketatausahaan

 Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor

 Penyediaan bahan logistik kantor

 Penyediaan Tenaga administrasi, keamanan, pengemudi, dan kebersihan

 Rapat-rapat koordinasi dan Konsultasi

 Pengendalian dan Penatausahaan Daerah

 Operasional UPT BLK

Referensi

Dokumen terkait

Dasar hukum pengajuan permohonan pernyataan pailit adalah Undang-Undang No.37 tahun 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajihban pembayaran utang ketentuan pasal

Berdasarkan dari kedua defenisi diatas , kita dapat mengetahui bahwa yang dimaksud dengan promosi adalah kegiatan penjualan dan pemasaran dalam rangka menginformasikan dan

Sedangkan beberapa fakta analisis hasil UKK Matematika siswa kelas VIII D, terkait tabel 4 di atas adalah sebagai berikut: (1) untuk tingkat kesukaran dengan kategori mudah,

Rapat Dengar Pendapat dengan Asisten Perekonomian & Pembangunan Setdaprovsu, Dinas Sosial Provsu, Disperindag, Dinas Koperasi dan UKM, Disnakertrans, Bappeda,

Manfaat praktis penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut. Bagi siswa, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut. 1) Membantu siswa untuk meningkatkan hasil

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui formula yang optimal pada pembuatan minuman serbuk buah delima merah menggunakan aplikasi Deign Expert metode Simplex

Penilaian diberikan dengan bertanya kepada mahasiswa dengan metode acak berkaitan dengan materi perkuliahan yang telah disampaikan untuk mengetahui sejauh mana

3) Untuk mengetahui variabel yang berpengaruh dominan dari alat pemasaran hijau (eco-label, eco-brand dan environmental advertisement) terhadap perilaku pembelian