• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

A. STRATEGI NASIONAL DAN KEMENTERIAN YANG DIAMANATKAN DAN

MENJADI TANGGUNG JAWAB SEKRETARIAT KEMENTERIAN

KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN 1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020-2024 merupakan dokumen perencanaan strategis nasional yang berisikan visi, misi dan program presiden terpilih. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020-2024 yang merupakan tahapan terakhir Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, memiliki sasaran untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan pembangunan struktur perekonomian yang kokoh dan berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah, didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing. RPJMN 2020-2024 yang merupakan titik tolak untuk mencapai Visi Indonesia 2045 yaitu Indonesia Maju, menitikberatkan penguatan proses transformasi ekonomi dalam rangka mencapai tujuan pembangunan tahun 2045 pada pencapaian infrastruktur, pengembangan kualitas sumber daya manusia, penyelenggaraan layanan publik, serta peningkatan kesejahteraan rakyat yang lebih baik, maka tema pembangunan

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 36 -

nasional yang juga merupakan Visi Presiden dan Wakil Presiden telah ditetapkan dalam RPJMN 2020-2024 adalah:

“Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong “

Gambar 1.3 Misi dan Arahan Presiden

Sumber: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2020-2024

Arahan Presiden yang berkaitan langsung dengan peran, tugas, dan fungsi Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian adalah (1) Pembangunan Sumber Daya Manusia dan (2) Penyederhanaan Birokrasi. RPJPN 2005 – 2025, Visi Indonesia 2045, dan Visi Misi Presiden menjadi landasan utama penyusunan RPJMN 2020–2024, yang selanjutnya diterjemahkan ke dalam 7 (tujuh) Agenda Pembangunan. Selanjutnya agenda-agenda pembangunan tersebut diwujudkan melalui Program Prioritas, Kegiatan Prioritas, dan Proyek Prioritas serta Proyek Strategis Prioritas yang juga disebut dengan Major Project.

Gambar 1.4

7 Agenda Pembangunan RPJMN 2020-2024

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 37 -

Dari ke-7 (tujuh) Agenda Pembangunan dan Arah Kebijakan Pembangunan Nasional, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendukung seluruh Agenda Pembangunan tersebut. Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian berkontribusi pada 2 (dua) Agenda Pembangunan dan Arah Kebijakan Nasional berikut:

a) Agenda Pembangunan ke-1, “Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan Berkualitas dan Berkeadilan”, dengan Arah Kebijakan dan Strategi berikut:

1) Mewujudkan Pemulihan Ekonomi Nasional dan

Transformasi Ekonomi yang Berkualitas dan Berkeadilan, melalui Perumusan Rekomendasi Kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional yang Tepat dan Responsif.

2) Mewujudkan Pemerataan Ekonomi Nasional melalui Koordinasi Penyusunan Rekomendasi Kebijakan Pemerataan Ekonomi dan Monitoring Pelaksanaan Kebijakan Pemerataan Ekonomi.

3) Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan dengan memperluas kesempatan berusaha melalui Penyusunan Rekomendasi Kebijakan Cipta Kerja yang Berkualitas.

4) Mendorong Efektivitas Pelaksanaan Kebijakan di Bidang Perekonomian melalui Penyusunan Rekomendasi Rekomendasi Percepatan dan Efektivitas Pelaksanaan Kebijakan Ekonomi.

b) Agenda Pembangunan ke-4, “Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan”, dengan arah kebijakan dan strategi berikut: Penguatan Penerapan Revolusi Mental dalam Tata Kelola Pemerintahan dan Penguatan dukungan terhadap Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) melalui Gerakan Indonesia Mandiri (GIMa).

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 38 - Peran Sekretariat Kementerian:

a) Perumusan Rekomendasi Kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional

Perekonomian global sedang mengalami guncangan akibat Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan tentu saja hal ini juga berdampak pada perekonomian Indonesia. Realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia terkoreksi cukup dalam sebesar -(5,23) pada Kuartal II Tahun 2020. Pemerintah berupaya untuk menangani pandemi baik dalam penanganan kesehatan dan pemulihan ekonomi yang terdampak dengan membentuk Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN), dalam hal ini peran Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian adalah membantu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional melalui pemberian dukungan terhadap pelaksanaan Sekretariat KPC-PEN.

b) Penyusunan Rekomendasi Kebijakan Pemerataan Ekonomi

Dalam rangka mewujudkan Pemerataan Ekonomi Nasional, Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memiliki peran dalam mengkoordinasikan sektor-sektor yang terkait dalam perumusan Kebijakan Pemerataan Ekonomi yang berkualitas.

c) Penyusunan Rekomendasi Kebijakan Cipta Kerja yang Berkualitas

Sampai dengan saat ini terdapat beberapa kebijakan di bidang perekonomian yang saling tumpang tindih. Hal ini dapat mengganggu iklim usaha di Indonesia. Untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif dan atraktif yang serta terhindar dari ancaman middle income trap Pemerintah melakukan reformasi kebijakan melalui Omnibus Law UU Cipta Kerja. Omnibus Law

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 39 -

menyederhanakan sekaligus sejumlah peraturan perundang-undangan.

Omnibus Law Cipta kerja terdiri dari 11 klaster yaitu: 1)

Simplifikasi perizinan tanah, 2) Persyaratan investasi, 3) Ketenagakerjaan 4) Kemudahan dan perlindungan UMKM, 5) Kemudahan berusaha, 6) Dukungan riset dan invoasi, 7) Administrasi pemerintahan, 8) Pengenaan sanksi, 9) Pengendalian lahan, 10) Kemudahan proyek pemerintah, 11) Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Peranan Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam pelaksanaan Omnibus Law Cipta Kerja adalah melalui dukungan teknis dan operasional kegiatan koordinasi kebijakan cipta kerja, serta koordinasi lintas unit kerja di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian/Lembaga, dan dengan stakeholder terkait.

d) Penyusunan Rekomendasi Percepatan dan Efektivitas Pelaksanaan Kebijakan Ekonomi

Pemerintah terus melakukan serangkaian kebijakan dalam rangka meningkatkan daya saing investasi, daya saing industri dan ekspor, serta daya beli masyarakat yang terangkum dalam Paket Kebijakan Ekonomi I-XVI. Adapun kegiatan yang dikoordinasikan oleh Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam rangka penyusunan rekomendasi percepatan dan efektivitas pelaksanaan kebijakan meliputi koordinasi dan sinkronisasi kebijakan, pemantauan dan evaluasi dan penyelesaian kasus.

e) Revolusi Mental dalam Tata Kelola Pemerintahan

Dalam rangka mendukung implementasi revolusi mental dan pembangunan kebudayaan di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Sekretariat selaku unit yang memiliki peran sebagai unit penggerak selalu mengawal penerapan nilai-nilai Kementerian Koordinator Bidang

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 40 -

Perekonomian yakni PIKIR (Profesional, Integritas, Kerja Sama, Inovatif, dan Responsibility). Penerapan nilai ini di monitoring secara berkala melalui pengisian Survei Penerapan PIKIR yang hasilnya digunakan sebagai dasar dalam penguatan perwujudan nilai-nilai kementerian.

Selain penerapan nilai-nilai kementerian, revolusi mental dalam kelola juga dilakukan melalui penciptaan budaya organisasi yang berbasis kinerja dan kompetensi. Penguatan budaya kerja organisasi dilakukan sejalan dengan penerapan Reformasi Birokrasi khususnya pada area Manajemen Perubahan. Fokus penerapan area ini adalah (a) Peningkatan Komitmen dan dan Implementasi Perubahan (reform), (b) Penguatan Nilai Integritas, (c) Pengembangan dan penguatan peran agen perubahan dan role model, (d) Pengembangan Budaya Kerja dan Cara Kerja yang adaptif. Pelaksanaan reformasi birokrasi dalam area Manajemen Perubahan ini diturunkan ke dalam rencana aksi kelompok kerja manajemen perubahan untuk dapat dilaksanakan dan di monitoring pelaksanaannya secara berkala.

Revolusi mental dapat diterapkan secara optimal apabila diimbangi dengan sistem manajemen SDM yang efektif. Penerapan manajemen SDM di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS. Adapun dua poin penting yang mendukung penerapan revolusi mental ASN adalah penghargaan (reward) dan disiplin (punishment) yang secara umum diketahui sebagai pendekatan utama dalam membentuk perilaku tertentu. Unit kerja yang menangani bagian SDM secara konsisten mengelola penerapan penghargaan (reward) dan disiplin (punishment) di

masing-KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 41 -

masing unit kerja dan melaporkan pelaksanaannya secara berkala.

f) Penguatan Pusat-Pusat Perubahan Gerakan Revolusi Mental Instruksi Presiden (INPRES) Nomor 12 Tahun 2016 Gerakan Nasional Revolusi Mental mengamanatkan pelaksanaan lima fokus program GNRM yakni (1) Gerakan Indonesia Melayani, (2) Gerakan Indonesia Bersih, (3) Gerakan Indonesia Tertib, (4) Gerakan Indonesia Mandiri, dan (5) Gerakan Indonesia Bersatu. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian secara aktif mengkoordinasikan Program Gerakan Indonesia Mandiri dan bertanggung jawab atas terwujudnya perilaku masyarakat Indonesia yang mandiri.

Gerakan Indonesia Mandiri (GIMa) memiliki beberapa program yang dikoordinasikan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian antara lain:

1) peningkatan perilaku yang mendukung tercapainya kemandirian bangsa dalam berbagai sektor kehidupan; 2) peningkatan perilaku yang mendukung tercapainya

pertumbuhan kewirausahaan dan ekonomi kreatif;

3) peningkatan peran koperasi dan UMKM terhadap ekonomi nasional;

4) peningkatan perilaku yang mendukung tercapainya pemerataan ekonomi dan pengembangan potensi daerah tertinggal;

5) peningkatan perilaku yang mendukung penggunaan produk dan sebesar-besarnya komponen dalam negeri;

6) peningkatan kapasitas dan kompetensi tenaga kerja;

7) peningkatan penelitian dan pengembangan di bidang ekonomi, pangan, dan energi;

8) peningkatan sinergi penyediaan sarana dan prasarana yang menunjang kemandirian di bidang ekonomi, pangan, dan energi;

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 42 -

9) peningkatan penggunaan hasil penelitian dan pengembangan teknologi dalam negeri;

10) pemberian kemudahan bagi perseorangan atau perusahaan dalam negeri untuk mendaftarkan dan pemeliharaan Hak Kekayaan Intelektual;

11) peningkatan internalisasi nilai-nilai persaingan usaha yang sehat; dan

12) penyempurnaan peraturan perundang-undangan

(deregulasi).

Dalam rangka mendukung pencapaian program GIMA di atas, Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian berperan sebagai unit yang mengkoordinasikan pelaksanaan GIMa di seluruh unit kerja Kemeterian Koordinator Bidang Perekonomian. Selain itu, Sekretaris Kementerian juga menjadi ketua pelaksana Pekan Kerja Nyata (PKN) yang merupakan salah satu kegiatan rutin dalam rangka diseminasi hasil capaian program GIMa.

2. Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Berdasarkan Visi dan Misi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dirumuskan tujuan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian adalah:

a) Terciptanya Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif, Produktif dan Berkualitas;

b) Terwujudnya Pemerataan Ekonomi yang Berkeadilan dan Pengurangan Kesenjangan;

c) Terwujudnya Pembangunan Ekonomi yang Berkelanjutan;

d) Terwujudnya Peningkatan Daya Saing dan Kemandirian Perekonomian;

e) Terwujudnya Aparatur Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang Profesional, Inovatif, dan Berintegritas.

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 43 -

Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bertugas untuk mewujudkan tujuan Kementerian yakni “Terwujudnya Aparatur Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang Profesional, Inovatif, dan Berintegritas”. Tujuan level Kementerian ini kemudian diturunkan ke dalam tujuan Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (1) Terwujudnya Aparatur Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang profesional, Inovatif dan Integritas, dan (2) Terwujudnya optimalisasi fungsi

decision support dan special mission.

Adapun sasaran strategis yang ingin dicapai Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam rangka mewujudkan tujuan di atas, yaitu:

a) Terciptanya Tata Kelola Kementerian Koordinator yang baik; b) Terwujudnya Pelayanan Prima;

c) Pelaksanaan Harmonisasi Kebijakan di bidang perekonomian yang efektif.

3. Kerangka Regulasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Regulasi dan kelembagaan menjadi salah satu penghambat utama pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Sehingga kerangka regulasi yang disusun secara tepat, sederhana dan fleksibel serta membuka inovasi yang konstruktif diyakini akan membantu memberikan fasilitas, mendorong, dan mengatur perilaku masyarakat serta penyelenggara negara dalam rangka mencapai tujuan bernegara.

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pengambilan, Pengawasan, dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan di Tingkat Kementerian Negara dan Lembaga Pemerintah, memiliki kewenangan untuk memberikan persetujuan atas kebijakan dan/atau regulasi yang bersifat strategis dan mempunyai dampak luas kepada masyarakat, sebelum diusulkan kepada Presiden.

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 44 -

Selain peran tersebut, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian juga mengusulkan rancangan peraturan pada tahun 2020-2024 yang terkait dengan bidang perekonomian sebagai berikut: a) Rancangan Undang-Undang tentang Cipta Kerja

Rancangan Undang-Undang tentang Cipta Kerja konsep

Omnibus Law merupakan rancangan peraturan yang disusun

untuk mengatasi permasalahan dalam ekosistem

ketenagakerjaan di Indonesia dalam menghadapi dunia persaingan yang kompetitif. Melalui konsep Omnibus Law ini, diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan tumpang tindih regulasi, sehingga dapat meningkatkan iklim investasi di Indonesia.

b) Revisi Perpres terkait Penataan Dewan Nasional dan Dewan Kawasan KEK

Revisi Perpres dalam Penataan Dewan Nasional dan Dewan Kawasan KEK upaya untuk memperkuat koordinasi lintas sektor dan juga pemerintah daerah, sehingga melalui Revisi Perpres ini, akan dilakukan revitalisasi kelembagaan yang akan memberikan penegasan antara Dewan Nasional, Dewan Kawasan, dan Administrator, begitu juga dengan peningkatan status kelembagaan Sekretariat Dewan Nasional menjadi Sekretariat Jenderal, yang diharapkan akan memperkuat koordinasi dengan seluruh stakeholder.

Selaku unit yang memiliki tugas dalam koordinasi dan penyusunan peraturan perundang undangan serta pelaksanaan advokasi hukum, Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bertugas untuk mengkoordinasikan dua regulasi di atas mulai dari penyusunan hingga penetapan.

4. Kerangka Kelembagaan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengalami transformasi organisasi dan kelembagaan yang meliputi tugas, fungsi,

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 45 -

dan peran Kementerian yang didasarkan pada RPJMN 2020-2024 serta disesuaikan dengan kebutuhan organisasi. Dalam proses transformasi organisasi serta kelembagaan ini, tidak terlepas dari hasil evaluasi kelembagaan yang dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi.

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian juga melakukan penataan organisasi dengan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2019 tentang Penataan Tugas dan Fungsi Kementerian Negara Kabinet Indonesia Maju Periode 2019-2024 serta Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang Organisasi Kementerian Negara. Penataan dimaksud, telah diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 37 Tahun 2020 tentang Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, yang didalamnya mengatur tentang perubahan nomenklatur, tugas dan fungsi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Peraturan tersebut kemudian menjadi dasar ditetapkannya Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 9 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, sebagai peraturan yang mengatur lebih lanjut tentang perubahan nomenklatur, tugas, dan fungsi unit-unit kerja di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Dalam pengaturan tersebut telah meliputi perubahan pada lingkup kementerian yang dikoordinasikan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, yang secara langsung dan tidak langsung juga mempengaruhi perubahan nomenklatur, tugas, dan fungsi beberapa unit kerja di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Selain itu, dengan mempertimbangkan kebutuhan organisasi, terdapat pemecahan unit kerja Eselon II pada Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, yaitu Biro Hukum, Persidangan, dan Humas menjadi Biro Hukum dan Organisasi dan Biro Komunikasi, Layanan Informasi, dan Persidangan.

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

- 46 -

Selain adanya transformasi pada lingkup organisasi, Kerangka Kelembagaan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian juga meliputi transformasi serta penataan pada beberapa lingkup berikut. a) Ketatalaksanaan;

b) Pengelolaan Sumber Daya Manusia;

c) Penerapan Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik; d) Reformasi Birokrasi; dan

e) Sistem Pengendalian Internal Pemerintah dan Manajemen Risiko. Transformasi Organisasi dan Kelembagaan ini merupakan salah satu upaya dalam penciptaan budaya organisasi yang bersih dan akuntabel, serta dalam rangka mewujudkan tujuan Kementerian