• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI TEORITIK, PENGAJUAN LANDASAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Deskripsi Teoritis

2) Strategi Menulis Matematik

a. Pengertian Strategi Pembelajaran

Strategi dapat diartikan sebagai siasat, kiat,trik atau cara. Sedang secara umum strategi ialah garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah di tentukan. Adapun strategi belajar mengajar bisa diartikan sebagaipola umum kegiatan guru-murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang digariskan. Atau dengan kata lain, strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang akan dikuasainya di akhir kegiatan belajarnya12.

Kemp mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.13 Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan. 14 Maka dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah siasat yang digunakan oleh guru dan siswa dengan langkah-langkah yang dibuat sedemikian sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

b. Menulis Matematik

Menurut Lado dalam ahmadi menulis adalah meletakkan atau mengatur simbol-simbol grafis yang menyatakan pemahaman suatu bahasa, sedemikian

12

Iif Khoiru Ahmadi, dkk, Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, Jakarta : Prestasi Pustaka, 2011, h.9

13

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta : Prenada, 2010) Cet ke-7 hal.126

hingga orang lain dapat membaca simbol-simbol grafis sebagai bagian penyajian satuan-satuan ekspresi bahasa. Menulis melibatkan keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan gagasan melaui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami secara tepat seperti yang dimaksudkan oleh penulis. Menulis merupakan kegiatan mengekspresikan gagasan, pendapat, angan-angan, perasaan dan sikap melalui tanda grafis. Beberapa hal berkaitan dengan menulis menurut Santosa adalah (a) penuangan informasi ; (b) penuangan bahasa tulis ; (c) penggunaan bahasa tulis ; (d) memperhatikan pembaca ; (e) memberikan pemahaman terhadap pembaca.

Kegiatan dalam menulis meliputi langkah berikut : 1. Kegiatan pramenulis

2. Kegiatan penyusunan buram 3. Kegiatan merevisi dan menyunting 4. Kegiatan publikasi

5. Kegiatan refleksi

Kegiatan pra menulis meliputi segala sesuatu yang terjadi sebelum proses penulisan. Proses tersebut diantaranya adalah menggali, mengingat, memunculkan, dan menghubung-hubungkan atau mengkaitkan antar konsep atau gagasan. Dalam konteks pembelajaran, untuk mengembangkan skemata dan pengalaman siswa dapat dilakukan dengan cara membaca, mengobservasi, menyimak, berdiskusi, ramu pendapat, dan sebagainya. Dalam kerja kelompok kegiatan premenulis dapat dilakukan dengan brainstroming atau berdiskusi tentang hal-hal yang akan ditulis.

Kemudian kegiatan penyusunan buram yang merupakan usaha mengkreasi atau mengkonstruksi tulisan secara utuh. Seperti menyisakan ruang untuk kata-kata yang belum ditulis, menggunakan catatan untuk tetap fokus.

Setelah itu kegiatan merevisi dan menyunting kegiatan untuk berpikir, melihat, dan mengkontruksi kembali tulisan yang sudah disusun. Revisi merupakan aktivitas yang berlangsung terus-menerus, baik pada saat pramenulis maupun pada saat penyusunan tulisan. Penulis harus

memperhatikan dengan baik apakah ide-ide sudah diungkapkan secara jelas, runtut dan lengkap, menghapus yang tidak diperlukan. Serta menyusun tulisan agar mudah dipahami.

Dari kegiatan merevisi dan menyunting, dilanjutkan dengan kegiatan publikasi yang merupakan perayaan bagi siswa untuk menampilkan hasil tulisannya. Publikasinya dapat berupa menggandakan hasilnya untuk teman kelasnya, menampilkan dipapan kelas (majalah dinding) ataupun dapat mempresentasikan secara verbal.

Yang terakhir adalah kegiatan Refleksi. Bagian ini adalah kunci dari kesuksesan dari menulis. Karena pada bagian ini, penulis melihat kembali ke belakang bagaimana penulisannya, apakah sudah tepat, bagaimana hasil tuslisannya. Bertanya pada diri sendiri untuk memperbaiki tulisan tersebut.

Menulis merupakan bagian dari representasi mental. Representasi merupakan bentuk baru sebagai hasil translasi suatu diagram/model fisik ke dalam simbol atau kata-kata dalam NCTM tahun 1989. Aktivitas menuangkan ide-ide secara tertulis yang berkaitan dengan matematika merupakan bagian menulis matematik. Gipayana menyatakan bahwa menulis sebagai aspek kemampuan berbahasa pada hakekatnya merupakan refleksi pikiran. Karena itu aktivitas menulis matematis merupakan representasi dari gambaran mental seseorang yang divisualisasikan dalam bentuk simbol-simbol matematis. Dalam menulis matematik, siswa dapat mengkomunikasikan kepada pembaca mengapa dan bagaimana mencapai suatu penyelesaian.

Dalam penelitian ini, tujuan menulis matematis yang dimaksudkan adalah agar siswa dapat menyelesaikan persoalan matematika dan dapat memaparkan ide matematika yang mereka miliki.

Aturan dasar dalam menulis matematik menurut Kneth adalah (a) memisahkan simbol-simbol yang berbeda dari kata, (b) tidak memulai kalimat dengan simbol, (c) tidak menggunakan simbol-simbol

dan lain-lain diawal teks kalimat, kecuali digunakan pada logika, dan (d) menulis kalimat atau teorema secara lengkap.

Maka dapat disimpulkan bahwa menulis matematik adalah kegiatan memaparkan ide matematik dan proses berpikir dalam menyelesaikan suatu masalah dalam matematika dengan mengikuti prinsip-prinsip penulisan dalam matematika.

c. Strategi Menulis Matematik

Dari beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli, strategi menulis matematik dapat dikatakan sebagai perencanaan proses pembelajaran matematika dengan menerapkan aktivitas menulis guna menuangkan ide-ide matematik siswa guna mencapai tujuan dalam pembelajaran.

Lindemann mengungkapkan alasan menulis sebagai strategi dalam pembelajaran yaitu15: “Writing is at the heart of educational experience. The complex process of writing compels us to analyze, to organize, and to articulate, to think logically and clearly and to come to a better understanding of our subject through an attempt to explain or present it. Not only does practice in writing improve the precision of our manner of expression, but the process of writing can lead to an increased precision

in our ideas and concepts.”

Proses pembelajaran tidak hanya sekedar merekam, mengkopi apa yang gurunya tuliskan dipapan tulis, atau apa yang gurunya sampaikan namun guru harus menyediakan waktu kepada siswa untuk memikirkan apa yang mereka akan tuliskan. Siswa bahkan bisa belajar lebih jika guru memberikan waktu lebih untuk siswa memikirkan mengenai contoh pada bahan ajar dibandingkan sekedar mencatat apa yang guru mereka jelaskan langkah-langkahnya.16

Menurut Sipka dalam Ali Mahmudi menyatakan bahwa, terdapat beberapa bentuk tugas menulis yang dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika. Secara umum, menulis dapat dikategorikan sebagai manulis informal dan menulis formal. Menulis informal misalnya: in class writing (focus writing, free writing); math autobiographies ; journal dan letters. Sedangkan yang termasuk kategori menulis informal lebih memfokuskan

15

Roy killen. Effective Teaching Strategies: Lesson from Research and Practice,4th ed, (Victoria: Cengage, 2007), h.288

16

padakebenaran ide tulisan. Sementara pada menulis formal, selain kebenran ide, kualitas tulisan juga diperhatikan.

Salah satu pendekatan yang yang dibangun untuk menguatkan bagian ini kedalam pembelajaran dan siswa tuliskan dalam pembelajaran mereka sebagai berikut17 :

 Pada awal pembelajaran, siswa dapat diminta untuk menuliskan hal-hal yang telah dan belum dipahami terkait dengan materi prasyarat.

 Menuju akhir pembelajaran, guru dapat mengetahui tingkat pemahaman yang telah dicapai oleh siswa.

Cerbin dan Beck menyarankan aktivitas menulis seperti mengkaitkan berpikir siswa mengenai materi yang substansi dan ditunjang cara yang tidak dapat dicapai dalam sesi tanya-jawab dalam kelas.

Menurut Marilyn Burns18 Ada empat kategori dalam penugasan menulis yaitu, jurnal atau log, menjelaskan ide matematika, menulis proses berpikir dan menyelesaikan masalah matematika. Setiap kategori fokus pada aspek yang berbeda dalam pembelajaran siswa dan menyediakan cara guru yang berbeda dalam menilai apa yang siswa lakukan dan pelajari. Berikut adalah penjabaran dari masing-masing kategori :

1) Menulis jurnal atau Log adalah cara siswa menuliskan kesan mereka mengenai apa yang telah dilakukan dan dipelajari dalam kelas matematika. Misalnya dalam kelas Marilyn Burns terkadang ketika siswanya mulai menulis, ia memberikan prompt kepada mereka sebagai saran : Hari ini saya belajar___ Yang saya pelajari adalah_____ Saya tidak yakin akan____ saya sangat tertarik pada___ . Namun pengertian jurnal atau log itu sendiri adalah kumpulan tulisan yang menyimpan urutan kejadian (Broadly). Menurut Holly dan Smyth mendefinisikan jurnal sebagai pemahaman dan sistematis dalam usaha menulis mengenai ide dan

17

Ali Mahmudi, Menulis sebagai Strategi Belajar Matematika, makalah yang disampaikan pada seminar nasional matematika dan pendidikan matematika FMIPA UNY Yogyakarta. hlm. 2

18

Marilyn Burn, Writing in Math Class, (Sausalito: math solution publication, 1995), hlm. 49

pengalaman yang baru saja terjadi, atau waktu yang lalu, dapat juga sebagai perbaikan dan menyelidiki pesan baik secara tersirat maupun tersurat.19

Menulis jurnal dalam matematika adalah salah satu alat yang dapat berpengaruh positif terhadap subjek, pengembangan keahlian dan konsep dasar. Lebih lanjut lagi, jurnal dapat membuat guru dapat melihat penalaran siswa, lebih dari sekedar hasil akhir. Jadi dalam hal ini ada dua pandangan, menulis jurnal dalam matematika menawarkan kepada siswa tidak hanya kesempatan berkembang tetapi juga kesempatan untuk menyerap lebih baik.20

Jurnal akademik terdapat tiga macam jurnal yang berbeda berdasarkan isi, yaitu response jurnal, double-entry jurnal dan learning log 21. Dengan Response jurnal, siswa menuliskan komentar dan pertanyaan mengenai apa yang mereka baca (atau masalah yang mereka selesaikan sendiri) sebelum membawanya ke dalam diskusi kelompok kecil22. Double entry jurnal terdapat dua kolom, dimana guru memberikan masalah pada kolom kiri dan kolom kanan disediakan untuk siswa menuliskan penyelesaian masalah, dengan menampilkan coretan dan perhitungan23. Sedangkan learning log berfokus pada isi, pemahaman materi dan lebih sedikit ungkapan perasaan24. Berdasarkan model penyajiannya, jurnal terbagi menjadi tiga macam, yaitu25 class journal, group journal dan personal journal.

2) Menuliskan ide matematik adalah menugaskan kepada siswa untuk menuliskan mengenai konsep khusus matematika. Dalam penugasan ini, siswa menuliskan apa yang ada dalam pemikiran mereka mengenai matematika dan memberikan informasi yang membangkitkan rasa ingin

19

Richard T.Vacca,dkk. Content Area Reading: Literacy and Learning Across the Curriculum, (

Boston: Pearson, 2011),hlm. 294

20Think literacy: Cross-Curricular Approaches,grades 7-12

. (Ontario, 2004) , hlm. 90 21

Richard T.Vacca,dkk. loc. cit

22

Teresa Balard,dkk. Writing Across the Curriculum, hlm. 24 23

Richard, op. cit., h. 302. 24

Vicki Urquhart. Using Writing in Mathematics to Deepen Student Learning, hlm.11 25Think literacy

tahu,membuat terkejut agar memberikan penilaian atas pemahaman mereka.

Siswa diminta menuliskan “Apa yang dimaksud dengan pengurangan?” atau : Tuliskan semua yang kamu tahu mengenai sudut”. Beliau awalnya tanya jawab singkat agar siswanya dapat menunjukkan ide mereka secara verbal. Membicarakan ide mereka membuatnya menjadi lebih mudah untuk memulai pemikiran mereka dalam tulisan.

3) Proses berpikir tertuang dalam semua bagian dalam proses menulis. Pada proses berpikir terdapat pemahaman siswa akan suatu konsep matematis. Siswa menuliskan tahap demi tahap penyelesaian suatu masalah sesuai dengan pemahaman mereka disertai kalimat-kalimat penjelas.

4) Menyelesaikan masalah matematika menurut standar NCTM menyatakan bahwa26 “Problem solving adalah proses dimana pengalaman siswa adalah power dan fungsional dari matematika dunia disekitar mereka”. Ketika menyelesaikan masalah matematika, siswa seharusnya diwajibkan tidak hanya menampilkan jawaban mereka, namun juga menjelaskan alasan dan penalaran mereka.

Ketika siswa menyelesaikan masalah atau soal dalam kelas, Marilyn Burns mendorong siswa untuk membawa tugas mereka kepada beliau jika sudah selesai, kemudian Beliau sering membaca dan mendiskusikan tugas tersebut dengan mereka. Beliau menanyakan bagaimana pemikiran mereka, menantang alasan yang lemah, dan mendorong mereka agar lebih cermat atau lebih mendetil.

Maka dari itu dalam strategi menulis matematik, guru diharuskan memberikan feedback terhadap tulisan siswa agar siswa dapat mengetahui kesalahannya dan dapat segera memperbaikinya.

d. Kelebihan Strategi Menulis Matematik

Pentingnya menulis matematika menurut Professor Maurer adalah “Writing is an essensial from of communication, especially for subtle material like mathematics. Some people think writing and mathematics are disjoint activities, but far from it. In mathematics you use all the

26

tools of ordinary language plus the additional conventions of mathematical symbolism-solution consist of both word and symbols. So writing plays an important role in my course”.27

Menurut Joan Countryman, seseorang yang mengeksplorasi hubungan antara matematika dan menulis, menawarkan empat kelebihan menulis matematis yaitu28 :

1) Siswa dapat menulis untuk menyimpan apa saja yang mereka telah lakukan dan pelajari.

2) Siswa dapat menulis agar dapat menyelesaikan masalah matematika. 3) Siswa dapat menulis untuk memaparkan ide matematika.

4) Siswa dapat menulis untuk menggambarkan proses pembelajaran.

Menurut David Pugalee, seseorang yang meneliti hubungan antara bahasa dan pembelajaran matematika, menyatakan bahwa menulis dapat mendukung penalaran matematika dan menyelesaikan masalah (problem solving) serta membantu siswa memahami konsep dengan komunikasi yang efektif. Beliau menyarankan agar guru membaca tulisan siswa untuk membuktikan kesimpulan logis, pembenaran atas jawaban dan proses serta menggunakan fakta untuk menjelaskan pemikiran siswa29.

Menulis mengharuskan siswa untuk merumuskan dan menjelaskan ide mereka, dan oleh karena itu, menulis dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan matematika siswa30.

Siswa memahami dan mempertahankan materi kursus yang jauh lebih baik ketika mereka menulis deras tentang hal itu. Menulis mendorong siswa untuk mengambil pendekatan yang mendalam untuk pembelajaran yang sengaja mencari makna, mencoba untuk menghubungan konsep-konsep baru dengan pengetahuan yang ada, mengidentifikasi tema dan kritis mengevaluasi

27

Delano P.Wegener,Phlm.D, Writing Mathematics Correctly, hlm. 2 28

Vicqi Urquhart, Using Writing in Mathematics to Deepen Student Learning,(Denver: Mcrel, 2009), h.6

29Ibid. , h.2

30

Marilyn Burns, Writing in Math Class, (Sausalito: math solution publication, 1995), hlm. 69

informasi baru. Ini dapat menjadi cara yang sangat berguna untuk siswa belajar fokus pada kesulitan-kesulitan yang gigih dan kesalahpahaman31.

e. Tahapan Strategi Menulis Matematik

Berdasarkan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat disimpulkan tahapan dalam strategi menulis matematika, yaitu sebagai berikut :

Diagram 2.1

Prompt dan masalah diberikan oleh guru kepada siswa dalam bentuk jurnal entry. Di dalam jurnal entry terdapat materi pembelajaran yang disajikan dengan prompt (acuan-acuan pertanyaan) guna memancing ide yang dimiliki siswa agar siswa dapat mengkonstruksi pemahaman mereka. Kemudian masalah/problem dalam bentuk jurnal entry yang didalamnya terdapat tahapan menulis matematik yaitu pengemukaan ide matematika, menjelaskan proses berpikir siswa menuju penyelesaian akhir.

Tahapan strategi menulis matematik meliputi :

1. Pemberian prompt (acuan-acuan pertanyaan) yang berupa lisan dan tulisan. Prompt yang diberikan secara lisan berupa guru memberikan penjelasan kepada siswa guna memunculkan ide matematikanya.

31

Roy Killen, Effective Teaching Strategies, ( Australia :cengage learning, 2007), Cet. 4, hlm.289 PROMPT MASALAH IDE MATEMATIKA PROSES BERPIKIR PENYELESAIAN MASALAH LISAN TULISAN

Sedangkan prompt yang diberikan secara tulisan yaitu siswa diberikan jurnal entry yang isinya berupa acuan pertanyaan yang menjelaskan materi yang akan dipelajari hari itu.

2. Isi dari prompt yang berupa lisan ataupun tulisan ini mengacu pada

masalah matematika. Setelah prompt diberikan kemudian siswa

diberikan masalah matematika. Masalah matematika ini berupa pertanyaan yang akan dikerjakan siswa dengan menggunakan tahapan ide matematika, proses berpikir, dan penyelesaian masalah.

3. Pada ide matematika, siswa ditugaskan untuk menuliskan konsep matematika dari masalah atau pertanyaan yang diberikan. Dalam penugasan ini, siswa menuliskan apa yang ada dalam pemikiran mereka mengenai masalah tersebut dan memberikan informasi yang ada pada masalah atau pertanyaan yang diberikan.

4. Pada tahap proses berpikir, siswa ditugaskan menuliskantahap demi tahap penyelesaian dari masalah atau pertanyaan tersebut sesuai dengan pemahaman mereka sendiri disertai dengan kalimat-kalimat penjelas. Dalam tahap proses berpikir ini tertuang semua bagian dari proses menulis. Pada tahap ini pula terdapat pemahaman siswa akan suatu konsep matematis.

5. Pada tahap penyelesaian masalah adalah proses ketika siswa

menuliskan jawaban dari akhir pemikiran mereka. Pada tahap ini siswa tidak hanya diminta menampilkan jawaban mereka tetapi juga menjelaskan alasan dan penalaran mereka.

Dari tahapan strategi menulis matematik diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian strategi menulis matematik adalah cara yang digunakan oleh seorang pengajar dengan menyampaikan materi pelajaran menggunakan prompt (acuan-acuan pertanyaan) berupa lisan ataupun tulisan yang mengacu kepada suatu masalah matematika guna memunculkan ide matematika siswa kemudian menjelaskan proses berpikir dari masalah tersebut hingga pada proses penyelesaian masalah matematika tersebut.

Dokumen terkait